• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

!

III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kenagarian IV Koto Palembayan, Sumatera Barat. Kenagarian ini termasuk ke dalam tipe ke-2 yaitu satu nagari yang terpecah ke dalam tujuh desa (sesuai dengan jumlah jorong/dusun) dan saat ini telah kembali bergabung ke wilayah nagari asal. Pemilihan tipe 2 dilakukan karena merupakan kasus terbanyak. Waktu penelitian direncanakan dua bulan terhitung dikeluarkannya surat izin penelitian dari IPB.

Pemilihan tempat dilakukan secara sengaja dengan alasan kekhasan yang dimiliki oleh daerah tersebut yaitu terletak di daerah dataran tinggi, yang secara tradisional termasuk ke dalam Luhak Agam (sekarang disebut Kabupaten Agam). Pemilihan daerah di dataran tinggi didasarkan atas pertimbangan bahwa adat budaya Minangkabau turun/menyebar dari dataran tinggi (dalam bahasa setempat disebut darek atau darat) ke wilayah pesisir (rantau). Sementara itu, Luhak Agam merupakan salah satu dari tiga wilayah yang diyakini sebagai pusat kebudayaan Minangkabau. Di samping itu Nagari IV Koto merupakan nagari pertama di Kabupaten Agam yang kembali dihidupkan berdasarkan Perda Kabupaten Agam No. 31 Tahun 2001.

3.2. Metode Penelitian

Unit analisa penelitian ini adalah Pemerintah Nagari IV Koto Palembayan. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi studi kasus. Pendekatan kualitatif dipilih karena lebih menekankan pada proses-proses dan makna-makna yang tidak diuji/diukur secara ketat dari segi kuantitatif, serta mencari jawaban atas pertanyaan yang menekankan pada pengalaman yang dibentuk dan diberi makna oleh tineleti. Sementara, strategi studi kasus digunakan karena sesuai dengan pendekatan kualitatif. Dengan menggunakan strategi ini akan memungkinkan untuk memahami permasalahan penelitian secara lebih mendalam, karena yang dipelajari adalah aspek-aspek yang spesifik. Strategi studi kasus mensyaratkan adanya interaksi antara peneliti dengan tineliti dalam posisi subject to subject sehingga kesepahaman bersama diantara mereka dapat terbangun. Dengan kata lain pencarian jawaban atas pertanyaan penelitian akan

(2)

"

melibatkan interaksi antara peneliti dan tineliti dalam posisi yang sejajar. Informasi yang akan disajikan dalam penelitian ini merupakan hasil konstruksi berdasarkan pemahaman bersama antara peneliti dan tineliti. Pada akhirnya kesimpulan yang dihasilkan akan bersifat relatif dan tidak bisa dijadikan generalisasi yang menunjukan keadaan yang sama untuk seluruh wilayah/nagari di Sumatera Barat.

Sesuai dengan pendapat Sitorus (1998) yang menyatakan bahwa studi kasus (case study) adalah studi tentang kekhasan dan sekaligus kompleksitas dari satu atau sejumlah kasus, guna memahami kegiatan subyek tineliti dalam kondisi tertentu, dengan menerapkan sejumlah metode pengumpulan data yang saling melengkapi. Pemilihan studi kasus sebagai strategi penelitian didasari atas keutamaan yang dimiliki oleh strategi ini yaitu kemampuannya mengungkap sekaligus kedua tujuan utama penelitian kualitatif yaitu “kekhasan” dalam arti “mendalam”, dan “kompleksitas” dari suatu kejadian atau gejala sosial.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang akan dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer bersumber dari pengamatan lansung di lapangan serta wawancara mendalam dengan subyek kasus (tineliti) dan informan. Data sekunder berasal dari kajian literatur dan dokumen terkait, berfungsi sebagai pendukung terhadap data primer. Data sekunder ini dapat berupa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan kewenangan pemerintah nagari, monografi nagari dan informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan sejarah nagari.

