• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit

1. Pengertian

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1998 Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan berupa rawat jalan, rawat inap, gawat darurat yang mencakup pelayanan medis dan penunjang medis serta dapat dimanfaatkan sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.3)

2. Fungsi

Rumah Sakit di Indonesia pada umumnya adalah melakukan faktor ekonomis, faktor sosial, selain itu juga berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga medis, non medis, paramedis dan lain-lain. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan di berbagai bidang khususnya bidang kedokteran dan bidang kesehatan masyarakat, maka Rumah Sakit tidak hanya melayani pengobatan dan perawatan saja, tetapi juga harus berfungsi sebagai tempat penelitian dan pendidikan.3)

B. Makanan bagi kesehatan

1. Pengertian makanan dan peranannya

Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Beberapa macam penyakit ditularkan melalui makanan itu disebabkan karena keadaan lingkungan yang kurang baik. Makanan adalah sumber substansi yang diperlukan tubuh, kecuali air, obat-obatan dan substansi-substansi yang digunakan untuk pengobatan.1)

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus terpenuhi disamping kebutuhan sandang dan perumahan. Makanan yang

(2)

dikonsumsi harus aman dan sehat. Makanan yang sehat adalah makanan yang mengandung nilai protein, karbohidrat, vitamin, lemak, mineral. Sedangkan makanan yang aman adalah makanan yang murni , tidak rusak, tidak palsu, tidak busuk, tidak tercemar mikroba maupun bahan kimia lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi higiene makanan yaitu faktor lingkungan, alat yang dipakai, tenaga penjamah makanan, air yang digunakan dalam pengolahan makanan. 6) Peranan makanan dalam menimbulkan penyakit dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Secara alamiah makanan dapat mengandung bahan kimia yang beracun untuk dimakan.

b. Sebagai media perkembangbiakan mikroorganisme dan dapat dihasilkan toksin yang beracun bagi manusia.

c. Sebagai perantara penyebar penyakit makanan mendapat kontaminasi oleh agent petugas melalui berbagai cara, sehingga penyakit dari satu orang dapat ditularkan kepada orang lain atau beberapa penyakit pada hewan dapat berpindah ke manusia.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas makanan

Beberapa faktor yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada makanan adalah: 7)

a. Air, sangat erat hubungannya dengan makanan karena air diperlukan dalam semua proses pengolahan makanan, dan air juga sangat menentukan kualitas makanan.

b. Air kotor (sewage) merupakan sumber dari kuman-kuman patogen, terutama yang berasal dari saluran pencernaan.

c. Tanah, yang mengandung mikroorganisme dapat mengkontaminasi makanan dengan cara terbawa oleh alat-alat masak ke dalam tempat penyimpanan makanan, akhirnya sampai ke makanan, terikat pada bagian tanam-tanaman atau sayuran, melalui makanan yang dibungkus dengan bahan-bahan kertas yang terkontaminasi tanah yang mengandung mikroorganisme.

(3)

d. Udara, adanya mikroorganisme diudara karena terbawa oleh partikel-partikel debu, air, atau titik ludah yang tersebarkan oleh orang dan hewan. Tergantung juga dari lokasi, musim dan pergerakan udara.

e. Manusia merupakan sumber yang paten dari kuman Staphylococcus Sp.

f. Hewan ternak atau piaraan. Bakteri yang bersifat patogen berasal dari hewan ternak sering berhubungan dengan peristiwa keracunan makanan, misalnya Salmonella dan Clostridium Perfringens.

g. Binatang pengerat atau tikus. Merupakan ancaman terkontaminasi terutama bagi sayur dan buah sejak dipetik, diangkut, disimpan, diolah dan disajikan.

h. Serangga. Khususnya lalat dapat mengkontaminasi makanan melalui seluruh tubuhnya yang membawa kotoran-kotoran dan bibit penyakit yang berasal dari kotoran manusia dan air buangan.

Beberapa zat pencemar biologis makanan dapat berupa jamur dan ragi.

