• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BBAABB IIIIII A

ARRAAHHAANN SSTTRRAATTEEGGIISS NNAASSIIOONNAALL BBIIDDAANNGG CCIIPPTTAA KKAARRYYAA UUNNTTUUKK KKAABBUUPPAATTEENN//KKOOTTAA

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

33..11.. RReennccaannaa TTaattaa RRuuaanngg WWiillaayyaahh NNaassiioonnaall ((RRTTRRWWNN))

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional, b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

(2)

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan , dan keseimbangan perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan ya ng harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM Kabupaten/kota adalah sebagai berikut :

PPeenneettaappaann PPuussaatt KKeeggiiaattaann NNaassiioonnaall ((PPKKNNPP)) a

a..

Kriteria :

i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan

industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

PPeenneettaappaann PPuussaatt KKeeggiiaattaann WWiillaayyaahh ((PPKKWW)) b

b..

Kriteria :

i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau be berapa kabupaten, dan/atau

(3)

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

PPeenneettaappaann PPuussaatt KKeeggiiaattaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((PPKKSSNN)) c

c..

Kriteria :

i. Pusat perkotaan yang berp otensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,

ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga,

iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau

iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

PPeenneettaappaann KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((KKSSNN)) d

d..

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan : Pertahanan dan Keamanan

i.

a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,

b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau

c) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

(4)

Pertumbuhan ekonomi ii.

a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

c) memiliki potensi ekspor,

d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi, e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. Sosial dan Budaya

iii.

a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,

b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,

c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,

d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional, e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi iv.

(5)

b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir

c) memiliki sumber daya alam strategis nasional

d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

v.

merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, a)

merupakan asset nasional berupa kawasan b)

ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang c)

hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap d)

tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro e)

menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup f)

rawan bencana alam nasional g)

sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai h)

dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

TTaabbeell 33..11 PPeenneettaappaann LLookkaassii PPuussaatt KKeeggiiaattaann NNaassiioonnaall ((PPKKNN)) ddaann PPuussaatt KKeeggiiaattaann WWiillaayyaahh ((PPKKWW)) BBeerrddaassaarrkkaann PPPP NNoommoorr 2266 TTaahhuunn 22000088 tteennttaanngg RRTTRRWWNN

N

NOO PPRROOVVIINNSSII PPKKNN PPKKWW

(1) (2) (3) (4)

1 Nangroe Aceh Darussalam Lhokseumawe Sabang, Banda Aceh, Takengon, Meulaboh 2 Sumatera Utara Kawasan Perkotaan Tebingtinggi, Sidikalang,

(6)

Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo (Mebidangro)

Pematang Siantar, Balige, Rantau Prapat, Kisaran, Gunung Balige, Padang Sidempuan, Sibolga

3 Sumatera Barat Padang Pariaman, Sawahlunto,

Muarasiberut, Bukittinggi, Solok

4 Riau Pekanbaru, Dumai Bangkinang, Teluk Kuantan,

Bengkalis, Bagan Siapiapi, Tembilahan, Rengat, Pangkalan Kerinci, Pasir Pangarayan, Siak, Sri Indrapura

5 Kepulauan Riau Batam Tanjung Pinang, Terempa,

Daik Lingga, Dabo- Pulau Singkep, Tanjung Balai Karimun

6 Jambi Jambi Kuala Tungkal, Saralangon,

Muarabungo, Muara Bulian

7 Sumatera Selatan Palembang Muara Enim, Kayuangung,

Baturaja, Prabumulih, Lubuk Linggau, Sekayu, Lahat

8 Bengkuli Bengkulu, Manna,

Muko-Muko, Curup

9 Bangka Belitung Pangkal Pinang, Muntok,

Tanjung Pandan, Manggar,

10 Lampung Bandar Lampung Metro, Kalianda, Liwa,

Menggala, Kota Agung 11 DKI Jakarta – Jawa Barat –

Banten

Kawasan Perkotaan Jabodetabek

12 Banten Serang, Cilegon Pandeglang, Rangkas

Bitung

13 Jawa Barat Kawasan Perkotaan

Bandung Raya, Cirebon Sukabumi, Cikampek – Cikopo, Pelabuhanratu, Indramayu, Kadipaten, Tasikmalaya, Pangandaran

