• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK Resepsi Khalayak Perempuan Yang Sudah Menikah Terhadap Poligami Dalam Film Kehormatan Di Balik Kerudung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK Resepsi Khalayak Perempuan Yang Sudah Menikah Terhadap Poligami Dalam Film Kehormatan Di Balik Kerudung."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

RESEPSI KHALAYAK PEREMPUAN YANG SUDAH MENIKAH TERHADAP POLIGAMI DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK

KERUDUNG

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi

Disusun oleh : FERNANDO FITUSIA

L100090042

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ABSTRAK

Fernando Fitusia, L100090042, Resepsi Khalayak Perempuan Yang Sudah Menikah Terhadap Poligami Dalam Film Kehormatan di Balik Kerudung, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015.

Kehormatan di Balik Kerudung merupakan sebuah film yang menceritakan tentang kehidupan poligami. Film ini menceritakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan poligami seperti alasan untuk berpoligami serta keadilan seseorang yang menjalani kehidupan poligami. Sehingga seseorang dapat bersikap ikhlas menjalani kehidupan berpoligami.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemaknaan dari penonton perempuan yang sudah menikah terhadap poligami dalam film Kehormatan di Balik Kerudung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis resepsi. Analisis resepsi merupakan sebuah metode yang membandingkan antara isi yang muncul dalam media dengan yang diterima oleh khalayaknya. Dimana makna yang diusung dalam media bersifat terbuka dan dapat ditanggapi berbeda-beda oleh khalayaknya sesuai dengan konteks budaya.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada informan, disimpulkan bahwa informan berada dalam posisi pembacaan dominant-hegemonic dan negotiated. Informan laki-laki dan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah atau monogami berada pada posisi dominant-hegemonic. Sedangkan informan laki-laki yang sudah menikah kemudian punya istri lagi dan juga perempuan yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi atau poligami berada pada posisi dominant-hegemonic namun dalam beberapa adegan berada pada posisi negotiated.

(3)
(4)

A. PENDAHULUAN

Tema tentang poligami memang menarik untuk dibahas dan diangkat ke dalam sebuah film karena isu poligami ini masih mendapatkan banyak pro dan kontra terkait pelaksanaannya sendiri dikalangan masyarakat. Mereka yang tidak setuju dengan poligami bergabung dan bersatu dalam sebuah organisasi seperti Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), Badan Musyawarah Wanita Islam Indonesia dan sebuah organisasi yang berada di Bali yang bernama Putri Bali Sadar. Mereka berpendapat bahwa poligami dapat mengancam kedudukan perempuan dalam sebuah keluarga. Perempuan sebagai istri pertama akan merasa sengsara karena suami biasanya akan cenderung ke istri yang kedua.

Sebenarnya poligami sendiri telah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu sebelum agama Islam masuk dimuka bumi. Orang-orang zaman dahulu melakukan poligami dengan jumlah istri bahkan hingga sepuluh orang. Pada zaman dahulu seorang laki-laki yang memiliki istri lebih dari satu cenderung dihormati. Maka dari itu Islam datang untuk menertibkan dan mengatur poligami agar tidak disalahgunakan manusia untuk menuruti hawa nafsunya saja. Dimana

aturan mengenai poligami ini tertera jelas

dalam Al Qur’an Surat An-Nisa ayat 3.

Selain diatur dalam agama Islam poligami juga diatur dalam undang-undang pasal 3,4, dan 5 ayat 1 dan 2 UU No.1/1974. Aturan ini dibuat agar poligami tidak disalahgunakan oleh kaum pria. Selain itu dalam undang-undang tersebut juga dijelaskan mengenai batasan-batasan dan juga aturan-aturan diberlakukannya poligami (Wasman, 2011:316).

