KEEFEKTIFAN MANAJEMEN KELAS
Studi Korelaslonal Aotara Komunibsi lnterpenoual daa Ktctrd:.tS:o~n Emosional deiigan Kedektifan Manajemei Kelas Guru Di SLTP dan SMU Inlam linckungalt Yaytstll Pclldidibn Han pa• Medt ll
0 I
e
b
~UUN AHMAD SAEHU
NIM: 015030113
I
iVilliK
PERPUSl"AKI!.Arf
U
1\1
I
ll~
E I) }
Te-sis Untu.k Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
PROGRAM PASCA SARJANA
lJNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2004
... ... -. ... . .
_
..__
..._____________
,__ _
TESLS
KEEf<EKTIFA N MANAJEMEN KELAS
Studi Korclasional Antara Komunikasi Interpersonal dan
Kect;rdasan Emosionat dengan Keefektifan Manajemen Kelas Guru
l)i S LTP Dan SMU Dalam Lingkungan Yayasan Pendidikan Harapan Medan.
Disusun dan diajukan oleh:
Uun Ahmad Saehu
015030113
Tclah Oipertahankan di dcpan Panitia Ujian Tesis paua Tanggal 5 Maret 2004 dan Dinyatakan Telah Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Pcmhimhing I
Dr. IL._?',ainuddin, M.Pd NIP. 131
Kctua Program Studi
Adrninistrasi Pcndidikan
Dr. Jr. Zainuddin, M.Pd
NIP. 131
Menyetujui
Tim Pembimbing
Medan, 5 Maret 2004
Pembimbing II
Dr. Harun Sitompul, M.Pd
NIP. 131
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur pcnulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang · telah memberikan kekuatan dan nikmatnya serta limpahan rahmat dan
karunia-Nya schingga penulis dapat menyclesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebahagian persyaratan memperoeh gelar Magister · Pendidikan, program studi Adrninistrasi Pendidik.an, Program Pascasarjana
· Universitas Negeri Medan.
Sdama pcnyelesaian tesis ini, penulis banyak mendapatan bantuan dari bcrbagai pihak, Pada kescmpatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan pcnghargaan yang sctinggi-tingginya kepada :
· 1. Dr. Zainuddin, M.Pd sela.ku pembimbing I dan Ketua Prodi Administrasi Pcndidkan yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan dorongan, bimbingan dan saran-saran hingga tesis ini dapat selesai dengan baik.
2. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah bersungguh-sungguh untuk membimbing penulis sehingga tesis dapat diselesaikan dengan baik.
3. Prof Dr. Manihar Situmorang, Or. Binsar Panjaitan, M.Pd, serta Dr. Agung
Sumamo sebagai narasumber atas berbagai masukan dan saran-sarannya
untuk kcsempurnaan tcsis ini.
4. Prof H.M . Yacub, M.Ed., sebagai mantan Ketua Prodi Administrasi
Pendidikan yang telah membcri sernangat kepada penulis dalam
penyelesaian tesis ini.
5. Dr. Siman, M.Pd, sebagai Sekrctaris Prodi Administrasi Pendidikan, yang
telah mcmotivasi penulis un tuk menyelesaikan tesis ini.
6. Para Dos~n Program Pascasarjana Unimed yang telah mencurahkan ilmunya.
(semoga Allah melimpahkan pahala yang berlipat ganda, amin) selarna
penulis menuntut ilmu di Program Pascasarjana Unimed.
7. · Istri dan anak-anak penulis tercinta, ''Tanpa kalian mungkin tesis ini tidak
akan pernah ada".
8. Rekan-rckan rnahasiswa khususnya prodi AP Angkatan II, para pegawai
scrta pcrsonil pascasarajana Unimed yang tak dapat disebutkan satu persatu
namanya, semoga Allah membalas kebaikan semuanya. Amin.
Akhirnya, sernoga karya ini dapat menjadi bagian dari butiran tinta khazanah
ilmu pcngetahuan.
Medan, ... ... Februari 2004
Penulis,
Uun Alunad Saehu
ABSTRAK
Uun Ahmad Sachu, NIM. 015030113. Keefektifan Manajemen Kelas : Studi
Km:elusionui Antara Komunikasi Interpersonal dan Kecerdasan Emosional
dengan Ke.t:fekt[(an A1anajemen Kelas Guru Di SLTP Dan SMU Da/am
Ungkungan Yayasan Pendidikan Harupan Medan. Tesis Program Pascasarjana
( !nh:asilus Negeri }vfedun. Februari 2004.
Pcnclitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hubungan antara variabel komunikasi interpersonal dengan keefektifan manajemen kelas, (2) hubungan antara kecerdasan cmosional dengan kecfcktifan manajemen kelas, dan (3) hubungan antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional secara bcrsama-sama dengan keetektifan manajemen kelas.
Data dikumpulkan dari 27 orang responden yang ditetapkan dengan teknik
strui~fied prupurtiunal random sampling dari 103 populasi. Instrumen yang di"gunakan dalam pengumpulan data dari ketiga variabel penelitian adalah
kuesiont::r.
St!belum instrumen pcnelitian digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba instrurnen. Uji validitas butir instrumen dilakukan dengan menggunakan teknik kordasi proJuc.:t moment dengan kriteria valid jika rlutung > r1abct pada taraf signillkansi 0,05. Dari hasil uji coba instrumen diperoleh 2 butir pemyataan dari masing-masing variabd tidak valid. Selanjutnya untuk menguji reliabihtas butir
instrum~n digunakan teknik Alfu Cronbach. Hasil uji coba instrumen mcnghasilkan angka reliabilitas masing-masing untuk variabel X1 = 0,93, X2 =
0,93 dan Y = 0,92.
Selanjutnya data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi dan regresi pada taraf signifikansi 0,05. Tetapi sebelum anal isis dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis seperti uji nonnalitas, uji homogenitas dan uji linieritas. Uji norrnalitas menggunakan uji Liliefors dengan kriteria Lhitung < L~ahcl· Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji kes~maan dua varians dan uji Barlett, dengan kritreria Fhitung < Ftabet dan Xrunms <
X.tatv~!- Persyaratan uji analisis berikutnya adalah uji linieritas, dilakukan dengan analisis regresi sederhana. Hasil uji linieritas menghasilkan persamaan garis regrt!si
Y ···
56,30 i 0,70 X 1 danY
=
40,03 + 0,79 X2.· Kemudian berikutnya data dianalisis, temuan penelitian ini mendukung hipotcsis. (I) terdapat hubungan positif dan berarti antara komunikasi interpersonal dengan keefekeftifan manajemen kelas, dengan ry1 sebesar 0,804, (2)
hasil pcnelitian ini mengindikasikan bahwa variabel komunikasi interpersonal dan
kecerdasan emosional dapat dijadikan prediktor dalam menentukan keefektifan
.. manajemc kelas.
