• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Internet Protocol version 6 (IPv6)

Alamat IP versi 6 (sering disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. Panjang totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128 = 3.4 x 1038 host komputer di seluruh dunia.

Contoh alamat IP versi 6 adalah 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A.

Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.

Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high- order-bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order- bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.

2.1.1 Pengalamatan IPv6

Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit.

Setiap blok bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua

(2)

6 (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted- decimal format.

Contoh penulisan alamat IPv6:

a. Berikut adalah alamat IPv6 dalam biner :

000000000001100100000000000110010000000000000000000000000000000000 000000000000000000000000000000000000000000000000 00000000000001 b. Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format,

angka-angka biner di atas harus dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:

0000000000011001 0000000000011001 0000000000000000 0000000000000000 0000000000000000 0000000000000000 0000000000000000 0000000000000001

c. Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut harus dikonversikan kedalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:

0019:0019:0000:0000:0000:0000:0000:0001

Berbeda dengan IPv4, pada IPv6 angka 0000 pada alamat dapat disederhanakan menjadi 0 saja atau bahkan dikompres dengan diberi tanda ( :: ), untuk mudahnya bisa dilihat dari tabel dibawah ini:

Tabel 0.1 Penyederhanaan IPv6

(3)

7 Untuk menentukan berapa banyak bit bernilai 0 yang dibuang (dan digantikan dengan tanda dua titik dua) dalam sebuah alamat IPv6, dapat dilakukan dengan menghitung berapa banyak blok yang tersedia dalam alamat tersebut, yang kemudian dikurangkan dengan angka 8, dan angka tersebut dikalikan dengan 16.

Sebagai contoh, alamat 19:19::1 hanya mengandung tiga blok alamat (blok 19, blok 19, dan blok 1). Maka, jumlah bit yang dibuang adalah (8-3) x 16 = 80 buah bit.

2.1.2 Format Header IPv6

Pada IPv6 digunakan header paket yang sederhana, dan dengan header yang sederhana paket dapat diproses secara lebih efisien. Header pada IPv6 merupakan penyederhanaan dari header IPv4 dengan menghilangkan bagian yang tidak dipergunakan atau jarang digunakan dan menambahkan bagian yang menyediakan dukungan yang lebih baik untuk keperluan mendatang. Pada Gambar 2.1 dian format header pada IPv6.

Gambar 2.1 Format Header IPv6

(4)

8 2.1.3 Prefix pada IPv6

Dalam IPv4, sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak digunakan untuk merujuk kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.

Prefiks adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai- nilai yang tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang prefiks]. Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang membuat prefix subnet.

Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat direpresentasikan sebagai berikut:

19:19::/64

Pada contoh di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat, sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.

2.1.3 Jenis – Jenis Alamat Pada IPv6

Alamat IPv6 ini dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:

a. Alamat Unicast b. Alamat Anycast c. Alamat Multicast

2.1.3.1 Alamat Unicast

Alamat Unicast Global Unicast, merupakan alamat dengan skup global dan unik sehingga bisa di-rute-kan di Internet. Selain global unicast, IPv6 juga

(5)

9 mempunyai alamat local unicast dengan skup terbatas pada link lokal. Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini antara lain:

a. Aggregatable global unicast addresses

Sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat public pada IPv4 dan alamat ini ditandai dengan prefix 001. Alamat ini bisa dirutekan dan dijangkau secara global dari alamat IPv6 di Internet. Dinamakan aggregatable karena memang didesain untuk bisa diaggregasi dan diringkas (aggregation dan summarization) untuk menghasilkan infrastruktur routing yang efisien. IANA telah mulai mengalokasikan blok alamat pertama untuk alamat global ini yaitu 2001::/16. Menurut kebijakan IANA setiap end-site seharusnya diberikan blok alamat IPv6 dengan panjang prefix /48.

b. Site-local addresses

Alamat ini mirip dengan alamat private pada IPv4 yang dalam teknologi IPv6 digunakan dalam skup site dan ditandai dengan prefix 1111 1110 11 atau FEC0::/10. Alamat ini akan selalu diawali dengan FEC0. Karena sifatnya yang ambigu dan sulitnya pendefisinian baku dari skup site maka alamat ini dihapuskan penggunaanya.

c. Special addresses

Ada dua jenis alamat spesial pada IPv6 yaitu:

 Alamat yang tidak dispesifikkan (unspecified address)

Sering disebut all-zeros-address karena memang bernilai 0:0:0:0:0:0:0:0 atau bisa dituliskan ::. Alamat ini sama dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4.

Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface dan tidak boleh menjadi tujuan rute.

(6)

10

 Alamat loopback

Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0.0.1 maka pada IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1 atau bisa diringkas menjadi ::1. Alamat ini tidak boleh dikonfigurasikan pada interface.

 Compatibility addresses

Alamat ini dibuat untuk mempermudah migrasi dan masa transisi dari IPv4 ke IPv6

2.1.3.2 Alamat Anycast

Alamat ini lebih menunjuk kepada fungsi layanan daripada alamat. Alamat anycast sama seperti alamat unicast IPv6 biasa (telah ditentukan dalam standar) dengan tambahan fitur bahwa router akan selalu merutekan ke tujuan yang terdekat atau lebih tepatnya terbaik sesuai yang telah dikonfigurasikan.

2.1.3.3 Alamat Multicast

Seperti halnya pada IPv4 pada IPv6 alamat ini menunjukkan sekumpulan piranti dalam grup multicast. Jadi alamat ini hanya akan muncul sebagai alamat tujuan, tidak akan pernah sebagai alamat asal. Jika paket dikirimkan ke alamat ini maka semua anggota grup akan memprosesnya.

Byte pertama menunjukkan bahwa ini adalah alamat multicast. Empat bit selanjutnya merupakan flag yang masing-masing telah didefinisikan. Bit pertama harus 0 karena dicadangkan untuk keperluan di masa mendatang. Bit kedua menunjukkan apakah alamat multicast ini mengandung alamat Rendezvous Point (RP), yaitu titik distribusi untuk aliran multicast tertentu dalam suatu jaringan multicast. Bit ketiga menandakan apakah alamat multicast ini mengandung informasi prefix. Sementara bit terakhir menunjukkan apakah alamat ini diberikan

(7)

11 secara permanen. Bagian berikutnya adalah Scope yang digunakan untuk membatasi skup dari alamat multicast. Alamat multicast ini memiliki skup antara lain sebagai berikut:

Skup alamat multicast IPv6 Nilai skup Deskripsi skup

0×0 Reserved

0×1 Node-Local

0×2 Link-Local

0×5 Site-Local

0×8 Organization Local

0xE Global

0xF Reserved

Bagian terakhir adalah penanda grup (Group ID). Pada prakteknya biasanya penanda grup ini dibatasi dalam 32 bit saja. Beberapa alamat multicast telah diberikan oleh IANA. Beberapa alamat yang diberikan ini dibuat untuk skup tetap dan beberapa diantaranya valid untuk semua skup.

2.2 Routing Protocol

Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute atau petunjuk dari satu jaringan ke jaringan yang lain, routing merupakan proses dimana suatu router akan memilih jalur atau rute untuk mengirimkan atau meneruskan suatu paket ke jaringan yang dituju. Router menggunakan IP address tujuan untuk mengirimkan paket, dan agar router mengetahui rute mana yang harus digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan, router harus belajar atau bertukar

(8)

12 informasi sesama router yang saling terhubung untuk mengetahui jalur atau rute yang terbaik.

Routing protokol digunakan untuk memfasilitasi pertukaran informasi routing antar router. Dengan routing protocol, router dapat berbagi informasi routing table, yaitu informasi mengenai jaringan lain yang saling terhubung. Ada beberapa routing protocol yang mendukung IPv6, yaitu RIPng, OSPFv3 EIGRP for IPv6 (Cisco properiarity), IS-IS for IPv6, BGP IPv6, dan lainnya. Masing- masing dibuat berdasarkan routing protocol sebelumnya yang mendukung IPv4 namun disesuaikan dengan lingkup IPv6 dan memiliki beberapa kelebihan dan pembaharuan serta cara konfigurasi yang berbeda pada router.

2.2.1 Klasifikasi Protokol Dynamic Routing

Pada protokol routing kelas Interior Gateway Protocols (IGPs) dynamic routing diklasifikasi menjadi dua, yaitu distance vector routing dan link-state routing. Untuk klasifikasi dynamic routing protocol secara keseluruhan terlihat seperti pada Gambar 2.2. Pembagian pada dynamic routing protocol dibedakan berdasarkan karakteristik dan cara kerjanya masing-masing.

