• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PENDERITA KARSINOMA PAYUDARA DI INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL PENDERITA KARSINOMA PAYUDARA DI INSTALASI PATOLOGI ANATOMI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2018 SKRIPSI"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

Piotr Karol Borek 160100204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

Piotr Karol Borek 160100204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan berkat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Profil Penderita Karsinoma Payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik Tahun 2018” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebesar- besarnya kepada :

1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K), yang banyak memberikan dukungan selama proses penyusunan skripsi.

2. Dosen Pembimbing, dr. Jessy Chrestella M.Ked (PA), Sp.PA yang banyak memberikan arahan, masukan, ilmu, dan motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. dr. T. Ibnu Alferraly M.Ked (PA), Sp.PA selaku ketua penguji yang telah memberikan petunjuk serta nasihat dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Dr. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes selaku anggota penguji yang telah memberikan petunjuk serta nasihat dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. dr. Kamal Basri Siregar Sp.B (K) Onk selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran USU.

6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara atas bimbingan selama penyelesaian studi.

7. Seluruh staf bagian Instalasi Rekam Medik RSUP Haji Adam Malik atas bimbingannya selama penulis melakukan penelitian.

(5)

8. Kedua orang tua penulis, Andrzej Borek dan Yulianti yang senantiasa membesarkan penuh dengan kasih sayang serta memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan skripsi

9. Rekan-rekan belajar dan penelitian penulis, Nicholas, Anggia, Chacha, Safirah, Bobby, Nanda, Shaniya, Tiara, Dandi, Ikhsan dan Jeffrey.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi konten maupun cara penulisannya. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan mampu memberikan sumbangsih bagi bangsa dan Negara terutama dalam bidang pendidikan terkhususnya ilmu kedokteran.

Medan, 12 Desember 2019 Penulis,

Piotr Karol Borek 160100204

(6)

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Gambar ... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Lampiran ... viii

Daftar Singkatan ... ix

Abstrak ... x

Abstract ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan ... 4

1.4.2 Bagi Institusi Kesehatan ... 4

1.4.3 Bagi Peneliti ... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Kanker Payudara ... 5

2.1.1 Anatomi Payudara ... 5

2.2 Definisi ... 6

2.3 Patogenesis Kanker Payudara ... 6

2.4 Tanda dan Gejala Kanker Payudara ... 7

2.5 Epidemiologi Kanker Payudara ... 8

2.5.1 Distribusi dan Frekuensi Kanker Payudara Berdasarkan Tempat dan Waktu ... 9

2.6 Faktor Risiko Kanker Payudara ... 10

2.6.1 Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable) ... 10

2.6.2 Faktor Risiko yang Dapat Diubah (Changeable) ... 11

2.7 Klasifikasi Kanker Payudara ... 13

2.7.1 Non-Invasif Karsinoma ... 13

2.7.2 Invasif Karsinoma ... 14

2.7.3 Paget’s Disease ... 15

2.8 Stadium dan Prognosis Kanker Payudara ... 15

2.8.1 Stadium ... 15

2.8.2 Prognosis Kanker Payudara ... 18

2.9 Pencegahan Kanker Payudara ... 19

2.9.1 Pencegahan Primer ... 19

(7)

2.9.2 Pencegahan Sekunder ... 20

2.9.2.1 SADARI ... 20

2.9.2.2 Mammografi ... 22

2.9.2.3 Pemeriksaan Klinis ... 22

2.9.2.4 Penatalaksanaan Medis yang Tepat ... 22

2.9.3 Pencegahan Tersier ... 24

2.10 Kerangka Teori... 25

2.11 Kerangka Konsep ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN... 27

3.1 Rancangan Penelitian ... 27

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 27

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

3.3.1 Populasi Penelitian ... 27

3.3.2 Sampel Penelitian ... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 28

3.5 Definisi Operasional... 28

3.6 Metode Analisis Data ... 31

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1 Kesimpulan ... 44

5.2 Saran ... 45

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 52

(8)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Anatomi Payudara ... 5

Gambar 2.2 Ciri – Ciri Penderita Kanker Payudara ... 8

Gambar 2.9 Kerangka Teori ... 25

Gambar 2.10 Kerangka Konsep ... 26

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 2.1 Urutan Lima Kanker Utama Pada Wanita di Beberapa

Negara Asia ... 9

Tabel 2.2 Klasifikasi Kanker Payudara Berdasarkan Sistem TNM ... 15

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ... 29

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia ... 32

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Tumor Payudara Sebelumnya ... 33

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Keluarga ... 34

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Melahirkan ... 35

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Menyusui ... 36

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Merokok ... 37

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Keluhan Utama ... 38

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lokasi Kanker ... 39

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Stadium Klinis ... 40

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Klasifikasi Histopatologi ... 41

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penatalaksanaan... 42

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Daftar Riwayat Hidup

Lampiran B Halaman Pernyataan Orisinalitas Lampiran C Ethical Clearance Penelitian Lampiran D Surat Izin Survei Awal Penelitian Lampiran E Surat Izin Penelitian

Lampiran F Output Perangkat Lunak Statistik Lampiran G Lampiran Data Induk Penelitian

(11)

DAFTAR SINGKATAN

AJCC : American Joint Committee on Cancer BRCA : Breast Cancer

CT : Computerized Tomography

IARC : International Agency for Research on Cancer ICD : International Statistical Classification of Diseases

KGB : Kelenjar Getah Bening

NICE : National Institute Health for Clinical Excellence

NST : Non Specific Type

PA : Patologi Anatomi

PERABOI : Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia

RR : Relative Risk

SADARI : Pemeriksaan Payudara Sendiri

SPSS : Statistical Package for Social Science UICC : Union for International Cancer Control

USG : Ultrasonography

WHO : World Health Organization

(12)

tumbuh di dalam saluran dan kelenjar payudara yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial. Beberapa faktor yang mempunyai pengaruh besar adalah usia, riwayat tumor payudara sebelumnya, riwayat keluarga, riwayat melahirkan, riwayat menyusui. Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada perempuan. Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau eksema puting susu, perdarahan puting susu, puting susu tertarik ke dalam dan kulit edema hingga tampak seperti kulit jeruk. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil penderita karsinoma payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik tahun 2018. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional.

Penelitian ini dilakukan dengan melihat data sekunder, yaitu rekam medis pasien penderita kanker payudara periode Januari 2018 – Desember 2018. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS. Hasil. Dari hasil penelitian ini jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 173 orang. Kelompok usia tersering yang menderita kanker payudara adalah usia 41 - 50 tahun (37,0%). Faktor risiko kanker payudara di RSUP H. Adam Malik yang umum ditemukan adalah Riwayat tumor payudara sebelumnya (36,9%), Riwayat kanker payudara pada keluarga (13,4%), Riwayat melahirkan (87,0%), Riwayat menyusui (87,5%), Riwayat merokok (19,4%).

