• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGURANGI SIKAP NARSIS SISWA MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DI KELAS XI RPL SMK SWASTA NAMIRA MEDAN TAHUN AJARAN 2014-2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGURANGI SIKAP NARSIS SISWA MELALUI PEMBERIAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK ROLE PLAYING DI KELAS XI RPL SMK SWASTA NAMIRA MEDAN TAHUN AJARAN 2014-2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MENGURANGI SIKAP NARSIS SISWA MELALUI PEMBERIAN

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK

ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN)

DI KELAS XI RPL SMK SWASTA

NAMIRA MEDAN

T.A 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

OLEH:

BIRRUL WALIDAINI

1103151008

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

tepat pada waktunya. Shalawat beriringkan salam kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW yang menjadi saritauladan bagi umatnya.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian skripsi yang berjudul

Mengurangi Sikap Narsis Siswa Melalui Pemberian Layanan Bimbingan

Kelompok Teknik Role Playing di Kelas XI RPL SMK Swasta Namira

Medan T.A 2014/2015”, penulis menyadari banyak mendapat bantuan, motivasi

dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih

kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. S, Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S, selaku Dekan, Prof. Yusnadi, M.S

selaku Pembantu Dekan I, Bapak Aman Simaremare, M.S selaku

Pembantu Dekan II dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd. selaku

Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.

3. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan

4. Ibu Nani Barorah Nasution, S.Psi, MA Dosen Pembimbing Akademik dan

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,

arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Kemali Syarif, M.Pd, Ibu Rahmulyani, M.Pd Kons. dan Ibu Dra.

(7)

iii

telah membantu mengoreksi kesempurnaan skripsi ini, memberi masukan

untuk perbaikan serta memberikan masukan yang bermanfaat untuk

menyelasaikan skripsi ini

6. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha

surat-menyurat.

7. Pegawai perspustakaan FIP Universitas Negeri Medan dan Pegawai

Perpustakan Daerah dalam memenuhi refensi skripsi ini

8. Bapak Susanto, S.Kom, selaku Kepala Sekolah SMK Swasta Namira

Medan dan Ibu Nurhaida O. Siregar, S.Pd.I selaku sebagai Wali Kelas

beserta seluruh siswa kelas XI RPL SMK Swasta Namira Medan Tahun

Ajaran 2014/2015.

9. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Drs. Ali

Murtadha. M. Arifin dan Ibunda Murniati, S.Pd. Mereka yang tidak

henti-hentinya memberikan doa dan dukungan baik itu moril maupun materil.

Tak lupa abangku Syukurdi, S.Sos.I, S.Pd., MA, dan Arrahmadi SH, serta

Waladun Shaleh dan Shilaturrahmi terima kasih telah memberikan

dukungan dan semangatnya serta membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi. Semoga Allah memberikan umur yang panjang, kesehatan dan

berkah yang melimpah.

10. Abang Zulhamdi, S.Pd.I yang telah membantu penulis dalam melakukan

penelitian, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan

(8)

iv

11. Untuk sahabat-sahabatku tersayang Kesebelasan (Annisa Arrumaisyah

Daulay, Sri Ramadani Ritonga, Kiki Rizky Fatmala, Listyanti, Mawaddah

Latifah Hasibuan, Novi Harahap, Nindya Ayu Pristanti, Suci Mayumi,

Vanny Ramadani Lubis, dan Nurhayani) dan Fauzi Abdillah Sinaga,

teman-teman HMI terima kasih telah saling mendoakan, memberikan

masukan, motivasi dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan

skripsi. Seluruh teman-teman BK REG C, BK 2010 yang tidak bisa

disebutkan satu persatu dan teman-teman PPLT Swasta AKP Galang.

Terimakasih untuk segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa.

Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, September 2014

Penulis,

(9)

i

ABSTRAK

BIRRUL WALIDAINI. NIM: 1103151008. Mengurangi Sikap Narsis Siswa Melalui Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing di Kelas XI RPL SMK Swasta Namira Medan Tahun Ajaran 2014-2015. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2014

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dapat mengurangi sikap narsis siswa di kelas XI RPL SMK Swasta Namira Medan Tahun ajaran. 2014-2015. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi, penyebaran angket. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) yang terdiri dari 2 siklus, siklus I dan siklus II dimana masing-masing dilakukan dua kali pertemuan. Jenis data dalam penelitian ini termasuk data kualitatif. Pada setiap pertemuan terakhir dari masing-masing siklus, peneliti melakukan penilaian segera (Laiseg), observasi, dan penilaian melalui hasil angket.