Gambar 2.2 Klasifikasi Routing Protokol

(9)

13 2.3 OSPF

2.3.1 IPv4 OSPF

Open Shortest Path First (OSPF) adalah routing protokol dinamik yang digunakan dalam internet protocol (IP) jaringan. Secara khusus, OSPF adalah link- state routing protocol dan termasuk ke dalam kelompok interior gateway protokol, yang beroperasi dalam satu sistem otonom (AS). Hal ini didefinisikan sebagai OSPF Versi 2 di RFC 2328 (1998) untuk IPv4.

Pada OSPF paket hanya dalam satu routing domain (system otonom).

Sehingga link state mengumpulkan informasi dari router yang dan membangun sebuah peta topologi jaringan. Topologi yang pada tabel routing diserahkan ke Internet Layer yang membuat keputusan routing berdasarkan tujuan alamat IP yang ditemukan di IP datagrams. OSPF ini dirancang untuk mendukung penanganan variable-length subnet masking (VLSM) atau Classless Inter-Domain Routing (CIDR) model.

OSPF mendeteksi perubahan dalam topologi, seperti kegagalan link, sangat cepat dan mengalihkannya ke loop baru yang tidak termasuk struktur routing dalam hitungan detik. Dengan cara menghitung pohon jalur terpendek untuk setiap rute dengan menggunakan metode yang didasarkan pada Algoritma Dijkstra. Informasi Link state tetap dipertahankan pada setiap router sebagai link-state database (LSDB) yang merupakan pohon-gambar seluruh topologi jaringan. Salinan identik LSDB secara berkala diperbaharui yang dikirim ke semua OSPF router.

Kebijakan OSPF routing untuk membangun sebuah tabel routing diatur oleh faktor-faktor biaya link (metrik eksternal) yang terkait dengan setiap routing antarmuka. Faktor biaya mungkin jarak router (round-trip time), throughput

(10)

14 jaringan link, atau link ketersediaan dan reliabilitas, dinyatakan sebagai nomor unitless sederhana. Hal ini memberikan proses dinamis load balancing lalu lintas antara rute yang memiliki cost yang sama.

Sebagai link state routing protocol, OSPF menetapkan dan memelihara hubungan dengan tetangganya untuk pertukaran informasi update routing dengan router lainnya. Hubungan tabel tetangga disebut database OSPF adjacency. Asalkan OSPF dikonfigurasi dengan benar, OSPF akan membentuk hubungan tetangga hanya dengan router yang terhubung langsung dengannya. Router yang membentuk hubungan tetangga dengan harus dalam daerah yang sama dengan antarmuka yang menggunakan untuk membentuk hubungan tetangga. Antarmuka hanya dapat dimiliki satu daerah. Akan tetapi pada media bertipe broadcast multiacces seperti pada Ethernet diperlukan “juru bicara” yang diwakili oleh 1 router yang disebut Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR). Hal ini untuk membuat jaringan lebih efisien. DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan disebarkan oleh DR dan BDR.

2.3.2 OSPFv3

OSPFv3 yang digunakan untuk mendukung IPv6 sesuai ketentuan RFC 5340 memiliki perbedaan utama dengan versi sebelumnya selain modifikasi Link State Advertising (LSA) untuk mendukung IPv6 adalah penggunaan Router-ID untuk mengidentifikasi tetangga, menggunakan alamat link lokal (Link-lokal) untuk menemukan tetangga, sehingga topologi independen dari protokol jaringan diri mereka sendiri, dan untuk memfasilitasi ekspansi di masa datang.

(11)

15

Gambar 2.3 OSPF Packet header

Gambar 2.4 OSPF Hello Packet

(12)

16

Gambar 2.5 OSPF Database Description Packet

Gambar 2.6 OSPF Link State Request Packet

(13)

17

Gambar 2.7 OSPF Link State Update Packet

Gambar 2.8 OSPF Link State Acknowledgment Packet

2.4 IS-IS

IS-IS merupakan protokol routing intra domain yang didefinisikan dalam ISO/IEC 10589. IS-IS merupakan kepanjangan dari Intermediate System to

(14)

18 Intermediate System Intra Domain Routeing Exchange Protocol dan ditujukan sebagai protokol routing untuk CLNP (Connectionless-mode Network Service).