(5)

dilakukan untuk menghindari zina. Berdasarkan film yang menampilkan realitas poligami peneliti tertarik untuk meneliti pemaknaan khalayak perempuan yang sudah menikah terhadap poligami yang ditampilkan dalam film Kehormatan di Balik Kerudung.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemaknaan khalayak perempuan yang sudah menikah terhadap poligami dalam film Kehormatan di Balik Kerudung. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pemaknaan khalayak perempuan yang sudah menikah terhadap poligami dalam film Kehormatan di Balik Kerudung.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Film termasuk ke dalam sebuah media massa yang mampu menjangkau khalayaknya hingga ke pelosok-pelosok belahan dunia. Film merupakan pemadupadanan beberapa unsure yang terdiri dari kecanggihan teknologi, pandangan hidup, norma, serta tingkah laku manusia yang dihasilkan oleh pembuat film (Trianton, 2013:1)

Film dapat berguna sebagai media hiburan, media pendidikan, dan juga media penyuluhan. Film layaknya sebuah pabrik mimpi yang dapat membuat seorang

mencari-cari apakah ada kesesuaian, antara pengalaman pribadi dengan cerita yang ditampilkan dalam film. Dalam sebuah film biasanya terdapat tema atau pesan khusus yang ingin disampaikan. Penggunaan tema dalam film digunakan untuk menyampaikan maksud si pembuat film yang ingin disampaikan kepada khalayaknya. Seperti pesan tentang poligami misalnya.

Poligami sendiri merupakan suatu permasalahan yang telah dikenal manusia sejak zaman dahulu kala. Sejak sebelum agama Islam masuk ke belahan dunia. Poligami sendiri berarti sebuah bentuk pernikahan dimana laki-laki memiliki lebih dari seorang wanita dalam waktu yang bersamaan. (Soemiyati, 1986:74).

(6)

rendah kaum laki-laki. Dalam Islam poligami dibatasi dengan sebanyak-banyaknya empat orang istri yang boleh dimiliki dan hanya boleh dilakukan dalam keadaan darurat dengan syarat yang berat yaitu mampu berbuat adil terhadap istri-istrinya. Dimana hal ini tertera di Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 3.

Berdasarkan pada ayat dan kenyataan yang ada pada poligami, Islam sebenarnya tidak memulai poligami. Kebanyakan masyarakat tidak begitu paham mengenai poligami dan beranggapan bahwa Islam yang mengenalkan dan memperbolehkan poligami sehingga menjadi pertentangan disana sini. Pihak yang anti poligami mengatakan bahwa poligami merupakan suatu sistem masyarakat yang primitive yang tidak dapat berlaku lagi pada zaman modern seperti sekarang. Sedangkan pihak yang mendukung poligami mengatakan bahwa poligami merupakan suatu usaha meningkatkan kehidupan seorang wanita yang mulanya diliputi kegelisahan menjadi wanita yang merasakan kemuliaan dan kebahagiaan. Seperti halnya yang ingin disampaikan dalam film Kehormatan di Balik Kerudung, melalui film ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lain mengenai poligami yang ditujukan kepada

khalayak perempuan yang menentang poligami. Diharapkan masyarakat lebih memahami poligami agar tidak dipandang satu sisi saja.

(7)

selalu identik dengan momen produksi tetapi keduanya merupakan sebuah momen yang berhubungan dan momen yang tersendiri dalam sebuah proses komunikasi secara keseluruhan (Hall, 2011:215).

Momen penerimaan atau pembacaan khalayak terhadap pesan media sendiri dapat dibagi menjadi tiga posisi kemungkinan yaitu dominant-hegemonic, pada posisi ini khalayak mengambil makna sepenuhnya dari sebuah program yang dibuat oleh sumber atau media massa. Negosiasi, pada posisi ini khalayak memahami nilai-nilai dominan yang dibuat oleh pembuat program tapi pada situasi tertentu membuat aturan dasarnya sendiri. Posisi opposisional, pada posisi ini khalayak menolak dengan apa yang disampaikan oleh media. Kemudian membuat pemaknaan alternative terkait apa yang disampaikan oleh media massa (Hall, 2011:227-229).

