• Tidak ada hasil yang ditemukan

LATAR DAN PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LATAR DAN PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

87

LATAR DAN PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR HUMANISTIK DAN IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Oleh:

Risal Qori Amarullah1 dan Erih2

[email protected], [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implkasi teori belajar humanistik dalam pembelajaran. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mengunakan pendekatan deskriptif analisis. Pendekatan berikutnya yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan filosofis. Sumber data dalam penelitian ini meliputi, sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tiga tahapan yaitu tahap orientasi, ekspolorasi, dan studi terfokus. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Keberhasilan implementasi teori humanistik dalam belajar harus dengan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan,memberi kebebasan, artinya Implikasi Teori Belajar Humanistik ini ialah Guru. Tuganya selain mendidik sekaligus Sebagai Fasilitator dalam menciptakan pembelajaran yang ideal dan dicita-citakan.

Kata Kunci: Humanistik, Pembelajaran, Implikasi

ABSTRACT

This study aims to determine the implications of humanistic learning theory in learning. This research is included in the library research, namely by using a descriptive analysis approach. The next approach used by researchers is a philosophical approach. Sources of data in this study include, primary and secondary data sources. The data collection technique used three stages: orientation, exploration, and focused study. While the data analysis method used is qualitative analysis. The results of this study indicate that the successful implementation of humanistic theory in learning must be done by creating a learning atmosphere that is fun, exciting, and gives freedom, meaning that the implication of this Humanistic Learning Theory is the teacher. Besides educating, he is also a facilitator in creating ideal and aspired learning.

Keywords: Humanistic, Learning, Implications

1

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2

(2)

88 A. PENDAHULUAN

Orang yang memiliki sisi pengetahuan lebih, dikatakan sudah melalui tahapan belajar dibanding yang tidak memiliki pengetahuan sama sekali. Belajar merupakan sebuah kegiatan yang melibatkan individu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkunganya. Sehingga, menghasilkan perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa berjalan menjadi bisa berjalan, dari tidak bisa membaca menjadi bisa membaca. Dengan adanya belajar ini akan menghantarkan diri individu kearah yang lebih baik tergantung apa yang dipelajari.

Proses belajarnya pun dilakukan dengan cara yang berbeda-beda. Kebanyakan individu belajar dengan membaca dan melihat sesuatu yang ada di sekitarnya. Ketahuilah, dengan seringnya belajar melalui membaca dapat mempengaruhi sisi kognitif, afektif hingga psikomotorik. Ketiga ranah ini saling berhubungan satu sama lain.

Belajar sejatinya tak hanya melalui proses menghafal dan mengingat saja melainkan proses yang dapat merubah perilaku individu tersebut. Statement itu beriringan dengan tujuan pendidikan. Tujuanya meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar hingga terjadinya perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Adapun tujuan belajar itu sendiri memiliki ragam yang banyak tetapi tujuanya sama untuk meningkatkan kualitas di aspek akal, sikap, jiwa dan perbuatanya.

Pernyataan tersebut berhasil diklasifikasikan bahwa hasil belajar menurut

Benyamin Bloom dalam bukunya Nana Sudjana tentang Penilaian Hasil Proses Belajar

Mengajar2, yaitu dibagi menjadi 3 ranah sudut pandang, yaitu:

Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yang meliputi: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,analisi, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yang meliputi: penerimaan, jawaban, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar yang berupa keterampilan dan kemampuan bertindak, meliputi enam aspek yakni: gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perceptual, ketepatan, keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

(3)

89

Paparan mengenai tujuan belajar diatas tidaklah mudah untuk mencapai tujuan yang ideal. Pasti dalam prosesnya banyak sekali rintangan dan problem yang menghambat itu semua. Dibutuhkan landasan yang menguatkan secara sistematis dan menyeluruh bahwa belajar itu sebuah jalan untuk mencapai sebuah keberhasilan pendidikan atau pembelajaran. Sehingga, tidak lagi ada anggapan gagalnya belajar karena tidak adanya sebuah rujukan pasti dan landasan teoritis untuk menyempurnakan bahwa belajar ini memiliki tujuan yang positif tergantung bagaimana cara menyerap dari hasil belajar tersebut.