ABSTRACT
Uun Ahmad Saehu, 2004: · Classroom Effectiveness : Interpersonal communications, Emotional Intell igence and Their Relationships to Classroom Management Effectiveness in Junior and Senior High School of Yayasan Pendidikan Harapan Medan.
Thesis: Master Program, State University ofMedan, 2004.
The purposess of this research is to reveal the relationships between (1) the interpersonal communication and classroom management effectiveness, (2) the emotional intcllegence and classroom management effectiveness, and (3) the two variables taken together with classroom management effectiveness.
Data are collected from a sample numbering to twenty seven teacher of the junjor and senior high school at Yayasan Pendidikan Harapan Medan. The are
selected by using the stratified proportional random sampling technique from a population a questionnaire to measure interpersonal communication and emotional intellegence.
The test of validity for three instrumens is processed by using product moment correlations . The criteria of validity is that if fcatcutated > ftable at the 5%
level of significance. It is followed by test of reability, by using Alfa Cronbach technique the result is that Xt = 0.93, X2
=
0.93 andY= 0.92.Test for normality, linierity, and significancee are done prior to further analyzing. Tesis of standard error estimation and Liliefors are used by the criteria
L ~atculatl'<l < L lahlc:, and Barlett test is used for testing the homogenity of variance by
the criieria Xcatcutatoo< X.table. Simple regression equation is used for testing the
linierity and the significancy under the condition accepting Fo
<
Ftable, The result ofthe linierity that is Y = 56,30 + 0,70 X1 and
Y
=
40,03 + 0,79 X2.Product moment correlations and multiple regression are used for testing the hypotheses at the level of significance 5%. It is found that the three hypotheses are supported by the data as indicate ( 1) significant-positive correlation between the interpersonal communication and classroom management effectiveness with the correlation coefficience ryt = 0.804, (2) signi ficant-posi~ive correlation between the . emotional intellegence and classroom management effectiveness with the · correlation coefftcicnce ry1 = 0.879, (3) siginificant-positive correlation between
lhe three variables taken together (interpersonal communications, emotional intellegence, and classroom management effectiveness) with the coefficient ofrv12
=
0.900 at the level of significance 5%. ·It can be concluded that the variables of intellJersonal communication and emotional intellegence can used to predictors to find out the degree of the classroom management effectiveness.
Tabel1.
Tabe! 2.
Tabel3.
Tabel4.
Tabel
5.
Tabel6.
Tabel 7.
Tabel8. Tabel9. Tabel10. Tabel11 . Tabell2. Tabel 13. Tabel14. Tabel15. Tabel16. Tabel17. Tabel18.
DAFTAR TABEL
Hal am an
Populasi Penelitian ... ... . Populasi Penehtian Berdasarkan Strata ... .. Hasil Perhitungan Sam pel ... . Perhitungan Jumlah Sampel Berdasarkan Strata ... ..
Kisi - kisi lnstrumen Keefektifan Manajemen Kelas ... . Kisi - kisi lnstrumen Komunikasi Interpersonal ... .. Kisi - kisi lnstrumen Kecerdasan Emosional ... ... . Rangkuman Hasil Analisis Butir Angket ... .. Distribusi Frekuensi Data Keefektifan Manajernen Kelas ... ... . Distribusi Frekuensi Data Komunikasi Interpersonal ... . Distribusi Frekuensi Data Kecerdasan Emosional ... ..
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Varian Populasi ... ..
Rangkuman Hasil Anal isis Linieritas ... . Hasil Perhitungan Analisis Korelasi dan Regresi variabel Komunikasi Interpersonal dan Keefektifan Manajemen Kelas ... . Hasil Perhitungan Analisis Korelasi dan Regresi variabel Kecerdasan Emosional dan Keefektifan Manajemen Kalas ... . Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi dan Regresi ... .
Rangkuman HasH Anava Untuk Uji Signifikansi Regresi Ganda ... ..
Rangkuman Hasil Pemitungan: Koefisien Korelasi ... .
DAFTJ\R GAMBAR
[image:9.595.58.528.95.727.2]Hal am an
Gambar 1. Sebuah Model Proses Komunikasi .. . . .. .. . . .. .. . .. . . .. .. .. .. .. . .. .. . . . .. . . .. 33
Gambar 2. Paradigma Penelitian ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 57
Gambar
3.
Histogram Skor Nilai Keefektifan Manajemen Kelas ... ... ... ... ... 82Gambar
4.
Gambar 5.
Gambar6.
Gambar 7.
Histogram Skor Nilai Komunikasi Interpersonal ... ... ... ... ... 84
Histogram Skor Nilai Kecerdasan Emosional .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. . .. .. ... 86
Pola Hubungan Atar Variabel ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 98
Pol a lnteraksi Dalam Kelas .. . . .. .. . . .. . .. . .. .. . . .. .. .. .. .. . . .. .. . . .. .. .. . . .. . ..
102
BAB f
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ke!uhan rnasyarakat terhadap rendahnya mutu pendidikan dan prestasi
be l ~ja r siswa telah lama menjadi wacana publik dan keprihatinan banyak pihak.
Rendahnya mutu pendidikan tersebut dapat dilihat dari berbagai ind.ikator seperti
rendahnya indeks pembangunan manusia (Human Development lndeks) Indonesia
yang menempati urutan ke 112 dari 170 negara yang diteliti (Kompas, 20 Agustus
2003 ), perolehan nilai Ujian Nasional yang rendah serta tingkat ketidaklulusan
siswa yang mencapai angka I 0 % (Kompas, 28 Juli 2003). Tabel 1 di bawah ini
adalah contoh yang menggambarkan rendahnya mutu sekolah d.i Indonesia
berdasarkan nilai NEM rata-rata rabun pelajaran 2000/2001.
. Tabel
,
1 . Penyebaran Mutu sekoJah berdasarkan NEM rata-rata....
. !'
-- - --- ~·...
K!asifikasi Sekolah
I
! Jumlan 1 Baik ··· · ~ Kurang! Tkt
!
I
Sekali Balk Sedang Kurang Sekali~ - ·T"' '
...