Dengan keluhan utama benjolan pada payudara (49,1%), pada lokasi kuadran atas bagian lateral (31,4%), dengan stadium klinis stadium IIIA (42,5%), dengan jenis terbanyak invasive ductal carcinoma (42,8%). Penanganan terbanyak dilakukan dengan kemoterapi (88,8%). Kesimpulan.

Dari penelitian ini didapati bahwa terdapat banyak faktor risiko yang mempengaruhi kejadian kanker payudara, ditemukan juga karakteristik yang bervariasi. Serta kemoterapi merupakan pilihan terbanyak untuk penatalaksanaan pada kanker payudara.

Kata kunci : Kanker Payudara, Gambaran Profil , Patologi Anatomi.

(13)

ABSTRACT

Background. Breast cancer is a malignant neoplasm disease which comes from or grows inside the ducts and breast glands which till now is not known for certain. The causes of breast cancer are multifactorial. Some factors that has a big influence are age, history of previous breast tumor, family history, birth giving history, breastfeeding history. Breast cancer is the most common cancer in women. Clinical symptoms of breast cancer can be breast lump, nipple erosion or eczema, nipple bleeding, retracted nipple and edema skin which makes it look like an orange peel.

Objective. The purpose of this research is to know the profile overview of breast carcinoma sufferers at the Installation of Pathology Anatomy at Haji Adam Malik General Hospital in the year 2018. Method. This research is a descriptive research with a cross-sectional study. This research was done by looking at secondary data, which are medical records of breast cancer patients from January 2018 – December 2018. Sampling is done by using total sampling. Data will then be analysed using a computer program called SPSS. Results. From the result of this research the number of samples that met the inclusion and exclusion criteria are 173 people. The most common age group suffering from breast cancer is 41 – 50 years old (37%). Risk factors for breast cancer at Haji Adam Malik General Hospital which are commonly found are history of previous breast tumor (36,9%), family history (13,4%), birth giving history (87,0%), breastfeeding history (87,5%), smoking history (19,4%). With the main symptom which is breast lump (49,1%), at the top lateral quadrant (31,4%), with clinical stage IIIA (42,5%), with invasive ductal carcinoma type (42,8%). With chemotherapy as the highest treatment used (88,8%). Conclusion.

From this study it was found that there are many risk factors which affects the incidence of breast cancer, it is also found that the characteristics are various. And chemotherapy is the most preferred choice of treatment for breast cancer.

Keywords : Breast Cancer, Profile Overview, Pathology Anatomy

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kanker payudara merupakan suatu penyakit neoplasma ganas yang berasal atau tumbuh di dalam struktur saluran dan kelenjar payudara. Penyakit ini dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) oleh WHO dengan kode nomor 174 (Abbas, 2015).

Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti.

Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor yang terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah menarche dini, nulipara, menopause lama, dan hamil pertama usia tua, hormonal, penyakit fibrokistik pada obesitas, payudara, riwayat radiasi, riwayat keluarga, dan faktor lain yang bersifat eksogen (Abbas, 2015).

Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada perempuan. Diperkirakan jumlah kasus baru tidak kurang dari 1.050.346 per tahun. Kanker payudara sering terjadi pada wanita di atas usia 40-50 tahun (Rasjidi, 2010).

Secara umum, di negara maju kanker payudara lebih banyak ditemukan dibandingkan di negara berkembang. Hal ini terutama dikaitkan dengan tingkat sosial dan gaya hidup masyarakat di masing- masing negara yang berbeda. Satu diantara 10 wanita Amerika terserang kanker payudara. Kanker ini menempati urutan pertama banyaknya penderita kanker di Amerika Serikat (Bustan, 2007).

Di negara-negara Asia, insiden kanker payudara mencapai 20 per 100.000 penduduk. Disamping itu, berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) (2002), didapatkan estimasi insiden kanker payudara di Indonesia sebesar 26 per 100.000 perempuan (Depkes RI, 2008).

Dari 600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya, sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000).

(15)

Gejala klinis kanker payudara dapat berupa benjolan pada payudara, erosi atau eksema puting susu, atau perdarahan puting susu. Umumnya pada awal, benjolan tidak nyeri dan berukuran kecil, semakin lama semakin besar, lalu melekat pada kulit atau puting susu. Puting susu menjadi tertarik ke dalam (retracted nipple), kulit edema hingga tampak seperti kulit jeruk (peau d’orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan dalam sehingga menghancurkan seluruh payudara, mudah berdarah, dan sering berbau busuk. Rasa nyeri atau sakit pada umumnya baru timbul bila tumor sudah besar, timbul borok, atau ada metastasis ke tulang. Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Tjindarbumi, 2002).

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operabilitas Heagensen sebagai berikut: terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); adanya nodul satelit pada kulit payudara; kanker payudara jenis mastitis karsinomatosis; terdapat nodul parasternal; terdapat nodul supraklavikula; adanya edema lengan; adanya metastasis jauh; serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu edema kulit, ulserasi kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain (Brunicardi, 2010).

Dari seluruh kanker payudara, sekitar 50% tumbuh pada kuadran lateral atas, 10% pada ketiga kuadran yang lain, dan 20% di regio subareolar. Lesi multifokal (misalnya yang timbul pada kuadran lain di luar massa tumor utama) pada kurang lebih sepertiga pasien dan tidak jarang bilateral, khususnya pada varian lobular karsinoma payudara. Sebagian besar kanker payudara terjadi pada unit duktus terminal (kecuali yang menjadi penyakit Paget dan karsinorna lobuler) dan perbedaan di antara tipe-tipe variasinya, yang mempunyai gambaran patologi klinik tertentu, didasarkan pada gambaran sitologik dan arsitektur individual (Tjindarbumi, 2002).

Tujuan utama pengobatan kanker payudara pada tahap awal adalah untuk mengangkat tumor dan membersihkan jaringan sekitar tumor. Tumor primer

(16)

biasanya dihilangkan dengan pembedahan, yaitu lumpektomi dimana tumor tersebut diangkat, atau dengan pembedahan mastektomi, dimana sebagian payudara yang mengandung sel kanker diangkat, atau seluruh payudara diangkat.

Selain terapi pembedahan juga ada radioterapi adjuvan, dimana ini berfungsi untuk mengurangi resiko rekurensi tumor lokal setelah operasi. Selain pembedahan dan radioterapi, juga dilakukan kemoterapi dan terapi hormon (Davey, 2006).

Sutandoyo, Suzanna, Haryono, dan Reksodiputro pada tahun 2008 dalam penelitannya di Rumah Sakoctait Dharmais Jakarta mendapatkan invasive ductal carcinoma sebagai jenis kanker payudara invasive paling banyak (92,5%) (Sutandoyo, 2008).

Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa invasive ductal carcinoma merupakan jenis kanker payudara yang paling banyak ditemukan (Suyatno, 2010).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran profil penderita karsinoma payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode tahun 2018.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan dengan latar belakang diatas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah gambaran profil penderita karsinoma payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2018.

