• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP AKUN LINGKAR GANJA NUSANTARA “LGN” DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP AKUN LINGKAR GANJA NUSANTARA “LGN” DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook)."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Deskr iptif Per sepsi Mahasiswa Di Sur abaya Terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantar a “LGN” Dalam Situs J ejar ing Sosial Facebook)

SKRIPSI

Oleh :

PUTRI ARUM LESTARI

0643010150

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

FACEBOOK

( Studi Deskr iptif Per sepsi Mahasiswa Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantar a “LGN” Dalam Situs J ejar ing Sosial Facebook)

Disusun Oleh : PUTRI ARUM LESTARI

0643010150

Telah diseminarkan oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur Pada Tanggal 20 April 2012

Menyetujui

Tim Penguji :

Pembimbing Utama : 1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si J uwito, S.Sos, M.Si

NPT. 36704 9500361 NPT. 36704 9500361

2. Sekretaris

Dr s. Kusnar to, M.Si

NIP. 1950808011984021001 3. Anggota

Dr a.Her linaSuksmawati, M.Si NIP. 19641225 199309 2001

Mengetahui Dekan

(3)

SOSIAL FACEBOOK

(Studi Deskr iptif Kualitatif Per sepsi Mahasiswa Di Sur abaya

Ter hadap Akun Lingkar Ganja Nusantar a “LGN” Dalam Situs

J ejar ing Sosial Facebook)

Disusun Oleh :

PUTRI ARUM LESTARI

0643010150

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

J uwito, S.Sos, M.Si NPT. 36704 9500361

Mengetahui D E K A N

(4)

AKUN LINGKAR GANJ A NUSANTAR “LGN” DALAM SITUS J EJ ARING SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskr iptif Kualitatif Per sepi Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantar a Dalam Situs J ejar ing Facebook).

Sumber dari penelitian ini berdasarkan atas permasalahan yang terjadi setelah munculnya akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” dalam situs jejaring sosial facebook. Kontroversi mulai bermunculan di kalangan masyarakat, ada pihak yang pro terhadap akun ini dan tentu saja ada pula pihak yang kontra. Usaha dari pihak-pihak yang terkait dalam wadah pelegalisasian ganja tersebut dalam mensosialisasikan gerakan dukung legalisasi ganja inilah yang menjadikan peneliti ingin melakukan sebuah penelitian ini mengenai persepsi yang muncul di kalangan mahasiswa terhadap akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” dalam situs jejaring sosial facebook.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori depedensi efek komunikasi massa, teori ini memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, dimana media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tatanan masyarakat, kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dengan Kognitif, Afektif, Behavioral.

Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Metode ini menggambarkan serta menguraikan atas suatu kejadian sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan-perlakuan terhadap objek yang diteliti.

(5)

PUTRI ARUM LESTARI, PERCEPTIONS OF STUDENT ACCOUNTS IN SURABAYA CIRCUMFERENCE MARIJ UANA NUSANTAR " LGN" FACEBOOK SOCIAL NETWORK SITE (Student perception Qualitative Descriptive Study In Surabaya Against Marijuana Ring Net Accounts In Networ king Site Facebook).

The source of this research is based on problems that occurred after the emergence of Ring Ganja account Nusantara "LGN" in the social networking site Facebook. The controversy began to emerge among the public, the pro side of this account and of course there is also a counter-party. Efforts of the parties involved in the container is in the socialization of cannabis pelegalisasian support marijuana legalization movement is what makes researchers want to conduct a study on the perception among students that appear to account Archipelago Ring Ganja "LGN" in the social networking site Facebook.

Theory used in this study is depedensi theory of mass communication effects, this theory focuses on the structural condition of a society that govern the likelihood of an effect of mass media. This theory departs from the nature of modern society, where mass media is considered as an information system which has an important role in the process of maintaining, changing, and conflicts in society, groups, and individuals in social activities. In summary the study of these effects can be formulated with Cognitive, Affective,Behavioral.

(6)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya kepada penulis sehingga Skripsi dengan judul “PERSEPSI MAHASISWA DI SURABAYA TERHADAP AKUN LINGKAR GANJA NUSANTARA “LGN” DALAM SITUS JEJARING SOSIAL FACEBOOK (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Di Surabaya Terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook)” dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Juwito, S.Sos, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Selain itu penulis juga menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berpa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Sumardjijati, M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(7)

penyelesaian Skripsi ini.

6. Laki-laki yang selalu menyemangati aku dalam menyelesaikan skripsi ini, Yuda terima kasih atas doa dan dukungannya.

7. Teman-teman yang tak henti-henti menemani aku, chipoe dan yussy juga terima kasih atas dukungannya. Penulis menyadari bahwa di dalam proposal ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, 16 April 2012

(8)

HALAMAN JUDUL ...

2.1.5 Proses Terjadinya Persepsi ... 20

2.1.6 Hal-hal yang Mempengaruhi Persepsi ... 22

2.1.7 Sejarah Perkembangan Situs Jejaring Sosial ... 25

2.1.8 Situs Jejaring Sosial Facebook ... 26

2.1.9 Sejarah Narkotika ... 27

2.1.10 Penggolongan Dalam Narkotika dan Psikotropika ... 29

2.1.11 Sejarah Ganja ... 31

2.1.12 Organisasi LGN ... 34

2.1.13 Profil LGN Dalam Situs Jejaring Sosial Facebook ... 36

2.1.14 Wacana Ganja Bukan Narkotika ... 39

2.1.15 Konsep Mahasiswa ... 41

(9)

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 53

4.1.1 Gambaran Umum Universitas Di Surabaya ... 53

4.1.2 Gambaran Umum Akun LGN Di Facebook ... 55

(10)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi ini media komunikasi dan informasi berkembang sangat pesat, bebas tanpa batas. Perkembangan informasi ini bergerak sangat signifikan, dengan adanya perkembangan teknologi informasi serta komunikasi manusia sudah tidak lagi menitik beratkan istilah batas, jarak, ruang maupun waktu. Fenomena lain dari globalisasi media komunikasi dan informasi ditandai dengan adanya internet di kalangan masyarakat. Belakangan ini masyarakat sudah sangat jarang sekali mempermasalahkan cara berkomunikasi tatap muka (face to face) dan bercakap secara lisan namun mereka mulai beralih pada komunikasi berupa tulisan.

Dengan ditunjang media komunikasi yang serba canggih baik berupa telepon genggam atau yang biasa juga disebut dengan istilah handphone ataupun media-media lain yang dilengkapi dengan fasilitas internet didalamnya. Pada dasarnya handphone merupakan media dalam berkomunikasi jarak jauh, namun seiring perkembangan tekhnologi, fasilitas internet juga memiliki peranan penting sebagai sumber informasi dengan jaringan yang tersebar hingga keseluruh bagian dunia.

(11)

kemajuan yang sangat cepat dalam bidang teknologi. Dan hasilnya seseorang akan dapat dengan mudah mengakses informasi penting tentang fenomena kejadian di belahan dunia lain tanpa harus berada langsung di tempat tersebut. Padahal untuk mencapai tempat tersebut diperlukan biaya serta waktu yang tidak sedikit, namun dengan konektifitas dari sebuah internet itulah yang dapat menjadikan informasi dapat diperoleh dengan murah, singkat, dan pastinya akurat. Dampak dari internet itu sendiri turut mengubah bentuk masyarakat dunia, dari masyarakat dunia lokal menjadi masyarakat dunia global. Sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat dan besar dalam mempengaruhi peradaban umat manusia.

