ARTIKEL PUBLIKASI
UPAYA MENGEMBANGKAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR PADA ANAK KELOMPOK
B TK DHARMA WANITA II KARANGJATI KALIJAMBE, SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat SI Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Disusun Oleh :
SITI FATHONAH
NIM. A53H 111014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
xiii
UPAYA MENGEMBANGKAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISONAL GOBAG SODOR PADA ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA II KARANGJATI KALIJAMBE,
SRAGENTAHUN AJARAN 2013/2014
Siti Fathonah A53H 111 014 Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidiklan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014.
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah untuk Mengembangkan Fisik Motorik kasar Anak Kelompok B TK Dharma Wanita II Karang jati, Kalijambe, Sragen melalui permainan Gobag Sodor. Jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi. Penelitian ini terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya perkembangan kemampuan fisik motorik kasar anak melalui kegiatan permainan gobag sodor pada setiap siklusnya. Pada tahapan Pra siklus, rata-rata nilai kemampuan fisik motorik kasar anak adalah 30%. Hal ini menunjukkn bahwa kemampuan anak udah mulai berkembang (MB). Pada siklus I, rata-rata nilai kemampuan fisik motorik kasar anak meningkat menjadi 50%. Peningkatan rata-rata nilai anak tersebut menunjukkan bahwa kemampuan anak telah berkembang sesuai harapan (BSH). Pada siklus II, rata-rata nilai kemampuan fisik motorik kasar anak menjadi 80%. Perkembangan rat-rata nilai kemampuan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan anak berkembang sesuai harapan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui permaianan gobag sodor dapat mengembangkan fisik motorik kasar anak Kelompok B di TK Dharma Wanita II Karangjati, Kalijambe, Sragen.
A. PENDAHULUAN
Pada masa anak-anak, bermain merupakan dasar pendidikan untuk
perkembangannya. Dalam bermain anak-anak cenderung mengembangkan
efektifitas dan kontrol. Peran mereka karena aksi yang mereka lakukan dan
sebuah permainan yang dapat menghasilkan kesimpulan. Permainan dapat
disimpulkan sebagai aktifitas yang dilakukan anak dalam berbagai bentuk
secara sepontan, tanpa paksaan, mendatangkan kegembiraan dalam suasana
menyenangkan.
Bagi anak-anak bermain memiliki manfaat yang sangat penting,
bermain bukan hanya untuk kesenangan tetapi juga suatu kebutuhan yang
harus dipenuhi. Dengan bermain anak dapat belajar tentang diri mereka
sendiri, orang lain dan lingkungannya. Anak usia TK biasanya mengalami
peka masa ini adalah masa yang sangat bagus dan cocok untuk meletakkan
dasar pertumbuhan dalam mengembangkan kemampuan fisik motorik,
kongnitif, bahasa, sosial ekonomi, konsep diri, disiplin, seni, moral dan
nilai-nilai agama.
Permainan tradisional merupakan sarana untuk mengenalkan
anak-anak terhadap nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial untuk dapat
memainkan peran sesuai dengan kedudukan social dalam masyarakat. Masa
modern sekarang ini selain anak dituntuk untuk dapat mengikuti
perkembangan zaman juga diharapkan dikemudian hari anak-anak TK juga
mengetahui jenis-jenis permainan tradisional yang ada di Indonesia.
2
kejujuran dan gotong royong. Permainan ini dimainkan secara berkelompok
sehingga dapat melatih kepekaan sosial anak-anak. Permainan berkelompok
akan membangkitkan rasa saling membutuhkan antar anak sehingga akan
dapat tumbuh saling menghargai. Permainan tradisional sangat tepat
digunakan sebagai wahana untuk memberikan pendidikan, baik untuk
pendidikan jasmani maupun rohani. Dengan berbagai segi misalnya sifat
sosial, disiplin, etika, kejujuran, kemandirian dan percaya diri.
Bermain beregu atau berkelompok dapat memupuk rasa sosial anak,
sehingga sifat egois yang ada pada diri anak dapat dihindarkan. Permainan
tradisional pada dasarnya dapat membantu kepribadian anak memalui
permainan tradisional anak dapat memahami dan mengenal kultur serta
budaya bangsa, pesan moral yang terdapat dalam permainan tradisional. Maka
diharapkan permainan tradisional yang hamper dilupakan oleh sebagian
masyarakat dapat dikembangkan kembali.