(17)

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran profil penderita karsinoma payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2018.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui frekuensi penderita karsinoma payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik pada tahun 2018.

2. Untuk mengetahui rentang usia penderita karsinoma payudara.

3. Untuk mengetahui faktor risiko penderita karsinoma payudara.

4. Untuk mengetahui lokasi anatomis tumor payudara ganas.

5. Untuk mengetahui jenis histopatologi karsinoma payudara.

6. Untuk mengetahui penatalaksanaan yang diberikan terhadap pernderita karsinoma payudara.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi untuk penelitian berikutnya mengenai gambaran profil penderita karsinoma payudara. Dan dapat digunakan sebagai acuan.

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai gambaran profil penderita karsinoma payudara pada tahun 2018.

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai gambaran profil penderita karsinoma payudara.

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KANKER PAYUDARA 2.1.1 Anatomi Payudara

Setiap payudara terdiri atas dua belas sampai dua puluh kelenjar yang masing-masing tumbuh besar, unit-unit yang bersama membentuk struktur kelenjar payudara yang semuanya bermuara di puting. Pada wanita perkembangan payudara sangat aktif sedangkan pada pria kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus tidak berkembang sempurna (National Cancer Institute, 2014).

Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik yang bersifat jinak maupun ganas.

Yang ganas disebut kanker. Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat kuadran yaitu kuadran lateral (pinggir) atas, lateral bawah, median (tengah) atas, dan median bawah. Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar.

(Purwoastuti, E, 2008).

Gambar 2.1 Anatomi Payudara (www.Anatomy-Medicine.com)

(19)

2.2 DEFINISI

Kanker merupakan suatu golongan penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh abnormal dan tidak terkendali, sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat.

Seiring dengan pertumbuhannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa menyebar (metastasis) ke seluruh tubuh seperti halnya payudara. Kanker yang paling banyak terjadi pada wanita merupakan kanker payudara (Mulyani, 2013).

Payudara merupakan bagian dari sistem reproduksi. Kelenjar ini tumbuh besar sebagai kelenjar susu yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron. Terletak di bawah kulit dan di atas otot dada. Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gr, yang kiri umumnya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil, payudara membesar, mencapai 600 gr dan pada ibu menyusui mencapai 800 gr (Ariani, 2015).

Disebut kanker payudara ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh, kehilangan kendali, dan berkembang dengan cepat di dalam jaringan payudara.

Kanker payudara (Carcinoma mammae) merupakan salah satu kanker yang sangat ditakuti oleh kaum wanita. Jadi, kanker payudara itu pada prinsipnya adalah tumor ganas yang berasal dari saluran kelenjar, dan jaringan di sebelah luar rongga dada.

Dimana, payudara secara umum terdiri dari dua tipe jaringan, jaringan glandular (kelenjar) dan jaringan stromal (penopang). Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker (American Cancer Society, 2016).

2.3 PATOGENESIS KANKER PAYUDARA

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker dapat tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. Kanker payudara paling banyak dari bagian dalam lapisan duktus ataupun lobulus sebagai akibat mutasi dari gen yang bertanggung jawab dalam mengatur pertumbuhan sel dan menjaga mereka tetap sehat. Perubahan fibrokistik digunakan untuk berbagai perubahan di payudara

(20)

perempuan yang berkisar dari kelainan tidak berbahaya hingga pola yang berkaitan dengan peningkatan risiko karsinoma payudara. Perubahan fibrokistik dapat dibedakan dari karsinoma dengan pemeriksaan bahan aspirasi jarum-halus atau secara lebih pasti 17 dengan biopsi dan evaluasi histologik (Kumar, 2007).

Pola perubahan fibrokistik dibagi menjadi dua, yaitu lesi nonproliferatif dan lesi proliferatif. Lesi nonproliferatif merupakan perubahan tersering yang ditandai dengan peningkatan stroma fibrosa disertai dilatasi duktus dan pembentukan kista dengan berbagai ukuran. Lesi proliferatif merupakan serangkaian hiperplasia sel epitel duktulus serta adenosis sklerotikans. Hiperplasia epitel mencakup serangkaian lesi proliferatif di dalam duktulus, duktus terminalis, dan terkadang lobulus payudara. (Kumar, 2007).

2.4 TANDA DAN GEJALA KANKER PAYUDARA

Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan gejala umumnya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena pada tahap dini biasanya tidak menimbukan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak mengganggu aktivitas. Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil peluang untuk disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini maka akan lebih mudah dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri (Wiknjosastro, 2009).

Gejala yang dapat diamati atau dirasakan oleh orang yang terkena penyakit kanker payudara ini antara lain adanya semacam benjolan yang tumbuh pada payudara, yang lama kelamaan bisa menimbulkan rasa nyeri (Savitri, 2015).

Gejala penyakit ini sering tidak diperhatikan:

a. Munculnya benjolan tidak normal.

b. Puting tenggelam (nipple retraction).

c. Rasa nyeri di bagian puting.

(21)

d. Pembengkakan kelenjar getah bening.

e. Keluar cairan di puting.

f. Adanya peau d’orange (kerutan pada dinding dada seperti kulit jeruk).

Gambar 2.2 Ciri - Ciri Penderita Kanker Payudara (www.atmago.com)

Pada stadium awal, benjolan tersebut dapat dengan mudah digerakkan di bawah kulit. Namun sewaktu benjolan itu semakin melekat pada dinding dada atau kulit disekitarnya. Lama – kelamaan benjolan ini semakin membengkak dan jadi borok di sekitar payudara. Kulit diatas benjolan semakin mengkerut dan warnanya semakin merah seperti kulit jeruk. Jika kondisinya sudah demikian, bentuk payudara sudah berubah termasuk ukurannya semakin tidak nyaman lagi.

Bila sudah demikian biasanya kanker itu sampai mengeluarkan cairan dari puting susu, sedangkan payudara tampak kemerah-merahan, dan kulit sekitar puting susu kelihatan bersisik. Dengan puting susu tertarik ke dalam dan rasa gatal akan dirasakan. Rasa gatal ini kadang-kadang disertai oleh pembengkakan salah satu payudara. Dan pada stadium ini bisa pula timbul nyeri tulang, penurunan berat badan, dan pembengkakan (Handayani, 2012).

2.5 EPIDEMIOLOGI KANKER PAYUDARA

Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak terjadi pada perempuan. Kanker payudara sering terjadi pada wanita di atas usia 40-50 tahun

(22)

(Rasjidi, 2010).

Umur merupakan faktor yang penting dalam menentukan prevalensi kanker payudara. Worldwide cancer melaporkan di Inggris antara tahun 2009 dan 2011, sekitar 80% dari kasus kanker payudara didiagnosis pada perempuan berusia > 50 tahun, dan sekitar 24% didiagnosis pada perempuan berusia 75 dan lebih (American Cancer Society, 2011).

