3. Metode AVERAGE (Metode Rata-rata)
3.14 Perhitungan Persedian Menggunakan Metode FIFO, LIFO &
AVERAGE
1. Metode LIFO (Last In First Out)
Dalam metode ini, penetapan harga pokok persediaan dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa persediaan bahan baku yang pertama masuk ke gudang adalah yang pertama kali dipakai produksi atau dijual. Berikut adalah gambaran laporan persediaan barang dagang PT. Hannah Prima Lestari :
Tabel 3.7
Laporan Persediaan Metode FIFO Tahun 2016
Pembelian Beban Pokok Penjualan Persediaan
Tanggal Netto/kg
Lanjutan hal 30
Lanjutan hal 31
Data laporan persediaan diatas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2016 sebesar :
Persediaan Akhir : 312.760 @ 330 = Rp 103.210.800 425.000 @ 325 = Rp 138.125.000
121.000 @ 375 = Rp 45.375.000 Rp 418.310.800
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2016 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp697.500.000
Pembelian Rp887.961.100
Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 1.585.461.100 Persediaan Akhir, 30 Desember (Rp 418.310.800)
Harga pokok persediaan Rp 1.167.150.300
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.7 setelah data diolah diketahui pada jumlah persediaan 1.258.760 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.167.150.300.
Tabel 3.8
Laporan Persediaan Metode FIFO Tahun 2017
Pembelian Penjualan Persediaan
Lanjutan hal 33
487.740 341 166.319.340
31/05/2017 262.000 340 89.080.000 262.000 340 89.080.000
Lanjutan hal 34
320.976 350 112.341.600
669.830 350 234.440.500
Sumber : Data Olahan, 2019
Data laporan persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2017 sebesar : Persedian Akhir : 99.106 @ 350 = Rp 34.687.100
680.708 @ 325 = Rp 238.247.800 425.761 @ 329 =Rp 149.016. 350 181.153 @ 375 = Rp 63.403.55
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2017 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp 390.215.600
Pembelian Rp 1.572.836.038
Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 1.963.051.638 Persediaan Akhir, 30 Deseember (Rp 485.403.550)
Harga pokok persediaan Rp 1.477.648.088
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.8 setelah data diolah diketahui pada jumlah persediaan 1.386.728 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.477.696.838
Tabel 3.9
Laporan Persediaan Metode FIFO Tahun 2018
Pembelian Penjualan Persediaan
Lanjutan hal 36
31/04/18 396.851 350 138.897.850 396.851 350 138.897.850
178.410 350 62.443.500 267.294 350 93.552.900
Lanjutan hal 37
Sumber : Data Olahan, 2019
Data laporan persediaan diatas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2018 sebesar :
Persediaan Akhir : 222.275 @ 350 = Rp 77.796.250 73.500 @ 350 = Rp 25.725.000 196.000 @ 350 =Rp 68.600.000 305.000 @ 350 = Rp 106.750.000 177.000 @ 350 = Rp 61.950.000 54.500 @ 350 = Rp 19.075.000
Rp 428.496. 250
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2018 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp 424.303.200
Pembelian Rp 1.010.717.750
Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 1.435.020.950 Persediaan Akhir, 30 Deseember (Rp 428.496. 250)
Harga pokok persediaan Rp 1.006.524.700
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.9 setelah data diolah diketahui pada jumlah persediaan 1.386.728 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.006.524.700.
2. Metode LIFO (Last In First Out)
Dalam metode ini, penetapan harga pokok persediaan dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa persediaan bahan baku yang terakhir masuk ke gudang adalah yang pertama kali dipakai produksi atau dijual.
Berikut adalah gambaran laporan persediaan barang dagang PT.
Hannah Prima Lestari :
Tabel 3.10
Laporan Persediaan Metode LIFO Tahun 2016
Pembelian Penjualan Persediaan
Tanggal
Lanjutan hal 40
Pembelian Penjualan Persediaan
Tanggal Netto
Sumber : Data Oalahan, 2019
Data laporan persediaan diatas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2016 sebesar :
Persediaan Akhir : 44.000 @ 310 = Rp 390.215.000
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2016 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp 697.500.000
Pembelian Rp 887.961.100
Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 1.585.461.100 Persediaan Akhir, 30 Desember (Rp 390.215.600)
Harga pokok persediaan Rp 1.195.245.500
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.10 setelah data diolah diketahui pada jumlah persediaan 1.258.760 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.195.245.500.
