PERBAIKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
DEMONSTRATION PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PORSEA
KAB.TOBA SAMOSIR T.A 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH
RENOLD. P. HUTABARAT 608310178
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, atas berkat dan
Rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi
ini dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program
sarjana pendidikan di Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak sekali kesulitan dan
hambatan yang dialami penulis dalam menyiapkan skripsi ini. Dan keberhasilan
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini tentunya tidak terlepas dengan adanya
bantuan dari berbagai pihak, baik dukungan moral, spritual maupun materi.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan
terimakasih dan penghargaan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan studi serta penulisan skripsi ini sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Si, selaku Rektor UNIMED serta para
Pembantu Rektor UNIMED.
2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M. Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNIMED serta para Pembantu Dekan FIK UNIMED.
3. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M. Kes selaku Ketua Jurusan PJKR FIK
UNIMED, dan serta Bapak Afri Tantri, M. Pd selaku Ketua Prodi PJS.
4. Bapak Drs. Chairul Azmi, M. Pd selaku pembimbing Skripsi yang selama ini
telah membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh Staf Akademik dan Administrasi FIK UNIMED yang telah
iii
6. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Porsea Kab. Toba Samosir, Bapak Jago
Tarigan S. Pd selaku Guru Pendidikan Jasmani, serta seluruh Staf Administrasi
di sekolah SMA Negeri 1 Porsea, yang telah memberi izin kepada penulis
untuk dapat melaksanakan penelitian.
7. Terkhusus buat keluarga tercinta terutama kedua orangtua saya: J. Hutabarat,
Alm (Ayah), A. manik (Ibu), Fitrisyah Hutabarat (Kakak), Januaris Hutabarat
(abang), Alexander Hutabarat (Adik), Sonya Hutabarat (Adik), serta semua
keluarga besar peneliti, terimakasih atas doa, motivasi dan nasehat yang telah
membantu peneliti.
8. Buat abangda dan sahabat saya Liston Silalahi, Ronald Aritonang, Andiaan
Hutauruk, Henro Sihombing, Jhonson Simbolon, Maruli Sihombing, Hitler
Silalahi S,si yang telah membantu saya dalam penelitian, dan rekan-rekan
mahasiswa PJKR Prodi PJS yang telah banyak membantu penulis.
9. Buat seluruh rekan sayab kelas PJS A Ekstensi 2008 yang memberi saya
dukungan dan semangat dan juga membantu dalam mengerjakan skripsi ini.
10. Buat Akosna (Anak kost Naibaho) yang memberikan saya dukungan dan
Doa.
Semoga segala kebaikan Bapak/Ibu dan semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini akan mendapat balasan kebaikan dari
Tuhan YME. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pembaca, terutama bgi penulis sendiri.
Medan, April 2013 Penulis,
i ABSTRAK
RENOLD. P. HUTABARAT NIM: 608310178. Perbaikan Hasil Belajar Lari Sprint Dengan Menggunakan Model Pembelajarn Demonstration Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun Ajaran 2012/2013
(Pembimbing : CHAIRUL AZMI, SKRIPSI : FIK UNIMED 2013.) Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar lari
sprint dengan penggunaan model pembelajaran demonstration pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun Ajaran 2012/2013.
Penelitian ini menggunakan metode PTK (penelitian tindakan kelas) dilakukan
dengan 2 siklus tindakan selama 2 minggu dengan jumlah subjek penelitian
sebanyak 32 siswa-siswi, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. Untuk
memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan Tes Hasil Belajar 1 yang
berbentuk aplikasi teknik dasar lari sprint sebanyak 1 kali pertemuan.
Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis maka diperoleh hasil
analisisnya: (1) Dari tes awal diperoleh 5 orang siswa (15,6%) yang telah
mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 27 orang siswa (84,3%) belum
mencapai ketuntasan belajar. Dengan rata-rata hasil belajar siswa adalah 57,28%.