Berdasarkan hasil analisis angket sebelum diberikan tindakan, dari 30 orang siswa diperoleh 22 orang siswa termasuk dalam kategori “cukup” dan 8 orang dengan kategori “baik”. Maka diambil sampel sebanyak 10. Dari hasil analisis data pada siklus I setelah diberikan tindakan diperoleh 3 orang siswa yang mengalami perubahan sikap narsis dengan presentasi keberhasilan 30%, hal ini juga dilihat dari hasil analisis angket, laiseg, dan lembar observasi. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan pada perubahan sikap narsis siswa yaitu 80% karena diperoleh 8 orang siswa yang mengalami peningkatan. Sehingga tingkat keberhasilan layanan sudah mencapai target yakni diatas 75%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap narsis siswa di dalam kelas dapat di kurangi melalui layanan bimbingan kelompok teknik role playing pada kelas XI RPL di SMK Swasta Namira Medan Tahun Ajaran 2014-2015. Layanan bimbingan kelompok teknik role playing ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kesadaran akan dampak sikap narsis siswa didalam kelas sehingga dapat membantu berkurangnya sikap narsis siswa di dalam kelas.

(10)

v

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 7

2.1. Pengertian Sikap Narsis... 10

2.1.1 Pengertian Sikap ... 11

2.1.2 Pengertian Narsis ... 12

2.1.3 Faktor Penyebab Narsis ... 13

2.1.4 Indikator Narsis ... 15

2.1.5 Perbedaan Narsis Normal dan Narsis Berat ... 16

2.1.6 Teknik Penanganan Sikap Narsis ... 19

2.2 Layanan bimbingan kelompok ... 20

2.2.1 Pegertian Bimbingan ... 22

2.2.2 Pengertian kelompok ... 23

2.2.3 Pengertian bimbingan kelompok... 24

2.2.4 Tujuan Bimbingan kelompok ... 25

2.2.5 Manfaat Bimbingan Kelompok ... 26

2.2.6 Model Kelompok Dalam Layanan Bimbingan Kelompok ... 28

2.2.7 Komponen Layanan Bimbingan Kelompok ... 29

2.2.8 Asas-asas Bimbingan Kelompok ... 29

2.2.9 Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok ... 30

2.2.10 Jenis-jenis Bimbingan Kelompok ... 32

2.2.11 Teknik-Teknik Bimbingan Kelompok ... 32

2.3 Teknik Role Playing... 34

2.3.1 Pengertian Teknik Role Playing... 34

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Role Playing ... 36

2.3.3 Langkah – langkah Role Playing ... 37

2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Role Playing ... 40

2.3.5 Bentuk-bentuk Role Playing ... 42

2.3.6 Hal yang Diperhatikan dalam Pelaksanaan Role Playing ... 43

2.4 Kerangka berfikir ... 44

(11)

vi

BAB III

METODE PENELITIAN ... 50

3.1 JeniPenelitian ... 50

3.2 Subjek Penelitian ... 50

3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 51

3.4 Desain Penelitian ... 52

3.4.1 Siklus I ... 54

3.4.2 Siklus II ... 57

3.5 Langkah-langkah Penelitian ... 59

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 60

3.7 Teknik Analisis Data ... 61

3.8 Lokasi dan waktu Penelitian ... 62

3.8.1 Lokasi ... 62

3.8.2 Waktu penelitian ... 62

Table Jadwal Penelitian ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64

4.2 Uji Validitas dan Reabilitas ... 64

4.2.1 Uji Vailditas... 64

4.2.2 Uji Reabilitas ... 66

4.3 Hasil Penelitian ... 67

4.3.1 Hasil Penelitian Sebelum Penelitian Tindakan... 67

4.3.2 Hasil Penelitian Tindakan Siklus I... 70

4.3.3 Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 76

(12)

ix

DAFTAR GAMBAR

(13)

viii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 : Perbandingan jumlah siswa yang dikategorikan “baik” dan “cukup” pra-Siklus ... 68 Diagram 4.1 : Perbedaan Hasil Skor Angket Siswa yang Mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik Role playing Pra-Siklus dan Setelah

(14)

v

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Angket Sebelum Validitas dan Reliabilitas ... 92

LAMPIRAN 2 Tabel SPSS ... 94

LAMPIRAN 3 Perhitungan Validitas ... 95

LAMPIRAN 4 Perhitungan Reabilitas ... 98

LAMPIRAN 5 Angket Narsis Sesudah Validasi... 101

LAMPIRAN 6 RPLBK ... 103

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat pada setiap manuasia,

saat ini perkembangan zaman menuntut kita untuk lebih memperhatikan

perkembangan pendidikan sehingga pendidikan yang utuh berguna untuk

membangun ilmu pengetahuan yang menjadi dasar kehidupan setiap manusia.

Pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam menghadapi masa depan,

dalam pendidikan formal yaitu sekolah siswa diharapkan aktif, dimana kunci

utamanya adalah dapat berinteraksi dengan lingkungan sekolah yaitu teman, guru

serta seluruh perangkat sekolah. Dalam interaksi yang telah dilakukan oleh siswa

lambat laun akan memperoleh kesadaran akan dirinya sebagai pribadi sehingga ia

dapat mengatur sikapnya seperti yang diharapkan orang lain dan mengenal dirinya

serta lingkungannya. Hal ini seperti yang dirumuskan dalam UU No. 20 tahun

2003 Pasal 3 yakni, untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokrasi serta bertanggung jawab.

Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002:263)

“Pendidikan adalah proses pengubahan sikap tatalaku seseorang atau kelompok

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,

proses, cara, perbuatan mendidik.” Dalam mendidik guru juga dituntut untuk

dapat membimbing siswanya agar siswa tersebut tidak terjerumus dalam

(16)

2

kenakalan remaja dan ketegangan emosional serta keliaran remaja (Sofyan,

2010:10).

Siswa SMA yang berumur kisaran 15-18 tahun dikategorikan dalam masa

remaja dimana pada masa ini memiliki ciri khas. Ciri-ciri tersebut yaitu, masa

remaja sebagai priode yang penting, proiode peralihan, priode perubahan, usia

bermasalah, masa mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa

yang tidak realistis, dan ambang masa dewasa (Hurlock, 1999:207). Pada masa

remaja siswa akan menunjukkan rasa suka terhadap lawan jenis yang membuat

siswa ingin menampilkan sisi terbaiknya. Remaja menginginkan agar

penampilannya akan menarik perhatian orang lain, terutama kelompok teman

sebayanya. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan sosial sehingga

berusaha mengikuti perkembangan yang terjadi seperti cara berpenampilan.

Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain atau kelompok

teman sebaya. Menyebabkan remaja intens mengikuti berbagai atribut yang

sedang trend misalnya pemilihan model pakaian dengan merk terkenal,

penggunaan HP dengan fasilitas layanan terbaru, berbelanja di pusat perbelanjaan

terkenal seperti mall atau sekedar jalan-jalan untuk mengisi waktu luang bersama

teman-temannya

Mohammad Rohman (2012:1) mengatakan adanya kemerosotan atau

degradasi sikap atau nilai-nilai budaya bangsa, sehingga orang tua menghendaki

adanya sikap dan prilaku anak-anak yang lebih berkarakter, jujur, memiliki

integritas, bertindak sopan santun, dan ramah tamah dalam pergaulan.

Ramaja cenderung melihat segala sesuatu sesuai dengan apa yang ia

(17)

3

yang diinginkan tidak menjadi kenyataan ia pun mudah kecewa dan terbawa

emosi. Respon remaja saat menghadapi kenyataan inilah yang menambah

inventarisari masalah. Keadaan demikian tentu akan menjadi dasar yang buruk

bagi pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya, sebab apabila salah satu tugas

perkembangan remaja masih belum tercapai maka akan semakin sulit pula untuk

dapat menyelesaikan tugas perkembangan berikutnya.

Fiest (2010:259) menyimpulkan “seorang siswa yang tidak dapat

menyesuaikan diri dengan baik biasanya dicirikan oleh tujuan-tujuan yang tidak

realistis, prilaku yang tidak tepat, kemampuan yang tidak mencukupi atau

ekspektasi yang terlampau rendah untuk dapat melakukan yang dibutuhkan untuk

mendapatkan penguatan positif”. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan

secara berlebihan atau terkesan memaksa maka akan menimbulkan

penyimpangan-penyimpangan psikologis salah satunya ialah narsisme.

Menurut Nevid, J. (2000:238) “orang yang narcissistic atau narsistik

memandang dirinya dengan cara yang berlebihan.” Mereka senang sekali

menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian. Hal

tersebut dapat berupa kekaguman yang berlebihan terhadap wajah sendiri atau

dapat pula terhadap bagian tubuh tertentu seperti menyukai bentuk mata, bentuk

bibir, betis dan sebagainya. Kebutuhan untuk diperhatikan dapat pula menjadikan

seseorang rentan terhadap kekurangan yang ada pada fisik. Sehingga siswa

merasa sangat tidak nyaman karena adanya jerawat atau bahkan siswa yang

memakai make-up yang berlebihan ke sekolah.