2.5.1 Distribusi dan Frekuensi Kanker Payudara Berdasarkan Tempat dan Waktu

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang menduduki peringkat pertama. Gambaran umum prevalensi kanker payudara di dunia dapat digambarkan sebagai berikut (Bustan, 2007):

Secara umum kanker payudara lebih banyak ditemukan dinegara maju dibandingkan negara sedang berkembang. Hal ini terutama dikaitkan dengan tingkat sosial dan gaya hidup masyarakat di masing- masing negara yang berbeda.

Satu dianatara 10 wanita Amerika terserang kanker payudara. Kanker ini menempati urutan pertama banyaknya penderita kanker di AS.

Urutan kedudukan kanker payudara dibandingkan dengan jenis kanker lainnya bervariasi antar negara di dunia, juga bervariasi urutan dikalangan negara- negara Asia.

Tabel 2.1 Urutan Lima Kanker Utama pada Wanita di Beberapa Negara Asia

Negara Urutan Jenis Kanker

I II III IV V

Indonesia Serviks Payudara Limfoid Kulit Nasopharyng

Malaysia Serviks Payudara Mulut

Singapura Payudara Gaster Serviks Korea Serviks Gaster Payudara Kolon Paru China Gaster Paru Payudara Serviks Mulut

(23)

2.6 FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker payudara, diperkirakan multifaktor yaitu banyak faktor yang saling terkait satu sama lain untuk mempengaruhi terjadinya kanker payudara. Ada beberapa faktor kemungkinannya yang terdiri dari faktor risiko yang tidak dapat diubah (unchangeable) dan dapat diubah (changeable), yaitu :

2.6.1 Faktor Risiko yang Tidak Dapat Diubah (Unchangeable) a. Faktor Usia

Semakin tua usia seorang wanita, maka risiko untuk menderita kanker payudara akan semakin tinggi. Pada usia 40-64 tahun adalah kategori usia paling berisiko terkena kanker payudara, terutama bagi mereka yang mengalami menopause terlambat yaitu setelah umur 55 tahun (Mulyani, 2013).

b. Faktor Genetika

Wanita yang memiliki one degree relatives (keturunan di atasnya) yang menderita/pernah menderita kanker payudara atau kanker indung telur memiliki risiko kanker payudara yang lebih tinggi. Namun, kanker payudara bukan penyakit keturunan seperti diabetes melitus atau hemofilia maupun alergi.

Walaupun demikian, gen yang dibawa wanita penderita kanker payudara mungkin saja dapat diturunkan sekitar 5 – 10% (Savitri, 2015).

Wanita dengan mutasi genetik BRCA1 atau BRCA2 harus diperhatikan dalam kategori risiko tinggi (Rasjidi dan Lengkung, 2009). Bila ibu, saudara wanita mengidap kanker payudara maka ada kemungkinan untuk memiliki risiko terkena kanker payudara dua kali lipat dibandingkan wanita lain yang tidak mempunyai riwayat keluarga yang terkena kanker payudara. Jadi, ada beberapa keluarga yang memiliki risiko terkena kanker lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga lainnya (Supriyanto, 2010).

c. Usia Saat Menstruasi Pertama (Menarche) Dini

Jika seseorang wanita mengalami menstruasi di usia dini, sebelum 12 tahun wanita akan memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Karena semakin cepat seorang wanita mengalami pubertas berhubungan dengan lamanya paparan

(24)

hormon estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara (Mulyani, 2013).

d. Menopause Usia Lanjut

Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami kanker payudara. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. (Pulungan, 2010).

e. Riwayat Adanya Penyakit Tumor Jinak

Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas, seperti atipikal duktal hyperplasia (Rasjidi, 2009). Wanita dengan hyperplasia atipikal mempunyai risiko 5,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara (RR = 5,0) dan yang hyperplasia tipikal mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara (RR = 4,0) (Briston, 2008).

2.6.2 Faktor Risiko yang Dapat Diubah (Changeable) a. Riwayat Kehamilan

Usia maternal lanjut saat melahirkan anak pertama, semakin besar risiko untuk terkena kanker payudara. Pada usia 30 tahun atau lebih dan belum pernah melahirkan anak risiko terkena kanker payudara juga akan meningkat (Mulyani, 2013). Wanita yang belum pernah melahirkan mempunyai risiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita yang sudah pernah melahirkan untuk terkena kanker payudara (RR = 4,0) (Briston, 2008).

b. Masa Menyusui

Saat ini lebih banyak wanita memilih untuk menyusui, terutama mereka yang berencana hamil dikemudian hari. Menyusui merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dapat dimodifikasi dan dapat membantu untuk mencegah terjadinya kanker payudara (Riordan, 2005).

Wanita yang menyusui risiko terkena kanker payudara lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui (Cancer Research UK, 2010).

Ada hubungan antara lamanya menyusui dengan efek pencegahan terjadinya kanker payudara. Dengan bertambah lamanya menyusui anak maka paparan

(25)

estrogen terhadap payudara berkurang dan menjadi faktor protektif terhadap risiko kanker payudara (Azamris, 2006).

c. Konsumsi Lemak Tinggi dan Obesitas Setelah Menopause

Wanita yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas) dan mengkonsumsi makanan yang berlemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan yang tidak mengkonsumsi makanan berlemak. Makan berlemak dapat menjadi pemicu timbulnya kanker. Lemak yang berlebihan di dalam darah meningkatkan kadar estrogen dalam darah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan sel-sel kanker (Macinnis, 2008).

Seorang wanita yang mengalami obesitas setelah menopause akan berisiko 1,5 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan wanita berberat badan normal (OR=1,5) (Yustiana, 2013).

d. Penggunaan Hormon Estrogen dan Progestin

Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen saja atau estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause akan memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara (WHO, 2012).

e. Mengkonsumsi Alkohol dan Rokok

Wanita yang sering mengkonsumsi alkohol akan lebih tinggi berisiko terkena kanker payudara karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga hati bekerja lebih keras dan lebih sulit memproses estrogen agar keluar dari tubuh.

Konsumsi alkohol lebih dari satu kaleng bir atau segelas anggur (200-300 cc) bisa meningkatkan risiko kanker payudara karena alkohol juga bisa meningkatkan estrogen tubuh (Yustiana, 2013).

Menurut penelitian Pulungan R.M. (2010) yang mengutip penelitian Briston (2008) menyatakan bahwa di Amerika Serikat dengan desain cohort, laki-laki yang merokok mempunyai risiko 1,26 kali lebih besar dibandingkan dengan laki- laki yang tidak merokok untuk terkena kanker payudara (RR=1,26) (Pulungan, 2010).

f. Mengkonsumsi makanan cepat saji

Mengkonsumsi junk food secara berlebihan dari usia dini dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Lemak tubuh akan meningkat apalagi tidak

(26)

diimbangi dengan olahraga sehingga akan berlanjut pada resistensi insulin dan keinginan untuk mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat yang mengandung gula menjadi meningkat. Lemak pada tubuh yang lebih banyak akan berlanjut lebih banyak pula kadar estrogen sehingga pertumbuhan payudara dan menstruasi lebih cepat (National Cancer Institute, 2013).

g. Aktivitas Fisik

Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa aktivitas fisik pada wanita menopause yang berjalan sekitar 30 menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20% risiko kanker payudara. Namun, pengurangan risiko terbesar adalah diantara wanita yang berberat badan normal (Yustiana, 2013).

Berdasarkan penelitian New National Institute for Health and Care Excellence (NICE) penderita kanker payudara 1 dari 5 orang yang mengidap akan berisiko lymphoedema di lengan, tangan, jari, atau bahkan dada. Lymphoedema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh pembentukan kembali cairan getah bening pada permukaan jaringan dalam tubuh. Pembengkakan ini dapat terjadi setelah menjalani operasi pengangkatan kanker payudara atau terapi radiasi yang merusak sistem kelenjar getah bening. Sehingga, sangat dibutuhkan untuk melakkan aktivitas fisik yang rutin.

h. Riwayat Keterpaparan Radiasi

Semakin muda ketika menerima pengobatan radiasi, semakin tinggi risiko untuk terkena kanker payudara di kemudian hari (Mulyani, 2013).

2.7 KLASIFIKASI KANKER PAYUDARA

Berdasarkan WHO Histological Classification of Breast Tumor (sifat serangannya), kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut (Rahmadani, 2015) :

2.7.1 Non - Invasif Karsinoma

Non-invasif karsinoma adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat

(27)

asalnya. Non-invasif karsinoma dibedakan menjadi menjadi dua, yaitu (Rahmadani, ,2015) :

a. Karsinoma duktus in situ b. Karsinoma lobulus in situ

2.7.2 Invasif Karsinoma

Invasif karsinoma adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler. Invasif karsinoma terdapat beberapa jenis, antara lain (Rahmadani, ,2015) :

a. Invasif Duktal Karsinoma

Invasif Duktal Karsinoma, umumnya juga dikenal sebagai karsinoma duktal infiltratif, merupakan kanker payudara invasif yang ditandai dengan penyebaran sel-sel kanker dari saluran air susu ke jaringan payudara dan kelenjar getah bening di sekitarnya terdiri dari beberapa bagian antar lain : Papilobular karsinoma, solid- tubular karsinoma, scirrhous karsinoma, Special types, Mucinous karsinoma, dan Medulare karsinoma. (Rahmadani, 2015)

b. Invasif Lobular Karsinoma

Invasif duktal karsinoma adalah jenis kanker payudara yang berawal dari kelenjar penghasil susu (lobules) payudara. Karsinoma lobular invasif adalah kanker invasif, yang berarti sel kanker yang telah rusak keluar dari lobulus dan memiliki potensi untuk menyebar ke area lain dari tubuh. Karsinoma lobular invasif merupakan jenis yang jarang dari semua kanker payudara. Jenis yang paling umum dari kanker payudara dimulai pada duktus payudara (duktal karsinoma). Beberapa kanker payudara mengandung sel-sel kanker lobular dan duktal. Karsinoma lobular invasif biasanya tidak membentuk benjolan, seperti anggapan sebagian besar wanita mengenai kanker payudara. Sebaliknya, karsinoma lobular invasif lebih sering menyebabkan penebalan jaringan atau kepenuhan di salah satu bagian dari payudara (Rahmadani, 2015)

(28)

2.7.3 Paget's Disease

Paget’s disease adalah suatu kanker yang jarang terjadi yang menyerupai dermatitis (peradangan kulit berupa bercak kemerahan dan berasal dari kelenjar di dalam atau di bawah kulit). Biasanya berasal dari kanker pada saluran susu di payudara, sehingga kanker ini biasanya ditemukan di sekitar puting susu.

(Rahmadani, 2015)

2.8 STADIUM DAN PROGNOSIS KANKER PAYUDARA 2.8.1 Stadium

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. (Rahmadani, ,2015) :

Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On Cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).

(Rahmadani, ,2015) :

Tabel 2.2 Klasifikasi Kanker Payudara Berdasarkan Sistem TNM (UICC/AJCC)

STADIUM T N M

0 Tis N0 M0

I T1 N0 M0

IIA T0 N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

IIB T2 N1 M0

(29)

T3 N0 M0

IIIA T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1-N2 M0

IIIB T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 M0

IIIC Tiap T N3 M0

IV Tiap T Tiap N M1

1. T – Tumor Primer

a. Tx : Tumor primer belum dapat dievaluasi b. T0 : Tidak ditemukan tumor primer c. Tis : Karsinoma in situ

d. T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar ≤ 2 cm e. T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar 2-5 cm f. T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar > 5 cm g. T4 : Tumor telah menginvasi jaringan di luar mamma h. T4a : Dinding dada

i. T4b : Kulit mamma j. T4c : Dinding dan kulit k. T4d : Tumor dengan inflasi 2. N – Kelenjar Getah Bening Regional

a. Nx : Kelenjar getah bening regional belum dapat dievaluasi b. N0 : Tidak terdapat metastasis kelenjar getah bening regional c. N1 : Terdapat metastasis kelenjar getah bening axilla yang mobile d. N2 : Terdapat metastase KGB axilla yang melekat

e. N3 : Metastase KGB mammaria interna f. N4 : metastase axilla tidak dapat dievaluasi 3. M – Metastasis Jauh

a. Mx : Metastasis jauh belum dapat dievaluasi

(30)

b. M0 : Tidak ada metastasis jauh c. M1 : Terdapat metastasis jauh

Sistem TNM ini menggunakan tiga kriteria untuk menentukan stadium kanker, yaitu :

a. T (Tumor), tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya

b. N (Node), kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar kekelenjar getah benin disekitarnya.

c. M (Metastasis), kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain.

Berdasarkan teknik tersebut maka, terdapat pembagian stadium klinik, yaitu (Yustiana, 2013) :

1. Stadium I : tumor dengan garis tengah <2 cm dan belum menyebar keluar dari payudara

2. Stadium IIA : tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, atau tumor dengan garis tengah <2 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak

3. Stadium IIB : tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau tumor dengan garis tengah 2-5 cm tetapi sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak

4. Stadum IIIA : tumor dengan garis tengah <5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur lainnya.

5. Stadium IIIB : tumor telah menyusup keluar payudara yaitu ke dalam kulit payudara atau ke dinding dada dan tulang dada

6. Stadium IV : tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada, misalnya ke hati, tulang, atau paru-paru. Kondisi dimana ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu tulang, paruparu,liver atau tulang rusuk. Ciri-ciri pada stadium IV, antara lain : a. Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dam III). Tetapi sudah

disertai dengan kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan metastasis jauh.

(31)

b. Tindakan yng harus dilakukan adalah pengangkatan payudara. Tujuan pengobatan pada stadium ini adalah paliatif bukan lagi kuratif (menyembuhkan).