Sekitar 80% penyakit yang ditularkan makanan disebabkan oleh bakteri patogen misalnya: Salmonella, Staphylococcus, Eschericia Coli, Vibrio, Clostridium, Shigella dan Beudomonas Cocovenaus. Zat pencemar kimia yang biasa terdapat dalam makanan adalah Arsen, timah hitam, Merkury, pestisida dan zat kimia lainnya. Sedangkan zat pencemar fisik dapat berupa kotoran hewan, debu, pasir dan tanah.8)

3. Penyakit yang berhubungan dengan makanan

Makanan yang tidak ditangani dengan baik atau pengelolaan yang tidak higienis akan menjadi sumber penyakit dan dapat mengganggu kesehatan karena tercemar mikroorganisme atau parasit. Pencemaran makanan adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang mengakibatkan turunnya mutu makanan.8)

Ada beberapa jenis bahaya dalam makanan, yang dapat dikelompokkan kedalam 3 jenis , yaitu:

a. Bahaya biologis

Adalah berupa cemaran mikroba penyakit (patogen), virus dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia.

(4)

Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-tempat kotor yang lainnya.

b. Bahaya kimia

Berupa cemaran bahan-bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia seperti residu, pestisida, racun yang secara alami terdapat dalam bahan pangan dan cemaran bahan kimia lainnya.

c. Bahaya fisik

Disebabkan karena adanya cemaran fisik seperti benda-benda asing yang dapat membahayakan manusia jika termakan.6)

Gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi:9)

a. Keracunan makanan

Keracunan makanan secara spesifik diartikan keadaan yang menimbulkan gangguan gastroenteritis intertinal (GI) yang mendadak, dalam waktu 2-4 jam setelah makan dengan menimbulkan gejala muntah berak, dapat bertahan 1-2 hari atau lebih. Keracunan bila mendapatkan pertolongan yang baik, biasanya akan cepat sembuh. Keracunan makanan dapat disebabkan oleh racun asli yang berasal dari tambahan atau hewan itu sendiri dan racun yang ada di dalam penanganan akibat pengotoran atau kontaminasi.

Kontaminasi dalam makanan dapat terjadi oleh berbagai racun yang berasal dari pestisida karena pemakaian bahan kimia untuk membunuh kuman, digunakan dalam pertanian, peternakan, maupun perkebunan. Kontaminasi karena logam berat. Kontaminasi ini terjadi karena lingkungan tercemar oleh limbah industri penghasil logam berat. Makanan yang tercemar logam berat seperti mangan akan menyebabkan penyakit syaraf yang dapat menimbulkan gejala penyakit parkinsonisme, juga ginjal. Keracunan cadmium akan menyerupai penyakit ginjal akibat infeksi, sehingga tidak terdeteksi akibat keracunan. Demikian juga keracunan merkury yang dapat menyebabkan penyakit minamata. Kontaminasi karena mikroba. Kontaminasi mikroba dalam makanan dapat disebabkan adanya racun yang dihasilkan oleh mikroba

(5)

baik secara exotoxin maupun endotoxin. Bakteri yang dapat menghasilkan racun tersebut diantaranya: Salmonella, Staphylococcus, Clostridium, Bacillus Cocovenaus. Beberapa keracunan oleh mikroba yang disebabkan karena sanitasi yang tidak baik.

b. Penyakit bawaan makanan (Food Borne Disease)

Food Borne Disease disebabkan oleh agent yang memasuki tubuh melaui jalur pencernaan dari makanan yang terkontaminasi. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kasus Food Borne Disease antara lain: industrialisasi, urbanisasi, perubahan populasi dan gaya hidup, pariwisata dan proses pengolahan, pencemaran lingkungan dan kurangnya pengetahuan pada penjamah makanan dan konsumen tentang usafe food handling. 10)

Penyakit bawaan makanan pada hakekatnya tidak dapat dipisahkan dengan penyakit bawaan air, yang dimaksud dengan penyakit bawaan adalah penyakit umum yang dapat diderita seseorang akibat memakan sesuatu makanan yang terkontaminasi mikroba patogen. Beberapa penyakit bawaan yang sering terdapat di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa, metazoa. Makanan dapat terkontaminasi oleh mikroba karena beberapa hal antara lain: mengolah makanan atau minuman dengan tangan kotor, memasak sambil bermain dengan hewan piaraan, menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja dan perabotan lainnya, dapur, alat masak kotor, makan makanan yang sudah jatuh ke tanah, makanan disimpan tanpa tutup sehingga serangga dan tikus dapat menjangkau, makanan mentah dan matang disimpan dalam secara bersama-sama dalam satu tempat, makanan dicuci dengan air kotor, pengolah makanan yang menderita penyakit menular.10)

Menurut Departemen Kesehatan RI beberapa penyakit yang bersumber dari makanan dapat digolongkan menjadi :11)

a. Food Infection (bacteria and viruses) atau makanan yang terinfeksi seperti Salmonella, Shigela, Cholera, Tularemia Tubercolusis, Brucellosis, Hepatitis .

