• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MEMBENTUK SIKAP PATUH PADA ANAK AUTIS MELALUI TERAPI ABA (APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS)DI SDI AL-AZHAAR TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MEMBENTUK SIKAP PATUH PADA ANAK AUTIS MELALUI TERAPI ABA (APPLIED BEHAVIOR ANALYSIS)DI SDI AL-AZHAAR TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap patuh merupakan salah satu keterampilan religi yang penting

untuk dimiliki setiap individu. Mengikuti instruksi adalah salah satu cara

atau menjalankan apa yang diinstruksikan atau diperintahkan oleh orang

lain. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan membentuk karakter spiritual

pada anak, khususnya pada anak berkebutuhan khusus jenis autis.

Kemampuan tersebut dinilai sangat penting untuk dimiliki oleh anak dengan

diagnosa autis, karena berfungsi sebagai salah satu terapi perilaku untuk

mengarahkan anak autis dalam mengikuti beberapa peraturan, baik itu di

rumah, sekolah, atau masyarakat sehingga dapat mencerminkan karakter

spiritual.

Salah satu jenis intervensi yang bisa diterapkan bagi kemampuan

mengikuti instruksi pada anak dengan autis yaitu metode terapi ABA

(Apllied Behavior Analysis). Metode ini merupakan suatu metode terapi

yang terukur, terarah dan sistematis, dengan menggunakan bantuan gambar

dan memberikan pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive

reinforcement (hadiah atau pujian) yang dapat berfungsi dalam

meningkatkan keterampilan bahasa, sosial, motorik, dan membentuk

tingkah laku yang dapat diterima, serta menghilangkan tingkah laku

bermasalah.Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini

(2)

95

adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode terapi ABA (Apllied

Behavior Analysis).

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif

dalam bentuk studi kasus, karena pada dasarnya peneliti ingin mengkaji

secara mendalam bagaimanakah penerapan terapi ABA (Apllied Behavior

Analysis) dan perkembangan kemampuan mengikuti instruksi subjek

setelah mendapatkan terapi tersebut. Metode penelitian yang digunakan

adalah observasi partisipan, Overt (terbuka) dan alamiah, wawancara bebas

terpimpin (semi-struktur interview), dan analisis dokumentasi. Penelitian

inipun menggunakan analisa data secara simultan dan terus menerus sesuai

karakteristik penelitian kualitatif.

Penerapan terapi ABA (Apllied Behavior Analysis) yang

diberikan meliputi program kesiapan belajar, imitasi motorik kasar, imitasi

motorik halus, imitasi motorik mulut,bahasa reseptif, bahasa ekspresif, pre

akademik, dan bantu diri. Program kesiapan belajar yang diterapkan

meliputi respon subjek terhadap instruksi “lihat”, duduk mandiri, dan

kontak mata. Pada program ini, subjek sudah mampu merespon dan

mengikuti instruksi “lihat!”, mampu duduk mandiri, dan kontak mata sudah

terbentuk. Program imitasi motorik kasar, halus, dan mulut diterapkan

dengan memberikan contoh beberapa gerakan yang diikuti dengan instruksi

dan harus ditirukan dan oleh subjek, dalam hal ini subjek sudah mampu

mengikuti beberapa gerakan motorik kasar, halus, dan mulut, seperti tepuk

(3)

96

dilakukan dalam bentuk membedakan dua gambar, dengan cara

menjelaskan nama dari gambar danmeminta subjek untuk mengambil

gambar yang sudah dijelaskan diawal, proses ini disebut identifikasi.

Pada program ini subjek sudah mampu membedakan gambar

buah apel dan pisang, gambar hewan sapi dan tikus, serta foto keluarga yaitu

Abi dan kakak. Pada program bahasa ekspresif, subjek diminta untuk

meniru beberapa huruf vokal, huruf hijayyah dan kata-kata sederhana,

dalam kemampuan ini subjek sudah mampu mengucapkan beberapa huruf

vokal dan kata sederhana, seperti a,o, apa, meja, Abi, Umi, mengucapkan

salam. Pada program kemampuan pre akademik, subjek dilatih untuk

melakukan beberapa keterampilan yang berhubungan dengan akademik

misalnya toilet training, subjek sudah mampu memegang pensil, mencoret

bebas, dan mewarnai gambar, berjabat tangan. Pada program bantu diri,

subjek dilatih untuk melakukan beberapa aktivitas sederhana, dan subjek

sudah mampu minum dengan menggunakan gelas, berdo’a sebelum makan,

memasukkan makanan dari sendok ke mulut, makan dengan duduk serta

memiliki inisiatif memberi tanda kepada orang lain jika ingin buang air

kecil.Akan tetapi perkembangan yang sudah dicapai tersebut pasti tidak

lepas dari kendala.

Ditemukan beberapa faktor penghambat keberhasilan terapi,

antara lain faktor usia awal terapi yang relatif terlambat, kurangnya

intensitas terapi, dan kurangnya kedekatan emosional antara subjek dan

(4)

97

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan di SDI

AL-AZHAAR Tulungagung, maka dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Bagi Lembaga

Lembaga Pendidikan Islam untuk dapat lebih meningkatkan

kualitas asatid SD Islam AL-AZHAAR Tulungagung khususnya guru

pendamping dan terapis di kelas inklusi dalam mendampingi anak

berkebutuhan khusus dalam menyerap ilmu dari lembaga. Sehingga, upaya

dari lembaga untuk memberikan pelayanan pendidikan terhadap anak

berkebutuhan khusus dapat berjalan optimal serta agar peserta didik

khususnya di kelas inklusi dapat mencetak siswa-siswinya menjadi teladan

yang tangguh dan memiliki akhlak yang mulia mesipun dengan keterbatan

yang ada. Sebagai bukti bahwa kesuksesan tidak selalu terpacu dengan

kesempurnaan yang dimiliki, namun dengan keyakinan yang gigih meski

memiliki keterbatasan, maka kesuksesan akan kita raih.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mengingat penelitian yang peneliti lakukan ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat

meneliti dan mengkaji dari berbagai segi anak berkebutuhan khusus serta

mampu menerapkanterapi ABA (Applied Behavior Analysis)secara

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR BAGAN... Latar Belakang ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Struktur Organisasi Skripsi ... Multimedia Pembelajaran ... Multimedia Video

Konsep penataan ruang luar dan dalam gedung bioskop 3 (tiga) dimensi adalah adanya hubungan antara ruang luar dan dalam, seperti yang terdapat pada karakteristik konsep Cubism

Dari berbagai alternatif yang ada, penulis menggunakan analisa yaitu dengan menghitung produktivitas excavator dan metode ekonomi teknik sebagai tools untuk pemilihan investasi

hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitrotul Khayati dkk (2016:4) dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa modul telah memenuhi standar

Target dan luaran dalam kegiatan ini adalah mengenalkan siswa-siswa kelas 1 SD IBA Palembang pembelajaran melalui mendongeng. Pembelajaran melalui mendongeng

The difference in entropy of the incoming solar energy and the outgoing radiative heat flow con- stitutes a natural resource (a potential for entropy production).. A key question is

Pendekatan penelitian ini adalah yuridis sosiologis, untuk mengkaji dan membahas permasalahan-permasalahan yang dikemukakan, yaitu mengkaitkan hukum kepada usaha

Pada NSPK tahun 2013 alat permainan di dalam ( indoor ) tidak dijelaskan secara detail tentang kriteria alat permainan di dalam ( indoor) , namun pada penelitian