• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Mobil Foxy Salatiga dalam Mempertahankan Nilai Kelompok T1 362009032 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Mobil Foxy Salatiga dalam Mempertahankan Nilai Kelompok T1 362009032 BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar manusia. Manusia

merupakan homo socius, oleh karena itu tidak dapat hidup tanpa manusia lain.

Secara sadar maupun tidak seseorang akan berinteraksi satu dengan lain. Manusia

dapat hidup dan bertahan jika menjalani kehidupan sebagai sebuah aktifitas

interaksi, komunikasi dan kerjasama dalam jaringan kedudukan dan perilaku

(Liliweri,2004;1). Artinya, hampir seluruh kehidupan manusia merupakan

kesatuan aktifitas interaksi, komunikasi dan kerjasama yang diwujudkan dalam

perbuatan, tingkah laku maupun proses berpikir.

Kebutuhan untuk bersosialisasi, berinteraksi dan komunikasi inilah yang

menyebabkan manusia berkumpul, bersekutu dalam suatu wadah yang disebut

komunitas. Kecenderungan untuk membentuk satu ikatan satu dengan yang lain.

Ikatan dapat berupa satu ikatan, kesamaan nilai, pemikiran, profesi bahkan hoby.

Kebutuhan-kebutuhan yang beragam telah mendorong untuk bertindak melakukan

sesuatu untuk memenuhinya secara langsung atau dengan cara yang menurutnya

pantas bagi dirinya. Mereka memiliki kebutuhan-kebutulian psikologis tersendiri

yang mungkin khas serta adanya tujuan tertentu sebagai akibat dan kebiasaan atau

budaya yang dimunculkan. Kebutuhan tersebut antaralain adalah kebutuhan akan

afiliasi kelompok serta kebutuhan untuk diterima oleh kelompok, dan kebutuhan

menghindari penolakan dari kelompok. Penncian dan strategi tingkah laku

tersebut antara lain berusaha menjadi pusat perhatian, memngkatkan status

sosialnya dan dianggap kreatif dalam karya seni (Mappiare, 1982).

Dorongan untuk berkomunitas ini juga dapat dilakukan dengan tujuan

untuk memenuhi kebutuhan. Pendapat ini diperkuat oleh Herdiennarilla

disebutkan bahwa pemenuhan kebutuhan akan mempengaruhi individu. Salah satu

kebutuhan adalah memperoleh rasa aman. Mereka memperoleh kebebasan saat

(2)

2

aman tersebut ditemukannya dalam ikatan dengan kelompok, dan dapat pula

menyelamatkannya dan pertentangan batin dan konflik sosial (Daradjat, 1994).

Penolakan dari lingkungan menimbulkan frustasi, isolasi diri, dan perasaan rendah

diri. Namun, jika dapat diterima oleh kelompok dapat memunculkan merasa

bangga dan merniliki kehormatan dalamdirinya. Pada masa-masa ini berkembang

social Cognitive yaitu kemampuan untuk memahami orang lain sebagai individu

yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai maupun

perasaanya (Yusuf, 2002). Artinya lambat laun melalui komunikasi yang intens

dan saling memahami satu dengan yang lain, dapat tercipta ikatan satu dengan

yang lain dalam kelompok.

