• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Penanaman Nilai Akhlak Siswa SMP N 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/1013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Penanaman Nilai Akhlak Siswa SMP N 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/1013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Sarjana S-1 Tarbiyah

YUSUF RAHMADDI G 000 090 061

JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

ا

ا

ا

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya: Nama : Yusuf Rahmaddi NIM : G000090061 Fakultas/Jurusan : FAI/Tarbiyah Jenis : Skripsi

Judul : PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalti kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya

ilmiah saya demi pengembangan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data (databes), mendistribusikanya, serta menampilkanya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 17 Maret 2014 Yang Menyatakan

(3)
(4)

vii

PENGARUH BIMBINGAN KONSELING TERHADAP PENANAMAN NILAI AKHLAK SISWA SMP N 1 TERAS BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh : Yusuf Rahmaddi (NIM : G000090061)

Fakulfas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan. Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Bimbingan konseling dan penanaman akhlak adalah upaya yang tidak dapat dipisahkan. Bimbingan konseling dalam penanaman nilai akhlak adalah bimbingan yang menitik beratkan pada pendekatan personal yaitu memberi motivasi, arahan, dan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi siswa terutama pada masalah akhlak. Penanaman akhlak tidak harus diterapkan di sekolah saja, tetapi penanaman akhlak bisa dilakukan di luar sekolah. Dalam hal ini perlu adanya kerja sama yang apik antara sekolah dan pihak lain dalam pembentukan akhlak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam penanaman nilai akhlak pada siswa melalui bimbingan konseling di SMP Negeri 1 Teras serta mengetahui perubahan perilaku yang terjadi setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling di SMP N 1 Teras tahun pelajaran 2012/2013

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berjenis kualitatif. Subyek penelitian menggunakan key informan yang digunakan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penetapan validitas data dalam penulisan ini melalui trianggulasi data dan informan review, Dalam menganalisis data dilakukan secara deskriptif (menutur kata dengan apa adannya secara kualitatif) dengan menggunakan metode induktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Seluruh staf sekolah seperti, kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK berperan dalam upaya penanaman nilai akhlak kepada siswa. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab seluruh pelaksanaan bimbingan konseling dengan memfasilitasi dengan sarana-sarana pendukung, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik, (2) sanksi yang diterapkan BK SMP N 1 Teras cenderung pemberian teguran dan pengarahan hal ini bertujuan agar perubahan prilaku/akhlak siswa terbentuk karena bukan karena takut akan tetapi perubahan prilaku tumbuh dari kemauan siswa itu sendiri, (3) melalui upaya pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan yang diinternalisasikan dengan kegiatan sekolah memberikan pengaruh antara lain: (a) Terciptanya kesadaran keagamaan pada siswa dan pemahaman siswa akan peraturan-peraturan yang ada di sekolah, (b) Siswa terbantu dalam pemecahan masalah, karena ada sebagian siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan. Hal ini di tunjukkan dengan prilaku siswa menjadi lebih baik, (c) Ada juga siswa yang merasa terganggu akan campur tangan BK terhadap masalah yang dihadapinya. Hal ini disebabkan karena siswa mempunyai pandangan terhadap guru BK masih sebagai polisi sekolah.

(5)

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya

merupakan usaha sadar untuk

mengembangkan kepribadian yang

berlangsung seumur hidup baik di sekolah maupun madrasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas). Dalam konteks Islam, pendidikan bermakna

bimbingan terhadap pertumbuhan

rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah, mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. Dari makna ini, pendidikan pada hakikatnya merupakan upaya untuk membentuk manusia yang lebih berkualitas (Tohirin, 2007: 5).

Bimbingan dan konseling

merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam

kehidupannya selalu menghadapi

persoalan-persoalan yang silih

berganti. Persoalan yang satu dapat diatasi, persoalan yang lain muncul, demikian seterusnya. Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang danggup mampu mengatasi persoalan tanpa bantuan dari pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia

yang tidak mampu mengatasi

persoalan bila tidak dibanntu orang lain, maka dari inilah bimbingan konseling dibutuhkan (Walgito, 2010: 10).

Bimbingan dan konseling

merupakan salah satu komponen dari

pendidikan. Mengingat bahwa

bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang

diberikan kepada individu pada

umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Hal ini sangat relevan jika

dilihat dari perumusan bahwa

pendidikan itu adalah usaha sadar yang

bertujuan untuk mengembangkan

kepribadian dan potensi-potensi (bakat, minat, dan kemampuan). Kepribadian menyangkut masalah prilaku atau sikap mental dan kemampuan meliputi masalah akademik dan keerampilan. Tingkat kepribadian dan kemampuan

yang dimiliki oleh seseorang

merupakan suatu gambaran mutu dari orang bersangkutan (Sukardi, 2007: 1).

Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar berhasil dalam belajar. Untuk itu sekolah dan madrasah hendaknya memberikan bantuan kepada siswa

untuk mengatasi masalah-masalah

yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Dalam kondisi seperti ini, pelayanan bimbingan dan konseling sekolah dan madrasah sangat penting untuk dilaksanakan guna membantu siswa mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.

Bimbingan dan konseling tidak hanya berorientasi untuk mengatasi permasalahan kesulitan belajar siswa, tetapi bimbingan konseling juga dapat menyentuh aspek perilaku atau akhlak siswa dalam proses pembentukan kepribadian. Siswa adalah bagian dari masyarakat yang butuh interaksi dan sosialisasi, untuk itu siswa harus

(6)

2 ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota di sekolah maupun di masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai, norma sosial, maupun pandangann hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup (Prayitno, 1999: 169).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa bimbingan dan konseling sebagai salah satu organ yang penting dalam upaya penanaman nilai akhlak di sekolah. Masa remaja

(12-21 tahun) merupakan masa

peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Dimana di masa ini terjadi berbagai goncangan-goncangan psikis

atau penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi pada usia remaja.

Pembinaan akhlak terhadap para

remaja amat penting dilakukan,

mengingat secara psikologis usia remaja ialah usia yang berada dalam goncangan dan mudah terpengaruh sebagai akibat dari keadaan dirinya yang masih belum memiliki bekal pengetahuan, mental dan pengalaman yang cukup, Abuddin Nata (2001: 216).

Penanaman nilai akhlak

melalui bimbingan konseling adalah pengembangan dan penyadaran siswa terhadap nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan, kearifan dan kasih sayang sebagai nilai-nilai universal yang dimiliki semua agama yang berfungsi untuk memperkuat keimanan dan ketakwaan secara spesifik sesaui keyakinan agama melalui kegiatan pramuka, sehingga menghasilkan anak didik yang berkepribadian utuh, yang

bisa mengintegrasikan keilmuan yang

dikuasai dengan nilai-nilai yang

diyakini untuk mengatasi berbagai

permasalahn hidup dan sistem

kehidupan manusia

Tujuan Penelitian

Peneliti ini bertujuan untuk

mendeskripsikan bagaimana

pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam penanaman nilai akhlak pada peserta didik di SMP N 1 Teras

Boyolali dan untuk mengetahui

perubahan perilaku yang terjadi setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling di SMP N 1 Teras tahun pelajaran 2012/2013.

LANDASAN TEORI

A.Bimbingan Konseling

1. Pengertian Bimbingan

Bimbingan adalah proses

pemberian bantuan (proses of helping)

kepada individu agar mampu

memahami dan menerima diri dan lingkungannya, mengarahkan diri dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma

kehidupan (agama dan budaya)

sehingga mencapai kehidupan yang bermakna (Damayanti, 2012: 9

2. Pengertian Konseling

Konseling adalah proses

pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling seorang ahli yang diisebut konselor kepada individu yang sedang mengalami suatu

masalah yang bermuara pada

(7)

3

3. Prinsip Bimbingan Konseling

Dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip tersebut dijadikan pedoman dalam pelaksanaan bimbingan dan

konseling. Maknanya apabila

bimbingan dan konseling dilaksanakan tidak sesuai dengan prinsip tesebut, berarti bukan bimbingan dan konseling dalam arti yang sebenarnya. Berkenaan dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Arifin dan Eti Kartikawati

menjabarkan prinsip-prinsip

bimbingan dan konseling ke dalam empat bagian, yaitu (1) prinsip-prinsip umum, (2) prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu (siswa), (3) prinsip-prinsip khusus

yang berhubungan dengan

pembimbing dan (4) prpinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan adminidtrasi.bimbingan dan konseling.

4. Tujuan Bimbingan Konseling

Menurut Thohirin (2007),

sejalan dengan perkembangannya

konsepsi bimbingan dan konseling,

maka tujuan bimbingan dan

konselingpun mengalami perubahan, dari yang sederhana sampai ke yang lebih komprehensif. Secara umum tujuan bimbingan dan konseling adalah

untuk membantu individu

memperkembangkan diri secara

optimal, menjadi insan yang seutuhnya sesuai dengan tahap perkembangan dan presisposisi yang dimilikinya, dari berbagai latar belakang yang ada dan sesuai dengan tuntutan positif di lingkungannya.

Adapun secara khusus tujuan bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan

permasalahan yang dialami oleh

individu yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah individu (siswa) bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkut pautnya, serta masing-masing bersifat unik. Oleh karena itu tuujuan khusus bimbingan dan konseling untuk masing-masing individu bersifat unik pula. Tujuan bimbingan dan konseling untuk seorang individu berbeda dari tujuan bimbingan dan konseling untuk individu lainnya.