(6)

b. Food Intoxication (bacteria) atau keracunan makanan bakteri seperti Staphylococcus food poisoning, Clostridium Perfringens food poisoning, Bortulism food poisoning, vibrio parahaemoliticus food poisoning, Bocilus food poisoning.

c. Chemical Food Borne Illnes atau keracunan makanan karena bahan kimia, seperti cadmium, zink , insektisida dan bahan kimia lain.

d. Poisoning Plant and animal atau keracunan makanan karena hewan dan tumbuhan beracun, seperti jengkol, jamur, kentang, ikan buntal.

e. Parasites atau penyakit parasit seperti cacing Taeniasis, Cystircercosis, Trichinosis, Ascariasis.

C. Hygiene dan Sanitasi Makanan 1. Pengertian Sanitasi Makanan

Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dari segala bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, dari sebelum makanan itu diproduksi selama dalam proses pengolahan, penyiapan, pengangkutan, penjualan sampai pada saat makanan tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada konsumen.

Sanitasi makanan merupakan salah satu aspek penting di dalam kesehatan masyarakat, mengingat peranan makanan dapat sebagai media perantara perkembangbiakan kuman penyakit, atau menjadi perantara dalam suatu penyebaran penyakit.2)

2. Hygiene Sanitasi Makanan

Menurut Kepmenkes Nomor 715 tahun 2003, tentang persyaratan hygiene sanitasi boga, yang dijabarkan pada pasal 1, mengenai hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk pengendalian terhadap faktor tempat, peralatan, orang dan makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan makanan. Pengertian dari prinsip hygiene sanitasi makanan adalah pengendalian terhadap empat faktor tersebut.12)

(7)

3. Usaha Sanitasi Makanan

Usaha sanitasi makanan mencakup tindakan menjaga kebersihan pada berbagai tingkatan, mulai dari pemilihan bahan mentah sampai penyajian. Usaha sanitasi makanan mencakup tindakan:2)

a. Penanganan makanan dan minumam yang disediakan b. Hygiene perorangan dan praktek penanganan makanan.

c. Keamanan terhadap penyediaan air d. Pengolahan air limbah dan kotoran

e. Pencucian, kebersihan dan penyimpanan alat f. Perlindungan makanan terhadap kontaminasi

4. Tujuan Sanitasi Makanan.

Sesuai dengan sanitasi makanan , tujuan sanitasi makanan meliputi 3 aspek, yaitu:2)

a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan agar konsumen terhindar dari penyakit.

b. Melakukan usaha pencegahan, agar konsumen tidak dirugikan oleh makanan.

c. Mengurangi kerusakan dan pemborosan makanan.

5. Prinsip Hygiene dan Sanitasi Rumah Sakit a. Tenaga penjamah makanan

1). Syarat Tenaga Penjamah Makanan

Hygiene pekerja yang menangani makanan sangat penting peranannya dalam mencegah perpindahan penyakit ke dalam makanan.

Persyaratan bagi pekerja ini yang penting adalah: a) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, untuk mengurangi kemungkinan pekerja menjadi tempat penyimpanan bakteri patogen; b) Tidak menderita penyakit menular seperti typhus, kolera, TBC atau pembawa kuman; c) Setiap pekerja harus memiliki buku pemeriksaan bagi pekerja.5)

2). Keadaan Hygiene Perorangan Tenaga Penjamah Makanan

(8)

Semua penjamah makanan harus selalu memelihara kebersihan perorangan dan terbiasa berperilaku sehat selama bekerja. Hal-hal yang diperhatikan dalam kebersihan perorangan: a) Mencuci tangan, hendaknya tangan selalu dicuci pada saat sebelum bekerja, sesudah menangani bahan makanan mentah atau kotor atau kontaminasi, setelah dari kamar kecil, setelah tangan dipakai untuk menggaruk, batuk, bersin dan setelah makan atau merokok; b) Pakaian, hendaknya memakai pakaian khusus untuk bekerja. Pakaian kerja harus bersih, yang sudah usang jangan dipakai kembali; c) Kuku dan perhiasan, kuku hendaknya dirawat dan dibersihkan, dan dianjurkan untuk tidak memakai perhiasan sewaktu bekerja; d) Topi atau penutup rambut, semua penjamah makanan hendaknya memakai topi untuk mencegah jatuhnya rambut ke dalam makanan dan mencegah kebiasaan mengusap dan menggaruk rambut; e) Merokok, penjamah makanan sama sekali tidak diijinkan merokok selama bekerja baik waktu mengolah maupun mencuci peralatan; f) Lain-lain, kebiasaan lain seperti batuk, menekan jerawat merupakan tindakan yang tidak higienis.

