• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain Sistem Alat Pendeteksi Level Cairan Infus Dilengkapi Dengan Monitoring Berbasis Iot (Internet Of Things)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Desain Sistem Alat Pendeteksi Level Cairan Infus Dilengkapi Dengan Monitoring Berbasis Iot (Internet Of Things)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

28 Desain Sistem Alat Pendeteksi Level Cairan Infus Dilengkapi Dengan Monitoring

Berbasis Iot (Internet Of Things)

Nur Farahdilla Prathiwi*La Ode Sahlan Zulfadlih

D-III Teknologi Elektro-Medis, Stikes Mandala Waluya Kendari, Indonesia 93231 ABSTRAK

Alat infus adalah alat injeksi cairan kimia tertentu yang diberikan kepada pasian dalam rangka pengobatan berupa cairan nutrisi, transfusi darah dan chemoteraphy. Tujuan desain alat pendeteksi level cairan infus dilengkapi dengan monitoring berbasis IoT (Internet of Things) ini berguna untuk mencegah terjadinya keterlambatan dalam penggantian cairan infuse. Alat ini telah diuji dengan cara melonggarkan roller clamp pada selang infus agar air infus bisa menetes. Kemudian saat sensor 1 mendeteksi cairan pada infus, kondisi yang terbaca pada alat adalah kondisi cairan penuh. Selanjutnya, saat sensor 1 tidak mendeteksi cairan dan sensor 2 mendeteksi cairan pada infuse, kondisi yang terbaca pada alat adalah kondisi cairan setengah. Saat sensor 1 dan sensor 2 tidak mendeteksi cairan, kondisi yang terbaca pada alat adalah kondisi cairan hampir habis. Kelebihan alat ini adalah monitoring bisa dilakukan jarak jauh karena menggunakan internet sehingga tenaga medis tidak harus mengecek berulang kali kondisi level cairan infus di kamar pasien. Sebagai saran agar alat ini lebih sempurna hendaknya sensor dipasang pada drip chamber agar saat infus goyang pembacaan sensor tidak terganggu. Sistem monitoring alat ini menggunakan ThingSpeak yang diakses melalui laptop atau bisa juga menggunakan perangkat android. Alat ini menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8266 yang dihubungkan ke wifi untuk pengolahan data serta pengontrol kerja alat, sekaligus digunakan untuk mengirim data level cairan infus ke database ThingSpeak.

Kata kunci : Infus, NodeMCU, Sensor infra red, Sensor Photodioda.

ABSTRACT

An intravenous device is an injection device for certain chemical fluids given to patients in the context of treatment in the form of nutritional fluids, blood transfusions and chemotherapy. The purpose of the design of the intravenous fluid level detector equipped with IoT (Internet of Things) based monitoring is to prevent delays in replacing infused fluids. This tool has been tested by loosening the roller clamp on the IV line so that water can drip infusion. Then when sensor 1 detects the fluid in the infusion, the condition that the instrument reads is full fluid. Furthermore, when sensor 1 does not detect liquid and sensor 2 detects fluid at the infusion, the condition that the instrument reads is a half fluid condition. When sensor 1 and sensor 2 do not detect luquid, the condition that the instrument reads is that the liquid is running low. The advantage of this tool is that monitoring can be done remotely because it uses the internet so that medical personnel do not have to repeatedly check the condition of the intravenous fluid level in the patient’s room. As a suggestion to make this tool more prefect, the sensor should be installed in the drip chamber so that when the infusion is rocking, the sensor reading is not disturbed. The monitoring system for this toll uses Thing Speak which accessed via a laptop or you can also use an android device. This tool uses a NodeMCU ESP8266 microcontroller which is connected to wifi for data processing as well a tool work controller, as well as being used to send infusion fluid level data to the Thing Speak database.

Keywords: infusion, NodeMCU, Infrared Sensor, Photodioda Sensor

(2)

29 1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi elektronika dapat diaplikasikan diberbagai bidang dan akan sangat bermanfaat bila peralatan medis didukung dengan sistem elektronik.

