• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI SMA NEGERI 2 TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DI SMA NEGERI 2 TAKENGON KABUPATEN ACEH TENGAH."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR

MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS

DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF

DI SMA NEGERI 2 TAKENGON

KABUPATEN ACEH TENGAH

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Konsentrasi Kepengawasan

Oleh :

WINNI YUSRA

8126132068

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR

MENGAJAR GURU MELALUI SUPERVISI KLINIS

DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF

DI SMA NEGERI 2 TAKENGON

KABUPATEN ACEH TENGAH

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Konsentrasi Kepengawasan

Oleh :

WINNI YUSRA

8126132068

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRACT

Winni Yusra, The Efforts to Improve Teaching Basic Skills of Teachers through Collaborative Clinical Supervision Approach in SMAN 2 Takengonin Central Aceh district. Thesis, Educational Administration Studies Program. State University of Medan.2014.

This Action research wants to know if through clinical supervision with a collaborative approach can improve the teaching basic skills of teachers. The purpose of this research is to improve the skills of teachers to ask, to reinforsemen the strengthening, to open and close the lessons and skills in managing classroom teachers, through collaborative clinical supervision in SMAN 2 Takengon. This study uses Action research model, referring to the research model designed to process Kemmis cycle (cyclical) consisting of four (4) phases namely planning activities (planning), action (action), observed (observation), and reflect (reflectif). These stages do perindividu repeated until the problems of teachers in implementing the 4 teachers to teach the basic skills can be resolved. The results of the data analysis was the first cycle (one) 67.52%, while in the second cycle 86.16%. From the description it can be seen that there has been an increase in the average value of the skills of teachers, the first cycle to the second cycle in the amount of 86.16%-67.52% =18.64 %. Thus the application of clinical supervise on with a collaborative approach to teaching basic skills to in crease fourth teacher at SMAN 2 Takengon as evidenced by the increase of the skills of each cycle I to cycle II. It is expected to all school superintendents in order to guide teachers through clinical supervision, because many teachers need guidance and support from the school inspector, so that teacher quality will be better and more enjoyable to teach students.

(6)

ABSTRAK

Winni Yusra,Upaya Peningkatan Keterampilan Dasar Mengajar Guru Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di SMA Negeri 2 Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Tesis, Program Studi Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian tindakan sekolah (PTS) ini pada dasarnya ingin mengetahui apakah melalui supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru.Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan guru dalam bertanya, memberi penguatan, membuka dan menutup pelajaran dan keterampilan guru dalam mengelola kelas , melaui supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif di SMA Negeri 2 Takengon. Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan sekolah, mengacu pada model penelitian Kemmis yang dirancang dengan proses siklus terdiri dari 4 fase kegiatan yaitu merencanakan (planning), melakukan tindakan (action), mengamati (observation), dan merefleksi (reflectif). Tahapan ini terus berulang dilakukan perindividu sampai permasalahan guru dalam menerapkan 4 keterampilan dasar mengajar guru tersebut dapat teratasi.Hasil analisis data guru dalam menerapkan 4 keterampilan dasar mengajar yaitu pada siklus I adalah 67,52%, sedangkan pada siklus II adalah 86,16%. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan nilai rata-rata keterampilan guru yaitu dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 86,16% – 67,52% = 18,64%.Dengan demikian penerapan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatakan keempat keterampilan dasar mengajar guru di SMA Negeri 2 Takengon yang dibuktikan dengan adanya peningkatan masing-masing keterampilan dari siklus I ke siklus II. Untuk itu diharapkan kepada semua pengawas sekolah agar dapat membimbing semua guru melalui kegiatan supervisi klinis, karena banyak para guru yang membutuhkan pembinaan dan bantuan dari para pengawas sekolah, dengan harapan kualitas pembelajaran guru akan menjadi lebih baik dan menyenangkan bagi siswa yang diajarnya.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang selalu

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan

baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penulisan tesis ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari

baerbagai pihak baik moril maupun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu. Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan menjadi amal

ibadah dan mendapatkan rahmad dari Allah SWT, Amiin.