Protokol routing ini menjadi krusial dalam ATN karena CLNP digunakan sebagai protokol lapisan jaringan dalam implementasi ATN-OSI. IS-IS melalui RFC 1195 [6] mengalami ekstensi untuk dukungan terhadap IP. Melalui ekstensi ini, IS-IS dapat bekerja sebagai protokol routing dual stack IP-OSI. Namun, fokus pengembangan dalam ATN adalah dukungan terhadap OSI.

Berdasarkan ISO 10589, proses dalam IS-IS selanjutnya dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yakni:

 Proses yang tidak bergantung kepada subnetwork (subnetwork independent

function)

 Proses yang bergantung kepada subnetwork (subnetwork dependent function)

2.5 EIGRP 2.5.1 IPv4 EIGRP

EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya di adopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco. EIGRP ini sangat cocok digunakan untuk midsize dan large company. EIGRP sering disebut juga hybrid routing protocol, karena pada EIGRP terdapat dua tipe routing protocol yang digunakan, yaitu distance vector dan link state.

EIGRP ini pengembangan dari routing protocol IGRP (distance vector), yang juga prorpietary cisco. Perbandingan antar IGRP dan EIGRP di bagi menjadi beberapa kategori, yaitu Compability mode, Metric colocation, Hop count, Automatic protocol redistribution, dan Route tagging.

(15)

19 EIGRP dan IGRP dapat di kombinasikan satu sama lain karena EIGRP adalah hanya pengembangan dari IGRP. Dalam perhitungan untuk menentukan jalurnya, EGIRP menggunakan algortima DUAL (Diffusing-UpdateAlgorithm) dalam menentukannya. EIGRP mempunyai 3 table dalam menyimpan informasi networknya,yaitu Neighbor table, Topology table, dan Routing table.

Neighbor table ada tabel yang menyimpan list tentang router–router tetangganya.

Setiap ada router baru yg dipasang, address dan interface dicatat di tabel ini. DUAL mengambil informasi dari “neighbor tabel” dan “topology table” untuk melakukan kalkulasi “lowest cost routes to each destination”. Setelah melakukan kalkulasi akan dibuat “successor route” yang disimpan di tabel ini. Routing table berfungsi menyimpan rute terbaik untuk ke tujuan. Informasi tersebut diambil dari “topology table”. Untuk mudahnya dapat dilihat di gambar di bawah ini:

Gambar 2.9 Alur tabel – tabel pada EIGRP

EIGRP mengirimkan paket hello setiap 5 detik pada link bandwidth yang tinggi dan setiap 60 detik pada link bandwidth multipoint yang rendah.

Contoh 5 detik halo:

(16)

20

 siaran media, seperti Ethernet, Token Ring, dan FDDI

 point-to-point link seri, seperti PPP, Frame Relay point-to-point subinterfaces, dan ATM subinterface point-to-point

 bandwidth tinggi (lebih besar dari T1) sirkuit multipoint, seperti ISDN PRI

dan Frame Relay Contoh 60 detik halo:

 multipoint sirkuit T1 bandwidth atau lambat, seperti Bingkai multipoint antarmuka Relay, ATM multipoint interface, dan ISDN BRIS

jumlah di mana EIGRP mengirimkan paket hello disebut hello Interval, dan dapat disesuaikan per antarmuka dengan perintah ip hello-interval eigrp. Waktu tunggu adalah jumlah waktu yang router butuhkan untuk mempertimbangkan router tetangga hidup tanpa menerima paket halo. Waktu tunggu biasanya tiga kali hello Interval, secara default, 15 detik dan 180 detik. Dan dapat terus menyesuaikan waktu dengan perintah ip hold-time EIGRP.

2.5.2 IPv6 EIGRP

Pada IPv6 EIGRP semua fitur dan konfigurasi hampir sama seperti pada IPv4. Hanya sedikit perbedaan pada IPv6, yaitu keadaan default jaringan berada dalam posisi “shutdown”, filter routing menggunakan perintah “distribute-list prefix-list”, pada IPv6 tidak ada konsep classfull, dan membutuhkan router-id.

2.6 RIP

RIP adalah sebuah routing protocol jenis distance-vector sejati.RIP mengirimkan routing tabel yang lengkap ke semua interface yang aktif setiap 30

(17)

21 detik.RIP hanya menggunakan jumlah hop untuk menentukan cara terbaik ke sebuah network remote, tetapi RIP secara default memiliki sebuah nilai jumlah hop maksimum yang diizinkan yaitu 15, yang berarti nilai 16 dianggap tidak terjangkau (unreachable). RIP bekerja dengan baik di network-network yang kecil, tetapi RIP tidak efisien pada network-network besar atau pada network-network yang memiliki banyak router terpasang.