Dibalik pemahaman tersebut, penulis mengartikan perlu adanya teori sebagai penunjang dan memiliki kaidah untuk menerapkan bahwa belajar itu penting dan dapat merubah segala aspek secara pribadi. Adapun teori dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) sebagai seperangkat hokum atau asas yang menjadi dasar ilmu

pengetahuan yang sedang dipelajari dan dikaji lebih mendalam. Meskipun, adanya teori ini yang begitu merumitkan, memunculkan sudut pandang, akan tetapi, untuk memberikan pendapat atau penguatan apakah teori ini relevan atau bertolak belakang.

Adanya sebuah teori dapat membantu mendapat pengertian dan menklasifikasikan data secara empirik. Sifat teori sendiri adalah bersifat ilmiah. Ilmiah berarti logis. Demikian, teori sudah dipastikan keabsahannya berdasarkan pengujian dan pembuktian secara sistematis. Sedangkan, teori belajar adalah bagaimana mewujudkan proses belajar-mengajar yang efektif. Agar pesan atau stimulus yang diberikan antara pendidik dengan peserta didik berjalan aktif.

Pembelajaran apa yang diharapkan? semua proses dan tujuan pembelajaran memiliki kebutuhanya masing-masing sehingga memiliki tupoksi yang berbeda. Belajar dan pembelajaran mempunyai teori-teori yang penting untuk dipahami untuk praktik-praktik pendidikan dan pembelajaran. Teori-teori itu adalah teori behaviouristik,

kognitif, konstruktivitas, dan humanistik. Teori-teori itu penting untuk dimengerti dan

diterapkan sesuai dengan kondisi dan konteks pembelajaran yang dihadapi.

Dalam konteks pendidikan, pendidik dan peserta didik terlibat dalam proses belajar mengajar. Efektif sebuah proses pembelajaran keduanya saling aktif sehingga merangsang sisi pengetahuan (Kognitif), lalu dapat merubah sikapnya untuk selalu ingin tahu (Afektif) dan memunculkan keterampilan dalam menganalisa dengan cara bertanya

(4)

90

(Psikomotorik). Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan peserta didik melalui proses belajar.

Namun, ada yang lebih penting dalam proses belajar mengajar. Disini bahwa dunia pendidikan tidak akan pernah lepas dengan yang namannya pendidik dan peserta didik. Pendidik sebagai pemeran utama dalam pentransferan ilmu pengetahuan, sungguh sudah mengetahui sisi kepribadian dari peserta didik tersebut. Bahwasanya beliau sudah memiliki strategi dan cara membuat kelas yang kondusif dan peserta didik mampu mengikuti pembelajaran. Aneka ragam kepribadian peserta didik seperti: malas, giat, pintar, bodoh, nakal, baik, lemah lembu, kasar dan sebagainya sebuah isyarat pendidik untuk melakukan pendekatan personal mengetahui psikologi siswanya.

Penulis mencoba mengajak lagi untuk mereview pembahasan diatas, bahwa ada teori pendidikan yang namanya teori humanistik yang lebih tepat untuk mengkaji lebih mendalam mengenai topik ini yang menitikberatkan pada perilaku manusia. Dan teori ini yang erat kaitanya dengan bidang psikologi pendidikan dimana memiliki pandangan bahwa kata “humanistik” untuk memanusiakan manusia menjadi seutuhnya. Serta mengenali berbagai potensi yang dihasilkan oleh ragam yang dimunculkan oleh peserta didik, sehingga daya upaya mereka dalam menerima pembelajaran sesuai apa yang mereka sifatkan dan lakukan

Pembahasan diatas semakin menarik dan perlunya peninjauan secara mendalam. Bahwa “Teori Humanistik” ini adalah perpaduan 2 disiplin ilmu yakni pendidikan dan psikologi. Penulis mencoba mengeksplorasi kata kunci humanistic terkait bagaimana mengenai konsep, prinsip hingga implementasi nya dalam pembelajaran. Penulis juga mengharapkan adanya makalah ini menambah khazanah keilmuan khususnya untuk para pendidik dalam mempersiapkan dengan cara mengenal dan mengkondisikan peserta didik agar pembelajaran berjalan ideal dan efektif.

(5)

91 B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mengunakan pendekatan deskriptif analisis. Pendekatan berikutnya yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan filosofis. Sumber data dalam penelitian ini meliputi, sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan tiga tahapan yaitu tahap orientasi, ekspolorasi, dan studi terfokus. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.

C. PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Humanistik

Teori adalah suatu pendapat yang dijadikan rujukan dan didasarkan pada penelitian serta penemuan yang didukung oleh data ilmiah dan argumentasi. Lalu, dikaitkan dengan teori humanistik, sebuah teori dari psikologi yang dimana dalam dunia belajar menekankan pada prosesnya bukan pada hasil belajarnya.