Rasa terima kasih terutama penulis sampaikan kepada bapak Dr. Irsan

Rangkuti, M.Pd., M. Si selaku pembimbing I, serta Prof. Dr. Sahat Siagian, M Pd

selaku pembimbing II yang telah membeikan bimbingan dan motivasi kepada

penulis. Tidak ketinggalan juga rasa terima kasih penulis ucapkan kepada

narasumber yaitu bapak Prof. Dr. Belfrik Manullang, Prof. Dr. Abdul Hasan

Saragih, M.Pd, serta bapak Dr. Saut Purba, M.Pd atas beberapa kontribusinya

dalam penelitian ini. Tak lupa juga rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Selaku Rektor Universitas

Negeri Medan

2. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. Selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan fasilitas belajar selama

penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri

(8)

3. Bapak Dr. Ir. Darwin, M.Pd dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd. Selaku ketua

dan sekretaris yang baru pada Prodi Administrasi Pendidikan PPs.

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala,M.Pd dan Dr. Yassaratodo Wau, M.Pd.

Selaku ketua dan sekretaris yang lama pada Prodi Administrasi Pendidikan

PPs. Universitas Negeri Medan.

5. Para Dosen Program Studi Administrasi Pendidikan dan Civitas akademik

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah berperan dalam

memberikan ilmu serta bantuan kepada penulis selama perkuliahan hingga

selesai, pengalaman, dan kematangan berpikir, sehingga dapat digunakan

untuk penyelesaian tesis ini.

6. P2TK Dikmen Kemendiknas yang sudah memberikan bantuan materi dalam

bentuk beasiswa penuh kepada penulis.

7. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah dan Ibu kepala sekolah

bersama seluruh dewan guru yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian

tesis ini.

8. Seluruh Dewan guru / dan pegawai yang ada di SMA negeri 2 Takengon,

khususnya lima orang guru latih yang telah bersedia memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menjadi observer dalam penelitian ini.

9. Semua rekan-rekan mahasiswa kepengawasan angkatan pertama, yang juga

banyak memberikan sumbangsih berupa saran kepada penulis selama ini

10.Semua keluarga besarku, ayahanda Alm . H. Mujahidin Amran, dan bunda

ku Hj. Marwati berserta ayahanda H. M. Salim, BA, semoga diberikan

(9)

v

dinda secara bersama-sama telah memberikan motivasi, dorongan moral,

material dan do’a selama penulis mengikuti perkuliahan dan penyelesaian

tesis ini.

Selanjutnya rasa trimakasih yang teristimewa penulis ucapkan kepada istri

terkasih dan tersayang Elvida Yurni, AMD, Keb bersama ke dua putra/putri

tercinta Faisa Yusvini dan Habib Wadha yang slalu pengertian, tabah, sabar

menunggu, dan rela ditinggalkan walaupun dengan berat hati selama penulis

mengikuti perkuliahan.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan-kelemahan baik sigi isi

maupun tata bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

membangun dari pembaca demi kesumpunaan tesis ini. Semoga tesis ini

bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Mei 2014 Peneliti

(10)

DAFTAR ISI

E. Tujuan Pernelitian Tindakan ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II . KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 14

A. KAJIAN TEORETIS………. 14

1. Keterampilan Dasar Mengajar Guru ... 14

a. Keterampilan Menjelaskan………. 17

b. Keterampilan Mengadakan Variasi……… 18

c. Keterampilan Membimbing Kelompok Diskusi Kelompok Kecil……… 18

d. Keterampilan Kelompok Dan Perorangan……… 19

e. Keterampilan Bertanya... 20

f. Keterampilan Memberi Penguatan ... 23

g. Keterampilan Membukan dan Menutup Pelajaran ... 27

h. Keterampilan Mengelola Kelas ... 32

2. Supervisi Klinis ... 36

(11)

vii

b. Fungsi Supervisi Klinis……… 44

c. Prinsip-prinsip dan Teknik Supervisi Klinis ... 45

d. Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif……… 48

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data hasil Observasi keterampilan dasar mengajar guru SMA

Negeri 2 Takengon ... 4

Tabel 3.1 Data Subjek Penelitian ... 59

Tabel 3.2 Katagori Nilai Produk ... 67

Tabel 4.1 Hasil Rekavitulasi Data Observasi keterampilan Membuka

dan Menutup Pelajaran Pada siklus I ... 72

Tabel 4.2 Hasil Rekavitulasi Data Observasi keterampilan Memberi

penguatan Pada Siklus I ... 72

Tabel 4.3 Hasil Rekavitulasi Data Observasi keterampilan Bertanya

pada siklus I ... 73

Tabel 4.4 Hasil Rekavitulasi Data Observasi keterampilan Mengelola

Kelas Pada siklus I ... 74

Tabel 4.5 Hasil Rekavitulasi Data Observasi Keempat keterampilan Dasar Mengajar Guru Pada siklus I ... 75