Terkadang siswa yang bersikap narsis menghadapi kesulitan dalam

(18)

4

timbul karena kekurangan kemampuan siswa berhubungan dengan lingkungan

sosialnya atau lingkungan sosial itu sendiri kurang sesuai dengan keadaan dirinya.

Misalnya kesulitan dalam mencari teman belajar, teman bermain, terasing dalam

mencari pekerjaan kelompok, dan sebagainya. Sering kita jumpai siswa-siswa

yang sebetulnya pandai dalam pelajaran, tetapi kurang mampu untuk bergaul atau

menyesuaikan diri. Ia kurang disenangi oleh teman-temannya dalam pergaulan

serta menyalurkan perasaan marah atau benci dengan menyombongkan diri

dengan mengecilkan dan merendahkan orang lain (Mulyadi, 2008:106).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru BK SMK Namira

Medan bulan Maret lalu, guru BK mengatakan bahwa adanya siswa yang suka

memakai make-up secara berlebihan seperti memakai soft lense lipstick ke

sekolah, bertingkah laku yang tidak baik untuk mencari perhatian guru dan

teman-temannya.

Peneliti juga mewawancarai ketua kelas XI yang mengatakan bahwa ada

banyak diantara teman-temannya tersebut yang suka mencari perhatian dengan

cara ribut dikelas, mengganggu teman-temannya, membawa bedak, lipstick dan,

cermin bahkan bercermin pada waktu jam pelajaran, beberapa diantara temannya

juga suka menceritakan mengenai dirinya sendiri secara berlebihan. Orang yang

terlalu tinggi menilai dirinya akibatnya ialah kesombongan, tinggi hati memuji

dirinya sendiri yang disebut rasa tinggi diri.

Berdasarkan hasil observasi peneliti juga melihat adanya siswa yang suka

bercermin pada saat jam pelajaran, ber-make up secara berlebihan, membuat

keributan dikelas, dan adanya siswa yang aktif pada jam pelajaran tetapi juga

(19)

5

siswa-siswanya untuk tidak memiliki sifat-sifat yang berlebihan dan cenderung

sifat sombong dan tinggi hati yaitu dengan memberikan bimbingan. Guru BK

SMK Namira sudah menegur siswa tersebut namun belum melakukan bimbingan

pada siswa yang memiliki sikap narsis tersebut.

Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari

sistem pendidikan nasional. Dengan kata lain pelayanan bimbingan dan konseling

pada dasarnya membantu dan menyokong tercapainya tujuan pendidikan nasional,

yaitu mewujudkan individu yang mandiri, yang mampu memanfaatkan potensi

yang dimiliki secara optimal untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, dan

kepentingan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tercipta manusia Indonesia

yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan YME, pengetahuan yang luas, dan

perkembangan kepribadian yang optimal. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan

oleh Hamrin (dalam Prayitno & Amti, 2004:112) bahwa “tujuan bimbingan dan

konseling adalah membantu individu membuat pilihan – pilihan, penyesuaian –

penyesuaian, dan interpretasi – interpretasi dalam hubungannya dengan situasi –

situasi tertentu.”

Melalui teknik role playing siswa diajak untuk belajar memecahkan

masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya

teman-temannya sendiri. Dengan kata lain teknik ini berupaya membantu individu

melalui proses kelompok sosial. Melalui role playing para siswa mencoba

mengeksploitasi masalah-masalah hubungan antar manusia dengan cara

memperagakannya. Proses belajar dengan menggunakan teknik role playing

(20)

6

dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman,

penghargaan dan identifikasi diri terhadap kehidupan yang nyata.

Dalam bidang bimbingan dan konseling, role playing merupakan model

pembelajaran dimana individu (siswa) memerankan situasi yang imajinatif dengan

tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri, meningkatkan

keterampilan-keterampilan, menganalisis prilaku atau menunjukkan pada orang

lain bagaimana perilaku seseorang atau bagaimana seseorang harus berperilaku.

Sehingga role playing merupakan teknik layanan bimbingan kelompok yang

dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok.

Menurut Istarani (2011:77) kelebihan-kelebihan yang diperoleh dengan

melaksanakan role playing adalah untuk mengajar peserta didik agar ia dapat

menempatkan dirinya dengan orang lain; guru dapat melihat kenyataan yang

sebenarnya dari kemampuan peserta didik; bermain peran dan permainan

peranannya menimbulkan diskusi yang hidup; perserta didik akan mengartikan

sosial psikologis; model bermain peran dapat menarik minat peserta didik; dan

melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berekreasi.