Definisi belajar sendiri sebagai bentuk proses yang ditempuh manusia untuk memperoleh pengetahuan dari yang tidak tahu hingga menjadi tahu. Harapan dari adanya belajar mampu merubah diri individu ke arah yang lebih baik. Menurut Winkel, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung interaksi aktif dengan lingkungan yang mampu menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.

Aktifitas Belajar membuat dan melatih individu untuk berkembang. Adanya belajar khusunya bidang pendidikan membuat peserta didik tak hanya mengenal belajar di dalam kelas saja, namun dapat mengeksplorasi potensi yanga ada dalam dirinya. Potensi itu di dukung penuh oleh pendidik sebagai jembatan dalam meraih apa yang akan dihasilkan peserta didik. Keberhasilan pendidik dalam meraih ilmu dan pendidik sebagai pengajar telah membuka setitik harapan terhadap tujuan belajar semakin tewujud. merupakan proses dasar dari perkembangan hidup anak didik.

Dalam bukunya karya Syarifuddin yang berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Cooperative Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya” bahwa

belajar memiliki tujuan-tujuan yang positif, yakni: (1) belajar bertujuan merubah tingkah laku peserta didik. (2) Mengubah kebiasaan buruk menjadi baik. (3) Mengubah

(6)

92

sikap dari negatif menjadi positif, tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya. (4) Belajar dapat memiliki keterampilan. (5) Dan dengan belajar mampu menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

Jadi Teori Belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses inhern yang kompleks dari belajar. Menurut ahli, yakni Cahyo berpendapat bahwa teori belajar sebagai konsep-konsep dan prinsip-prinsip belajar yang bersifat teoritis dan teruji kebenarannya melalui eksperimen (pengamatan). Sehingga, lahirlah beberapa perspektif/kategori dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan Humanistik.

Ada salah satu ahli psikologi yaitu Robert M. Gagne dalam bukunya The

Conditioning of Learning mengemukakan bahwa “Learning is a change in human disposition or capacity, which persist over a period time, and which is not simply ascribable to process of growth”. Pendapat itu diartikan bahwa dengan belajar kesannya

akan terjadinya perubahan disebabkan factor individu yang memiliki kemmapuan untuk belajar terus-menerus, bukan hanya oleh proses pertumbuhan saja. Gegne pun meyakini bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, keduanya saling berinteraksi.

Teori belajar ini sangat membantu pendidik dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Dengan memahami teori belajar, pendidik akan memahami proses terjadinya belajar manusia. Pendidik dalam hal ini, guru mengerti bagaimana seharusnya memberikan stimulasi sehingga mengetahui kondisi peserta didik yang begitu ragam jenisnya ketika proses belajar sedang dilakukan.

Adapun kata humanistic lebih dikenal dalam ranah ilmu Psikologi. Perspektif psikologis sendiri memegang prinsip menciptakan manusia untuk menemukan jati diri seutuhnya. Psikologi humanistik lebih condong kepada manusia melihat perilakunya berdasarkan suatu peintegralan antara pengamatan, penglihatan hingga perasaan batin dan citra dirinya. Berdasarkan teori belajar humanistic, bahwa tujuan belajar didapati untuk memanusiakan seorang manusia. Kegiatan belajar dianggap berhasil apabila peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya.

Teori inilah yang paling abstrak dan paling mendekati dunia filsafat daripada dunia pendidikan. Pada kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang

(7)

93

pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal9. Dengan kata lain ideal dalam teori ini belajar seperti apa yang bisa diamati dunia kesehariannya. Sebab, teori ini bersifat eklektik artinya teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri) dapat tercapai.

Adapun, pendidikan tak akan pernah terlepas dari dua unsur penting dalam proses belajar mengajar. Dua unsur ini ialah pendidik dan peserta didik. Dalam melaksanakan pembelajaran, untuk mencapai hasil yang optimal perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar prinsip- prinsip yang ditarik dari teori psikologi/humanistik terutama teori belajar dan hasil- hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses pengembangan dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang maksimal. Menulis hemat penulis, belajar dianggap berhasil, apabila peserta didik berhasil memahami lingkunganya. Sebenarnya, adanya teori belajar humanistic ini memudahkan memahami perilaku peserta didik dari subjeknya bukan berdasarkan pengamatan.

Dalam proses belajar-mengajar, Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan. Pembelajaran seperti ini diadopsi oleh teori humanistik ini dan cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan penerapan teori ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Teori Humanistik sebagai teori yang memiliki ciri humanis manusia. Bahwa pemahaman peserta didik tidak dapat diukur oleh jangka waktu untuk mencapai pemahaman yang diinginkan, akan tetapi, lebih menekankan pada isi atau materi yang harus dipelajari agar membentuk manusia seutuhnya. Proses belajar menurut sebagian ahli psikologi salah satunya Ausubel. Menurutnya, siswa akan belajar dengan baik jika isi pelajaran (instructional content) sebelum didefinisikan harus dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa (advance organizers) agar mempengaruhi mindset kemajuan belajar siswa. pernyataan ini pun, memiliki persamaan dengan Meaningful

(8)

94

Meaningful learning bermakna bahwa belajar adalah mengasosiasikan pengetahuan baru dengan prior knowledge (pengetahuan awal) peserta didik. Setiap peserta didik memiliki karakteristik kecepatan belajar yang berbeda-beda sehingga keberhasilan belajar akan berpengaruh tergantung peserta didik dapat memahami diri dan lingkungannya. Hal ini peserta didik memiliki keunikan masing-masing. Maka, peran pendidik disini ialah membantu mengenali sisi unik tersebut serta mewujudkan potensi yang dimiliki oleh siswa

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa teori belajar humanistic, belajar dianggap berhasil jika peserta didik mampu memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik pun harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar juga berusaha membantu memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

B. Implikasi Teori Humanistik terhadap Pembelajaran

Teori humanistik kita kenal sebagai teori yang menekankan bagaimana memahami persoalan manusia dari berbagai dimensi yang dimilikinya, baik dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan pembelajaran memiliki tujuan utama sebagai bentuk dari (proses humanistik) untuk kepentingan memanusiakan manusia. Teori ini lebih banyak membahas mengenai konsep- konsep pendidikan dan proses belajar yang ideal untuk membentuk manusia yang di cita-citakan.

Keberhasilan implementasi teori ini harus dilakukan dengan terciptanya kondisi dan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan, memberi kebebasan siswa dalam memahami dan mengatasi materi atau informasi yang diterimanya. pendidik harus bisa menciptakan pembelajaran secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran.

Keterlibatan peserta didik secara fisik juga merupakan wahana untuk menghilangkan kejenuhan dari kegiatan pembelajaran yang tiap hari mereka alami. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang memenuhi kriteria diatas dapat dilakukan

(9)

95

pendidik dengan memperbaharuinya dengan cara merubah suasana belajar tersebut. Adapun Implikasi Teori Belajar Humanistik adalah pendidik/guru Sebagai Fasilitator. Psikologi humanistik memberi perhatian khusus bagi pendidik yang memiliki peran sangat penting dimana dengan berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas sarana kepada peserta didik. Inilah beberapa alternatiff yang diberikan pendidik untuk mengimplikasikan bahwa pendidik memiliki peran lebih dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas dalam proses belajarr-mengajar, yaitu:

1. Fasilitator sebaiknya memberi perhatian menciptakan suasana awal pembelajaran, situasi kelompok, atau pengalaman kelas

2. Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan perorangan maupun kelompok di dalam kelas yang bersifat umum.

3. Pendidik mempercayai adanya keinginan dari masing-masing peserta didik untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya.

4. Pendidik mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka.

5. Pendidik menempatkan dirinya sendiri sebagai sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh individu maupun kelompok.

6. Sebagai tempat untuk menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelas dengan bijak atau sesuai, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan

7. Pendidik pun disamping menjadi fasilitator dapat juga sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi dalam menyatakan pendangannya ketika dalam diskusi atau yang lainya

8. Pendidik dapat juga ikut berperan dalam kelompok peserta didik sebagai jembatan dalam mengetahui perkembangan kelas, atau pun peserta didik menolak karena telah mampu bersifat mandiri dalam menyelesai sebuah persoalan

9. Pendidik harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan sikap yang paling akan tahu segalanya.

(10)

96

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, menggairahkan, memberi kebebasan. Contoh sederhana, ketika pembelajaran didalam kelas untuk kalangan akedemisi. kegiatan pembelajaran di universitas ketika dosen merubah wahana atau situasi tempat pembelajaran, biasanya dilaksanakan di dalam kelas bisa merubahnya di luar ruangan seperti di kebun ataupun halaman kuliah.