14 Jawa Tengah Surakarta, Kawasan

Perkotaan Semarang-

Kendal-Demak-Ungaran-Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap

Boyolali, Klaten, Salatiga, Tegal, Pekalongan, K udus, Cepu, Magelang,

Wonosobo, Kebumen, Purwokerto

15 Daerah Istimewa Yogyakarta

Yogyakarta Bantul, Sleman

16 Jawa Timur Kawasan Perkotaan

(Gerbangkertosusila), Malang

Probolinggo, Tuban, Kediri, Madiun, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pamekasan, Bojonegoro, Pacitan

17 Bali Kawasan Perkotaan

Denpasar-Bangli-Gianyar-Tabanan

Singaraja, Semarapura, Negara

(7)

(Sarbagita)

18 Nusa Tenggara Barat Mataram Praya, Para, Sumbawa

Besar

19 Nusa Tenggara Timur Kupang Soe, Kefamenanu, Ende,

Meumere, Waingapu, Ruteng, Labuan Bajo

20 Kalimatan Barat Pontianak Mempawah, Singkawang,

Sambas, Ketapang, Putussibau, Entikong, Sanggau, Sintang

21 Kalimantan Tengah Palangkaraya Kuala Kapuas, Pangkalan Bun, Buntok, Muarateweh, Sampit

22 Kalimantan Selatan Banjarmasin Amuntai, Marta pura,

Marabahan, Kotabaru 23 Kalimantan Timur Kawasan Perkotaan

Balikpapan-Tenggarong-

Samarinda-Bontang, Tarakan

Tanjung Redep, Sangata, Nunukan, Tanjung Selor, Malinau, Tanlumbis, Tanah Grogot, Sendawar

24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang, Tilamuta

25 Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan

Manado-Blitung

Tomohan, Tondano, Kotamobagu

26 Sulawesi Tengah Palu Poso, Luwuk, Buol,

Kolonedale, Tolitoli, Donggala

27 Sulawesi Selatan Kawasan Perkotaan Makassar- Sungguminasa-Takalar-Maros (Maminasata) Pangkajene, Jeneponto, Palopo, Watampone,

Bulukumba, Barru, Parepare

28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene,

Pasangkayu

29 Sulawesi Tenggara Kendari, Unaaha, Lasolo, Bau-Bau,

Raha, Kolaka

30 Maluku Ambon Masohi, Werinama, Kairatu,

Tual, Namlea, Wahai, Bula

31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo, Labuha,

Sanana

32 Papua Barat Sorong Fak-Fak, Manokwari,

Ayamaru

33 Papua Jayapura Biak, Nabire, Muting, Bade,

Merauke, Sarmi, Arso, Wamena

(8)

TTaabbeell 33..22 PPeenneettaappaann LLookkaassii PPuussaatt KKeeggiiaattaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((PPKKSSNN)) BBeerrddaassaarrkkaann PPPP N

Noommoorr 2266 TTaahhuunn 22000088 tteennttaanngg RRTTRRWWNN N

NOO PPUUSSAATT KKEEGGIIAATTAANN SSTTRRAATTEEGGIISS NASIONAL

SSTTAATTUUSS PPRROOVVIINNSSII

(1) (2) (3) (4)

1 Kota Sabang I / A / 2 : Pengembangan Baru

(Tahap I)

Nangroe Aceh Darussalam

2 Kota Dumai I / A / 1 : Pengembangan /

Peningkatan Fungsi (Tahap I)

Riau

3 Kota Batam I / A / 1 : Pengembangan /

Peningkatan Fungsi (Tahap I)

Kep. Riau 4 Ranai (Ibu Kota Kab. Natuna) I / A / 2 : Pengembangan Baru

(Tahap I)

Kep. Riau 5 Atambua (Ibu Kota Kab.Belu) I / A / 1 : Pengembangan /

Peningkatan Fungsi (Tahap I)

Nusa Tenggara Timur

6 Kalabahi (Ibu Kota Kab. Alor) II / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II)

Nusa Tenggara Timur

7 Kefamenanu (Ibu Kota Kab. Timor Tengah Utara)

I / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Nusa Tenggara Timur

8 Paloh – Aruk (Kab. Sambas) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Kalimantan Barat

9 Jagoi Babang (Kab. Benkayang)

I / A/ 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Kalimantan Barat

10 Nangabadau (Kab. Kapuas Hulu)

I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Kalimantan Barat

11 Entikong (Kab. Sanggau) I / A / 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi (Tahap I)

Kalimantan Barat

12 Jasa (Kab. Sintang) II / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II)

Kalimantan Barat

13 Nunukan (Ibu Kota Kab. Nunukan)

I / A / 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi

Kalimantan Timur

14 Simanggaris (Kab. Nunukan) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Kalimantan Timur

15 Long Midang (Kab. Nunukan) I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Kalimantan Timur

16 Long Pahangai (Kab. Kutai Barat)

II / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II)