-+-- '
I ·-·
Sklh Siswa ! Jlh 1 o/o Jlh o/o Jlh o/o Jlh o/o Jlh %
, -~ - -
-l
S L! ~.
i 17680 l20 l ~~?J_
l
__
6 0.03 . 380 2.15 3882 21.96 12089 68.38 1323 7.48I
SMU A .. ! 5228 ; 3322071 24 0.47 190 3.75 527 10.39 1202 23.69 3130 61.7t
SMUs
r
6~~ r
...~~386
4l
9 1 0.14 , 11_4 2.77 644 10.26 1351 21.53 4{)96 65.29 s umber: ww\v.depdiknas.go.id/balitbane., 2003Disamping prestasi akademik yang belum memuaskan, rendahnya mutu
pendidikan juga dapat dilihat dari kegagalan pendidikan dalam membangun
2
tindak kekerasan yang sekarang seolah sudah menjadi perilaku kolektif disinyaJir
diakibatkan karena kegagalan dunia pendidikan dalam mengemban misinya
(Kompas, 14 September 2003).
Membicarakan mutu pendidikan akan selalu menarik perhatian karena
masa
depan bangsa tcrgantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan memegang
pcranan sangat penting, scbab dengan pendidikan warga masyarakat tumbuh
sehingga mampu hid up secara cerdas, rnampu menunaikan tanggung jawab serta
kew~iiban secara loyal dan rnampu berkornpetensi dengan bangsa lain (Kompas,
11 Juli 2003).
Pengalaman sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa pendidikan
merupakan faktor pcnting dan utama bagi kemajuan bangsa. Pendidikan sebagai
wahana peningkatan nilai tambah dan kualitas sumber daya manusia mempunyai
berbagai fungsi yang berdarnpak pada kehidupan bennasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Pcndidikan merupakan hal yang sangat fundamental dalam meningkatkan
kualitas kehidupan manusia dan menjamin perkembangan sosial maupun ekonomi
( PB B, 1997).
Diakui bahwa mutu pendidikan pada umumnya dan prestasi belajar siswa di
sckolah pada khususnya merupakan hasil dari suatu proses interaksi berbagai
unsur seperti guru, siswa, kepala sekolah, kurikulum, buku paket, laboratorium,
• metodologi pcngajaran, manaj emen pendidikan, peraturan perundang-undangan di
3
Meskipun faktor-faktor yang menjadi input seperti disebutkan di atas telah ditangani selama ini, baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga kondisi
saat
ini sudah lebih baik daripada kondisi sebelumnya, namun mutu pendidikan danprestasi
bclajar siswa seperti yang diharapkan belum terwujud. Realitas ini tentumenimbulkan pertanyaan besar. Tampaknya ada suatu faktor yang selama ini belum mendapatkan pcrhatian yang memadai dalam penanganan masalah pendidikan yakni manajemen pendidikan (Waspada, 31 Mei 2002). Dan salah satu wujud. serta tingkatan manajemen pendidikan yang sangat penting adalah manajemcn kclas.
Mcngapa manajemen kelas ? Dari beberapa faktor yang menentukan kcbcrhasilan proses pembelajaran, manajemen kelas dianggap faktor paling penting dan paling deteiminan dalam menentukan keberhasilan tersebut.
Hal
ini discbabkan karena keetektifan seorang guru dalam menjalankan tugasnya diukur dari kemampuannya dalam manajemen kelas.Almost all surveys of teacher effectiveness report that classroom management skills arc of primary importance in determining teaching success, weather it is measured by student learning or by rating. Thus, management skilll are crucial and fundamental. A teacher who is !,Tfossly inadequate in classroom management skills is probably not · going to acommplish much.
4
Dengan demikian, keterampilan manaJemen kelas sangat krusial dan
fundamental dalam mendukung proses pembelajaran. Guru-guru yang rendah
kcterampilan manajemen kelasnya, mungkin tidak dapat menyelesaikan banyak
hal yang menjadi tugas pokoknya.
Hasil penelitian yang lebih kontemporer mengenai urgensi dan esens1
man~jemen kelas dipublikasikan oleh Good dan Brophy pada tahun 1994. Menurut
Good dan Brophy ( 1994) bahwa guru yang mendekati manajemen kelas sebagai
proses pemapanan dan pemeliharaan (establishing and maintaining) lingkungan
bel~ j ar ete ktif cenderung lebih sukses daripada guru-guru yang mernosisikan atau
memerankan diri sebagai figur otoritas belaka. Kinerja manajemen kelas yang
d"ektif memungkinkan lahirnya roda penggerak bagi penciptaan pemahaman diri,
evaluasi diri, dan internalisasi kontrol d.iri pada kalangan siswa.
Manajemen kelas merupakan inti dari suatu organisasi yang efektif Seorang
manajer yang e fektif adalah seseorang yang mengkoordinasi dan menyusun
kegiatan untuk menemukan tujuan dan sasaran khusus (Wuryani, 2002).
Selain itu manajemen kelas menjadi penting karena empat alasan yaitu (1)
mengenal dan menata kelas dengan baik akan mengajarkan guru maupun murid
mengenali batas-batas dirinya, (2) di ke las guru perlu mengembangkan kerendahan
5
· memahami realitas dirinya yang memang berbeda dibanding realitas guru, dan (4) guru dan murid pcrlu berkembang kecakapannya (Teruna, 09 Juli 2002).
Dengan demikian nampaknya manajemen kelas merupakan condition sin quwum ( keharusan ) bagi keberhac;ilan proses belajar mengajar khususnya dan pendidikan secara umum. Mengelola kelas merupakan keterampilan
yang
memungkinkan guru mengajar dan siswa bel~jar. Tanpa pengelolaan dan pengaturan yang efektif, kemungkinan terjadinya gangguan selama proses belajar mengajar sari gat besar.
Kelas sepcrti diketahui merupakan kumpulan individu-individu yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Kelas dapat dianggap sebagai sebuah masyarakat kecil dimana di dalamnya berlangsung interaksi intelektual, emosional dan sosial. lntcraksi-interaksi yang terjadi di dalam kelas tersebut jika tidak dikelola dengan baik diduga akan berpengaruh pada proses pembelajaran yang akhirnya akan mempengaruhi learning achievment.
Agar kondisi kelas yang diingin.kan dapat tercapai, guru tentunya barns mampu menciptakan atau merekayasa kondisi kelas yang dihadapi. Usaha guru
6
Sebagai seorang manajer kelas, guru memiliki tugas untuk merencanakan
apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar-mengajar (pre-teaching
problems). mengorganisasikan kelas yakni menciptakan situa5i, memimpi~
merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar-mengajar sesuai
dengan rencana; ia bertindak sebagai resource person, pemimpin yang bijaksana
dalam arti demokratis humanistik selama proses berlangsung (during teaching
problems), dan mengevaluasi apa yang ditelah dilakukan dalam proses belajar
mengaJar.