Kebiasaan ini akan mengkontaminasi tangan dan pada gilirannya mengkontaminasi makanan.5)

3). Sarana Bagi Tenaga Penjamah Makanan

Sarana yang diperlukan bagi penjamah makanan hendaknya disediakan, sehingga tenaga penjamah makanan dimungkinkan untuk berperilaku sehat. Sarana tersebut antara lain: a) Ruang ganti sehingga mereka dapat menukar pakaian kerja sebelum mereka bekerja; b) Pakaian kerja; c) Ruang istirahat yang memadahi; d) toilet untuk karyawan; e) Tempat cuci tangan yang cukup banyak dan mudah dijangkau; f) Alat pelindung diri (topi, celemek, alas kaki atau sepatu).5)

4). Program Kegiatan Pelatihan Tenaga Penjamah Makanan

Agar program pelatihan dalam bidang sanitasi makanan dapat berjalan secara tepat guna, perlu diketahui dan dihayati oleh setiap tenaga penjamah makanan dari manager tertinggi sampai dengan para pekerja yang melaksanakan tugas paling bawah.

(9)

Dalam program pelatihan tersebut harus dipelajari tentang dasar-dasar yang berkaitan dengan pertumbuhan bakteri, berbagai penyakit karena makanan, pengawasan suhu, dan masih banyak lagi.2)

Tenaga penjamah makanan harus dibuat benar-benar menyadari sepenuhnya bahwa kenyataan menunjukkan betapa pentingnya peranan pekerja yang menangani makanan bekerja dengan memperhatikan dan melaksanakan sanitasi yang tepat dan benar.

Pelatihan penjamah makanan diperlukan untuk menjamin mutu makanan. Setiap petugas penjamah makanan hendaknya mengetahui tugas dan tanggungjawabnya, antara lain mengenai penyakit yang ditularkan dari pengolahan makanan serta cara-cara pengolahan makanan yang sehat.

Program pelatihan ini mencakup: a) Pengetahuan dasar tentang praktek sanitasi; b) Infeksi tentang penyehatan makanan; c) Tehnik penanganan makanan sehat; d) Penggunaan peralatan dan perlengkapan pengolahan makanan; e) Pengawasan .

5). Kegiatan Pengawasan Terhadap Tenaga Penjamah Makanan

Kegiatan pengawasan ini meliputi: a) Memperhatikan kebersihan dan pengawasan kesehatan perorangan seperti: pakaian kerja, rambut, kuku, tangan, saluran pencernaan, kulit, mulut, hidung, kerongkongan, mulut, dan telinga; b) Sikap dan perilaku penjamah makanan. Sikap dan perilaku tersebut dalam kegiatan pengolahan makanan dipengaruhi oleh pengetahuan, kebiasaan dan tingkah laku para penjamah makanan. Untuk itu para penjamah makanan harus tau cara pengolahan makanan yang benar sesuai syarat-syarat kesehatan. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan higiene dan sanitasi makanan yakni dengan jalan mengikuti pelatihan khusus. Sedangkan untuk mengawasi keadaan higiene pekerja dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan kesehatan secara periodik .13)

b. Tempat Pengolahan Makanan

Perlu disediakan tempat pengolahan makanan (dapur) sesuai dengan persyaratan konstruksi, bangunan dan ruangan dapur. Sebelum dan sesudah

(10)

kegiatan pengolahan makanan selalu dibersihkan dengan antiseptik. Asap dikeluarkan melalui cerobong yang dilengkapi dengan sungkup asap.