Analisis resepsi merupakan salah satu standar yang digunakan dalam tradisi khalayak untuk mengukur khalayak media. Analisis ini hendaknya ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi pada individu sebagai pengonsumsi teks media. Bagaimana individu atau khalayak memandang dan memahami sebuah teks media ketika mereka berhubungan dengan media (Hadi, 2008:2).

Konsep yang terpenting dalam analisis resepsi disini adalah makna bukanlah hanya melekat pada teks media, tetapi makna diciptakan karena khalayak membaca dan memproses teks media. Media tidak lagi mempunyai kekuatan yang besar dalam mempengaruhi khalayaknya. Tetapi justru khalayak yang mempunyai kekuatan dalam menciptakan makna sesuai dengan makna yang mereka ciptakan dari sebuah teks media. Jadi analisis resepsi disini menekankan hubungan antara isi media dengan khalayaknya (Hadi, 2008:2).

C. METODE PENELITIAN

(8)

Sedangkan metode penelitian analisis resepsi adalah sebuah metode yang mencoba memahami bagaimana khalayak membaca dan menginterpretasikan makna dari sebuah teks media sesuai dengan pengalaman dan apa yang dilihat dalam kehidupan sehari-harinya (Hadi, 2008:3).

Subjek dari penelitian analisis resepsi disini adalah khalayak perempuan yang sudah menikah. Dimana teknik yang digunakan dalam pemilihan subjek penelitian disini adalah dengan menggunakan teknik purposeful sampling. Teknik purposeful sampling merupakan teknik yang digunakan untuk memilih subjek penelitian berdasarkan ciri yang dimiliki subjek penelitian dimana ciri subjek tersebut sesuai dengan tujuan penelitian (Herdiansyah, 2012:106).

Pemilihan informan disini dipilih berdasarkan latar belakang pernikahan yang berbeda-beda yaitu perempuan yang masih menikah atau monogamy, perempuan yang telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi atau poligami, laki-laki yang masih menikah, dan laki-laki yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi atau poligami.

Alasan pemilihan informan disini dianggap cukup mewakili perempuan yang sudah menikah dengan latar belakang pernikahan yang berbeda-beda. Seperti perempuan yang masih menikah, yang dianggap dapat mengambil keputusan terkait kehidupan rumah tangganya apabila terjadi seperti yang ditampilkan dalam film. Perempuan yang telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi seperti yang diceritakan dalam film. Laki-laki yang masih menikah, yang dianggap memiliki pemaknaan atau keputusan yang berbeda dari seorang perempuan apabila menghadapi permasalahan seperti yang ditampilkan dalam film. Laki-laki yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi seperti salah satu tokoh dalam film.

(9)

oposisional. Kemudian pada tahapan selanjutnya peneliti menganalisa data wawancara sesuai dengan penerimaan informan terhadap film Kehormatan di Balik Kerudung.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Encoding

Melalui sebuah film yang menceritakan tentang poligami diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lain bagi masyarakat mengenai poligami. Seperti halnya film Kehormatan di Balik Kerudung. Dimana ingin menyampaikan pesan tentang hal-hal yang berkaitan dengan poligami dimana selama ini menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Sehingga seseorang dapat bersikap ikhlas menjalani kehidupan poligami. Encoding media film tersebut adalah poligami untuk menghindari zina, keadilan seorang suami dalam hal biologis, keikhlasan seorang istri dalam hal biologis, ketidakadilan suami dalam sholat berjamaah, keikhlasan seorang perempuan yang tidak mempunyai keturunan merawat anak dari perempuan lain, keadilan seorang suami dalam hal materi.