5. Fungsi Bimbingan Konseling

Fungsi bimmbingan dan konseling khususnya di sekolah dan madrasah memiliki beberapa fungsi, yaitu (1)

fungsi pencegahan, (2) fungsi

pemahaman, (3) fungsi pengentasan, (4) fungsi pemeliharaan, (5) fungsi penyaluran, (6) fungsi penyesuaian, (7) fungsi pengembangan, (8) fungsi perbaikan dan, (9) fungsi advokasi ( Thohirin, 2007: 39-50).

6. Asas-asas Bimbingan Konseling

Pelayanan bimbingan dan

konseling merupakan pekerjaan

profesional, oleh sebab itu, harus dilaksanakan mengikuti kaidah-kaidah

atau asas-asas tertentu. Dengan

(8)

4 bagian, yaitu asas-asas bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan siswa dan asas yang berhubungan

dengan praktik atau pekerjaan

bimbingan

7. Macam-macam Bimbingan

Konseling

Pengertian bimbingan dan

konseling menyangkut setiap aspek dari individu, abaik fisik, psikis maupun sosial. Dengan demikian, tidaklah mungkin orang mengisolasi tiap-tiap bagian dengan bagian yang lain, karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian yang lain. Kalau dibedakan satu dengan lain, hal tersebut hanya terletak pada titik beratnya. Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak dapat dilepaskan dari

hal-hal yang berhubungan dari

pendidikan dan keadaan pribadi yang bersangkutan (Walgito, 2004: 19).

Adapun macam-macam

bimbingan dan konseling di

kelompokkan menjadi empat: (a) bimbingan akademik, (b) bimbingan sosial pribadi, (c) bimbingan karier, (d) bimbingan keluarga.

B.Penanaman Nilai Akhlak

1. Pengertian Akklak

Secara etimologi (lughatan) akhlaq

(Bahasa Arab) adalah bentuk jamak

dari khuluq yang berarti budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti

menciptakan.seakar jata Khalaq

(Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khalq (penciptaan) Yuhanar Ilyas (2000: 1)

2. Tujuan Penanaman Akhak

Ibnu Miskawaih merumuskan tujuan pembinaan akhlak yaitu terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai baik, sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati. Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia ini sangat ditekankan karena di samping akan membawa kebahagiaan

bagi individu, juga sekaligus

membawa kebahagiaan bagi

masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang

ditampilkan seseorang, tujuannya

adalah untuk mendapatkan

kebahagiaan di dunia dan di akhirat Azmi (2006: 60).

3. Ruang Lingkup Akhlak

Adapun pembagian akhlak

menurut Muhammad Azmi (2006: 63-67) dibagi menjadi empat bagian yaitu: (a) akhlak terhadap Allah, (c) akhlak terhadap sesama manusia, (c) akhlak terhadap diri sendiri dan, (d) akhlak terhadap alam sekitar.

Kajian Pustaka

1. Eva Varena (UMS 2010) dalam

skripsinya yang berjudul

“Penerapan Bimbingan Dan

Konseling Islami Dalam

Meningkatkan Akhlak Siswa Di

SMP Muhammadiyah 7

Surakarta”, menyimpulkan bahwa seluruh staf sekolah seperti, kepala sekolah, guru BK, wali kelas dan guru pelajaran sangat berperan dalam pelaksanaan bimbingan dan

(9)

5 tersebut karena sudsah telaksana dengan baik. Sebagai kepala sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan BKI dengan melengkapi seluruh sarana ( ruang multi media, media buletin, ruang kantor BK dan sarana lainnya) agar terlaksana BKI di sekolah tesebut dengan baik, guru BK yang berupaya

dalam membantu sisiwa

menyelesaikan masalah dengan menumbuhkan kesadaran sebagai muslim serat bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Serta wali kelas yang turut mendukung kegiatan BKI ketika siswa berada dalam kelas. Guru pelajaran yang

selalu memberikan bimbingan

yang berupa pengajaran, motivasi serta nasehat yang bertujuan agar sisiwa menjadi lebih baik.

Hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan penerapan bimbingan dan konseling islami di SMP

Muhammadiyah 7 Surakarta

meliputi pemantauan orang tua terhadap anak kurang/terbatas.

Ada sebagian anak yang

bermasalah kemauannya untuk

berubah sangat lemah.

Lingkungan pergaulan anak yang kurang baik dan lingkungan rumah yang kurang baik.

2. Muhammad Fathoni ( UMS: 2013)

dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Bimbingan Konseling Islami Dalam Pembentukan Aklak Siswa (Studi Empirik Di SDIT Permata Insani Tulung, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013), yang kesimpulannya sebagai berikut

a. Penerapan bimbingan

konseling islami di SDIT

Permata Insani dalam

membentuk akhlak siswa.