Untuk pengumpulan data dan informasi yang diperlukan, pertama-tama akan dilakukan penggalian informasi secara umum dengan mengadakan diskusi kelompok. Diskusi ini ditujukan untuk melihat gambaran umum mengenai pemerintahan nagari dan permasalahannya dari sudut pandang subjek kasus yang terdiri dari: wali nagari, mantan wali nagari, mantan kepala desa, anggota KAN, anggota Bamus dan mantan anggota BPD.

Setelah pendapat para subjek kasus dapat dikelompokan, maka penggalian lebih dalam mengenai informasi yang dibutuhkan akan dilakukan dengan wawancara mendalam. Wawancara mendalam juga dilakukan dengan pejabat pemerintah daerah Kabupaten Agam dan pakar hukum adat dan pemerintahan

(3)

#

nagari, yang bertujuan untuk mendapatkan informasi umum mengenai pemerintahan nagari di Sumatera Barat.

Pemilihan subyek kasus dilakukan dengan menggunakan tekhnik bola salju (snowball). Sesuai dengan yang dikatakan oleh Creshwell (2002), bahwa ide penelitian kualitatif adalah dengan sengaja memilih informan yang dapat memberikan jawaban terbaik pertanyaan penelitian. Tidak ada usaha memilih informan secara acak. Subyek kasus merupakan orang orang yang dipilih dan diyakini mampu memberikan pemahaman atas permasalahan yang sedang diteliti. Sementara, informan adalah pihak yang memberikan keterangan tentang pihak lain dan lingkungannya. Berikut adalah rincian informan dan subjek kasus yang akan dimintai keterangan:

Tabel 2. Jumlah informan dan subjek kasus

No Informan Jumlah (orang)

1 Pejabat pemerintahan Kabupaten Agam 1

2 Pakar hukum adat/pemerintahan nagari 1

Subyek Kasus/tineliti

3 Wali Nagari 4 Koto Palembayan saat ini 1

4 Mantan Wali Nagari 4 Koto Palembayan 1

5 Mantan Kepala Desa 2

6 Pengurus/anggota KAN 4

7 Anggota Bamus 9

Jumlah 19

Jumlah informan dan tineliti di atas, bersifat tentatif, sesuai dengan teknik bola salju yang akan digunakan, maka dari tokoh-tokoh yang ditetapkan di atas selanjutnya akan ditelusuri tokoh-tokoh lain yang dianggap mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

Selanjutnya observasi atau pengamatan dilakukan agar penulis dapat melihat, merasakan dan memaknai ragam peristiwa dan gejala sosial di dalamnya sebagaimana subjek penelitian melihat, merasakan dan memaknainya sehingga memungkinkan pembentukan pengetahuan secara bersama. Pengamatan berperan serta ini ini dilakukan terbatas pada kegiatan-kegiatan tertentu seperti pengamatan atas kegiatan harian di kantor wali nagari.

(4)

$

Pengumpulan data dan informsi juga dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dilakukan pada instansi-instansi pemerintah yang memuat data tentang perda mengenai pemerintahan nagari. Monografi nagari menjadi salah satu sumber yang dibutuhkan karena memuat informasi mengenai daerah penelitin seperti data jumlah penduduk, keadaan lokasi penelitian dan lain-lain. Peneliti juga melakukan penelusuran pada beberapa pustaka yang berisi teori dan hasil penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian.

3.4. Teknik Analisa data

Setelah data terkumpul dilakukan reduksi dengan tujuan untuk penajaman, menggolongkan, mengarahkan dan membuang yang tidak perlu. Proses reduksi ini dilakukan selama penelitian berlansung. Selanjutnya data akan dikelompokan sesuai dengan subtopik dalam penelitian.