Dalam proses pertukaran pesan (informasi) ini internet tidak hanya melibatkan beberapa orang saja, namun juga jutaan manusia dari seluruh belahan dunia. Dari internet inilah kemudian tumbuh interaksi antara manusia satu dengan yang lainnya, hingga dibentuknya suatu situs jejaring sosial. Situs jejaring sosial sendiri merupakan sebuah struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, ataupun yang lain. (http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial)

(12)

penggunaan media internet antara lain : kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Myspace yang menjadikan aktivitas keseharian semakin berkurang. Dampak lainnya adalah kerusakan fisik yang juga memungkinkan untuk terjadi, misalkan terlalu lama di depan layar mengakibatkan lensa mata semakin minus. Dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh internet adalah kejahatan dunia maya atau yang biasa disebut dengan cyber crime.

(

http://gmild.wordpress.com/2009/11/04/situs-jejaring-sosial-sosial-networking/)

Perkembangan organisasi informasi semisalnya kita sebut dengan situs jejaring sosial, yang kini banyak sekali pengguna yang kini banyak sekali pengguna yang bergabung dalamnya. Situs jejaring sosial merupakan suatu cakupan dari sistem software yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dan berbagai data dengan pengguna yang lain dalam skala besar. Banyak sekali contoh-contohnya dan mungkin saja sangat familiar dan ikut bergabung dalam organisasi jejaring sosial tersebut seperti facebook, twitter, friendster, myspace, fupri, koprol dan lain sebagainya.

(13)

pribadi, menambahkan pengguna lain sebagai teman bertukar pesan, termasuk pemberitahuan otomatis ketika mereka memperbaharui profilnya. Selain itu pengguna dapat bergabung dengan grup pengguna yang memiliki tujuan tertentu, diurutkan berdasarkan tempat kerja, sekolah, perguruan tinggi, ataupun karakteristik lainnya. Facebook memungkinkan setiap orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna terdaftar di situs ini.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Facebook)

(14)

Grup dukung legalisasi ganja di facebook berusaha mewadahi, merekam, memfokuskan, menyebarkan, dan memperjuangkan usaha-usaha atas legalisasi ganja dari jutaan rakyat yang mencintai ganja sebagai konsumsi hiburan yang lebih sehat dibandingkan dengan tembakau dan alkohol. Grup ini juga berusaha mensosialisasikan informasi mengenai beragam manfaat dan potensi dari tanaman ganja baik digunakan untuk sandang, pangan, papan, obat-obatan maupun sebuah energy terbaru. Kualitas dan kuantitas serat dari batang tanaman ganja yang lebih tinggi sebagai sumber serat untuk menggantikan pohon kayu yang memiliki potensi untuk mengurangi permintaan kayu, penebangan-penebangan liar dan perusakan hutan di Nusantara. Potensi serat kulit batang ganja yang lebih tinggi kualitas serta kuantitas perhektarnya dari kapas, berpotensi menjadi sumber tekstil baru menggantikan perkebunan kapas yang rakus akan pupuk dan pestisida serta merusak kesuburan tanah. Kandungan asam lemak tak jenuh, protein, vitamin E dalam minyak biji ganja yang lebih tinggi dari susu, telur ataupun daging dalam kuantitas yang setara telah menempatkan biji ganja sebagai sumber nutrisi sereal terlengkap di dunia.

(15)

penderita Alzheimer, Parkinson, ALS (amyotrophic lateral sclerosis), MS (multiple sclerosis), mengobati glukoma, meningkatkan ketajaman gejala epilepsy, depresi dan puluhan kegunaan medis lain.

Menurut LGN Ganja sendiri merupakan masalah politik dan ekonomi, bukan masalah kesehatan apalagi masalah moral. Hukum dan Undang-Undang yang tidak adil bagi mereka yang pro-marijuana telah membuat lebih dari 28,8% dari seluruh tahanan penghuni penjara di negeri ini (data BNN, Desember 2009) adalah pengguna narkoba yang seharusnya di tempatkan di rehabilitasidengan pengawasan serta perawatan yang sesuai. Namun dalam kenyataannya para pengguna Ganja hanya menjadi proyek basah bagi kepolisian, kejaksaan dan institusi pengadilan yang sering kali memvonis pengguna ganja lebih tinggi dari kasus pembunuhan, pencurian, perdagangan manusia, pembalakan hutan, korupsi dana rakyat bahkan lebih tinggi dari kasus penistaan agama. Mereka menganggap bahwa pengguna ganja juga merupakan seorang manusia biasa yang butuh keadilan dan penegakan atas Hak Asasi Manusia di tanah air Indonesia. Adapun visi dan misi dari LGN itu sendiri yakni :

a. Visi : Menjadikan pohon ganja sebagai salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan seluas-luasnya bagi kehidupan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umumnya

(16)

manusia yang berkeadilan, terkait dengan pemanfaatan pohon ganja, membangun komunitas yang peduli dengan pemanfaatan pohon ganja. Sedangkan kampanye anti narkotika yang menjelaskan bahwa ganja adalah zat yang berbahaya serta dapat menyebabkan kecanduan fisik, merusak sel-sel syaraf, menganggu proses berpikir secara permanen, atau bahkan dapat menyebabkan kematian akibat overdosis adalah kebohongan media public serta propaganda dari BNN (Badan Narkotika Nasional) yang memiliki dasar ilmiah. Propaganda ini dirasakan sangat tidak sesuai karena mereka berasumsi bahwa propaganda ini disebarkan atas tekanan dunia internasional melalui PBB dari AS yang ingin menyembunyikan berbagai keunggulan, manfaat, maupun potensi dari ganja itu sendiri (diakses melalui forum Dukung Legalisasi Ganja di facebook).

(17)

Selain itu wacana atas legalisasi ganja di Indonesia mengalami penolakan keras dari beberapa pejabat pemerintah dan sekelompok masyarakat penggiat drug war. Setelah aksi GMM 2011 yang sukses di gelar Lingkar Ganja Nusantara pada tanggal 07 Mei 2011, pejabat, tokoh, organisasi masyarakat dan beberapa organisasi massa serentak melayangkan protes penolakan terhadap wacana legalisasi pemanfaatan tanaman ganja bagi kesehatan dan industry yang disingkat dengan istilah “Legalisasi Ganja”. Mereka umumnya memberikan argumen yang seragam yakni bahwa ganja sangat berbahaya terutama untuk generasi muda dan ganja jelas dilarang dalam UU Narkotika No. 35 tahun 2009.

Pada saat ini memberlakukan hukum ilegalitas menggunakan ganja masih ibarat jalan di tempat. Pemerintah terkesan belum beranjak dari banykanya pelobi yang meminta pencabutan Undang-Undang Pajak Marijuana tahun 1937. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melegalkan penggunaan ganja dan propagasi akan selalu memiliki oposisi yang controversial. Jika pemerintah tidak memungkinkan penggunaan dan propagasi marijuana akan selalu ada celah yang akan digunakan oleh pecandu narkoba dan pelaku untuk dapat membuat uang dari pencabutan larangan tersebut.

(http://id.hicow.com/legalitas-ganja/Indonesia/aids-1448865.html)

(18)

Dari Undang-Undang inilah sebagian masyarakat berharap agar penuntasan masalah mengenai zat adiktif yang terkandung dalam narkotika dapat segera dimusnahkan dari Indonesia. Untuk sebagian orang yang pro marijuana, ganja merupakan zat yang perlu dilegalisasikan agar keberadaannya dapat menguntungkan mereka. Tetapi tidak sedikit pula pihak-pihak yang menentang keberadaan ganja ini. Terutama dari pihak-pihak orang tua, ganja dianggap dapat merusak moral bangsa dengan memanfaatkan remaja baik pelajar maupun mahasiswa sebagai sasaran empuk. Terbukti dalam setiap event yang gencar dilaksanakan oleh LGN belakangan ini terdapat mahasiswa-mahasiswa yang aktif sebagai pembicaranya.