Manfaat diketahuinya stadium penderita kanker, antara lain (Yustiana, 2013) :

a. Mengetahui keadaan sejauh mana tingkat pertumbuhan kanker dan penyebaran kanker ketika pertama kali apakah merupakan stadium dini atau stadium lanjut.

b. Dapat menentukan perkiraan, prognosis, atau tingkat harapan kesembuhan dan harapan hidup seberapa besar. Ketika makin tinggi stadium maka harapannya makin rendah, sebaliknya makin dini stadium ditangani maka makin tinggi harapan kesembuhannya.

c. Mengetahui stadium kanker juga berguna untuk menentukan jenis pengobatan atau tindakan yang terbaik berdasarkan stadiumnya, karena masing- masing stadium akan berbeda cara penanganannya.

Pengobatan kanker payudara berdasarkan stadium kanker payudara adalah sebagai berikut (Saryono, 2008):

a. Stadium I : Operasi + kemoterapi b. Stadium II : Operasi + kemoterapi

c. Stadium III : Operasi + kemoterapi + radiasi d. Stadium IV : Kemoterapi + radiasi

2.8.2 Prognosis Kanker Payudara

Berdasarkan data PERABOI (Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia) didapatkan data rata-rata prognosis harapan hidup (survival rate) penderita kanker payudara per stadium sebagai berikut (Rasjidi, 2009) :

a) Stadium 0 : 10 tahun dengan harapan hidup 98%

b) Stadium I : 5 tahun dengan harapan hidup 85%

c) Stadium II : 5 tahun dengan harapan hidup 60-70%

d) Stadium III : 5 tahun dengan harapan hidup 30-50%

e) Stadium IV : 5 tahun dengan harapan hidup 5%

(32)

2.9 PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA

Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering tidak menimbulkan gejala yang berarti. Pada saat terdiagnosis sebagai kanker payudara, pada 5-15% pasien telah terjadi metastasis dan hampir 40 % telah terjadi penyebaran secara regional. Karena pengobatan terkadang memberikan hasil yang baik atau terlambat dalam memberikan terapinya, maka pencegahan merupakan langkah yang diperlukan (Rasjidi, 2010).

Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk menurunkan insidensi kanker payudara yang aman dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara itu sendiri. Pencegahan yang efektif lebih dipilih daripada menjalani terapi dengan menggunakan radiasi dan agen sitotosik yang meskipun efektif menimbulkan berbagai efek samping. Adapun strategi pencegahan yang dilakukan antara lain berupa (Rasjidi, 2010) :

2.9.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer atau sangat dasar ini ditujukan kepada orang sehat yang belum memiliki faktor risiko dengan memberikan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan penyakit tidak berkembang yaitu dengan membiasakan pola hidup sehat sejak dini dan menjauhi faktor risiko changeable (dapat diubah) kejadian kanker payudara. Pencegahan primer yang dapat dilakukan antara lain (Rasjidi, 2010) :

a. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung serat dan vitamin C, mineral, klorofil yang bersifat antikarsinogenik dan radioprotektif, serta antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, berbagai zat kimia dan logam berat serta melindungi tubuh dari bahaya radiasi.

b. Perbanyak konsumsi kedelai serta olahannya yang mengandung fitoestrogen yang dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara.

c. Hindari makanan yang berkadar lemak tinggi karena dapat meningkatkan berat badan menyebabkan kegemukan atau obesitas yang merupakan faktor risiko kanker payudara.

(33)

d. Pengontrolan berat badan dengan berolah raga dan diet seimbang dapat mengurangi risiko terjadinya kanker payudara.

e. Hindari alkohol, rokok, dan stress.

f. Hindari keterpaparan radiasi yang berlebihan. Wanita dan pria yang bekerja di bagian radiasi diusahakan menggunakan alat pelindung diri.

2.9.2 Pencegahan Sekunder

Pencegahan yang dilakukan berupa usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker dengan mengidentifikasi kelompok populasi yang berisiko tinggi terhadap kanker. Penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan, mencegah komplikasi dengan penyakit lain, dan memperpanjang harapan hidup.

Pencegahan sekunder dapat berupa deteksi dini, pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) serta melaksanakan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit kanker payudara (Rasjidi, 2010).

Deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang dapat dilakukakan dengan cara pemeriksaan secara klinis (pemeriksaan fisik) maupun dengan pemeriksaan penunjang. Adapun deteksi dini kanker payudara, yaitu (Rasjidi, 2010) :

2.9.2.1 SADARI

Deteksi dini dengan SADARI dapat menekan angka kematian sebesar 25 – 30 %. SADARI sangat penting dianjurkan kepada masyarakat untuk menerapkannya. Sekitar 90% kanker payudara ditemukan sendiri oleh pasien dan sekitar 5% ditemukan selama pemeriksaan fisik untuk alasan lain.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tanpa harus pergi ke petugas kesehatan dan tanpa harus mengeluarkan biaya. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut, tidak keras, jika membengkak akan mudah dikenali (Rasjidi, 2010).

(34)

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan SADARI adalah pada saat wanita sejak pertama mengalami haid. Adapun tahap-tahap melakukan SADARI, yaitu :

a. Tahap awal, berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara.

Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit.

b. Angkatlah kedua tangan ke atas kepala. Perhatikan, apakah ada kelainan. Pada kedua payudara atau puting.

c. Kedua tangan diletakkan di pinggang agak membungkuk ke arah cermin sambil menarik bahu dan siku ke arah depan. Periksa kembali, apakah ada perubahan atau kelainan pada kedua payudara atau puting.

d. Angkatlah lengan kanan, dengan menggunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati, dan secara menyeluruh.

Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap benjolan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit.

e. Dengan kedua tangan, pijat puting payudara kanan dan tekan payudara untuk melihat apakah ada cairan atau darah yang keluar dari puting payudara.

Lakukan hal yang sama pada payuadara yang kiri.

f. Mengulangi langkah d) dan e) dengan posisi berbaring. Berbaringlah dengan permukaan yang rata, berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak.

Adapun program dari American Cancer Society, yang dalam programnya menganjurkan sebagai berikut :

a. Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan.

b. Wanita > 35-40 tahun melakukan mammografi

c. Wanita > 35 – 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli d. Wanita > 50 tahun check up rutin/ mammografi setiap tahun

(35)

2.9.2.2 Mammografi

Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar – X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui pemeriksaan Mammografi, angka kematian karena kanker payudara dapat diturunkan sampai dengan 30%. Metode mammografi, sinar X yang dipancarkan sangat kecil, sehingga metode ini relatif aman, dan pelaksanaannya relatif mudah.

Mammografi biasanya digunakan untuk melihat bebrapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Beberapa negara telah menyarankan melakukan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi wanita yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin. Adapun jenis dari pemeriksaan dengan mammografi, yaitu (Rasjidi, 2010) :

a. Mammogram diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala- gejala kanker payudara atau terdpat benjolan di payudara dan mammogram ini memakan waktu lebih lama karena gambar yag diambil juga lebih banyak.

b. Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik payudara dan menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru tidak menunjukkan bahwa gambar digital lebih baik dalam menemukan kanker dibandingkan film sinar X.

