• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI LEARNING CYCLE Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Strategi Learning Cycle Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Filial Pulutan Tahun Ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI LEARNING CYCLE Peningkatan Keaktifan Belajar Matematika Melalui Strategi Learning Cycle Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Filial Pulutan Tahun Ajaran 2014/2015."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI LEARNING CYCLE

PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI FILIAL PULUTAN TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1

Disusun Oleh :

RAFI’AH EMMI HASIYATI A 410 110 135

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI LEARNING CYCLE

PADA SISWA KELAS VII MTs NEGERI FILIAL PULUTAN TAHUN AJARAN 2014/2015 conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. Subjects were students of class VII B MTs Filial Pulutan totaling 24 students. Data collection through interviews, observation, testing, documentation and field notes. Data was analyzed using descriptive comparative analysis that compares the activity of students in the initial conditions, the first cycle and cycle II. The results showed an increase in the activity of learning mathematics that can be seen from: 1) the courage students to ask questions before the action of 12.5%, 33.3% first cycle, second cycle and 66.6%, 2) students are accomplishing exercises before action 16, 6%, 37.5% first cycle, second cycle and 70.8%, 3) student activity in an opinion before the action of 8.3%, the first cycle of 20.8%, and 45.8% second cycle 4) active students in answer to the question before the action of 8.3%, 29.1% first cycle, second cycle and 62.5%. Based on these results it can be concluded that the application of learning strategies Learning Cycle can enhance the activity of learning mathematics.

Keywords: mathematics learning, liveliness learn some vital lessons, Learning Cycle Abstrak

(4)

siklus II. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keaktifan belajar matematika yang dapat dilihat dari: 1) keberanian siswa dalam bertanya sebelum tindakan 12,5%, siklus I 33,3%, dan siklus II 66,6%, 2) siswa menyelesaiakan soal didepan kelas sebelum tindakan 16,6%, siklus I 37,5%, dan siklus II 70,8%, 3) keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat sebelum tindakan 8,3%, siklus I 20,8%, dan siklus II 45,8% 4) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan sebelum tindakan 8,3%, siklus I 29,1%, dan siklus II 62,5%. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika.

Kata kunci: pembelajaran matematika, keaktifan belajara, Learning Cycle

Pendahuluan

Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Aktifitas siswa selama prose belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi untuk belajar. Keaktifan yang dimaksut tentunya bukan hanya sekedar aktif dan ramai dikelas. Tetapi dilihat dari cara mereka mengikuti pembelajaran dikelas misalnya sering bertanya kepada guru, mempumenjawab pertanyaan dan lain sebagainya.

Dalam pembelajaran matematika, guru mempunyai peran yang sangat besar guna terciptanya interaksi antara guru dan siswa, sehingga dengan interaksi tersebut membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran matematika. Aisyah Hani (2014) menyatakan bahwa aktifitas meliputi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan – kegiatan secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Hindarto (2011), indikator dari keaktifan belajar matematika meliputi, yaitu 1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan, 2) kekatifan siswa dalam mengerjakan soal didepan kelas, 3) kekatifan siswa dalam mengemukakan pendapat, dan 4) kekatifan siswa dalam menjawab pertanyaan.

(5)

soal-soal latihan didepan kelas sebanyak 4 siswa (16,5%), mengemukakan ide sebanyak 2 siswa (8,3%), dan menjawab pertanyaan sebanyak 2 siswa (8,3%).

Rendahnya keaktifan belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya masih banyaknya peserta didik yang menganggap bahwa mata pelajaran matematika adalah pelajaran yang rumit dan sulit dimengerti oleh peserta didik, sehingga mengakibatkan peserta didik enggan belajar matematika. Selain itu, pembelajaran matematika yang berjalan masih didominasi oleh guru, menyebabkan peserta didik lebih bersifat pasif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang cenderung satu arah dan kurang bervariasi, kurangnya bimbingan dalam mengerjakan soal latihan, penyampaian materi ajar terlalu banyak. kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran, pengaruh siswa lain yang malas belajar.