Berkomunitas biasanya memilih orang yang memiliki kualitas psikologis

yang relatif sama dengan dirinya, baik menyangkut ketertarikan, sikap, nilai dan

kepribadian. Yang pada akhirnya membentuk tataran nilai yang dianut bersama,

dan biasanya mempunyai kebiasaan dan falsafah khusus. Ada pula kelompok

yang memilih menunjukan identitasnya dengan melalui penampilannya dan

perilaku yang berbeda dengan kelompok lain, misalnya pakaian seragam, mengisi

waktu luang ditempat-tempat tertentu, melakukan kegiatan santai dan

bersenang-senang( Daradjat,1994). Hal ini juga didasarkan pada kebutuhan untuk

beraktualisasi dirinya dengan teman komunitas dan dengan komunitas lain yang

dapat menerima aksistensi dirinya

Anggota yang tergabung dalam komunitas biasanya komunitas lebih

fokus pada aktivitas kelompok, tindakan mereka dilakukan secara kelompok,

aktivitas komunitas lebih sering dan memberlakukan aturan yang cukup kaku,

terdiri dari sama jenis kelamin (biasanya laki-laki), dengan tujuan yang konkret

dan organisasi yang tersetruktur. Di dalamnya terdapat rasa kesetiakawanan,

kesetiaan, sifat rahasia, dan kekuatan fisik. Selain itu, komunitas biasanya

dipandang lebih intens melakukan aktivitas yang dibandingkan yang tidak

tergabung dalam komunitas (Daradjat,1994). Anggota komunitas mengikuti

norma yang ada dalam kelompoknya, mereka tidak peduli akan anggapan orang

bahwa apa yang mereka lakukan itu bertentangan dengan norma yang ada dalam

(3)

3

aktivitas meskipun negatif, maka anggota-anggota yang lainnya juga akan

melakukannya, karena mereka ingin menunjukkan bahwa rasa kesetiakawanan di

antara mereka tinggi. Senada dengan itu, Kartono (1986) menyatakan bahwa

didalam kelompok, pada umumnya bisa marasakan iklim aman terlindungi, sebab

ditengah kelompoknya tersebut anak merasa mendapatkan posisi, merasa diakui

pribadi dan eksisitensinya, dan merasa punya martabat diri, harga diridan

kehormatan.

Anggota komunitas dalam kehidupan sosial menggunakan konsep

kelompok yang pada arti setia terhadap kawan saja, sehingga makna

kesetiakawanan tereduksi menjadi satu bentuk pemaknaan yang miring atau

membias oleh sikap rasionalisasi dalam menjaga eksistensi kelompoknya agar

tetap penuh dan eksis dengan ketahanan anggotanya yang cukup kompak.

Pertemanan dan pergaulan mereka merupakan suatu yang diagungkan dan

didahulukan oleh mereka.sempit dalam mengartikan kesetiakawanan antara

individu kelompoknya yang hanya sebatas Rangkaian aktifitas interaksi, dan

kornunikasi yang dilakukan bersifat natural atau alamiah karena berlangsung

begitu saja dan berdasarkan naluri manusia. Interaksi berlangsung secara intens

yang pada akhirnya menghantarkan manusia pada keteraturan. Keteraturan yang

dimaksudkan adalah bahwa dalam berhubungan dengan manusia lain, ada

kesepakatan bersama tentang strategi tindakan, perbuatan yang disepakati

bersama. Keteraturan dalammelangsungkan interaksi, komunikasi merupakan

landasan bagi terbentuknya komunitas.

Komunitas merupakan sarana refleksi, pertumbuhan dan pengembangan

pikiran, kesadaran dan kesenangan dan sekelompok orang yang memiliki

komitmen barsama. Kesadaran dan kesenangan tersebut dapat berupa gagasan,

ide, pengetahuan dan pemahaman. Seiring dengan aktfitas dan interaksi dan

komunikasi yang berlangsung secara terus menerus, gagasan, ide dan pengetahuan

yang dimiliki individu-individu dalam komunitas dipertukarkan diantara mereka.

Hasil pertukaran yang dianggap mampu mewakili keinginan dan pikiran dan

semua anggota komunitas dapat menjadi semacam aturan, ciri khas, norma dan

(4)

4

mempermudah setiap individu untuk dapat berinteraksi ataupun melakukan

refleksi dan mempertukarkan ide diantara mereka.

Seiring berkembangnya komunitas diperlukan sebuah strategi untuk

berkomunikasi. Dimana komunikasi tersebut diarahkan pada satu tujuan tertentu

(Liliweri, 2011). Ketika komunitas sudah mulai besar tentu saja pengelolaanya

tidak dapat sembarangan. Pada akhirnya tentu saja mereka perlu strategi untuk

mengelolanya. Strategi pun harus terdapat perencaan yang matang. Dalam hal ini

komunitas dapat mempertahankan nilai yang dianutnya. Strategi yang diarahkan

akan tetap pada nilai-nilai yang mereka anut selama ini. hal ini bertujuan agar

nilai yang mereka percaya dapat terus dipertahankan.