Penolakan yang dilakukan kelompok masyarakat atau ormas anti napza dapat terlihat dari kampanye-kampanye yang diperlihatkan di berbagai kesempatan agar dapat disaksikan oleh semua pihak. Dari tindakan tersebut terlihat jelas bahwa mereka sangat membenci tanaman ganja, dan memberikan bukti-bukti ilmiah mengenai tanaman ganja. Mereka menjelaskan pula bahwa

“Undang-Undang No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika telah memberikan harapan baru bagi bangsa ini untuk terus memerangi

peredaran dan penyalahgunaan Narkoba” (Jurnal BNN, 2009)

(19)

tanaman ganja itu sendiri sebenarnya adalah ciptaan Tuhan yang seharusnya tidak disalahgunakan dan dimanfaatkan berbagai pihak ke arah yang negatif. Demikian pula dengan pernyataan Mentri Sosial (Mensos), Salim Segaf Al Jufri yang menolak legalisasi ganja karena akan berdampak sosial, terutama bagi generasi muda. Beliau cenderung tidak sepakat karena khawatir akan disalahgunakan dan dampaknya akan negatif nantinya.

Adapun ketertarikan peneliti dalam memilih forum dukung legalisasi ganja dalam Lingkar Ganja Nusantara di facebook dikarenakan masih banyak kita temui para pengguna ganja yang keberadaannya mungkin tidak terlalu banyak diketahui orang serta fenomena dari zat adiktif yang terkandung dalam ganja yang masih tabu untuk diperbincangkan. Undang-Undang tentang bahaya narkotikapun seolah-olah hanya menjadi sebuah aturan yang memprihatinkan, terbukti bahwa wacana tentang dukungan terhadap legalisasi ganja ini siap untuk di propagandakan di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

(20)

karena penyebaran narkotika dalam kampus juga dianggap sebagai momok bagi sebagian mahasiswa yang menentang keberadaan dari narkotika itu sendiri.

Sedangkan pemilihan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian dikarenakan Surabaya merupakan ibu kota Jawa Timur dimana terjadi banyak urbanisasi atau perpindahan pelajar yang ingin menuntut ilmu dari desa ke Surabaya, dan selain itu kota Surabaya merupakan kota metropolitan kedua di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat. Dan sampai saat ini, Surabaya masih menjadi daerah yang potensial untuk penjualan narkoba serta sebagai tempat transit para pengedar narkoba baik ganja, morphin, kokain, dan lainnya.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti ingin mengetahui persepsi mahasiswa di Surabaya terhadap Akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” dalam situs jejaring sosial facebook.

1.2 Per umusan Masalah

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimanakah persepsi mahasiswa di Surabaya terhadap Akun Lingkar Ganja “LGN” dalam situs jejaring sosial Facebook .

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Kegunaan teoritis yakni untuk dapat menambah wacana serta memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi sebagai bahan masukan maupun referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Kegunaan praktis yakni untuk dapat memberikan masukan pada Badan

(22)

KAJ IAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Per sepsi

Persepsi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui tahap pemilihan, pengelolahan, dan pengertian dari informasi mengenai sesuatu tersebut. Tindakan seseorang ajan sesuatu hal banyak dipengaruhi oleh hal tersebut.

(23)

1) Rudolf R. Verdeber

“Persepsi adalah suatu proses dalam menafsirkan informasi indrawi”. 2) J.Cohen

“Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai penerimaan objek eksternal. Persepsi adalah pengetahuan yang tampak mengenai apa yang ada diluar sana”.

3) Brian Fellows

“Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme dalam menerima dan menganalisis sebuah informasi”.

4) Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken

“Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk menggali sebuah rangsangan”.

5) Joseph A. Devito

“Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang dapat mempengaruhi indera kita”. (Mulyana, 2001: 167-168)

(24)

menyatakan bahwa persepsi yang dimiliki oleh seseorang merupakan frame of reference seseorang yang dapat menjadi sebuah saringan untuk menyaring pesan yang dikirim dan disandi balik. Persepsi disebut inti dari komunikasi karena jika persepsi itu sendiri sifatnya tidak akurat maka tidak akan tercipta pula sebuah komunikasi yang efektif. Persepsilah yang menentukan seseorang memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Jadi dapat disimpulkan secara sederhana bahwa untuk membentuk sebuah persepsi maka setiap individu harus melakukan tahap atau proses pemilihan, pengorganisasian, serta penginterpretasian sebagai stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal, yang selanjutnya mengungkapkan pandangan, pendapat, ataupun tanggapan mengenai hal tersebut.

2.1.2 J enis Per sepsi

Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:171), Deddy Mulyana mengemukakan bahwa pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadua yakni :

1. Persepsi terhadap objek lingkungan fisik

Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera seseorang menipu diri orang tersebut. Hal tersebut disebabkan karena :

(25)

peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan ke dalam air akan terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat tersebut berposisi lurus. Hal inilah yang biasa disebut dengan ilusi.

b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang lain

c. Budaya yang berbeda

d. Suasana psikologis yang berbeda juga dapat menimbulkan perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain didalam mempersepsikan suatu objek.

2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial

Yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian yang dialami seseorang didalam lingkungan orang tersebut. Sedangkan menurut Brehm dan Kassin, persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya manusia dalam memahami orang lain. Persepsi sosial dikatakan lebih sulit dan kompleks disebabkan karena :

a. Manusia bersikap dinamis oleh karena itu persepsi terhadap manusia dapat berubah dari waktu ke waktu dan lebih cepat dari pada persepsi terhadap objek.

(26)

c. Persepsi sosial bersifat interaktif karena pada saat seseorang mempersepsikan orang lain,maka orang lain tersebut tidak diam saja melainkan turut mempersepsikan orang tersebut.

2.1.3 Karakter Per sepsi

Menurut Busch dan Houston (1985) yang dikutip oleh Ujang Sumarwan (2000:113), karakteristik persepsi dapat didefinisikan sebagai berikut :

1. Bersifat selektif

Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau kemampuan mereka dalam memperoleh semua informasi dari lingkungan. Seseorang pasti berhadapan dengan sub kumpulan yang terbatas dari objek-objek maupun perisriwa yang banyak sekali dalam lingkungan mereka. Masyarakat cenderung memperhatikan aspek lingkungan yang berhubungan dengan urusan pribadi mereka. Mereka mengesampingkan urusan-urusan lain yang tidak memiliki kaitan dengan urusan pribadi mereka.

2. Terorganisir dan teratur

(27)

didalamnya adalah fungsi dari perangsang tersebut atau pendorong itu sendiri.

3. Subyektif

Persepsi merupakam fungsi dari factor pribadi hal-hal yang berasal dari sifat penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai-nilai, motif, pengalaman, masa lalu, pola pikir, dan kepribadian seseorang dalam individu dalam memainkan sebuah peran dala persepsi.

2.1.4 Komponen Persepsi

Seperti telah diuraikan pada sub-bab sebelumnya bahwa inti dari komunikasi adalah persepsi, sedangkan inti dari persepsi itu sendiri adalah interpretasi atau penafsiran. Berikut ini penguraian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan persepsi selain dari penafsiran itu sendiri. Adapun hal-hal yang berhubungan dengan persepsi atau komponen dari persepsi antara lain :

1. Penginderaan (Sensasi)

Penginderaan dapat ditangkap melalui alat-alat indera kita antara lain : a. Mata sebagai indera penglihatan dalam menyampaikan pesan

(28)

b. Telinga sebagai indera pendengaran juga dalam menyampaikan pesan nonverbal ke otak untuk kemudian ditafsirkan dan suara ini dapat diterima dari semua arah.

c. Hidung sebagai indera penciuman d. Kulit sebagai indera peraba

e. Lidah sebagai indera pengecap maupun perasa 2. Atensi

Dalam proses persepsi, atensi sangat tidak terhindarkan sebab sebelum seseorang memberikan respon atau menafsirkan kejadian ataupun rangsangan apapun, orang tersebut terlebih dahulu memperhatikan kejadian atau rangsangan tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang menarik perhatian seseorang akan dianggap lebih penting oleh orang tersebut, dari pada rangsangan yang tidak menarik perhatiannya. Rangsangan yang tidak menarik perhatian seseorang akan cenderung diabaikan oleh orang tersebut.