Berdasarkan akar penyebab yang paling dominan tersebut dapat diajukan alternatif tindakan melalui strategi pembelajaran Learning Cycle. Menurut Yosep (2013) Learning Cycle merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat duntuk mengatasi masalah keaktifan siswa, karena terdiri atas rangkaian kopetensi-kopetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif.

Ahmet.O. Qarare (2012) menyatakan Langkah-langkah Learning Cycle yaitu 1) Fase Engagement (Membangkitkan) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangkitkan keaktifan dan keingintahuannya tentang topik yang akan dipelajari, 2) Fase Exploration (memanfaatkan) Guru memberi kesempatan siswa untuk bekerjasama dan bertukar pendapat dalam kelompok, 3) Fase Explaination (memaparkan) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan suatu konsep yang telah dibahas saat diskusi dengan kalimat atau pemikirannya sendiri, 4) Fase Elaboration (mengaplikasikan) Guru mengajak siswa untuk mengaplikasikan konsep konsep yang telah mereka pelajari dengan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah, 5) Evaluation (mengevaluasi) Fase guru memberika tes akhir yang merupakan evaluas.

(6)

mengutamakan pengalaman nyata, 3) Menghindarkan siswa dari cara belajar tradisional yang cenderung menghafal, 4) Memungkinkan siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi pengetahuan lewat pemecahan masalah dan informasi yang didapat, 5) Membentuk siswa yang aktif, kritis, dan kreatif.

Berdasarkan latar belakang di atas dilakukan penelitian dengan melalui strategi Learning Cycle yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika bagi siswa

kelas VII B semester gasar MTs Negeri Filial Pulutan tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini memiliki tujuan baik secara umum dan khusus. Secara umum penelitian ini ditujukan untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan keaktifan belajar matematika melalui strategi Learning Cycle pada siswa kelas VIIB semester gasal MTs Negeri Filial Pulutan tahun ajaran

2014/2015

Metode Penelitian

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Menurut Wiriaatmadja (2005: 130), PTK adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Menurut Aqip (Sutama, 2010: 95) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran.

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Filial Pulutan. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama dua siklus dengan dua kali pertemuan dalam satu siklusnya. Subyek yang menerima tindakan adalah siswa kelas VII B MTs Negeri Filial Pulutan yang berjumlah 24 siswa, sedangkan subyek pemberi tindakan adalah guru matematika kelas VII B.

(7)

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode alur. Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada kondisi awal, guru belum menggunakan strategi pembelajaran Learning Cycle. Strategi yang digunakan guru masih konvensional dimana pembelajaran

masih terpusat pada guru. Dalam menyampaikan materi guru masih menggunakan metode ceramah dan memberikan contoh soal tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam pemecahan masalah. Menurut Yeni (2011) dalam pembelajaran konvensional guru cenderung lebih aktif sebagai sumber informasi bagi siswa dan siswa cenderung pasif dalam menerima pelajaran.

Pada kondisi awal masih banyak siswa yang ramai sehingga pembelajaran menjadi tidak kondusif. Selain itu siswa malu dalam bertanya, tidak percaya diri dalam mengerjakan latihan soal, tidak berani megungkapkan pendapatdan belum berani menjawab pertanyaan.

Pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan strategi Learning Cycle. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan doa. Guru menyampaikan gambaran umum materi pengertian himpunan dan banyaknya anggota himpunan serta memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru melakukan kegiatan pendahuluan dengan memberikan suatu teka-teki yang berkaitan dengan materi untuk membangkitkan keaktifan belajar siswa.

Guru menyajikan materi sesuai topik yang dipelajari dengan memberikan lembar kerja siswa untuk membantu pemahaman siswa. Sutarman (2006) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) memberi pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, yaitu prestasi belajar siswa akan lebih baik. Selain itu pemberian LKS juga akan meningkatkan kreatifitas siswa dalam belajar matematika, khususnya dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

(8)

menyelesaiakan masalah yang disajikan, dipersilahkan untuk mempresentasikan jawabannya. Menurut Musfirotun (2010) bahwa salah satu unsur yang diterapkan dalam pembelajaran adalah komunikasi antar anggota. Unsur ini agar siswa dibekali keterampilan berkomunikasi, seperti mempresentasikan hasil diskusi dimana dalam mempresentasikan harus ada keberanian, lancar dan jelas dalam berbahasa.

