GUBERNIJR LAMPIJNG
KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR: G/149/B.III/HK/2012
TENTANG
EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
GUBERNUR LAMPUNG,
Menimbang : a. bahwa Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah telah dievaluasi sesuai dengan ketentuan Pasal 189 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Pasal 157 Undang
Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
b. bahwa sehubungan dengan huruf a tersebut di atas, perlu menetapkan Keputusan Gubernur Lampung tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah ten tang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
Mengingat
1.Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Lampung;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008;
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah KabupatenjKota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Serta Kedudukan Keuangan Gubemur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007
tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah;
Mernperhatikan Surat Menteri Keuangan Nomor : S-108/MK.7/2012 tanggal 2 Februari 2012 hal Hasil Evaluasi 3 (tiga) Raperda Kabupaten Lampung Tengah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH.
KESATU Hasil Evaluasi atas Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana tercantum pada Lampiran Keputusan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA Bupati Lampung Tengah bersama DPRD Kabupaten Lampung Tengah segera melakukan penyempumaan dan penyesuaian terhadap Rancangan Peraturan Daerah tersebut berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu.
KETIGA Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah tersebut te1ah disempurnakan sesuai hasil evaluasi, Rancangan Peraturan Daerah tersebut dapat ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, dan apabila Peraturan Daerah yang ditetapkan tidak sesuai dengan hasil evaluasi, dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang
undangan yang berlaku.
KEEMPAT Peraturan Daerah dimaksud pada Diktum Ketiga selanjutnya disampaikan kepada Menteri Keuangan dan Gubernur Lampung paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.
KELIMA Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini
mestinya.
Tembusan:
1.
Menteri Dalarn
Negeri RI di Jakarta;2. Menteri Keuangan RI di Jakarta;
akan diadakan pembetulan sebagaimana
Ditetapkan di Telukbetung pacta tang gal 14 febuari 2012
GUBERNUR LAMPUNG ttd
SJACHROEDIN Z.P.
3. Kepala Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Lampung di Bandar Lampung;
4. Ketua DPRD Kabupaten Lampung Tengah di Gunung Sugih;
5. Inspektur Provinsi Lampung di Bandar Lampung.
1
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : GI 149 IB.III/HK/2012 TANGGAL : 14 FEBRUA.RI 2012
HASIL EVALUASI TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TENTANG PAJAK SARANG BURUNG WALET
i i i I
Keterangan
No
Materi Raperda Rumusan Raperda Rumusan Penyempurnaan2 3 4 5
1 Nama, Objek dan Subjek Pajak
2 I Masa Pajak
I I
Pasal2
(1) Nama Pajak Q~alaR Rajal< Sarang Burung Walet (2) Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah
pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet
(3) Tidak termasuk objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Pengambilan sarang burung walet yang telah dikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
Pasal8
Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) Tahun kalender.
Pasal2
(1) Dengan nama Pajak Sarang Burung Walet dipungut pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet.
(2) Objek Pajak Sarang Burung Walet adalah pengambilan dan/atau pengusahaan Sarang Burung Walet.
(3) Tidak termasuk objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Pengambilan Sarang Burung Walet yang telah dikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Pasal8
Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) Bulan kalender.
I 1 _
Pasal 2 ayat (1) disempurnakan
1. Pasal 8 disempurnakan sesuai dengan Pasal 1 angka 46 UU No. 28 Tahun 2009.
2. Masa pajak harus ditetapkan secara definitif dalam Perda.
3. Perumusan ketentuan masa pajak di dalam Perda, harus dicantumkan salah satu dari ketentuan berikut:
a. jangka waktu 1 (satu) bulan kalender; atau b. jangka waktu lain yang
diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga) bulan kalender.
2
---~.. -of~----
2 3
3 Insentif Pemungutan
4 Ketentuan Pidana
I~
Pasal25
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Pajak dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
Pasal29
Setiap orangfbadan yang melanggar ketentuan perpajakan dipidana sesuai dengan peraturan perundang - undangan.
1 -
_ _ _ _ _ _ _ _14
Pasal25
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Pajak dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati dengan
Peraturan Pemerintah.
berpedoman pada
(1) Wajib Pajak
Pasal29
yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga merugikan keuangan Daerah dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau pidana denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
(3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan penerimaan negara.
Pasal ....
(1) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati yang karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.
4.000.000,- (empat juta rupiah).
5
Pasal 25 disempurnakan dengan menambah ayat (3) baru
Pasal 29 disempurnakan sesuai ketentuan Pasal 174, Pasal 178 UU No. 28 Thn 2009
1. Setelah Pasal 30 ditambah 1 (satu) pasal yang mengatur denda pidana atas pelanggaran Pasal 27 Raperda ini.
2. Urutan nasal acar disesuaikan 0
! !
I
2 3 4 5 (2) Pejabat atau tenaga ahli yang ditunjuk oleh Bupati
yang dengan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau seseorang yang menyebabkan tidak dipenuhinya kewajiban Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp.10.000.000.- (sepuluh juta rupiah).
(3) Penuntutan terhadap tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengaduan orang yang kerahasiaannya dilanggar.
(4) Tuntutan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sesuai dengan sifatnya adalah menyangkut kepentingan pribadi seseorang atau Badan selaku Wajib Pajak, karena itu dijadikan tindak pidana pengaduan.
(5) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) merupakan penerimaan negara.
GUBERNUR LAMPUNG ttd
SJACHROEDIN Z.P.
.,
LAMPIRAN II : KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/149 /B.III/HK/2012 TANGGAL : 14 FEBRUARI 2012
HASIL EVALUASI TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA
No 1 1
2
3
Materi Raperda 2
Dasar Hukum Mengingat
Nama, Objek dan Subjek Pajak
Cara Mengukur Tingkat
Penggunaan Jasa
Rumusan Raperda Rumusan Penyempurnaan Keterangan
3 4 5
:24. Per;;stwF6IR· PFe8i~8R ~J8~8r 1 T8RblA ;agg7 t8AtSRS ' PeA88861RSA P8ASWRd6lASSR ~8R P8AY8~S~WS88R Per;;stlllF6IR P8FllIAl!ISRSlllAdsR~61A;
Angka 24 dihilangkan
Pasal5
(1) Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah pemakaian kekayaan daerah.
(2) Dikecualikan dari objek pemakaian kekayaan daerah sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut
Pasal 5
I
Pasal 5 disempurnakan(1) Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah Pemakaian Kekayaan Daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah antara lain penyewaan tanah dan bangunan/ruangan/kendaraan bermotor.
(2) Dikecualikan dari objek Pemakaian Kekayaan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut antara lain pemancangan tiang listrikltelepon atau penanaman/pembentangan kabel listrikltelepon ditepi jalan umum.
Pasal52
Dengan nama Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dipungut retribusi atas Penjualan Produksi Usaha Daerah.
Pasal52
Dengan nama Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah dipungut retribusi atas Penjualan Produksi Usaha oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 52 disempurnakan
Pasal 7 disempurnakan Pasal 7
Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan jenis kekayaan yang digunakan dan jangka waktu pemakaian
Pasal 7
Tingkat Penggunaan Jasa Pemakaian Kekayaan Daerah diukur berdasarkan jenis dan jangka waktu Pemakaian Kekayaan Daerah.
I I I
L ; I ~_ I
I
2
1 2
4 Struktur dan Besarnya T arif Retribusi
3
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI TERMINAL Besarnya tarif retribusi untuk setiap jenis jasa pelayanan dalam terminal ditetapkan sebesar :
a~ Besarnya Pungutan Retribusi setiap terminal untuk sekali masuk ditetapkan sebagai berikut :
1. Mobil Bus Antar Kota Antar Propinsi Rp.3.000,
2. Mobil Bus antar kota dalam propinsi Rp.2000,
3. Mobil Penumpang Umum/Jiwa Rp. 1.000,
4. Mobil MikroleVAngkutan Pedesaan (angdes) Rp. 500,
5. Mobil Angkutan Barang Rp.2.000,
b. Fasilitas lainnya
1. "a8a PelayaRaR PeRWR:lFiiiR8 aR!llkw~aR
Y~loIR:l (Fi8F9R) Rp. ~gQ, !eFaFllj
2. Jasa Pelayanan Kamar Kecil:
- Mandi Rp. 1.000,
- Buang Air Rp.500,
3. Jasa Sewa Kios Rp.500,
IM2/Per hari
4. Jasa Pelayanan fasilitas tempat berjualanRp. 150,-/hari 5. Kebersihan fasilitas kios Rp. 500,-/hari 6. Kebersihan fasilitas ternpat berjualan Rp. 200,-/hari STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
A. SATU KALI PARKIR 1. TA"~Ir; TiRi~JQAI-I
a. Sepeda Rp. 500,
b. Kendaraan bermotor beroda 2 Rp. 1.000,
c. Kendaraan bermotor beroda 3 sId 4 Rp. 2.000,
d. Kendaraan bermotor beroda lebih dari 4 sid 6Rp. 3.000,
e. Kendaraan bermotor beroda lebih dari 6 Rp. 4.000,
~. TARIF TiRTI~I""1
a. i9~e9i1 RFi. 1.QgQ,
~. K9R9i1railR ~erFR9t9r ~er99a 2 Rp. 2.ggg,
(:y.-K8FleaFaaA~8F~8t8r88Fsela 36JQ4 R~odogQQ,
4
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI TERMINAL Besarnya tarif retribusi untuk setiap jenis jasa pelayanan dalam terminal ditetapkan sebesar :
a. Besarnya Pungutan Retribusi setiap terminal untuk sekali masuk ditetapkan sebagai berikut :
1. Mobil Bus Antar Kota Antar Propinsi Rp.3.000,
2. Mobil Bus antar kota dalam propinsi Rp. 2000,
3. Mobil Penumpang Umum/Jiwa Rp.1.000,
4. Mobil MikroletlAngkutan Pedesaan (angdes) Rp. 500,
5. Mobil Angkutan Barang Rp.2.000,
b. Fasilitas lainnya
1. Pemakaian ruang tunggu penumpang Rp. 200,-/orang 2. Jasa Pelayanan Kamar Kecil:
- Mandi Rp.1.000,
- Buang Air Rp.500,
3. Jasa Sewa Kios Rp.500,
IM2/Per hari
4. Jasa Pelayanan fasilitas tempat berjualanRp. 150,-fhari 5. Kebersihan fasilitas kios Rp. 500,-fhari 6. Kebersihan fasilitas tempat berjualan Rp. 200,-fhari
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR
A. SATU KALI PARKIR
1. Sepeda Rp.
2. Kendaraan bermotor beroda 2 Rp.
3. Kendaraan bermotor beroda 3 sId 4 Rp.
4. Kendaraan bermotor beroda lebih dari 4 sId 6 Rp.
5. Kendaraan bermotor beroda lebih dari 6 Rp.
B. PARKIR LANGGANAN I BULANAN
1. Sepeda Rp.15.000,
2. Kendaraan bermotor beroda 2 Rp.30.000,
3. Kendaraan bermotor beroda 3 sId 4 Rp.60.000,
d Kenrlaraan bermotor beroda !ebih dan" sfrl 6 Rp 90 [lfJr'),
l~ I:: =:=:~:e=::::i:a::~:::r~o=: I
5. Kendaraan bermotor beroda lebih dari 6 Rp.120.000,5
Jasa pelayanan
penumpang angkutan umum atau peron diubah menjadi Pemakaian ruang
tunggu penumpang,
sehingga retribusi hanya dapat dipungut terhadap
penumpang yang
menggunakan fasilitas ruang tunggu bukan
terhadap setiap
penumpang yang
memasuki terminal.
1. Pengenaan tarif parkir harus ditetapkan secara definitif di dalam Perda bukan diberdakan atas tarif terendah dan tarif tertinggi.
2. Di dalam Perda agar ditambah klausul yang mengatur bahwa pengenaan parkir
berlangganan merupakan pilihan bagi wajib retribusi (tidak diwajibkan).
I
_u_
I I
3
1 2 3 4 5
A PARKIR LANGGANAN I BULANAN
1. Sepeda Rp.15.000,
2. Kendaraan bermotor beroda 2 Rp.30.000,
3. Kendaraan bermotor beroda 3 sId 4 Rp.60.000,
4. Kendaraan bermotor beroda lebih dan 4 sid 6 Rp.90.000, 5. Kendaraan bermotor beroda lebih dari 6 Rp.120.000,
1. Sertifikat Keselamatan PENYEBERANGAN 01 AIR
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI
kapal, Sertifikat PENYEBERANGAN DI AIR
Kebangsaan kapal, dan Sertifikat Pengawakan 1. e8Rifikst K8&8181,uilt8R k8~81 1. Kapal 0" • • • • (diisi dengan jenis kapal)
Kapal bukan objek I(;8~81 (;T 3 &.~ G:r 7 R~.1 i.QQQ,QQJYRiVTsRWA a. Penumpang:
Retribusi Penyeberangan
~. -. e8Riffl~stl(88sR88SSR k8~sl - Anak-anak Rp . di Air.
P88 ~8FSiF8R osrstsR wRtwk - Oewasa Rp . 2. Objek Retribusi
kS~81 E(;T<7) R~.1 i.QgQ,QQJYRiVTsRwA b. Kendaraan: Penyeberangan di Air
Pas k8eil wRtwk kSfjsl E(;T<7) - Kendaraan tidak bermotor Rp . adalah pelayanan
Rfj.1i.ggg,gg/YRitITSRWR - Kendaraan Bermotor Roda 2 Rp . penyeberangan orang
atau barang dengan menggunakan kendaraan 6. -eSRifil~8t PSA88wsl'8R I(;s~81 - Kendaraan Bermotor Roda 4 Rp .
- eWF8t k8tsFSFl8SA 1~8881(iil~8R
di atas air yang dimiliki (SKI(; ~'M) Rfj.dQ.ggg,Qg I d 2. Kapal ... (diisi dengan jenis kapal)
oleh Pemda, sesuai
T8RWFI Penumpang:
dengan Pasal 137 UU No.
- Anak-anak Rp ..
28 Tahun 2009.
- Oewasa Rp ..
5 Penentuan
Pasal61
Pasal 61 disempurnakanPembayaran, Tempat
Pasal61
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau
I
(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. dengan denganPembayaran, dokumen lain yang dipersamakan. menghilangkan ayat (3), ayat
Angsuran dan
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dirnaksud (4) dan ayat (5) karena ayat
Penundaan
dokumen lain yang dipersamakan.
pada ayat (1) dapat berupa karcis atau harga tanda masuk
I
(3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana tersebut mengatur sanksiPembayaran (HTM), kupon, dan kartu berlangganan. administrasi dan penagihan
Retribusi
dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon dan (a) QalaFR Ral ':O!aji~ R8triswsi t8rtiRt.. ti~ik FR8FR~aysr t81ilst kartu berlangganan.
F3asa waktwRya ata.. kwraRS FRiFRSsyar, ~ik8RakaR liaRI(6i
I
(4) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud padaa~FRiRi6tratif s8rwpa ~wRsa s8s8sar 4 ~" ("lola F38F6SR) 68tiap ayat (1) disetor secara brute ke Kas Daerah.
swlaR sari Rstris"6i yaAS t8rw~RS yaRS ti"ak ata.. kwraRS
Em~ayar ElaR ~itasil:l g9AsaR FR8RSSWRakiR eTRQ.
(4) P9Rasil:laA R8tri~wsi t8rwtaRS s8sasaiA:liRiil siFRak6W~ F3a~a
ayat (4) sisal:lwlwi s9RsaR ewrat T8s",raR.
(fi) Tata .ara p8lal(saRaaR PiFRWRSWlaR R8trisw6i skaR Eliatwr
i i i
19t;1~ ISRi"'t Q8RsaR P8ratwrsR iwpatL _uJ
6
4 5
1 2 3
Penagihan BAS ...
TATA CARA PENAGIHAN RETRISUSI Pasal ....
(1) Penagihan retribusi terutang yang tidak atau kurang bayar dilakukan dengan menggunakan STRD.
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran.
(3) Pengeluaran surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.
(4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis Wajib Retribusi harus melunasi Retribusinya yang terutang.
(5) Surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan eleh Pejabat yang ditunjuk.
(6) Tata cara penagihan dan penerbitan teguranl
peringatan/surat lain yang sejenis diatur dengan Peraturan Bupati.
Penambahan Bab dan Pasal baru yang mengatur tentang Tata Cara Penagihan Retribusi
Sanksi Administrasi 7
Lain-lain Lampiran 8
Lampiran I: Peraturan Daerah Kab. Lampung Tengah Nemer : Tahun 2011
Tanggal: 2011
BAS ....
SANKSI ADMINISTRASI Pasal ....
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan darl Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KAB. LAMPUNG TENGAH
NOMOR TAHUN 2011
TANGGAL 2011
Penambahan Bab dan Pasal baru yang mengatur tentang sanksi administrasi
I
PengetikanLampiran I disempurnakan, [ larnplran lain menyesuaikan
GUBERNUR LAMPUNG ttd
SJACHROEJ)IN Z.P.
LAMPIRAN III : KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : Gf
149
IB.IIIIHK/2012 TANGGAL : 14 FEBRUARI 2012HASIL EVALUASI TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
No I Materi Raperda Rumusan Raperda Rumusan Penyempurnaan Keterangan
1 I 2 3 4 5
1 I Judul BUPATI LAMPUNG TENGAH BUPATI LAMPUNG TENGAH, Setelah kalimat diberi tanda
baca koma (,) 2 Diktum Menimbang b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a di
atas perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah tentang Retribusi Perizinan Tertentu
I b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a di alas pertu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah tentang Retribusi Perizinan Tertentu;
I
Setelah kalimat terakhir diberi tanda baca titik koma (;)3 Dasar Mengingat
Hukum ' - Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2009
tentang Pedoman Penetapan Izin Gangguan di Daerah;
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nemor PER.12fMEN/2007 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan;
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nemor PER.14fMen/2011 tentang Usaha Perikanan Tangkap
Tambahkan Dasar Hukum Mengingat dan urutan sesuaikan dengan hirarki Peraturan Perundanq
Undangan
4 Nama, Objek, Subjek dan Wajib Pajak
Pasal11
Dengan nama Retribusi lzin Mendirikan Bangunan aQaIaA rstri9wsi yaRS dipungut sebagai pembayaran atas pelayanan pemberian Izin Mendirikan Bangunan;
Pasal24
Dengan nama Retribusi lzin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol dipungut retnbusi sebagai pembayaran atas pemberian izin Penjualan Minuman Beralkohol.
Pasal11
Dengan nama Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan pemberian Izin Mendirikan Bangunan;
Pasal24
Dengan nama Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin Penjualan Minuman Beralkohol disuatu tempat tertentu.
Pasal 11 disempurnakan
Pasal 24 disempurnakan
2
5
1 2 3 4
Pasal 37 disempurnakan Dengan nama Pemberian Izin Gangguan dipungut
Pasal37 Pasal37
Dengan nama Retribusi Izin Gangguan dipungut retribusi atas pemberian izin gangguan. retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan yang dapat menimbulkan ancaman bahaya, kerugian dan/atau gangguan.
Pasal 12 disempurnakan,
Pasal12 Pasal12
dengan menambah ayat Bangunan adalah pemberian izin untuk mendirikan
(1) Obyek Retribusi Izin Mendirikan (1) Obyek Retribusi Izin Mendirikan
(2) baru suatu bangunan ;
Bangunan adalah pemberian Izin untuk mendirikan suatu bangunan.
(2) Tidak termasuk obyek retribusi sebagaimana (2) Pemberian Izin sebagaimana dimaksud pada ayat dimaksud pada ayat (1) adalah: (1) meliputi kegiatan peninjauan design dan a. Pliu¥~88riQR~ bangunan milik Pemerintah, pemantauan pelaksanaan pembangunan dan Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah; rencana tata ruang dengan tetap memperhatikan b. pemberian izin bangunan yang memiliki fungsi Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Luas keagamaan/peribadatan. Bangunan (KLB), Koesfisien Tinggi Bangunan (KTB) dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut.
(3) Tidak termasuk obyek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. bangunan milik Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah;
b. pemberian izin bangunan yang memiliki fungsi keagamaan/peribadatan.
Pasal 57 disempurnakan Objek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah pemberian
I
(1) Objek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalahPasal57 Pasal57
dengan menambah ayat izin kepada orang pribadi atau Badan untuk melakukan pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan (2) baru
kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan. untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan.
(2) Dikecualikan dari objek retribusi adalah kegiatan usaha perikanan yang tidak memiliki Izin Usaha Perikanan sesuai dengan peraturan perundang-
I
L~ I J
undangan yang berlaku. '-- _.~ 3
-~~~I----·~·
..
1 I 2 3 I 4 5
Pasal26
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
Pasal39
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Izin Gangguan.
Pasal48
(1) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Izin Trayek.
Pasal58
Subjek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau badan yang ~8AY818ASS8FliiIl~8R k&Si8tQA W&8RliiI fj8A8ASkspSR 9SR p8FRliwliii9lii1y88R iltliilR.
5 Masa Berlaku,
Pasal34
Perubahan, dan
i
(1) lzin Gangguan berlaku selama perusahaan Pencabutan Izin melakukan usahanya.(2) Terhadap izin gangguan yang diterbitkan, akan dilakukan monitoring dan evaluasi berkala setiap 3 (tiga) tahun sekali.
(~~ ~ilti8fiJ p81sItW W8SRS Y8RS t8181:1 FRilR=lililti iii!iiA, \Vsjili FR8181ulIluilR R8f f8SiStF88i 88ti8P
a
EtiS8) tSRWR 8&kliilli6
I
Struktur danI
Pasal 16Besarnya Tarif (1) Tarif ditetapkan seragam untuk setiap bangunan
Retribusi gedung.
i: I
Pasal26
(1) Subjek Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Izin Tempat Penjualan Minuman BeralkohoL
Pasal39
(1) Subjek Retribusi Izin Gangguan adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Izin Gangguan.
Pasal48
(1) Subjek Retribusi Izin Trayek adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh Izin Trayek.
Pasal58
Subjek Retribusi Izin Usaha Perikanan adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin untuk Usaha Perikanan.
Pasal34
(1) tzin Gangguan berlaku selama perusahaan melakukan usahanya.
(2) Terhadap izin gangguan yang diterbitkan, akan dilakukan monitoring dan evaluasi berkala setiap 3 (tiga) tahun sekali
Pasal16
(1) Tarif ditetapkan seragam untuk setiap bangunan gedung.
I
Pasal 26 ayat (1) disempurnakan dengan menambah frase "lzin
Tempat Penjualan
Minuman Beralkohol".
Pasal 39 ayat (1) disempurnakan dengan menambah frase "lzin Gangguan".
Pasal 48 ayat (1) disempurnakan dengan menambah frase "Izin Trayek".
Pasal 58 disempurnakan sesuai UU No.28 Tahun 2009
Pasal 34 disempurnakan, berdasarkan Permendagn No. 27 Tahun 2009, Izin Gangguan berlaku selama perusahaan melakukan usahanya dan tidak ada daftar ulang,
Biaya pendaftaran dan biaya pemeriksaan gambar dan bangunan agar diperhitungkan ke dalam tarif retribusi untuk bangunan gedung dan prasarana bangunan
I
gedung. xomersu/nonI
komersil.
--~---'-r---'---"---'-'
2 3 4 5
(2) Tarit retribusi ditetapkan sebagai berikut :
a. Untuk Bangunan Gedun~ besarnya biaya adalah Rp. 3.000,00 1m .
b. Untuk Prasarana Bangunan Gedung non komersil besarnya biaya adalah:
1. Konstruksi pembatas/penahan/pengaman adalah Rp.1.000,OO1m'.
2. Konstruksi penanda masuk lokasi adalah sampai dengan maksimal2 m2 dan Rp. 50.000,00/unit untuk pertambahannya Rp. 1.000,00 1m2
3. Konstruksi perkerasan adalah Rp. 1.000,00 1m2.
4. Kostruksi penghubung adalah Rp. 1.000,00 1m2.
c. Untuk Prasarana Bangunan Gedung komersil dan/atau mempunyai dampak terhadap lingkungan sekitar besarnya biaya adalah :
1. Konstruksi kolam/reservoir bawah tanah adalah Rp. 5.000,00 1m2.
2. Konstruksi menara antena (bukan seluler) adalah sampai tinggi maksimal 5 m Rp.500.000/m2 untuk pertambahannya.Rp. 2.500,00 1m2
3. Konstruksi menara reservoir dan cerobong adalah sampai dengan tinggi maksimal 4m' dan Rp.250.000,00/m2 untuk pertambahannya Rp.
2.500,00 1m2
4. Konstruksi monumen adalah Rp. 150.000,00/unit 5. Konstruksi instalasilgardu adalah sampai dengan
maksimal 10m2 dan Rp.150.000,00/untuk pertambahannya Rp. 2.500,00
6. Konstruksi reklamelBi/lboard adalah sampai dengan maksimal 6 m2 dan Rp 500.000/unit untuk
pertambahannya Rp. 2.500,00/unit
7. Konstruksi papan iklan dan papan nama (berdiri sendiri atau berupa tembok pagar) adalah Rp.
2.500,00 1m2.
Q. P8RsaJtaFaR ~8Fki6 PSFFRElR9RaR wRtwk ~aR9wRaR R9R k9R=l8F6i1 aEialat:l R~. liQ.ggg,QQ
8. P8RElaJtaraR ~8Fki6 PSFFRElR9RiR wRtwk ~aR9wRaR
(2) Tarit retribusi ditetapkan sebagai berikut :
a. Untuk Bangunan Gedung besarnya biaya adalah Rp.
3.000,00 1m2•
b. Untuk Prasarana Bangunan Gedung non komersil besarnya biaya adalah:
1. Konstruksi pembatas/penahan/pengaman adalah Rp.1.000,00 1m'.
2. Konstruksi penanda masuk lokasi adalah sampai dengan maksimal 2 m2 dan Rp. 50.000,00/unit untuk pertambahannya Rp. 1.000,00 1m2 3. Konstruksi perkerasan adalah Rp. 1.000,00 1m2.
4. Kostruksi penghubung adalahRp. 1.000,00 1m2 c. Untuk Prasarana Bangunan Gedung komersil
dan/atau mempunyai dampak terhadap lingkungan sekitar besarnya biaya adalah :
1. Konstruksi kolam/reservoir bawah tanah adalah Rp. 5000,00 1m2,
2. Konstruksi menara antena (bukan seluler) adalah sampai tinggi maksimal 5 m Rp.500.000/m2 untuk pertambahannya.Rp. 2.500,00 1m2
3. Konstruksi menara reservoir dan cerobong acalah sampai dengan tinggi maksimal 4m' dan Rp.250.000,00/m2 untuk pertambahannya Rp.
2.500,00 1m2
4 Konstruksi rnonurnen adalah Rp 150000,OO/unit 5. Konstruksi instalasi/gardu adalah sampai dengan
maksimal10 m2 dan Rp.150.000,00/untuk pertambahannya Rp. 2.500,00
6. Konstruksi reklamelBillboard adalah sampai dengan maksimal6 m2 dan Rp 500.000/unit untuk pertambahannya Rp. 2.500,00/unit
7. Konstruksi papan iklan dan papan nama (berdiri sendiri atau berupa tembok pagar) adalsh Rp.
2.500,00 1m2.
k8R=l8F6i1 aEialat:l R~; 7fi.Qgg,QQ
I L I (~~ :=::=:::t::::~:==~18t:l P8tw~a6 I I I
5
1 2 3 4 5
Pasal41
Struktur dan besarnya tarif retribusi izin gangguan ditetapkan sebagai berikut :
a. besarnya tarif iJin gangguan Jenis Usaha dan Luas tempat Usaha sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
9. liiiaya SlolPw'9y liiPiilASiiA/pElA91itiaR Rp.1gg.ggg,gg 6. liiiaya a~RliRistrasi Rp.fig.ggg,gg
~. liiiaya ~aftar wiaRS p9Ftal:!WR sit8tapkaR s89asai 1;l8rikwt:
1. c1alaR ~'9sar;;wK8Ias 1 Rp.1 gg.ggg,gg 2. c1alaR PF9piRl3i/K8las II Rp.7i.gg9,gg a. c1alaR Ka9wpat8R/K81as III Rp.ig.g9g,gg 4. c1alaR KaRlpWRs/Kelas IV Rp. 2fi.g9g,00
Pasal50
Struktur dan besarnya tarif retribusi izin trayek ditetapkan sebagai berikut
a. liliA tAyek ~aA e,eA..i ;
1. Kapasitas maksimum 56 tempat duduk Rp. 175.000,00 2. Kapasitas 12 sampai dengan 30 tempat duduk Rp.
120.000,00
3. Kapasitas 9 sampai dengan 12 tempat duduk Rp.
100.000,00
4. Kapasitas kurang dari 9 tempat duduk Rp. 75.000,00 b gatta' ..laMI.' kart .. ,eRlawaeiA i
1. Kapasital3 Rlakl3iFJIlolRl i i tElFJIpat SlolSlolk Rp.
49.ggg,gg
2. Kapasitas 12 saRlpai s8RsaR ag t8FJ1pat ~w~lolk Rp.
2fi.QQg,gg
a.
Kapasitas 9 l3aRlpai s8RsaR 12 t8Rlpat sW~lolk Rp.2Q.gQg,Qg
4. Kapa&itas kwraRS sari 9 18Rlpat ~w~lolk Rp. 1i.gg9,gg
Pasal41
Struktur dan besarnya tarif retribusi izin gangguan ditetapkan sebagai berikut :
a. Besarnya tarif ijin gangguan Jenis Usaha dan Luas tempat Usaha sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
b. Retribusi Izin Gangguan dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Retribusi ::: Tarif x luas ruang usaha x indeks gangguan,
Pasal50
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Izin Trayek ditetapkan sebagai berikut
1. Kapasitas maksimum 56 tempat duduk Rp. 175.000,0 2. Kapasitas 12 sampai dengan 30 tempat duduk Rp.
120.000,
3. Kapasitas 9 sampai dengan 12 tempat duduk Rp.
100.000,
4. Kapasitas kurang dari 9 tempat duduk Rp. 75.000,-
Pasal 41 disempurnakan,
dengan menghapus
ketentuan hurup d, berdasarkan Permendagri No. 27 Tahun 2009 tidak ada daftar ulang dan penarnbahan rumus retribusi lzin Gangguan
1.Kartu pengawasan sudah termasuk dalam pemoerian izin trayek sehingga tarit kartu pengawasan cukup digabung kedalam tant izin trayek.
2. Masa ber1aku izin trayek adaI<tl 5tahun dan dapat diperpanjang, sesuai dengan pasal57 Kepmenhub No. KM.35 Tahun 2003.
3. Disarankan agar penetapal
tam
Retribusilzin Trayek dilakukan per 5 tahun, sedangkan pada saat dafter ulangl1<artu pengawasan tidak dikenakan tarit retribusl.
4.Sesuai dengan Pasal145 UU No. 28 Tahun 2009, objek Retribusi Izin Trayek adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.
5. 8esuai dengan Pasal64 ayat (1) Kepmenhub No. KM.35 Tahun 2003, izin operasi adalah izin untuk melakukan kegiatan angkutan tidak dalam trayek.
6.8erdasarkan hal tersebut diatas maka disarankan agar menghapus ketentuan izin operasi karena tidak termasuk obiek Retribusi Izin Travek.
6 4 5
2
1 3
1, Pasal 60 disempurnakan dengan menambah "Iebih dari Pasal60
Pasal60
atau sarna dengan", sesuai Struktur dan besarnya tarif retribusi izin usaha perikanan
I
(1) Besarnya Retribusi lzin Usaha Perikanan untuk kegiatandengan Pasal 21 ayat (2) penangkapan dan kapal pengangkut ikan adalah sebagai
d --- . -_ ..
--
. - - Permen Kelautan danJenis usaha Ukuran Tarif berikut: Perikanan No.
(Rp) a. >5 sId 6 GT "" Rp. 200.000,-/Kapal PER05IMENJ200a tentang
----,---~--
b. 7 sId 8 GT "" Rp. 300.000,-/kapal Usaha Perikanan Tangkap.
Ikan
O~ 1 GT
1. Penangkapan 10.000,
c. 9 sId 10 GT :: Rp. 400.000,-/kapal Terhadap Izin
3-5GT
1- 3 GT 25.000,-
Pembudidayaan Ikan, 5-10 GT
(2) Besamya Retribusi Izin Usaha Perikanan untuk kegiatan 35.000,
kewajiban memiliki SIUP dikecualikan bagi kegiatan pembudidayaan pembesaran ikan adalah sebagai berikut :
50.000,
a. tambak intensif = Rp. 300.000,-/ha
usaha di bidang
b. tambak tradisional ::: Rp. 50.000,-/ha
2. Budidaya Ikan Air 0,5-1 Ha 50.000, pembudidayaan ikan yang
c. kolam tanpa konstruksi ::: Rp. 50.000,-/ha 1 ~2 Ha
Tawar 75.000, dilakukan oleh pembudi daya
> 2 Ha 100.000, d. kolam kanstruksi betan := Rp. 100.000,-/ha ikan kecil dengan luas lahan e. karamba / jaring apung ::: Rp. 100.000,-/unit atau perairan tertentu, sesuai f. rakit / tali "" Rp. 25.000,-/ha dengan Pasal 39 Permen Payau
0,5 ~ 1 Ha
3. Budidaya Ikan Air 50.000,-
Kelautan dan Perikanan No.
g. kerang mutiara ::: Rp. 20.000,-/unit
:> 1 Ha 100.000,
PER.12IMENJ2007 tentang
Perizinan Usaha
h. Iainnya "" Rp. 50.000, -/unit usaha 4. Pengolahan Ikan 0,5 - 3 Ton / 25.000.-
Pembudiayaan Ikan.
(3) Besarnya Retribusi Izin Usaha Perikanan untuk kegiatan Bulan
Penetapan tarif Retribusi Izin pembudidayaan perbenihan ikan adalah sebagai berikut :
3 - 5 Ton / 35.000,- Usaha Perikanan untuk
a. udang windu = Rp ../. ..
Bulan kegiatan pembudidayaan ikan
5 -10 Ton / 50.000, b. udang putih ::: Rp ../. . harus dikaitkan dengan luas
Bulan c. kerapu = Rp ./ . lahan yang digunakan untuk
> 10 Ton! d bandenq "" Rp I pembenihan ikan bukan
Bulan
75000,
berdasarkan jumlah benih e. ikan air tawar = Rp ../. ..
ikan. (misalnya Rp...lha) Penetapan tarif Retribusi Izin f. ikan lain-lain
=
Rp ../. .(4) Besarnya Retribusi Izin Usaha Perikanan untuk kegiatan 5. Penampungan,
Usaha Perikanan untuk pengumpulan atau pengolahan atau perdagangan ikan
0,5 - 3 Ton / 50.000,-
Pengumpul dan Bulan adalah sebagai berikut : kegiatan pemasaran atau
Pengangkutan pengolahan ikan dikaitkan
a. Usaha Skala KecillUnit
3 - 5 Ton / 75.000, dengan volume usaha
Ikan. Bulan - ... s.d ... kg/Bulan Rp. pemasaran atau pengolahan
-
Jenis Udang 5~ 10 Ton / 100.000, b. Usaha Skala Menengah/Unit tersebut. (Misalnya untuk Bulan - > ... s.d < ... kg/bulan Rp. usaha skala kedl yang menghasilkan 0 s.d 250 kg Jenis ikan danc. Usaha Skala Besar/Unit
per bulan, dll).
komoditi laut
- kg/Bulan Rp. .. .
0,5 - 3 Ton / 35.000,- Bulan
3 - 5 Ton / 50.000,- Bulan
5-10 Ton/ 75.000,- Bulan
-"=-_-=o---==-==---====-~--
7
7
r-r- .. ~1--T-~---
---2-- ,--
~~~,i-5
---
4 3
lzin Trayek
8 Kewajiban SIUP
Memiliki
9 Tatacara
Pemberian dan Pencabutan lzin
Pasal45
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum wajib memperoleh Izin Trayek dari Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk.
(2) Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
(3) Untuk ketertiban pelaksanaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan pengendalian dan pengawasan oleh Dinas yang membidangi perhubungan.
E4) P8Rg8RdsiisA dSR ~8Rgsws8SA t8Fe8tiWt pede eyet
(:i~ dilel'€wl(-sR d8RseR FfI8Mti8Fil'€SR l(eRw P8Agswe8sR ySRS &8Flel(-.. &818~8 1 (8et..) te~wR,
(5) Tata cara pemberian Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal53
(1) Setiap orang atau badan hukum yang melakukan kegiatan-kegiatan usaha perikanan wajib memiliki Surat lzin Usaha Perikanan (SIUP).
(2) SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang usaha penangkapan, pembudidayaan, pembenihan, ~8Rem~I=IAgeA, ~8FdsgeAgsR dSR 8k8P8F hasil perikanan.
Pasal54
(1) Setiap orang atau Badan Hukum yang memerlukan surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat tzin Pengangkutan Ikan (SIPI) dan Surat Izin Kapal pengangkut Ikan (SIKPI) harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk
Pasal45
(1) Setiap orang pribadi atau badan yang menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum wajib memperoleh lzin Trayek dari Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk.
(2) Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
(3) Untuk ketertiban pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pengendalian dan pengawasan oleh Dinas yang membidangi perhubungan.
(4) Tata cara pemberian Izin Trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
Pasal53
(1) Setiap orang atau badan hukum yang melakukan kegiatan-kegiatan usaha perikanan wajib memiliki Surat lzin Usaha Perikanan (SIUP).
(2) SIUP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bidang usaha penangkapan, pembudidayaan, pembenihan, pengangkutan hasil perikanan.
Pasal54
(1) Setiap orang atau Badan Hukum yang memerlukan surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Izin Pengangkutan Ikan (SIPI) dan Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk
Pasal 45 disempurnakan dengan menqhapus ayat (4) bahwa Izin Trayek berlaku selama 5 (lima) tahun, sehingga tidak perlu pengawasan setiap tahun.
Pasal 53 ayat (2) disempurnakan
Pasal 54 ayat (2) disempurnakan dan menambah 1 (satu) ayat baru
8
~-~. .._---~ -_._---~--- .__.
2 3
(2) SIUP sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) rneliputi:
a. Usaha penangkapan dan pengangkutan ikan;
b. Usaha budidaya ikan air tawar;
c. Usaha budidaya air payau d. Usaha budidaya air laut;
e. Pernbenihan ikan air tawar.
(3) SIUP sebagairnana dirnaksud pada ayat (2) berlaku selarna pernegang izin rnelakukan usaha perikanan S8ASSFl k8waji8SR FMeFlssftsr WISRS (FeSFi8t8&i iSIUP)
&8tisp t8RWFlFlY8;
a. Penetapan rnengenai daerah penangkapan ikan dan/atau jurnlah serta jenis alat penangkapan yang digunakan dan/atau jurnlah serta jenis hasil perikanan yang ditarnpungl diperperdagangkan oleh setiap pernegang 51UP akan ditinjau kern bali setiap tahunnya;
b. Perusahaan perikanan yang telah rnerniliki SIUP dapat rnelakukan perluasan usaha perikanannya setelah rnendapatkan persetujuan dari Bupati.
e. Tata eara pernberian Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
4 5
(2) SIUP, SIPI dan SIKPI sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) meliputi:
a. usaha penangkapan dan pengangkutan ikan;
b. usaha budidaya ikan air tawar;
c. usaha budidaya air payau d. usaha budidaya air laut; dan e. pernbenihan ikan air tawar.
(3) 51UP sebagairnana dimaksud pada ayat (2) berlaku selarna pernegang lzin rnelakukan usaha perikanan.
(4) SIPI dan SIKPI sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) berlaku selarna 3 (tiga) tahun.
(5) Penetapan mengenai daerah penangkapan ikan dan/atau jurnlah serta jenis alat penangkapan yang digunakan dan/atau jumlah serta jenis hasil perikanan yang ditarnpungl diperperdagangkan oleh setiap pernegang 51 UP akan ditinjau kernbali setiap tahunnya.
(6) Perusahaan perikanan yang telah rnerniliki SIUP dapat rnelakukan perluasan usaha perikanannya setelah rnendapatkan persetujuan dari Bupati.
(7) Tata cara pemberian Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
10
I
Penentuan Pembayaran, Tempat Pembayaran, Angsuran dan Penundaaan Pembayaran.I I
Pasal65
I
(1) Retribusi dipungut dengan rnenggunakan SKRD atauI
(1)dokumen lain yang dipersarnakan. (2)
1(2) Dokurnen lain yang dipersarnakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa karcis, kupon,
I
(3)dan kartu langganan.
1(3) Q81SFM 1:181 \AJ8ji8 Retri8w&i teReRtw tiS81< ~8FM88YSF
tepst P8S8 w8ktWFlY8 8t8w I<WF8RS FM8m88Y8r,
I
(4) dikeR81<8R 8SRk8i sSFMiRietF8tif 98rwps 8wRS8 S89888Faq,
(sws p8rs8R) &8tisp 8wl8A ssri Retri8w&i Y8FlSI
(5) teFwtsRS YSR8 tiS81< 8t8w kWFSRS si88y8r SSR Sit8Sil:l d8RSSR FM8FlSSWR8k8R iSTRQ.(4) PeRsSil:l8Fl RetriBwsi t8rwt8RS 8898S8iFM8R8 dimsksYs
~8S8 Sy8t ~<I) SiSSRWlwi &8RSSR 'iwr8t T8swrsR.
(5) Tate esrs ~8Iek&eRSSR ~8"'WA~wtSR Retri9W&i 8ksR
I
eiatwF 189il:l IsAjwt seFlS8A PSF8twrsA QWP8ti.I
Pasal65
Pernungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.
Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokurnen lain yang dipersarnakan.
Dokurnen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1), dapat berupa kareis, kupon, dan kartu langganan.
Hasil pernungutan retribusi sebagaimana dirnaksud pada ayat (1) disetor secara bruto ke Kas Daerah.
Ketentuan lebih lanjut rnengenai Penagihan Retribusi diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 65 drsernpurnakan dengan menghapus ayat (3) , ayat (4) dan ayat (5), karena ayat-ayat tersebut rnengatur tentang sanksi
administrasi dan
penagihan
I
9
1 2 3 4 5
11 Penagihan BAB ... Penambahan Bab dan Pasal
TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI Baru yang mengatur tentang
Pasal .... penagihan retribusi
(1) Penagihan retribusi terutang yang tidak atau kurang bayar dilakukan dengan menggunakan STRD.
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran.
(3) PengeJuaran surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan Retribusi dikeluarkan segera setelah 7 hari sejak jatuh tempo pembayaran.
(4) Dalam jangka waktu 7 han setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis Wajib Retribusi harus melunasi Retribusinya yang terutang.
(5) Surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat Yang ditunjuk.
(6) Tata cara penagihan dan penerbitan teguranl peringatan/surat lain yang sejenis diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB .... Penambahan Bab dan Pasal
SANKSI ADMINISTRASI Baru yang mengatur tentang Pasal .... Sanksi Administrasi
Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
12 Lain-lain Lampiran I a : Perda Kabupaten Lampung Tengah LAMPIRAN I A : PERDA KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Pada Lampiran I A
Nomor : Tahun 2011 NOMOR: TAHUN 2011 disempurnakan, lampiran
Tanggal: 2011 TANGGAL : 2011 sefanjutnya menyesuaikan
GUBERNlJR LAMPUNG ttd
SJACIIROEDIN Z.P.