Agar manajemcn kelas menjadi lebih etektif, hal lain yang perlu dimiliki
oleh seorang guru adalah kemampuan komunikasi interpersonal, yaitu kemampuan
dan ketcrampilan berkomunikasi antara guru dengan siswa, baik komunikasi
verbal maupun komunikasi non verbal. Kemampuan komunikasi interpersonal
sangat diperlukan agar guru dapat melaksanakan tujuan pernbelajaran dengan
sukscs. Dengan kernampuan itu, guru dapat mendorong siswa berinteraksi dengan
siswa maupun dcngdn guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Dcngan adanya interaksi tersebut, guru dapat menentukan tuj~ mendiagnosa
ma<>alah yang terjadi di dalam kelas, memberikan bantuan kepada siswa, dan
memperkuat motivasi belajar siswa.
Dalam komunikasi interpersonal, guru memperlakukan dan mengakui siswa
sehagai subyck dan bukan sebagai obyek. Komunikasi ini merupa.kan pertemuan
antara subyek dengan subyek. Mengakui dan memperlakukan siswa sebagai
.
.
7
maka semakin besar kcmungkinan tt!Qadinya komunikasi pembelajaran yang lebih
I cfcktif
Guru harus memperlakukan siswa sebagai individu yang berbeda, yang
mcmcrlukan pelayanan yang berbeda, karena siswa sebagai subyek mernpunyai
karakte·ristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda,
memerlukan kebebasan memilih yang berbeda yang sesuai dengan dirinya dan
mcrupakan pribadi yang aktif Memperlakukan siswa sebagai obyek, yang hanya
be rkcw~jiban meneri ma apa saja yang diberikan oleh guru adalah sikap dan
.tindakan yang tidak manusiawi. Oleh karena itu perlu diciptakan
iklim
yangkomunikatif agar setiap siswa mempunyai kesempatan untuk berkembang secara
optimal.
DaJam suatu organisasi kelas guru adalah pemimpin bagi siswanya
(lndrafachrud i dkk, 1983). Sebagai seorang pemimpin, guru memegang kendali
yang mengarahkan siswa untuk belajar. Menurut Covey (Suprapti, 1999), seorang
pemimpin yang berhasil di abad 21 adaJah pernimpin yang mempunyai visi,
'keberanian , dan kcrendahan hati untuk terus belajar, serta mengasah kecapakan
emos ionalnya. Para ahh psikologi sepakat bahwa keberhasilan seseorang dalam
hidupnya Jebih banyak ditentukan oleh kecerdasan emosional yang dimiliknya
daripada kecerdasan intelektualnya. Oleh karcna itu, agar dapat memimpin kelas
secara
etektif
dan efisien, guru hcndaknya memiliki kecerdasan emosional8
Dengan adanya perbcdaan cipta, rasa, dan karsa dari stswa, untuk
mevvujudkan manajemen kelas yang efektif diperlukan kecerdasan ernosional yang
dapat bcrperan dalam membantu lQ pada saat guru harus mengambil
suatu
keputusan. Dengan kecerdasan emosional, guru dapat menggunakan emosi secara
·ett:ktif untuk mencapai tujuan pernbelajaran, membangun hubungan produktif
dengan siswa, dan mcraih keberhasilan. Selain itu guru dapat merniliki
pcmahaman yang mcndaJam tentang dirinya dan siswa.
Uraian di atas menggambarkan kondisi ideal yang diharapkan dalam setiap
proses helajar mengajar. Namun berdasarkan pengamatan awal peneliti, ditemukan
masih ada guru yang hanya berfungsi sebagai pengajar bukan sebagai manajer
kelas yang efektif Kegiatan bela:jar mengajar yang teramati oleh peneliti
bcrvariasi, ada yang terencana dengan baik, sedang dan kurang. Bahkan dari hasil
pra penelitian ditemukan ada beberapa guru-guru yang tidak disukai oleh siswa
dcngan berbagai alasan, seperti guru suka marah-marah, suaranya pelan, tidak
menarik, suka mcmojokkan dan lain-lain. Gejala-gejala seperti ini akan berdampak
pada kualitas belajar mengajar yang diterapkan dan pada akhimya akan
mempengaruhi leurning uchievment.
Dengan kata lain, dari hasil pengamatan awal diketahui bahwa :Sampai saat
ini masih ada guru yang helum melaksanakan tugas-tugasnya secara maksimal.
Hal tersebut dimungkinkan teijadi karena adanya berbagai faktor pengham.bat baik
faktor internal maupun ckstemal. Faktor-faktor penghambat tersebut diduga antara
9
sampai dengan tahap evaluasi, kurangnya kualitas komunikasi interpersonal,
kmahnya semangat ker:ia dan disiplin, kurangnya kerja sama antar
guru,
tidakadanya pcmbinaan siswa, kurang diperhatikannya kesejahteraan guru, perilaku
kepemirnpi nan kcpala sekolah, belum dimilikinya kecerdasan emosional, latar
bclakang pendidikan, masa kerja dan lain-lain.
Di samping iru, guru masih kurang memperhatikan pentingnya pengetahuan
manajemcn kclas, komunikasi interpersonal dan kccerdasan emosional dalam
melaksanakan tugasnya. Hal ini tampak dari beberapa keadaan antara Jain guru
kurang mcnguasa i bahan ajar, belum banyak
yang
menggunakan variasimetode
mengajar yang unggul untuk situasi mcngajar yang berbeda, tidak memanfaatkan
waktu m e ng ~iar yang tersedia, kurang mampu menciptakan kondisi kelas yang
kondusif untuk optimalisasi belajar peserta didik, kurang memanfaatkan perilaku
cmosional, kesadaran emosi diri dan terhadap orang lain dalam mendukung kode
etik guru. serta kurang terbinanya iklim komunikasi pembelajaran yang kondusif
dengan sentuhan-sentuhan manusiawi, dan kurangnya motivasi guru terhadap
SISWa .
Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan peneliti serta asumsi
tcoritis tcrsebut di atas, peneliti ingin mernbuktikan pengamatan awal tersebut
dalam sebuah penclitian yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah yang
10
H. ldentifikasi MasaJah
Dari Jatar belakang terse but di atas terlihat bahwa keberhasilan proses belajar mcngajar dipengaruhi oleh tiga faktor yakni hardware, software dan brainware.
Meskipun pada dasamya proses bclajar ditentukan oleh siswa itu sendiri, guru tetap dianggap scbagai faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keberhasi I an proses belajar mengajar tersebut.
Kemampuan guru dalam manajemen kelas merupakan indikator keberhasilan
g uru dal am rnelaksanakan proses pembelajaran. Dari penjelasan-penjelasan
tersehut di atas nampaknya keefektifan manajemen kelas oleh guru di sekolah
-sekolah dalam lingkungan Yayasan Pendidikan Harapan diduga dipengaruhi
banyak fa ktor se perti kemampuan komunikasi interpersonal, kecerdasan · .emosional, peri laku kepemimpinan, motivasi, etos kerja, tingkat pendapatan, lama
ket:ia, persepsi tentang supervisi, latar belakang pendidikan, dan lain-lain.