1) Seluruh staf sekolah

seperti, kepala sekolah, guru BKI, wali kelas dan

guru mata pelajaran

terlibat dan berperan

dalam pelaksanaan

bimbingan konseling

islami di sekolah. Kepala sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh

pelaksanaan bimbingan

konseling islami dengan memfasilitasi bimbingan

dengan sarana-sarana

pendukung agar

terlaksananya bimbingan

konseling islami di

sekolah terebut dengan

baik, guru BK yang

memposisikan diri sebagai fasilitator berupaya dalam

membentu siswa

menyelesaikan masalah

dengan menumbuhkan

kesadaran terhadap

kewajiban-kewajiban

sebagai muslim lewat

pembiasaan dan

mengarahkan serta

memotivasi agar

bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

2) Bentuk penyelesaian

masalah siswa dengan

proses bimbingan

konseling islami

dilakukan dengan

menentukan jenis masalah

kemudian menentukan

jenis kegiatan layanan dan

terakhir menentukan

(10)

6 dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi masalah

dengan mencari latar

belakang masalah,

diagnosis permasalahan

dengan menemukan gejala

yang lebih signifikan

kemudian dilakukan

berupa pemberian

kesimpulan jenis

permasalahan dalam al-Qur’an dan hadits maupun teori-teori psikologi yang sesuai dalam menentukan

solusi yang diberikan,

pemberian solusi banntuan

disesuaikan dengan

tingkat kemampuan siswa sehingga solusi anak kelas satu tentu sangat berbeda dengan anak kelas enam.

b. Hambatan-hambatan dalam

pelaksanaan penerapan

bimbingan konseling islami di SDIT Permata Insani meliputi ada sebagian anak yang kurang sekali kedekatan dengan orang tuanya karena sebagian orang tua

melihat sistem fullday school

adalah sistem unntuk menitipkan anak sehingga mereka leluasa untuk bekerja seharian tanpa

banyak perhatian terhadap

kegiatan anak-anaknya sehingga orang tua tidak mengetahui proses perkembangan kejiwaan anak yang sedang terjadi.

3. Siti Fatimah (UMS: 2002), dalam

skripsinya yang berjudul

“Efektifitas Bimbingan

Penyuluhan Dalam Perubahan

Akhlak Siswa” menyimpulkan

bahwa bimbingan dan konseling dalam pembinaan akhlak siswa di SMU Muhammadiyah 2 Surakarta

cukup efektif dengan melihat tanggapan siswa bersikap dan keterampilan konselor yang sudah

termasuk dalam karakteristik

efektif, tanggapan siswa mengenai

pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan di sekolah berjalan sesuai prosedur dan program yang ada

Penulis menimbang adanya perbedaan objek dan tempat penelitian yang akan dikaji dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, Berdasarkan tiga skripsi tersebut yang berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan konseling, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh

bimbingan dan konseling dalam

penanaman nilai akhlak di SMP N 1

Teras Boyolali tahun pelajaran

2012/2013” yang lebih mengarah pada

pelaksanaan penanaman nilai-nilai

akhlak melalui kegiatan bimbingan dan konseling, guna tercapainya anak didik

yang memiliki akhlakul karimah yang

mampu menyesuaikan diri dalam

kondisi lingkungan apapun serta

mampu menerapkan nilai- nilai

keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian masalah yang

diangkat dalam penelitian ini

memenuhi asas kebaruan

Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

penelitian ini termasuk penelitian

lapangan (field research) dengan

menggunakan pendekatan

deskriptif yaitu suatu penelitian

yang bertujuan untuk

mengumpulkan data dan

(11)

7

2. Subyek dan Tempat Penelitian

Subyek penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan penanaman nilai-nilai akhlak melalui bimbingan konseling di SMP N 1 Teras tahun pelajaran 2012/2013.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulkan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

a. Metode observasi merupakan

suatu proses melihat,

mengamati, dan mencermati, serta “merekam” suatu prilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu (Herdiansyah, 2010: 131). Sedangkan jenis

observasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah

observasi secara langsung,

yakni mengamati secara

langsung kondisi atau situasi

yang sebenarnya, seperti

observasi mengetahui sarana dan prasarana sekolah, upaya yang dilakukan sekolah, dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.

b. Metode wawancara, adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan

oleh dua pihak, yaitu

pewawancara (interviewer)

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan tersebut

(Herdiansyah, 2010: 118).

Metode wawancara dalam

penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi (data) yang akurat dan riil tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP N 1 Teras

Boyolali serta proses

penanaman nilai akhlak siswa melalui kegiatan bimbingan

dan konseling. Wawancara

dilakukan terhadap guru BK dan para siswa serta pihak-pihak terkait seperti kepala

sekolah dan guru mata

pelajaran.

c. Metode dokumentasi adalah

salah satu metode

pengumpulan data kualitatif

dengan melihat atau

menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Dokumentasi merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan peneliti

kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya

yang ditulis atau dibuat

langsung oleh subjek yang

bersangkutan (Herdiansyah,

2010: 145) sumber

dokumentasi yang dibutuhkan antara lain mengenai gambaran umum dan letak geografis SMP N 1 Teras Boyolali,

struktur organisasi sekolah,

pola bimbingan dan

konseling, pelaksanaan

bimbingan dan konseling di sekolah tersebut.wa.

4. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis hasil

penelitian ini, digunakan analisis deskriptif kualitatif, yang terdiri

dari berbagai kegiatan yaitu

pengumpulan data dan reduksi

data, penyajian data dan

kesimpulan (Herdiansyah, 2010:

164-165). Tahapannya adalah

(12)

8

maka selanjutnya melakukan

reduksi data, yaitu

mengelompokkan, mengarahkan

membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Selanjutnya, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi deskriptif. Terakhir, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan.

HASIL PENELITIAN

Penerapan dan Penanaman Nilai Akhlak Siswa SMP N 1 Teras

Agar tercapainya visi yang telah

tercanangkan yaitu menjadi manusia

taqwa yang cerdas, terampil,

berkepribadian santun, mandiri dan dapat bekerjasama, SMP N 1 Teras telah menyusun berbagai kegiatan yang mendukung terbentuknya akhlak mulia yang diimplementasikan dan dilaksanakan oleh semua pihak yang ada dalam lingkup sekolah.

Menurut kepala sekolah Bapak Sarjono

Putut Moerdianto, ada berbagai

kegiatan yang diadakan pihak sekolah yang bekerjasama dengan BK dalam upaya menanamkan nilai akhlak. Diantara kegiatan-tersebut adalah.

1. Jabat Tangan Saat Datang dan

Pulang

Setiap hari pada pagi hari sekitar pukul 06.40 WIB para siswa mulai berdatangan di sekolah. Saat itulah para guru piket telah berbaris di pelataran dekat gerbang utama sekolah menunggu kedatangan muridnya. Satu persatu muri-murid menyalami para guru yang telah terlebih dahulu hadir.

Pada saat itulah para guru dapat mengamati setiap siswa yang menyalami mulai dari penampilan

atribut yang dikenakan, cara

menyapa guru, tak jarang pula ada guru yang menanyakan pekerjaan rumamhnya.

Contohnya ada siswa yang

kedapatan tidak mengenakan kaos kaki ataupun dasi, maka siswa tersebut mendapatkan teguran dari salah satu guru, untuk tidak mengulangi hal yang sama di lain hari.

2. Shalat Dhuha Berjamaah

Guru BK bekerja sama dengan

guru mata pelajara PAI

menyelenggarakan shalat dhuha

berjamaah setiap paginya.

Kegiatan ini dilaksanakan di masjid sekolah yang di pantau oleh guru mapel PAI dan guru BK.

Shalat dhuha sudah berjalan cukup

lama, pelaksanaannya dimulai

pukul 06.45 dan sudah terjadwal kamis kelas 8E, 8F, 8G, hari jumat kelas 7A, 7B, 7C, sedangkan hari sabtu, kelas 7D, 7E, 7F, dan 7G. Dengan jadwal yang sudah ada para murid sadar bahwasannya merka akan berangkat sekolah lebih pagi untuk melaksanakan shalat dhuha. Menurut guru PAI Ibu Asih bahwasannya kegiatan ini pula dapat mengkatrol nilai mata pelajaran pendidikan agama.

3. Kegiatan jum’at Kerohanian

Salah satu upaya penanaman nilai

(13)

9

kepada peserta didik adalah

kegiatan jum’at kerohanian.

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jum’at pada minggu ketiga tiap bulannya.

Kegiatan jum’at kerohanian

merupakan kegiatan pidato

keagamaan (tausiah/mauidloh

hasanah). Yang menjadi

pembicara pada kegiatan ini

adalah pasi siswa yang telah di tunjuk oleh guru PAI dari masing masing kelas. Setiap minggu ketiga menampilkan paling tidak

tiga siswa sebagai da’i perwakilan

dari tiap kelas secara bergiliran.

4. Kegiatan Jum’at Bersih

Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari jumat minggu pertama yang diikuti oleh semua siswa dan para guru serta staf sekolah. Satu hari

sebelumnya kepala sekolah

mengumumkan kepada para

sisiwa untuk membawa alat-alat

kebersihan seperti; sapu, arit,

kemoceng, ikrak, dan alat

kebersihan lainnya.

Tiap kelas mendapatkan pos yang berbeda-beda untuk dibersihkan, ada yang membersihkan halaman sekolah, ada yang membersihkan

lapangan, perpustakaan, ruang

UKS, masjid, sampai toilet siswa.

Tiap wali kelas menjadi

penanggung jawab bagi siswa kelasnya masing-masing.