2. Pembahasan

a. Poligami untuk menghindari zina

Memaknai poligami untuk menghindari zina, tiga orang informan berada pada posisi dominant-hegemonic dan satu orang informan berada pada posisi negotiated. Dua orang informan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah dan telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi memaknai setujui sesuai dengan yang ditampilkan media film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh keyakinan mereka terhadap ajaran agama Islam. Mereka memaknai bahwa dalam agama Islam poligami itu diperbolehkan. Sedangkan untuk berzina itu sendiri melanggar agama, jelas-jelas dosanya.

(10)

Sedangkan informan laki-laki dengan latar belakang yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi berada pada posisi pemaknaan negotiated. Dimana informan sejalan dengan apa yang disampaikan dalam media namun pada situasi tertentu membuat aturan dasarnya sendiri sehingga mencerminkan posisi dan minat pribadinya.

Pemaknaan dari informan disini dipengaruhi oleh lingkungan dan keluarga dimana informan tumbuh dan dibesarkan dengan pemahaman ajaran Islam yang baik. Informan memaknai bahwa boleh saja seperti itu artinya dia menopang suaminya, mensuport suaminya daripada melakukan hal yang tidak benar. Tapi bukan itu yang diharuskan dalam syariat. Dalam syariat kalau menghindari zina dalam syariat kalau sudah punya istri sudah. Kecuali kalau dalam hal ini memang istrinya tidak sanggup gitu dia pada yang lainnya.

b. Keadilan seorang suami dalam hal biologis.

Memaknai hal tersebut informan laki-laki dan perempuan yang memiliki latar belakang yang masih menikah berada pada posisi pemaknaan dominant-hegemonic. Sedangkan informan laki-laki yang telah menikah kemudian mempunyai istri lagi

berada pada posisi pemaknaan negotiated. Informan perempuan dengan latar belakang yang telah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi juga berada pada posisi negotiated.

Informan laki-laki yang memiliki latar belakang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Boleh saja, karena mungkin dia punya alasan-alasan sendiri untuk menghindari sesuatu yang mungkin saat itu sedang berselisih pendapat kemudian agar bisa damai dengan istri-istrinya begitu.

Informan perempuan yang masih menikah juga memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh persepsi informan sendiri terhadap film tersebut. Informan melihat bahwa pada waktu itu Ifan pengen tidur sendiri karena Ifan pengen merenung, ingin memikirkan apakah Ifan sudah adil apa belum diantara kasih sayang Sofie dan Syahdu. Lagipula kalau Ifan pengen sendiri seperti itu, dua-duanya harus memahami mestinya.

(11)

posisi negotiated. Informan memaknai bahwa hal tersebut seperti yang dijelaskan

dalam Al Qur’an di akhir-akhir surat An

nissa “kamu jangan menjadikan dia seperti barang yang tergantung” jadi itu dalam batas-batas kemampuan harus diusahakan keadilan tapi trus tidak boleh seenaknya sendiri. Boleh saja seperti itu tidak apa-apa tapi sebaiknya seorang suami saat sedang sakitpun juga harus tetap bergilir. Karena Rasulullah saat sedang sakit juga beliau minta ijin istri-istrinya yang laen untuk merelakan agar selama sakit itu tinggal di rumah Aisyah.

Informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi juga berada pada posisi pemaknaan negotiated. Dimana informan sejalan dengan apa yang disampaikan oleh media, namun pada situasi tertentu membuat aturan dasarnya sendiri. Informan melihat bahwa boleh saja seperti itu karena itu sesuai dengan kondisi. Kalau dia lagi sakitkan dia tidak ingin membebani siapapun. Tapi nanti kalau dia sudah dalam keadaan sembuh dia harus memutuskan dia harus membagi waktunya, dia harus berbagi begitu.

c. Keikhlasan istri dalam hal biologis. Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada pada posisi dominant-hegemonic. Informan laki-laki dan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Dimana pemaknaan informan disini dipengaruhi oleh budaya yang berkembang di lingkungannya yaitu budaya patriarki. Budaya patriarki merupakan sebuah budaya yang pada dasarnya menempatkan perempuan pada posisi yang lebih rendah dan selalu berada di bawah laki-laki. Seorang laki-laki yang memiliki kuasa penuh terhadap seorang perempuan.