2.9.2.3 Pemeriksaan Klinis

Diawali dengan mewawancarai penderita kanker payudara, pemeriksaan fisik yang dilakukan secara sistematis baik inspeksi ataupun palpasi untuk mengetahui status lokalis kanker payudara. Dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan alat-alat tertentu dengan termografi, ultrasonografi, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologis untuk mendiagnosis secara pasti penderita kanker payudara (Rasjidi, 2010).

2.9.2.4 Penatalaksanaan Medis yang Tepat

Penatalaksanaan medis tergantung dari stadium kanker didiagnosis yaitu dapat berupa operasi/pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan terapi hormonal (Suyatno, 2010).

(36)

a. Operasi (Pembedahan)

Operasi adaah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi, dan merekonstruksi efek yang ada. Semakin dini kanker payudara ditemukan kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar. Jenis-jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara, antara lain : mastektomi (mengangkat seluruh payudara beserta kankernya), lumpektomi (mengangkat sebagian payudara pada jaringan yang mengandung kanker), dan pengangkatan kelenjar getah bening (KGB) ketiak (Suyatno, 2010).

Ada 2 indikasi melakukan operasi pada penderita kanker, yaitu (Suyatno, 2010) :

1. Diagnostik untuk memperoleh data patologi yang cepat tentang tumor apakah jinak atau ganas dan untuk memberi petunjuk kepada ahli bedah menentukan sikap tindakan apa yang akan diambil.

2. Terapeutik untuk mengobati penderita kuratif dan paliatif.

b. Radioterapi

Radioterapi merupakan pengobatan dengan melakukan penyinaran ke daerah yang terserang kanker, dengan tujuan untuk merusak sel-sel kanker.

Radioterapi untuk kanker payudara biasanya digunakan sebagai terapi kuratif dengan mempertahankan mamma dan sebagai terapi paliatif (tambahan) (Suyatno, 2010).

c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair, kapsul atau infus yang bertujuan untuk membunuh sel kanker tidak hanya pada payudara tetapi juga seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan saat kemoterapi. Kemoterapi biasanya diberikan 1-2 minggu sesudah operasi. Kemoterapi merupakan pendekatan sistematis untuk membunuh sel-sel kanker yang bertambah banyak (Tagliaferri, 2002).

(37)

d. Terapi Hormon

Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.

Dimana, masing-masing sel mempunyai 2 jenis reseptor, yaitu (Gede, 2000) : a. Reseptor Hormon Positif

Reseptor hormon positif yaitu sel kanker yang mempunyai cukup banyak reseptor hormon.

b. Reseptor Hormon Negatif

Reseptor hormon negatif yaitu sel kanker yang mempuyai sedikit atau tidak ada reseptor hormon.

2.9.3 Pencegahan Tersier

Pada pencegahan tertier ini biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Dengan penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadium kanker payudara dengan tujuan untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini berperan penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan mencegah komplikasi penyakit serta meneruskan pengobatan (Manuaba, 2010).

Untuk mengurangi ketidakmampuan dapat dilakukan Rehabilitasi agar penderita dapat melakukan aktivitasnya kembali. Upaya rehabilitasi dilakukan baik secara fisik, mental, maupun sosial seperti menghilangkan rasa nyeri, harus mendapatkan asupan gizi yang baik, dukunagn moral dari orang-orang terdekat terhadap penderita pasca operasi (National Cancer Institute, 2011)

(38)

2.10 KERANGKA TEORI

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2.9 Kerangka teori

Changeable

Tatalaksana Prognosis

Pencegahan Patogenesis

Kanker Payudara

Epidemiologi

Faktor Risiko

Unchangeable Tanda dan Gejala

Klasifikasi

Edukasi Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaan Fisik

Defenisi

(39)

2.11 KERANGKA KONSEP

Variabel

Gambar 2.10 Kerangka Konsep Penelitian Profil Penderita Kanker Payudara

1. Umur

2. Riwayat tumor payudara sebelumnya 3. Riwayat keluarga

4. Riwayat melahirkan 5. Riwayat menyusui 6. Riwayat merokok 7. Keluhan utama 8. Lokasi kanker 9. Stadium klinik

10. Klasifikasi histopatologi 11. Penatalaksanaan medis

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi potong lintang (Cross sectional study) untuk melihat profil penderita kanker payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2018.

3.2 WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN

Penelitian akan dilakukan dalam rentang waktu Maret 2019-Desember 2019.

Penelitian akan dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan.

3.3 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah data rekam medik pasien yang menderita kanker payudara di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2018.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat digunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling dan sampel dalam penelitian ini adalah penderita kanker payudara yang tercatat di rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan periode 1 Januari 2018 – 31 Desember 2018 dan memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

1. Kriteria inklusi:

a. Pasien yang didiagnosis dengan kanker payudara di RSUP H. Adam Malik;

b. Pasien dengan data rekam medis lengkap.

2. Kriteria eksklusi:

a. Pasien yang didiagnosis dengan metastasis kanker lain pada payudara.

(41)

3.4 METODE PENGUMPULAN DATA

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Instalasi Rekam Medik RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2018.

3.5 DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional untuk penelitian ini meliputi:

1. Umur adalah usia pertama kali penderita kanker payudara datang berobat.

2. Riwayat tumor payudara sebelumnya adalah jika penderita sebelum ini mempunyai riwayat tumor payudara.

3. Riwayat keluarga adalah riwayat keluarga penderita yang pernah menderita kanker payudara dan kanker ovarium.

4. Riwayat melahirkan adalah jika penderita sebelum ini pernah melahirkan.

5. Riwayat menyusui adalah jika penderita sebelum ini pernah menyusui.

6. Riawayat merokok adalah jika penderita sebelum ini pernah merokok.

7. Keluhan utama ialah keluhan yang dirasakan oleh penderita yang membawanya ke Rumah Sakit untuk berobat.

8. Letak kanker adalah lokasi pada payudara penderita dimana kanker ditemukan sesuai kuadran payudara.

9. Stadium klinik adalah stadium keadaan penyakit kanker payudara penderita pada waktu diperiksa untuk mendapatkan pengobatan.

10. Klasifikasi histopatologi kanker payudara adalah gambaran histopatologi sesuai dengan klasifikasi WHO.

11. Jenis pengobatan adalah tindakan yang dilakukan setelah mendapat hasil pemeriksaan histopatologi oleh pihak rumah sakit kepada penderita dengan upaya penyembuhan.