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari. Pada kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi mandiri.

Pada tindakan siklus I keaktifan belajar matematika siswa sudah mengalami peningkatan namun belum maksimal. Masih ada beberapa siswa yang masih takut bertanya, tidak percaya diri dalam mengerjakan soal, tidak berani dalam mengungkatkan gagasan atau ide dan masih banyak siswa yang malu menjawab pertanyaan dari guru.

Pelaksanaan tindakan siklus II kembali dilakukan dengan menerapkan strategi discovery learning. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan salam

dan menanyakan kabar siswa, kemudian mengulas materi sebelumnya dan membahas PR, guru menjelaskan gambaran materi yang akan dipelajari yaitu operasi himpunan dan diagram venn dengan memberi teka-teki yang berkaitan dengan materi untuk membangkitkan keaktifan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran.

Guru membagikan lembar kerja siswa untuk masing- masing kelompok. Masing – masing kelompok menyelesaikan permasalahan yang disajika oleh guru, kemudian perwakilan setiap kelompok mempresentasikan jawaban didepan kelas.

(9)

Pada tindakan siklus II, keaktifan belajar matematika siswa mengalami peningkatan secara signifikan sesuai dengan harapan. Sebagian besar siswa sudah mulai berani mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal latihan, mengemukakan ide atau pendapat dan menjawab pertanyaan dari guru.

Siswa yang berani mengajukan pertanyaan selalu menunjukan peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan sampai tindakan siklus II. siswa berani mengajukan pertanyaan dari kondisi awal sebanyak 5 siswa (20,8%). Pada siklus I meningkat menjadi 8 siswa (33,3%) dan pada siklus II sebanyak 16 siswa (66,6%).

Siswa yang mengerjakan soal latihan didepan kelas mengalami peningkatan. Sebelum tindakan tercatat siswa yang mengerjakan soal latihan sebanyak 4 siswa (16,6%), pada siklus I meningkat sebanyak 9 siswa (37,5%), dan pada siklus II meningkat sebanyak 17 siswa (70,8%).

Siswa yang mengemukakan pendapat atau ide mengalami peningkatan. Sebelum tindakan tercatat siswa yang mengemukakan pendapat atau ide sebanyak 2 siswa (8,3%), pada siklus I meningkat sebanyak 5 siswa (20,8%) dan pada siklus II meningkat sebanyak 11 siswa (45,8%) .

Siswa yang menjawab pertanyaan mengalami peningkatan. Sebelum tindakan tercatat siswa yang menjawab pertanyaan sebanyak 2 siswa (8,3%), pada siklus I meningkat sebnyak 7 siswa (29,1%) dan pada siklus II meningkat sebanyak 15 siswa (62,5%).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan secara signifikan. Hal ini didukung oleh penelitian Nuryati, dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa melalui penerapan Learning Cycle. Melalui penerapan strategi Learning Cycle, siswa memiliki pengalaman karena siswa melakukan sesuatu

percobaan yang memungkinkan mereka akan lebih merasa senang dalam mengikuti pembelajaran.

(10)

Tabel 4.2

Data peningkatan keaktifan belajar matematika

No Indikator yang diamati Kondisi Awal Siklus I Siklus II 1

Mengajukan pertanyaan 12,5% 33,3% 66,6% 2 Mengerjakan soal latihan

didepan kelas 16,6% 37,5% 70,8% 3

Mengemukakan ide 8,3% 20,8% 45,8% 4 Menjawab pertanyaan 8,3% 29,1% 62,5%

Adapun grafik peningkatan keaktifan belajar matematika siswa dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 4.1

Grafik peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika Penerapan strategi pembelajaran yang tepat mempengaruhi keaktifan belajar matematika siswa. Dalam hal ini peneliti menggunakan strategi Learning Cycle. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari siklus I hingga siklus II menunjukkan bahwa penerapan strategi Learning Cycle mampu meningkatkan

(11)

keaktifan belajar matematika siswa kelas VII B MTs Negeri Filial Pulutan tahun ajaran 2014/2015.