Seperti halnya pemaknaan informan laki-laki yang masih menikah. Informan melihat bahwa Syahdu merupakan seorang yang baik, karena dia mengetahui keinginan daripada suaminya. Sehingga Syahdu kemudian menganjurkan Sofie untuk menemani Ifan.

(12)

Syahdu seperti itu merupakan sikap yang bagus. Melihat suaminya Ifan ditemani oleh istri pertamanya yaitu Sofie. Lagipula Syahdu merupakan istri kedua paling tidak dia dapat mengalah.

Sedangkan informan laki-laki yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi memaknai sesuai dengan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari yang hidup berpoligami. Informan memaknai setuju terhadap hal tersebut. Informan melihat bahwa kalau seperti itu tinggal sekarang waktunya siapa. Kalau itu waktunya sekarang dianggap sebagai giliran istri pertama ya tetap digauli atau tidak ya lebih pantaskan disitu itu.

Informan perempuan yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi juga setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Informan melihat bahwa hal tersebut sesuai dengan yang dialami oleh Nabi Muhammad. Nabi Muhammad ketika itu berkeinginan cepat bertemu dengan Aisyah, padahal saat itu Nabi Muhammad dalam keadaan sakit. Sedangkan saat itu juga belum giliran ke tempat Aisyah. Karena istrinya khawatir akhirnya berunding dan meyetujui Nabi Muhammad untuk dipindahkan di rumah Aisyah.

d. Ketidakadilan suami dalam sholat berjamaah

Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada dalam posisi oppositional atau menolak apa yang disampaikan dalam film dan menggantinya dengan pemaknaan alternatif.

Informan laki-laki dan perempuan yang memiliki latar belakang yang masih menikah memaknai hal tersebut sesuai dengan persepsi mereka terhadap film tersebut terkait masalah keadilan dalam beribadah. Informan memberikan pemaknaan alternatif bahwa seharusnya Ifan sebagai seorang imam dalam keluarga harus mampu memimpin beribadah keluarganya. Seharusnya yang namanya sholat berjamaah itu harus diajak bersama-sama. Kalau belum bangun ya dibangunkan sampai bangun. Kalau membangunkannya tidak sungguh-sungguh lalu malah sholat dengan yang satunya itu namanya tidak adil dalam memimpin beribadah keluarganya.

(13)

Islam yang baik ini melihat bahwa kesalahan sebenarnya terdapat pada sutradaranya. Sutradaranya tidak mengerti bagaimana sebenarnya adab masalah ajaran Islam. Kalau sholat jamaah seharusnya ke masjid. Istri-istrinya juga seharusnya diajak sholat berjamaah.

Informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi juga mempunyai pemaknaan alternatif terkait hal tersebut. Dimana pemaknaan informan disini sesuai dengan pengalaman dalam kehidupan sehari-harinya yang menjalani kehidupan berpoligami. Informan melihat bahwa kalau dalam satu rumah ya harus diajak bersama sholat berjamaah istri-istrinya. Kecuali kalau dia tidak dalam satu rumah boleh seperti itu. e. Keikhlasan seorang perempuan yang tidak dapat mempunyai keturunan merawat anak dari perempuan lain.

Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada pada posisi dominant-hegemonic. Informan laki-laki yang masih menikah memaknai hal tersebut sesuai dengan persepsi informan terhadap film tersebut. Informan melhat bahwa Sofie merupakan sosok figure yang bagus, rela,

ikhlas merawat anak dari Syahdu. Boleh dikatakan mungkin seharusnya bersikap seperti itu karena dia sendiri juga tidak mempunyai keturunan dari Ifan.