Guru merupakan salah satu pihak yang menentukan dan berperan
dalam menciptakan situasi belajar anak dalam bermain. Bermain dilakukan
sambil belajar dilakukan dengan rileks tanpa paksaan dan tentunya menjadi
sesuatu yang menyenangkan bagi anak. Permainan gobag sodor terkenal
dijawa tengah nama ini mempunyai arti dari sodor dalam bahasa Indonesia
adalah sebuah bambu, dimana bambu sodor ini bisa digunakan untuk
membantu suatu pekerjaan. Sodor biasanya digunakan menyenggek sesuatu
atau buah-buahan yang berada diketinggian. Permainan gobag sodor
menuntut anak untuk mendapatkan hasil akhir. Melalui permainan ini
kemampuan anak akan berkembang, seperti kemampuan motorik dan
kognitifnya. Kemampuan motorik dan kognitif pada anak sangat penting
untuk dikembangkan, sebagai dasar untuk kemampuan gerak maupun berfikir
diusia selanjutnya. Melalui kognitif anak mempunyai ide didalam memainkan
permainan gobag sodor, yaitu pada saat ia ingin menerobos garis akan
berusaha mengalihkan perhatian anak lain yang sedang menjaga garis.
Kemudian dengan kelincahan motoriknya ia akan berlari masuk kedalam
petak.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis mencoba mengadakan
penelitian tindakan kelas atau (peteka) dengan mengambil judul ” UPAYA
MENGEMBANGKAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI
PERMAINAN GOBAG SODOR PADA ANAK KELOMPOK B TK DHARMA WANITA II KARANGJATI, KALIJAMBE, SRAGEN TAHUN 2013/2014”.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Dharma Wanita II Karangjati,
Kalijambe, Sragen yang terletak dikelurahan Karangjati, kecamatan
Kalijambe, Kabupaten Sragen. Subjek penelitian ditetapkan pada guru
kelompok B TK Dharma Wanita II Karang jati, Kalijambe, Sragen dan siswa
kelompok B TK Dharma Wanita II Karangjati, Kalijambe, Sragen. Dengan
jumlah 21 anak terdiri dari 8 anak laki-laki dan 13 anak perempuan.
4
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Ke empatnya harus terencana
dengan sebaik mungkin agar pelaksanaan penelitian dapat terlaksana dan
mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan peneliti dan sesuai dengan
tujuan dari penelitian tindakan kelas itu sendiri.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang sangat strategis
dalam penelitian, karena tujuannya adalah mendapatkan data. Secara umum
ada tiga macam teknik pengumpulan data yaitu : observasi, wawancara,
dokumentasi. Dari tiga teknik pengumpulan data tersebut, teknik
pengumpulan data yang sesuai dengan fariabel yang terdapat dalam judul
penelitian ini adalah : observasi dilakukan terhadap proses pembelajaran dan
terhadap hasil belajar yang diperoleh anak setelah mengikuti pembelajaran.
Alat yang digunakan untuk mengobservasi yaitu pedoman observasi yang
berisikan indikator-indikator yang dipandang berdasarkan fokus penelitian.
Hasil observasi mendeskripsikan proses kegiatan pembelajaran. Observasi ini
berisikan kejadian-kejadian selama proses kegiatan penelitian berlangsung.
Pengumpulan data dengan metode dokumentasi berarti suatu cara
mengumpulkan data dengan mengambil data-data dari sumber-sumber
dokumen. Dokumen yang dimaksud adalah suatu catatan atau keterangan baik
tertulis atau tercetak yang menunjukkan tentang peristiwa atau kejadian masa
lampau sehingga dapat memberikan berbagai macam keterangan. Metode ini
digunakan untuk mengumpulkan data tentang daftar nama anak kelompok B
Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama
proses pembelajaran berupa data observasi yang berisi tentang catatan peneliti
tentang data-data yang ada dilapangan. Baik data fisik maupun data non fisik
yang ada saat dilakukan penelitian. Catatan lapangan digunakan sebagai bahan
acuan dan referensi saat kegiatan penelitian.
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
TK Dharma Wanita II adalah sekolah yang didirikan dari swadaya
masyarakat dibawah naungan kelurahan karangjati yang beralamatkan dijalan
Solo-purwodadi km.17 Karangjati, Kalijambe, Sragen. Letak TK Dharma
Wanita II Karangjati cukup strategis karena terletak ditepi jalan yang
menghubungkan antara desa karangrejo menuju desa rejosari, sehingga mudah
dijangkau dari arah manapun dan oleh berbagai alat transportasi dan berjalan
kaki karena letaknya ditengah-tengah persawahan. TK Dharma Wanita II
Karangjati cukup kondusif jika digunakan untuk proses pembelajaran karena
memiliki sarana dan prasarana yang memadai berupa mainan dalam dan
mainan luar yang cukup.