1:3~rd asa rkan dugaan di atas, dilakukan identifikasi masalah yaitu faktor manakah yang mcm pengaruhi keetcktifan manajcmen kelas ?
I . Apakah kemampuan komunikasi interpersonal berhubungan dengan
kccfektifan manajemen kelas ?
2. A pakah kecerdasan emosional berhubungan dengan keefektifan manajemen kelas?
3. Adakah pengarub perilaku kepemimpinan terhadap keefektifan manajemen kelas ?
II
5. Seherapa besar pengaruh persepsi tentang supervisi terhadap keefektifan
manajemen kela.s ?
C. I•embatasan Masalah
Keefcktifan manajemen
kelas
sebagai alat untuk mencapa1 tujuanpcmbelajaran banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun karena
kderbatasan peneliti, baik keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
· pengalaman peneliti sendiri , maka dalam penelitian ini hanya akan diteliti asumsi
adanya hubungan antara kemampuan komunikasi interpersonal dan kecerdasan
emosional dengan keefektifan manaj emen kelas.
Dengan demikian variabel yang akan diteliti dalam penelitian
ini
adalahkeefektifan manajemen (Y), komunikasi interpersonal (Xt) dan kecerdasan
emosional (X2).
D. Perumusan .Masalah
Berti tik tolak dari Jatar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan
· masalah, maka rnasalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan positif dan berarti antara kemampuan komunikasi
interpersonal dengan kccfcktifan man~jemen kelas di sekolah dalam
lingkungan Yaspendhar?
· 2. Apakah terdapat hubungan positif dan berarti antara kecerdasan emosional
dengan kedektifan rnanajemen kelas di sekolah dalam lingkungan
12
3. /\pakah tcrdapat hubungan positif dan berarti antara kemampuan komunikasi interpersonal dan keccrdasan emosional secara bersama-sama dengan keefektifan manajemen kelas di sekolah dalam lingkungan Yaspendhar?
E. Tujuan Penelitian
Penelirian ini bertujuan untuk mengetahui :
1.. Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan keefek:tifan manajemen kelas guru di sekolah-sekolah Yaspendhar.
2. Hubungan antara kecerdasaan emosional dengan keefektifan manajemen kelas guru di sekolah-sekolah Yaspendhar.
3. Hubungan antara komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional dengan keefek.tifan manajemen kelas guru di sekolah-sekolah Yaspendhar.
F. . Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis. Kcgunaan secara teoritis berupa pcngembangan ilmu yang relevan dengan masalah penelitian dan sebagai bahan informasi bagi peneliti yang ingin mclakukan penclitian lebih Ianjut. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat me::rnbuktikan dan memperkuat teori-teori yang telah banyak dikemukakan para
ahli serta dapat memperkaya khasanah pengetahuan tentang ketiga variabel yang
diteliti .
13
Harapan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan
/ M1lu{
"pefiPUSr
AKA
AN
j
BAB
v
Lu
N I M
E [)
I
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan basil uji hipotesis yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka
ditari.k beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dan berarti antara variabel komunikasi
interpersonal (X1) dengan keefektifan manajemen kela~ (Y). Hal ini
dibuktikan dengan nilai koefiseien korelasi ry1 = 0,804. Keduanya berjalan
seiring, artinya makin baik komunikasi interpersonal makin efektif
manajemen kelasnya. Variasi keefektifan manajemen kelas dapat dijelaskan
oleh variasi komunikasi interpersonal. Ini berarti bahwa peningkatan
pada komunikasi interpersonal menyebabkan peningkatan . pada
keefektifan manajemen kelas.
2. Terdapat hubungan positif dan berarti antara kecerdasan emosiomi.J
(X2) dengan keefektifan manajemen kelas (Y). Hal ini dihuktikan dengan
nilai koefisien korelasi ry2 sebesar 0,879. Keduanya berjalan seiring, artinya
mak.in cerdas emosinya makin cfektif manajemen kelasnya. Variasi
keefektifan manajemen kelas dapat dijelaskan oleh variasi keccrdasan
emosional. Jni berarti bahwa peningkatan pada kecerdasan emosional
menyebabkan peningkatan pada keefektifan manajemen kelas.
3. Terdapat hubungan positif dan bernrti antara komunikasi interpersonal (X1)
109
dan kecerdasan emosional (X2) dengan keefektifan manajemen kelas ( Y).
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa koefisien korelasi dan regresi .ganda
sebesar 0,900. Angka ini rnenunjukkan derajat hubungan antara variabel X1 .
dan X2 adalah kuat Kedua variabel bebas tersebut berjalan seiring dengan
variabel terikat, artinya makin baik komunikasi interpersonalnya dan cerdas
emosinya makin efektif manajemen kelasnya. Variasi keefektifan
manajemen keJas dapat dijelaskan oleh variasj komunikasi interpersonal da~
kecerdasan emosional. Ini berarti bahwa peningkatan komunikasi
interpersonal menyebabkan peningkatan pada keefektifan manajemen kelas.
Demikian juga peningkatan kecerdasan emosional menyebabkan
peningkatan pada keefektifan manajernen kelas.
B. Implikasi Hasil Peoelitian
Berdasarkan paparan di atas diketahui bahwa ketiga hipotesis penelitian yang
diajuk:an diterima dan teruji kebenarannya, yaitu: komunikasi interpersonal
mernpunyai hubungan positif dan berarti dengan keefekti fan manajemcn kelas;
kecerdasan emosional mempunyai hubungan positif dan herarti dengan keefcktifan
rnanajemen kelas, dan komunikasi interpersonal dan kecerdasan c mosional secara
bersama-sama mempunyai hubungan positif dan berarti dengan keefektifan
manajemen kelas.
Hal ini menunjukkan bahwa upaya untuk meningkatkan keetektitl'm
I
10-interpersonal dan kecerdasan emosional.
Berikut ini dikemukakan beberapa upaya mcningkatkan komunikasi
interpersonal dan kecerdasan emosional, yang pada gilirannya akan
meningkatk:an keefektifan manajemen kelas.
1. Upaya Meningkatkan Komunikasi Interpersonal
Upaya meningkatkan komunikasi interpersonal dalam rangka memberi
kontribusi terhadap keefektifan manaj~men kelas, diantaranya sebagai bcrikut:
Pertama, mernilih saat yang tepat Kalau semua siswa perlu mendengar,
seorang guru harus membuat mereka mendengar semuanya. Sebaliknya, · kalau
semua anak tidak perlu mendengamya, jangan susah-susah mengucapkannya. Saat
yang tepat hendaknya dihubungkan dengan fungsi dari yang akan dikatakan
maupun suasana hati para siswa. Kapan saja seorang guru ingin mengatakan
sesuatu, lakukan dalam suasana sunyi atau tanpa suara.
Kedua, mernpertirnbangkan benar apa yang akan dikemukakan: Seorang
guru harus menyampaikan dengan konkrit dan khusus. Atau dengan kata Jain,
seorang guru harus menyampaikan generalisasi melalui bagian-bagiannya lebih
dahulu, bukan sebaliknya. Pergunakan referensi dan pcrbandingan-pcrbandingan
yang kira-kira telah dikenal atau dilihat oleh para siswa. Buat kalimat yang
mengungkapkan tujuan dengan jelas, yakni kalimat yang mcmuilt ide utama
berada di depan. Pergunakan kalimat-kalimat yang sederhana. Kalau . mungkin,
jangan mempergunakan kata-kata yang sukar dipahami, beri kctcrangan tanpa
1 II
Ketiga, ~ggunaan komunikasi non·v~rbal secara efektif: komunikasi yang
tidak menggunakan kata-kata atau bentuk verbal lainnya, yang dapat mcmbcrikan
makna yang lebih dalam daripada penggunaan deftnisi kata-kata itu ·sendiri. Dalam
m ~nge fektifkan komunikasi non-verbal, seorang guru dapat menggunakan: (1) ·
ekspresi wajah; menyampaikan senyuman, raut wajah, menguap, muka keheranan;.
(2) sikap badan, menyampaikan pcsan secara formal atau santai; (3) kontak rnata,
menyampaikan informasi mengenai minat dan tidak minat, dan ~ (4) gerak isyarat,
menyampaikan infonnasi yang menunjukkan si kap dan perasaan.
Keempat,
berkomunikasi dengan sikap yang baik: Seorang guru perlu banyak berlatih untuk dapat berkomunikasi yang baik dengan para siswa. Keterampilan itutidak sama dengan memberi kuliah kepada scratus orarig, tctapi harus mcmakai
volume yang tepat, ekapresi yang sesuai dan berkomunikasi dengan gaya atau
pandangan mata. Suara guru hams jelas dan ia dapat memperlihatkan maksud
kata-katanya kepada siswa. Buat kalimat dengan berirama dan penekanan di sana
sini. Tekanan naik turun, volume, kecepatan, serta nada semuanya mendukung
apa yang akan disampaikan, juga memberi efek rnusikalitas yang sclalu ada pada
pidato yang baik. Wajah harus mencerminkan isi kalimat. Ekspresi yang berubah,
alis terangkat, dan mulut mengucap dengan keras, berganti·ganti sesuai dengan isi
kalimat. Beri siswa perasaan diajak bicara secara khusus dengan cara memandang
kepada masing-masing dan merata kepada sernua anak. Yang menjadi kuncinya
ialah berkomWl.ikasi dengan mata. Rasakan semua bagian ruangan, tandai
112
berbeda beda. Setelah berlatih, seorang guru dapat melakukannya dengan baik dan
waJar.
2. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Emosional
Upaya mentngkatkan kecerdasan emosional dalam rangka memberi
kontribusi terhadap keefektifan manajernen kelas adalah:
Pertama, guru diharapkan dapat mengukur kecerdasan emosionalnya dengan
alat ukur yang sudah dikembangkan secara baku yaitu "HQ MAF". Karena dengan demildan guru dimungkinkan mulai mempelajari kckuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan relatif yang berkaitan dengan kecerqasan emosionalnya.
Sehingga basil pengukuran tersebut dapat dijadikan peta koreksi. untuk
mengingatkan tentang bakat-bakat dan kcmampuan-kemampuan bawaan yang
telah dilupak:an dan perlu mendapat perhatian baru.
Kedua,
guru
diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan emosionalnyadengan cara: (a) gunakan kekuatan attaintment, Maksudnya guru bergabung ke
dalam sebuah dialog dengan bicara secara perlahan dan tenang, tidak mcnyangkal
emosi apapun yang ada, tetapi tidak sampai dikuasai emosi terse but~ (b) letap
terbuka waktu situasi memahas~ (c) mendengarkan dengan baik menambah
pemahaman dan memperbesar kesempatan; (d) keseimbangan antara perasaan· dan
proses berpikir; (e) mengenali peluang untuk bekcija sama~ (f) menghindari sikap
defensif, bicara berdasarkan pengalaman sendiri; (g) mengatakan tidak bila tidak,
dan; (h) menjadikan kemarahan sebagai sesuatu yang produktif.
113
kecerdasan emosional sesuai dengan situasi yang dihadapi. Dengan demikian guru
dimudahkan untuk merefleksikan suatu harapan menjadi kenyataan.
Keempat.
guru diharapkan mcningkatkan kapasitas pcnalarannya dan sekaligus memanfaatkan dengan lebih baik emosi, kebijakan cmosi. dan kekuatan .yang ada dalam kemampuannya untuk berhubungan pada tingkat dasar dengan
dirinya sendiri dan orang-orang di sekitamya. Apabila hal tersebut dilaksanakan,
dimungkinkan guru dapat memperoleh manfaat yang dikontribusi dari kccerdasan
emosionalnya. Diantaranya, guru sukses menentukan karir organisasi karcna dapat
terbuka, jujur, loyal, kreatif, dan dengan kepiawaiannya mencerminkan ketajaman
pikirannya untuk meluapkan atau menggerakkan perasaan yang konstruktif
Kelima,
guru diharapkan dapat meningkatkan daya intuitif dan menjalin hubungan emosi yang lebih jelas, diantaranya dengan cara: (a) menghargai saat hening, dengarkan bisikan hati; (b) mula mengemhangkan wawasan denganmenghargai bahasa intuisi dan menangguhkan penilaian; (c) merasakan saat-saat
takut yang tidak terhindarkan dan bertahan me)ewati~ (d) mengembangkan cmpati,
dan (e) menjauhi hubungan emosi yang Jebih terbuka.
Keenam,
guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang memiJiki medan energi dan mendorong ke~ja sama kreati f, diantaranya dengancara: (a) tidak adanya aturan yang mcngada-ada tentang bagaimana seharusnya
bekerja; (b) penataan ruangan yang mendorong untuk mencoba·coba hal·hal baru,
114
C.
Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan di atas, bcriku~
ini diajukan saran·saran antara lain:
l. Kepala sekolah selaku pimpinan yang membina guru-guru disarankan untuk
mengadakan pelatihan kecerdasan emosional maupun kemampuan
komunikasi interpersonal di seko1ah. Hal ini disebabkan karena ti ngkar
kemampuan komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional masih di
bawah 50%. Pelatihan hendaknya dibuat terprogram dan terencana dcngan
melibatkan institusi yang berkompeten.
2. Mengingat kuatnya korelasi antara kemampuan komunikasi interpersonal·
dan kecerdasan emosional dcngan keefektifan manajemen kelas, maka guru
disarankan untuk mengukur kecerdasan emosionalnya, dari hasil pengukuran
tersebut, guru dapat rnengikuti pelatihan kecerdasan cmosional haik yang
diselenggarakan sekolah maupun Juar sekolah, dengan dernikian diharapkan
adanya pengembangan atau peningkatan kecerdasan emosional dalam
beradaptasi dengan lingkungannya.
3. Guru disarankan dapat mengkomhinasikan TQ dan EQ yang masing-masing
terdapat dalarn kedua belahan otak, yaitu otak kiri dan otak kanan. Kedua
belahan otak ini penting artinya dalam sctiap aspck kchidupan, khususnya
dalam setiap pekeijaan yang dihadapi olehnya.
4. Guru disarankan mampu menciptakan citra dirinya sccara 'positif scsuai
115
dan komunikatif dalam setiap intcraksinya.
5. Guru sebagai pembimbing, pelatlh, dan manajer disarankan dapal memahami hubungan antar pribadi, seperti bcrsikap cmpati kcpada siswa, yaitu . merasakan perasaan siswa dan menyelami hati siswa. Dcngan dcmikian tujuan pernbelajaran dan pcndidikan nasional dapat dicapai. Tujuan pembelajaran yang berorientasi pada stswa mercflcksikan · suatu pembelajaran yang manusJawJ, rnengandung arti guru senantias~
rnemanusiakan siswanya dalarn koridor yang bcnar.
6. Guru dalarn melaksanakan manajemen kelas disarankan tidak hanya membuat perencanaan, aturan-aturan kelas, mcncgakkan disiplin, mengorganisasikan pembelajaran dan scbagainya,. akan tctapi lcbih meningkatkan keterlibatan siswa agar tercipta lingkungan belajar yang kondusif Keterlibatan. stswa dalam sctiap proses pcmbclcjaran menunjukkan. bahwa manajemcn kelas yang diterapkan guru berjalan efektif dan oleh karena itu pcrlu terns pertahankan dan d.ikcmbangkan.
7. Guru disarankan mampu berkomunikasi dengan cerdas kepada seluruh komponen sekolah, mulai dari pelayan sekolah sampai kepala sckolah. Dengan demikian dapat rnenciptakan hubungan yang hannonis kemudian dapat sating bekerja sarna dengan baik didasarkan pada adanya tanggung jawab bersama terhadap kem(\juan sekolah secara keseluruhan.
116
digunakan dalam upaya peningkatan mutu sekolah. Upaya yang dupat
ditempuh adalah dengan rnembuat perencanaan yang komprehensif dan
berkesinambungan dengan melibatkan pihak-pihak yang bcrkompeten seperti
dinas pendidikan, institusi pendidikan seperti Unimed atau
lembaga-lembaga pengembangan sumber daya man usia lainnya. Dalam jangka pcndck
perlu diadakan pelatihan baik indoor maupun outdoor tentang
pengembangan kemampuan komunikasi interpersonal, dan kcccrdasan
emosional.
Sedangkan dalam jangka panjang yayasan perlu melakukan ketja sama
dengan pihak terkait dalam upaya melakukan pembinaan dan pengembangan
DAFT AR .PUST AKA
Ahmad, Djauzak. (1993). Pengelolaan Kelas d; Sekolah Dasar. Jakarta : Dircktorat
Pendidikan Dasar Dirjen Dikdasmen.
Arikunto, Suharsimi. ( 1998). Prosedure Penelitian. Jakarta: Rineka C ipta. ---'-- - - - ---· (1998). Manajemen Pene/Wan.. Jakarta: Rincka Cipta .. Azwar, Saifuddin. (2001). Reliabilitas dan Validitas . Jakarta: Pustaka Pclajar. _ _ _ _ _ _ . (2001). Metode Penelitian. Jakarta: PustakaPclajar.
Agustian, Ary Ginanjar. (200 I). ESQ: 'Emotional Spritual Quotient. Jakarta: Arga. Bauer, Anne
M.,
and ReginaH.
Sapona. (1991). Managing Classroom toFacilititate Learning. USA :Allyn and Bac.;on.
Borchers, Tim. (1999). Definition of Interpersonal Communication.
htlp:/h:vvvw. bacon.com/comst udies/interpersona!finfunctions. hJrn. ( p; 1)
Borg, Walter R., and Meredith Damien Gall. (1983). Hducational Hesearch. Nev.:
York: Longman, Inc.
Brophy, J.E. dan C.M. Evertson (2001). l,earningffom Teaching: A /.)evelopment
Perspective, in the Educational Evaluation and Policy Anazysis.
www. epaa.asu. edu'epaa
Balitbang. (2003). Statistik Ujian Nasional. www.depdiknas.!!o.id
Cole, Peter G., and Lorna K.S. Chan. (1987). Teaching Frinciples and l)ractice.
Australia:
PrenticeHall.
Cooper, Robert K., and Ayman Sawaf. (2000). Ax ecutive HQ (teijemahan ). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Cochran, William. (1974). Teknik Penarikan Sampe! (te~jemahan) . Jakarta: Ul Press.
118
Cohen, E.G., and Lotan, R.A. (1995). Producing equal-status interaction in the heterogeneous cla<isroom. American Educational Research Journal.
Caruthers, L. (1994 ). Power Teachingc : Principles of enpowerment (Rev. ed).
Kansas City. MO: Regional Education Laboratory.
Caruthers, L. (1994). Classroom Interactions and Achievement in the Educational
; ~ ·valuation and Polic,y Analysis. w»·w.epaa.asu.edu1epaa
Duke, DanielL. (1987). School Leadership and instructional. New York: Random
House.
- -·-·- - --· (1990). 'J'ea£:hing: An Introduction. Singapore : McGraw-Hill Book, Co.
Docki ng, J.W. (1987). Control and Disciplin in Schools: Perspective and
Approaches. London : Harper & Row Ltd.
Donald, Ary., Lucy C. Jacob, and Asghar Razav1eh. (1979). Introduction to
Research in Education. New York: Holt, Rinehart and Winston..
Donnelly Jr., James H., James L. Gibson, and John M. Ivancevich. (1995)
Fundamentals t~f Management. Chichago:
IJWin.
Danim, Sudarwan. (2002). /novasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo. · Fraenkel, Jack R. , and Norman E. Waller. (1990). How to Design and Evaluate
Hesearch In Rducation. United State: McGraw-Hill, Inc.
Feinberg, Lilian 0. (1982). Applied Bussines Communication. California: Alfred Publishing, Co,.Inc.
Goleman, Dani el. (1997). Rmotional Intelligent (teijemahan). Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta
Gage, N.L., and David C. Berlinger. (1998). Rducational Psychology. USA: Rand
Me Nally.
Griffin, Ricky W. (1987). Management. USA: Houghton Miffiin Company.
119
Harbison, H. Frederick. (200 1) Human Resources as the Wealth of Nation dalam Michael P. Todaro. Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga. Jakarta: Gel ora Aksara Pratama.
Hornby, A. S. ( 1987). Oxford Advanced Dictionary of Current English. Oxford : Univ. Press.
Hamilton, Cheryl., Cordell Parker, and Doyle D. Smith. (1982). Communication
.fiJr Result. California: Wadsworth Publishing Company.
Howes C., and Calgary Herald. (1998). Todays Workplace Demands Employess be Fmot ionally Attuned. http:/ /trochim.human.comell. edul gallery/young (emotion. htm (p: 1)
Hadjar, lbnu. ( 1 999). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo persada.
Hadi, Sutrisno. (1995). Ana/isis Regresi. Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM
lrawan, Prasetya. (1999). Logika dan Prosedure Penelitian. Jakarta: STIA-LAN Press.
limon, Ali. ( 1995). Pemhinaan Guru di Indonesia. Jakarta: Pustaka Jaya .
.lndrafachrudi, Soekarto., Dirawat dan Busro Lamberi. (1983). Pengantar Kepemimpinanl'endidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Jere Brophy, and Carolyn Evertson.(l986). Learning from Teching in (."onprehensip Classroom Management. Person Education Company. Julie Sanfors, Edmund Emmer, and Barbara Clement. (1986) Improving
Cla.\·sroom Management in Conprehensip Classroom Management.
Person Education Company. ·
Kountur, Ronny. (2003). Metode Penelitian : Untuk penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta: LPPM.
Kerlinger, Fred N. (2002). Asas-asas Penelitian Behavioral (terjernahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
120
Kompas. (28 Ju)i 2003). Tahun ini 10% siswa tidak lulus UN. Kompas Tajuk. (14 September 2003). Pendidikan dan Krisis Multidimensi. Kompas.
Lemlech, Johanna K. (1979). Classroom Management. New York:
Harper
& Row Publisher.Liliweri, Alo. ( 1991 ). Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Ludlow, Ron, and Fergus Panton. (1996 ). Komunikasi Efektif (te.tjemahan).
Y ogyakarta: Andy Offset.
Manan, Imran. ( 1989). Dasar-dasar Sosial Rudaya Pendidikan. Jakarta, Ditjen Pen.didikan Tinggi, P2LPTK.
MarJand, Michael. (1990). Seni Mengelola Kelas. tetjemahan Anonim. Semarang: Dahara Prize.
Nazir, Mohammad. ( 1988). Metode Penelitian. Jakarta : Ghaiia Indonesia Nasution, S. (2000). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Ncliwati. (200 l). Korelasi Antara S!fat-s[fat Kepemimpinan dan Pengetahuan Kumunikasi dengan Kineria Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
di Kola Medan. Tesis : UNP Padang.
O'Leary, Daniel K., and Susan G. (1985 ). Classroom Management : The
Successful (fse of Behavior Modification. New York: Pergamon Press,
lnc.
Prokopenko, Joseph. (1987). Productivity Management: A Practical Handbook.
Geneva: JLO.
Pareek, Udai. (1984). Perilaku Organisasi. Jakarta. Pustaka Binaan Pressindo Robbins, Stephen P. ( 1994 ). Teori Organisasi: Struktur Desain dan Aplikasi.
Jakarta: Penerbit Arcan
Robbins, Stephen P., and Davis A. De Cenzo. (1988). Fundamental of
Management. New Jersey: Prencite Hail International. Inc.
121
Suyanto.(2003). ·rat(,man Global Pendididkan Indonesia. dalam Pendidikan untuk
:Hasyarakat Jnduen}·ia Baru. Jakarta: Rajawali Press.
Steers, Richard M. ( 1985). Managing Ejfective Organization. Boston: Kent
Publishing, Company.
Suryahrata, Sumadi. (2000). Melodologi Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo
Pcrsada.
Sudjana. (2002). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito
Suprapti, Wahyu. (1999). Perilaku Organism;i. Jakarta: Diktat SPAMA Rl.
Surokarijo, Sujono. (2002). Kinerja Guru Sehagai Manajer Kelas: Studi survai pada sekolah dasar negeri di Kecamatan Soko Kabupaten Ponorogo
.!awa Timur. Tesis: UNJ Jakarta.
Sabhamis. (200 I). Kine~ja Guru Sekolah La~jutan Tingkat Pertama Negeri
Bukit1i11ggi Dati Segi A1otivasi Berpresta.vi Dan Komunikasi
Interpersonal. Tesis : UNP Padang.
Tilaar, H.A.R. (2000). Taradigma Baru Pendidikan Nasiona/. Jakarta: Rineka
Cipta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1995).
Kamus He.mr Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Terry, George R. and Stephen G. Franklin. (2003). New Delhi: A.I.T.B.S
Publisher.
Tcruna,
·r .
.r.
(9 Juli 2002). Mrmlyemen Kelas. KompasTuckman, Bruce W. (1987). Conducting Educational Research. New York:
Harcout Brace Jovanovich, Inc.
Tassel, Gene Van. (1997}. Classroom Management. www.hrains.orglarticles
Unesco. (1996) The Report to UNESCO of International Commision for the Twenty-first Century, Paris,UNESCO. (www.unesco.org).
· Usman, Moh. Uzer. (1992). MenJadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
122
Usman, llusaini dan akbar, Pumomo. ( 1995). Pengantar Statistik. Jakarta : Bumi
Aksara.
Vasquez, J. ( 1988). Contexts (~/'learning jhr minority student : The Educational
Forum. \V\Vw.edw.:ationaLom:
Wong, Harry, and Rosemary Wong. ( 1998). Effective Classroom Management,
l!J.fp: www.leurnc.or.g;newlncc:arepa
Weisinger, Hendrie D., and Susan Williams. (1999). !::motional lntellegence at
i·Y'ork : the Untapped Edge.fi.Jr Stu:cess.
http://cources.bus.ualberta.ca/oa-cen tra I! arti c l cs/ egJJ.otem.Jlt.!.lJ.
Wragg, E. C. ( 1996). J)engelo/aan Kelas (terjemahan). Jakarta: Grasindo. Zain, As wan. (I 997). Straregi Be/ajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.