• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Patriarki dari Sudut Pandang Teori Struktural-Fungsionalisme Tokoh-Tokoh Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita T1 362008064 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Patriarki dari Sudut Pandang Teori Struktural-Fungsionalisme Tokoh-Tokoh Dalam Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita T1 362008064 BAB VI"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

71

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Persoalan gender bukanlah hal baru dalam dalam kajian media massa khususnya film. Akan tetapi, kajian tentang gender masih tetap aktual dan menarik, mengingat banyaknya masyarakat khususnya di Indonesia yang belum memahami dan masih banyak terjadi berbagai kesalahpahaman dalam melihat berbagai persoalan ini. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh hasil yang berbeda dari peneliti-peneliti film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita sebelumnya. Jika peneliti sebelumnya memberikan kesimpulan bahwa patriarki menjadi pemisah antar perempuan dan laki-laki serta menjadi alat yang menyebabkan laki-laki semakin menindas kaum perempuan, namun dengan melihatnya dari sudut pandang teori struktural-fungsionalisme, penelitian ini mampu membuktikan bahwa tidak semua kasus yang terjadi dalam film ini antara tokoh perempuan dan laki-laki di dalamnya merupakan kesalahan dari sistem patriarki yang ada.

Film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita memberikan gambaran berbagai kasus yang terjadi dengan tokoh perempuan di dalamnya. Kasus tokoh Lili yang mengalami kekerasan dari suaminya, Yanti yang menderita kanker mulut rahim stadium awal akibat pekerjaannya sebagai PSK (Pekerja Seks Komersial), Ratna yang mengetahui suaminya memiliki istri simpanan, serta Lastri dan Ningsih yang akhirnya mengetahui mereka memiliki satu orang suami yang sama, dapat diketahui merupakan akibat dari tidak seimbangnya sistem yang dibentuk. Hal ini merupakan akibat dari anggota-anggota dalam sistem tersebut yang tidak menjalankan perannya dengan baik. Perlu diingat bahwa tekanan dalam teori struktural-fungsionalisme adalah pada persyaratan yang harus dipenuhi supaya suatu sistem sosial dapat bertahan, dan bukan kebutuhan-kebutuhan individual.

Persyaratan struktural-fungsionalisme dalam sistem keluarga dapat dicapai jika sistem tersebut mampu menjalankan keempat fungsi sistem tindakan yaitu fungsi adaptation

(2)

72

lainnya, sehingga dapat menyebabkan sistem menjadi tidak seimbang atau tidak harmonis. Hal inilah yang terjadi pada kasus kelima tokoh perempuan yang telah disebutkan di atas.

Berbeda dengan tokoh gadis SMP bernama Rara. Kasus dimana dirinya melakukan seks bebas bersama pacarnya yang membuat dirinya hamil, dapat diketahui akibat dari tidak berfungsinya peran sistem sosial keluarga dalam mendidik seorang anak. Padahal jika kita ketahui, keluarga merupakan unit terkecil dan terpenting dari masyarakat dalam menerapkan nilai, norma dan prinsip kedisiplinan bagi anggota-anggotanya. Bahkan kehancuran keluarga akan berpengaruh pula terhadap perkembangan sosial anak yang kemudian dapat menghancurkan sistem sosial yang lebih besar yaitu masyarakat.

Jika dikatakan pada penelitian lain sebelumnya bahwa sutradara Robby Ertanto Soediskam adalah seorang anti-patriarki, hal tersebut tidak bisa dibenarkan. Keputusannya dalam memberikan satu sosok tokoh perempuan bernama Dokter Rohana memberikan pandangan yang lebih terbuka dan luas mengenai makna patriarki yang selama ini dipersoalkan. Bahkan kehadiran sosok tokoh perempuan ini mampu menjadi benang merah dari persoalan yang dialami tokoh utama Dokter Kartini. Meskipun pada awalnya digambarkan bagaimana laki-laki menjadi obyek yang terus dipersalahkan, namun tampaknya sutradara ingin memberikan pandangan lain yang tidak berpihak mengenai persoalan gender.

“Tidak semua perempuan adalah korban.”, kalimat yang diucapkan tokoh Dokter Rohana inilah yang memberikan pandangan berbeda dari apa yang sebelumnya diyakini Dokter Kartini. Sampai akhirnya tokoh utama tersebut mulai belajar membuka dirinya kepada lawan jenis yang memang terbukti tidak bisa disamakan satu dengan yang lainnya.

(3)

73 saran yang ditujukan bagi beberapa pihak, sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa lainnya

Dalam melihat berbagai permasalahan sosial terutama dalam hal gender cobalah untuk tidak berpihak pada satu gender saja. Hal tersebut dapat kita lihat tidak hanya dari satu sudut pandang saja melainkan dari sudut pandang yang lainnya. Hal ini akan membuat kita semakin kaya akan pengetahuan dan mampu melihat permasalahan sosial secara netral/tidak berpihak.

2. Bagi pengamat dan peneliti film lainnya

Jangan hanya menjadikan film sebagai hiburan semata namun jadikan media tersebut untuk lebih memahami makna sosial yang terkandung di dalamnya. Makna tersebut tidak hanya dapat kita lihat dari manifest massages (pesan yang tampak) melainkan juga latent massages (pesan yang tidak tampak). Kemampuan kita dalam mengamati dan menganalisa latent massages dalam sebuah film, akan membangun pola pikir kita secara lebih terbuka, luas dan kritis.

3. Bagi pekerja media

(4)

74 4. Bagi peneliti selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Dari permasalahan diatas dilakukan penelitian tentang adanya jamur entomopatogen pada lahan pertanaman kacang panjang ( Vigna sinensis di di Desa Bukit Batu Jalur

15.40 – 15.50 Implementasi Kurikulum Psikoterapi Dinamik pada Program Studi Dokter Spesialis 1, di Universitas

Akurasi tertinggi dicapai pada sistem yang tidak menerapkan perubahan bobot pada dokumen uji dan menggunakan range > 0 untuk kelas sentimen positif, < 0 untuk

Perhitungan potensi dilakukan dengan menggunakan distribusi kecepatan angin tahunan yang dapat didekati suatu pola distribusi misalnya Weibull atau Rayleigh..

1) Tabel isian dan semua peralatan yang akan digunakan, disiapkan. 2) Bingkai/kuadran ukuran 1m x 1m dilempar secara acak di petak pengamatan sesuai dengan jumlah cuplikan yang

Faktor Lingkungan yang terdiri dari keberadaan habitat perkembangbiakan nyamuk berdekatan dengan tempat tinggal responden, keberdaan vegetasi seperti semak atau hutan,

Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap

1) KPN Bina Sejahtera dari pihak manajemen perlu adanya pegawai yang mempunya keahlian khusus di bidang IT dalam menangani masalah di bidang sistem informasi manajemen berbasis