Alasan peneliti memilih TK Dharma Wanita II karena letaknya yang
setrategis dan mudah dijangkau sehingga memudahkan peneliti. Peneliti juga
bekerja sebagi guru di TK tersebut sehingga peneliti memiliki banyak waktu
dan mendapatkan data yang lengkap. Adapun jumlah siswa kelompok B TK
Dharma Wanita II karangjati ada 21 siswa 8 siswa laki-laki dan 13 siswi
6
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I dan siklus II
pengembangan fisik motorik anak dari kondisi awal ataupun prosentasi
keberhasilan penilaian tiap siklus dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.5
Rata-rata ketuntasan penilaian setiap siklus
Keberhasilan Penilaian Pra
Siklus Siklus I Siklus II
Skor Riil Rata-rata 10 16 25
Rata-rata presentase pencapaian kemampuan fisik motorik anak dalam 1 kelas
30% 50% 80%
Presentase Keberhasilan 50% 80%
Setelah dilaksanakan perkembangan fisik motorik melalui kegiatan
permainan Gobag Sodor anak TK Dharma Wanita II Karangjati, Kalijambe,
Sragen sangat antusias dan tertarik untuk memainkan permainan Gobag
Sodor. Kemampuan fisik motorik anak menunjukkan berkembang setiap
siklusnya dimana rata-rata hasil presentase perkembangan fisik motorik anak
pada Pra Siklus 30%, pada Siklus I menunjukkan perkembangan 50%, pada
Siklus II menunjukkan perkembangan fisik motorik menjadi 80% maka
mengalami peningkatan sebesar 30% dan sudah mencapai target.
Dari jumlah 21 anak dalam 1 kelas secara rinci dapat dilihat tabel
Table 4,6
Rata-rata ketuntasan penilaian setiap siklus
No. Nama Anak Hasil Penilaian
Sebelum test Siklus I Siklus II
1 Havid 25% 46% 81%
2 Aurel 25% 53% 84%
3 Kesya 35% 50% 78%
4 Farrel 40% 56% 85%
5 Kejora 31% 50% 84%
6 Tio 31% 46% 78%
7 Nisa 31% 50% 75%
8 Jeni 34% 46% 85%
9 Latifah 40% 56% 84%
10 Deswita 28% 50% 78%
11 Adit 31% 46% 81%
12 Dwi ika 34% 50% 87%
13 Nilam 34% 46% 84%
14 Dava 31% 56% 78%
15 Rafi 40% 53% 75%
16 Fatma 34% 46% 84%
17 Shafa 31% 50% 87%
18 Sani 31% 56% 81%
19 Ririn 28% 50% 78%
20 Apri 31% 46% 84%
21 Rivan 34% 57% 75%
Jumlah 669 1055 1698
8
Setelah dilaksanakan perkembangan fisik motorik melalui kegiatan
permainan gobag sodor anak TK Dharma Wanita II karangjati, kalijambe,
sragen sangat antusias dan tertarik untuk memainkan gobag sodor.
Kemampuan fisik motorik anak menunjukkan berkembang setiap siklusnya
dimana rata-rata hasil presentase perkembangan fisik motorik anak pada
prasiklus 30%, pada siklus ke I menunjukkan perkembangan 50% pada siklus
ke II menunjukkan perkembangan fisik motorik menjadi 80% maka
mengalami peningkatan sebesar 30% dan sudah mencapai target.
Dari jumlah 21 anak dalam satu kelas secara rinci dapat dilihat table
presentase pencapaian masing-masing anak setiap siklusnya sebagai berikut :
Perbandingan pencapaian presentase anak persiklus
Gambar 4.1 0%
10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Series 1
Series 2
Diagram skor riil rata-rata kemampuan fisik motorik anak
Gambar 4.2
Grafik presentase nilai rata-rata kemampuan fisik motorik anak
Dengan grafik di atas kita dapat melihat perkembangan fisik motorik
anak dari prasiklus, siklus I, sampai siklus II yaitu dari 30% pada prasiklus
50% pada siklus ke I berkembang menjadi 80% pada siklus ke II.
Dengan demikian pada prasiklus sampai siklus I dan siklus II
mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus 30% pada siklus I menjadi 50%
maka mengalami peningkatan 20%, pada siklus ke II berkembang menjadi
80% maka mengalami peningkatan 30%.
D. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan
oleh peneliti, terkait dengan permainan gobag sodor terhadap peningkatan
fisik motorik anak di TK Dharma wanita II Karangjati, Kecamatan
Kalijambe, Kabupaten Sragen pada Tahun Ajaran 2013/2014, maka dapat
disimpulan beberapa hal, yaitu : 0
20 40 60 80 100
Pra Siklus Siklus I Siklus II
10
a. Permainan Tradisional berupa gobag sodor dapat meningkatan
perkembangan fisik motorik anak di TK Dharma wanita II Karangjati,
Kecamatan Kalijambe,Kabupaten Sragen pada Tahun Ajaran
2013/2014karena didalam permainan tersebut anak dapat
mengapresiasi potensi gerakan seperti berlari, sikap kuda-kuda,
menjaga keseimbangan dan lain-lain. Selain itu konsentrasi, emosi
dan kerjasama menjadi factor yang akan berkembang dengan baik .
b. Permainan gobag sodor adalah permainan yang merupakan warisan
nenek moyang sehingga untuk menggali kembali permainan tersebut
dan dapat diterapkan kepada anak didik, maka seorang guru harus
menguasai permainan ini dan menjelaskan kepada anak agar mereka
memahaminya.
c. Pemberian motivasi kepada anak didik dapat mendorong anak untuk
kembali bersemangat.
d. Penelitian tindakan kelas (PTK) dapat mengembangkan fisik motorik
anak melalui permainan gobag sodor pada anak didik kelompok B TK
Dharma Wanita II karangjati, kalijambe, sragen dilaksanakan selama
dua siklus. Dan hasilnya menunjukkan bahwa terjadinya
perkembangan fisik motorik anak melalui kegiatan permainan gobag
sodor pada setiap siklusnya. Kemampuan anak dari prasiklus 30%
menjadi 50% pada siklus I dan siklus II kemampuan fisik motorik
B. Saran
Dari hasil penarikan kesimpulan, maka peneliti memberikan
beberapa saran kepada TK Dharma Wanita II karangjati adalah sebagai
berikut :
a. Begitu besarnya manfaat permainan tradisional seperti gobag sodor
dalam mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak TK, maka
pihak sekolah dapat menggali lebih jauh permainan tradisional untuk
dapat dimasukkan dalam metode pembelajaran
b. Guru adalah figur yang sangat dominan dalam proses pembelajaran di
TK Dharma wanita II Karangjati Kecamatan Kalijambe, Kabupaten
Sragen pada Tahun Ajaran 2013/2014 untuk itu guru harus dapat
mengembangkan potensi dan kompetensinya serta dapat
mengembangkan berbagai metode pembelajaran yang menarik bagi
anak untuk menghindari kejenuhan dalam pembelajaran.
c. Kegiatan bermain adalah kegiatan yang sangat identik dengan anak
sehingga orang tua harus memberikan kesempatan anak untuk bermain
dengan selalu memperhatikan jenis permainan dan lingkungan
bermainnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
R, Moeslichatoen. (1999). Metode Pengajaran di Tamam Kanak-Kanak. Jakarta Rineka Cipta.
Sudono, Anggani. (2000). Sumber Belajar dan Alat Permaianan (Untuk Pendidikan Anak Usia Dini). Jakarta : Grasindo.
Sudono, Anggani. (2006). Pengelolaan Taman Kanak-Kanak (online) Media Pendidikan.
Atmodiwiryo,E.T.(1994/1995).”Alat Bermain Untuk Perkembangan Taman
Kanak-kanak” dalam Prinsip-prinsip Pendidikan Taman Kanak-Kanak Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudaya an Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan.
Fuad Hasan. (1998). Bermain Sebagai Hak Anak. Makalah Seminar Pendidikan Anak Usia Dini. IKIP Yogyakarta.
Pramuwito. (1997). Ujicoba Model Pengelolaan Taman Penitian Anak, Laporan Penelitian Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta.
Sarjono, T.I. (1987). ”Peranan Alat Bermain dalam Perkembangan
Anak”.Rangsangan Dini Untuk Perkembangan Anak. Jakarta Pusat: Yayasan Jambangan Kasih.
Departemen Pendidikan Nasionl. (2007), ”Pedoman Pembelajaran Bdang
Pengembangan Fisik Motorik Di Taman Kanak-Kanak”. Jakarta : 2007
Sujiono, Bambang dkk. (2009).” Metode Pengembangan Fisik”. Jakarta:
Universitas Terbuka: 2009
Montolalu, BEF. Dkk.(2009).” Bermain dan Permainan Anak”. Jakarta : Universitas Terbuka: 2009.
http://www.Rumah bunda.com/games-creativites/permainangobag-sodor