vii
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TANAH WAKAF YANG DIPERJUAL BELIKAN BERDASARKAN HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR
41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF
AGNUARDE RIPURBO 110110100363
Wakaf merupakan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh umat Islam dengan tujuan untuk mensejahterakan kehidupan umat, namun banyak permasalahan terkait kegiatan wakaf yang sering terjadi di dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia sampai dengan saat ini, padahal apabila dijalankan sesuai tujuan dan fungsinya, wakaf dapat dijadikan sebagai salah satu penunjang perkembangan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan mengenai wakaf agar wakaf dapat dilaksanakan sesuai syariat Islam agar tujuan dan fungsinya dapat tercapai seperti seharusnya. Pihak yang terlibat dalam kegiatan wakaf di Indonesia juga masih banyak yang kurang memperhatiakan tujuan dan fungsi wakaf sebenarnya bahkan sring terjadi penyelewangan atau penyimpangan seperti menjualtanah wakaf hanya untuk kepentingan pribadi dan menyimpang dari ajaran agama Islam serta menyalahi peraturan perundang-undangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan analisis mengenai kegiatan jual beli tanah wakaf yang dilakukan oleh
Nadzir sebagai pengelola tanah wakaf menurut hukum Islam dikaitkan dengan Undang-undang
Nomor 41 Tahun 2004 dan untuk memperoleh solusi mengenai penyelesaian sengketa antara Wakif dan Nadzir sebagai pihak yang ada dalam perwakafan menurut hukum Islam dikaitkan dengan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
Penelitian dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dengan menitik beratkan penelitian pada bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier yang terkait dengan tanah wakaf yang diperjual belikan. Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitis dengan memaparkan ketentuan mengenai hak milik atas tanah, cara pendaftaran dan pemindahannya, untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan simpulan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan mengkaji data sekunder dari data primer yang didapatkan dengan wawancara dari narasumber sebagai pendukung data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode yuridis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, penjualan tanah wakaf yang dilakukan oleh Nadzir berdasarkan Hukum Islam dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang wakaf adalah dilarang atau tidak diperbolehkan, tetapi terdapat beberapa pengecualian terhadap harta wakaf seperti dijual untuk tujuan mengembangkan wakaf tanpa menghilangkan substansi dari wakaf itu sendiri. Kemudian dalam sengketa tanah wakaf yang sudah terlanjur dijual, terdapat cara untuk menyelesaikannya, yakni dengan cara Ruislag atau penggantian atas tanah wakaf dengan syarat diatas nilai jual tanah wakaf sebelumnya atau minimal sama dengan nilai tanah wakaf yang telah dijual tersebut.