Sedangkan informan laki-laki dengan latar belakang yang sudah menikah lalu mempunyai istri lagi memaknai sesuai dengan pemahamannya dalam ajaran agama Islam. Informan setuju terhadap hal tersebut. Informan mengatakan bahwa diantara kewajiban istri menurut syariat Islam itu adalah mengurusi anak-anak dari suaminya. Jadi anak-anak suaminya dan hartanya. Artinya anak suaminya bukan hanya anak dia. Jadi itu memang kewajiban seorang perempuan dalam Islam.

(14)

harus berbuat baik terhadap anak dari istri suaminya itu.

Informan perempuan dengan latar belakang yang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Karena hal tersebut sesuai dengan keyakinannya dalam ajaran agama Islam. Sofie merupakan istri yang sholehah sekali karena dia dahulunya merasa dimadu ga enak kemudian dia mau merawat anak dari Syahdu. Kemudian juga dia tidak diberi keturunan, sesuai dengan syariat itu.

f. Keadilan suami dalam hal materi Memaknai hal tersebut keseluruhan informan berada pada posisi dominant-hegemonic. Informan laki-laki dengan latar belakang yang masih menikah memaknai hal tersebut itu merupakan kewajiban seorang Ifan dimana mempunyai seorang istri yang meninggalkannya dalam keadaan hamil kemudian sampai mempunyai anak. Jadi itu merupakan kewajiban Ifan untuk merawat anak itu.

Informan laki-laki yang memiliki latar belakang yang sudah menikah kemudian mempunyai istri lagi memaknai setuju dengan hal tersebut. Dimana memaknai sesuai dengan pemahamannya dalam ajaran agama Islam. Informan memaknai bahwa

sebagai orang Islam harus tolong menolong. Lagipula kalau itu memang anaknya ya itu merupakan kewajiban dia untuk merawat anak itu.

Informan perempuan yang masih menikah memaknai setuju sesuai dengan yang ditampilkan dalam film. Informan memaknai bahwa hal tersebut benar karena kewajiban Ifan. Sofie sebelumnya juga meminta Ifan untuk menikahi Syahdu jadi Ifan juga sudah tau landasan-landasannya.

Sedangkan informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi memaknai setuju sesuai dengan yang disampaikan dalam film. Informan memaknai bahwa seorang ayah itu bagaimanapun kondisi dia dengan istrinya dia harus tetap bertanggung jawab kepada anaknya dalam segala hal. Dalam segi materi, dalam segi psikis, maupun dalam segi agama. Dia harus bertanggung jawab dunia akhirat istilahnya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

(15)

pemaknaan yang berbeda dari khalayak terhadap pesan poligami dalam film Kehormatan di Balik Kerudung. Hal ini terjadi dikarenakan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi cara khalayak membaca atau memaknai pesan media seperti latar belakang sosial, faktor tingkat pendidikan, faktor sosial budaya, kepercayaan agama, identitas khalayak, jenis kelamin serta persepsi penonton terhadap film itu sendiri.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa dua informan dengan latar belakang yang masih menikah berada pada posisi dominant- hegemonic. Kemudian dua informan lagi dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami menikah lagi secara keseluruhan juga dapat disimpulkan berada pada posisi dominant-hegemonic namun pada beberapa adegan dalam posisi negotiated..

a. Dominant-Hegemonic

Dari hasil pengamatan terhadap keempat informan. Informan dengan latar belakang yang masih menikah secara keseluruhan berada pada posisi dominant-hegemonic. Hal ini ditunjukkan dari pemaknaan informan terhadap adegan dalam film seperti poligami untuk menghindari zina. Informan menganggap bahwa seorang

perempuan yang bukan saudara bukan siapa-siapa kemudian hidup berlama-lama di satu atap itu akan menimbulkan fitnah. Setuju saja kalau Sofie menganjurkan untuk menikahi Syahdu. Lagipula yang namanya poligami itu dalam agama sendiri dibolehkan, dalam hukum negara juga boleh.