2.6.1 RIP versi 1

Menggunakan classful routing. Pembaruan routing periodik tidak membawa subnet informasi, dukungan kurang untuk subnet mask panjang variabel (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki ukuran yang berbeda subnetyang sama dalam kelas jaringan. Dengan kata lain, semua subnet dalam jaringan kelas harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk autentikasi router, membuat RIP rentan terhadap berbagai versi RIP attacks.RIP versi 1 hanya ada jumlah hop 16 (0-15). Jika ada lebih dari 16 hop antara dua router itu gagal untuk mengirim paket data ke alamat tujuan.

2.6.2 RIP versi 2

Karena kekurangan dari spesifikasi asli RIP, maka RIP versi 2 (RIPv2) di ciptakan, kemampuan yang di miliki untuk membawa informasi subnet, sehingga mendukung classless inter-domain routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas ke belakang, jumlah hop limit 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya interoperate dengan spesifikasi awal jika semua protokol bidang harus Zero dalam pesan RIPv1 yang benar ditentukan. Dalam upaya untuk menghindari beban yang tidak perlu di host yang tidak berpartisipasi dalam routing, multicast RIPv2 routing tabel seluruh untuk semua router berdekatan di alamat 224.0.0.9, sebagai lawan

(18)

22 RIPv1 yang menggunakan siaran. Pengalamatan unicast masih diperbolehkan untuk aplikasi khusus.

2.6.3 RIPng

Routing Information Protocol Next Generation adalah protokol routing yang berdasarkan protokol routing RIP di IPv4 yang sudah mendukung IPv6. RIPng ini digunakan untuk internal routing protokol dan menggunakan protokol UDP sebagai transport. Tidak seperti RIPv1/v2 yang berjalan pada port UDP 520, RIPng ini menggunakan port 521 sebagai komunikasi antar RIPng

Metode yang dipakai RIPng adalah distance vector (vektor jarak), yaitu:

1. Jarak local network dihitung 0

2. Kemudian mencari neighbour sekitar dan dihitung jaraknya dan cost.

3. Dibandingkan jarak dan cost antar neighbour.

4. Dilakukan perhitungan secara continue.

5. Menggunakan algoritma Ballman-Ford.

Command pada RIPng Header berisi:

1 Request, meminta daftar routing tabel pada RIPng yang lain

2 Response, membalas request dari RIPng yang lain dan memberikan daftar routing.

Protokol RIPng ini memiliki beberapa kelemahan 1. Hanya bisa sampai 15 HOP

2. Lambat dalam memproses routing, dikarena melakukan pengecekan terus menerus

3. Bersifat Classful

(19)

23 RIPng menggunakan timer, prosedur, dan tipe message yang sama dengan RIPv2.

Misalnya, RIPv2 menggunakan update timer 30 detik yang telah ditambahi sedikit untuk mencegah sinkronisasi, periode timeout 180-detik, dan timer untuk garbage- collection 120 detik, dan holddown timer 180 detik. RIPng juga menggunakan metric hop-count, dengan 16 menunjukkan nilai unreachable. Dan juga menggunakan Request dan Response messages dengan cara yang sama seperti RIPv2. Serta pesan Request dan Response dikirim secara multicast dengan sedikit pengecualian untuk unicast yang digunakan RIPv1 dan v2. Address multicast Ipv6 yang digunakan RIPng adalah FF02::9.

Hal yang beda ada pada cara autentikasi. RIPng tidak memiliki mekanisme autentikasi sendiri, tetapi mengandalkan fitur yang ada pada Ipv6. Gambar dibawah menunjukkan format message RIPng.

Gambar 2.10 format message RIPng

Command selalu di set 1 untuk pesan Request dan 2 untuk pesan Response.

Version selalu di set 1 untuk menunjukkan versi RIPng saat ini yakni RIPngv1.

IPv6 Prefix adalah prefix destination Ipv6 128-bit dalam entri route.

(20)

24

Route Tag digunakan seperti pada RIPv2: untuk memasukka atribut route external melalui domain RIP.

Prefix Length adalah fiel 8-bit yang menentukan bagian signifikan dari addrss pada field Ipv6 Prefix. Misalnya, jika prefix yang di advertise adalah 3ffe:2100:1201::/48, nilai field Prefix Length adalah 48 (0×30). Jika entri route yang di advertise adalah default route, maka IPv6 Prefix adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 dan prefix length adalah 0.