5. Jum’at Sehat

Kegiatan ini dilaksanakan tiap hari

jumat minggu kedua tiap

bulannya. Semua siswa dan para guru wajib mengikuti kegiatan ini dan wajib mengenakan pakaian olah raga pada hari itu.

Kegiatan yang biasa dilakukan adalah jogging atau jalan santai

mengeliingi sekolah dan senam pagi di lapangan (wawancara dengan kepala sekolah Bapak

Sarjono Putut Moerdianto,

02/02/14).

Menurut guru BK ibu Anik menuturkan ada berbagai macam

nilai akhlak yang coba di

tanamkan kepada para siswa melalui berbagai kegiatan. Nilai akhlak itu diantaranya adalah: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja sama, kreatif, mandiri, cinta tanah air, demokrasi, menghargai

prestasi, bersahabat, peduli

lingkungan, peduli sosial,

tanggung jawab, dan cinta diri sendiri.

Upaya Bimbingan Konseling Dalam Menanamkan Nilai Akhlak Siswa SMP N 1 Teras

1. Tujuan Pembentukan Akhlak

Berdasarkan waawancara dengan guru BK Ibu Anik, tujuan pembentukan akhlak adalah

a. Terwujudnya sekolah dengan

siswa yang memiliki nilai religius

melalui berbagai

kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam penanaman nilai akhlak

b. Membentuk siswa yang

berkarakter dan berakhlak mulia dan menjadi manusia taqwa yang cerdas, terampil, berkepribadian

santun, mandiri serta dapat

bekerjasama

c. Mendorong siswa untuk dapat

menjalani hidup yang bersahaja di

sekolah maupun di luar

lingkungan sekolah

d. Terwujudnya hubungan yang

(14)

10 (wawancara guru BK Ibu Anik,

30/01/14)

2. Metode Bimbingan Konseling

Bimbinggan yang diterapkan di SMP N 1 Teras menurut Ibu Anik disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien yang dihadapi.

a. Metode Interview

Contoh kasus per-tanggal 26 oktober 2012 ada salah seorang siswa melapor kepada BK yang mendapati ada dua orang siswa yang bernama L dan B sedang berkelahi di belakang sekolah. Perkelahian tersebut terjadi karena siswa B sering mengejek siswa L yang sering pacaran. Lantaran demikian siswa L tidak dapat

menahan amarahnya dan

perkelahian tidak terhindari.

Keesokan harina\ya kedua siswa tersebut dipanggil ke kantor BK

untuk diintrogasi. Setelah

diintrogasi kedua siswa tersebut

dinasehati untuk saling

menyayangi dan saling

menghormati, kemudian keduanya

diminta untuk saling maaf

memaafkan. Setelah kejadian itu mereka harus berjanji untuk tidak

melakukan perbuatannya lagi.

Interview digunakan untuk

bimbingan pribadi dan kelompok (wawancara guru BK 30/01/14).

b. Metode Kotak Masalah

Metode ini adalah metode yang dilakukan BK untuk mendapatkan

berbagai informasi yang

datangnya langsung dari siswa. kotak masalah digunakan oleh para siswa dalam menyampaikam

masalah-masalah yang

dihadapinya ataupun orang lain. Cara kerja metode ini adalah seperti kotak penampung aspirasi. Siswa hanya perlu menyampaikan

keluhan ataupun masalahnya

dalam bentuk tulisan pada kertas kemudian dimasukkan kedalam sebuah kotak yang terletak di

depan kantor BK.

Masalah-masalah yang disampaikan siswa

bermacam-macam, ada yang

mengeluhkan tentang masalah

pribadi, hingga sarana-prasarana sekolah. Dengan metode ini diharapkan para siswa dapat menggunakan layanan BK dengan

mudah dan menyampaikan

keluhannya tanpa perlu

mendatangi kantor BK untuk menemui guru BK (wawancara guru BK Ibu Anik 30/01/14)

3. Macam-macam Bimbingan

Konseling di SMP N 1 Teras

a. Bimbingan Belajar

Pelayanan bimbingan belajar ini

membantu siswa dalam

menumbuhkan sikap kebiasaan

belajar, berpengetahuan dan

berketerampilan sesuai dengan program belajar dalam rangka menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi.

b. Bimbingan Sosial-Pribadi

Pelayanan bimbingan

sosial-pribadi ini ditujukan untuk

membantu siswa dalam

mengembangkan potensi diri dan kemampuan berhubungan sosial,

serta memecahkan

masalah-masalah sosial-pribadi.

c. Bimbingan Karier

(15)

11

perencanaan, pengemvangan dan

pemecahan masalah karier

(dokumentasi BK SMP N ! Teras 30/01/14)

4. Pelaksanaan Bimbingan

Konseling SMP N 1 Teras

Berdasarkan wawancara dengan guru

BK ibu Anik bahwasannya

pelaksanaan bimbingan di SMP N 1 Teras dilakukan sesuai situasi dan kondisi klien. Artinya penanganan masalah siswa dalam hal pelanggaran yang dilakukan disesuaikan dengan

jenis pelanggaran. Penentuan

pendekatan siswa yang

bermasalah/melanggar disesuaikan

dengan tingkat masalah yang dihadapi serta tingkat sikologi siswa.

