• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 462007076 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 462007076 BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kebiasaan merokok sudah meluas di semua kelompok masyarakat di Indonesia. Jumlah perokok cenderung meningkat terutama di kalangan anak dan remaja, yang mungkin disebabkan oleh gencarnya promosi rokok di berbagai media massa. Produsen rokok pun semakin canggih dalam berpromosi. Beberapa diantaranya dengan cara mendukung berbagai kegiatan yang melibatkan remaja dan anak muda di tanah air ini.

Banyak perokok mulai merokok sejak usia muda. Di negara berpendapatan tinggi, sekitar 8 dari 10 perokok mulai merokok sejak mereka berusia belasan tahun. Sementara banyak perokok di negara berkembang mulai merokok pada awal umur 20-an. Menurut hasil penelitian Sirait, dkk (2002), usia dimulainya kebiasaan merokok memiliki kecenderungan kurang dari 20 tahun. Mayoritas perokok di Indonesia memulai kebiasaan merokok pada usia antara 15-20 tahun.

Merokok merupakan masalah serius yang harus segera dicarikan solusinya karena saat ini merokok sudah begitu meluas dan semakin meningkat dari tahun ke tahun di semua kalangan baik dewasa, remaja laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, pada tahun 2007 jumlah perokok perempuan hanya berkisar 1-2 persen, sekarang naik menjadi 6 persen dari total perokok di Indonesia (Aditama, 2002).

(2)

mengandung zat kimiawi yang kebanyakan bersifat karsiogenik. Nikotin merangsang pelepasan catecholamin yang bisa meningkatkan denyut jantung. CO merupakan 1-5% dari asap rokok. Zat ini mengusung oksigen dalam darah (eritrosit) dan membentuk carboxyhaemoglobin. Seorang perokok mempunyai carboxyhaemoglobin lebih tinggi dari orang normal, sekitar 2-15%. Pada orang normal carboxyhaemoglobin hanya sekitar 0,5-2%. Selain itu, CO

merusak dinding arteri yang pada akhirnya dapat menyebabkan atherosclerosis dan penyakit jantung koroner. CO juga merusak perkembangan bayi dalam kandungan (Timmreck, 2005).

Masalah merokok mulai diperhatikan baik di dunia maupun di Indonesia karena merokok merupakan suatu kebiasaan yang merugikan kesehatan sebagai penyebab utama yang yang meruntuhkan kesehatan manusia serta kematian dini. Kebiasaan merokok ini merupakan penyebab kematian 10% penduduk dunia. Artinya, satu dari sepuluh penghuni bumi meninggal akibat asap rokok. Pada tahun 2030, atau bahkan mungkin lebih cepat dari itu, satu dari enam manusia akan meninggal akibat kebiasaan merokok (Prasetyo, 2007).

(3)

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko munculnya kebiasaan merokok pada usia muda antara lain iklan dan promosi industri rokok, akses yang mudah untuk mendapatkan rokok dan harga rokok yang terjangkau. Tekanan dari teman sebaya turut memainkan peranan yang penting melalui teman dan saudara kandung yang merokok. Faktor yang paling dominan mempengaruhi merokok pada remaja adalah teman sebaya (Sumiyati, 2007).

Universitas Kristen Satya Wacana merupakan salah satu perguruan tinggi yang terletak di Kota Salatiga dengan keanekaragaman budaya yang dibawa oleh masing-masing mahasiswi dari Sabang sampai Merauke. Dari sekian ribu mahasiswi terdapat sebagian dari mereka yang mempunyai perilaku merokok dan kebiasaan merokok. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah adanya kalangan mahasiswi yang terlihat merokok di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Rokok bagi kalangan pria memang bukan lagi sebuah hal yang tabu karena dewasa ini telah banyak kaum pria yang menjadi perokok bahkan bagi kalangan masyarakat miskin pun ada perumpamaan bahwa mereka rela tidak makan asalkan tetap dapat merokok. Rokok bagi para pria bisa menumbuhkan banyak ide kreatif lewat setiap hisapan rokoknya. Rokok telah menjadi kegiatan keseharian bagi sebagian besar pria.

(4)

Mereka melakukannya tanpa ada rasa risih atau malu, mereka justru kelihatan santai dengan aktivitas merokoknya tersebut, karena bagi mereka merokok bukan hal yang tabu lagi dan sudah tidak perlu ditutup-tutupi seperti pemikiran orang-orang pada jaman dulu.

Entah atas dasar apa mereka melakukannya, apakah atas dasar mengikuti trend ataukah mereka sebenarnya perokok pasif yang berubah menjadi perokok aktif. Keberanian para perempuan tersebut menciptakan sebuah pandangan sendiri mengenai perempuan masa kini, mereka mendobrak tradisi bahwa rokok hanya untuk kalangan pria saja dan merubahnya menjadi untuk kalangan mereka juga.

Saat ini, jumlah perokok wanita terus bertambah dari sebelumnya. Banyak perokok memulai ‘karir’ merokoknya pada usia muda antara 14 dan 16 tahun. Efek rokok menjalar dari paru-paru ke otak dalam waktu 10 detik, jauh lebih cepat daripada injeksi intravena obat-obatan terlarang. Rokok mengirim sekitar 4.000 bahan kimia untuk tubuh (Supratikno, 2013).

Berdasarkan data di atas maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1.2. Rumusan Masalah

(5)

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok mahasiswi di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada mahasiswi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengalaman dalam hal mengadakan riset dan menambah wawasan peneliti mengenai masalah merokok dan dapat memberikan informasi yang berguna untuk penelitian lebih lanjut, khususnya tentang masalah merokok di kalangan mahasiswi.

b. Bagi Profesi Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk promosi kesehatan yaitu sebagai bahan dalam penyusunan program penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya pada para remaja, orang tua, dan pendidik dalam rangka mengantisipasi perilaku kesehatan menyimpangan para remaja.

c. Bagi Masyarakat

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Ada 3 (tiga) indikator empirik faktor budaya yang mempengaruhi penggunaan kartu kredit pada kalangan mahasiswa, yaitu Saya menggunakan kartu kredit untuk

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan perilaku konsumtif yang signifikan antara pria kelompok usia remaja, dewasa awal dan

Bahkan, berdasarkan pada data lapangan yang diperoleh juga terjadi konflik antar etnis yang tidak sampai jalur hukum, itu artinya, tingkat konflik antar

sebuah kelompok kajian mahasiswa Universitas Indonesia “ Support Group and Resource Center of Sexuality Studies ” (SGRC) pun isu orientasi seksual kaum LGBT

Frolis Labiro, 462010030, Hubungan Tingkat Depresi, Kecemasan, dan Stres dengan Kualitas Tidur pada Mahasiswi Perokok di Universitas Kristen Satya Wacana, Skripsi, Fakultas

Latar belakang : Minuman keras ialah segala jenis minuman yang memabukan, sehingga dengan meminumnya menjadi hilang kesadaran, yang termasuk minuman yang

di kepolisian itu karnah waktu itu kita deng tamang-tamang ada 6 orang tong ba minum disamping PLN yang arah mo ka semarang itu, disitu tong ada ba minum

Setiap orang tua hendaknya memberikan lingkungan yang baik yang mendukung kearah perilaku terhadap kesehatan baik secara fisik maupun secara psikologis bagi