(2) Dari tes hasil belajar 1 siklus 1 diperoleh 16 orang siswa (50%) yang telah
mencapai tingkat ketuntasan belajar, sedangkan 16 orang siswa (50%) belum
mencapai tingakt ketuntasan belajar, dengan rata-rata hasil belajar siswa adalah
68.39%. (3) Dari tes hasil belajar 2 siklus 2 diperoleh 28 orang siswa (87,5%)
yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar,sedangkan 4 orang siswa (12,5%)
belum mencapai tingkat ketuntasan belajar,dengan rata-rata hasil belajar siswa
82,97%. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil
belajar siswa dari data awal ke siklus 1 sebesar 11,11 %, sedangkan peningkatan
nilai rata-rata siklus 1 ke siklus 2 yaitu sebesar 14,58%. Berdasarkan analisis data
yang dapat dikatakan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran
demonstration dapat menunjang pembelajaran pendidikan jasmani terhadap hasil
v
4.3. Memasuki Garis Finish ... 17
5. Hakikat Model Pembelajaran Interaktif ... 21
6. Hakikat Model Pembelajaran Demonstration ... 30
B. Kerangka Berfikir... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 34
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34
G. Instrumen Penelitian... 40
H. Teknik Analisis Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 45
A. Deskripsi data penelitian ... 45
B. Hasil penelitian... 53
C. Pembahasan hasil penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
A. KESIMPULAN ... 59
vi
DAFTAR PUSTAKA ... 62
1
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki peran yang sangat penting
dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani dan
olahraga memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan berolahraga yang
dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman
belajar melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
dengan mengajarkan berbagai keterampilan berbagai keterampilan gerak dasar,
teknik dan sterategi permainan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas,
kejujuran, kerjasama, dan lain-lain)
Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga bukan melalui
pengajaran didalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatan sentuhan pisikologis, sehingga aktivitas yang
dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan yang diajarkan disekolah adalah bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual, emosional dan keterampilan motorik siswa. Kemampuan
motorik ini diharapkan akan dapat mendukung kondisi fisiknya. Dengan kondisi
2
mata pelajaran. Proses pembelajaran disekolah akan berjalan dengan lancar dan
berkesinambungan.
Agar standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan dapat terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan
sebagai mana yang ada dalam kurikulum, maka guru pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan harus mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar dan berkesinambungan.
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dapat diukur dari keberhasilan siswa
yang mengikuti keberhasilan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat
pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar siswa. Semakin tinggi
pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula
tingkat keberhasilan pembelajaran.
Pada kenyataannya masih ditemukan permasalahannya berupa rendahnya
efektifitas belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini
berkaitan dengan masih ditemukannya keragaman masalah dalam pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, seperti: 1) keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran masih belum nampak, 2) para siswa jarang mengajukan
pertanyaan, walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal
yang kurang dipahami.
Namun dalam kenyataannya masih banyak guru pendidikan jasmani
3
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan praktek pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan karena berbagai macam keterbatasan dalam menyediakan sarana
yang menunjang dalam mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan, sehingga kadang-kadang pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan hanya dilaksanakan secara teori saja dan tidak seperti apa yang
diharapkan. Pendididkan jasmani disekolah harus mempunyai tujuan yang
mengarah kepada tujuan pendidikan. Yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan
daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi
tingkat belajar siswa serta minat dalam mengikuti pembelajaran. Secara umum
kegiatan pembelajaran penjas melibatkan aktivitas fisik, demikian juga dalam
belajar lari sprint. Salah satu masalah dalam pendidikan jasmani di indonesia
hingga dewasa ini adalah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah – sekolah, kondisi rendahnya kualitas pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah lanjut telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa
pengamat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya
sumber – sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran
pendidikan jasmani. Guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara
profesional, kurang berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan
mendidik siswa secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang
mengembangkan kemampuan dan keterampilan secara menyeluruh baik fisik,
mental maupun intelektual.
Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran lari sprint tersebut kreativitas
4
pengalaman belajar yang baik secara lengkap kepada anak didik. Fonomena ini
merupakan sebuah masalah akibatnya kurangnya kemampuan sebagian guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam memanfaatkan perannya
sebagai guru yang memiliki potensi sesuai dengan tuntutan target kurikulum dan
daya serap serta sebagai seorang pendidik yang kreatif dalam mengaktifkan
pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah khususnya
nomor lari sprint.
Lari sprint adalah suatu nomor yang terdapat dalam nomor lari pada
cabang olahraga atletik yang diperlombakan di nasional maupun internasional.
Dalam cabang lari sprint ini pelari harus berlari dengan kecepatan penuh dengan
menempuh jarak yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan pembelajaran
disekolah yang diutamakan bukanlah hasil kecepatan lari, tapi yang paling
diutamakan adalah proses hasil belajar lari sprint, siswa harus dapat mengetahui
tehnik-tehnik dasar lari sprint, misalnya tehnik dasar “aba-aba”, tehnik dasar
“siap”, tehnik dasar “ya”, tehnik dasar gerakan lari dan tehnik dasar memasuki
garis finish.
Guru merupakan pelaksana pembelajaran dan sumber utama bagi siswa
dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan harus bisa
menciptakan kondisi belajar yang dapat merangsang siswa agar belajar efektif.
Guru pendidikan jasmani secara sadar akan melaksanakan pembelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sesuai dengan kurikulum dan harus
5
dan kesehatan tercapai dengan baik, maka guru harus mampu menciptakan
suasana belajar yang efektif dan variasi serta menyenangkan.
Berdasarkan hasil observasi peneliti mengenai proses hasil belajar siswa
dalam pelajaran lari sprint pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Porsea Kabupaten
Toba Samosir, ternyata masih banyak siswa yang memperoleh nilai rendah. Dari
32 orang siswa kelas XI IPA 2, ternyata sebagian besar siswa (23 orang) memiliki
nilai dibawah nilai KKM dan 9 orang siswa memiliki nilai diatas KKM. Nilai
KKM mata pelajaran pendidikan jasmani sekolah adalah 70. Siswa masih kurang
menguasai tehnik-tehnik dasar lari sprint, sehinggah mereka cepat bosan. Guru
penjas perlu memberikan penjelasan lebih lanjut lagi tentang tehnik dasar lari
sprint, agar siswa lebih mengerti dengan baik.
Guru Pendidikan Jasmani olahraga dan kesehatan selama ini memberikan
materi lari sprint lebih dominan dengan cara-cara lama, yaitu dengan metode
ceramah. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran lari sprint menjadi monoton,
karena guru lebih terkesan lebih banyak berperan dalam pembelajaran sedangkan
siswa lebih banyak mendengarkan dan meniru gerakan yang diperankan guru
penjas. Situasi seperti ini kurang mendukung atas kemampuan siswa terutama
dalam memahami suatu materi pembelajaran lari sprint. Pembelajaran dengan
metode lama atau ceramah menyebabkan siswa tidak dapat mengembangkan
kemampuan imajinasinya dan daya fikirnya.
Disamping itu, kurangnya kemampuan siswa di dalam melakukan tehnik
6
sekolah seperti start blok yang persediaannya terbatas, sehingga pada waktu siswa
melakukan tehnik dasar lari sprint, harus secara bergantian.
Jadi untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan model pembelajaran
yang cocok pada pembelajaran lari sprint salah satunya yaitu dengan penggunaan
model pembelajaran Demonstration. Model pembelajaran dalam mengajar
merupakan faktor yang sangat penting untuk memperoleh hasil belajar yang lebih
baik. Alasan penggunakan model pembelajaran demonstration adalah agar siswa
tidak jenuh, siswa akan senang, membentuk kepribadian anak, memacu dan
memotivasi seorang anak untuk belajar lebih luas.media ini merupakan alternatif
yang dapat dipilih dalam pengajaran penjas, mengingat dalam pengajaran penjas
diperlukan suatu bentuk kegiatan yang dapat mengarahkan siswa untuk dapat
menemukan suatu konsep melalui praktek mengusai tehnik yang dipelajari atau
penemuan secara langsung.
Dengan melakukan olahraga lari sprint melalui penggunaan model
pembelajaran demonstration, diharapkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan
siswa menguasai gerak dasar lari sprint dengan benar. Berdasarkan itu penulis
berminat untuk melakukan penelitian yang berjudul “Perbaikan Hasil Belajar Lari
Sprint Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Demonstration Pada Siswa
Kelas XI SMA Negeri 1 Porsea Kab. Toba Samosir Tahun Ajaran 2012/2013.’
B.Indentifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah diuraikan pada latar belakang masalah di atas,
7
susah melakukan tehnik dasar lari sprint, 2. Keterbatasan alat sehingga membuat
siswa jenuh ketika harus menungguh giliran melakukan gerakan, 3. Siswa kurang
aktif dalam mengikuti pembelajaran, 4. Kemauan untuk belajar lari sprint sangat
rendah.
C.Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dan
kemampuan penulis maka perlu adanya pembatasan masalah, adapun pembatasan
masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah melihat peranan menggunakan
model pembelajaran demonstration terhadap upaya peningkatkan hasil belajar
Lari Sprint pada siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir
Tahun Ajaran 2012/2013.
D.Rumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dapat diambil berdasarkan uraian di atas
adalah “Bagaimana Hasil Belajar lari sprint melalui penggunaan model
pembelajaran Demonstration pada siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Porsea
Kabupaten Toba Samosir Tahun Ajaran 2012/2013?”