Setelah proses reduksi pengecekan ulang kepada tineliti, maka proses selanjutnya adalah menyajikan data dalam bentuk teks naratif yang menggambarkan lokasi penelitian dan bentuk pemerintahan Nagari IV Koto Palembayan saat ini. Untuk menjawab tujuan penelitian pertama, maka data akan disajikan dalam bentuk periodesasi. Periodesasi didasarkan atas faktor yang mendorong timbulnya perubahan dalam struktur pemerintahan nagari yaitu peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Periode pertama adalah gambaran mengenai pemerintahan nagari sebelum dikeluarkannya UU No. 5/1979. Periode kedua memuat informasi mengenai pemerintahan desa antara tahun 1979 hingga keluarnya UU No. 22/1999. Terakhir periode ketiga menyajikan data/informasi mengenai pemerintahan nagari sejak dikeluarkannya UU No. 22/1999 hingga sekarang.

Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan kajian dan verifikasi data melalui peninjauan ulang atas catatan harian di lapangan. Berikut ini matriks data yang disusun untuk menggambarkan pengelompokan data sesuai dengan subtopik penelitian.

(5)

%

Tabel 3. Matriks data penelitian

No Subtopik Informasi Sumber informasi

1 Gambaran umum

Kenagarian Empat Koto Palembayan

1. Sejarah nagari IV Koto Palembayan

2. Batas nagari 3. Jumlah penduduk 4. Mata pencarian

penduduk

5. Suku-suku asli dalam nagari

6. Dan lain-lain

1. Wawancara mendalam (data primer)

2. Monografi nagari dan literatur terkait (data sekunder

2 Dinamika perubahan pemerintahan nagari ke pemerintahan desa dan kembali ke pemerintahan nagari 1. Bentuk pemerintahan nagari sebelum penerapan UU No 5/1979 2. Bentuk pemerintahan desa 3. Perda mengenai

pemerintahan nagari saat ini 4. Pelaksanaan perda tersebut di lapangan 5. Implementasi dari otonomi nagari 6. Bentuk pemerintahan desa

Data primer dan sekunder 7. Kajian literatur 8. Dokumen tertulis 9. Wawancara mendalam 10. Pengamatan 3 Menggambarkan peran yang dimainkan oleh masing-masing komponen dalam struktur

pemerintahan nagari.

1. Perda mengenai fungsi, wewenang, tugas, dan tugas Wali Nagari dan Banmus 2. Implementasi di lapangan 3. Hambatan/kendala dalam implementasi tersebut

Data primer dan sekunder 1. Kajian literatur 2. Wawancara mendalam 3. Pengamatan berperanserta 4 Analisa dan gambaran

potensi konflik akibat transformasi sistem pemerintahan dari desa kembali ke nagari. 1. Faktor-faktor penyebab/ pemicu konflik 2. Dampak konflik terhadap jalannya pemerintahan nagari 3. Mekanisme penyelesaian konflik di lapangan

Data primer dan sekunder 1. Kajian literatur 2. Wawancara mendalam 3. Pengamatan berperanserta terbatas

Gambar

Tabel 3. Matriks data penelitian

Referensi

Dokumen terkait

• Kaidah integrasi numerik yang dapat diturunkan dengan metode pias adalah:.. Kaidah segiempat (rectangle

kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. • Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variabel lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam

Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran senam berbasis pencak silat untuk murid Sekolah Dasar yang dikembangkan dapat di

3. Tingkat Ketergantungan Masyarakat Terhadap Ketersediaan RTH: Tingkat ketergantungan masyarakat di Kecamatan Mijen menurun, selain dampak pembangunan yang

• Hasil analisa struktur yang telah dilakukan pada perencanaan Gedung Bupati Lombok Timur dituangkan pada gambar teknik yang terdapat pada

Untuk mengaktifkan template tersebut, dapat dilakukan melalui menu Extensions > Template Manager akan tampil halaman seperti di bawah ini :.. Untuk memilih template yang

Melihat dari faktor-faktor pengaruh, maka diperlukan suatu analisis statistik untuk dapat menjelaskan faktor kualitas konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di

Dengan melihat masalah yang di paparkan, penulis melihat bahwa trap-trap yang merupakan identitas masyarakat Booi telah mengalami perubahan identitas kultur oleh