Melalui layanan bimbingan kelompok teknik role playing, siswa secara

berkelompok dapat mendiskusikan permasalahan narsisme dikalangan remaja

dengan memainkannya dalam bentuk drama (bermain peran), sehingga siswa

dapat menggambarkan, bertukar pikiran dan perasaan, serta lebih mudah

memahami permasalahan narsis dengan cara diperankan. Hal ini didukung oleh

pernyataan Nevid, J., Rahtus S., & Beverly G (2003:93) self monitoring yaitu

(21)

7

suatu perilaku bermasalah untuk dinilai dalam kehidupan mereka sehari-hari

siswa dimana perilaku itu diperankan oleh temannya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengajukan

judul sebagai berikut “Mengurangi Sikap Narsis Siswa Melalui Pemberian

Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing di Kelas XI SMK

Swasta Namira Medan Tahun Ajaran 2014 - 2015”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah

di atas, maka masalah yang diidentifikasi oleh peneliti adalah :

1) Terdapat siswa yang berprilaku narsis di kelas XI RPL SMK Swasta Namira

Medan

2) Siswa tidak menyadari bahwa dirinya memiliki sikap narsis

3) Siswa yang narsis cenderung memiliki masalah dalam diri dan lingkungannya

4) Siswa belum diberikan layanan untuk mengatasi masalah narsis pada siswa

kelas XI SMK Swasta Namira Medan.

1.3 Pembatasan Masalah

Setelah permasalahan diidentifikasi, maka perlu adanya pembatasan

masalah yang diteliti. Dengan perhitungan keterbatasan yang dimiliki oleh

peneliti, baik dari segi waktu, pikiran dan biaya maka penelitian hanya dibatasi

pada masalah sikap narsis, upaya mengurangi sikap narsis tersebut, dengan

pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dan yang menjadi

objeknya adalah siswa kelas XI SMK Swasta Namira Medan Tahun Ajaran

(22)

8

1.4 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan identifikasi masalah diatas maka peneliti melihat

rumusan masalah dari penelitian ini adalah:“Apakah pemberian layanan

bimbingan kelompok teknik role playing dapat mengurangi sikap narsis siswa

kelas XI SMK Swasta Namira Medan Tahun Ajaran 2014 – 2015?”

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti adalah “Untuk

mengurangi sikap narsis siswa melalui pemberian layanan bimbingan kelompok

teknik role playing di kelas XI SMK Swasta Namira Medan TA. 2014 - 2015.”

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau referensi

dalam melakukan penelitian di bidang yang sama.

b. Bagi Jurusan PPB/BK dan mahasiswa UNIMED dapat digunakan sebagai

referensi dalam menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan terkait

efektifitas teknik role playing dalam layanan bimbingan kelompok.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Menambah wawasan peneliti atau mahasiswa dalam pengembangan ilmu yang

berkaiatan dengan layanan bimbingan dan konseling.

b. Bahan masukan bagi sekolah, guru pembimbing maupun guru bidang studi

dalam pelaksanaan program layanan bimbingan kelompok di sekolah agar

(23)

9

c. Bahan masukan bagi guru BK, tentang pentingnya pemberian layanan

bimbingan kelompok teknik role playing dalam mengurangi sikap narsis siswa

d. Bagi siswa, sebagai masukan dalam membantu mengurangi sikap narsis siswa

Gambar

Gambar 2.1    Kerangka Berpikir.....................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas maka perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh penambahan cera alba dan parafin cair pada salep minyak atsiri rimpang

meイ セ gakui@ pentingnya pencegahe:n Illegal, Unreport&d dan Unreported (IUU) Fishing, yang selanjutnya disehut "IUU Fishing", dan memajukan

Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada subyek, tempat penelitian dan variabel penelitian yaitu hubungan antara pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan

Dari keterangan tersebut suatu perusahaan perlu mempertimbangkan kualitas layanan internal sebagai salah satu cara atau metode untuk menambah kepuasan kerja

The Parties will hold regular consultations at the level of Foreign Ministers/Undersecretaries/Senior Officials to review and examine all aspects of their bilateral

[r]

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister. Program Studi Magister

Penelitian yang akan mengalisis aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Geni Jora akan menggunakan pendekatan tekstual yaitu mengkaji aspek psikologi sang tokoh