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : “Perbaikan Hasil Belajar Lari
Sprint Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Demonstration Pada Siswa
Kelas XI SMA Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun Ajaran
8
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai masukan dan informasi bagi guru pendidikan jasmani dalam
memilih media pengajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Para guru pendidikan jasmani di SMA Negeri 1 Porsea Kabupaten Toba
Samosir untuk lebih mengetahui Hasil Peningkatan Belajar Lari Sprint
Menggunakan Model Pembelajaran Demonstration XI SMA Negeri 1
Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun Ajaran 2012/2013.
4. Bagi pihak sekolah agar dapat menerapkan pembelajaran Lari Sprint lebih
efektif terhadap siswanya.
5. Menambah ilmu dan dapat menyelesaikan tugas akhir bagi peneliti dan
59 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Dari hasil belajar siswa sebelum diberi perlakuan (data awal) bahwa
kemampuan siswa dalam melakukan teknik lari sprint masih rendah belum
seperti yang diharapkan. Dari 32 orang siswa yang menjadi subjek dalam
penelitian ini, jumlah skor rata-rata kelas yang diperoleh pada tes awal ini
mencapai 5,15 dengan rata-rata persentase nilai hasil belajar siswa 57,28%. Ada 5
orang siswa (15.6%) yang memiliki ketuntasan belajar, sedangkan 27 orang siswa
(84.3%) masih belum memiliki ketuntasan belajar. Sedangkan setelah mendapat
60
memiliki ketuntasan belajar, sedangkan 4 orang siswa (12,5%) masih belum
memiliki ketuntasan belajar.
Dengan demikian, upaya peningkatan hasil belajar siswa dengan
penggunaan model pembelajaran demonstration pada siswa kelas XI SMA Negeri
1 Porsea Kabupaten Toba Samosir Tahun Ajaran 2012/2013 telah meningkat lebih
baik lagi. Hal ini disebabkan adanya proses dalam pengajaran telah dilakukan
semaksimal mungkin dimana guru memberikan pengulangan dalam pembelajaran
menekankan penjelasan pada tahap memahami teknik lari sprint, penyediaan
sarana yang lebih baik lagi serta memberikan lebih banyak contoh sehingga siswa
61
B. Saran
Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada guru untuk terus menggunakan model pembelajaran
demonstration khususnya pada pengajaran lari sprint atau pun materi
pembelajaran yang lain sehingga keterampilan siswa semakin meningkat.
2. Diharapkan kepada siswa untuk terus memotivasi dirinya untuk mengikuti
pembelajaran agar dapat memahami pembelajaran dengan baik karena
dengan pemahaman yang baik proses belajar mengajar dapat berjalan
dengan lebih baik lagi.
3. Kepada kepala sekolah juga diharapkan dapat menyediakan segala sarana
dan prasarana tentang olahraga khususnya dalam olahraga lari sprint agar
dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar lagi.
4. Kepada teman-teman mahasiswa FIK UNIMED untuk dapat mencoba
melakukan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penggunakan
model pembelajaran yang lainnya.
5. Bagi para pembaca yang tertarik dengan jenis penelitian ini, khususnya
dalam penggunaan model pembelajaran demonstration dapat menambah
wawasan dalam mengembangkan serta meningkatkan kualitas dan
pemahaman tentang penelitian ini agar dapat dilaksanakan dengan lebih
58
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Penelitian tindakan kelas.Bumi Aksara: Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/pendidikan_jasmani diakses Bulan April 2012
http:/remenmaos.blogspot.com/contoh-contoh ptk penggunaan media diakses tanggal 1 October 2012
Kristianto, Agus. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pendidikan Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Press
Muhajir. 2006. Pandidikan Jasmani olahraga dan kesehatan SMA. Jakarta. Penerbit Erlangga.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Cipayung_Ciputat. Penerbit Gaung Persada (GP)
Poerwadarminta. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Penerbit Balai Pustaka.
Rohani, Ahmad. 1997. Media pembelajaran. Jakarta: Penerbit PT Rineka Cipta
Rahardjo. 1988. Media Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Parsada
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito.
Sudjana Nana.Penilaian hasil proses belajar mengajar.Bandung: Penerbit Remaja Rosdakarya.
Suherman, Adang. 2000. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bagian Proyek Penataran Guru SLTP SLTP Setara D-III
59
Tim Penyusun. 2007.Pedoman Penulisan Skripsi FIK Unimed, Medan. FIK Unimed.