Tabel 4.6 Hasil Rekavitulasi Data Observasi keterampilan Membuka

dan Menutup Pelajaran Pada siklus II ... 77

Tabel 4.7 Hasil Rekavitulasi Data Observasi keterampilan Memberi

penguatan Pada Siklus II ... 78

Tabel 4.8 Hasil Rekavitulasi Data Observasi keterampilan Bertanya

pada siklus II ... 78

Tabel 4.9 Hasil Rekavitulasi Data Observasi keterampilan Mengelola

(13)

ix

Tabel 4.10 Hasil Rekavitulasi Data Observasi Keempat keterampilan

Dasar Mengajar Guru Pada siklus II ... 80

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses Hasil Belajar mengajar

Surya Brata (1983) Dalam Kasihani ... 15

2.2 Paradigma Penelitian Supervisi Klinis Menurut Sagala ... 43

2.3 Kegiatan Supervisi Klinis Dengan Pendekatan kolaboratif... 55

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Menurut Kemmis & MC Taggar ... 60

4.1 Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Pada Siklus I ... 72

4.2 Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan Memberi Penguatan Pada Siklus I ... 73

4.3 Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan Bertanya Pada Siklus I ... 73

4.4 Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan Mengelola Kelas Pada Siklus I ... 74

4.5 Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran ... 75

4.6 Grafik Jumlah nilai Rata-rata Guru Pada Siklus I ... 77

(15)

xi

4.8 Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan

Memberi Penguatan Pada Siklus II... 78

4.9 Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan Bertanya Pada Siklus II ... 80

4.10 Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan Mengelola Kelas Pada Siklus II ... 81

4.11 Grafik Perbandingan Antara Siklus I dan Siklus II guru 1 ... 83

4.12 Grafik Perbandingan Antara Siklus I dan Siklus II guru 1 ... 83

4.13 Grafik Perbandingan Antara Siklus I dan Siklus II Guru 1 ... 83

4.14 Grafik Perbandingan Antara Siklus I dan Siklus II Guru 1 ... 83

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Panduan Observasi Keempat Keterampilan

Dasar Guru rumpun IPS ... 95

Lampiran 2 Lembar Observasi Pelaksanaan Supervisi Klinis

Kolaboratif ... 100

Lampiran 3 Intrumen Telaah Kelengkapan RPP ... 102

Lampiran 4 Skenario Kegiatan Pelaksanaan Supervisi Klinis

Pendekatan Kolaboratif ... 103

Lampiran 5 Rencana Kegiatan Penelitian ... 106

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan

mengatasi masalah-masalah dalam proses belajar mengajar (PBM) yang pada

umumnya terjadi dikelas dimana segala kegiatan secara formal dilakukan.

Dalam hal ini kelas merupakan tempat segala kegiatan yang dilakukan guru

dan anak didiknya dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Untuk meningkatkan relevansi pendidikan dapat dicapai melalui

peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat

dinyatakan meningkat kualitasnya apabila unsur-unsur yang terdapat

didalamnya menjadi lebih sesuai (relevan) dengan karakteristik pribadi siswa,

tuntutan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam proses belajar- mengajar, pendidik memiliki peranan utama

dalam menentukan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Yakni

memberikan pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (afektif) dan

keterampilan (phisikomotor). Dengan kata lain tugas dan peran pendidik yang

utama terletak di bidang pengajaran. Pengajaran merupakan alat untuk

mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu seorang pendidik dituntut untuk

memiliki kompetensi pedagogik sehingga dia dapat mengelola proses

belajar-mengajar yang efektif.

Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia masih sangat

(18)

langkah kita para penyelenggara pendidikan untuk berupaya memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pendidikan kita. Dari sederet permasalahan dunia

pendidikan, dapat dirunut di antaranya sebagai berikut : (a) banyak anak didik

yang tidak memperoleh pendidikan yang layak; (b) banyaknya lulusan yang

kurang memiliki kompetensi dan tidak mampu bersaing di pasar global; (c)

sarana pendidikan belum tercapai; (d) peran guru atau pendidik yang belum

optimal; serta (e) biaya pendidikan yang (dianggap) relatif mahal. Lebih

khusus lagi mengenai kualitas guru-guru pendidikan dasar (SD/MI dan

SLTP/MTs) yang belum memenuhi persyaratan yang sesuai dengan harapan.

