HUBUNGAN KOMPETENSI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM BENTUK MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN
(MGMP) DENGAN PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DI MTS KOTA BINJAI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh: M. ALFIAN NIM: 081188130016
PROGRAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PASCA SARJANA UNIVERSIRTAS NEGERI MEDAN
ABSTRACT
M. Alfian: Relationship between Teachers Competence and Teachers Professionalism Development in Deliberation Subject Teachers (MGMP) With Educational Quality Improvement in MTs of Binjai City. Thesis. Medan: Postgraduate Program of UNIMED, 2012.
The educational quality improvement of schools depends largely on effective function of all related components and optimal synergy. One of determinative components on performance of school for quality improvement is teacher. The objective of research would be to know: 1) The relationship between teachers competence with educational quality improvement in MTs of Binjai city, 2) Relationship between teacher professionalism development in MGMP with educational quality improvement in MTs of Binjai city, and 3) Collective relationship with educational quality improvement in MTs of Binjai City.
This research used survey method through descriptive and correlational study. The population of research was teachers in both Public and Private MTs of Binjai City, 258 individuals. 90 of them has been taken as sample in this research determined by non probability and purposive sampling, i.e., the teachers of Indonesian Language, English, Mathematics, and Natural Science. The instrument of research was questionnaires distributed. The analyzed was accomplished by using multiple correlation analysis.
ABSTRAK
M. Alfian: Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai. Tesis. Medan: Program Pascasarjana UNIMED, 2012.
Peningkatan mutu pendidikan atau sekolah akan berhasil jika seluruh komponen pendidikan yang terkait berfungsi dan bersinergi secara optimal. Salah satu komponen yang sangat menentukan keberhasilan sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah adalah guru. Pelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai; 2) hubungan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai; dan 3) hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey melalui studi deskriptif dan korelasional. Populasi penelitian ini adalah guru MTs Negeri dan Swasta kota Binjai sebanyak 258 orang. Sampel penelitian diambil sebanyak 90 orang guru yang ditentukan dengan teknik non probability dan purposive sampling yaitu guru-guru Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan guru-guru IPA. Instrumen penelitian menggunakan angket. Teknik analisis yang digunakan analisis korelasi ganda.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt yang selalu memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tesis berjudul “Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme Guru Dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai”, disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Administrasi
Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak baik moril maupun materil, semoga bantuan yang telah diberikan
menjadi amal ibadah dan mendapatkan rahmat dan hidayah dari Allah swt, Amin.
Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada:
1. Prof. Dr. H. Zainuddin, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang selalu dan
tidak bosan-bosannya memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak
awal sampai selesainya penyusunan tesis ini.
2. Prof. Selamat Triono, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing II yang juga telah
banyak memberikan bimbingan, saran, gagasan, masukan yang sangat
berharga dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Prof. Dr. Belferik Manullang, selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
4. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Administrasi Pendidikan sekaligus nara sumber yang telah memberikan
masukan yang begitu berarti dalam penyusunan tesis ini.
5. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si dan Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku nara
sumber yang sangat banyak memberikan masukan dan saran sehingga banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
6. Para Dosen di Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
membekali penulis dengan ilmu, pengalaman, dan kematangan berpikir, yang
3
7. H. Al Ahyu, MA selaku Kepala Kementerian Agama Kota Binjai yang telah
memberi izin bagi penulis untuk mengadakan penelitian dalam menyelesaikan
tesis ini.
8. Semua kepala sekolah MTs Kota Binjai yang telah memfasilitasi penulis
dalam melakukan penelitian di lapangan.
9. Ayahanda tercinta Drs. H. Nafiah, MA dan Ibunda Dra. Hj. Farida Hanum
Tanjung yang telah mendidik, membesarkan dan selalu memberikan dorongan
serta doa bagi penulis dalam menjalani hidup dan meraih cita-cita.
10.Ayahanda dan Ibunda mertua, H. Kastopo dan Hj. Mulyani yang telah
memotivasi penulis dalam meraih cita-cita.
11.Istriku tercinta Dra. Hj. Elekktrini, H serta anak-anakku tersayang M. Albi
Putra, M. Arfan Fahmi dan Asmi Hajjiah yang selalu setia dan penuh
kesabaran mendampingi penulis dalam suka dan duka serta telah banyak
berkorban dan memberikan motivasi, semangat dan masukan sehingga penulis
bisa menyelesaikan studi.
12.Rekan-rekan Guru MTsN Kota Binjai dan mahasiswa Pascasarjana Unimed
khususnya mahasiswa Administrasi Pendidikan angkatan XIII yang telah
memberi motivasi dan konstribusi yang sangat berharga di saat perkuliahan
sampai selesainya penulisan tesis ini.
13.Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis ini, semoga Allah swt
membalas semua kebaikannya, Amin.
Penulis menyadari tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak demi penyempurnaannya. Semoga tesis ini
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi kemajuan pendidikan di Kota Binjai.
Binjai, 5 Mei 2012 Penulis,
DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 9
A. Deskripsi Teoritis ... 9
1. Hakekat Mutu Sekolah ... 9
2. Hakikat Kompetensi Guru ... 15
3. Pengembangan Pofesionalisme Guru dalam Bentuk MGMP ... 21
B. Penelitian yang Relevan ... 29
C. Kerangka Berpikir ... 31
1. Hubungan Kompetensi Guru dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 31
2. Hubungan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 32
3. Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) secara bersama-sama dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 33
D. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47
b. Data Variabel Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk MGMP ... 51
c. Data Variabel Peningkatan Mutu Sekolah ... 52
3. Uji Asumsi Klasik ... 53
c. Uji Keberartian Koefisien Korelasi ... 60
5. Sumbangan Relatif dan Efektif Variabel Bebas ... 62
B. Pembahasan ... 62
1. Hubungan Kompetensi Guru dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 63
2. Hubungan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah ... 65
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Paradigma antara Variabel Penelitian ... 38
4.1 Histogram Data Kompetensi Guru MTs di Kota Binjai ... 50
4.2 Histogram Data Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk MGMP di MTs Kota Binjai ... 51
4.3 Histogram Data Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai ... 52
4.4 Grafik Scatterplot Uji Heterokedastisitas ... 54
4.5 Histogram Hasil Uji Normalitas ... 55
4.6 Grafik Normal P-P Plot ... 56
4.7 Gambaran Umum Hubungan Langsung antar Variabel Penelitian ... 58
4.8 Korelasi Parsial antara X1 dengan Y bila X2 Tetap ... 59
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Sistem Pendidikan Nasional akan selalu mewujudkan pada arah
penciptaan mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya
manusia. Pada umumnya orang menilai suatu pendidikan hanya dilihat dari
prestasi belajar siswa. Suatu lembaga pendidikan dapat dikatakan bermutu tinggi
apabila prestasi belajar yang dicapai oleh siswanya rata-rata berhasil dengan baik.
Keberhasilan ini tentuk tidak terlepas dari peran guru sebagai salah satu
komponen pendidikan. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Hamalik (2004),
bahwa proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh
sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya akan tetapi sebagian besar ditentukan
oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.
Tanpa mengabaikan peranan faktor penting lainnya, mutu guru telah
ditemukan oleh berbagai studi penelitian sebagai faktor yang paling konsisten dan
kuat dalam mempengaruhi mutu pendidikan, guru yang bermutu adalah guru yang
mampu membelajarkan siswa secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya
dan lingkungannya. Di sisi lain upaya menghasilkan guru yang berkualitas juga
merupakan tugas yang tidak mudah.
Menurut Amiruddin (2008), untuk meningkatkan mutu pendidikan
pemerintah telah menempuh berbagai strategi antara lain: 1) penyempurnaan
kurikulum menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan, 2) penyediaan fasilitas
fisik dan media pendidikan, 3) peningkatan kemampuan profesional pendidik dan
tenaga kependidikan, dan 4) peningkatan kesejahteraan dan berbagai jenis
Mutu seorang guru juga sebagai tenaga pengajar yang mampu melahirkan
lulusan yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan berbagai jalur,
jenis dan jenjang pendidikan, dan di lain pihak kualitas guru sangat berkaitan
dengan pengakuan masyarakat dan status guru sebagai jabatan professional.
Keseluruhan perangkat penggerak di sektor pendidikan khususnya tenaga
pelaksana umum dan guru pada khususnya merupakan salah satu mata rantai yang
cukup lemah, kalangan guru sendiri menyadari akan hal ini, oleh karena itu
muncullah usaha untuk menghasilkan guru yang lebih baik dan berkualitas.
Luapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu pihak serta
kemajuan bangsa dan umat manusia di lain pihak membawa konsekuensi serta
implikasi yang semakin berat dan kompleks bagi pelaksanaan sektor pendidikan
pada umumnya dan guru pada khususnya.
Seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.18
Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan, setiap guru dituntut
meningkatkan profesionalisme guru. Dengan kata lain, setiap guru harus
meningkatkan kompetensinya sebagai seorang guru, baik kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial maupun profesional. Dengan kompetensi ini guru diharap
dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu
mengembangkan profesinya.
Peningkatan mutu pendidikan akan berhasil jika seluruh komponen
pendidikan yang terkait berfungsi dan bersinergi secara optimal. Salah satu
komponen yang sangat menentukan keberhasilan tersebut adalah kemampuan
profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan proses
akhirnya sangat ditentukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Walaupun
dalam suatu lembaga pendidikan telah tersedia semua komponen yang
mendukung peningkatanmutu pendidikan, namun tanpa guru yang memiliki
kemampuan profesional yang mapan, peningkatan mutu pendidikan tidak
mungkin terwujud (Amiruddin, 2008).
Dengan demikian guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan
harus ditingkatkan terus kemampuan dan ketrampilannya dalam proses belajar
mengajar, sehingga memiliki wawasan dan sikap profesionalisme guru.
Peningkatan dimaksud akan tercapai apabila guru memiliki sarana yang bisa
digunakan untuk saling menukar informasi dan pengalaman serta saling
membantu memecahkan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing guru di
sekolah.
Danoesiswoyo (2008), mengungkapkan bahwa ada beberapa upaya untuk
meningkatkan profesionalisme guru. Upaya itu adalah melalui pendidikan dan
latihan, pengembangan profesi seperti kegiatan pendidik dalam mengamalkan
ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk meningkatkan mutu proses
belajar mengajar melalui pembentukan gugus sekolah dan sebagainya.
Pendidikan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan apabila terdapat
elemen sekolah yang melengkapi seperti sarana prasarana, pengajar dan tenaga
administratif lainnya dengan kualitas yang baik. Sarana tersebut oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dikenal dengan sebutan Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). Musywarah tersebut merupakan wadah para guru untuk
meningkatkan dinamisasi ilmu dan profesionalisme kerja para guru. MGMP
sekolah. Karena, melalui forum ini para guru dapat mengadakan diskusi dan tukar
pikiran mengenai masalah yang dihadapi di sekolah masing-masing. Selain itu,
forum ini merupakan wadah profesional guru dalam meningkatkan pengetahuan,
kemampuan dan keterampilan.
Banyak kegiatan profesional guru yang dapat dibicarakan dalam forum ini,
misalnya kegiatan pembuatan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Seperti diketahui sejak tahun 2004 pemerintah menggelindingkan sebuah
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Setelah melalui uji coba, mulai tahun 2006
semua sekolah diharapkan sudah menerapkan KTSP. Berdasar PP No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 17 kurikulum tingkat
satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat, dan karakteristik peserta
didik. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan kurikulum satuan pendidikan
dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi
lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Namun, perlu disadari bahwa penyusunan kurikulum tidaklah mudah dan
tidak setiap guru menguasai penyusunan kurikulum. Forum MGMP merupakan
salah satu tempat bertukar pikiran para guru. Di sini para guru bisa saling
menimba kelebihan maupun kekurangan sekolah masing-masing. Selain itu, para
guru bisa menyumbangkan pemikirannya sehingga terkumpul masukan-masukan
yang bisa dijadikan sebagai acuan penyusunan KTSP. Memang setiap sekolah
mempunyai karakteristik berbeda. Namun, kerangka dasar KTSP setiap sekolah
sama yaitu adanya kesamaan standar isi minimal yang dikeluarkan BSNP. Setiap
Dari hasil diskusi melalui MGMP, para anggota MGMP bisa mengambil
pengalaman untuk menyusun KTSP di sekolah masing-masing. Selanjutnya, bisa
dibicarakan masalah-masalah lain seperti rencana pelaksanaan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, media pembelajaran, metode pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran. Dengan demikian, guru bisa melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik. Selain sebagai tempat meningkatkan mutu proses belajar mengajar,
MGMP juga sebagai tempat kegiatan pengembangan profesi. Banyak kegiatan
yang bisa dilakukan para guru misalnya menyusun karya ilmiah seperti karya tulis
ilmiah bentuk penelitian, pembuatan buku, modul atau bahan ajar serta karya tulis.
Namun yang menjadi pertanyaan, apakah seluruh komponen pendidikan
khususnya guru-guru tingkat SMP/MTs di Kota Binjai benar-benar telah
menjalankan MGMP sebagai mana mestinya dalam upaya meningkatkan mutu
sekolah melalui pengembangan profesionalisme keguruaannya? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut peneliti merasa perlu melakukan suatu penelitian dengan
mengangkat judul “Hubungan Kompetensi Guru dan Pengembangan Profesionalisme guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dengan Peningkatan Mutu Sekolah di MTs Kota Binjai”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi sejumlah
permasalahan penelitian yang didasari pada diri guru di Madrasah Tsanawiyah
(MTs). Kompetensi dan pengembangan profesional guru MTs di kota Binjai dapat
Apakah guru mampu membelajarkan siswa secara efektif sesuai dengan
kendala sumber daya dan lingkungannya? Apakah sebagai tenaga pengajar, guru
mampu melahirkan lulusan yang bermutu, sesuai dengan kebutuhan
penyelenggaraan berbagai jalur, jenis dan jenjang pendidikan? Apakah guru dapat
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu
mengembangkan profesinya? Apakah guru telah memiliki kemampuan atau
kompetensi profesional yang mapan? Apakah guru mempunyai disiplin dalam
mengajar? Apakah disiplin dalam mengajar dapat meningkatkan profesionalisme
guru? Apakah guru-guru MTs di Kota Binjai telah memiliki wadah MGMP dalam
pengembangan profesionalismenya? Apakah seluruh komponen pendidikan
khususnya guru-guru tingkat MTs di Kota Binjai benar-benar telah menjalankan
MGMP sebagai mana mestinya? Apakah guru-guru MTs di Kota Binjai telah
melakukan upaya meningkatkan mutu sekolah? Apakah dengan pengembangan
profesionalisme dalam bentuk MGMP merupakan upaya guru dalam
meningkatkan mutu sekolah? Faktor apa saja yang merupakan peningkatan mutu
sekolah? Apakah kompetensi guru berhubungan dengan peningkatan mutu
sekolah? Apakah pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP
berhubungan dengan peningkatan mutu sekolah?
C. Pembatasan Masalah
Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di
uraikan di atas, maka masalah utama dalam penelitian ini dibatasi hanya berkaitan
dengan kompetensi profesionalisme guru yang meliputi: kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional dan kompetensi sosial kemasyarakatan. Pengembangan
dan pengujian (evaluasi) pembelajaran di kelas. Peningkatan mutu sekolah yang
meliputi: aspek kualitas hasil, dan aspek proses mencapai hasil tersebut.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus penelitian di atas, masalah
yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru
dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?.
2. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengembangan
profesional guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah di
MTs Kota Binjai?.
3. Apakah terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dan
pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP secara bersama-sama
dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Hubungan kompetensi guru dengan peningkatan mutu sekolah di MTs Kota
Binjai?.
2. Hubungan pengembangan profesional guru dalam bentuk MGMP dengan
peningkatan mutu sekolah di MTs Kota Binjai?.
3. Hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesional guru dalam
bentuk MGMP secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah di
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak
terutama bagi :
1. Guru, khususnya guru MTs untuk dapat meningkatkan profesionalnya dalam
peningkatan mutu sekolah.
2. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) untuk memperoleh input
sebagai keperluan penilaian untuk memfasilitasi pengembangan profesi guru
MTs lebih lanjut.
3. Bagi para pengambil kebijakan termasuk Departemen Pendidikan Nasional
maupun Daerah Kota Binjai, dapat dijadikan masukan dan bahan
pertimbangan untuk menetapkan kebijakan atau sosialisasi tentang
pengembangan profesi guru khususnya guru MTs melalui MGMP yang pada
akhirnya memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan mutu
pendikan atau sekolah.
4. Sebagai bahan kajian teoritis yang dapat digunakan untuk landasan dalam
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pengujian secara statistik dan pembahasan
yang telah dipaparkan, diperoleh beberapa simpulan, antara lain:
1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dengan
peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai. Variabel kompetensi guru
memberikan sumbangan efektif sebesar 9,02% terhadap peningkatan mutu
sekolah. Hal ini sekaligus memberi indikasi bahwa peningkatan mutu sekolah
dipengaruhi oleh kompetensi guru.
2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengembangan
profesionalisme guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah
di MTs se Kota Binjai. Variabel pengembangan profesionalisme guru dalam
bentuk MGMP memberikan sumbangan efektif sebesar 16,68% terhadap
peningkatan mutu sekolah. Hal ini juga sekaligus memberi indikasi bahwa
peningkatan mutu sekolah dipengaruhi oleh pengembangan profesionalisme
guru dalam bentuk MGMP.
3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kompetensi guru dan
pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP secara simultan
(bersama-sama) dengan peningkatan mutu sekolah di MTs se Kota Binjai.
Total sumbangan efektif variabel kompetensi guru dan pengembangan
profesionalisme guru dalam bentuk MGMP terhadap peningkatan mutu
sekolah sebesar 25,70%. Hal ini memberi indikasi bahwa kompetensi guru dan
pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP secara simultan
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif antara kompetensi
guru, pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP serta
kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk MGMP
secara bersama-sama dengan peningkatan mutu sekolah. Hal ini menegaskan
bahwa sebagai salah satu komponen utama sekolah, guru memiliki peran besar
terhadap peningkatan mutu sekolah.
Pada umumnya orang menilai suatu pendidikan hanya dilihat dari prestasi
belajar siswa. Suatu lembaga pendidikan atau sekolah dapat dikatakan bermutu
tinggi apabila prestasi belajar yang dicapai oleh siswanya rata-rata berhasil
dengan baik. Pada kondisi seperti ini, sekolah termasuk guru sebagai pelaksana
pendidikan yang berhubungan secara langsung dengan anak didik (siswa) dituntut
untuk lebih meningkatkan pembinaan kualitas pembelajarannya, karena pada
dasarnya keberhasilan siswa dalam belajar tentu tidak terlepas dari peran dan
kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para siswa. Hal ini sekaligus
mengindikasikan bahwa kompetensi guru dalam mengajar secara langsung dapat
mempengaruhi hasil belajar dan penguasaan siswa pada mata pelajaran yang
diajarkan oleh seorang guru.
Guru yang berkompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan
belajar yang efektif dan mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat yang optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, untuk dapat
meningkatkan mutu sekolah maka kompetensi para guru harus lebih ditingkatkan.
melaksanakan pembelajaran dengan baik serta mampu mengembangkan
profesinya.
Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen dalam pendidikan
harus ditingkatkan terus kemampuan dan ketrampilannya dalam proses belajar
mengajar, sehingga memiliki wawasan dan sikap profesionalisme. Peningkatan
dimaksud akan tercapai apabila guru memiliki sarana yang bisa digunakan untuk
saling menukar informasi dan pengalaman serta saling membantu memecahkan
tantangan yang dihadapi oleh masing-masing guru di sekolah.
Salah satu sarana atau wadah yang dapat digunakan untuk meningkatkan
dan mengembangkan profesionalisme guru adalah forum Musyawarah Guru Mata
Pelajaran (MGMP). Sebagai wadah profesi yang bersifat non struktural,
sesungguhnya MGMP memiliki peran penting dan strategis untuk meningkatkan
mutu dan profesionalisme kinerja para guru. Prinsip kerja MGMP adalah
cerminan kegiatan “dari, oleh, dan untuk guru” dari semua sekolah. Atas dasar ini,
maka MGMP merupakan organisasi nonstruktural yang bersifat mandiri,
berasaskan kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan
lembaga lain.
Oleh karena itu, peningkatan mutu sekolah melalui pengembangan
profesionalisme guru dalam bentuk kegiatan MGMP harus benar-benar dilakukan
sesuai dengan peran, fungsi serta tujuan MGMP. Agar kegiatan MGMP lebih
bermakna dan bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan dan mengembangkan
profesionalismenya harus ada langkah nyata dari semua pihak terkait untuk
C. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang
telah diuraikan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada para guru, dalam rangka peningkatan mutu sekolah diharapkan untuk
lebih meningkatkan kompetensi dan profesionalismenya. Salah satu langkah
yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru yaitu
dengan diberdayakannya forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Agar kegiatan MGMP lebih bermakna dan bermanfaat bagi guru dalam
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.
2. Kepada para guru perlu adanya motivasi, keseriusan, dan tanggung jawab
peserta dalam mengikuti MGMP serta keterbukaan mengenai
kelemahan/masalah yang dihadapi sehingga upaya untuk peningkatan
kompetensi guru yang nilainya hanya memberikan sumbangan 9,02%,
terhadap peningkatan mutu menjadi lebih besar dikemudian hari.
3. Kepada para guru agar kemampuan profesionalisme yang diperoleh dalam
kegiatan MGMP hendaknya benar-benar diterapkan di lapangan, juga yang
hanya memberikan sumbangan 16,68% agar menjadi meningkat dalam
melaksanakan tugas sehari-hari sehingga tampak perubahan dalam
peningkatan kinerja dan kompetensi guru melalui layanan dalam proses
pembelajaran serta berdampak terhadap mutu proses dan hasil belajar siswa.
4. Kepada para guru yang telah mengikuti kegiatan MGMP diharapkan untuk
dapat berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada guru lain yang belum
mengikuti MGMP di sekolah masing-masing sehingga penyebaran informasi
5. Kepada pihak terkait baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, para
kepala sekolah/madrasah serta komite sekolah, diharapkan untuk dapat
melakukan gerakan bersama dalam memberdayakan MGMP sebagai forum
atau wadah yang strategis untuk meningkatkan kompetensi maupun
profesionalisme guru serta kompetensi siswa dalam rangka meningkatkan
mutu sekolah atau pendidikan secara umum. Rekomendasi atau saran-saran
yang dikemukakan sebagai langkah nyata yang dapat dilakukan agar MGMP
berdaya antara lain: a) perlunya bantuan dana operasional MGMP dari
Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat harus lebih diperbesar, seiring
dengan 20% alokasi dana untuk pendidikan dari Pemerintah pusat; b) adanya
pertemuan rutin dua atau tiga bulan sekali antara Dinas Pendidikan, Pengawas,
MKKS dan pengurus MGMP untuk melaporkan program MGMP yang telah
dilakukan dan mengevaluasinya secara bersama-sama; c) terjalinnya hubungan
dan komunikasi yang baik antar pengurus MGMP di tingkat kabupaten/kota
dan Propoinsi, sehingga secara bersama-sama dapat saling bekerjasama untuk
mengatasi keterbatasan MGMP; d) adanya pembinaan dari Dinas Pendidikan
Kota, LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi, P4TK dan lainnya secara
terus-menerus dan berkelanjutan terhadap MGMP; dan e) meningkatkan
keterlibatan MGMP dalam kegiatan bersama Dinas Pendidikan setempat dan
MKS dalam meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, misalnya
kegiatan lomba bidang studi, pemetaan sumber daya guru dan pembinaannya,
pelatihan bersama, simposium karya tulis /PTK, seminar, lomba bidang studi
6. Kepada peneliti dan pemerhati pendidikan, karena penelitian ini baru sampai
mengangkat hubungan kompetensi guru dan pengembangan profesionalisme
guru dalam bentuk MGMP dengan peningkatan mutu sekolah, maka peneliti
berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang peningkatan mutu sekolah dan
kompetensi guru maupun pengembangan profesionalisme guru dalam bentuk
MGMP. Peneliti juga menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk
melakukan penelitian tentang “peran serta atau pengaruh kegiatan MGMP
terhadap peningkatan hasil belajar siswa” misalnya, dengan cara
membandingkan antara hasil belajar siswa yang diajar oleh guru yang telah
mengikuti MGMP dengan siswa yang diajar oleh guru yang belum mengikuti
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, (2008), Pengembangan Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, http://www.lpmpnad.com
Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danim, S., (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.
Danoesiswoyo, S., (2008), Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP, http://arsip.pontianakpost.com
Depdiknas, (2000), Petunjuk Teknis Pelatihan SLTP/MTs, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar.
Ghozali, I., (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hajar, M.N., (2009), Meningkatkan Mutu Madrasah Melalui Pemberdayaan MGMP, http://h4j4r.multiply.com
Hamalik, O., (2004). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Indriantoro, N., dan Supomo, B., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Komariah, A., dan Triatna, C., (2008), Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.
Kuswana, W.S., (2005), Kontribusi Organisasi Pembelajaran, Peranserta MGMP, Komite Sekolah, Pengawasan Mata Pelajaran terhadap Kinerja Guru SMKN di Provinsi Jawa Barat, http://www.wowosk.com
Lembaga Manajemen Pendidikan (2005), Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 1 Kertosono, http://ilmiahmanajemen.blogspot.com
Mustakim, (2008), Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com
Norliana, (2006), Mutu Pendidikan, http://www.lpmpkalteng.net.
Poerwadarminta, W.J.S., (1984). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Putri, Y., (2008), Mengupas Pentingnya Keberadaan KKG dan MGMP, http://www.padangekspres.co.id
Rismono (2005), Peran Dan Fungsi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Matematika Sekolah Menengah Atas di Kota Tegal,
Sanjaya, W., (2005), Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pres, Jakarta.
Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.
Sukmana, U.D., (2007), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai
Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru,
http://udesukmana.wordpress.com
Sumayang, L., (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.
Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.
Sutrisno, B., (2009), MGMP Inovasi Pendidikan, http://budisutrisnompd.blogspot.com
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, (2008), Pengembangan Profesionalisme Guru SD Daerah Terpencil Melalui Dana Blockgrant di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, http://www.lpmpnad.com
Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Danim, S., (2007), Visi Baru Manajemen Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta.
Danoesiswoyo, S., (2008), Meningkatkan Profesionalisme Guru Melalui MGMP, http://arsip.pontianakpost.com
Depdiknas, (2000), Petunjuk Teknis Pelatihan SLTP/MTs, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kantor Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Proyek Peningkatan Pendidikan Dasar.
Ghozali, I., (2001), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hajar, M.N., (2009), Meningkatkan Mutu Madrasah Melalui Pemberdayaan MGMP, http://h4j4r.multiply.com
Hamalik, O., (2004). Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Indriantoro, N., dan Supomo, B., (2002), Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akutansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Komariah, A., dan Triatna, C., (2008), Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif, Bumi Aksara, Jakarta.
Kuswana, W.S., (2005), Kontribusi Organisasi Pembelajaran, Peranserta MGMP, Komite Sekolah, Pengawasan Mata Pelajaran terhadap Kinerja Guru SMKN di Provinsi Jawa Barat, http://www.wowosk.com
Lembaga Manajemen Pendidikan (2005), Evaluasi Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Melalui Pengembangan Profesionalisme Guru dalam Bentuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di SMA Negeri 1 Kertosono, http://ilmiahmanajemen.blogspot.com
Mustakim, (2008), Peningkatan Mutu Pembelajaran di Sekolah, http://akhmadsudrajat.wordpress.com
Norliana, (2006), Mutu Pendidikan, http://www.lpmpkalteng.net.
Poerwadarminta, W.J.S., (1984). Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Putri, Y., (2008), Mengupas Pentingnya Keberadaan KKG dan MGMP, http://www.padangekspres.co.id
Rismono (2005), Peran Dan Fungsi Musyawarah Guru Mata Pelajaran Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Matematika Sekolah Menengah Atas di Kota Tegal,
Sanjaya, W., (2005), Pembelajran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta.
Sardiman, A.M., (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pres, Jakarta.
Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.
Sukmana, U.D., (2007), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sebagai
Upaya Meningkatkan Profesionalisme Guru,
http://udesukmana.wordpress.com
Sumayang, L., (2003), Manajemen Produksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.
Suryosubroto, B., (1997), Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta.
Sutrisno, B., (2009), MGMP Inovasi Pendidikan, http://budisutrisnompd.blogspot.com