Intensitas pencahayaan diupayakan tidak kurang dari 200 lux.

c. Peralatan Masak

Peralatan masak adalah semua perlengkapan yang diperlukan dalam proses pengolahan makanan, yang harus memenuhi syarat antara lain: 1) Peralatan tidak boleh melepaskan zat beracun kepada makanan; 2) Tidak boleh patah; 3) Lapisan permukaan tidak terlarut dalam asam / basa atau garam yang lazim dijumpai dalam makanan; 4) Peralatan agar dicuci segera sesudah digunakan, selanjutnya didesinfektan dan dikeringkan; 5) Peralatan yang sudah bersih harus disimpan dalam keadaan kering dan disimpan pada rak terlindung dari vektor.

d. Pengangkutan Makanan

Makanan yang telah siap santap, perlu diperhatikan dalam cara pengangkutannya yaitu: 1) Makanan diangkut dengan menggunakan kereta dorong yang tertutup dan bersih; 2) Pengisian kereta dorong tidak sampai penuh agar masih tersedia udara untuk ruang gerak; 3) Perlu diperhatikan jalur khusus yang terpisah dengan jalur untuk mengangkut bahan / barang kotor.

e. Penyajian Makanan

Cara penyajian makanan harus terhindar dari pencemaran dan peralatan yang dipakai harus bersih. Makanan jadi yang siap saji harus diwadahi dan tertutup. Makanan disajikan dalam keadaan hangat, makanan jadi segera disajikan, penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan berpakaian bersih dan makanan jadi yang sudah menginap tidak boleh disajikan. 13)

D. Pengetahuan, Sikap dan Praktek 1. Pengetahuan

(11)

Pengetahuan adalah hasil daripada tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu. 16)

Pengetahuan yang ada pada manusia tersebut bertujuan untuk dapat menjawab permasalahan kehidupan manusia yang dihadapi sehari-hari dan digunakan untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan tertentu.

Pengukuran pengetahuan dapat dilaksanakan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian / responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan.

Pengetahuan mempunyai beberapa tingkat, antara lain:16) a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebatas mengingat suatu materi yang telah dipelajari termasuk mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami (Comprehensi)

Memahami berarti seseorang mempunyai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang dilihat, serta dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi berarti kemampuan untuk menggunakan sesuatu materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

d. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan pada kemampuan untuk menggunakan formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.

e. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau obyek. Baik penelitian yang berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri maupun menggunakan kriteria yang telah ada.

Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan produktifitas tenaga kerja, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan makin baik pula perilaku dan produktifitasnya.

(12)

Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memberikan peluang motivasi, sikap, disiplin dan produktifitas yang lebih tinggi.14)

2. Sikap

Sikap merupakan kecenderungan untuk berbuat sesuatu, sikap belum dapat dilihat secara nyata, artinya sikap itu masih dalam diri seseorang sehingga sulit untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu.15)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi dari sikap tidak dapat terlihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan lebih dahulu dari perilaku tertutup (covert behavior). Orang yang memiliki sikap yang positif terhadap sesuatu hal, ia akan memiliki tindakan yang baik pula.16)

Faktor terpenting yang menentukan bahwa respon individu terhadap stimulus yang diterimanya yaitu hakekat stimulus, latar belakang, perjalanan individu, motivasi juga sikap individu memegang peranan penting dalam menentukan bagaimana kondisi seseorang, terhadap lingkungan atau stimulus lingkungan.

Sikap merupakan hal penting dalam kehidupan sehari-hari, karena kalau sikap sudah terbentuk, dalam diri seseorang maka sikap tersebut dapat ikut dalam menentukan tingkah laku terhadap sesuatu. 15)

Disamping itu masih ada faktor yang berpegang pada teori lama yaitu adanya trilogi dalam tingkah laku yang terdiri dari 3 unsur utama, yaitu: 1) Affect (sikap / Attitude), yaitu perasaan atau penilaian pada obyek, orang, issue atau kelompok;

2) Cognition, mencakup pengetahuan, pendapat, kepercayaan dan penilaian tentang suatu obyek; 3) Conation, dimaksudkan dengan niat serta tindakan yang berkaitan dengan suatu obyek.18)

3. Praktek

Praktek atau tindakan merupakan salah satu dari tiga jenis perilaku yang berbentuk perbuatan (action) terhadap situasi atau rangsangan dari luar. Perbuatan

(13)

atau praktek tidak sama dengan perilaku. Perwujudan dari perilaku yang lain dapat melalui pengetahuan dan sikap. Perwujudan suatu sikap agar menjadi suatu perubahan nyata perlu adanya kondisi tertentu yang kemungkinan antara lain adanya fasilitas dan dukungan.16)

