• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI MTS KOTA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI MTS KOTA BINJAI."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN

(MGMP) DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI MTS KOTA BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh: M. ALFIAN NIM: 081188130016

PROGRAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PASCA SARJANA UNIVERSIRTAS NEGERI MEDAN

(2)

ABSTRACT

M. Alfian: Relationship between Teachers Competence and Teachers Professionalism Development in Deliberation Subject Teachers (MGMP) With Educational Quality Improvement in MTs of Binjai City. Thesis. Medan: Postgraduate Program of UNIMED, 2012.

The educational quality improvement of schools depends largely on effective function of all related components and optimal synergy. One of determinative components on performance of school for quality improvement is teacher. The objective of research would be to know: 1) The relationship between teachers competence with educational quality improvement in MTs of Binjai city, 2) Relationship between teacher professionalism development in MGMP with educational quality improvement in MTs of Binjai city, and 3) Collective relationship with educational quality improvement in MTs of Binjai City.

This research used survey method through descriptive and correlational study. The population of research was teachers in both Public and Private MTs of Binjai City, 258 individuals. 90 of them has been taken as sample in this research determined by non probability and purposive sampling, i.e., the teachers of Indonesian Language, English, Mathematics, and Natural Science. The instrument of research was questionnaires distributed. The analyzed was accomplished by using multiple correlation analysis.

(3)

ABSTRAK

M. Alfian: Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2012.

Peningkatan mutu pendidikan atau sekolah akan berhasil jika seluruh komponen pendidikan yang terkait berfungsi dan bersinergi secara optimal. Salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah adalah guru. Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai; 2) hubungan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai; dan 3) hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui studi deskriptif dan korelasional. Populasi penelitian ini adalah guru MTs Negeri dan Swasta kota Binjai sebanyak 258 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 90 orang guru yang ditentukan dengan teknik non probability dan purposive sampling yaitu guru-guru Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan guru-guru IPA. Instrumen penelitian menggunakan angket. Teknik analisis yang digunakan analisis korelasi ganda.

(4)

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang selalu memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik. Tesis berjudul “Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme Guru Dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Administrasi

Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari

berbagai pihak baik moril maupun materil, semoga bantuan yang telah diberikan

menjadi amal ibadah dan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah swt, Amin.

Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan

kepada:

1. Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang selalu dan

tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak

awal sampai selesainya penyusunan tesis ini.

2. Prof. Selamat Triono, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing II yang juga telah

banyak memberikan bimbingan, saran, gagasan, masukan yang sangat

berharga dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

4. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Ketua Program Studi

Administrasi Pendidikan sekaligus nara sumber yang telah memberikan

masukan yang begitu berarti dalam penyusunan tesis ini.

5. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si dan Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku nara

sumber yang sangat banyak memberikan masukan dan saran sehingga banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Para Dosen di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

membekali penulis dengan ilmu, pengalaman, dan kematangan berpikir, yang

(5)

3

7. H. Al Ahyu, MA selaku Kepala Kementerian Agama Kota Binjai yang telah

memberi izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian dalam menyelesaikan

tesis ini.

8. Semua kepala sekolah MTs Kota Binjai yang telah memfasilitasi penulis

dalam melakukan penelitian di lapangan.

9. Ayahanda tercinta Drs. H. Nafiah, MA dan Ibunda Dra. Hj. Farida Hanum

Tanjung yang telah mendidik, membesarkan dan selalu memberikan dorongan

serta doa bagi penulis dalam menjalani hidup dan meraih cita-cita.

10.Ayahanda dan Ibunda mertua, H. Kastopo dan Hj. Mulyani yang telah

memotivasi penulis dalam meraih cita-cita.

11.Istriku tercinta Dra. Hj. Elekktrini, H serta anak-anakku tersayang M. Albi

Putra, M. Arfan Fahmi dan Asmi Hajjiah yang selalu setia dan penuh

kesabaran mendampingi penulis dalam suka dan duka serta telah banyak

berkorban dan memberikan motivasi, semangat dan masukan sehingga penulis

bisa menyelesaikan studi.

12.Rekan-rekan Guru MTsN Kota Binjai dan mahasiswa Pascasarjana Unimed

khususnya mahasiswa Administrasi Pendidikan angkatan XIII yang telah

memberi motivasi dan konstribusi yang sangat berharga di saat perkuliahan

sampai selesainya penulisan tesis ini.

13.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, semoga Allah swt

membalas semua kebaikannya, Amin.

Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya. Semoga tesis ini

bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kota Binjai.

Binjai, 5 Mei 2012 Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9

A. Deskripsi Teoritis ... 9

1. Hakekat Mutu Sekolah ... 9

2. Hakikat Kompetensi Guru ... 15

3. Pengembangan Pofesionalisme Guru dalam Bentuk MGMP ... 21

B. Penelitian yang Relevan ... 29

C. Kerangka Berpikir ... 31

1. Hubungan Kompetensi Guru dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 31

2. Hubungan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 32

3. Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) secara bersama-sama dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 33

D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 37

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 40

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

b. Data Variabel Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk MGMP ... 51

c. Data Variabel Peningkatan Mutu Sekolah ... 52

3. Uji Asumsi Klasik ... 53

c. Uji Keberartian Koefisien Korelasi ... 60

5. Sumbangan Relatif dan Efektif Variabel Bebas ... 62

B. Pembahasan ... 62

1. Hubungan Kompetensi Guru dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 63

2. Hubungan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 65

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Paradigma antara Variabel Penelitian ... 38

4.1 Histogram Data Kompetensi Guru MTs di Kota Binjai ... 50

4.2 Histogram Data Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk MGMP di MTs Kota Binjai ... 51

4.3 Histogram Data Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai ... 52

4.4 Grafik Scatterplot Uji Heterokedastisitas ... 54

4.5 Histogram Hasil Uji Normalitas ... 55

4.6 Grafik Normal P-P Plot ... 56

4.7 Gambaran Umum Hubungan Langsung antar Variabel Penelitian ... 58

4.8 Korelasi Parsial antara X1 dengan Y bila X2 Tetap ... 59

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sistem Pendidikan Nasional akan selalu mewujudkan pada arah

penciptaan mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya

manusia. Pada umumnya orang menilai suatu pendidikan hanya dilihat dari

prestasi belajar siswa. Suatu lembaga pendidikan dapat dikatakan bermutu tinggi

apabila prestasi belajar yang dicapai oleh siswanya rata-rata berhasil dengan baik.

Keberhasilan ini tentuk tidak terlepas dari peran guru sebagai salah satu

komponen pendidikan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Hamalik (2004),

bahwa proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh

sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi sebagian besar ditentukan

oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.

Tanpa mengabaikan peranan faktor penting lainnya, mutu guru telah

ditemukan oleh berbagai studi penelitian sebagai faktor yang paling konsisten dan

kuat dalam mempengaruhi mutu pendidikan, guru yang bermutu adalah guru yang

mampu membelajarkan siswa secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya

dan lingkungannya. Di sisi lain upaya menghasilkan guru yang berkualitas juga

merupakan tugas yang tidak mudah.

Menurut Amiruddin (2008), untuk meningkatkan mutu pendidikan

pemerintah telah menempuh berbagai strategi antara lain: 1) penyempurnaan

kurikulum menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan, 2) penyediaan fasilitas

fisik dan media pendidikan, 3) peningkatan kemampuan profesional pendidik dan

tenaga kependidikan, dan 4) peningkatan kesejahteraan dan berbagai jenis

(10)

Mutu seorang guru juga sebagai tenaga pengajar yang mampu melahirkan

lulusan yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan berbagai jalur,

jenis dan jenjang pendidikan, dan di lain pihak kualitas guru sangat berkaitan

dengan pengakuan masyarakat dan status guru sebagai jabatan professional.

Keseluruhan perangkat penggerak di sektor pendidikan khususnya tenaga

pelaksana umum dan guru pada khususnya merupakan salah satu mata rantai yang

cukup lemah, kalangan guru sendiri menyadari akan hal ini, oleh karena itu

muncullah usaha untuk menghasilkan guru yang lebih baik dan berkualitas.

Luapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak serta

kemajuan bangsa dan umat manusia di lain pihak membawa konsekuensi serta

implikasi yang semakin berat dan kompleks bagi pelaksanaan sektor pendidikan

pada umumnya dan guru pada khususnya.

Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18

Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, setiap guru dituntut

meningkatkan profesionalisme guru. Dengan kata lain, setiap guru harus

meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru, baik kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial maupun profesional. Dengan kompetensi ini guru diharap

dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu

mengembangkan profesinya.

Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil jika seluruh komponen

pendidikan yang terkait berfungsi dan bersinergi secara optimal. Salah satu

komponen yang sangat menentukan keberhasilan tersebut adalah kemampuan

profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan proses

(11)

akhirnya sangat ditentukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Walaupun

dalam suatu lembaga pendidikan telah tersedia semua komponen yang

mendukung peningkatanmutu pendidikan, namun tanpa guru yang memiliki

kemampuan profesional yang mapan, peningkatan mutu pendidikan tidak

mungkin terwujud (Amiruddin, 2008).

Dengan demikian guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan

harus ditingkatkan terus kemampuan dan ketrampilannya dalam proses belajar

mengajar, sehingga memiliki wawasan dan sikap profesionalisme guru.

Peningkatan dimaksud akan tercapai apabila guru memiliki sarana yang bisa

digunakan untuk saling menukar informasi dan pengalaman serta saling

membantu memecahkan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing guru di

sekolah.

Danoesiswoyo (2008), mengungkapkan bahwa ada beberapa upaya untuk

meningkatkan profesionalisme guru. Upaya itu adalah melalui pendidikan dan

latihan, pengembangan profesi seperti kegiatan pendidik dalam mengamalkan

ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses

belajar mengajar melalui pembentukan gugus sekolah dan sebagainya.

Pendidikan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan apabila terdapat

elemen sekolah yang melengkapi seperti sarana prasarana, pengajar dan tenaga

administratif lainnya dengan kualitas yang baik. Sarana tersebut oleh Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan dikenal dengan sebutan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP). Musywarah tersebut merupakan wadah para guru untuk

meningkatkan dinamisasi ilmu dan profesionalisme kerja para guru. MGMP

(12)

sekolah. Karena, melalui forum ini para guru dapat mengadakan diskusi dan tukar

pikiran mengenai masalah yang dihadapi di sekolah masing-masing. Selain itu,

forum ini merupakan wadah profesional guru dalam meningkatkan pengetahuan,

kemampuan dan keterampilan.

Banyak kegiatan profesional guru yang dapat dibicarakan dalam forum ini,

misalnya kegiatan pembuatan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Seperti diketahui sejak tahun 2004 pemerintah menggelindingkan sebuah

kurikulum tingkat satuan pendidikan. Setelah melalui uji coba, mulai tahun 2006

semua sekolah diharapkan sudah menerapkan KTSP. Berdasar PP No. 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 17 kurikulum tingkat

satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,

potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat, dan karakteristik peserta

didik. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum satuan pendidikan

dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi

lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP).

Namun, perlu disadari bahwa penyusunan kurikulum tidaklah mudah dan

tidak setiap guru menguasai penyusunan kurikulum. Forum MGMP merupakan

salah satu tempat bertukar pikiran para guru. Di sini para guru bisa saling

menimba kelebihan maupun kekurangan sekolah masing-masing. Selain itu, para

guru bisa menyumbangkan pemikirannya sehingga terkumpul masukan-masukan

yang bisa dijadikan sebagai acuan penyusunan KTSP. Memang setiap sekolah

mempunyai karakteristik berbeda. Namun, kerangka dasar KTSP setiap sekolah

sama yaitu adanya kesamaan standar isi minimal yang dikeluarkan BSNP. Setiap

(13)

Dari hasil diskusi melalui MGMP, para anggota MGMP bisa mengambil

pengalaman untuk menyusun KTSP di sekolah masing-masing. Selanjutnya, bisa

dibicarakan masalah-masalah lain seperti rencana pelaksanaan pembelajaran,

kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi

pembelajaran. Dengan demikian, guru bisa melaksanakan proses pembelajaran

dengan baik. Selain sebagai tempat meningkatkan mutu proses belajar mengajar,

MGMP juga sebagai tempat kegiatan pengembangan profesi. Banyak kegiatan

yang bisa dilakukan para guru misalnya menyusun karya ilmiah seperti karya tulis

ilmiah bentuk penelitian, pembuatan buku, modul atau bahan ajar serta karya tulis.

Namun yang menjadi pertanyaan, apakah seluruh komponen pendidikan

khususnya guru-guru tingkat SMP/MTs di Kota Binjai benar-benar telah

menjalankan MGMP sebagai mana mestinya dalam upaya meningkatkan mutu

sekolah melalui pengembangan profesionalisme keguruaannya? Untuk menjawab

pertanyaan tersebut peneliti merasa perlu melakukan suatu penelitian dengan

mengangkat judul “Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi sejumlah

permasalahan penelitian yang didasari pada diri guru di Madrasah Tsanawiyah

(MTs). Kompetensi dan pengembangan profesional guru MTs di kota Binjai dapat

(14)

Apakah guru mampu membelajarkan siswa secara efektif sesuai dengan

kendala sumber daya dan lingkungannya? Apakah sebagai tenaga pengajar, guru

mampu melahirkan lulusan yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan

penyelenggaraan berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan? Apakah guru dapat

merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu

mengembangkan profesinya? Apakah guru telah memiliki kemampuan atau

kompetensi profesional yang mapan? Apakah guru mempunyai disiplin dalam

mengajar? Apakah disiplin dalam mengajar dapat meningkatkan profesionalisme

guru? Apakah guru-guru MTs di Kota Binjai telah memiliki wadah MGMP dalam

pengembangan profesionalismenya? Apakah seluruh komponen pendidikan

khususnya guru-guru tingkat MTs di Kota Binjai benar-benar telah menjalankan

MGMP sebagai mana mestinya? Apakah guru-guru MTs di Kota Binjai telah

melakukan upaya meningkatkan mutu sekolah? Apakah dengan pengembangan

profesionalisme dalam bentuk MGMP merupakan upaya guru dalam

meningkatkan mutu sekolah? Faktor apa saja yang merupakan peningkatan mutu

sekolah? Apakah kompetensi guru berhubungan dengan peningkatan mutu

sekolah? Apakah pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP

berhubungan dengan peningkatan mutu sekolah?

C. Pembatasan Masalah

Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di

uraikan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan

dengan kompetensi profesionalisme guru yang meliputi: kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional dan kompetensi sosial kemasyarakatan. Pengembangan

(15)

dan pengujian (evaluasi) pembelajaran di kelas. Peningkatan mutu sekolah yang

meliputi: aspek kualitas hasil, dan aspek proses mencapai hasil tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus penelitian di atas, masalah

yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru

dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?.

2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengembangan

profesional guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di

MTs Kota Binjai?.

3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dan

pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP secara bersama-sama

dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan :

1. Hubungan kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota

Binjai?.

2. Hubungan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP dengan

peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?.

3. Hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesional guru dalam

bentuk MGMP secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah di

(16)

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

terutama bagi :

1. Guru, khususnya guru MTs untuk dapat meningkatkan profesionalnya dalam

peningkatan mutu sekolah.

2. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) untuk memperoleh input

sebagai keperluan penilaian untuk memfasilitasi pengembangan profesi guru

MTs lebih lanjut.

3. Bagi para pengambil kebijakan termasuk Departemen Pendidikan Nasional

maupun Daerah Kota Binjai, dapat dijadikan masukan dan bahan

pertimbangan untuk menetapkan kebijakan atau sosialisasi tentang

pengembangan profesi guru khususnya guru MTs melalui MGMP yang pada

akhirnya memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu

pendikan atau sekolah.

4. Sebagai bahan kajian teoritis yang dapat digunakan untuk landasan dalam

(17)
(18)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, pengujian secara statistik dan pembahasan

yang telah dipaparkan, diperoleh beberapa simpulan, antara lain:

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dengan

peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai. Variabel kompetensi guru

memberikan sumbangan efektif sebesar 9,02% terhadap peningkatan mutu

sekolah. Hal ini sekaligus memberi indikasi bahwa peningkatan mutu sekolah

dipengaruhi oleh kompetensi guru.

2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengembangan

profesionalisme guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah

di MTs se Kota Binjai. Variabel pengembangan profesionalisme guru dalam

bentuk MGMP memberikan sumbangan efektif sebesar 16,68% terhadap

peningkatan mutu sekolah. Hal ini juga sekaligus memberi indikasi bahwa

peningkatan mutu sekolah dipengaruhi oleh pengembangan profesionalisme

guru dalam bentuk MGMP.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dan

pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP secara simultan

(bersama-sama) dengan peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai.

Total sumbangan efektif variabel kompetensi guru dan pengembangan

profesionalisme guru dalam bentuk MGMP terhadap peningkatan mutu

sekolah sebesar 25,70%. Hal ini memberi indikasi bahwa kompetensi guru dan

pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP secara simultan

(19)

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif antara kompetensi

guru, pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP serta

kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP

secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah. Hal ini menegaskan

bahwa sebagai salah satu komponen utama sekolah, guru memiliki peran besar

terhadap peningkatan mutu sekolah.

Pada umumnya orang menilai suatu pendidikan hanya dilihat dari prestasi

belajar siswa. Suatu lembaga pendidikan atau sekolah dapat dikatakan bermutu

tinggi apabila prestasi belajar yang dicapai oleh siswanya rata-rata berhasil

dengan baik. Pada kondisi seperti ini, sekolah termasuk guru sebagai pelaksana

pendidikan yang berhubungan secara langsung dengan anak didik (siswa) dituntut

untuk lebih meningkatkan pembinaan kualitas pembelajarannya, karena pada

dasarnya keberhasilan siswa dalam belajar tentu tidak terlepas dari peran dan

kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Hal ini sekaligus

mengindikasikan bahwa kompetensi guru dalam mengajar secara langsung dapat

mempengaruhi hasil belajar dan penguasaan siswa pada mata pelajaran yang

diajarkan oleh seorang guru.

Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan

belajar yang efektif dan mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa

berada pada tingkat yang optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk dapat

meningkatkan mutu sekolah maka kompetensi para guru harus lebih ditingkatkan.

(20)

melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu mengembangkan

profesinya.

Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan

harus ditingkatkan terus kemampuan dan ketrampilannya dalam proses belajar

mengajar, sehingga memiliki wawasan dan sikap profesionalisme. Peningkatan

dimaksud akan tercapai apabila guru memiliki sarana yang bisa digunakan untuk

saling menukar informasi dan pengalaman serta saling membantu memecahkan

tantangan yang dihadapi oleh masing-masing guru di sekolah.

Salah satu sarana atau wadah yang dapat digunakan untuk meningkatkan

dan mengembangkan profesionalisme guru adalah forum Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP). Sebagai wadah profesi yang bersifat non struktural,

sesungguhnya MGMP memiliki peran penting dan strategis untuk meningkatkan

mutu dan profesionalisme kinerja para guru. Prinsip kerja MGMP adalah

cerminan kegiatan “dari, oleh, dan untuk guru” dari semua sekolah. Atas dasar ini,

maka MGMP merupakan organisasi nonstruktural yang bersifat mandiri,

berasaskan kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan

lembaga lain.

Oleh karena itu, peningkatan mutu sekolah melalui pengembangan

profesionalisme guru dalam bentuk kegiatan MGMP harus benar-benar dilakukan

sesuai dengan peran, fungsi serta tujuan MGMP. Agar kegiatan MGMP lebih

bermakna dan bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan dan mengembangkan

profesionalismenya harus ada langkah nyata dari semua pihak terkait untuk

(21)

C. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang

telah diuraikan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada para guru, dalam rangka peningkatan mutu sekolah diharapkan untuk

lebih meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Salah satu langkah

yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru yaitu

dengan diberdayakannya forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Agar kegiatan MGMP lebih bermakna dan bermanfaat bagi guru dalam

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.

2. Kepada para guru perlu adanya motivasi, keseriusan, dan tanggung jawab

peserta dalam mengikuti MGMP serta keterbukaan mengenai

kelemahan/masalah yang dihadapi sehingga upaya untuk peningkatan

kompetensi guru yang nilainya hanya memberikan sumbangan 9,02%,

terhadap peningkatan mutu menjadi lebih besar dikemudian hari.

3. Kepada para guru agar kemampuan profesionalisme yang diperoleh dalam

kegiatan MGMP hendaknya benar-benar diterapkan di lapangan, juga yang

hanya memberikan sumbangan 16,68% agar menjadi meningkat dalam

melaksanakan tugas sehari-hari sehingga tampak perubahan dalam

peningkatan kinerja dan kompetensi guru melalui layanan dalam proses

pembelajaran serta berdampak terhadap mutu proses dan hasil belajar siswa.

4. Kepada para guru yang telah mengikuti kegiatan MGMP diharapkan untuk

dapat berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada guru lain yang belum

mengikuti MGMP di sekolah masing-masing sehingga penyebaran informasi

(22)

5. Kepada pihak terkait baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, para

kepala sekolah/madrasah serta komite sekolah, diharapkan untuk dapat

melakukan gerakan bersama dalam memberdayakan MGMP sebagai forum

atau wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi maupun

profesionalisme guru serta kompetensi siswa dalam rangka meningkatkan

mutu sekolah atau pendidikan secara umum. Rekomendasi atau saran-saran

yang dikemukakan sebagai langkah nyata yang dapat dilakukan agar MGMP

berdaya antara lain: a) perlunya bantuan dana operasional MGMP dari

Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat harus lebih diperbesar, seiring

dengan 20% alokasi dana untuk pendidikan dari Pemerintah pusat; b) adanya

pertemuan rutin dua atau tiga bulan sekali antara Dinas Pendidikan, Pengawas,

MKKS dan pengurus MGMP untuk melaporkan program MGMP yang telah

dilakukan dan mengevaluasinya secara bersama-sama; c) terjalinnya hubungan

dan komunikasi yang baik antar pengurus MGMP di tingkat kabupaten/kota

dan Propoinsi, sehingga secara bersama-sama dapat saling bekerjasama untuk

mengatasi keterbatasan MGMP; d) adanya pembinaan dari Dinas Pendidikan

Kota, LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi, P4TK dan lainnya secara

terus-menerus dan berkelanjutan terhadap MGMP; dan e) meningkatkan

keterlibatan MGMP dalam kegiatan bersama Dinas Pendidikan setempat dan

MKS dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, misalnya

kegiatan lomba bidang studi, pemetaan sumber daya guru dan pembinaannya,

pelatihan bersama, simposium karya tulis /PTK, seminar, lomba bidang studi

(23)

6. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan, karena penelitian ini baru sampai

mengangkat hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme

guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah, maka peneliti

berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang peningkatan mutu sekolah dan

kompetensi guru maupun pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk

MGMP. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk

melakukan penelitian tentang “peran serta atau pengaruh kegiatan MGMP

terhadap peningkatan hasil belajar siswa” misalnya, dengan cara

membandingkan antara hasil belajar siswa yang diajar oleh guru yang telah

mengikuti MGMP dengan siswa yang diajar oleh guru yang belum mengikuti

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, (2008), Pengembangan Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, http://www.lpmpnad.com

Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, S., (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.

Danoesiswoyo, S., (2008), Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP, http://arsip.pontianakpost.com

Depdiknas, (2000), Petunjuk Teknis Pelatihan SLTP/MTs, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar.

Ghozali, I., (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hajar, M.N., (2009), Meningkatkan Mutu Madrasah Melalui Pemberdayaan MGMP, http://h4j4r.multiply.com

Hamalik, O., (2004). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Indriantoro, N., dan Supomo, B., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Komariah, A., dan Triatna, C., (2008), Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Kuswana, W.S., (2005), Kontribusi Organisasi Pembelajaran, Peranserta MGMP, Komite Sekolah, Pengawasan Mata Pelajaran terhadap Kinerja Guru SMKN di Provinsi Jawa Barat, http://www.wowosk.com

Lembaga Manajemen Pendidikan (2005), Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 1 Kertosono, http://ilmiahmanajemen.blogspot.com

(25)

Mustakim, (2008), Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Norliana, (2006), Mutu Pendidikan, http://www.lpmpkalteng.net.

Poerwadarminta, W.J.S., (1984). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Putri, Y., (2008), Mengupas Pentingnya Keberadaan KKG dan MGMP, http://www.padangekspres.co.id

Rismono (2005), Peran Dan Fungsi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Matematika Sekolah Menengah Atas di Kota Tegal,

Sanjaya, W., (2005), Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pres, Jakarta.

Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.

Sukmana, U.D., (2007), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai

Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru,

http://udesukmana.wordpress.com

Sumayang, L., (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.

Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno, B., (2009), MGMP Inovasi Pendidikan, http://budisutrisnompd.blogspot.com

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, (2008), Pengembangan Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, http://www.lpmpnad.com

Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Danim, S., (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.

Danoesiswoyo, S., (2008), Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP, http://arsip.pontianakpost.com

Depdiknas, (2000), Petunjuk Teknis Pelatihan SLTP/MTs, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar.

Ghozali, I., (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hajar, M.N., (2009), Meningkatkan Mutu Madrasah Melalui Pemberdayaan MGMP, http://h4j4r.multiply.com

Hamalik, O., (2004). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Indriantoro, N., dan Supomo, B., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Komariah, A., dan Triatna, C., (2008), Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.

Kuswana, W.S., (2005), Kontribusi Organisasi Pembelajaran, Peranserta MGMP, Komite Sekolah, Pengawasan Mata Pelajaran terhadap Kinerja Guru SMKN di Provinsi Jawa Barat, http://www.wowosk.com

Lembaga Manajemen Pendidikan (2005), Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 1 Kertosono, http://ilmiahmanajemen.blogspot.com

(27)

Mustakim, (2008), Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com

Norliana, (2006), Mutu Pendidikan, http://www.lpmpkalteng.net.

Poerwadarminta, W.J.S., (1984). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Putri, Y., (2008), Mengupas Pentingnya Keberadaan KKG dan MGMP, http://www.padangekspres.co.id

Rismono (2005), Peran Dan Fungsi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Matematika Sekolah Menengah Atas di Kota Tegal,

Sanjaya, W., (2005), Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.

Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pres, Jakarta.

Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.

Sukmana, U.D., (2007), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai

Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru,

http://udesukmana.wordpress.com

Sumayang, L., (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.

Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.

Sutrisno, B., (2009), MGMP Inovasi Pendidikan, http://budisutrisnompd.blogspot.com

Gambar

Gambar 3.1 Paradigma antara Variabel Penelitian  ............................................

Referensi

Dokumen terkait

Videotron sebagai media yang digunakan Humas Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah memberikan informasi yang benar dan wajar terkait pecapaian pembangunan Kabupaten

D ari hasil studi pendahuluan (inform asi aw al) m elalui w aw ancara dengan w arga m asyarakatm iskinyangadadisekitar J atinangor, diantara m ereka ada yang m engataakan: tidak

Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm Yang perlu diperhatikan dalam penulangan kolom antara lain :. Penyambungan kolom diatas balok/sloof Seperempat tinggi

PANDANGAN KRITIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI PERKARA NOMOR 06/PUU-IV/2006 TENTANG PUTUSAN PEMBATALAN UNDANG-UNDANG NO 27 TAHUN 2004.. SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP

Salah satu Prinsip dalam ISO 14001 yang belum diterapkan Perusahaan yang menandakan kekurangan-siapan perusahaan dapat terlihat pada belum terdokumentasikannya dan

Instrumen yang digunakan adalah tes penguasaan konsep fisika modern yang terintegrasi dengan keterampilan generik sains dan disposisi berpikir kritis, lembar observasi,

Pada tikus dengan miokard infark, ditemukan bahwa inhibisi poten dari aktivitas ACE jaringan terkait peningkatan survival dan reduksi massa ventrikel kiri dan ekspresi gen ANP

Penentuan waktu optimum dilakukan dengan cara mengusangkan secara fisik benih jagung dengan memberikan perlakuan suhu 45 °C dan kelembaban udara tinggi (>90%) pada beberapa