• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Pola Kesantunan Direktif Di Kalangan Pemuda Berlatar Belakang Budaya Jawa Dalam Interaksi Sosial Dengan Orang Tua Di Kecamatan Tanon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Pola Kesantunan Direktif Di Kalangan Pemuda Berlatar Belakang Budaya Jawa Dalam Interaksi Sosial Dengan Orang Tua Di Kecamatan Tanon."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

memanfataakan bahasa sebagai media untuk berkomunikasi. Kualitas seseorang

dalam bertutur dapat dilihat dalam interaksi sosial yang melingkupi kehidupan

sehari-hari. Komunikasi antara penutur dengan mitra tutur dikenal dengan istilah

peristiwa tutur. Rohmadi (2010:29) berpendapat bahwa peristiwa tutur bertujuan

menggambarkan satu rangkaian tindak tutur dalam satu bentuk ujaran atau lebih

yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur dengan satu pokok

tuturan dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Selengkapnya, hal itu masih

berkaitan dengan aspek-aspek yang melingkupi tuturan dalam suatu komunikasi

antara penutur dan lawan tutur.

Komunikasi yang baik dapat dilihat ketika seorang penutur mampu

menyampaikan pesan dengan baik sehingga dapat diterima oleh mitra tutur.

Menurut Ritonga (2005:1), dalam komunikasi pesan menjadi salah satu unsur

penentu efektivitas tidaknya suatu tindak komunikasi. Bahkan unsur pesan

menjadi unsur utama selain keterlibatan komunikator dan komunikan sebagai

wujud terjadinya komunikasi antarmanusia. Tanpa adanya pesan, komunikasi

(2)

Ujaran yang disampaikan dalam membangun sebuah interaksi hendaknya

memilki tingkat kesantunan yang dianggap tidak merugikan kedua pihak atau

lebih yang terlibat dalam komunikasi. Penggunaan ujaran yang melibatkan

kesesuaian pesan pembicara terhadap pendengar dalam suatu percakapan bukan

hanya gambaran bagaimana menyampaikan makna dan gagasan, melainkan juga

bukti interaksi sosial (Azies dan Chaedar, 2000:14-15).

Dalam penelitian ini menggunakan salah satu bentuk tindak tutur ilokusi

sebagai titik fokus kajian, yaitu bentuk tindak tutur direktif. Oleh Searle (dalam

Tarigan, 1986:47) tindak tutur direktif adalah salah satu kategori tindak ilokusi

yang bermaksud menimbulkan beberapa efek melalui tindakan sang penyimak,

misalnya: memesan, memerintahkan, memohon, meminta, menyarankan,

menganjurkan, menasihatkan. Seperti halnya Yule (2006:93) mendefinisikan

tindak tutur direktif dapat berupa kalimat positif dan negatif. Pada waktu

menggunakan direktif penutur berusaha menyesuaikan dunia dengan kata (lewat

pendengar).

Tindak tutur direktif yang dikaji dalam penelitian ini diperoleh dari tuturan

kalangan pemuda berlatar belakang budaya Jawa yang mengandung kesantunan

disesuaikan dengan skala. Hal ini dikhususkan dalam interkasi sosial antara

pemuda dengan orang tua yang berada di wilayah Kecamatan Tanon. Prayitno

(2011:36) menganggap latar belakang budaya Jawa dalam hubungan interaksi

(3)

perlu menghormati orang lain sesuai kedudukannya untuk menghindari konflik,

sehingga hubungan antara penutur dengan mitra tutur terjalin harmonis.

Bentuk tindak tutur direktif yang terjadi di kalangan pemuda dalam

interaksi sosial dengan orang tua dapat dilihat pada contoh berikut.

Data 01

Sutiyah : Lha iki tek lungguhane kebak. (Ini tempat duduknya kok sudah penuh).

Dewi : Mbak Yah, jenengan mriki mawon. (Mbak Yah, kamu ke sini).

Konteks:

Tuturan terjadi di sela-sela kegiatan penyembelihan hewan qurban di sebuah masjid di kelurahan Gabugan. Sutiyah (P) dan Dewi (MT) sama-sama berjenis kelamin perempuan. MT jauh lebih mudah daripada P.

Berdasarkan tuturan di atas, penutur (P) memberitahu mitra tutur (MT)

bahwa ada tempat duduk untuk dirinya. Kondisi sebenarnya tidak ada lagi tempat

kosong, melainkan P ingin memberikan tempat duduknya untuk MT. Tuturan

yang disampaikan P dikatakan sebagai bentuk tindak tutur direktif meminta

karena adanya penanda lingual mriki. Kata tersebut memuat permintaaan yang

menunjuk pada sebuah tindakan. Penanda tersebut menjelaskan adanya sebuah

perintah dari P untuk MT. Namun, karena kedudukan P lebih rendah dari MT

tuturan yang disampaikan berupa permintaan dari keinginan P yang meminta MT

untuk melakukan sebuah tindakan.

Sehubungan dengan skala pengukur tingkat kesantunan, dapat dikatakan

bahwa berdasarkan skala untung-rugi tuturan di atas memiliki tingkat kesantunan

(4)

pilihan memiliki kesantunan yang baik karena adanya kesempatan terhadap MT

dari pilihan yang diajukan oleh P. Namun, jika dilihat dari skala

ketaklangusungan, tuturan di atas memiliki kesantunan yang kurang baik karena

tuturan P terhadap MT bersifat langsung. Selain hal itu dipengaruhi adanya

faktor jarak sosial di antara keduanya yang cukup dekat terbukti dengan sapaan P

yang menunjukkan keakraban.