Metric adalah metric hop count seperti pada RIPv1 dan v2. Tetapi karena nilai maksimum yang mungkin adalah 16, maka field ini di kurang menjadi 8 bit dari sebelumnya 16 bit pada RIPv1 dan v2.

RIPng menentukan address next-hop dengan cara yang sama seperti RIPv2. Dengan kata lain, address next-hop non-zero yang valid menentukan router next-hop selain dari pengirim dari message Response dan address next-hop 0:0:0:0:0:0:0:0 menentukan pengirim dari message Response itu sendiri sebagai address next-hop.

Bedanya, RIPng menentukan bahwa address next-hop pada entri route spesial kemudian mengelompokkan semua entri route yang menggunakan address next- hop setelahnya. Dengan kata lain, address next-hop yang ditentukan dalam next- hop entri route berlaku untuk semua entri route setelahnya, sampai akhir pesan Response atau sampai ada entri route spesial lain ditentukan.

Gambar berikut menunjukkan format entri route next-hop. Address 128-bit berupa address IPv6 atau router lain, atau jika berupa :: berarti address dari pengirim. Field Route Tag dan Prefix Length semua di set 0. Router yang menerima akan mengenali next-hop route entri karena field Metric nya di set 0 (0xFF) semua.

(21)

25

Gambar 2.11 format entri route next-hop

2.7 Quality of Service

Quality of Service adalah parameter-parameter yang mempengaruhi kualitas layanan jaringan yang berbasis paket.Parameter-parameter dalam QoS antara lain: throughput, delay, jitter, packet loss.

2.7.1 Throughput

Throughput adalah persentase jumlah paket yang sukses ditransmisikan yang merupakan perbandingan jumlah paket yang sukses dikirim dengan jumlah paket yang ditransmisikan.

2.7.2 Delay

Delay adalah waktu tunda suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari suatu node ke node lain yang menjadi tujuannya. Delay didalam suatu jaringan dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Delay Paketisasi

Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk prosespembuatan paket pada sisi sumber informasi atau pengirim.

b. Delay Antrian

(22)

26 Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router didalam menangani translasi paket di sepanjangjaringan. Umumnya delay ini sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 mikrosekon.

c. Delay Propagasi

Delay ini merupakan waktu proses perjalanan informasi selama didalam media transmisi.

Contoh delay variabel adalah:

a. Ingress queuing delay, untuk trafik yang memasuki node jaringan b. Contention, hubungan dengan trafik lainnya pada setiap node jaringan c. Egress queuing delay, untuk lalu lintas keluar node jaringan

Gambar 2.12 Tingkat kualitas delay

2.7.3 Jitter

Jitter adalah ukuran variasi delay antar paket yang berturut-turut untuk arus trafik tertentu. Jitter memiliki efek pada real-time, aplikasi yang mempunyai delay- sensitif seperti suara dan video. aplikasi real-time ini mengharapkan untuk

(23)

27 menerima paket pada tingkat yang konstan dengan delay tetap antara paket yang berturut-turut. Sebagai tingkat kedatangan bervariasi, jitter berdampak pada kinerja aplikasi. Jumlah minimal sebuah jitter dapat diterima, tetapi meningkatnya jitter dapat menyebabkan aplikasi tidak bisa digunakan. Semua jaringan memiliki beberapa jitter karena variabilitas dalam delay dimiliki oleh setiap node jaringan sebagai paket antrian. Namun, selama jitter dapat dibatasi, QoS dapat dipertahankan.

Tabel 2.2 Tingkat kualitas jitter Kategori penilaian Jitter

Baik 0-25 ms

Bisa diterima 25-50 ms Tidak bisa diterima > 50 ms 2.7.4 Packet Loss

Packet loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket mencapai tujuannya.Kegagalan paket tersebut mencapai tujuan dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara lain:

a. Terjadinya overload trafik di dalam jaringan b. Tabrakan (congestion) dalam jaringan c. Error yang terjadi pada media fisik

d. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima,antara lain dapat disebabkan karena overflow yang terjadi pada buffer

e. Di dalam Implementasi jaringan IP (Internet Protocol), nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum.