Kalimantan Timur

17 Long Nawan (Kab. Malinau) II / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II)

Kalimantan Timur

18 Melonguane (Ibu Kota Kab. Talaud)

I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Sulawesi Utara

(9)

Tahuna (Ibu Kota Kab. Kep. Sangihe)

I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

20 Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara Barat)

I / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap I)

Maluku 21 Ilwaki (Kab. Maluku Barat

Daya

II / A / 2 : Pengembangan Baru (Tahap II)

Maluku 22 Dobo (Kab. Kep. Aru) II / A / 2 : Pengembangan Baru

(Tahap II)

Maluku 23 Daruba (Kab. Pulau Morotai) I / A / 2 : Pengembangan Baru

(Tahap I)

Maluku Utara 24 Kota Jayapura I / A / 1 : Pengembangan /

Peningkatan Fungsi (Tahap I)

Papua 25 Kota Tanah Merah (Ibu Kota

Kab. Tanah Merah)

I / A / 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi (Tahap I)

Papua 26 Kota Merauke (Ibu Kota Kab.

Merauke)

I / A / 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi (Tahap I)

Papua

TTaabbeell 33..33 PPeenneettaappaann KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((KKSSNN)) BBeerrddaassaarrkkaann PPPP NNoommoorr 2266 TTaahhuunn 22000088 tteennttaanngg RRTTRRWWNN N

NOO KKAAWWAASSAANN SSTTRRAATTEEGGIISS NASIONAL

SSUUDDUUTT KEPENTINGAN

KKOOTTAA // KABUPATEN*)

PPRROOVVIINNSSII SSTTAATTUUSS HHUUKKUUMM

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kawasan Industri Lhokseumawe Ekonomi Kota Lhokseumawe Nangroe Aceh Darussalam 2 Kawasan Perdagangan

Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang

Ekonomi Kota Sabang Nangroe Aceh Darussalam 3 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam

Ekonomi Kota Banda Aceh Nangroe Aceh Darussalam 4 Kawasan Ekosistem Leuser Lingkungan Hidup 13 Kabupaten (Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Subulussalam, Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang Nangroe Aceh Darussalam 5 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 2 pulau kecil terluar (Pulau Rondo dan

Pertahanan dan

Keamanan

Kota Sabang Nangroe Aceh Darussalam dan

(10)

Berhala) dengan Negara India/ Thailand /Malaysia Sumatera Utara 6 Kawasan Perkotaan

Midan – Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro)

Ekonomi Kota Medang, Binjai, Deli Serdang, Karo Sumatera Utara Perpres No. 62 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo 7 Kawasan Danau Toba

dan Sekitarnya Linkungan Hidup Kab. Samosir, Kab. Tapanuli, Utara, Kab. Humbang Hasundutan, Kab. Dairi, Kab. Karo, Kab. Simalungun, Kab. Toba, Kab. Pakpak Barat Sumatera Utara 8 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara KotoTabang Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi

Kab. Agam Sumatera Barat

9 Kawasan Hutan Lingdung Bukit Batabuh

Lingkungan Hidup Kab. Kuantan Singingi dan Kab. Indragiri Hulu Riau 10 Kawasan Hutan Lindung Mahato Lingkungan Hidup

Kab. Rokan Hilir Riau 11 Kawasan Perbatasan

Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Batu Mandi, Iyu Kecil, Nipa, Pelampong, Batu Berhenti, dan Nongsa) dengan Negara Malaysia / Vietnam / Singapura Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi Kab. Bintan, Kab, Natuna, Kab. Kep. Anambas, Kab. Karimun, Kota Batam Kepulauan Riau 12 Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun

Ekonomi Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Karimun, Kota Batam Kepualaun Riau Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun

(11)

13 Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat Lingkungan Hidup Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab. Rejang Lebong Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan 14 Kawasan Taman Nasional Berbak Lingkungan Hidup Kab. Muaro Jambi Jambi 15 Kawasan Taman