Simpulan

Pembelajaran matematika yang dilakukan antara peneliti dan guru dalam penelitian ini menggunakan strategi Learning Cycle. Dengan langkah-langkah Learning Cycle sebagai berikut 1) Fase Engagement (Membangkitkan) guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangkitkan keaktifan dan keingintahuannya tentang topik yang akan dipelajari, 2) Fase Exploration (memanfaatkan) Guru memberi kesempatan siswa untuk bekerjasama dan bertukar pendapat dalam kelompok, 3) Fase Explaination (memaparkan) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan suatu konsep yang telah dibahas saat diskusi dengan kalimat atau pemikirannya sendiri, 4) Fase Elaboration (mengaplikasikan) Guru mengajak siswa untuk mengaplikasikan konsep konsep yang telah mereka pelajari dengan mengerjakan soal-soal pemecahan masalah, 5) Evaluation (mengevaluasi) Fase guru memberika tes akhir yang merupakan

evaluasi.Setelah diterapkannya strategi pembelajaran Learning Cycle, ada peningkatan keaktifan siswa. peningkatan keaktifan belajar siswa dilihat dari indikator yaitu 1) mengajukan pertanyaan,2) mengerjakan soal latihan didepan kelas,3) menyampaikan pendapat atau ide, dan 4) menjawab pertanyaan.

(12)

Daftar Pustaka

Hani, Aisyah. 2014. Peningkatan keaktifan belajar siswa matematika melalui metode kerja kelompok. Jurnal peneltian pendidikan, volume 1, nomor 1: 15-24

Hindarto. 2011. Penerapan model learning cycle untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia : 128-133.

Musfirotun. 2010. Peningkatan keaktifan siswa dalam mempelajari IPA melalui pendekatan Koopertife tipe NHT. Jurnal Kependidikan Dasar, Volume 1, Nomor 1.

Nuryati, dkk. 2014. Upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalaui pembelajaran Learning Cycle. Jurnal pendidikan UNS, volume 2, nomor 2: 159-173.

Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. Semarang: CV Citra Mandiri Utama.

Sutarman. 2006. Pengarug Pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kreativitas Siswa. Surakarta : skripsi FKIP UMS.

Qarareh.O.Ahmed. 2014. The Effect Of Using the Learning Cycle Method in Teaching Scienceon the Education al Achievement of the Sixth Graders. Int J Sci, 4(2): 123-132.

Gambar

Tabel  4.2

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu dengan adanya industri ini akan dapat mengurangi ketergantungan terhadap produk impor, tidak hanya produk perkloroetilen saja, melainkan juga

Pemanfaatan Minyak Sawit dan Limbah Jagung dalam Sintesis Kopolimer Cangkok Poly(Urethane-Urea)– g – Zein (PUU-g-Z) sebagai Biofoam Ramah Lingkungan.. Kata

The result shows that increasing self recovery of average compressive strenght of cylidrical concrete is 144.59 % and 82.26% on light weight concrete and aluminium fibre light

1) Decision Usefulness Studies. Sebagian dari studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti yang mengemukakan teori ini menemukan bukti bahwa informasi sosial dibutuhkan oleh

In order to limit this study, the writer uses social feminist perspective, concerning in women role’s in the blind side movie directed by John Lee Hancock.. Objective of

Mengacu dari pendapat berbagai kalangan, baik itu siswa, orang tua maupun masyarakat pada umumnya, bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata

Dapat digunakan untuk membantu dalam penyusunan laporan, perhitungan rugi laba dan penyusunan neraca secara cepat, mendapatkan hasil perhitungan yang akurat dan benar

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati,