MENGURANGI SIKAP NARSIS SISWA MELALUI PEMBERIAN
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK
ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN)
DI KELAS XI RPL SMK SWASTA
NAMIRA MEDAN
T.A 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
OLEH:
BIRRUL WALIDAINI
1103151008
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
tepat pada waktunya. Shalawat beriringkan salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang menjadi saritauladan bagi umatnya.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyelesaian skripsi yang berjudul
“Mengurangi Sikap Narsis Siswa Melalui Pemberian Layanan Bimbingan
Kelompok Teknik Role Playing di Kelas XI RPL SMK Swasta Namira
Medan T.A 2014/2015”, penulis menyadari banyak mendapat bantuan, motivasi
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. S, Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S, selaku Dekan, Prof. Yusnadi, M.S
selaku Pembantu Dekan I, Bapak Aman Simaremare, M.S selaku
Pembantu Dekan II dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd. selaku
Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan UNIMED.
3. Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan
dan Bimbingan
4. Ibu Nani Barorah Nasution, S.Psi, MA Dosen Pembimbing Akademik dan
Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan,
arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.
5. Ibu Kemali Syarif, M.Pd, Ibu Rahmulyani, M.Pd Kons. dan Ibu Dra.
iii
telah membantu mengoreksi kesempurnaan skripsi ini, memberi masukan
untuk perbaikan serta memberikan masukan yang bermanfaat untuk
menyelasaikan skripsi ini
6. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama dalam usaha
surat-menyurat.
7. Pegawai perspustakaan FIP Universitas Negeri Medan dan Pegawai
Perpustakan Daerah dalam memenuhi refensi skripsi ini
8. Bapak Susanto, S.Kom, selaku Kepala Sekolah SMK Swasta Namira
Medan dan Ibu Nurhaida O. Siregar, S.Pd.I selaku sebagai Wali Kelas
beserta seluruh siswa kelas XI RPL SMK Swasta Namira Medan Tahun
Ajaran 2014/2015.
9. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Drs. Ali
Murtadha. M. Arifin dan Ibunda Murniati, S.Pd. Mereka yang tidak
henti-hentinya memberikan doa dan dukungan baik itu moril maupun materil.
Tak lupa abangku Syukurdi, S.Sos.I, S.Pd., MA, dan Arrahmadi SH, serta
Waladun Shaleh dan Shilaturrahmi terima kasih telah memberikan
dukungan dan semangatnya serta membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi. Semoga Allah memberikan umur yang panjang, kesehatan dan
berkah yang melimpah.
10. Abang Zulhamdi, S.Pd.I yang telah membantu penulis dalam melakukan
penelitian, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan
iv
11. Untuk sahabat-sahabatku tersayang Kesebelasan (Annisa Arrumaisyah
Daulay, Sri Ramadani Ritonga, Kiki Rizky Fatmala, Listyanti, Mawaddah
Latifah Hasibuan, Novi Harahap, Nindya Ayu Pristanti, Suci Mayumi,
Vanny Ramadani Lubis, dan Nurhayani) dan Fauzi Abdillah Sinaga,
teman-teman HMI terima kasih telah saling mendoakan, memberikan
masukan, motivasi dan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi. Seluruh teman-teman BK REG C, BK 2010 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu dan teman-teman PPLT Swasta AKP Galang.
Terimakasih untuk segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, September 2014
Penulis,
i
ABSTRAK
BIRRUL WALIDAINI. NIM: 1103151008. Mengurangi Sikap Narsis Siswa Melalui Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing di Kelas XI RPL SMK Swasta Namira Medan Tahun Ajaran 2014-2015. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2014
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dapat mengurangi sikap narsis siswa di kelas XI RPL SMK Swasta Namira Medan Tahun ajaran. 2014-2015. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui observasi, penyebaran angket. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling (PTBK) yang terdiri dari 2 siklus, siklus I dan siklus II dimana masing-masing dilakukan dua kali pertemuan. Jenis data dalam penelitian ini termasuk data kualitatif. Pada setiap pertemuan terakhir dari masing-masing siklus, peneliti melakukan penilaian segera (Laiseg), observasi, dan penilaian melalui hasil angket.
Berdasarkan hasil analisis angket sebelum diberikan tindakan, dari 30 orang siswa diperoleh 22 orang siswa termasuk dalam kategori “cukup” dan 8 orang dengan kategori “baik”. Maka diambil sampel sebanyak 10. Dari hasil analisis data pada siklus I setelah diberikan tindakan diperoleh 3 orang siswa yang mengalami perubahan sikap narsis dengan presentasi keberhasilan 30%, hal ini juga dilihat dari hasil analisis angket, laiseg, dan lembar observasi. Pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan pada perubahan sikap narsis siswa yaitu 80% karena diperoleh 8 orang siswa yang mengalami peningkatan. Sehingga tingkat keberhasilan layanan sudah mencapai target yakni diatas 75%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap narsis siswa di dalam kelas dapat di kurangi melalui layanan bimbingan kelompok teknik role playing pada kelas XI RPL di SMK Swasta Namira Medan Tahun Ajaran 2014-2015. Layanan bimbingan kelompok teknik role playing ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan kesadaran akan dampak sikap narsis siswa didalam kelas sehingga dapat membantu berkurangnya sikap narsis siswa di dalam kelas.
v
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 7
2.1. Pengertian Sikap Narsis... 10
2.1.1 Pengertian Sikap ... 11
2.1.2 Pengertian Narsis ... 12
2.1.3 Faktor Penyebab Narsis ... 13
2.1.4 Indikator Narsis ... 15
2.1.5 Perbedaan Narsis Normal dan Narsis Berat ... 16
2.1.6 Teknik Penanganan Sikap Narsis ... 19
2.2 Layanan bimbingan kelompok ... 20
2.2.1 Pegertian Bimbingan ... 22
2.2.2 Pengertian kelompok ... 23
2.2.3 Pengertian bimbingan kelompok... 24
2.2.4 Tujuan Bimbingan kelompok ... 25
2.2.5 Manfaat Bimbingan Kelompok ... 26
2.2.6 Model Kelompok Dalam Layanan Bimbingan Kelompok ... 28
2.2.7 Komponen Layanan Bimbingan Kelompok ... 29
2.2.8 Asas-asas Bimbingan Kelompok ... 29
2.2.9 Tahap-Tahap Bimbingan Kelompok ... 30
2.2.10 Jenis-jenis Bimbingan Kelompok ... 32
2.2.11 Teknik-Teknik Bimbingan Kelompok ... 32
2.3 Teknik Role Playing... 34
2.3.1 Pengertian Teknik Role Playing... 34
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Role Playing ... 36
2.3.3 Langkah – langkah Role Playing ... 37
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Role Playing ... 40
2.3.5 Bentuk-bentuk Role Playing ... 42
2.3.6 Hal yang Diperhatikan dalam Pelaksanaan Role Playing ... 43
2.4 Kerangka berfikir ... 44
vi
BAB III
METODE PENELITIAN ... 50
3.1 JeniPenelitian ... 50
3.2 Subjek Penelitian ... 50
3.3 Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 51
3.4 Desain Penelitian ... 52
3.4.1 Siklus I ... 54
3.4.2 Siklus II ... 57
3.5 Langkah-langkah Penelitian ... 59
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 60
3.7 Teknik Analisis Data ... 61
3.8 Lokasi dan waktu Penelitian ... 62
3.8.1 Lokasi ... 62
3.8.2 Waktu penelitian ... 62
Table Jadwal Penelitian ... 63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 64
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 64
4.2 Uji Validitas dan Reabilitas ... 64
4.2.1 Uji Vailditas... 64
4.2.2 Uji Reabilitas ... 66
4.3 Hasil Penelitian ... 67
4.3.1 Hasil Penelitian Sebelum Penelitian Tindakan... 67
4.3.2 Hasil Penelitian Tindakan Siklus I... 70
4.3.3 Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 76
ix
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 : Perbandingan jumlah siswa yang dikategorikan “baik” dan “cukup” pra-Siklus ... 68 Diagram 4.1 : Perbedaan Hasil Skor Angket Siswa yang Mengikuti Bimbingan Kelompok Teknik Role playing Pra-Siklus dan Setelah
v
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Angket Sebelum Validitas dan Reliabilitas ... 92
LAMPIRAN 2 Tabel SPSS ... 94
LAMPIRAN 3 Perhitungan Validitas ... 95
LAMPIRAN 4 Perhitungan Reabilitas ... 98
LAMPIRAN 5 Angket Narsis Sesudah Validasi... 101
LAMPIRAN 6 RPLBK ... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat pada setiap manuasia,
saat ini perkembangan zaman menuntut kita untuk lebih memperhatikan
perkembangan pendidikan sehingga pendidikan yang utuh berguna untuk
membangun ilmu pengetahuan yang menjadi dasar kehidupan setiap manusia.
Pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam menghadapi masa depan,
dalam pendidikan formal yaitu sekolah siswa diharapkan aktif, dimana kunci
utamanya adalah dapat berinteraksi dengan lingkungan sekolah yaitu teman, guru
serta seluruh perangkat sekolah. Dalam interaksi yang telah dilakukan oleh siswa
lambat laun akan memperoleh kesadaran akan dirinya sebagai pribadi sehingga ia
dapat mengatur sikapnya seperti yang diharapkan orang lain dan mengenal dirinya
serta lingkungannya. Hal ini seperti yang dirumuskan dalam UU No. 20 tahun
2003 Pasal 3 yakni, untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokrasi serta bertanggung jawab.
Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2002:263)
“Pendidikan adalah proses pengubahan sikap tatalaku seseorang atau kelompok
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan,
proses, cara, perbuatan mendidik.” Dalam mendidik guru juga dituntut untuk
dapat membimbing siswanya agar siswa tersebut tidak terjerumus dalam
2
kenakalan remaja dan ketegangan emosional serta keliaran remaja (Sofyan,
2010:10).
Siswa SMA yang berumur kisaran 15-18 tahun dikategorikan dalam masa
remaja dimana pada masa ini memiliki ciri khas. Ciri-ciri tersebut yaitu, masa
remaja sebagai priode yang penting, proiode peralihan, priode perubahan, usia
bermasalah, masa mencari identitas, usia yang menimbulkan ketakutan, masa
yang tidak realistis, dan ambang masa dewasa (Hurlock, 1999:207). Pada masa
remaja siswa akan menunjukkan rasa suka terhadap lawan jenis yang membuat
siswa ingin menampilkan sisi terbaiknya. Remaja menginginkan agar
penampilannya akan menarik perhatian orang lain, terutama kelompok teman
sebayanya. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan sosial sehingga
berusaha mengikuti perkembangan yang terjadi seperti cara berpenampilan.
Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain atau kelompok
teman sebaya. Menyebabkan remaja intens mengikuti berbagai atribut yang
sedang trend misalnya pemilihan model pakaian dengan merk terkenal,
penggunaan HP dengan fasilitas layanan terbaru, berbelanja di pusat perbelanjaan
terkenal seperti mall atau sekedar jalan-jalan untuk mengisi waktu luang bersama
teman-temannya
Mohammad Rohman (2012:1) mengatakan adanya kemerosotan atau
degradasi sikap atau nilai-nilai budaya bangsa, sehingga orang tua menghendaki
adanya sikap dan prilaku anak-anak yang lebih berkarakter, jujur, memiliki
integritas, bertindak sopan santun, dan ramah tamah dalam pergaulan.
Ramaja cenderung melihat segala sesuatu sesuai dengan apa yang ia
3
yang diinginkan tidak menjadi kenyataan ia pun mudah kecewa dan terbawa
emosi. Respon remaja saat menghadapi kenyataan inilah yang menambah
inventarisari masalah. Keadaan demikian tentu akan menjadi dasar yang buruk
bagi pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya, sebab apabila salah satu tugas
perkembangan remaja masih belum tercapai maka akan semakin sulit pula untuk
dapat menyelesaikan tugas perkembangan berikutnya.
Fiest (2010:259) menyimpulkan “seorang siswa yang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan baik biasanya dicirikan oleh tujuan-tujuan yang tidak
realistis, prilaku yang tidak tepat, kemampuan yang tidak mencukupi atau
ekspektasi yang terlampau rendah untuk dapat melakukan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan penguatan positif”. Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan
secara berlebihan atau terkesan memaksa maka akan menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan psikologis salah satunya ialah narsisme.
Menurut Nevid, J. (2000:238) “orang yang narcissistic atau narsistik
memandang dirinya dengan cara yang berlebihan.” Mereka senang sekali
menyombongkan dirinya dan berharap orang lain memberikan pujian. Hal
tersebut dapat berupa kekaguman yang berlebihan terhadap wajah sendiri atau
dapat pula terhadap bagian tubuh tertentu seperti menyukai bentuk mata, bentuk
bibir, betis dan sebagainya. Kebutuhan untuk diperhatikan dapat pula menjadikan
seseorang rentan terhadap kekurangan yang ada pada fisik. Sehingga siswa
merasa sangat tidak nyaman karena adanya jerawat atau bahkan siswa yang
memakai make-up yang berlebihan ke sekolah.
Terkadang siswa yang bersikap narsis menghadapi kesulitan dalam
4
timbul karena kekurangan kemampuan siswa berhubungan dengan lingkungan
sosialnya atau lingkungan sosial itu sendiri kurang sesuai dengan keadaan dirinya.
Misalnya kesulitan dalam mencari teman belajar, teman bermain, terasing dalam
mencari pekerjaan kelompok, dan sebagainya. Sering kita jumpai siswa-siswa
yang sebetulnya pandai dalam pelajaran, tetapi kurang mampu untuk bergaul atau
menyesuaikan diri. Ia kurang disenangi oleh teman-temannya dalam pergaulan
serta menyalurkan perasaan marah atau benci dengan menyombongkan diri
dengan mengecilkan dan merendahkan orang lain (Mulyadi, 2008:106).
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru BK SMK Namira
Medan bulan Maret lalu, guru BK mengatakan bahwa adanya siswa yang suka
memakai make-up secara berlebihan seperti memakai soft lense lipstick ke
sekolah, bertingkah laku yang tidak baik untuk mencari perhatian guru dan
teman-temannya.
Peneliti juga mewawancarai ketua kelas XI yang mengatakan bahwa ada
banyak diantara teman-temannya tersebut yang suka mencari perhatian dengan
cara ribut dikelas, mengganggu teman-temannya, membawa bedak, lipstick dan,
cermin bahkan bercermin pada waktu jam pelajaran, beberapa diantara temannya
juga suka menceritakan mengenai dirinya sendiri secara berlebihan. Orang yang
terlalu tinggi menilai dirinya akibatnya ialah kesombongan, tinggi hati memuji
dirinya sendiri yang disebut rasa tinggi diri.
Berdasarkan hasil observasi peneliti juga melihat adanya siswa yang suka
bercermin pada saat jam pelajaran, ber-make up secara berlebihan, membuat
keributan dikelas, dan adanya siswa yang aktif pada jam pelajaran tetapi juga
5
siswa-siswanya untuk tidak memiliki sifat-sifat yang berlebihan dan cenderung
sifat sombong dan tinggi hati yaitu dengan memberikan bimbingan. Guru BK
SMK Namira sudah menegur siswa tersebut namun belum melakukan bimbingan
pada siswa yang memiliki sikap narsis tersebut.
Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari
sistem pendidikan nasional. Dengan kata lain pelayanan bimbingan dan konseling
pada dasarnya membantu dan menyokong tercapainya tujuan pendidikan nasional,
yaitu mewujudkan individu yang mandiri, yang mampu memanfaatkan potensi
yang dimiliki secara optimal untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, dan
kepentingan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tercipta manusia Indonesia
yang memiliki ketaqwaan terhadap Tuhan YME, pengetahuan yang luas, dan
perkembangan kepribadian yang optimal. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan
oleh Hamrin (dalam Prayitno & Amti, 2004:112) bahwa “tujuan bimbingan dan
konseling adalah membantu individu membuat pilihan – pilihan, penyesuaian –
penyesuaian, dan interpretasi – interpretasi dalam hubungannya dengan situasi –
situasi tertentu.”
Melalui teknik role playing siswa diajak untuk belajar memecahkan
masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya
teman-temannya sendiri. Dengan kata lain teknik ini berupaya membantu individu
melalui proses kelompok sosial. Melalui role playing para siswa mencoba
mengeksploitasi masalah-masalah hubungan antar manusia dengan cara
memperagakannya. Proses belajar dengan menggunakan teknik role playing
6
dalam menghayati peran itu akan menentukan apakah proses pemahaman,
penghargaan dan identifikasi diri terhadap kehidupan yang nyata.
Dalam bidang bimbingan dan konseling, role playing merupakan model
pembelajaran dimana individu (siswa) memerankan situasi yang imajinatif dengan
tujuan untuk membantu tercapainya pemahaman diri sendiri, meningkatkan
keterampilan-keterampilan, menganalisis prilaku atau menunjukkan pada orang
lain bagaimana perilaku seseorang atau bagaimana seseorang harus berperilaku.
Sehingga role playing merupakan teknik layanan bimbingan kelompok yang
dilakukan secara sadar dan diskusi tentang peran dalam kelompok.
Menurut Istarani (2011:77) kelebihan-kelebihan yang diperoleh dengan
melaksanakan role playing adalah untuk mengajar peserta didik agar ia dapat
menempatkan dirinya dengan orang lain; guru dapat melihat kenyataan yang
sebenarnya dari kemampuan peserta didik; bermain peran dan permainan
peranannya menimbulkan diskusi yang hidup; perserta didik akan mengartikan
sosial psikologis; model bermain peran dapat menarik minat peserta didik; dan
melatih peserta didik untuk berinisiatif dan berekreasi.
Melalui layanan bimbingan kelompok teknik role playing, siswa secara
berkelompok dapat mendiskusikan permasalahan narsisme dikalangan remaja
dengan memainkannya dalam bentuk drama (bermain peran), sehingga siswa
dapat menggambarkan, bertukar pikiran dan perasaan, serta lebih mudah
memahami permasalahan narsis dengan cara diperankan. Hal ini didukung oleh
pernyataan Nevid, J., Rahtus S., & Beverly G (2003:93) self monitoring yaitu
7
suatu perilaku bermasalah untuk dinilai dalam kehidupan mereka sehari-hari
siswa dimana perilaku itu diperankan oleh temannya.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengajukan
judul sebagai berikut “Mengurangi Sikap Narsis Siswa Melalui Pemberian
Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Role Playing di Kelas XI SMK
Swasta Namira Medan Tahun Ajaran 2014 - 2015”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah
di atas, maka masalah yang diidentifikasi oleh peneliti adalah :
1) Terdapat siswa yang berprilaku narsis di kelas XI RPL SMK Swasta Namira
Medan
2) Siswa tidak menyadari bahwa dirinya memiliki sikap narsis
3) Siswa yang narsis cenderung memiliki masalah dalam diri dan lingkungannya
4) Siswa belum diberikan layanan untuk mengatasi masalah narsis pada siswa
kelas XI SMK Swasta Namira Medan.
1.3 Pembatasan Masalah
Setelah permasalahan diidentifikasi, maka perlu adanya pembatasan
masalah yang diteliti. Dengan perhitungan keterbatasan yang dimiliki oleh
peneliti, baik dari segi waktu, pikiran dan biaya maka penelitian hanya dibatasi
pada masalah sikap narsis, upaya mengurangi sikap narsis tersebut, dengan
pemberian layanan bimbingan kelompok teknik role playing dan yang menjadi
objeknya adalah siswa kelas XI SMK Swasta Namira Medan Tahun Ajaran
8
1.4 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan identifikasi masalah diatas maka peneliti melihat
rumusan masalah dari penelitian ini adalah:“Apakah pemberian layanan
bimbingan kelompok teknik role playing dapat mengurangi sikap narsis siswa
kelas XI SMK Swasta Namira Medan Tahun Ajaran 2014 – 2015?”
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan peneliti adalah “Untuk
mengurangi sikap narsis siswa melalui pemberian layanan bimbingan kelompok
teknik role playing di kelas XI SMK Swasta Namira Medan TA. 2014 - 2015.”
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
a. Bagi penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi atau referensi
dalam melakukan penelitian di bidang yang sama.
b. Bagi Jurusan PPB/BK dan mahasiswa UNIMED dapat digunakan sebagai
referensi dalam menambah dan memperkaya ilmu pengetahuan terkait
efektifitas teknik role playing dalam layanan bimbingan kelompok.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan peneliti atau mahasiswa dalam pengembangan ilmu yang
berkaiatan dengan layanan bimbingan dan konseling.
b. Bahan masukan bagi sekolah, guru pembimbing maupun guru bidang studi
dalam pelaksanaan program layanan bimbingan kelompok di sekolah agar
9
c. Bahan masukan bagi guru BK, tentang pentingnya pemberian layanan
bimbingan kelompok teknik role playing dalam mengurangi sikap narsis siswa
d. Bagi siswa, sebagai masukan dalam membantu mengurangi sikap narsis siswa