Praktek juga dapat diartikan sebagai praktek seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, terdiri dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Selain itu ketersediaan fasilitas dan sikap serta perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung atau memperkuat terbentuknya perilaku (behavioral causes) dan faktor non perilaku (non behavioral causes). Sedangkan perilaku kesehatan itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor:

a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor): umur, jenis kelamin, pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan dan lama kerja. Pendidikan adalah sejumlah pengalaman belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah yang diorientasikan pada perkembangan dan pertumbuhan pribadi. Pendidikan formal adalah pendidikan umum melalui jalur sekolah. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan mutu kehidupan manusia, yang secara umum meningkatkan kepribadian, aspek jasmani, aspek rohani, pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam rangka menciptakan kepribadian yang mantap dan mandiri. Seorang petugas yang lama bekerja mempunyai wawasan dan pengalaman lebih banyak yang memegang peranan dalam pembentukan perilaku. Seorang pekerja yang diberi rangsangan yang baru dan kreatif akan mudah mengingatnya untuk kemudian dijadikan pola kerja keseharian. Berarti semakin lama kerja seseorang, pengalamannya akan bertambah dan berarti, bila yang bersangkutan mau melakukan perenungan terhadap setiap hasil pengalamannya. 17)

b. Faktor Pendukung (Enabling Factor): hal ini berkaitan dengan kemudahan petugas untuk mengaplikasikan pengetahuan dalam bentuk perilaku, terlihat dari tersedianya sarana pribadi seperti: pakaian kerja, celemek, penutup mulut, alas kaki, ruang ganti, ruang istirahat, tempat cuci tangan, toilet dan kamar mandi dan kegiatan pelatihan.19)

(14)

c. Faktor Pendorong (Reinforcing Factor): yang perlu dilakukan untuk menjaga perilaku maka dilakukan pengawasan terhadap makanan, sehingga ada jaminan keamanan.19) Perilaku manusia mempunyai pengaruh yang besar dalam peningkatan derajat kesehatan manusia. Perilaku manusia adalah refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, sikap, motivasi dan reaksi.20)

E. Kerangka teori

Faktor Predisposisi:

- Umur - Jenis kelamin - Tingkat pendidikan - Lama kerja

- Pengetahuan: syarat penjamah makanan, cara mengolah bahan makanan, cara menyimpan dan menyajikan makanan, pencucian peralatan.

- Sikap: pengalaman, budaya

Faktor Pendukung:

- Sarana pribadi penjamah makanan

- Kegiatan pelatihan

Praktek Hygiene Dan Sanitasi Petugas Penjamah Makanan Di Unit Gizi

Faktor Pendorong:

- Pengawasan

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi 16, 17, 19, 20

F. Kerangka konsep

(15)

Berdasarkan kerangka teori maka di buat kerangka konsep sebagai berikut Variabel Bebas Variabel terikat

Praktek penjamah makanan dalam hygiene dan sanitasi makanan

Sikap petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan

Pengetahuan petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

G. Hipotesis

1. Ada hubungan antara pengetahuan petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan dengan praktek higiene dan sanitasi makanan di unit gizi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

2. Ada hubungan antara sikap petugas penjamah makanan tentang hygiene dan sanitasi makanan dengan praktek hygiene dan sanitasi makanan di unit gizi RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Perolehan batas deteksi baik secara perhitungan maupun percobaan adalah valid, sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada literatur (Moffat, 2002). Literatur

Amin, S.Pd Guru Dewasa Tk.I SMP Maarif NU Pandaan Kab.. Pasuruan

Berdasarkan observasi lapangan diketahui bahwa distribusi cahaya di ruangan perpustakaan yang tidak merata disebabkan oleh: banyak ruangan dengan lampu yang mati, memancarkan

Untuk dapat mewujudkan pemerintahan yang baik dan jujur, bersih dan berwibawa dengan kata lain tidak terulang adanya pembusukan nilai-nilai etika dan moral,

bahwa untuk indikator prosedur dalam item penilaian Prosedur mudah dipahami, dimana responden penelitian Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) Di Kecamatan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sifat fisis seperti tebal, diameter, massa, struktur; sifat mekanis seperti kuat tarik saat putus dan pemuluran panjang

Pada setting suhu 15500e durasi waktu saat suhu konstan tercapai adalah 63 menit lebih dari dua kali durasi yang tertulis pada spesifikasi alat yang pada suhu 16000e durasinya hanya

Persentase perlakuan tilirosida dibandingkan dengan kontrol doksorubisin (Gambar 1) menunjukkan bahwa tilirosida tidak mampu menyamai persentase kematian sel akibat apoptosis, karena