Sesuai contoh analisis di atas, peneliti tertarik untuk melakukan kajian

terhadap pola kesantunan direktif yang digunakan oleh kalangan pemuda

terhadap orang tua. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui bagaimana pola

kesantunan direktif berdasarkan skala yang dilakukan oleh pemuda terhadap

orang tua.

Penelitian tentang pola kesantunan direktif pernah juga dilakukan oleh

beberapa peneliti sebelumnya diantaranya: (1) Rendiyanto (2012) meneliti

“Analisis Tindak Tutur Direktif antara Guru Murid di MTs Sunan Kalijaga

Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri”. Beliau meneliti tentang tindak tutur

direktif dan penerapan skala kesantunan yang digunakan oleh guru dan murid.

(2) Subekti (2011) meneliti “Kesantunan Tindak Tutur Direktif dalam Dialog

Film ”Alangkah Lucunya Negeri Ini” Karya Musfar Yasin (Sebuah Tinjauan

Pragmatik)”. Penelitian Subekti mengkaji tentang realisasi tindak tutur direktif

dan skala kesantunan. Beliau meneliti tentang tindak tutur direktif dan penerapan

skala kesantunan yang digunakan oleh guru dan murid. Namun berbeda dengan

(5)

penelitian ini peneliti memfokuskan pada pola kesantunan bentuk tindak tutur

direktif kalangan pemuda terhadap orang tua. Peneliti mencoba menganalisis

bentuk-bentuk tindak tutur direktif menggunakan teori dari Kreidler (1998) dan

menganalisis tentang skala kesantunan direktif menggunakan teori Leech (1993).

Berdasarkan uraian di atas, untuk menunjang penelitian lebih terstruktur,

maka penelitian ini berjudul “Pola Kesantunan Direktif di Kalangan Pemuda

Berlatar Belakang Budaya Jawa dalam Interaksi Sosial dengan Orang Tua di

Kecamatan Tanon”.

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini hanya difokuskan pada bentuk tindak tutur direktif di

kalangan pemuda dalam interaksi sosial dengan orang tua, khususnya di wilayah

Kecamatan Tanon. Penulis juga menunjukkan tentang deskripsi kesantunan

direktif yang terlihat antara pemuda dengan orang tua dalam mengungkapkan

gagasan yang akan disampaikan.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ada dua masalah yang

telah ditemukan jawabannya.

1. Bagaimana bentuk-bentuk kesantunan tindak tutur direktif yang digunakan di

kalangan pemuda berlatar belakang budaya Jawa dalam interaksi sosial

(6)

2. Bagaimana pola kesantunan tindak tutur direktif berdasarkan skala pragmatik

di kalangan pemuda berlatar belakang budaya Jawa dalam interaksi sosial

dengan orang tua di Kecamatan Tanon?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua tujuan yang dapat dicapai.

1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kesantunan tindak tutur direktif yang

digunakan oleh kalangan pemuda berlatar belakang budaya Jawa dalam

interaksi sosial dengan orang tua di Kecamatan Tanon.

2. Mendeskripsikan pola kesantunan direktif berdasarkan skala yang muncul di

kalangan pemuda belakang budaya Jawa dalam interaksi sosial dengan orang

tua di Kecamatan Tanon.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan mengenai kesantunan drektif di kalangan

pemuda dinilai mampu memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian yang dilakukan bermanfaat menjadi penguat untuk

membenarkan dan mengembangkan teori yang sudah ada, serta menemukan

(7)

2. Manfaat Praktis

a. Tenaga Pendidik

Hasil penelitian memberi kontribusi bagi tenaga pendidik dalam

proses pembelajaran. Hasil temuan dapat dimanfaatkan sebagai bahan

pembelajaran utamanya dalam mendeskripsikan bentuk tindak tutur

direktif dan pola kesantunan direktif.

b. Pelajar

Hasil penelitian dijadikan sebagai salah satu sumber belajar

kaitannya dengan bentuk tindak tutur direktif dan pola kesantunan

direktif.

c. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dijadikan sebagai acuan untuk melakukan

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan bentuk tindak tutur

Referensi

Dokumen terkait

Posisi duduk dalam jangka waktu yang lama dan dalam keadaan yang statis akan sangat membebani tulang punggung bawah dan akan menimbulkan rasa pegal dan lelah pada area pinggang, hal

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kekuatan dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi dengan judul “ UPAYA

Two long-term consultants from the Centers for Disease Control (CDC}, Atlanta and on personal services contract will work with the Staff of the GOI Ministry of

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui besarnya pengaruh persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah, iklim kerja, dan profesionalisme guru

Hasil jawaban kuesioner yang disebarlcan kepada 95 responden terpilih setelah dilakukan pengolahan data dengan anaIisis faktor menunjukkan bahwa dari 19 faktor yang

Hasil penelitian berupa sistem pembelajaran jarak jauh yang berbasis web, server, apache, PHP, dan database server MySQL sistem pembelajaran jarak jauh ini telah diterapkan

If 172 of the cookies have neither oatmeal nor chocolate chips, determine the total number of cookies offered.. How many three digit whole numbers have digits that when

Perlu dibuat suatu aplikasi e-Learning berbasis web yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga mendukung proses pendidikan di SMA Negeri 2 Surakarta serta