Ada tiga kategori pelanggaran yaitu;

pelanggaran ringan seperti tidak

lengkapnya atribut seragam, terlambat datang ke sekolah. Pelanggaran sedang seperti membawa HP ke sekolah,

rambut tidak rapi/panjang, bolos

sekolah, perkelahian sesama teman, mencuri. Pelanggaran berat seperti mengkonsumsi narkoba, hamil di luar

nikah. Sampai saat ini khusus

pelanggaran dengan kategori berat belum pernah terjadi.

Ibu Anik menuturtkan sanksi yang berlaku untuk pelanggaran ringan adalah pengarahan. BK dalam hal ini tidak ingin memberikan sanksi yang sifatnya fisik, akan tetapi dengan pemberian pengarahan anak didik diharapkan sadar dengan sendirinya. Pengarahan diberikan bertujuan agar perubahan perilaku tersebut terjadi bukan karena paksaan dari luar, akan

tetapi perubahan perilaku terjadi

karena kemauan siswa tersebut yang

benar-benar ingin berubah. Contoh kasus ketika salah seorang siswa kedapatan terlihat gondrong (rambut panjang) dan dipanggil ke ruang BK. Siswa tersebut diberi pengarahan dan

diberi sanksi berupa memotong

rambutnya sendiri atau dipotong oleh guru BK. Dan hasilnya pada keesokan

harinya siswa tersebut sudah

memotong rapi rambutnya.

Sedangkan bagi siswa yang melakukan

pelanggaran berat maka akan

mendapatkan sanksi maksimal yaitu akan dikembalikan kepada orang tuanya (wawancara guru BK Ibu Anik 30/01/14)

KESIMPULAN

Setelah penulis memaparkan tentang penanaman nilai-nilai akhlak melalui bimbingan konseling di SMP N 1 Teras Tahun Pelajaran 2012/2013 maka akhir dari pembahasan ini disajikan kesimpulan sebagai berikut

1. Seluruh staf sekolah seperti, kepala

sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK berperan dalam upaya penanaman nilai akhlak kepada siswa. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab seluruh pelaksanaan bimbingan konseling

dengan memfasilitasi dengan

sarana-sarana pendukung, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik.

2. Penanganan masalah bimbingan

konseling dengan metode nasehat

dan interview empat mata

cenderung menggunakan

pendekatan directive conseling

(16)

12 yang dikemukakan guru BK. Hal ini

disebabkan kebanyakan siswa susah

mengungkapkan pendapatnya

karena siswa belum sepenuhnya menjadikan guru BK tempat untuk curhat dan solusi penyelesaian masalah yang duhadapinya. Sanksi yang diterapkan BK SMP N 1 Teras cenderung pemberian teguran dan pengarahan hal ini bertujuan agar perubahan prilaku siswa terbentuk karena bukan karena takut akan tetapi perubahan prilaku tumbuh dari kemauan siswa itu sendiri.

3. Upaya bimbingan konseling SMP N

1 Teras tahun pelajaran 2012/2013 dalam menanamkan akhlak siswa

melalui upaya pemahaman,

pencegahan, pengentasan,

pemeliharaan dan pengembangan

yang diinternalisasikan dengan

kegiatan sekolah memberikan

beberapa dampak/pengaruh yaitu:

a. Terciptanya kesadaran

keagamaan pada siswa dan

pemahaman siswa akan

peraturan-peraturan yang ada di sekolah dan munculnya sikap

keterbukaan siswa untuk

berineraksi dan berkomuniksi

dengan mengungkapkan

permasalahan yang dihadapinya,

sehingga siswa merasa

mendapatkan perhatian dan

merasa aman dan nyaman.

b. Siswa terbantu dalam pemecahan

masalah, karena ada sebagian

siswa yang memanfaatkan

layanan bimbingan. Hal ini di tunjukkan dengan prilaku siswa menjadi lebih baik, \

c. Ada siswa yang merasa

terganggu akan campur tangan BK terhadap masalah yang dihadapinya. Hal ini disebabkan

karena siswa mempunyai

pandangan terhadap guru BK masih sebagai polisi sekolah.

SARAN

1. Hendaknya dalam layanan

bimbingan konseling lebih

menguatkan unsur-unsur

pembangkit motivasi sehingga semangat ingin berubah pada siswa dapat timbul lebih cepat.