Peralatan medis yang dilengkapi sistem elektronik dapat lebih memperhitungkan kepresisian dan ketepatan. Hal ini berkaitan erat dengan pemanfaatannya pada bidang kesehatan yang dalam penanganannya sangat membutuhkan kepresisisan dan ketepatan. Sebaliknya bila penanganan yang dilakukan terdapat kesalahan maka akibatnya akan fatal bahkan dapat menyebabkan kematian (Helena, 2018). Pada kondisi darurat misalnya pada pasien dehidrasi, stres metabolik berat yang menyebabkan syok hipovolemik, asidosis, gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DBD), luka bakar, syok hemoragik serta trauma, infus dibutuhkan dengan segera untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang (Handaya, 2010).

Infus juga digunakan sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam, dll.

Proses pemasangan infus harus dilakukan dengan benar yakni sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk menghindari timbulnya komplikasi yang dapat memperparah kondisi pasien. Selain proses pemasangan infus, proses lain yang sering disepelekan yaitu proses penggantian kantung infus dimana saat cairan infus mendekati habis juga sangat berpengaruh pada proses terapi pasien.

Sistem monitoring level cairan infus selama ini masih dilakukan secara manual dimana perawat harus selalu mengecek langsung level cairan pada kantung infus di ruangan pasien.

Kondisi ini tentu akan membutuhkan

perawat yang serius agar tidak terjadinya keterlambatan dalam penggantian kantung infus. Namun, pada kenyataannya perawat atau petugas medis terkadang lalai dalam menjalankan tugasnya dikarenakan bebarapa faktor seperti kurangnya sumber daya manusia atau karena keterbatasan waktu. Kasus fatal mengenai kesalahan penanganan pemberian infus intravena pada pasian adalah seorang bayi di Pangkalpinang, Bangka Belitung meninggal dikarenakan perawat terlambat mengganti cairan infus sang bayi (Tim Poskota, 2011).

Pada penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh saudari Helena Da Fonseca Ximenes yang berjudul alat pendeteksi cairan infus menggunakan sensor infra red dan photodiode berbasis text short message. Namun pada penelitian tersebut pemberitahuan kondisi level cairan infus hanya dikirim ke handphone perawat saat kondisi cairan infus berubah, bukan monitoring secara real time serta keterbatasan akses karena pemberitahuan hanya bisa dilihat dalam bentuk text short message melalui handphone (Helena, 2018).

Berdasarkan latar belakang diatas, memotivasi penulis untuk merancang suatu alat pendeteksi level cairan infus dengan sistem monitoring online dimana pesan kondisi level cairan infus akan ditampilkan pada komputer yang ada di ruang jaga perawat serta bisa juga diakses menggunakan smartphone dengan tampilan berupa grafik kondisi level cairan infus pasien sesuai dengan sensor level. Oleh karena itu penulis ingin merancang alat yeng berjudul “Desain Sistem Alat Pendeteksi Level Cairan Infus Berbasis IoT (Internet of things)”.

(3)

30 2. Alat dan Bahan

Alat : Alat yang digunakan pada perancangan dan pembuatan alat monitoring level cairan infus berbasis IoT (Internet of Things) meliputi :

Tabel 3.1. Alat yang digunakan dalam pembuatan dan perancangan

No Nama Alat Spesifikasi Fungsi

1. Multimeter 500 mA/250 V Untuk mengukur tegangan, arus maupun hambatan pada rangkaian.

2. Penyedot timah Dekko DS-3 Untuk menyedot timah

3. Solder 220-240 V,

30 Watt

Untuk menyambungkan berbagai komponen dan rangkaian

4. Obeng Cadik Elektro

Tool Set

Untuk memasang baut-baut yang digunakan dalam membuat alat

5. Laptop Acer Aspire 3

1. Untuk membuat program 2. Untuk monitoring level cairan

infus

6. HP Vivo Y19

1. Untuk penghitung waktu (Stopwatch)

2. Untuk sambungan internet

Bahan : Bahan yang digunakan pada perancangan dan pembuatan alat monitoring level cairan infus berbasis IoT (Internet of Things) meliputi :