Tabel 3.11
Laporan Persediaan Metode LIFO Tahun 2017
Pembelian Penjualan Persediaan
Lanjutan hal 42
Lanjutan hal 43
Pembelian Penjualan Persediaan
Tanggal
Sumber : Data Olahan, 2019
Data laporan persediaan diatas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2017 sebesar :
Persediaan Akhir : 1.258.760 @ 310 = Rp 390.215.600 2.440 @ 345 = Rp 841.800 10.674 @ 345 = Rp 3.682.530 78.162 @ 350 = Rp 27.356.700 8.880 @ 350 = Rp 3.108.000 27.812 @ 350 = Rp 9.734.200
Rp 434.938.830
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2017 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp 390.215.600
Pembelian Rp 1.572.836.038
Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 1.963.051.638 Persediaan Akhir, 30 Deseember (Rp 434.938.830)
Harga pokok persediaan Rp 1.528.112.808
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.11 setelah data diolah diketahui pada jumlah persediaan 1.386.728 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.528.112.808
Tabel 3.12
Laporan Persediaan Metode LIFO Tahun 2018
Pembelian Penjualan Persediaan
Lanjutan hal 46
Pembelian Penjualan Persediaan
Tanggal Netto/
Data laporan persediaan diatas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2018 sebesar :
Persediaan Akhir : 1.224.275 @ 350 = Rp 428.496.250
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2018 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp 424.303.200
Pembelian Rp 1.010.717.750
Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 1.435.020.950 Persediaan Akhir, 30 Deseember (Rp 428.496.250)
Harga pokok persediaan Rp 1.050.845.700
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.12 setelah data diolah diketahui pada jumlah persediaan 1.386.728 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.050.845.700.
3. Metode AVERAGE (Metode rata-rata)
Dalam metode ini, penetapan harga pokok persediaan dilakukan dengan menggunakan asumsi bahwa persediaan bahan baku dihitung dengan cara membagi total harga pokok yang dibeli dengan jumlah satuannya. Setiap terjadi pembelian persediaan harus dihitung kembali harga pokok tersebut.
Berikut adalah gambaran laporan persediaan barang dagang PT.
Hannah Prima Lestari :
Tabel 3.13
Laporan Persediaan Metode AVERAGE Tahun 2016
Pembelian Penjualan Persediaan
Tanggal Netto/
31/12/15 553.480 310 171.578.800 2.250.000 310 697.500.000
31/01/16 169.500 310 52.545.000 169.500 310 52.545.000
2.419.500 310 750.045.000
31/01/16 276.740 310 85.789.400 2.142.760 310 664.255.600
31/02/16 24.250 310 7.517.500 24.250 310 7.517.500
2.167.010 310 671.773.100
31/02/16 159.980 310 49.593.800 2.007.030 310 622.179.300
31/03/16 145.080 310 44.974.800 145.080 310 44.974.800
2.152.110 310 667.154.100
31/03/16 60.680 310 18.810.800 2.091.430 310 648.343.300
31/04/16 119.500 310 37.045.000 1.971.930 310 611.298.300
31/05/16 74.500 310 23.095.000 74.500 310 23.095.000
2.046.430 310 634.393.300
31/05/16 95.660 310 29.654.600 1.950.770 310 604.738.700
31/06/16 100.000 310 31.000.000 100.000 310 31.000.000
2.050.770 310 635.738.700
31/06/16 206.500 310 64.015.000 1.844.270 310 571.723.700
31/07/16 200.000 312 62.400.000 200.000 312 62.400.000
2.044.270 310 633.723.700
31/08/16 200.000 330 66.000.000 200.000 330 66.000.000
2.244.270 312 700.212.240
Lanjutan hal 48
31/09/16 350.000 325 113.750.000 350.000 325 113.750.000
2.159.290 314 678.017.060
Sumber : Data Olahan, 2019
Harga pokok rata-rata akan dihitung setiap kali ada pembelian barang dan penjualan barang berikut dihargai dengan harga pokok rata-rata tersebut sampai ada pembelian lagi. Dalam contoh diatas pada tanggal 31 Desember 2016 sebagai berikut : Rp 459.652.680 : 1.423.760 Netto/kg = 323 harga pokok rata- rata dilakukan pada tanggal selanjutnya. Dan setelah ada pembelian barang tanggal selanjutnya baru dihitung lagi dan begitu seterusnya.