Informan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi atau poligami juga berada dalam posisi pemaknaan dominant-hegemonic. Hal ini ditunjukkan dari pemaknaan informan terhadap adegan yang menunjukkan keikhlasan istri dalam hal biologis. Informan memaknai bahwa hal tersebut seperti yang dialami oleh Nabi Muhammad. Nabi Muhammad ketika itu berkeinginan cepat bertemu Aisyah, saat itu sedang dalam kondisi sakit. Sedangkan pada saat itu belum giliran ke tempat Aisyah, akhirnya istrinya berembuk dan menyetujui Nabi Muhammad untuk dipindahkan ke rumahnya Aisyah.

b. Negotiated

(16)

bahwa boleh saja seperti itu, artinya dia menopang suaminya, mensuport suaminya daripada melakukan hal yang tidak benar. Tapi seharusnya kalau menurut syariat, kalau menghindari zina kalau sudah punya istri sudah. Kecuali kalau dia dalam hal ini memang istrinya tidak sebanding, tidak sanggup, ya dia pada yang lainnya.

Informan perempuan dengan latar belakang yang sudah menikah kemudian suami mempunyai istri lagi atau poligami dalam beberapa adegan juga berada dalam posisi negotiated. Seperti dalam adegan keadilan suami dalam hal biologis, informan memaknai bahwa boleh saja seperti itu karena itu sesuai dengan kondisi. Karena sesuai dengan kondisi Ifan yang sedang sakit, kalau dia lagi sakitkan dia tidak pengen membebani siapapun, tidak pengen menimbulkan kecemburuan diantara istri-istrinya. Tapi nanti kalau dia sudah sembuh, dia harus membagi waktunya dnegan istri-istrinya, dia harus berbagi.

Berdasarkan pemaknaan yang beragam dari masing-masing informan, hendaknya ingin menempatkan khalayak sebagai khalayak yang aktif dalam memaknai sebuah pesan media sesuai dengan pengalaman sehari-harinya. Dimana makna yang diusung

oleh media bersifat terbuka dan dapat ditanggapi berbeda-beda oleh khalayaknya.

2. Saran

Secara akademis penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh penelitian yang melihat bagaimana khalayak secara aktif dalam mengkonsumsi dan memaknai pesan media.

(17)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Hall, Stuart dkk. 2011. Budaya Media Bahasa. Yogyakarta: Jalasutra. Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi

Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Labib. 1986. Pembelaan Umat Muhammad. Gresik: CV Bintang Pelajar. Soemiyati. 1986. Hukum Perkawinan

Islam dan Undang-Undang Perkawinan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu. Wasman. 2011. Hukum Perkawinan Islam

Di Indonesia: Perbandingan Fiqih dan Hukum Positif. Yogyakarta: Teras.

JURNAL

Referensi

Dokumen terkait

Anna Julia Cooper, lebih dari seratus tahun lalu sudah menuliskan, ”dunia perlu mendengar suara perempuan” yang sekian lama dibungkam, termasuk di

Validation graphic of front-left wheel acceleration response 26.

[r]

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Komunikasi Organisasi Dengan Prestasi Kerja Pada Karyawan PT.. Coca-Cola Bottling Indonesia Central

Without any money or a wife, but committed to his son, Chris sees a chance to fight for a stockbroker internship position at Dean Witter, offering a more promising career at the

Observasi adanya kejang dan dehidrasi Hipertermi sangat potensial untuk menyebabkan kejang yang akan semakin memperburuk kondisi pasien serta dapat menyebabkan pasien

Marilah kita setia dalam menuruti perintah Allah termasuk hari Sabat dan marilah kita memiliki iman Yesus, iman yang tidak cinta diri, iman yang memuliakan Bapa dan iman yang

pada saat Pembuktian Kualifikasi penyedia Jasa harus membawa seluruh Dokumen Asli sesuai yang di Upload / diunggah beserta 1 ( satu ) rekaman Termasuk dokumen Kontrak /