Nasional Bukit Tigapuluh

Lingkungan Hidup Kab. Indragiri Hulu, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Tanjung Jabung Barat, Kab. Tebo Jambi dan Riau 16 Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas

Lingkungan Hidup Kab. Soralangu, Kab. Muaratebo, Kab. Batanghari Jambi

17 Kawasan Selat Sunda Ekonomi Kota Serang, Kota Bandar Lampung Lampung dan Banten Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda 18 Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca

Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta 19 Kawasan Fasilitas Pengolahan Data dan Satelit Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi DKI Jakarta 20 Kawasan Perkotaan Jabodetabek- Punjur termasuk Kepaluan Seribu

Ekonomi Kota Jakarta (Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat) Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kab. Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kab. Cianjur DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur. 21 Penggunaan

Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi

Ekonomi Kota Bandung, Kab. Bandung

Jawa Barat 22 Kawasan Fasilitas

(12)

Pamengpeuk Alam dan Teknologi Tinggi 23 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pamengpeuk Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi

Kab. Garut Jawa Barat

24 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjung Sari Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi

Kab. Sumedang Jawa Barat

25 Kawasan Stasiun Telecomand Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi Jawa Barat 26 Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi Kabupaten Pangandaran Jawa Barat 27 Kawasan Pangandaran -Kalipuncang – Segara Anakan – Nusakambangan (Pacangsanak) Lingkungan Hidup Kab. Pangancaran, Kab. Ciamis, Kab. Cilacap Jawa Barat dan Jawa Tengah 28 Kawasan Perkotaan Kendal – Demak – Ungaran – Salatiga – Semarang -Purwodadi(Kedung Sepur)

Ekonomi Kab. Kendal, Kab. Demak, Kab. Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang, Kab. Grobogan Jawa Tengah 29 Kawasan Borobudur dan Sekitarnya Lingkungan Hidup

Kab. Magelang Jawa Tengah 30 Kawasan Candi Prambanan Lingkungan Hidup Kab. Klaten, Kab. Sleman Jawa Tengah 31 Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi Lingkungan Hidup Kab. Sleman, Kota Yogyakarta, Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab. Magelang Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta 32 Kawasan Perkotaan Gresik – Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo – Lamongan (Gerbangkertosusila)

Ekonomi Kab. Gresik, Kab. Bangkalan, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kab. Sidoarjo, Kab. Lamongan Jawa Timur

(13)

33 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi

Kab. Pasuruan Jawa Timur

34 Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon

Lingkungan Hidup Kab. Pandeglang Banten 35 Kawasan Perkotaan Denpasar – Badung – Gianyar – Tabanan (Sarbagita) Ekonomi Kota Denpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan

Bali Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan 36 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima

Ekonomi Kab. Bima, Kab. Dompu Nusa Tenggara Barat 37 Kawasan Taman Nasional Komodo Lingkungan Hidup Kab. Manggarai Barat Nusa Tenggara Barat 38 Kawasan Gunung Rinjani Lingkungan Hidup Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Timur Nusa Tenggara Barat 39 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay

Ekonomi Kab. Ngada Nusa Tenggara Timur 40 Kawasan Perbatasan

Darat RI dengan Negara Timor Leste

Pertahanan dan Keamanan Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu Nusa Tenggara Timur 41 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan Mangudu) dengan negara Timor Leste/ Australia Pertahanan dan Keamanan Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu Nusa Tenggara Timur 42 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa

Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan Barat 43 Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi

Kota Pontianak Kalimantan Barat

44 Kawasan Taman

Nasional Betung Kerihun LingkunganHidup

Kab. Kapuas Hulu

Kalimantan Barat 45 Kawasan Perbatasan

Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Pertahanan dan Keamanan Kab. Sambas, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Kalimantan Barat, Kalimantan

(14)

Borneo) Sanggau Timur 46 Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuas dan Barito Ekonomi Kota Palangkaraya, Kab. Pulang Pisau, Kab. Kapuas, Kab. Barito Selatan Kalimantan Tengah 47 Kawasan Taman Nasional Tanjung Putting Lingkungan Hidup Kab. Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan Kalimantan Tengah 48 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin Ekonomi Kab. Kotabaru, Kab. TanahBumbu Kalimantan Selatan 49 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan

Ekonomi Kota Samarinda, Kab. Kutai

Kalimantan Timur

50 Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit, Mantewaru, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas, Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan Negara Malaysia dan Philipina Pertahanan dan Keamanan Kab. Nunukan, Kab. Berau, Kab. Tolitoli, Kab. Boolang Mongondow Utara, Kab. Kep. Sitaro, Kab. Kep. Sangihe, Kab. Sangihe Talaud, Kab. Kep. Talaud Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara) 51 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado – Bitung

Ekonomi Kota Manado, Kota Bitung

Sulawesi Utara

52 Kawasan Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano

Lingkungan Hidup Kab. Minahasa, Kab. Minahasa Utara, Kota Tomohon, Kota Manado Sulawesi Utara 53 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batui

Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi Tengah 54 Kawasan Poso dan

Sekitarnya

Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi Tengah 55 Kawasan Kritis

Lingkungan Balingara

Lingkungan Hidup

Kab. Tojo Una-Una Sulawesi Tengah 56 Kawasan Kritis Lingkungan Buol-Lambunu Lingkungan Hidup Kabupaten Buol, Kabupaten Sulawesi Tengah

(15)

Donggala , Kabupaten Parigi Moutong , Kabupaten Toli-Toli 57 Kawasan Perkotaan Makassar – Maros – Sungguminasa – Takalar (Mamminasata)

Ekonomi Kota Makassar, Kab. Maros, Kab. Gowa, Kab. Takalar Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar 58 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare

Ekonomi Kota Parepare, Kab. Barru

Sulawesi Selatan

59 Kawasan Toraja dan Sekitarnya Sosial Buadaya Kab. Tana Toraja, Kab. Toraja Utara Sulawesi Selatan 60 Kawasan Stasiun Bumi

Sumber Alam Parepare

Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi

Kota Parepare Sulawesi Selatan

61 Kawasan Soroaka dan Sekitarnya

Sosial Buadaya

Kab. Luwu Sulawesi Selatan 62 Kawasan

Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka, dan Kendari

Ekonomi Kab. Buton, Kab. Kolaka, Kota Kendari

Sulawesi Tenggara

63 Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa – Watumohai dan Rawa Tinondo Lingkungan Hidup Kota Kendari, Kab. Kolaka, Kab. Buton Sulawesi Tenggara 64 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram

Ekonomi Pulau Seram Kab. Maluku Tengah

Maluku

65 Kawasan Laut Banda Sosial Budaya Kab. Maluku Tengah

Maluku 66 Kawasan Perbatasan

Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Ararkula,

Karaweira, Panambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batu Goyang, Larat, Asutubun, Selaru, Batarkusu, Masela, Miatimiarang, Leti, Kisar, Wetar, Liran, Kolepon,

Pertahanan dan Keamanan Prov. Maluku: Kab. Maluku Tenggara, Kota Tual, Kab. Kep. Aru, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Papua: Kab. Merauke Maluku dan Papua

(16)

dan Laag) dengan negara Timor Leste / Australia 67 Kawasan

Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar (Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau Pertahanan dan Keamanan Kab. Halmahera, Kab. Sorong, Kab. Biak Numfor, Kab. Jayapura Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua 68 Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat

Lingkungan Hidup Kab. Raja Ampat Papua Barat 69 Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak

Ekonomi Kab. Biak Numfor

Papua 70 Kawasan Stasiun Bumi

Satelit Cuaca dan Lingkungan Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi Kab. Biak Numfor Papua 71 Kawasan Stasiun Telemetry Tracking and Command Wahana Peluncur Satelit Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi Kab. Biak Numfor Papua

72 Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua 73 Kawasan Taman Nasional Lorentz Lingkungan Hidup Kab. Mimika, Kab. Asmat, Kab. Nduga, Kab. Yahukimo, Kab.Jayawijaya, Kab. Lanny Jaya, Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Paniai Papua 74 Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni

Lingkungan Hidup

Kab. Tel. Bintuni Papua 75 Kawasan Perbatasan

Darat RI dengan Negara Papua Nugini

Pertahanan dan Keamanan Kota Jayapura, Kab. Keerom, Kab. Pegunungan Bintang, Kab. Boven Digoel, Kab. Merauke Papua 76 Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar (Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Raya, Rusa, Benggala, Simuk, Wunga, Sibarubaru, Sinyaunyau, Enggano, Mega, Batu Kecil, Deli,