(24)

28 2.8 Video Streaming

2.8.1 Video

Video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital. Berkaitan dengan “penglihatan dan pendengaran”

Aplikasi video pada multimedia mencakup:

- Entertainment: roadcast TV, VCR/DVD recording - Interpersonal: video telephony, video conferencing - Interactive: windows

Gambar 0.13 Contoh Video

2.8.2 Video Streaming

Streaming berarti proses penghantaran data dalam aliran berkelanjutan dan tetap yang memungkinkan pengguna mengakses dan menggunakan file sebelum data dihantar sepenuhnya dari sebuah mesin server. Video streaming dapat diartikan

(25)

29 transmisi file video secara bekelanjutan yang memungkinkan video tersebut diputar tanpa menunggu file video tersebut tersampaikan secara keseluruhan.

Jenis subkategori streaming:

1. On-demand stream: On-demand stream dikontrol oleh client sedangkan webcast stream dikontrol oleh server. Secara sederhana, on-demand stream dimisalkan seperti melihat video kaset, kita dapat melakukan fast-forward, rewind, maupun pause terhadap proses presentasi.

2. Webcast stream: Webcast stream client hanya dapat menentukan kapan suatu content dimulai dan diakhiri. Proses ini dapat dimisalkan seperti kita menonton televisi atau mendengarkan radio di mana yang mengatur content presentasinya adalah stasiun TV atau radio tersebut.

Komponen-komponen Dalam Streaming Media

1. Media source, yaitu sumber yang akan menampilkan suatu content presentasi.

Media source dapat berupa suatu file atau sumber yang sifatnya live, seperti kamera video atau microphone.

2. Encoder adalah program yang digunakan untuk mengubah media source ke format yang sesuai untuk streaming. Biasanya memiliki kompresi yang cukup tinggi untuk mengatasi keterbatasan bandwidth jaringan.

3. Media server digunakan untuk mendistribusikan on-demand atau webcast suatu content ke client. Juga bertanggung jawab untuk mencatat semua aktivitas streaming, yang nantinya digunakan untuk billing dan statistik.

4. Player dibutuhkan untuk menampilkan atau mempresentasikan content multimedia (data stream) yang diterima dari media server. File-file khusus yang disebut metafile digunakan untuk mengaktifkan player dari halaman web.

(26)

30 Metafile berisi keterangan dari content multimedia. Browser web mendownload dan meneruskan ke player yang tepat untuk mempresentasikannya. Selain itu, juga berfungsi untuk melakukan dekompresi.

Secara umum metode streaming video sangatlah sederhana, yaitu dengan membagi video dalam beberapa bagian paket yang dienkode sebelum dikirim, selanjutnya pada receiver, paket tersebut akan didekode agar bisa diputar. Kegiatan seperti ini akan terus dilakukan sampai paket video telah terkirim sepenuhnya.

Gambar

Tabel 0.1 Penyederhanaan IPv6
Gambar 2.1 Format Header IPv6
Gambar 2.2 Klasifikasi Routing Protokol
Gambar 2.4 OSPF Hello Packet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Variabel Arah Kewirausahaan, Budaya Institusi dan Kapabilitas Manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja pada PT.. Variabel Arah

Berdasarkan hasil pengamatan yang tersaji dalam Tabel 4, 5 dan 6 menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan (gap) antara potensi dengan realisasi rata-rata berat tandan.Adapun

Yang terpenting dalam mendefenisikan al-mashlahah al-mursalah ini, yaitu berarti penetapan suatu hukum yang bertujuan memberikan kemashlahatan bagi masyarakat umum, tetapi

Kota Jayapura dengan luas wilayah 940.00 Ha terdapat 30% tidak layak huni, karena terdiri dari perbukitan yang terjal, rawa-rawa dan hutan di lindung dengan kemiringan

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kimia dan aktivitas antibakteri dari fraksi etil asetat kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L.)

Dan Allah telah melarang untuk meniru- niru perilaku orang kafir tersebut dan termasuk memiliki kecintaan, kesetiaan kepada mereka, yang termaktub dalam kitab Dzat yang Maha..

Virtual conferense via zoom meeting, 9-10 November 2020 | 300 McFarlan grid untuk pengembangan ke depan maupun dari sisi server pendukung terkait dengan SI high potential

Untuk hasil penelitian Muslikhati 2007 terlihat bahwa hanya faktor komplikasi saat bersalin yang dihubungkan dengan kematian ibu akan tetapi faktor saat hamil