(42)

Tabel 3.1. Tabel Variabel

Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Usia Data Rekam

Medis

1. 21-30 2. 31-40 3. 41-50 4. 51-60 5. >60

Skala Interval

Riwayat Tumor Payudara Sebelumnya

Data Rekam Medis

1. Tumor jinak 2. Tumor ganas 3. Tidak ada 4. Tidak ada data

Nominal

Riwayat Keluarga

Data Rekam Medis

1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak ada data

Nominal

Riwayat Melahirkan

Data Rekam Medis

1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak ada data

Nominal

Riwayat Menyusui

Data Rekam Medis

1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak ada data

Nominal

Riwayat Merokok

Data Rekam Medis

1. Ada 2. Tidak ada 3. Tidak ada data

Nominal

Keluhan Utama Data Rekam Medis

1. Benjolan di payudara 2. Nyeri di payudara

3. Benjolan dan nyeri payudara.

4. Keluar darah, nanah cairan encer dari puting

5. Luka di payudara

Nominal

(43)

Lokasi Kanker Data Rekam Medis

Kuadran payudara Kiri/Kanan a) Kuadran atas bagian medial.

b) Kuadran atas bagian lateral.

c) Kuadran bawah bagian medial.

d) Kuadran bawah bagian lateral

e) Regio puting susu.

Nominal

Stadium Klinik Data Rekam Medis

1. Stadium I 2. Stadium IIA

3. Stadium IIB 4. Stadium IIIA

5. Stadium IIIB 6. Stadium IV

Ordinal

Klasifikasi Histopatologi

Data Rekam Medis

1. Invasive Ductal Carcinoma 2. Invasive Lobular Carcinoma 3. Invasive Breast Carcinoma

NST

4. Tubular Carcinoma

5. Invasive Cribriform Carcinoma 6. Medullary Carcinoma

7. Mucinous Carcinomas 8. Lobular Carcinoma in Situ 9. Ductal Carcinoma in Situ

Nominal

Penatalaksanaan Data Rekam Medis

1. Pembedahan 2. Kemoterapi

3. Radiasi

4. Terapi Hormonal

Nominal

(44)

3.6 METODE ANALISIS DATA

Semua data yang telah dikumpulkan akan disusun dan diolah dalam bentuk table.Data yang diperoleh kemudian akan ditampilkan di dalam table frekuensi dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science).

(45)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17 Medan, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Rumah sakit ini berdiri sejak 21 Juli 1993 dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/390/2014 tanggal 17 Oktober 2014 telah ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan nasional. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan ini juga merupakan jenis rumah sakit umum kelas A dan rumah sakit pendidikan, sehingga peneliti dapat melakukan penelitian di rumah sakit ini. Penelitian ini dilakukan di sub bagian rekam medis RSUP HAM Medan (Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik).

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data rekam medis pasien yang berobat ke RSUP HAM Medan. Penelitian dilakukan terhadap pasien kanker payudara yang datang ke RSUP HAM periode bulan Januari 2018 – Desember 2018. Dari hasil pengumpulan data rekam medis RSUP HAM Medan, didapatkan total populasi penelitian yang merupakan pasien kanker payudara sebanyak 227. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebanyak 173 orang.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rentang Usia

Rentang Usia Frekuensi Persentase(%)

21-30 Tahun 2 1.2

31-40 Tahun 42 24.3

41-50 Tahun 64 37.0

51-60 Tahun 48 27.7

>60 Tahun 17 9.8

Total 173 100

Pada tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa distribusi sampel berdasarkan rentang usia tertinggi ada pada kelompok usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 64

(46)

orang (37,0%) sedangkan jumlah terendah ada pada kelompok usia 21-30 tahun dengan sampel berjumlah 2 orang (1,2%).

Nilai rata-rata usia (mean) dalam penelitian ini adalah 48,46 tahun dengan modus adalah pada usia 48 yaitu sebanyak 11 orang. Usia paling muda yang didapat pada penelitian ini adalah pada 30 tahun sedangkan usia paling tua adalah pada usia 86 tahun.

Risiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia.

Umur sangat penting sebagai faktor yang berpengaruh terhadap kanker payudara.

Kejadian kanker payudara akan meningkat cepat pada usia reproduktif, kemudian setelah itu meningkat dengan kecepatan yang lebih rendah (Miranti, 1997).

Ditinjau dari frekuensi sesuai rentang usia, penelitian ini sesuai dengan pernyataan Mulyani bahwa kelompok usia dengan risiko tertinggi terjadinya kanker payudara adalah pada usia 40 – 64 tahun (36,8%) (Mulyani, 2013). Begitu juga halnya dengan penelitian yang dilakukan Djatmiko, Octavianus, Fortunata, dan Andaru pada tahun 2013 di Rumah Sakit Onkologi Surabaya dimana usia terbanyak didapatkan pada usia 40-49 tahun (Djatmoko et al, 2013). Usia berkaitan erat dengan kanker payudara. Dalam penelitiannya, Swartz menunjukkan bahwa usia memiliki risiko relatif >4 kali dalam menyebabkan kanker payudara dan risiko kanker payudara meningkat seiring meningkatnya usia (Rachel, 2009).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Tumor Payudara Sebelumnya

Riwayat Tumor Payudara

Sebelumnya Frekuensi Persentase(%)

Tumor jinak 34 36.9

Tumor ganas 3 3.3

Tidak ada 55 59.8

Tidak ada data 81

Total 173 100

Pada tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa distribusi sampel berdasarkan riwayat tumor payudara sebelumnya adalah bahwa sebanyak 34 orang (36,9%)

Gambar

Gambar 2.2 Ciri - Ciri Penderita Kanker Payudara  (www.atmago.com)
Gambar 2.9 Kerangka teori
Gambar 2.10 Kerangka Konsep Penelitian  Profil Penderita Kanker Payudara

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan penelitian secara garis besar dapat dilihat pada Gambar 2 yang mengilustra- sikan sistem penyelenggaraan jalan tol yang terdiri dari tiga elemen untuk

Riwayat keluarga responden dengan kanker serviks..  Ya 

Peran perawat dibutuhkan dalam menentukan pelayanan kesehatan yang optimal bagi penderita skizofrenia.Salah satu pelayanan keperawatan adalah perilaku caring perawat. Perilaku

Jika meninjau lokasi dari setiap lubang yang dibuat antara sejajar dengan jalan atau di bawah selokan memperlihatkan bahwa nilai rata-rata laju infiltrasi dari lubang terletak di

The result of the research showed that there is an improvement of students‟ reading comprehension in recount text2. So, alternative hypothesis (Ha) is accepted and

Penyusunan program pengawasan adalah kegiatan PS dalam menyusun program pengawasan akademik dan manajerial, program pembinaan guru dan/atau kepala sekolah, program

Tekanan darah sistolik lansia penderita hipertensi di Posyandu Lansia Wreda Pratama Bangunjiwo Kasihan Bantul setelah pemberian rebusan daun alpukat masuk kategori pre

Hasil : Hasil penelitian yaitu p value 0,138 maka p &gt; 0,05, Sedangkan nilai r = 0,227 maka 0,2&gt;r&lt;0,3999 yang artinya tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan