• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR INDUSTRI KECIL KERANJANG BAMBU DI DESA SIRPANG SIGODANG KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR INDUSTRI KECIL KERANJANG BAMBU DI DESA SIRPANG SIGODANG KECAMATAN PANEI KABUPATEN SIMALUNGUN."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR- FAKTOR INDUSTRI KECIL

KERANJANG BAMBU DI DESA SIRPANG

SIGODANG KECAMATAN PANEI

KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjan Pendidikan

Oleh :

ELFRINA M. TARIGAN NIM. 308331023

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Elfrina M Tarigan, NIM. 308331023, Analisis Faktor-Faktor Industri kecil keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui faktor- faktor industri kecil seperti Modal usaha, Bahan baku usaha, jumlah dan asal tenaga kerja ,Transportasi, kondisi pemasaran di Desa Sirpang sigodang, (2) Mengetahui Pendapatan yang diperoleh pengusaha industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sirpang sigodang pada tahun 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang berusaha dalam industri keranjang bambu yaitu 220 KK dengan jumlah sampel sebanyak 66 KK (30%). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung dan, teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik deskripif kualitatif.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ”Analisis Faktor-Faktor Industri kecil keranjang bambu di Desa Sirpang sigodangf Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun”. Adapun maksud skripsi ini dibuat adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidika pada jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Didalam penulisan skripsi ini tidak luput dari berbagai kelemahan, namun berkat bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi, sehubungan dengan itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Ibnu hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta stafnya

2. Bapak Drs. Restu, M.S. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya 3. Drs. W. Lumbantoruan, M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Geografi 4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si. selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi

5. Ibu Dra. Minah Sinuhaji, M.Si Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini 6. Bapak Drs. Mbina Pinem, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik

penulis yang telah banyak membimbing selama mengikuti studi di Jurusan Pendidikan Geografi

7. Bapak/ Ibu dosen khususnya di Jurusan Pendidikan Geografi

8. Bapak Siagian (Geografi) yang telah banyak membantu, memberi masukan dan semangat kepada penulis

9. Ibu Mesli Sinaga selaku Kepala desa Sigodang yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan informasi dan ijin penelitian kepada penulis 10. Bapak Sinaga (batu 20) dan Bapak Martuahman Simarmata (Sigodang) yang

telah meluangkan waktunya dalam memberi data dan informasi kepada penulis

(6)

serta materi kepada penulis selama penulis menempuh pendidikan hingga sampai penulisan skripsi ini selesai.

12. Buat adik-adik tersayang Nia M Tarigan (nia) dan Raymon Tarigan (emon) terima kasih atas dukungan dan doanya.

13. Keluarga Beauty pury (B’Aris, Bunda’Epri, Hana, Happy yang udah pindah, Tari, Astri) yang telah memberi doa, semangat dan canda tawa.

14. Buat keluarga kela D. Simarmata dan namboru terutama B’Ardo dan Ceplin, terimakasih atas semangat yang diberikan serta akomodasi bagi penulis selama penelitian

15. Buat sahabat- sahabat ku (Prikit) Mama Risma, Rena. Fitri, Agustia, Jida, Puji, terkhusus Yanti dan Nova yang selalu bersama dalam suka maupun duka selama 4 tahun ini. Semoga bersahabat selamanya.

16. Rekan Mahasiswa Jurusan Geografi terkhusus B_Eks 08

17. Teman- teman pelayanan di UKMKP UP FIS terkhusus Kel’Pelangi (Kk ku K’Novita, Elfrida, Yanti) trimakasih buat Doa dan semangatnya.

18. Buat teman-teman PPL SMA GBKP Kabanjahe terkhusus Racun (Monik dan Uke)

Akhir kata hanya Doa yang bisa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa agar kiranya melimpahkan berkat dan Rahmat_Nya bagi kita semua. Penulis berharap agar skripsi ini berguna bagi pembaca khususnya di Jurusan Pendidikan Gografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Medan, Agustus 2012 Penulis

(7)

DAFTAR ISI

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional………...….……... 20

D. Teknik Pengumpul Data………....….…. 22

(8)

B. Saran ……… 60

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(9)

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Nama dusun dan jumlah responden pengusaha keranjang bambu di Desa Sirpang

sigodang tahun 2012 ...20

2. Distribusi Penggunaan Lahan di Desa Sirpang sigodang tahun 2012...25

3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur di Desa Sirpang sigodang tahun 2012...27

4. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ...29

5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata pencaharian di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012...30

6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Sirpang sigodang tahun 2012 ...31

7. Sarana Peribadatan di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ...31

8. Sarana Pendidikan di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ...32

9. Usia Responden di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012...34

10. Tingkat Pendidikan Formal Responden di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012...35

11. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012...36

12. Modal Yang Digunakan Responden Dalam Pembuatan Keranjang bambu Selama Satu Bulan di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ...43

13. Harga Bambu Yang Digunakan Responden Dalam Pembuatan Keranjang bambu Selama Satu Bulan di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012...45

14. Jumlah bahan baku Yang Digunakan Responden Dalam Pembuatan Keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ...46

15. Jumlah tenaga kerja upahan di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012...47

(10)

17. Ogkos truk berdasarkan jumlah bahan baku industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ... 49 18. Ongkos Truk berdasarkan jumlah truk industri keranjang bambu di Desa Sirpang

sigodang Tahun 2012 ... 50 19. Cara pemasaran keranjang hasil produksi industri keranjang bambu di Desa

Sirpang sigodang ... 53 20. Jumlah Produksi Keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ...53 21 Pendapatan Pengusaha yang diperoleh dari Keranjang bambu di Desa Sirpang

sigodang Tanun 2012.. ...54 22. Jumlah Truk dan biaya angkut industri keranjang bambu di Desa Sirpang

sigodang Tahun 2012 ……….69 23. Harga bambu yang digunakan Pengusaha Industri Keranjang bambu selama satu

bulan terakhir di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ………... 70 24. Harga jual keranjang bambu selama sebulan terakhir di Desa Sirpang sigodang

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berpikir ... .... 18

2. Peralatan membuat keranjang bambu ... 37

3. Proses memotong bambu menjadi 2m ... 38

4. Proses membelah bambu ... 39

5. Proses manggolei ... 40

6. Proses manapak ... 40

7. Proses mambayu ... 41

8. Proses malilit keranjang ... 42

9. Proses mambingkai ... 42

10. Bahan baku bambu ... 46

11. Alat Pengangkutan... 50

12. Pemasaran keranjang bambu ... 52

13. Keranjang bambu hasil anyaman ... 54

14. Peta administrasi Kabupaten Simalungun ... 76

15. Peta administrasi Kecamatan Panei ... 77

(12)

i

DAFTAR LAMPIRAN

No Uraian Hal

1. DaftarWawancara... 65

2. Jumlah truk dan biaya angkut industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ... 48

3. Harga bambu yang dibayar pengusaha keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ... 49

4. Harga jual keranjang bambu selama satu bulan terakhir di Desa Sirpang sigodang Tahun 2012 ... 50

5. Analisa biaya produksi pengusaha keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang . 72 6. Analisa pendapatan pengusaha Keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang ... 74

7. Peta administrasi Kabupaten Simalungun ... 76

8. Peta administrasi Kecamatan Panei ... 77

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Indonesia adalah Negara berkembang yang mana pada saat ini masih dalam

proses pembangunan dalam segala bidang, baik dari sektor alam, infrastruktur,

ekonomi, politik, pertahanan dan keamanan, serta dari sektor manusianya, dalam

pembangunan dari segi ekonomi seperti pembangunan sektor industri baik itu

industri besar, sedang atu kecil, sebagai contoh yaitu Industri Tekstil sampai pada

industri olahan rumah tangga. Tidak sedikit aspek-aspek dalam bidang industri telah

memberi sumbangan bagi pemecahan masalah ekonomi nasional yang umumnya

dihadapi. Belakangan ini disadari bahwa peranan industri cukup penting terutama

dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat oleh karena itu industri perlu

dibangun dan dikembangkan secara menyeluruh dengan meningkatkan peran serta

masyarakat.

Industri tumbuh berkembang diawali dari berkembangnya pola kebutuhan

hidup manusia. Sesudah mata pencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik

hasil bumi, dan mengolah tanah dengan bertani dan berkebun serta beternak,

kebutuhan masyarakat semakin berkembang misalnya untuk mendapatkan alat

pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat

untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga,

Contoh : Pisau untuk memotong, sabit untuk memanen padi, cangkul untuk

mengolah tanah. Untuk menghasilkan alat-alat yang mereka butuhkan, maka para

(14)

barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah berdiri dan berkembang industri

kerajinan dan pertukangan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan.

Industri berskala kecil dan menengah di Indonesia dinilai sebagai sektor

terpenting untuk mengikis masalah gawat yang dihadapi Indonesia yakni

pengangguran, mengingat teknologi yang lazim digunakan dalam proses produksinya

adalah teknologi padat karya. Karena Industri yang secara khusus industri kecil

tersebar di seluruh negeri, khususnya di daerah pedesaan, pengembangan industri

kecil adalah cara yang dinilai paling besar peranannya tidak hanya untuk

memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, tetapi juga untuk mendorong

pembangunan daerah dan pedesaan di Indonesia (Marbun, 1986)

Hal ini tidak jauh berbeda dengan industri di Sumatera Utara, yang banyak

ditemui industri kecil seperti industri sepatu, makanan ringan, ulos, bambu, rotan,

batu-bata dan lain sebagainya. Industri-industri tersebut masih dapat bertahan hingga

saat ini, terbukti dari semakin meningkatnya jumlah industri kecil yang saat ini

menjadi pekerjaan pokok masyarakat yang menyerap tenaga kerja yang cukup

banyak. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah unit tahun 2004 yang berjumlah 923 unit

dengan jumlah tenaga kerja 51. 432 orang, tahun 2008 meningkat jumlahnya menjadi

1.294 unit dengan jumlah tenaga kerja 82.549 orang, namun masih memiliki masalah

dalam hal modal dan pemasaran (http:/disperindag.ps.com)

Desa Sirpang Sigodang merupakan sebuah desa di Kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun. Dari hasil Studi pendahuluan dapat diketahui bahwa di Desa

Sirpang Sigodang industri kecil yang cukup merakyat adalah industri kecil keranjang

bambu, dimana keberadaannya sudah sejak tahun 1970, industri keranjang bambu

(15)

keranjang bambu tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan, terkadang

produksinya berhenti dan terkadang beroperasi kembali, dalam wawancara terhadap

Bapak Simarmata (5 April 2012) “ pengusaha industri kecil keranjang bambu ini

masih kesulitan dalam hal permodalan, sehingga sulit untuk mengembangkan

usahanya.

Selain karena faktor modal kemungkinan juga disebabkan oleh beberapa

faktor lain seperti, bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran sehingga

mempengaruhi pendapatan pengusaha. Oleh sebab itu faktor- faktor tersebut perlu

dianalisis pada industri kecil keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang kecamatan

panei Kabupaten Simalungun.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang, yang menjadi indentifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah faktor- faktor industri yang mencakup modal opersional

pengusaha dalam memproduksi keranjang bambu, bahan baku dalam proses produksi

pada masa lalu masih berasal dari dalam daerah atau milik pengusaha itu sendiri

namun pada masa sekarang sebagian besar harus didatangkan dari daerah lain,

jumlah dan asal tenaga kerja, transportasi yang digunakan serta pemasaran yang

dilakukan pengusaha industri keranjang bambu baik pemasaran langsung ataupun

tidak langsung yang pada akhirnya akan menentukan pendapatan pengusaha industri

kecil keranjang bambu desa Sirpang sigodang kecamatan Panei kabupaten

(16)

C. Pembatasan masalah

Dari identifikasi masalah, maka yang menjadi pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah faktor- faktor industri keranjang bambu, dan pendapatan

pengusaha industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang kecamatan Panei

Kabupaten Simalungun.

D. Perumusan masalah

1. Bagaimana Faktor- faktor industri kecil keranjang bambu seperti modal,

bahan baku, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran di Desa Sirpang

sigodang

2. Bagaimana Pendapatan pengusaha industri kecil keranjang bambu di Desa

Sirpang sigodang

E. Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam

penelitian ini antara lain untuk mengetahui :

1. Faktor-faktor industri kecil seperti modal, bahan baku, tenaga kerja,

transportasi dan pemasaran pada industri keranjang bambu di Desa Sirpang

sigodang.

2. Pendapatan pengusaha industri kecil keranjang bambu desa Sirpang sigodang

F. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan bagi pengusaha kerajinan keranjang bambu di Desa

Sirpang Sigodang Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun

2. Menambah wawasan bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah dalam

(17)
(18)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan hasil pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut.

1. Faktor- faktor industri kecil keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang

a. Modal perasional usaha keranjang bambu dari 66 pengusaha di Desa Sirpang

Sigodang minimal Rp.100.000 selama sebulan dan maksimal Rp.30.000.000

dengan rata-rata jumlah modal Rp.395.166, modal tersebut digunakan untuk

membeli bambu, biaya angkutan dan upah tenaga kerja, tetapi masih ada

pengusaha mengalami kekurangan modal, sehingga harus meminjam dari

keluarga dan BANK agar tidak menghambat hasil produksi.

b. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan keranjang bambu adalah jenis

bambu rogon (bahasa Simalungun) dengan ukuran 2m untuk satu keranjang

bambu dengan jumlah paling banyak adalah 3000 potong dan paling sedikit

adalah 400 potong, dan saat ini sangat sulit bagi pengusaha keranjang bambu

untuk memperoleh bahan baku bambu di wilayah Desa Sirpang sigodang

sehingga harus membeli ke daerah lain dengan harga 1000/potong, dan bila

terpaksa pengusaha harus membeli bambu dari Agen dengan harga 1500/potong

bambu.

c. Tenaga kerja industri keranjang bambu dalam artian tenaga kerja upahan di

Desa Sirpang sigodang paling banyak 15 orang dan paling sedikit 4 orang dan

(19)

menggunakan tenaga kerja keluarga atau tidak mendapat upah. Keadaan ini

menunjukkan bahwa industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang adalah

industri Rumah tangga.

d. Dalam mengangkut bahan baku serta memasarkan keranjang bambu, secara

umum pengusaha menggunakan Truk sebagai alat angkutan baik itu dengan

memborong truk atau juga membayar ongkos angkut berdasarkan jumlah bambu

yang diangkut. Pada umumnya Truk yang dibayar adalah truk yang mengangkut

bahan baku bambu, ongkos yang harus dibayar bila dilihat berdasarkan borongan

adalah sebesar Rp.100.000/pengusaha, sedangkan berdasarkan jumlah bambu

yang diangkut adalah Rp.300/potong bambu. Sebanyak 43 pengusaha memilih

dengan memborong Truk dan 17 pengusaha memilih membayar Truk

berdasarkan jumlah bambu, dan 6 pengusaha tanpa Truk pengangkut tetapi

dengan menggunakan Tenaga.

e. Pemasaran Keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang dilihat dari cara

pemasaran dan daerah pemasaran. Cara pemasaran yang dilakukan pengusaha

umumnya (78,26%) dipasarkan secara tidak langsung dengan menjualnya

kepada Agen yang ada di Desa Sirpang sigodang , ini tentu menghasilkan untung

yang tidak banyak dibandingkan dengan menjualnya langsung ke konsumen.

Daerah pemasaran Keranjang bambu dominan dipasarkan ke kota Kabanjahe,

dan Berastagi Kabupaten Karo yang merupakan daerah penghasil buah dan

sayuran yang memerlukan keranjang bambu sebagai wadah penyimpanan, hal

ini menyebabkan pemasaran menjadi lancar dan sekaligus mendukung kegiatan

(20)

2. Pendapatan pengusaha Industri kecil Keranjang bambu di Desa Sirpang

sigodang

Pendapatan pengusaha industri kecil keranjang bambu terendah Rp.1020.000

- Rp.3000.000 dan tertinggi Rp. 5001.000 – 7.300.000 /pengusaha selama satu bulan

dan apabila dirata-ratakan dengan menjumlah seluruh pendapatan pengusaha dan

dibagikan jumlah responden (66)orang maka rata-rata jumlah pendapatan Rp.

287.965/ bulan. Keadaan ini berarti secara keseluruhan pendapatan pekerja yang

diperoleh dari kegiatan industri Keranjang bambu belum dapat memenuhi kebutuhan

dasar hidupnya. Bila dikaitkan dengan UMR maka seluruh pengusaha berada di

bawah UMR Sumatera Utara (tahun 2012 berjumlah Rp.1.200.000) atau belum dapat

memenuhi kebutuhan dasar primer.

B. Saran

Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan

beberapa saran, antara lain :

a. Jumlah modal yang digunakan pengusaha di Desa Sirpang sigodang masih

belum memiliki cukup dana sehingga kegiatan industri keranjang bambu

terkadang masih tersendat dan masih membutuhkan bantuan dana maka bagi

pengusaha untuk sebaiknya lebih memperhatikan dan mulai untuk menabung

modal sehingga bila suatu waktu dibutuhkan modal yang lebih besar tidak

akan kesulitan lagi, bagi pemerintah daerah supaya lebih memperhatikan

industri rumah tangga keranjang bambu tersebut yang pada dasarnya sangat

(21)

b. Bahan baku yang digunakan pengusaha masih tergolong sulit untuk

didapatkan, oleh karena itu bagi pengusaha supaya mulai menyicil menanam

bambu secara berkelompok sehingga tidak terlalu banyak menghabiskan

tempat, karena pada dasarnya proses penanaman bambu sampai pada

pemanenan membutuhkan waktu yang sangat lama, sehingga pada akhirnya

nanti tidak akan kesulitan lagi memperoleh bahan baku bambu.

c. Tenaga kerja pengusaha industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang

merupakan tenaga kerja keluarga. Sehubungan dengan itu sudah sewajarnya

pengusaha dapat menambah tenaga kerja upahan agar dapat meningkatkan

hasil produksi.

d. Dalam hal transportasi, saat ini pengusaha tidak terlalu mendapat kendala

yang lebih, tetapi ada baiknya juga setiap pengusaha untuk saling membantu

dalam hal transportasi, misalnya dengan membentuk kelompok untuk

membayar biaya angkut sehingga lebih meringankan beban biaya angkut.

e. Pemasaran pengusaha keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang pada

umumnya secara tidak langsung dengan menjualnya kepada Agen.

Sehubungan dengan itu sudah sewajarnya pengusaha mulai menjual hasil

produksi langsung kepada konsumen sehingga hasil yang didapat bisa lebih

dari sebelumnya. Mengingat semakin kuatnya persaingan harga maka

selayaknya sesama pengusaha bersama- sama membentuk koperasi untuk

menampung dan menyalurkan atau menjual bahan baku serta keranjang

bambu sesuai dengan harga pasar.

Pendapatan pengusaha industri keranjang bambu di Desa Sirpang sigodang berada di

(22)

memperbaiki kelemahan-kelemahan yang selama ini terjadi dan meningkatkan ke

arah yang lebih baik agar pendapatan yang diperoleh dapat lebih ditingkatkan untuk

Referensi

Dokumen terkait

Industri anyaman bambu ini merupakan upaya yang tepat dalam menciptakan lapangan kerja dan upaya meningkatkan pendapatan bagi penduduk di Kecamatan Sukoharjo, dari berdasarkan

Berdasarkan tabel diatas dijelaskan umur pengusaha pada usaha anyaman bambu di Kecamatan Sukoharjo yang paling banyak adalah kelompok umur produktif ( 15-64 tahun ) dengan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Industri Kecil Mebel Di Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso; Nency Yella Tragindi; 100810101022;

Penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penghasilan Keluarga Pengusaha Industri Kecil Genteng di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat modal usaha, harga jual, biaya produksi, dan tenaga kerja terhadap pendapatan pengrajin bambu di Desa Jambu

Manfaat penelitian ini adalah sebagai informasi bagi peneliti dan instansi yang berguna untuk membantu memaksimalkan pengusahaan hutan rakyat bambu sehingga tercapai hasil

terbatasnya jenis produk dari hasil hutan rakyat bambu padahal hutan bambu di desa. Pondok buluh memiliki potensi yang

Tujuan dari inventarisasi tersebut adalah untuk mendapatkan potensi kandungan biomassa dan massa karbon pada tegakan bambu tali (Gigantochloa apus Kurz.) di Hutan Rakyat