Ada begitu banyak bentuk komunitas yang dapat kita temui dalam

kehidupan setiap hari. Secara sadar tentunya setiap manusia mendekatkan dirinya

dengan kornunitas-komunitas yang dianggap memberikan rasa nyaman,

kesenangan dan wadah pengembangan pikiran. Setiap individu dalam masyarkat

secara pasti memiliki keinginan menjadi bagian dan komunitas tertentu. Motif

dasarnya adalah kebutuhan interaksi, sosialisai dan komunikasi, selain itu ada

keinginan untuk menunjukan eksisistensi (keberadaan). Eksistensi seseorang

dalam komunitas juga menunjukan identitas (jati din).

Keinginan seseorang atau sekelompok orang untuk masuk atau

membentuk komunitas sangat tergantung pada kesadaran diri (self conescious).

Kesadaran diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengidentifikasikan diri

berdasarkan kualitas yang dimilikinya. Kemampuan sesorang untuk mengetahui

hobby, kesenangan, kemampuan jasmani dan spritual, inteektua1, serta finansial

yang dimiliki sesorang dapat menyebabkan seseorang dapat bertahan atau eksis

dalam suatu komunitas. Seseorang yang tidak berhasil mengidentifikasi kualitas

din akan kesulitan menjadi bagian dan komunitas dan apalagi membentuk

komunitas.

Komunitas memiliki perbedaan mendasar. Setiap komunitas mempunyai

nilai yang di anut. Dimana nilai tersebut digunakan sebagai prinsip dasar dalam

berkomunitas (Fefani, 2009). sejak awal terbentuk hingga akhirnya mampu

(5)

5

tugas, hak dan kewaj iban) diatur secara formal sedangkan dalarn komunitas

perangkat aturan dibangun atas dasar saling pengertian dan merupakan kovensi

tidak tertulis. Dalam hal pembagian tugas komunitas tidak mengenal pembagian

tugas secara fonnal tetapi bersifat msidental (berdasarkan peristiwa atau kejadian

baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan).

Kota Salatiga sebagai sebuah kota kecil di antara kota Solo dan

Semarang, merupakan sebuah kota tempat bertumbuhnya beraneka

ragamkomunitas sosial, hal ini didukung dengan adanya Universitas Kristen Satya

Wacana yang memiliki mahasiswa yang berasal dan hampir seluruh wilayah

Indonesia sehingga dijuluki sebagai Indonesia mini. Banyaknya sekolah sekolah

menengah di Salatiga juga merupakan salah satu faktor munculnya

komunìtas-komunitas anak muda di Salatiga, kota Salatiga merupakan kota yang menjadi

pusat pendidikan bagi wilayah Salatiga sendiri dan beberapa wilayah di luar

Salatiga seperti misalnya kabupaten Semarang. Sebagai pusat pendidikan, secara

otomatis juga menjadi pusat pergaulan anak muda baik yang berasal dari Salatiga

sendiri maupun sekitarnya.

Salah satu komunitas anak muda yang eksis di Salatiga adalah

komunitas mobil “Foxy Salatiga”. Atas dasar persaudaraan dan sesama pecinta otomotif terutama pecinta mobil maka terbentuklah komunitas ini yang dibentuk

pada awal tahun 2011 dan diresmikan pada tanggal 15 Juni 2011. Sampai saat ini,

Foxy Salatiga masih tetap bertahan dengan berbagai kegiatannya mulai dari

aksi-aksi sosial hingga hiburan yang selalu menjadi agenda tetap komunitas ini, dalam

jangka waktu 4th, tidaklah mudah bagi sebuah komunitas untuk mampu bertahan

bahkan bertambah jumlah anggotanya, mempertahankan nilai merupakan kunci

dan komunitas Foxy untuk tetap eksis di kota Salatiga ini.