Adapun terkait metode atau strategi yang dialakukan, jangan terlalu mengadopsi pembelajaran yang monoton atau pembelajaran yang hanya terpusat kepada mahasiswa. Tetapi pembelajaran yang aktif, dimana melibatkan peran mahasiswa untuk ikut berpendapat. Apabila suasana pembelajaran sudah aktif antara dosen dan mahasiswa diharapkan sebagai calon cendekiawan akan memiliki kompetensi yang lebih untuk memahami dan mengerti akan materi yang sedang dipelajari. Teori humanistik ini akan sangat membantu para pendidik dalam memahami arah belajar pada dimensi yang luas.

Dalam konteks ini, upaya pembelajaran dan konteks manapun akan selalu diarahkan untuk mencapai tujuannya. Meskipun teori ini sukar untuk diterjemahkan ke dalam langkah-langkah yang praktis dan operasional, namun sumbangsih pemikiranya sangat besar dan berharga dalam kegiatan pembelajaran.

C. KESIMPULAN

Belajar merupakan sebuah jalan menuju hal yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Adanya belajar berperan penting munculnya sebuah teori untuk dijadikan rujukan, sandaran dan didasarkan pada penelitian serta penemuan yang didukung oleh data ilmiah dan argumentasi. Sehingga, lahirlah Teori belajar yang sangat membantu pendidik dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Dengan memahami teori belajar, pendidik akan memahami proses terjadinya belajar manusia Teori Belajar Humanistik sebuah teori dari psikologi yang mengarah kepada kepribadian peserta didik. Tujuan adanya teori ini untuk memanusiakan manusia dan menemukan cara belajarnya mereka. Serta Prinsip secara mendasar teori ini ialah Manusia harus memiliki kemampuan alami untuk belajar (mandiri) berbaur dengan lingkunganya. Implikasi Teori Belajar Humanistik ini ialah Guru. Tuganya selain mendidik sekaligus Sebagai Fasilitator dalam menciptakan pembelajaran yang ideal dan dicita-citakan.

(11)

97

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Kebudayaan

Bambang, Warsita, (2008). “Teori Belajar M. Gagne dan Implikasinya pada Pentingnya

Pusat Sumber Belajar”, Jurnal Teknodik, vol. XII, No. 1, hal. 66

El Rais El Rais, (2012). Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Gagne, Briggs J. (2008). Principles of Instructional Design, Second Edition, (New York: Holt Rinehart and Winston),

Haryu, ”Psikologi Humanistik”, (2006). Aplikasi Psikologi Humanistik dalam Dunia

Pendidikan di Indonesia”, Vol. 01, No. 01, hal.77-80

Irawan, Prasetya, dkk. (2001). Teori Belajar, Motivasi, dan Keterampilan Mengajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Jamil, Supriha tiningrum. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media),

Sri, Hayati. (2017). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperatif Learning. (Graha Cendekia),

Sudjana, Nana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Cet. XV). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya

Syarifuddin, (2011). “Ta’dib”, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Belajar

dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Vol. XVI, No. 01, hal. 115

Tandjung, Zainal Arifin, (1984) Sejarah Singkat Filsafat Modern: dari Descartes

sampai Wittgenstein, (Jakarta: Pantja Simpati),

W. S Winkel, (1989) Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo),

Yuberti, (2013). Teori Pembelajaran Dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam

Referensi

Dokumen terkait

• BELAJAR: memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri secara optimal.. • Mementingkan isi yang dipelajari dari pada

Dalam hal ini dapat saya pahami bahwa teori dengan konsep humanistik menekankan pada bagaimana menjadi manusia seutuhnya yang dapat saling menghormati dan berani

Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling

Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi

Sejalan dengan hasil penelitian (Budi, Agus Sumantri & Ahmad, 2019), salah satu bentuk implikasi teori pembelajaran humanistik adalah peserta didik mampu belajar dengan daya

Nama/NIM : Shela Emilia Permatasari/150341603981.. Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam pendekatan belajar yang dikemukakan oleh

Muchamad Chairul Umam Implementasi Teori Belajar Humanistik … P-ISSN 2477-5436 and E-ISSN 2549-6433 3 Belajar yang menyangkut suatu perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya

Teori belajar behavioristik berpendapat bahwa stimulus itu merupakan suatu hal yang penting dalam belajar sedangkan humanistik berpendapat bahwa belajar itu harus berasal dari dalam