Tabel 3.2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan dan perancangan alat

No Nama Bahan Spesifikasi Fungsi

1. Mikrokontroler NodeMCU Sebagai pengendali dan

pengontrol sistem 2. Sensor Photodioda dan

Sensor Infra red

Tegangan kerja 3 - 5 V DC dan 1,7 V DC

Sebagai sensor pendeteksi level cairan infus

3. Resistor ¼ Watt Untuk menghambat arus

listrik

4. LED

(Light Emitting Dioda)

Hijau : 2,6 V Kuning : 2,4 V Merah : 1,8 - 2,1 V

Sebagai indikator pada alat

5. Modul Charger Tp4056 5 V Untuk melakukan pengisian ulang pada baterai 6. Battery Lithium 3,7 – 4,2 V

1000 mAh

Sebagai sumber tegangan cadangan

7. Adaptor 5 Volt Sebagai sumber tegangan

8. Kapasitor 470 nF Untuk menyimpan muatan

listrik sementara waktu 9. I2C (Integrated Circuit) Tegangan Kerja

5 V DC

Modul LCD untuk dihubungkan ke NodeMCU 10. Modul Step Up Tegangan Masukan

0,9 V – 5 V DC

Untuk menaikkan tegangan baterai

11. Timah 0,88 mm Untuk merekatkan komponen

ke ke papan PCB

12. Relay 5 V DC Untuk memindahkan sumber

tegangan secara otomatis

(4)

31 3. Blok Diagram

NODEMCU V322

PLN

RELAY

ADAPTOR BATTERY

LITIUM

BOOST CONVERTER

STEP UP MODUL

CHARGER

PC

(APLIKASI THINGSPEAK)

LCD SENSOR

LEVEL

LED

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem 4. Diagram Alir (Flowchart)

Mulai

Sensor 1 Mendeteksi Level Cairan

Lampu indikator hijau menyala.

LCD “Cairan penuh”

Cairan terdeteksi?

Lampu indikator merah menyala.

LCD “Hampir habis”

Selesai NodeMCU mencari dan

menghubungkan ke jaringan wifi dan menghubungkan ke server

ThingSpeak

Ya

Tidak Inisialisasi Program, LCD

dan Sensor

Cairan terdeteksi?

NodeMCU mengirim data ke database

ThingSpeak Tidak

Ya

NodeMCU mengirim data ke database ThingSpeak Sensor 2 Mendeteksi

Level Cairan

Lampu indikator kuning menyala.

LCD “Cairan setengah”

NodeMCU mengirim data ke database

ThingSpeak

Gambar 3.2. Diagram Alir Sistem

(5)

32 5. Pengujian Modul

Langkah-langkah pengujian modul ini dapat diuraikan dalam beberapa tahap, sebagai berikut :

a. Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan berupa laptop untuk monitoring dan hp android untuk hotspot wifi ke modul.

b. Mendokumentasikan data uji alatMenyiapkan tabel data uji alat c. Menguji alat dengan kondisi air

infus dibiarkan menetes dari penuh sampai hampir habis

d. Memasukkan hasil dokumentasi ke dalam tabel data uji alat

6. Hasil dan Pembahasan Tabel 4.1. Data Uji Alat No. Kondisi

Cairan Jumlah Cairan

Waktu (Lamanya infus menetes)

Kondisi LED Yang Menyala 1 Penuh ≤ 500 ml 2 jam 10 menit LED Hijau

2 Setengah ≤ 300 ml 40 menit LED Kuning

3 Hampir Habis ≤ 50 ml 30 menit LED Merah Grafik monitoring level cairan infus

Gambar 4.10. Grafik monitoring level cairan infus Pembahasan

Dari hasil perancangan alat pendeteksi level cairan infus yang dilengkapi dengan monitoring berbasis IoT (Internet of things), kondisi level cairan infus ditampilkan pada LCD yang ada pada alat serta dimonitoring melalui situs web ThingSpeak yang diakses menggunakan laptop. Sistem kerja dari alat ini yaitu mikrokontroler NodeMCU ESP8266 dihubungkan ke wifi dimana SSID dan Password wifi yang akan digunakan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam program pada alat agar saat wifi dinyalakan, NodeMCU otomatis akan terhubung

ke wifi tersebut. Selanjutnya jika alat telah terhubung ke wifi maka LCD akan menampilkan tulisan “terhubung ke wifi” lalu alat mulai bekerja dan mengirimkan data ke ThingSpeak.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pada saat level cairan infus