Data laporan persediaan diatas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2016 sebesar :
Persediaan Akhir : 1.258.760 @ 323 = Rp 406.579.480
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2016 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp697.500.000
Pembelian Rp 887.961.100
Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 1.585.461.100 Persediaan Akhir, 30 Desember (Rp 406.579.480)
Harga pokok persediaan Rp 1.178.881.620
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.13 setelah data diolah diketahui pada jumlah persediaan 1.258.760 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.178.881.620.
Tabel 3.14
Laporan Persediaan Metode AVERAGE Tahun 2017
Pembelian Beban Pokok Penjualan Persediaan
Tanggal Netto/kg
Lanjutan hal 50
Harga pokok rata-rata akan dihitung setiap kali ada pembelian barang dan penjualan barang berikut dihargai dengan harga pokok rata-rata tersebut
sampai ada pembelian lagi. Dalam contoh diatas pada tanggal 31 Desember 2017 sebagai berikut : Rp 732.378.630: 2.125.848 Netto/kg = 345 harga pokok rata- rata dilakukan pada tanggal selanjutnya. Dan setelah ada pembelian barang tanggal selanjutnya baru dihitung lagi dan begitu seterusnya.
Data laporan persediaan diatas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2016 sebesar :
Persediaan Akhir : 1.386.728 @ 345 = Rp 478.421.160
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2017 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp 390.215.600
Pembelian Rp 1.572.836.038
Barang tersedia untuk dijual di bulan januari Rp 1.963.051.638 Persediaan Akhir, 30 Deseember (Rp 478.421.160)
Harga pokok persediaan Rp 1.484.630.478
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.14 setelah data diolah diketahui pada jumlah persediaan 1.386.728 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.484.630.478.
Tabel 3.15
Laporan Persediaan Metode AVERAGETahun 2018
Pembelian Penjualan Persediaan
Tanggal Netto/kg
Lanjutan hal 53
Pembelian Penjualan Persediaan
Tanggal Netto/
Sumber : Data Olahan, 2019
Harga pokok rata-rata akan dihitung setiap kali ada pembelian barang dan penjualan barang berikut dihargai dengan harga pokok rata-rata tersebut sampai ada pembelian lagi. Dalam contoh diatas pada tanggal 31 Oktober 2018 sebagai berikut : Rp 456.391.250: 1.303.975 Netto/kg = 350 harga pokok rata- rata dilakukan pada tanggal selanjutnya. Dan setelah ada pembelian barang tanggal selanjutnya baru dihitung lagi dan seterusnya.
Data laporan persediaan diatas dapat dilihat bahwa jumlah persediaan akhir barang tanggal 31 Desember 2018 sebesar :
Persediaan Akhir : 1.242.275 @ 350 = Rp 434.796.250
Sesudah diketahui jumlah persediaan akhir maka harga pokok penjualan pada 31 Desember 2017 dapat ditentukan sebagai berikut :
Persedian Awal 1 Januari Rp 424.303.200
Pembelian Rp 1.010.717.750
Barang tersedia untuk dijual di bulan januariRp 1.435.020.950 Persediaan Akhir, 30 Deseember (Rp 428.496. 250) Harga pokok persediaan Rp 1.006.524.700
Berdasarkan hasil analisis perhitungan tabel 3.15 setelah data diolah diketahui persediaan 1.386.728 netto/kg dan harga pokok penjualan sebesar Rp 1.006.524.700.
3.15 Hasil Perhitungan Harga Pokok Penjualan Laporan Persediaan dengan