Foxy terbentuk berawal dari 6 orang yang saling akrab kebetulan

mereka teman sekolah yang dipertemukan kembali di satu perguruan tinggi. Foxy

didirikan atas dasar keakraban ini, dan didirikan tidak hanya merupakan ajang

kumpul-kumpul. Mereka mempunyai satu nilai kekeluargaan yang mereka pegang

(6)

6

hingga sekarang. Bahkan anggota lain yang baru bergabung dalam komunitas

tersebut merasakan nilai kekeluargaan tersebut. Sebagai contoh kekeluargaan

tersebut adalah ketika ada teman atau anggota foxy yang sedang tertimpa masalah

anggota foxy dengan cepat merespon untuk menawarkan bantuan.

Dan dari gambaran di atas, maka peneliti tertarik untuk mengamati

bagaimana strategi komunikasi komunitas Foxy Salatiga dalam mempertahankan

nilai kelompok sehingga mampu bertahan selama 4 tahun.

1.2 Rumusan masalah

penelitian ini akan menjawab tentang, bagaimana strategi komunikasi

komunitas Foxy dalam mempertahankan nilai kelompok?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi komunikasi komunitas

Foxy dalam mempertahankan nilai kelompok.

1.4 Manfaat Penelitian 1.1.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang strategi

komunikasi yang digunakan Foxy Salatiga dalam berkomunikasi baik dengan

sesama anggota komunitas maupun di luar komunitas sehingga dapat menjadi

bahan referensi dalam perkuliahan sebagai sebuah temuan komunikasi pada

tataran komunitas tertentu.

1.1.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberi wawasan kepada masyarakat

tentang strategi-strategi komunikasi yang terdapat dalam sebuah komunitas

yang memiliki maksud dan tujuan tertentu sebagai media mempertahankan

nilai komunitas antar sesamaanggota komunitas maupun dengan masyarakat

(7)

7 1.2. Batasan Penelitian

Dalam setiap penulisan ilmiah, perlu ditetapkan adanya pokok pokok

pembahasan, pokok pembahasan memiliki fungsi sebagai pencegah

timbulnya kerancuan pengertian dan kekaburan wilayah penelitian.

Dalam penelitian ini ruang lingkup sangat penting agar penelitian dan peneliti

sendiri tidak tejebak ke dalam persoalan yang lebih luas sehingga tidak ada

batasan-batasannya.

Pada penelitian ini, peneliti akan memberi batasan pada strategi-strategi

komunikasi yang digunakan oleh komunitas Foxy Salatiga dalam

mempertahankan nilai kelompoknya, dalam arti bahwa peneliti akan mengamati

serta kemudian menggambarkan bagaimana rentetan komunikasi terjadi. apa saja

media komunikasi yang digunakan serta hambatan-hambatan dan solusi dalam

Referensi

Dokumen terkait

adalah biomassa (bahan organik) yang merupakan hasil produksi dari makhluk hidup.. Dalam praktikum ini, akan dilakukan suatu percobaan untuk

Analisis Kinerja Neraca Pembayaran Berbasis ModelMundell-Fleming: Studi Empiris Perekonomian Indonesia, Filipina dan Thailand.. Adhitya Wardhono Muqtaf El

Kulit pisang yang semula ha Kulit pisang mengandung cu pembuatan etanol. Hidrolisis dilakukan p dengan Saccharomyces cerec gr/l selama 12 hari. Produk fermen Kandungan

Weight gain karena Industri VCM cenderung ditempatkan di daerah pemasaran adalah industri yang biasanya tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan bahan baku

• Corn stover merupakan bahan baku bioetanol yang dipilih pada pra perancangan pabrik ini karena yield yang tinggi, pertimbangan ekonomi, serta ketersediaannya

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan pemanfaatan internet sebagai sumber belajar dengan hasil belajar geografi siswa kelas X SMA Lab School

Kuas merupakan peralatan yang digunakan untuk membersihkan debu atau kotoran yang. tertinggal

Pada hari ini Jumat, tanggal Dua Puluh Lima bulan Agustus tahun Dua Ribu Tujuh Belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Pekerjaan Umum