≤500 ml (cairan infus diatas sensor 1) maka LCD akan menampilkan

“kondisi cairan : cairan penuh” serta lampu indikator warna hijau menyala.

Saat level cairan infus ≤300 ml

(cairan infus dibawah sensor 1 dan diatas sensor 2) maka LCD akan menampilkan “kondisi cairan : cairan setengah” serta lampu indikator warna

(6)

33 kuning menyala. Saat level cairan

infus ≤50 ml (cairan infus dibawah sensor 2) maka LCD akan menampilkan “kondisi cairan : hampir habis” serta lampu indikator merah menyala.

Pada gambar 4.10 merupakan grafik monitoring level cairan infus yang tampil pada ThingSpeak dengan sumbu y menunjukkan status level cairan infus (ml) dan sumbu x menunjukkan waktu update data dimana pada grafik data diupdate setiap 10 menit sekali. Saat titik pada grafik sejajar dengan angka 500 menandakan bahwa level cairan infus dalam kondisi penuh, saat titik pada grafik berada ditengah diatas angka 250 menandakan bahwa level cairan infus dalam kondisi setengah dan saat

titik pada grafik berada paling bawah hampir sejajar dengan 0 menandakan bahwa level cairan infus dalam kondisi hampir habis.

Pada saat uji coba alat, selain melakukan monitoring menggunakan ThingSpeak, digunakan juga stopwatch untuk menghitung lamanya perubahan kondisi cairan infus dari penuh sampai hampir habis. Adapun waktu yang terhitung dari kondisi cairan penuh ke kondisi cairan setengah yaitu 130 menit, waktu yang terhitung dari kondisi cairan setengah ke kondisi cairan hampir habis yaitu 40 menit serta waktu yang terhitung dari kondisi cairan hampir habis sampai cairan kosong yaitu 30 menit.

7. Standar Operasional Prosedur 1. Hubungkan catu daya ke PLN (Bisa

juga langsung menggunakan baterai)

2. Nyalakan modul dengan menekan saklar ON/OFF

Gambar 4.3. Modul dinyalakan 3. Nyalakan hotspot wifi pada hp agar

terhubung dengan modul

Gambar 4.4. Hotspot wifi dinyalakan

Gambar 4.5. Terhubung ke wifi 4. Membuka ThingSpeak pada laptop,

lalu login menggunakan akun yang sudah dibuat dan pilih Channels.

(7)

34 Gambar 4.6. Tampilan Halaman Untuk Monitoring

5. Level cairan infus dapat dilihat pada LCD yang ada pada modul dan juga melalui ThingSpeak

Gambar 4.7. Kondisi Saat Cairan

Infus Penuh

6. Setelah penggunaan telah selesai OFF kan modul lalu cabut sambungan daya dari PLN.

8. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Keunggulan dari keseluruhan sistem yaitu :

1. Dapat memonitoring dari jarak jauh melalui laptop atau hp dengan menggunakan jaringan internet 2. Kondisi level cairan infus

ditampilkan juga pada LCD

3. Adanya lampu indikator untuk kondisi level cairan infuse

4. Menggunakan baterai sebagai sumber tegangan cadangan saat listrik PLN mati

Kelemahan atau kekurangan sistem yaitu :

Saat botol cairan infus goyang, pembacaan sensor terkadang ikut berpengaruh

9. Kesimpulan

Setelah melakukan proses pembuatan dan pengujian alat serta pengambilan data pengamatan maka penulis dapat menarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut :

1. Dalam membuat alat pendeteksi level cairan infus ini penulis menggunakan NodeMCU sebagai pengolahan data serta pengontrol kerja alat dan 2 pasang sensor infra red dan photodiode untuk mendeteksi level cairan infus 2. Cara memonitoring level cairan

infus ini yaitu dengan menggunakan ThingSpeak yang diakses melalui laptop atau bisa

(8)

35 juga diakses menggunakan

perangkat android.

9. Saran

Saran untuk pengembangan penelitian ini dapat dilakukan pada : 1. Mengganti posisi sensor kebagian

drip chamber agar saat botol infus goyang tidak memengaruhi pembacaan sensor

2. Mengembangkan sendiri perangkat lunak untuk monitoring

10. Daftar Pustaka

Abiyasa, A. P., Sukadana, I. W., Sutama, I. W., & Sugarayasa, I. W.

(2017). Datalogger Portabel Online Untuk Remote Monitoring

Menggunakan Arduino

Mikrokontroler

Agus. (2017). Cara Mengakses Modul Display LCD 16x2. Retrieved

Desember 2019 from

https://www.nyebarilmu.com/cara- mengakses-modul-display-lcd-16x2/

Chong, T. A., 2005, The synergies of the learning organization, visual factory management, and on the job training. Performance Improvement, 44, 15-20.

Danang A.M, Nurfiana. (2018).

Sistem Monitoring Penyimanan Kebutuhan Pokok Berbasis Internet of things (Iot). Jurnal Sistem Informasi dan Telematika. Bandar Lampung : Program Studi Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer.

Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, ISSN 2087-2062.

Dewa. (2018). Internet of things.

Retrieved Desember 2019 from https://www.google.com/amp/s/www .dewaweb.com/blog/internet-of- things/amp/

Doni. (2019). Bagian Infus Set Jenis Beserta Fungsinya. Retrieved

Desember 2019, from

https://bangsalsehat.blogspot.com/20

19/11/bagian-infus-set-jenis-beserta fungsinya.html

Ghofarudin. (2012). Pengertian dan Fungsi Multimeter. Retrieved

Desember 2019, from

https://ghofarudin.wordpress.com/20 12/08/18/pengertian-dan-fungsi- multimeter/

Helena Da F. X. (2018). Alat Pendeteksi Level Cairan Infus Menggunakan Sensor IR dan Photodioda Berbasis Text Short Message. Yogyakarta : Program Studi D3 Teknik Elektromedik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Iwan. (2012). Landasan Teori dan Pendekatan Sistem. Retrieved

Desember 2019, from

https://www.google.com/amp/s/iwan saputra52.wordpress.com/2012/11/24 /landasan-teori-dan-pendekatan- sistem/amp/

Izzuddin. (2017). Menghubungkan ESP8266 dengan ThingSpeak. Lab.

Sheet Komunikasi Data dan Interface, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

J. Winter, M.; Brodd, “Battery Lihtium,” 2004. [Online]. Available:

https://id.wikipedia.org/wiki/Baterai_

ion_litium. [Accessed: 23-Aug- 2018].

Khoirul iman. (2015). LCD dengan I2C module untuk arduino. Retrieved

Desember 2019, from

https://www.google.com/amp/s/khoir uliman.wordpress.com/2016/06/07/lc d-dengan-i2c-module-untuk-

arduino/amp/

Mercy Corps, 2005, Design, Monitoring, And Evaluation Guidebook.

Muhamad, H. (2017). Sistem Monitoring Infus Menggunakan Arduino Mega 2560. Makasar:

Fakultas Sains Dan Teknologi universitas Islam Negeri Alaudin, Skripsi.

(9)

36 Nataliana, D., Taryana, N., &

Riandita, E. G. I. (2016). Alat Monitoring Infus Set Pada Pasien Rawat Inap Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535. Elkomika: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika, 4(1),1.

Rahmawati, Vina, Et Al, Sistem Pengendali Pintu Berbasis Web Menggunakan Nodemcu 8266 (Doctoral Dissertation, Stmik Akakom Yogyakarta).

Rakhman, E. A. (2016). Sistem Monitoring Cuaca Menggunakan Esp 8266 Berbasis Web Internet of things. Yogyakarta: Universitas Teknologi Yogyakarta.

Sasmoko, D., & Wicaksono, Y. A.

(2017). Implementasi Penerapan Internet of things (Iot) Pada Monitoring Infus Menggunakan Esp 8266 Dan Web Untuk Berbagi Data.

Jurnal Ilmiah Informatika, 2(1), 90- 98.

Siska, Mira. 2016. “Rancang Bangun Sistem Pemantauan Sisa Cairan Infus Dan Pengendalian Aliran Infus Menggunakan Jaringan Nirkabel”. Universitas Andalas.

Padang.

Sugianto. 2007. Desain Rngkaian Elektronika Dan Layout Pcb Dengan Protel 99 Se. Jakarta: Elex Media Computindo.

Tamba, S. P. Dkk. (2019).

Pengontrolan Lampu Jarak Jauh dengan NodeMCU Menggunakan Blynk. Jurnal Teknik Informasi dan Komputer (Tekinkom), 2 (1), 93-98.

Tim Poskota. (2011). Seorang Bayi Meninggal Dikarenakan Perawat Terlambat Mengganti Cairan Infus.

Retrieved Desember 2019 from http://www.poskota.co.id/berita- terkini

Ulan. (2016). Kapita Selekta.

Jurusan Sistem Komputer, Fakultas

Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Wicaksono M. F. “Implementasi Modul Wifi NodeMCU ESP8266 Untuk Smart Home”. Jurnal Teknik Komputer Unikom. 6(1). 1. 2017.

Wrihatnolo, R. (N.D.) 2008, Monitoring, Evaluasi, Dan Pengendalian: Konsep Dan Pembahasan

Yuda Handaya. 2010. Infus Cairan Intravena (Macam-Macam Cairan Infus).

Yudhana, A., & Putra, M. D. D.

(2018). Rancang Bangun Sistem Pemantauan Infus Berbasis Android.

Transmisi, 20(2), 91-95.

Zainuri, A., Santoso, D. R., &

Muslim, M. A. (2012). Monitoring Dan Identifikasi Gangguan Infus Menggunakan Mikrokontroler Avr.

Jurnal Eeccis, 6(1), 49-5

Gambar

Tabel 3.2. Bahan yang digunakan dalam pembuatan dan perancangan alat
Gambar 3.2. Diagram Alir Sistem
Gambar 4.10. Grafik monitoring level cairan infus  Pembahasan
Gambar 4.3. Modul dinyalakan  3.  Nyalakan hotspot wifi pada hp agar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan metode perhitungan yang telah dilakukan, maka disimpulkan telah terjadi kerugian keuangan negara yang ditimbulkan terhadap tindak pidana korupsi dalam pengajuan

Hematoma subdural yang bertambah luas secara perlahan paling sering terjadi pada usia lanjut (karena venanya rapuh) dan pada alkoholik. Pada kedua keadaan ini, cedera

Asal Usul Harta: HASIL SENDIRI Atas Nama: PASANGAN/ANAK () Pemanfaatan: DIGUNAKAN SENDIRI Lainnya: 2008 Tahun Perolehan: - Rp. / Registrasi : DK

Backpropagation juga merupakan sebuah metode sistematik untuk pelatihan multilayer JST karena Backpropagation memiliki tiga layer dalam proses pelatihannya, yaitu input

terkait dalam perencanaan pendidikan dasar khususnya dalam upaya pemerataan dan peningkatan mutu SD/MI seperti Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil), Kepala Bagian (Kabag)

Hipotesis 4 menyatakan penggunaan diagnostik SPM memoderasi hubungan strategi kepemimpinan biaya dan kinerja organisasi menunjukkan hubungan positif yang ditunjukan dengan

Dari hasil uji t ( Independent sampel t-test ) menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Kinerja Keuangan Emiten Penerbit Sukuk dan Emiten

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagain besar mahasiswa (64%), faktor pendorong terbesar untuk berprestasi adalah adanya keinginan untuk bisa mewujudkan