2. Dalam pelaksanaan layanan

hendaknya guru BK memberikan

sanksi pada siswa lebih

ditegaskan. Terkadang ada

sebagian siswa yang kemauan untuk berubahnya sangat lemah, maka dari itu perlunya ada peningkatan sanksi kepada siswa

yang kedapatan melakukan

kesalahan hal yang sama di lain hari.

3. Seluruh pihak yang ada di sekolah

diharapkan dapat menciptakan lingkungan pergaulan siswa yang kondusif, dengan memanfaatkan fasilitas sarana dan prasarana

sekolah. Karena dengan

memanfaatkan fasilitas sekolah diharapkan akhlak siswa dapat

terbentuk. Contohnya dengan

membuat slogan-slogan yang

sifatnya membangun akhlak siswa

seperti: “kebersihan adalah

sebagian dari iman”, “sudahkah anda shalat”, dan lain sebagainya

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata. 2003. Manajemen

Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.

Adisusilo, Sutarjo. 2012.

(17)

13 Konstruktivisme Dan VCT Sebagai

Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: Rajawali Pers.

Afifuddin. 2012. Bimbingan dan

Koneling. Bandung: CV Pustaka Setia.

Amin, Samsul Munir, 2010,

Bimbingan Konseling Islam, Jakarta: Amzah.

Anwar Sutoyo, 2009, Bimbingan Dan

Konseling Islami, Semarang: CV

Widya Karya Semarang

Arikunto, Suharsimi, 1992, Prosedur

Penelitian dan Pendekatan Praktik, Jakarta:Rineka Cipta.

Asmaran. 1992. Pengantar Studi

Akhlak. Jakarta: Rajawali Press

Damayanti. 2012. Buku Pintar

Panduan Bimbingan Konseling.

Yogyakarta: Araska. Haksasi

Dwitagama, dedi dan Wijaya

Kusumah,. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Indeks.

Eva Varena. 2010. “Penerapan

Bimbingan Dan Konseling Islami Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa di SMP Muhammadiya 7 Surakarta”.

Sripsi. Surakarta: UMS (Tidak

diterbitkan).

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan

Karakter Konsep Dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Hadi Sabari Yunus. 2010. Metode

Penelitian Wilayah Kontemporer.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_____, Sutrisno. 1984. Metodologi

Riset, Yogyakarta: UGM Press.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian

Kualitatif. Malang:UMM Pres.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi

Penelitian Kualitatif.. Jakarta: Salemba Humanika.

Ilyas,Yunahar. 2007. Kuliah

Akhlak.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Muhammd Fathoni. 2013. “Penerapan Bimbingan Konseling Islami Dalam Pembentukan Aklak Siswa (Studi Empirik Di SDIT Permata Insani

Tulung, Klaten Tahun Ajaran

2012/2013”. Skripsi. UMS (Tidak

diterbitkan).

Muhammad Azmi. 2006. Pembinaan

Akhlak Anak Usia Pra-Sekolah.

Yogyakarta: Venus Corporation

Jogjakarta.

Poerwadarminta. 1976. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakatra: Rineka Cipta.

Prayitno Dan Erman A. 1999.

Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rhineka Cipta

Prijodarminto, Soegeng. 1994. Disiplin

Menuju Sukses. Jakarta: Pradaya

Paramita

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan

(18)

14

Slameto. 2003. Belajar Dan

Faktor-Faktor Yaang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Sukardi (1989). Pendekatan Konseling Karir Dalam Bimbingan Karir. Satu

Pendahuluan. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Tohirin. 2007. Bimbingan Konseling

Sekolah Madrasah. Jakarta:

Referensi

Dokumen terkait

layanan (orientasi, informasi,penempatan/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok), 3) jenis-jenis kegiatan pendukung bimbingan

Metode angket digunakan untuk mengumpulkan data pelaksanaan fungsi bimbingan konseling, penegakan peraturan tata tertib sekolah, dan kedisiplinan pada siswa kelas VIII SMP Negeri

fungsi yang dilakukan guru bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah Delanggu yang bekerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelas, guru agama dan kepala sekolah dalam

Hasil wawanacara dengan satu orang guru bimbingan dan konseling, satu orang kepala sekolah dan 3orang siswi dapat diketahui bahwa pelaksanaan guru Bk dalam meningkatkan

Hendaknya sekolah memberikan dukungan terhadap pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah terutama bimbingan kelompok dapat berjalan dengan efektif melalui pengadaan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan Bimbingan Konseling Islami di SDIT Permata Insani dalam membentuk akhlak siswa dilakukan dengan melibatkan seluruh staf

Surya yang dikutip Dewa Ketut Sukardi, dalam buku Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, 2000:20, bahwa: “Bimbingan ialah suatu proses pemberian bantuan yang

Khusus untuk kegiatan pendukung Bimbingan Konseling, evaluasi yang dilakukan dengan: 1 Mengungkapkan perolehan guru pembimbing sebagai hasil dari kegiatan pendukung, yang nantinya akan