3. Interpretasi

(29)

yang terlampau banyak dalam satu waktu yang sama, dan tidak semua rangsangan memiliki daya tarik yang sama bagi orang tersebut. (Mulyana, 2001:168-170)

Tubbs dan Moss dalam bukunya Human Communication (2003:39-40) mengemukakan bahwa komponen persepsi terdiri dari seleksi atau selektif, organisasi dan penafsiran. Persepsi adalah suatu proses aktif dimana setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan semua pengalamannua secara selektif. Pemilihan stimuli tersebut bergantung pada minat, motivasi, keinginan, dan harapan. Manusia cenderung mengorganisasikan stimuli secara efektif, berarti bahwa stimuli diurutkan dan disajikan dalam sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap, dan dapat diindera. Stimuli dipersepsi dan diorganisasi secara selektif, selanjutnya stimuli ditafsirkan secara selektif pula. Artinya stimuli diberikan makna secara unik oleh orang yang menerimanya sesuai masa lalu, asumsi perilaku, suasana hati, dan harapan orang tersebut. Oleh Mulyana (2001:169) dikatakan bahwa tiga tahap ataupun komponen persepsi baik sensasi, atensi, dan interpretasi atau seleksi (mencakup sensasi dan atensi), organisasi dan interpretasi pada dasarnya adalah sama.

2.1.5 Pr oses Terjadinya Persepsi

(30)

Pemilihan secara selektif hanya memberikan kesempatan pada proporsi yang kecil dari seluruh informasi yang ada. Proses seleksi ini berasal dari proses yang terkontrol, yaitu individu secara sadar memutuskan informasi mana yang akan diperhatikan dan mana yang diabaikan.

2. Organisasi (Organization)

Pada tahap ini seluruh informasi yang telah masuk seleksi pada tahap sebelumnya akan diorganisasikan. Adapun cara untuk mengorganisasi informasi secara efisien adalah schema. Schema adalah kerangka kognitif yang menggambarkan pengetahuan yang diorganisasi dengan pemberian konsep atau stimulus yang dibangun melalui pengalaman.

3. Interpretasi (Interpretation)

Setelah perhatian digambarkan pada stimulus tertentu dan informasi telah diorganisasi maka individu akan mencoba untuk memperoleh jawaban tentang makna dari informasi tersebut. Tahap ini sangat dipengaruhi oleh causal attribution, yaitu sebuah percobaan untuk menjelaskan mengapa sesuatu itu terjadi seperti itu.

4. Pencarian Kembali (Retrieval)

(31)

Jadi proses persepsi diawali dengan perhatian dan seleksi terhadap informasi yang ada, kemudian informasi yang telah terseleksi tersebut tersebut diorganisir, setelah itu mulailah tahap interpretasi yaitu individu mencoba memahami makna informasi tersebut. Ketika individu membutuhkan informasi tersebut, maka dilakukan tahap pencarian kembali. (Schermerhorn, 1994:153-155)

2.1.6 Hal-hal Yang Mempengar uhi Persepsi

Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:176), Mulyana menjelaskan bahwa setiap orang memiliki gambaran yang berbeda mengenai realitas disekelilingnya. Berikut ini beberapa prinsip penting mengenai persepsi terutama yang berkaitan dengan persepsi sosial, yang dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip ini mempengaruhi persepsi yang dilakukan manusia antara lain :

1. Persepsi berdasarkan pengalaman

(32)

pengalaman yang mirip. Hal tersebut membuat seseorang terbiasa merespon suatu objek dengan cara tertentu, sehingga seseorang sering kali gagal mempersepsikan perbedaan yang sama dalam suatu objek lain yang mirip. Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.

2. Persepsi bersifat selektif

Jika setiap saat seseorang diserbu dengan jutaan rangsangan indrawi dan diharuskan menafsirkan rangsangan tersebut semuanya, pastilah seseorang tersebut tidak mampu melakukannya, sebab adanya keterbatasan kemampuan indrawi setiap orang dalam menangkap rangsangan disekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi selektifitas adalah atensi, dimana atensi ini sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Faktor internal seperti :

1) Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus, yang berhubungan dengan kebutuhan

2) Faktor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tampak

3) Faktor sosial seperti : gender, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, pengalaman, penghasilan, peranan, status sosial, masa lalu ataupun kebiasaan

(33)

3. Persepsi bersifat dugaan

Sama seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena seseorang tidak mungkin memperoleh rincian yang jelas melalui kelima inderanya. Proses persepsi yang bersifat dugaan ini memungkinkan seseorang menafsirkan suatu objek dengan makna yang lebih lengkap dari sudut pandang manapun. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh melalui alat-alat indera yang dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya ruang kosong sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat dugaan agar dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang kosong tersebut.

4. Persepsi bersifat evaluatif

Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang perlu melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan kepentingannya ketika melakukan interpretasi pesan, seseorang harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman terdahulu yang pernah dialaminya, begitu pula setelah melakukan interpretasi pesan seseorang akan tetap melakukan evaluasi berdasarkan pengalaman yang pernah dialami terdahulu untuk mencocokan apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi bersifat pribadi dan subjektif.

5. Persepsi bersifat kontekstual

(34)

semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang, konteks merupakan salah satu pengaruh yang paling kuat. Dalam mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakkan dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip-prinsip :

a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau kedekatan dan kelengkapan

b. Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan atau kejadian berdasarkan latar belakangnya

2.1.7 Sejar ah Per kembangan Situs J ejar ing Sosial

Kemunculan situs jejaring sosial ini diawali dari adanya inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia.Situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001,

(35)

dan Myspace merupakan situs jejaring sosial yang paling diminati. Memasuki tahun 2006, penggunaan friendster dan Myspace mulai tergeser dengan adanya facebook. Facebook dengan tampilan yang lebih modern memungkinkan orang untuk berkenalan dan mengakses informasi seluas-luasnya. Tahun 2009, kemunculan Twitter ternyata menambah jumlah situs sosial bagi anak muda. Twitter menggunakan sistem mengikuti - tidak mengikuti (follow-unfollow), dimana kita dapat melihat status terbaru dari orang yang kita ikuti (follow).

2.1.8 Situs J ejar ing Sosial Facebook

(36)

lain. Facebook memungkinkan setiap orang berusia minimal 13 tahun menjadi pengguna terdaftar di situs ini.

Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesame mahasiswa ilmu komputer Eduardo Saverin, Dustin Moskovitz, dan Chris Hughes. Keanggotaan situs web ini awalnya terbatas untuk mahasiswa Harvard saja, kemudian diperluas ke perguruan tinggi lain di Boston, Ivy League, dan Universitas Stanford. Situs ini secara perlahan membuka diri kepada mahasiswa di universitas lain sebelum dibuka untuk siswa sekolah menengah atas, dan akhirnya untuk setiap orang yang berusia minimal 13 tahun.

Studi Compete.com bulan Januari 2009 menempatkan Facebook sebagai layanan jejaring sosial paling banyak digunakan menurut pengguna aktif bulanan di seluruh dunia, diikuti oleh MySpace. Entertainment Weekly menempatkan facebook di daftar urutan terbaik pada akhir dasawarsa. Quantcast memperkirakan Facebook memiliki 135,1 juta pengunjung bulanan di AS pada Oktober 2010. Menurut Sosial Media Today pada April 2010, diperkirakan bahwa 41,6% penduduk Amerika Serikat memiliki akun Facebook.

2.1.9 Sejar ah Nar kotika

(37)

ini tumbuh subur di daerah dataran tinggi diatas ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Penyebaran selanjutnya adalah ke arah India, Cina, dan wilayah-wilayah sebelumnya. Cina kemudian menjadi tempat yang sangat subur dalam penyebaran candu ini dan sangat dimungkinkan karena iklim dan keadaan negeri Cina itu sendiri. Memasuki abad ke XVII masalah candu ini bagi Cina telah menjadi masalah nasional, bahkan pada abad XIX terjadi perang candu yang dimana akhirnya Cina ditaklukan oleh Inggris dengan harus merelakan Hongkong.