Pertahanan dan Keamanan Prov. NAD: Kab. Simelue, Kab. Aceh Barat, Kab. Aceh Besar, Prov Sumut: Kab. Nias, Prov Sumbar: Kab. Kep. Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung,

(17)

Manuk, Nusa

Kambangan, Barung, Sekel, Panehan, dan Sophialouisa) yang berhadapan dengan laut lepas Mentawai, Prov. Bengkulu: Kab. Bengkulu Utara, Prov. Lampung: Kab. Tanggamus, Prov. Banten: Kab. Pandeglang, Prov. Jabar: Kab. Tasikmalaya, Prov. Jateng: Kab. Cilacap, Prov. Jatim: Kab. Jember, Kab. Trenggalek, Prov. NTB: Kab. Lombok Barat Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat

KKeett :: *) Penentuan Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah delineasi KSN masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan

33..22.. RRTTRRWW KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((KKSSNN))

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :

Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN a.

Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa b. Ekonomi i. Lingkungan Hidup ii. Sosial Budaya iii.

Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi iv.

Pertahanan dan Keamanan v.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur yang mencakup : c.

Arahan pengembangan pola ruang i.

Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)

(18)

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti b)

pengembangan RTH.

Arahan pengembangan st ruktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola tata ruang dan struktur iii.

ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya

Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai berikut : Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, a.

Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;

Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan b.

Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;

Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan c.

Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;

Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan d.

Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;

Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan e.

Infrastruktur Selat Sunda;

Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, f.

(19)

33..33.. AArraahhaann RReennccaannaa TTaattaa RRuuaanngg ((RRTTRR)) PPuullaauu

Rencana Tata Ruan g (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup a.

arahan pengem bangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan b.

wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk c.

bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah :

Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi; a.

Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; b.

Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera c.

Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali. d.

(20)

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup a.

Arahan pengembangan pola ruang : i.

Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya sep erti b)

pengembangan RTH

Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti ii.

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase

Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk b.

bidang Cipta Karya

Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai berikut : Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali; a.

Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten; b.

Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu; c.

Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah d.

Istimewa Yogyakarta;

Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah e.

Khusus Ibukota Jakarta;

Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo; f.

(21)

Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat; g.

Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa h.

Tengah;

Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur; i.

Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung; j.

Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa k.

Tenggara Barat;

Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Renc ana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa l.

Tenggara Timur;

Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi m.

Selatan;

Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera n.

Barat.

33..55.. AArraahhaann RReennccaannaa TTaattaa RRuuaanngg WWiillaayyaahh ((RRTTRRWW)) KKaabbuuppaatteenn//KKoottaa

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut a. kepentingan : Pertahanan keamanan i. Ekonomi ii. Lingkungan hidup iii. Sosial Budaya iv.

(22)

Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi v.

Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup : b.

Arahan pengembangan pola ruang : i.

Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya a)

Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti b)

pengembangan RTH.

Arahan pengembangan struktur ruang terkait ke ciptakaryaan seperti ii.

pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan

Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasaran sarana bidang Cipta Karya yang c.

harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peratura n zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana

Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang d.

khususnya untuk Bidang Cipta Karya.

33..66.. KKaawwaassaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((KKSSNN))

Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap ke daulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa kepentingan, yaitu:

pertahanan dan keamanan a.

pertumbuhan ekonomi b.

(23)

sosial dan budaya c.

pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi d.

fungsi dan daya dukung lingkungan hidup e.

Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

33..77.. PPuussaatt KKeeggiiaattaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall ((PPKKSSNN))

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, PPuussaatt KKeeggiiaattaann SSttrraatteeggiiss NNaassiioonnaall aattaauu PPKKSSNN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbata san Negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa criteria yang terdapat pada pasal 15, yaitu sebagai berikut :

pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan a.

negara tetangga

pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang b.

menghubungkan dengan negara tetangga pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya

pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat c.

mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

(24)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, PPuussaatt KKeeggiiaattaa nn NNaassiioonnaall aattaauu PPKKNN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14, yaitu sebagai berikut:

kawasan per kotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama a.

kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional

kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan b.

industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi

kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama c.

transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi

PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasa n metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan per kotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

33..99.. MMaasstteerrppllaann PPeerrcceeppaattaann ddaann PPeerrlluuaassaann PPeemmbbaanngguunnaann EEkkoonnoommii IInnddoonneessiiaa ((MMPP33EEII)) Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapi dokumen perencanaan.

(25)

Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Pe rhatian Investasi (KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK yang sama.

KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut: Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan a.

Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI b.

Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentrasentra produksi di c.

masing-masing KPI

Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak d.

ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI)

Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 3.4

TTaabbeell 33..44 PPeenneettaappaann LLookkaassii KKaawwaassaann PPeerrhhaattiiaann IInnvveessttaassii ((KKPPII)) BBeerrddaassaarrkkaann AArraahhaann ppeerrpprreess NNoommoorr 3322 TTaahhuunn 22001111 N

NOO KKOORRIIDDOORR KKPPII

((11)) ((22)) ((33))

1 Koridor Ekonomi (KE) Sumatera Sei Mangkei Tapanuli Selatan Dairi Dumai Tj Api-Api – Tj Carat Muaraenim – Pendopo Palembang

(26)

Prabumulih Bangka Barat, Babel Batam

Bandar Lampung Lampung Timur Besi Baja Cilegon

2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa Banten

DKI Jakarta Karawang Bekasi Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik Lamongan Pasuruan 3 Koridor Ekonomi (KE) Bali – Nusa

Tenggara Badung Buleleng Lombok Tengah Kupang Sumbawa Barat Aegela Penida

4 Koridor Ekonomi (KE) Kalimantan Kutai Kertanegara Kutai Timur

Rapak dan Ganal Kotabaru Ketapang Kotawaringin Barat Kapuas Pontianak Bontang Tanah Bumbu Sanggau

Penajam Paser Utara 5 Kridor Ekonomi (KE) Sulawesi Makassar

Palopo (Luwu) Mamuju-Mamasa Parepare Kendari Kolaka Konawe Utara Morowali Parigi Moutang Banggai Bitung 6 Koridor Ekonomi (KE) Papua – Kep.

Maluku Merauke (Mifee) Timika Halmahera Teluk Bintuni Morotai

(27)

Ambon Manokwari

33..1100.. KKaawwaassaann EEkkoonnoommii KKhhuussuuss ((KKEEKK))

Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona, antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian. Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru maupun perluasan dari KEK yang sudah ada. Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :

a. sesuai dengan Rencana T ata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung;

(28)

b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota yang bersangkutan;

c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau dekat deng an jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan;

d. mempunyai batas yang jelas.

Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus dipaparkan pada Tabel 3.5.

TTaabbeell 33..55 PPeenneettaappaann LLookkaassii KKaawwaassaann EEkkoonnoommii KKhhuussuuss ((KKEEKK)) BBeerrddaassaarrkkaann AArraahhaann PPeerraattuurraann PPeemmeerriinnttaahh NNoommoorr 22 TTaahhuunn 22001111

NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

(1) (2) (3)

1 Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara

Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke 2 Kabupaten Pandeglan, Banten Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung 3 Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan

Timur

Kawasan Ekonomi Khusus Maloy 4 Kota Bitung, Sulawesi Utara Kawasan Ekonomi Khusus Bitung

Referensi

Dokumen terkait

Laporan ini merupakan hasil Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema ‘ Kreativitas Sebagai Salah Satu Bentuk Pembelajaran Tari di SMA N 2 Sukoharjo .” Tujuan dari pelatihan

Dengan demikian, penelitian ini bukan merupakan pengulangan kata dari penelitian sebelumnya dan menjadi alasan untuk diteliti dengan judul “Analisis Hukum Pidana Islam

Hasil analisis regresi terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku pe- ngunjung TWA Punti Kayu memperli- hatkan bahwa faktor promosi, harga, pro- duk, dan

Untuk Penghasilan paling tinggi yang di- jumpai dari pedagang di terminal Ciledug adalah mencapai lebih dari Rp 9 juta rupiah per bulannya tetapi hanya sebanyak

7 Tahun 2011 jo Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Sambas Tingkat Kabupaten oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sambas jo

(3) Biodata Penduduk, KK, KTP, Surat Keterangan Pindah Penduduk Warga Negara Indonesia antar Kabupaten /Kota dalam satu Provinsi dan antar Provinsi dalam wilayah Negara

4. Pada dasarnya pembelajaran dikatakan efektif apabila tujuan pembelajaran tercapai. Tujuan akan tercapai jika siswa aktif membangun pengetahuannya dalam

kemampuan ranah afektif siswa pada materi indahnya asmaul husna dan faktor penghambat serta faktor pendukung pada pembelajaran berbasis lingkungan untuk