Hal ini didasarkan pada :(a) keterampilan dasar lulusan pendidikan dasar masih

rendah; (b) tingkat mengulang kelas masih cukup tinggi; (c) belum semua

siswa dapat menamatkan pendidikan dasar; dan (d) angka putus sekolah

persentasenya masih tinggi. Sri Banun (2008:3).

Di lain pihak kemampuan guru terus menerus dikembangkan melalui

berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Depdiknas antara lain: (a)

melaksanakan penataran terhadap para guru-guru; (b) pendidikan dan pelatihan

(Diklat); (c) meningkatkan kualifikasi pendidikan guru dalam program S1dan

S2; (d) mengaktifkan Musawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); (e)

mengadakan workshop dan (f). Melaksanakan fungsionalisasi jabatan

guru-guru dengan menggunakan angka kredit.

Upaya tersebut ternyata tidak mampu meningkatkan kualitas pendidikan

secara signifikan. Oleh karena itu, pemerintah (legeslatif dan eksekutif)

mengambil kebijakan menerbitkan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan

(19)

3

UU tersebut dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 16 tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi

Pendidik dan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar Nomor 18 tahun 2007

tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Semua ini merupakan wujud nyata

keseriusan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Keterampilan dasar mengajar sangat diperlukan guru untuk masa kini,

terutama sehubungan dengan adanya kecenderungan akan diterapkannya

“pembelajaran yang berbasis kontekstual”. Dalam pembelajaran kontekstual,

materi pengajaran perlu diintegrasikan pada konteks pengalaman nyata siswa.

Proses belajar- mengajar melalui intraksi guru-siswa, siswa dan

siswa-guru secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling

terkait menjadi suatu sistem yang utuh. Pemerolehan hasil belajar sangat

ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan PBM selama program pendidikan

dilaksanakan di kelas yang pada kenyataanya tidak pernah lepas dari masalah.

Namun fakta yang nyata terjadi di sekolah-sekolah, mutu guru sangat

beragam serta tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam

menggunakan metode mengajar yang inovatif masih kurang. Dilihat dari

tingkat pendidikannya, sebagai guru SD, sekitar separuh guru SMP dan sekitar

20% guru SMA masih berpendidikan kurang (underqualified) dari yang

dituntut. (Jalal & Supriadi, 2001:262).

Fenomena yang ada sesuai dengan keadaan di SMA Negeri 2

Takengon, hal ini dapat dilihat dari hasil Observasi peneliti pada tanggal 10

(20)

mengajar di kelas XI dan XII jurusan IPS hasilnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel. 1.1 Data Hasil Observasi Keterampilan dasar Mengajar Guru SMA Negeri 2 Takengon Tahun 2013.

Sumber: Data Keterampilan Dasar Mengajar Guru SMA Negeri 2 Tahun 2013

Keterangan Nomor Keterampilan Dasar : 1 = Keterampilan Bertanya

2 = Keterampilan memberi Penguatan 3 = Keterampilan Menjelaskan

4 = Keterampilan Mengadakan variasi

(21)

5

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat ternyata kolom nomor 6 (kegiatan

membimbing diskusi kelompok kecil) dan 7 (mengajar kelompok kecil dan

perorangan) semua guru memperoleh nilai nol ini disebabkan, karena saat

dilakukan observasi kelas kedua keterampilan tersebut sama sekali tidak

diterapkan oleh para guru, sehingga tidak dapat di amati oleh penulis.

Selanjutnya dari keenam keterampilan dasar mengajar guru tersebut , dua

keterampilan sudah memperoleh nilai yang mengembirakan dimana, guru yang

memperoleh nilai mulai cukup (66 – 69) sebanyak 6 (enam orang), nilai baik

(80 – 89) sebanyak 4 orang, bahkan ada seorang guru yang memperoleh nilai

sangat baik (90 - 100) khususnya keterampilan mengadakan variasi. Dan yang

sangat memprihatinkan adalah, ternyata ada 5 (lima orang) guru memiliki nilai

kurang khususnya pada empat keterampilan dasar mengajar guru yakni

keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan

membuka dan menutup pelajaran serta keterampilan mengelola kelas.

Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara penulis dengan para guru yang telah

diobservasi kelas, menyebutkan bahwa ternyata sebagian besar diantara mereka

belum pernah merasakan disupervisi klinis, karena selama ini pengawas

sekolah hanya datang untuk melihat kelengkapan administrasi guru seperti

RPP, dan administrasi sekolah lainnya. Pengawas sekolah tidak pernah

melakukan identifikasi atau menggali informasi tentang

permasalahan-permasalahan yang dialami guru dalam mengajar apalagi memberi solusi,

mereka menambahkan bahwa selama ini belum pernah pengawas sekolah

mengomentari masalah penerapan keterampilan dasar mengajar mereka dalam

(22)

mengatakan bahwa pernah pengawas sekolah datang, langsung memberikan

instrumen penilaian serta diminta untuk mengisi sendiri nilainya tanpa

melakukan observasi kelas terlebih dahulu. Hal ini di benarkan oleh koodinator

pengawas sekolah Dinas kabupaten Aceh Tengah yang menyatakan bahwa hal

itu terjadi karena tidak terlepas dari permasalahan pengawas sekolah di

wilayah binaannya antara lain : (a) pengalaman kerja kurang; (b) tidak bisa

melaksanakan manajerial kepala sekolah; (c) banyak pengawas sekolah yang

berusia lanjut; dan (d) jumlah pengawas yang sudah melebihi terutama untuk

tingkat SMA.

Upaya perbaikan dan peningkatan proses belajar-mengajar di dalam

kelas dipandang sebagai pusat tumpuan peningkatan relevansi pendidikan dan

mutu hasil belajar siswa serta efesiensi pendidikan. Seperti yang dinyatakan

oleh Hammersley (1986) dalam Kasihani (1999:33) mengatakan jika kita

bermaksud memahami cara kerja sekolah dan hendak mengubah atau

meningkatkan peranannya, maka yang sangat penting dimengerti adalah apa

yang terjadi di dalam kelas. Sebagian besar dari wujud nyata kegiatan

pendidikan disekolah dapat diamati saat observasi kelas. Guru memerlukan

jalan keluar atau jawaban atas segala permasalahan yang dihadapinya di kelas.

Oleh karena itu, sudah selayaknya jika guru perlu memiliki pengetahuan untuk

cepat menanggapi serta peka terhadap masalah yang ia hadapi di dalam kelas.

Akhir-akhir ini Dinas Pendidikan Provinsi atau Dinas Pendidikan Kabupaten

berusaha membantu guru untuk dapat memperbaiki kualitas mengajarnya,

(23)

7

antara guru sejenis melalui (MGMP) serta menawari mereka untuk

melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pada kenyataannya tidak semua guru mau melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas, padahal melalui tindakan itu guru dapat memperbaiki

kelemahan guru dalam mengajar sehingga praktik pembelajaran menjadi lebih

efektif dan cara belajarnya lebih sistematis dari pengalamannya sendiri. Karena

dalam melaksanakan tugasnya, guru bertanggung jawab mengelola mata

pelajaran sesuai dengan bidang studinya. Ketika melaksanakan kegiatan

mengajar, seharusnya guru melakukan perbaikan-perbaikan yang berkenaan

dengan upaya menuju perbaikan.

Guru yang profesional akan merasakan dan mengakui bila dia

menghadapi permasalahan yang terkait dengan proses dan hasil pembelajaran,

dia akan melakukan sesuatu. Namun pada kenyataanya tidak semua guru

mengetahui atau menyadari bahwa ada permasalahan dalam mengajar,

sehingga dia merasa bahwa apa yang ia lakukan sehari-hari di kelas tidak

bermasalah. Perbaikan dan peningkatan proses belajar mengajar didalam kelas

dipandang sebagai pusat tumpuan peningkatan relevansi pendidikan dan mutu

hasil belajar siswa serta efesiensi pendidikan. Hal ini tentu saja dapat dilakukan

baik oleh kepala atau pengawas sekolah melalui supervisi akedemik atau

melalui supervis klinis.

Supervisi klinis memiliki peranan yang sangat penting bagi

pengembangan profesionalisme guru. Guru yang profesional tentu tidak

enggan melakukan perubahan-perubahan atau perbaikan praktek

(24)

belajar, semakin positifnya sikap siswa terhadap mata pelajaran, bertambahnya

jenis keterampilan dasar mengajar yang dikuasai guru, serta semakin

mantapnya penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari, sehingga proses

pembelajaran itu tetap relevan, lebih efektif dan efesien.

Berdasarkan uraian diatas dapat diduga bahwa masih ada guru di SMA

Negeri 2 Takengon yang belum memahami beberapa keterampilan dasar

mengajar yang harus di kuasai dengan baik sehingga diperlukan perlakuan

khusus dengan cara supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif, guna

melihat dan memberikan beberapa keterampilan yang harus dipahami dan

dilaksanakan oleh para guru guna memperbaiki kualitas mengajar mereka.

Oleh karena itu tidak mengherankan jika pemahaman atau penguasaan

keterampilan dasar mengajar sebagian guru tersebut masih sangat minim, untuk

itu pihak yang seharusnya bertanggung jawab mengatasi permasalahan tersebut

adalah para kepala sekolah dan pengawas sekolah. Berdasarkan PP 19 tahun

2005 pasal 57 menjelaskan bahwa supervisi manajerial dan supervisi

akademik harus dilakukan secara teratur dan berkelajutan oleh pengawas

sekolah dengan tujuan memperbaiki atau meningkatakan kualitas pembelajaran

demi tercapainya mutu pendidikan khususnya disekolah binaanya ataupun

mutu pendidikan secara Nasional, sehingga kompetensi supervisi harus terus

ditingkatkan oleh pengawas sekolah tersebut.

Mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka peneliti perlu melakukan

upaya-upaya perbaikan melalui supervisi klinis dengan tehnik kolaboratif,

sebab menurut Joni (1997) dalam Kasihani (1999:25) mengatakan bahwa

(25)

9

kesejawatan antara guru dengan guru, guru dengan pengawas dengan secara

mendiskusikan secara bersama apa yang harus dikerjakan dan belajar bersama

dari apa yang dikerjakan. Dalam hal ini guru bukanlah satu-satunya orang yang

harus memecahkan masalahnya sendiri tetapi ada orang lain yang terlibat dan

mereka merupakan satu tim yang sama posisinya.

Supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif yaitu perpaduan antara

pendekatan direktif dan non- direktif menjadi pendekatan baru. Pada

pendekatan ini baik pengawas maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk

menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses

percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Perilaku pengawas adalah

sebagai berikut : menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan

masalah, dan negoisasi.

Menurut Ginkel (1983) dalam Sri Banun (2009: 79). Menyebutkan

bahwa, berdasarkan penelitian Vanezky, Humphries, dan Mars terhadap

guru-guru SD mengemukakan juga katagori supervisi berdasarkan pengalaman

mengajar guru. Ia menyimpulkan bahwa guru yang telah berhasil

mengembangkan kompetensi dan motivasinya cenderung lebih menyukai

pendekatan supervisi kolaboratif.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas dapat diketahui bahwa

keterampilan dasar mengajar guru dapat ditingkatkan dengan berbagai cara,

salah satu cara yang diduga lebih dominan yaitu melalui supervisi klinis

pendekatan kolaboratif. Untuk membuktikan hal tersebut perlu dilakukan

(26)

Mengajar Guru Melalui Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Kolaboratif Di

SMA 2 Takengon Kabupaten Aceh Tengah”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat di

identifikasi berbagai masalah yang berhubungan dengan keterampilan dasar

mengajar guru antara lain :

1. Banyak guru yang diangkat berasal dari perguruan tinggi swasta yang tidak

terakreditasi sehingga kompetensi guru tersebut masih rendah hal ini perlu

ditingkatkan.

2. Banyaknya guru yang diangkat berasal dari lembaga non-kependidikan

yang mengambil strata IV, sehingga mereka kurang memahami kompetensi

pedagogik.

3. Banyaknya guru yang mengambil uang kreditan ke bank dalam jumlah

besar, sehingga gaji yang mereka minus, akibatnya guru kurang

termotivasi dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Kegiatan supervisi klinis sangat jarang dilakukan baik oleh kepala maupun

pengawas sekolah, seharusnya kegiatan supervisi klinis itu dilakukan secara

(27)

11 C.Batasan Masalah

Agar pelaksanaan penelitian tindakan ini lebih terarah, maka penulis

hanya memfokuskan pada peningkatan keterampilan dasar mengajar guru

khususnya keterampilan bertanya, memberi penguatan, membuka dan menutup

pelajaran dan keterampilan mengelola kelas melalui kegiatan supervisi klinis

pendekatan kolaboratif .

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah dalam

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini sebagai berikut “ apakah melalui

supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan

keterampilan dasar mengajar guru khususnya keterampilan bertanya, memberi

penguatan, membuka dan menutup pelajaran dan keterampilan mengelola kelas

di SMA Negeri 2 Takengon ” ?.

E.Tujuan Penelitian Tindakan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan ini adalah untuk

meningkatan keterampilan guru dalam bertanya, memberi penguatan,

membuka dan menutup pelajaran dan keterampilan mengelola kelas. melalui

supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif di SMANegeri 2 Takengon .

F. Manfaat Hasil Penelitian Tindakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti

(28)

1. Secara Teoretis

Penelitian tindakan ini pada dasarnya berupaya untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran guru, serta diharapkan dapat menambah khasanah

ilmu khususnya ilmu kependidikan, terutama yang menyangkut

keterampilan bertanya, memberi penguatan, membuka dan menutup

pelajaran, dan keterampilan pengelolaan kelas dalam kaitannya dengan

efektifitas pembelajaran di sekolah. Selain itu hasil penelitian tindakan ini

juga diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam

hal:

a. Efektifitas pembelajaran dengan menguasai keterampilan dasar mengajar

guru di sekolah khususnya keterampilan bertanya, memberi penguatan,

membuka dan menutup pelajaran, dan keterampilan mengelola kelas.

b. Efektifitas tehnik supevisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dalam

meningkatkan keterampilan dasar mengajar guru di dalam kelas.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian tindakan ini diharapkan memberikan masukan pada

semua pihak yang betanggung jawab didunia pendidikan seperti :

a. Dapat menjadi acuan bagi para guru dalam menerapkan berbagai

keterampilan dasar yang harus dikuasai dan dilakukan guru pada saat

mengajar di kelas serperti keterampilan : bertanya, memberi penguatan,

membuka dan menutup pelajaran serta keterampilan mengelola kelas

(29)

13

b. Hasil penelitian tindakan ini dapat menjadi acuan bagi para pengawas di

satuan pendidikan akan manfaat supervisi klinis di sekolah.

c. Sebagai masukkan bagi Dinas Pendidikan kabupaten Aceh Tengah dalam

rangka memperbaiki kualitas kerja pengawas untuk masa yang akan

datang.

d. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian

lanjutan demi kesempurnaan pencapaian kualitas keterampilan dasar

(30)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian yang diuraikan dalam BAB IV, ada

beberapa simpulan yang dapat diambil antara lain:

1. Peningkatan keterampilan guru rumpun IPS didalam membuka dan menutup

pelajaran di SMA Negeri 2 Takengon setelah dilaksanakan supervisi klinis

dapat memperoleh hasil (67,22%) pada siklus I, meningkat menjadi

(85,50%) pada siklus II, dengan peningkatan nilai sebesar 85,50% -

67,22%. = 18,28%.

2. Peningkatan keterampilan memberi penguatan guru rumpun IPS di SMA

Negeri 2 Takengon setelah dilaksanakan supervisi klinis dapat memproleh

hasil (67,22%) pada Siklus I, meningkat menjadi (80,90%) pada siklus II,

dengan peningkatan nilai sebesar 80,90% - 67,22% = 13,68% .

3. Peningkatan keterampilan guru rumpun IPS didalam tehnik bertanya di

SMA Negeri 2 Takengon setelah dilaksanakan supervisi klinis telah

memproleh hasil (68,17%) pada Siklus I, meningkat menjadi (90,77%)

pada siklus II, dengan peningkatan nilai sebesar 90,77% - 68,17% = 22,6%.

4. Peningkatan keterampilan guru rumpun IPS dalam mengelola kelas di SMA

Negeri 2 Takengon setelah dilaksanakan supervisi klinis dapat memperoleh

hasil (67,50%) pada siklus I, meningkat menjadi (87,50%) pada siklus II,

(31)

91 5. Penerapan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dapat

meningkatkan keterampilan keempat keterampilan dasar mengajar guru di

SMA Negeri 2 Takengon yang dibuktikan dengan adanya peningkatan

masing-masing keterampilan dari siklus I dengan rata-rata 67,52% menjadi

84,06% pada siklus II dengan peningkatan nilai sebesar 84,06% - 67,52% =

16,54%.

B.Implikasi

Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, yang menyatakan bahwa

keterampilan dasar mengajar guru rumpun IPS di SMA Negeri 2 Takengon

Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah meningkat setelah mengikuti

kegiatan supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif. Untuk dapat

mengetahui upaya peningkatan keterampilan dasar mengajar guru rumpun IPS

di SMA Negeri 2 Takengon Kabupaten Aceh Tengah, maka dapat dilakukan

dengan cara supervisi klinis dengan pendekatan kolaboratif dengan strategi : a)

memahami, b) menjelaskan, dan c) mencontohkan secara langsung keempat

keterampilan dasar tersebut kepada guru latih.

Implikasi dari hasil penelitian ini adalah pengawas sekolah perlu

melakukan supervisi klinis kepada seluruh guru yang ada di sekolah binaannya.

Berdasakan temuan pada penelitian ini bahwa keempat keterampilan dasar

mengajar guru seperti dalam keterampilan membuka dan menutup pelajaran,

keterampilan bertanya, memberi penguatan maupun keterampilan dalam

mengelola kelas bagi guru rumpun IPS di SMA Negeri 2 Takengon Kabupaten

Aceh Tengah diharapkan agar terus belajar mengembangkan diri, berkreasi

(32)

C.Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian ini, dapat diberikan

beberapa saran antara lain :

1. Agar semua guru rumpun IPS dapat meningkatkan keterampilan dasar

mengajarnya, seperti keterampilan membuka dan menutup pelajaran,

bertanya, memberi penguatan dan keterampilan mengelola kelas, sehingga

kegiatan pembelajaran semakin berkualitas, maka diharapkan peran serta

pengawas sekolah dalam melaksanakan supervisi klinis terhadap guru yang

bermasalah di sekolah binaannya, terutama bagi guru yang belum mampu

menerapkan berbagai keterampilan dasar mengajar dikelas.

2. Agar kepala sekolah SMA/MA dapat memperhatikan dan membantu para

guru yang mengalami kesulitan di dalam melakukan atau

mendemonstrasikan keterampilan dasar mengajar.

3. Agar semua pengawas sekolah dapat membimbing para guru baik guru IPS,

IPA melalui kegiatan supervisi klinisnya, karena peneliti nyakin bahwa

masih banyak para guru yang membutuhkan pembinaan dan batuan dari

para pengawas sekolah.

4. Agar kepala Dinas Pendidikan dapat memfasilitasi para guru dengan

berbagai kegiatan-kegiatan yang sifatnya dapat membantu para guru untuk

(33)

93

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu Soli. 1985. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut, Jakarta: Tim Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Darmadi Hamid. 2009. Kemampuan Mengajar Dasar. Alfabeta: Bandung

Depdiknas. 2003. UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Akasara

Jalal & Supriadi, 2001. Repormasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta; Adicipta.

Kasihani.K. 1999 Penelitian Tindakan Kelas Malang: Depdikbud Direktorat Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Sekolah Dasar. IBRD LOAD- Indonesia.

Lucio.H William. 1979. Supervision in thought in Action-trind Education, New

York: MC. Graw-Hill Book Company.

Pidarta Made . 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, M. Ngalim 1987. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Rajawali pers.

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2009. Administrasi Pendidikan Kontempoler. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Soewarno, 1985, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen, Jakarta; Gunung Agung.

Sri Banum Muslim, 2008, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas

(34)

Sudjana, Nana. 2008. Penilaian Hasil Belajar Mengajar.Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Dalam Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Usman, Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wardani. 2007. Program Pengalaman Lapangan PPL. Jakarta Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 4.10  Hasil Rekavitulasi  Data  Observasi Keempat keterampilan Dasar Mengajar Guru Pada siklus II .......................................
Grafik Jumlah nilai Masing-masing Guru Untuk Keterampilan
Tabel. 1.1 Data Hasil Observasi  Keterampilan dasar Mengajar Guru SMA Negeri 2 Takengon Tahun 2013

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu pendidikan budaya dan karakter bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nila-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya

P4TKN, Gedung LPPMP Lantai 3 Sayap Timur, Kampus Karangmalang Yogyakarta 55281. Telepon/Fax (0274) 550852 pesawat 144; Laman : sertifikasiguru.uny.ac.id; E-mail

Berdasarkan data Tabel 7 total emisi gas rumah kaca di Sulawesi Tengah pada tahun 2016 menunjukkan hasil terbesar disumbang oleh gas CH 4 dari hasil buangan kegiatan

(3) Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran yang menggunakan metode Peta Konsep menggunakan media atlas non elektronik

Dan berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara faktor umur responden dengan kepuasan pasien yang berobat ke unit rawat jalan puskesmas

Pada umumnya remaja dituntut untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin, Permasalahannya adalah apakah remaja Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten

Pada kegiatan penelitian ini dilakukan penerapan teknologi pemasakan nira tebu secara tidak langsung (sistem uap). Dengan penerapan teknologi tersebut dapat diperoleh

akan dijalankan sarna ada di dalam atau luar kampus perIu mempu- nyai kualiti, berkekalan dan memiliki nilai-nilai \ mumi yang baik serta boleh dimanfaatkan oleh pelajar..