(38)

Pada tahun 60 hingga 70an pusat penyebaran candu dunia berada pada daerah ”Golden Triangle” yaitu Myanmar, Thailand, dan Laos. Dengan produksi 7000 ton setiap tahun juga pada daerah ”Golden Crescent” yaitu Pakistan, Iran, dan Afghanistan dari Golden Crescent menuju Afrika dan Amerika. Selain morphin dan heroin adalagi jenis lain yaitu kokain (ery throxylor coca) berasal dari tumbuhan coca yang tumbuh di Peru dan Bolivia. Biasanya digunakan untuk penyembuhan asma dan TBC. Di akhir tahun 70an ketika tingkat tekanan hidup manusia semakin meningkat serta tekhnologi mendukung maka diberilah campuran-campuran khusus agar candu dapat juga dalam bentuk obat-obatan. http://onthe7.blogspot.com/2011/03/sejarah-narkotika.html)

2.1.10 Penggolongan dalam Narkotika dan Psikotropika

Berikut ini penjabaran mengenai sedikit tentang penggolongan narkotika dan psikotropika sebagaimana disebutkan dalam undang-undang narkotika dan psikotropika.Penggolongan untuk Narkotika :

1. Narkotika gol 1 adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi, mengakibatkan ketergantungan. 2. Narkotika gol 2 adalah naekotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan

(39)

tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi, mengakibatkan ketergantungan.

3. Narkotika gol 3 adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan, mengakibatkan ketergantungan.

Sedang dalam UU Psikotropika Bab II Ps.2(2) disebutkan bahwa Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan menjadi :

1. Psikotropika gol 1 adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat, mengakibatkan sindroma ketergantungan. 2. Psikotropika gol 2 adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. 3. Psikotropika gol 3 adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan

banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang, mengakibatkan sindroma ketergantungan.

4. Psikotropika gol 4 adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakbatkan sindroma ketergantungan.

(40)

2.1.11 Sejar ah Ganja

Referensi mengenai tanaman ganja (cannabis) tercatat dalam naskah Cina sejak awal 2700 SM. Penjelajah Eropa pertama kali memperkenalkan ganja ke dunia pada tahun 1545. Tanaman ini dianggap sangat bermanfaat oleh pemerintah kolonial Jamestown awal tahun 1607 dan mulai dibudidayakan. Di Virginia, petani didenda karena tidak mau menanam ganja. Pada tahun 1617 ganja mulai diperkenalkan ke Inggris. Dari abad ketujuh belas hingga ke pertengahan abad kedua puluh ganja dianggap sebagai obat rumah tangga yang berguna untuk mengobati penyakit seperti sakit kepala, kram menstruasi, dan sakit gigi. Dari tahun 1913-1938 jenis ganja yang lebih kuat dibudidayakan oleh perusahaan-perusahaan obat Amerika untuk digunakan dalam produk obat mereka. Ganja jenis itu disebut Cannabis americana.

(41)

mereka inspirasi yang dibutuhkan untuk memainkan musik mereka. Ada yang mengatakan bahwa ganja bisa memberi mereka visi kontemplatif dan perasaan kebebasan dan semangat yang luar biasa. Selain itu ganja juga di gunakan sebagai obat penghibur atau entertainment. Akhirnya penggunaan ganja, alkohol, dan obat-obatan yang lain menjadi lazim di kota-kota besar di seluruh dunia, seperti Chicago, New York, London, dan Paris.

Di tahun 1920, sebagai hasil dari perubahan amandemen yang melarang penggunaan minuman beralkohol (Prohibition), penggunaan ganja sebagai obat psikoaktif mulai tumbuh. Bahkan setelah pencabutan larangan tersebut tahun 1933, ganja masih digunakan secara luas, seperti juga morfin, heroin, dan kokain. Pada tahun 1937, ke-46 negara bagian US melarang penggunaan ganja bersama dengan obat-obatan narkotika lainnya. Akan tetapi persepsi yang populer adalah ganja tidak adiktif seperti narkotika. Ganja diklasifikasikan sebagai obat yang mengubah suasana hati, persepsi, dan image, bukan sebagai obat narkotika. Ganja masih dianggap sebagai obat-obatan Schedule I, yang berarti ganja dianggap sebagai obat yang berbahaya tanpa ada penggunaan medis. Akhirnya setelah itu rancangan UU diusulkan untuk kembali mengklasifikasikan ganja sebagai obat Shedule II , yaitu sebagai obat berbahaya dengan penggunaan medis yang terbatas.

(42)

menghisap ganja secara teratur. Kehadiran strain ganja yang lebih kuat telah memperluas perdebatan antara penegak badan pengawas obat dan para pendukung dekriminalisasi ganja. Mereka berpendapat, ganja tidak dalam kelas yang sama seperti obat-obatan lain yang memang lebih adiktif. Pendapat yang lain menyatakan bahwa ganja adalah pintu gerbang “gateaway” untuk obat-obatan yang lebih keras dan karena itu hukum terhadap penggunaan dan distribusi harus tetap berlaku. Sejak tahun 1976 undang-undang memungkinkan penggunaan ganja secara terbatas untuk keperluan medis (Medical Marijuana) yang telah diberlakukan di 35 negara bagian (pada tahun 2003 beberapa undang-undang tersebut telah berakhir atau secara khusus tidak diperpanjang oleh legislator negara bagian). Pada tahun 2002 ada upaya luas untuk dekriminalisasi pengguna ganja di Canada dan Britania Raya. Di Amerika Serikat, hampir semua level di tingkat negara bagian mereformasi hukum obat-obatan yang dianggap tidak efektif dengan melakukan over-riding pada hukum obat federal. Meskipun demikian, sejak 1996 delapan negara bagian telah memberlakukan berbagai upaya hukum yang secara efektif memungkinkan penggunaan medical marijuana yang terbatas dan terkendali. Akan tetapi di beberapa negara bagian tersebut, dokter dan pasien medical marijuana kemungkinan masih menghadapi tuntutan pidana federal.

(43)

bahwa penggunaan ganja untuk alasan medis harus melibatkan analisa mengenai manfaat penggunaan serta potensi risiko yang akan timbul. Sejumlah inisiatif legalisasi ganja, mulai dari legalisasi untuk penggunaan pribadi terbatas sampai kemungkinkan para petani untuk menanam ganja yang menghasilkan non-psikoaktif ganja telah ditolak oleh para pemilih dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan November 2002, tiga proposal reformasi yang diusulkan di Nevada, South Dakota, dan Arizona dikalahkan oleh pemilih di negara-negara bagian tersebut. Para pendukung legalisasi ganja mengutip resolusi tidak mengikat di San Francisco dan Massachusetts yang mendorong pemerintah lokal dan legislator negara untuk mengembangkan strategi dekriminalisasi sebagai bukti kepentingan masyarakat dalam mereformasi hukum ganja. Para pendukung reformasi hukum ganja juga terus menegaskan bukti jajak pendapat yang menunjukkan sebagian besar masyarakat mendukung legalisasi ganja untuk keperluan medis.

http://www.legalisasiganja.com/sejarah-marijuana-ganja/)

2.1.12 Organisasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN)

(44)

strategi untuk memulihkan citra dan posisi tanaman ganja dalam relasi (hubungannya) dengan peradaban serta kebudayaan manusia. Hasil dari perbincangan para pengurus tersebut adalah diperlukannya sebuah badan atau organisasi yang berstatus hukum (legal) untuk melakukan langkah-langkah konkrit dalam menyebarkan (sosialisasi) mengenai manfaat tanaman ganja kepada semua elemen masyarakat. Tanaman ganja (Cannabis sativa) adalah tanaman yang mendapat stigma (cap) sangat buruk dari pemerintah lewat berbagai pemberitaan yang tidak proporsional, tidak akurat dan bahkan tidak sesuai dengan kenyataan ilmiah serta dinamika yang tengah berjalan di seluruh dunia.

(45)

yang mengungguli berbagai tanaman populer lain sebagai sumber serat tekstil (alternatif unggul dari tanaman kapas), bubur kertas (alternatif utama dari penebangan pohon kayu), plastik komposit, biji dan minyak-nya sebagai bahan pangan utama manusia, serta biomassa (keseluruhan material organiknya) dan minyaknya sebagai sumber energi.Dari aspek sejarah serta segi medis yang ilmiah, dunia juga sudah membuktikan bahwa tanaman ganja adalah tanaman yang aman dikonsumsi manusia sepanjang zaman.

Secara teknis ganja tidak dapat menyebabkan overdosis, tidak menyebabkan kecanduan fisik, serta memiliki potensi yang sangat rendah dalam menimbulkan kecanduan psikis, seperti halnya bermain game online atau perilaku berjudi.“Lingkar Ganja Nusantara” akan berperan dalam melakukan komunikasi dengan seluruh pihak terkait dan berwenang yang mampu memulihkan, mengangkat, serta mengaplikasikan berbagai banyak manfaat tanaman ganja dalam kehidupan manusia.

http://nusaganja.tumblr.com)

2.1.13 Pr ofil Lingkar Ganja Nusantar a Dalam Situs J ejar ing Sosial Facebook

(46)

ini ditutup oleh pihak yang tidak kami ketahui. Kami menyadari bahwa isu pohon ganja adalah isu yang selalu menuai kontroversi. Oleh karena itu, LGN memandang perlunya sebuah badan hukum yang diakui pemerintah untuk menjalankan kegiatan organisasinya. Untuk itu, kami sedang dalam proses pembentukan Yayasan Penelitian Tanaman Ganja sebagai wadah LGN dalam memperjuangkan visi dan misinya. LGN sendiri memiliki visi dan misi dalam organisasi, yakni :

Visi: Menjadikan pohon ganja sebagai salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan seluas-luasnya bagi kehidupan masyarakat Indonesia dan umat manusia pada umumnya.

Misi:

1. Melakukan penelitian terkait pohon ganja

2. Melakukan upaya pendidikan untuk menciptakan kesadaran kritis pada masyarakat

3. Melakukan advokasi serta memperjuangkan terpenuhinya hak asasi manusia yang berkeadilan terkait dengan pemanfaatan pohon ganja. 4. Membangun komunitas yang peduli dengan pemanfaatan pohon ganja. Struktur Organisasi :

1. Pembina Iwan J usack

2. Pengawas J uspelmon, Iyun, Irfan Ruello 3. Ketua Dhir a Narayana

(47)

5. Sekretaris Emiliani Bahy 6. Div. Edukasi Cipta Four twenty

7. Div. Komunitas Ronald Karl Marentek Kontak LGN :

1. Rumah Hijau LGN : Taman Wisata Pulau Situ Gintung 3 Jl. Kertamukti Pisangan Raya No. 121Cirendeu, Ciputat, Tangerang 15419 Indonesia

2. Hari kerja : 10.00 -17.00 3. Telepon : 021-91893420

4. Website : www.legalisasiganja.com

5. Membership : www.lgn.me

6. Facebook : Lingkar Ganja Nusantara

7. Twitter : @legalisasiganja

8. Tumblr : Legalisasiganja.tumblr.com

(Data diakses melalui internet

(48)

2.1.14 Wacana Ganja Bukanlah Narkotika

Marijuana (ganja) bukanlah narkotika. Walaupun undang-undang menyebutnya sebagai narkotik, ganja berbeda secara farmakologis dengan keluarga dan turunan opium dan narkotik sintetis. (Wolstenholme, 1965; Watt, 1965; Garattini, 1965; 1 Crim 5351 Calif. District Court of Appeal, 1st Appel. Dist.) Marijuana (ganja) tidak menyebabkan kecanduan. Pemakaiannya tidak memunculkan ketergantungan fisik. (Mayor’s Committee on Marihuana, New York City, 1944). Pada persentasi kecil individu, sebuah “ketergantungan psikologis” dapat terbentuk, namun predisposisi harus ada terlebih dahulu. Dalam makalahnya, “Ketergantungan dari Jenis Hashish,” Watt (1965,p.65) menyimpulkan bahwa kebiasaan ini sifatnya sosial dan mudah ditinggalkan. Kerusakan kepribadian dan gangguan psikotik yang pernah atau sedang berjalan adalah faktor-faktor penting yang mendasari terbentuknya kebiasaan mencandu.

(49)
(50)

Definisi baru dari “jenis kecanduan ganja” adalah sebagai berikut : 1. Keinginan atau kebutuhan akan pemakaian berulang dari obat dengan

catatan karena efek subyektifnya, termasuk perasaan akan peningkatan kemampuan.

2. Sedikit atau tidak ada kecenderungan untuk meningkatkan dosis, karena sedikit atau tidak ada peningkatan toleransi.

3. Ketergantungan psikis dari efek obat ini tergantung pada apresiasi subyektif dan individual dari efek tersebut

4. Ketiadaan akan ketergantungan fisik sehingga tidak terdapat ciri-ciri gejala putus zat yang definitif ketika pemakaian obat dihentikan.”

(United Nations, 1964b)

Ada dua hal yang muncul dari laporan komite ahli WHO tahun 1964 di Jenewa maupun dari situs resmi WHO sendiri, ganja ternyata tidak menyebabkan kecanduan fisik, dan ternyata punya manfaat mediS. Keduanya bertentangan dengan UU Narkotika no.35 tahun 2009 yang memasukkan ganja sebagai narkotika kelas 1 (mencandu secara fisik) dan tidak punya manfaat medis sama sekali. http://belajarblogger.info/aneh-2/ganja-bukan-narkotikadrugs.html)

2.1.15 Konsep Mahasiswa

(51)

Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar 18-30 tahun. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan sebuah perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. Mahasiswa menurut Knopfemacher (dalam Suwono, 1978) adalah insane-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya dengan perguruan tinggi (yang makin menyatu dengan masyarakat), dididik dan diharapkan menjadi calon-calon intelektual. Dari pendapat tersebut bisa dijelaskan bahwa mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena hubungannya dengan perguruan tinggi yang diharapkan menjadi calon-calon intelektual.

2.1.16 Teori Depedensi Efek Komunikasi Massa

(52)

kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dengan Kognitif, Afektif, Behavioral.

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam memaknai suatu peristiwa atau obyek. Hal ini dikarenakan latar belakang pengalaman (field of experience) dan pengetahuan (frame of refence) yang berbeda-beda setiap individu tersebut dalam menciptakan sebuah pesan komunikasi, dalam hal ini pesan yang disampaikan dalam akun situs jejaring sosial facebook dari organisasi Lingkar Ganja Nusantara sebagai organisasi non profit yang berorientasi pada pelegalisasian dari tanaman ganja. Sebagai tanaman yang oleh Undang-Undang No. 35 tentang Narkotika tahun 2009 digolongkan sebagai narkotika kelas 1.

(53)

Tanaman ganja memiliki berbagai manfaat medis sebagai obat herbal alamiah, memiliki potensi yang tinggi untuk dimanfaatkan sebagai tanaman komoditas industri yang mengungguli berbagai tanaman populer lain sebagai sumber serat tekstil (alternatif unggul dari tanaman kapas), bubur kertas (alternatif utama dari penebangan pohon kayu), plastik komposit, biji dan minyak-nya sebagai bahan pangan utama manusia, serta biomassa (keseluruhan material organiknya) dan minyaknya sebagai sumber energi.Dari aspek sejarah serta segi medis yang ilmiah, dunia juga sudah membuktikan bahwa tanaman ganja adalah tanaman yang aman dikonsumsi manusia sepanjang zaman.

Seiring dengan kemajuan teknologi di era globalisasi ini, media memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi anak muda yang notabene sangat menggemari sosial network dalam layanan internet. Sifat masyarakat modern ditandai dengan dimana media massa dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tatanan masyarakat, kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial.

(54)

lebih perhatian dalam memahami akun LGN di facebook tersebut. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa semakin tinggi pengetahuan maupun wawasan individu dalam masyarakat maka akan semakin baik dalam mempersepsikan akun LGN dalam situs jejaring sosial Facebook. Adapun hasil kerangka berfikir diatas dapat di gambarkan dalam bentuk bagan:

Gambar 2.3

Kerangka Berfikir Penelitian Akun Lingkar

Ganja Nusantar a ”LGN” dalam situs jejar ing sosial Facebook

Teor i

Depedensi

Efek

Komunikasi

Per sepsi Mahasiswa di Sur abaya Ter hadap Akun LGN dalam situs

(55)

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan definisi operasional disini adalah pembatasan atau perincian prosedur yang memungkinkan penjelasan atau tidaknya realitas tertentu mengenai bagaimana penjelasan atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana yang digambarkan menurut konsepnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula. Metode ini menggambarkan serta menguraikan atas suatu kejadian sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti.

Metode kualitatif kebanyakan digunakan untuk meneliti sebuah dokumen baik berupa teks, gambar, symbol, dan sebagainya untuk memahami realita maupun budaya dari suatu konteks sosial tertentu. Metode kualitatif ini merujuk pada metode analisis dokumen untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis dokumen untuk memahami makna signifikasi.

(56)

dilakukan. Menurut Rakhmat (2004:24), penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk beberapa hal diantara adalah :

1. Masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku 2. Mengidentifikasi Membuat perbandingan maupun evaluasi

3. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada 4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa di Surabaya terhadap akun Lingkar Ganja Nusantara “LGN” dalam situs jejaring sosial Facebook dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni :

1. Budaya

(57)

2. Pengalaman

Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari. Persepsi manusia terhadap seseorang, obyek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap seseorang, obyek, atau kejadian dan reaksi mereka terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa lalu yang berkaitan dengan orang, obyek, atau kejadian serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu obyek jelas akan membuat seseorang menafsirkan obyek tersebut berdasarkan dugaan semata ataupun pengalaman yang mirip.

3. Nilai

Nilai biasanya bersumber dari isofilosofis yang lebih besar yang merupakan bagian dari lingkungan budayanya, karena itu nilai bersifat stabil dan sulit berubah. (Mulyana, 2001:176)

3.2Definisi Konseptual 3.2.1 Per sepsi

(58)

3.2.2 Mahasiswa

Di Indonesia banyak sekali terdapat perguruan tinggi sehingga banyak sekali mahasiswa yang notebene adalah penerus bangsa dan cerminan bangsa dimasa depan. Dalam peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990 pengertian mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batasan usia sekitar 18-30 tahun.

Yang dimaksudkan dengan mahasiswa dalam penelitian ini adalah seseorang pelajar yang masih aktif dalam satu perguruan tinggi (baik negeri maupun swasta), berusia 18-30 tahun, memiliki akun facebook dan tentunya ikut join dalam group Akun Lingkar Ganja Nusantara (LGN) di facebook.

3.2.3 Akun Lingkar Ganja Nusantara Di Facebook

Yang dimaksud dengan akun LGN dalam penelitian ini adalah sebuah akun yang merupakan organisasi yang sifatnya non-profit. LGN sendiri merupakan organisasi sosial yang berjuang dengan melakukan pengkajian dan edukasi untuk mewujudkan terciptanya masyarakat yang sadar akan manfaat dari pohon ganja.

(59)

Cirendeu Ciputat Tangerang, grup Lingkar Ganja mendirikan basecamp yang bertujuan untuk mewadahi segala sesuatunya yang berkaitan dengan legalisasi ganja di Indonesia.

3.3 Infor man Penelitian

Berkenaan dengan tujuan penelitian deskriptif kualitatif ini maka prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menemukan informan kunci (key informant) atas situasi sosial tertentu yang sarat akan informasi yang sesuai dengan focus dalam penelitian (Bungin, 2003:53). Sedangkan informan kunci (key informant) itu sendiri adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam tentang komunitasnya (orang luar yang lama bekerja dengan satu komunitasnya) yang dapat memberikan data yang berharga atau informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian (Suyanto, 2006:189).

(60)

memperoleh informasi mengenai NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).

Dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan dengan jumlah sampel yang dipergunakan karena bilamana dalam proses pengumpulan data sudah tidak ditemukan lagi variasi informasi maka tidak perlu lagi mencari informan baru dan proses pencarian informasi dianggap selesai. (Bungin, 2003:53)

3.4Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain:

1. Pengamatan (Observation)

Merupakan kegiatan yang setiap saat kita lakukann. Dengan perlengkapan yakni panca indera yang kita miliki maka secara tidak langsung kita sedang mengamati obyek-obyek yang ada disekitar kita. Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan untuk memahami lingkungan. Observasi disini diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung suatu obyek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan obyek tersebut. (Kriyantono, 2007:106)

2. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

(61)

mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi yang tinggi secara intensif, selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai hanya sekali), dengan informan (orang yang ingin peneliti ketahui atau pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). (Kriyantono, 2007:96)

3. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan mencari data penunjang dengan mengolah buku-buku dan sumber bacaan yang lain yang memiliki kaitan dengan masalah penelitian.

3.5Teknik Analisis Data

(62)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambar an Umum Objek Penelitian

4.1.1 Gambar an Umum Univer sitas Di Sur abaya

Kota Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdaganganm industri dan pendidikan di kawasan Indonesia Timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya) dan akhirnya menjadi kota Surabaya.

Dari segi pendidikan Kota Surabaya memiliki dua pembagian perguruan tinggi, yakni perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta. Adapun pembagian perguruan tinggi tersebut adalah :

1. Perguruan Tinggi Negeri :

• Universitas Airlangga (UNAIR) merupakan perguruan tinggi yang

paling tua dan terletak di pusat Kota Surabaya.

• Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merupakan salah satu

(63)

• Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang dahulu terkenal dengan

julukan IKIP Surabaya. 2. Perguruan Tinggi Swasta :

• Universitas Hang Tuah

• Universitas Wijaya Kusuma Surabaya • Universitas Narotama

• Universitas Pelita Harapan • STIKOSA-AWS

• Universitas Surabaya • Universitas Kristen Petra • Unika Widya Mandala • Unika Darma Cendika • STIKOM

• Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim • Universitas PGRI Adi Buana

• Universitas Bhayangkara • STIE PERBANAS • Universitas Yos Soedarso

(Diakses melalui internet pada tanggal 03 Desember 2011,

(64)

4.1.2 Gambar an Umum Akun Lingkar Ganja Nusantar a (LGN) Di Facebook

LGN lahir dari Grup Dukung Legalisasi Ganja (DLG) di Facebook pada tanggal 4 Januari 2008. Kami mengangkat isu pohon ganja dalam kaitannya dengan aspek sosial, budaya, hukum, medis, industri, agama dan lain-lainnya. Tahun 2011, anggota DLG mencapai 42.000 dan kemudian grup ini ditutup oleh pihak yang tidak diketahui. LGN menyadari bahwa isu pohon ganja adalah isu yang selalu menuai kontroversi. Oleh karena itu, LGN memandang perlunya sebuah badan hukum yang diakui pemerintah untuk menjalankan kegiatan organisasinya. Untuk itu, kami sedang dalam proses pembentukan Yayasan Penelitian Tanaman Ganja sebagai wadah LGN dalam memperjuangkan visi dan misinya.

4.2 Penyajian Data

(65)

akun di situs jejaring sosial facebook. Dengan pertimbangan bahwa usia mahasiswa merupakan fase dimana ia mencari jati diri. Kebanyakan mahasiswa jaman sekarang cenderung lebih mudah untuk dipengaruhi, dan mayoritas mahasiswa saat ini telah terdaftar sebagai pemilik dari akun situs jejaring sosial facebook. Mahasiswa cenderung memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi dalam memperoleh informasi mengenai NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif).

Peneliti mendatangi satu persatu domisili informan dengan waktu yang telah disepakati bersama sebelumnya sehingga informan dapat lebih leluasa dalam mengutarakan pendapatnya mengenai akun LGN di situs jejaring sosial facebook tanpa dipengaruhi oleh pihak-pihak lain. Saat dilakukan wawancara, peneliti menggunakan alat bantu berupa recorder handphone agar memudahkan peneliti untuk menggambarkan situasi saat wawancara berlangsung. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi sebanyak mungkin dari informan, dan observasi sifatnya dilakukan untuk mengamati perkembangan serta situasi yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi dari mahasiswa yang ada di Surabaya terhadap akun Lingkar Ganja Nusantara (LGN) di situs jejaring sosial Facebook. Data yang disajikan secara deskriptif dan analisis dengan metode kualitatif sehingga diperoleh gambaran, jawaban, serta kesimpulam dari pokok permasalahan yang diangkat.

(66)

pengalaman, pendapatm ataupun informasi yang akan diperlukan peneliti dalam menyusun penelitian ini. Berikut ini merupakan penyajian data dari informan yang akan diwawancarai.

4.2.1 Infor man 1

Informan pertama bernama Vicky Novan, dia adalah seorang mahasiswa jurusan Teknik Informatika di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Saat ini Vicky berusia 24 tahun dan memiliki satu akun di situs jejaring sosial facebok. Peneliti berkunjung ke rumah Vicky pada tanggal 02 Desember 2011 pada pukul 11.00 WIB, sesuai waktu yang telah disepakati sebelumnya. Pada saat interview berlangsung Vicky sangat aktif dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti serta memberikan informasi sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti. Interview tersebut juga sudah direkam dengan recorder handphone seperti ketentuan awal.

4.2.2 Infor man 2

(67)

Peneliti berkunjung kerumah mas Itok pada tanggal 05 Desember 2011 pukul 15.00 WIB sesuai waktu yang telah disepakati sebelumnya. Ia sangat antusias sekali dalam menjawab setiap pertanyaan yang peneliti berikan. Dan hasil interview inipun telah peneliti rekam dalam recorder handphone sesuai dengan alat bantu rekam yang telah ditentukan.

4.2.3 Infor man 3

Informan ketiga dalam penelitian ini adalah Puspa Rosdiana. Puspa merupakan seorang mahasiswi tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya. Saat ini Puspa berusia 23 tahun, peneliti berkunjung kerumahnya pada tanggal 03 Desember 2011 pukul 10.00 WIB. Puspa adalah pengguna aktif situs jejaring sosial facebook, dia mengaktifasi akun facebooknya pada bulan Juni tahun 2006. Pada akun facebooknya, puspa mengaku join ke beberapa group yang ada di facebook dan salah satunya adalah group Lingkar Ganja Nusantara (LGN).

4.2.4 Infor man 4

(68)

4.2.5 Infor man 5

Informan kelima dalam penelitian ini adalah seorang mahasiswi tingkat akhir dari salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Surabaya. Namanya Tri Budi Handayani, usia mbak Yani saat ini 25 tahun. Mbak Yani juga merupakan seorang staff accounting di salah satu perusahaan pengembangan tower di Surabaya. Peneliti berkunjung ke rumah mbak Yani yang terletak di Tambak Rejo ini pada tanggal 04 Desember 2011 pada pukul 19.00 WIB, karena pada jam segitu ia sudah santai setelah pulang kuliah dan bekerja.

4.2.6 Infor man 6

Informan keenam dalam penelitian ini adalah Rodhis Clevero, Rhodis merupakan mahasiswa tingkat awal di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Rhodis juga saat ini bekerja di salah satu restoran cepat saji di Surabaya. Peneliti berkunjung ke rumah Rodhis pada tanggal 06 Desember 2011 karena pada hari itu Rodhis tidak ada jadwal perkuliahan, dan kebetulan ia juga sedang tidak ada shift di tempat kerjanya.

4.2.7 Infor man 7

(69)

pada tanggal 06 Desember 2011 pada pukul 10.00 WIB karena pada hari itu Reevand sedang tidak ada jadwal perkuliahan. Pada saat interview berlangsung Reevand sangat aktif dalam menjawab setiap pertanyaan serta memberikan informasi sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.

4.3Analisis Data

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa pada dasarnya persepsi mahasiswa di Surabaya terhadap akun Lingkar Ganja Nusantara ”LGN” dalam situs jejaring sosial facebook dapat dianalisis melalui pertanyaan sebagai berikut :

a. Saat ini anda kuliah dimana ?

b. Apakah anda memiliki akun di situs jejaring sosial Facebook ? c. Menurut anda, apakah Facebook itu ?

d. Selama menggunakan Facebook, apa manfaat yang anda dapat ?

e. Apakah ada dampak negatif yang anda rasa setelah memiliki akun di Facebook ? (Jika ada tolong berikan penjelasan)

f. Berbicara mengenai ganja, apakah anda mengetahui ganja itu apa ?

g. Tahukan anda mengenai manfaat atau kegunaan dari ganja itu sendiri ? (Jika mengetahui tolong berikan penjelasannya)

h. Apakah anda mengetahui tentang organisasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN) di Facebook ? (Jika mengetahui tolong berikan penjelasannya) i. Apakah anda join dengan group LGN di Facebook tersebut ? (Jika iya

tolong berikan penjelasannya)

(70)

memberikan dampak positif atau malah sebaliknya ? (Tolong berikan penjelasannya)

k. Berbicara mengenai legalisasi ganja, apakah organisasi (group) LGN di Facebook ini sudah sesuai dengan perundang-undangan tentang narkotika di Indonesia ? (Tolong berikan penjelasannya)

l. Apa saran atau masukan anda terhadap organisasi (group) LGN ini ?

4.3.1 Per sepsi Mahasiswa Di Sur abaya Ter hadap Akun Lingkar Ganja Nusantar a ”LGN” Di Situs J ejar ing Sosial Facebook

Menurut Dedy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:171), pada dasarnya persepsi manusia terbagi menjadi dua yakni persepsi terhadap objek lingkungan fisik dan persepsi manusia atau persepsi sosial. Dalam penelitian ini persepsi mahasiswa terhadap akun LGN dalam situs jejaring sosial facebook merupakan jenis persepi terhadap objek lingkungan fisik karena akun LGN tersebut merupakan objek yang dipersepsikan oleh mahasiswa tersbut. Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek sifatnya tidak selalu sama. Terkadang dalam mempersepsikan lingkungan fisik, seseorang juga dapat melakukan sebuah kekeliruan, hal tersebut disebabkan karena :

A. Latar Belakang Pengalaman Yang Ber beda

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membran keramik yang dimodifikasi dengan pelapisan 4 sampai dengan 6 kali telah dapat menjernihkan air gambut dengan tingkat penjernihan ±80%...

Rokok bagi kalangan pria memang bukan lagi sebuah hal yang tabu karena dewasa ini telah banyak kaum pria yang menjadi perokok bahkan bagi kalangan masyarakat miskin pun

Kajian prinsip keterkaitan dilakukan dengan analisis substansi (content analysis) terhadap rumusan isu strategis yang termuat dalam visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi dan

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam. Menyelesaikan Pendidikan Strata I Sarjana

[r]

Bersama ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian dengan judul “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu terhadap

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditemukan bahwa pembinaan pegawai melalui pelataihan yang terus menerus dalam konteks disiplin kerja, dimensi ini sudah