Glosari
Terkait Tugas Pokok dan Fungsi Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
P r a k a t a :
Glosari ini dimaksudkan untuk membantu staf yang menangani masalah kesatuan bangsa dan politik serta perlindungan masyarakat di satuan kerja perangkat daerah untuk menambah pemahaman terhadap singkatan, akronim maupun istilah-istilah yang sering ditemukan dalam pelaksanaan tugas.
Sebelumnya, glosari masih diposting secara bertahap (5 tahap yaitu a-e; f-j; k-n; o-q dan r-z), sehingga menyulitkan bagi pembaca atau pengunjung blog untuk
menemukan secara cepat terhadap glosari yang diperlukan. Untuk mempermudah,
“pakdengeblog” , telah mengumpulkan ke lima bagian atau tahapan kutipan tersebut dalam satu posting.
Glosari ini dikutip dari terbitan Direktorat Pengembangan Nilai-nilai Kebangsaan (PNK) Ditjen Kesbangpol, Depdagri, dengan menambah hal-hal baru yang kiranya perlu diketahui. Adalah merupakan khasanah perbendaharaan istilah, singkatan atau akronim yang sering digunakan atau perlu dipahami berkenaan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kesatuan bangsa politik dan perlindungan masyarakat.
Daftar Pustaka
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1985, tentang Organisasi Kemasyarakat.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006, tentang Pemerintahan Aceh.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007, tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2005, tentang Bantuan Keuangan kepada Partai Politik.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007, tentang Partai Politik Lokal di Aceh.
Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 08/DPR-RI/I/2005- 2006 tentang Peraturan Tata Tertib DPR-RI.
Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2006 Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama, dan Pendirian TRumah Ibadat.
Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 11 Tahun 2006, tentang Komunitas Intelijen Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006, tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2006, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7a Tahun 2007, tentang Tata Cara Penyampaian \Informasi atau Saran Dari Masyarakat Atas Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 300/967/SJ Tahun 2005, tentang Penyelenggaraan Peningkatan Kesadaran Bela Negara.
Deprtemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
H.Sudarsono. 2003 Krisis Dimata Para Presiden. Kaidah Berpikir Sistem Para Pemimpin Bangsa, Yogyakarta : Mata Bangsa.
Moh.Mahfud MD. 2007. Perdebatan Hukum Tata Negara Pasca Amandemen Konstitusi, Jakarta : Pustaka LP3S.
Modul Sosialisasi Wawasan Kebangsaan 1 s.d 9 Tahun 2003 Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa, Depdagri.
A
Absolut : Kekuasaan tak terbatas.
Ad-Interim : Untuk sementara waktu.
Adat-istiadat : Tradisi atau kebiasaan yang merupakan tatanan kehidupan secara turun temurun dari suatu
kelompok atau komunitas masyarakat.
Adagium : Pepatah atau Peribahasa.
Adendum : Lampiran atau ketentuan tambahan (dalam amandemen suatu konstitusi, lampiran dari ketentuan atau pasal-pasal yang diganti disebut Adendum).
AGHT : Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan.
Ancaman : tindakan, potensi atau kondisi yang mengandung bahaya dan tidak bersifat konseptual, baik tertutup maupun terbuka, yang bertentangan dengan
Pancasila dan UUD 1945 dan menggagalkan program pembangunan nasional.
Gangguan : tindakan, potensi atau kondisi yang mengandung bahaya dan tidak bersifat konseptual, dan berasal dari luar diri sendiri yang bersifat merongrong ideology Pancasila dan mengurangi ke;lancaran pembangunan nasional.
Hambatan : tindakan, potensi atau kondisi yang mengandung bahaya dan tidak bersifat konseptual, dan berasal dari diri sendiri dalam arti tidak mengamalkan nilai-nilai Pancasila, menentang UUD 1945 dan tidak berpartisipasi dalam pembangunan nasional.
Tantangan : tindakan, potensi atau kondisi baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri yang menimbulkan masalah untuk diselesaikan serta dapat menggugah kemampuan diri.
Agresi : Penyerangan ke wilayah negara lain.
Akademisi :Orang berpendidikan tinggi yang berkecimpung dalam perguruan tinggi.
Aklamasi : Pernyataan setuju oleh seluruh anggota rapat.
Akomodatif : Bersifat dapat menerima atau menyesuaikan diri.
Akulturasi : Percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi.
Aktualisasi : Mewujudkan suatu hal menjadi aktual atau tetap ada/terlaksana.
Aktivis : Orang yang aktif menjadi anggota suatu organisasi/pendorong suatu organisasi.
Aliansi : Ikatan antara 2 (dua) atau lebih negara/organisasi dengan tujuan politik.
Amandemen : Perubahan Konstitusi atau Undang-undang Dasar.
Ambivalen : Bercabang dua yang saling bertentangan.
Anarkhis :Tindakan atau perbuatan yang tidak
mengindahkan norma atau kaidah hukum yang berlaku (biasanya dalam bentuk kebrutalan).
Anarkhis : Tindakan atau perbuatan yang tidak
mengindahkan norma atau kaidah hukum yang berlaku (biasanya dalam bentuk kebrutalan).
Anomali : Ketidak normalan atau penyimpangan.
Analisis : Penguraian/kupasan atas suatu pokok masalah untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang benar.
Aparatur Pemerintah : Perangkat pelaksana tugas-tugas pemerintahan;
Pegawai Negeri.
Archipelago : Negara dengan kondisi geografis kepulauan.
Asimilasi kebudayaan : Penyesuaian diri terhadap kebudayaan dan pola perilaku.
B
Bahaya Laten : Ancaman yang tersembunyi dan terus menerus ada dalam bentuk atau perwujudan yang berbeda- beda, dan walaupun kelihatannya tidak terlalu bahaya, bila tidak ditanggulangi secara dini akan berkembang menjadi ancaman terbuka.
Bangsa : Suatu kelompok atau kesatuan masyarakat yang ingin bersatu, memiliki kesamaan nasib dan watak.
Bangsa Indonesia : Satu kesatuan manusia yang mendiami satu kesatuan pulau-pulau (nusa) besar yang dikelilingi ribuan pulau-pulau kecil (gugusan kepulauan) dan terletak berjajar di barat pulau Sumatra sampai ke timur (pulau Papua).
Bantuan Keuangan Parpol: Bantuan berbentuk uang yang diberikan oleh Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di Lembaga
Perwakilan Rakyat.
Bakesbangpol-Linmas : Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Merupakan jajaran Ditjen.Kesbangpol di Provinsi, Kabupaten/Kota).
Bakornas PBP : Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi.
Bawaslu : Badan Pengawas Pemilu, adalah badan yang bertugas mengawasi penyelenggaraan Pemilu di seluruh wilayah NKRI.
Bela Negara : Pola sikap dan pola perilaku warga negara yang dijiwai kecintaannya terhadap tanah air dalam menjamin kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Binneka Tunggal Ika : Lengkapnya disebut Bhinneka Tunggal Ika Tanhana Dharma Manggrava yang artinya beraneka ragam tetapi satu (diversity in unity).
Bilateral : Hubungan kerjasama antara dua negara.
Bikameral : Sistem lembaga perwakilan rakyat yang terdiri dari dua kamar atau dua badan legislative (seperti DPR dan DPD).
Bipatride : Memiliki dua kewarganegaraan.
Birokrasi : Organisasi pemerintahan yang dijalankan oleh para pegawai negeri.
Border : Batas wilayah/daerah.
BNK : Badan Narkotika Kabupaten/Kota adalah lembaga non struktural yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati/Walikota.
Border : Batas wilayah/daerah.
BNK : Badan Narkotika Kabupaten/Kota adalah lembaga non struktural yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati/Walikota.
BNN : Badan Narkotika Nasional adalah lembaga non struktural yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
BNP : Badan Narkotika Provinsi adalah lembaga non struktural yang berkedudukan dan bertanggung jawab langsung kepada Gubernur.
BPP : Bilangan Pembagi Pemilih, yaitu merupakan rumus perolehan suara hasil pemilihan umum anggota legislatif dalam menentukan jumlah kursi di DPR dan DPRD.
BRR : Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi, adalah badan yang dibentuk oleh pemerintah untuk melakukan pemulihan dan pembangunan kembali terhadap suatu daerah yang hancur akibat bencana.
Budaya Politik : Pola sikap, keyakinan dan perasaan tertentu yang mendasari, mengarahkan, dan memberi arti kepada tingkah laku dan proses politik dalam suatu system politik, mencakup cita-cita politik ataupun norma yang sedang berlaku dalam kehidupan politik masyarakat.
C
Chauvinisme : Kesetiaan dan cinta tanah air secara membabi buta.
Chek and balance : Saling kontrol secara seimbang, seperti antara DPR dengan Presiden.
Chaos : Keadaan yang kacau balau.
Civil Society : Masyarakat sipil; masyarakat madani.
Civics : Ilmu sosial yang berkenaan dengan hak dan kewajiban warganegara (ilmu kewarganegaraan).
Civitas Academica : Kelompok |(warga) masyarakat akademik yang terdiri atas dosen dan mahasiswa dengan
perwakilannya yang terbentuk melalui Senat masing-masing.
Conditio Sine Qua Non : Keadaan atau syarat yang mutlak diperlukan.
Crash Program : Rencana kerja yang besar dan mendesak program mendesak).
D
Daerah Otonom : Kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam system NKRI.
Dapil : Daerah pemilihan (district Magnitude), adalah batas wilayah atau daerah pemilihan yang ditetapkan dengan kuota (jumlah) kursi berdasarkan jumlah penduduk.
Das Sein : Keadaan yang sebenarnya pada waktu sekarang (realita).
Das Sollen : Apa yang dicita-citakan atau apa yang harus terwujud.
Deadlock : Keadaan terhenti/macet karena para pihak yang berunding tidak mau berkompromi.
Degradasi Moral : Penurunan, kemerosotan moral.
De Jure : Berdasarkan hukum.
Dekonsentrasi : Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Dekadensi Politik : Kemerosotan atau kemunduran dalam proses kehidupan politik.
Dekrit Presiden : Suatu putusan dari organ tertinggi (Kepala Negara atau organ lain) yang merupakan
penjilmaan kehendak yang bersifat sepihak, hal ini dilakukan bilamana negara dalam keadaan darurat, untuk keselamatan bangsa dan negara yang
terancam oleh bahaya. (seperti Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yaitu kembali ke UUD 1945).
Demokrasi : Pemerintahan oleh rakyat dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan dijalankan langsung oleh rakyat/wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat dibawah system pemilihan yang bebas.
Demonstrasi : Unjuk rasa, tindakan bersama untuk menyatakan kehendak (protes).
Demosi : Perpindahan jabatan ke jabatan yang lebih rendah.
Destabilisasi : Upaya untuk melenyapkan stabilitas.
Desentralisasi : Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan menguasai urusan pemerintahan dalam system NKRI.
Deviasi : Penyelewengan, penyimpangan.
Detasering : Penempatan/penugasan pegawai di suatu tempat dalam waktu tertentu.
Deteksi dini : Upaya/usaha untuk mengetahui/menemukan sesuatu atau suatu keadaan secara lebih awal.
Deparpolisasi : Pelemahan peran dan posisi partai politik.
Dikotomi : Pembagian atas dua kelompok yang saling bertentangan; dipertentangkan.
Diseminasi : Penyebarluasan.
Disintegrasi Bangsa : Hilangnya kaitan integrative (kesatuan) antar unsur-unsur kekuatan bangsa, sehingga hubungan menjadi longgar dan pada gilirannya asas
kekeluargaan ditinggalkan.
Diskursus : Wacana, tuturan, pemikiran-pemikiran.
Diskusi : Bertukar pikiran mengenai sesuatu masalah.
Disharmoni : Kondisi ketidak harmonisan.
Direktori Ormas/LSM : Petunjuk/daftar keberadaan Organisasi Kemasyarakatan.
Distorsi : Penyimpangan/pemutarbalikan suatu fakta, aturan dsb, demi keuntungan pribadi atau golongan.
Diplomasi : Penyampaian argument secara
politis/penyelenggaraan hubungan dua negara.
Ditjen Kesbangpol : Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik.
: Setditjen Kesbangpol; Sekretariat Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik.
: Dit.I; Direktorat Pengembangan Nilai-nilai Kebangsaan.
: Dit II; Direktorat Penanganan Konflik.
: Dit.III; Direktorat Fasilitasi Organisasi Politik dan Kemasyarakatan.
: Dit.IV; Direktorat Lembaga Perwakilan dan Partisipasi Politik.
: Dit.V; Direktorat Pengembangan Budaya Politik.
DPC Parpol : Dewan Pimpinan Cabang Partai Politik.
DPP Parpol : Dewan Pimpinan Pusat Partai Politik.
DPR : Dewan Perwakilan Rakyat yang merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara.
DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
E
Efektif : Berhasil guna.
Efisien : Kemampuan melaksanakan pekerjaan dengan tepat guna (tidak membuang waktu).
Egaliter : Persatuan/persamaan.
Eka : Ekstrim kanan, orang/kelompok orang yang berhaluan keras dalam memperjuangkan
kepentingan politiknya dengan didasari agama tertentu.
Eki : Ekstrim kiri, orang/kelompok orang yang berhaluan keras dalam memperjuangkan
kepentingan politiknya dengan didasari ideology komunis.
Eksekutif : Lembaga pelaksana UU; Pemerintah.
Eksekusi : Pelaksanaan putusan pengadilan/Mahkamah.
Eksepsi : Pembelaan yang tidak menyinggung isi surat tuduhan atau gugatan tetapi berisi permohonan agar pengadilan menolak perkara yang diajukan karena tidak memenuhi persyaratan hukum.
Ela : Ekstrim lainnya, orang/kelompok orang yang berhaluan keras dalam memperjuangkan
kepentingan politiknya tetapi tidak didasari ideology tertentu.
Elaborasi : Penggarapan secara tekun dan cermat.
Elemen Masyarakat : Unsur-unsur masyarakat.
Elektoral Treshoold : Ambang batas minimum perolehan suara partai politik sebagai syarat untuk dapat mengikuti pemilihan umum.
Emansipasi : Gerakan untuk memperoleh pengakuan persamaan kedudukan, hak dan derajat.
Embargo : Penghentian pengiriman sesuatu lintas negara.
Entitas : Satuan yang berwujud atau wujud.
Eskalasi : Peningkatan, penambahan, kenaikan.
Etatisme : Paham yang lebih mementingkan negara daripada rakyatnya.
Etnik : Berkenaan dengan kelompok sosial dalam system sosial/kebudayaan yang mempunyai arti atau
kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dsb.
Etika Politik : Prinsip-prinsip atau norma-norma dasar yang harus dipatuhi dalam proses kehidupan politik.
Etis kerja : Semangat kerja yang menjadi cirri khas dan keyakinan seseorang atau kelompok.
Ex Officio : Karena jabatannya.
F
Faksi : Kelompok yang umumnya beranggotakan para politisi yang mencoba menonjolkan diri dengan cara-cara mendorong timbulnya perpecahan dalam partai politik.
Fasilitasi : Menyediakan sarana untuk melancarkan pelaksanaan suatu kegiatan.
Fanatisme : Keyakinan(kepercayaan) yang terlalu kuat terhadap ajaran (agama, politik).
Fasilitator : Pemberi fasilitas.
Fenomena : Hal-hal yang dapat dirasakan dengan pancaindera dan dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
Feodalisme : Sistem sosial/politik yang memberikan kekuasaan besar kepada golongan bangsawan; Sistem
sosial/politik yang mengagung-agungkan
jabatan/pangkat dan bukan mengagung- agungkan kinerja.
FGD : Focus Group Discussion, Kelompok diskusi di lingkungan Ditjen Kesbangpol yang dibentuk dalam rangka penyusunan kebijakan bidang kesatuan bangsa dan politik.
FKDM : Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat,
merupakan wadah bagi elemen masyarakat yang dibentuk dalam rangka menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakat.
FKUB : Forum Kerukunan Umat Beragama, wadah yang dibentuk oleh masyarakat dan difasilitasi oleh pemerintah dalam rangka membangun, memelihara dan memberdayakan umat beragama untuk
kerukunan dan kesejahteraan.
FPK : Forum Pembauran kebangsaan, wadah informasi, komunikasi, konsultasi, dan kerjasama antar warga masyarakat yang diarahkan untuk menumbuhkan, memantapkan, memelihara dan mengembangkan pembauran kebangsaan.
Floating mass : Masa mengambang.
Fundamental : Yang paling pokok, hakiki, asas, prinsipiil.
Fungsionaris : Pengurus yang mempunyai jabatan dalam suatu oraganisasi (parpol/ormas).
Fluktuasi : Perubahan turun naik.
Fraksi DPR : Pengelompokan anggota DPR berdasarkan konfigurasi Partai Politik hasil Pemilu.
Friksi : Pergeseran/pergesekan yang menimbulkan perpecahan.
Forkomkon : Forum Komunikasi dan Konsultasi, merupakan wadah pertemuan antara instansi dengan
jajarannya atau antar instansi untuk membahas program/kegiatan.
G
Gabungan Parpol : Dua atau lebih Parpol yang bersepakat
mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilihan Umum atau Pemilihan Kepala Daerah.
Gender : Perbedaan antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan peran yang dijalani karena budaya dan bukan karena jenis kelamin.
Geo Politik : Merupakan ilmu pengetahuan tentang negara, sebagai pengembangan dari geografi politik yaitu strategi memanfaatkan faktor wilayah (ruang negara) dalam upaya mewujudkan tujuan politik (cita-cita nasional).
Gerontokrasi : Pemerintahan yang dikendalikan oleh orang- orang tua.
Grassroots : Akar rumput, kalangan masyarakat bawah.
Grasi : Pengampunan resmi oleh Kepala Negara.
Gratifikasi : Pemberian dalam bentuk uang atau barang kepada pejabat/pegawai negeri di luar gaji yang telah ditentukan untuk maksud tertentu.
Good Governance : Pemerintahan yang bersih, baik dan berwibawa.
Globalisasi : Penyatuan dunia oleh kemudahan teknologi, informasi dan komunikasi massa dengan segala dampaknya dibidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.
H
Hak Angket : Hak DPR untuk mengadakan penyelidikan atas suatu masalah.
Hak Inisiatif : Hak para anggota DPR untuk mengajukan atau membuat Undang-Undang mengenai masalah tertentu.
Hak Interpelasi : Hak para anggota DPR untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban kepada Pemerintah mengenai kebijakan- nya disuatu bidang.
Halaqoh Wawasan : Suatu kegiatan sarasehan dalam rangka perkuatan Kebangsaan wawasan kebangsaan di lingkungan Pondok Pesantren.
Hansip : Pertahanan Sipil.
Hedonisme : Doktrin yang mengatakan bahwa kebaikan yang pokok dalam kehidupan adalah kenikmatan.
Hegemoni : Keunggulan suatu negara atas negara lain,
kekuasaan tertinggi, penampakan pimpinan politik, penguasaan dalam proses kehidupan politik.
Hierarki : Susunan organisasi yang bertingkat.
Hipokrit : Orang yang suka berpura-pura; munafik.
Hipotesa : Pendapat/definisi yang belum dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Historis : Berdasarkan sejarah dan memiliki nilai sejarah.
Holistik : Bersifat menyeluruh.
Hukum Positif : Hukum yang berlaku di suatu negara.
Humanisme : Doktrin yang menekankan kepentingan- kepentingan kemanusiaan yang ideal.
I
Idealisme : Teori yang menyatakan bahwa realitas itu terdiri dari ide, pikiran/akal dan jiwa, bukan materi.
Ideologi : Pemikiran-pemikiran, gagasan-gagasan serta cita- cita yang diangkat dari nilai-nilai yang hidup dari suatu bangsa (Pancasila sebagai ideology nasional diangkat dari nilai-nilai kebudayaan, religius, adat- istiadat yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia).
Informasi LPPD : Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada masyarakat melalui media yang tersedia di daerah.
Impeachment : Suatu upaya menuntut seorang pejabat kedepan mahkamah/ dewan karena dinilai menyimpang/
menyalahgunakan wewenang jabatannya.
Imperialisme : Politik menjajah atas negara lain.
Implementasi : Pelaksanaan; penerapan.
Imperatif : Bersfat memerintah atau memberi komando;
mengharuskan.
Independen : Berdiri sendiri; Perseorangan (Peserta Pemilihan Kepala Daerah adalah pasangan calon yang
diusulkan Partai Politik/Gabungan Partai Politik dan Calon Independen/ Perseorangan).
Indikator : Sesuatu yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan.
Indisipliner : Tidak patuh pada peraturan.
Indoktrinasi : Pemberian suatu ajaran.
Infrastruktur Politik : Organisasi atau lembaga di luar lembaga
pemerintah/negara sebagai prasarana dalam proses kehidupan politik (seperti Parpol, Ormas, LSM).
Inkonstitusional : Tidak berdasarkan Undang-Undang Dasar.
Intelijen : Suatu kegiatan dan tindakan yang terorganisir dengan menggunakan metode tertentu untuk menghasilkan produk tentang masalah yang dihadapi dari seluruh aspek kehidupan untuk disampaikan kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambi keputusan.
Integrasi Nasional : Penyatupaduan berbagai unsur kekuatan bangsa ke dalam satu jiwa kebangsaan dengan aspirasi berbangsa dan bernegara sesuai ketentuan konstitusi.
Integritas : Keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan atau kejujuran.
Interdependensi : Saling ketergantungan.
Internalisasi : Pendalaman atau penghayatan.
Ipoleksosbud Hankam : Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan Keamanan yang merupakan aspek- aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
J
Jabodetabek : Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi.
Jargon Politik : Ungkapan-ungkapan yang bernuansa politik.
Jatidiri Bangsa : Ciri-ciri, (keadan khusus) atau identitas bangsa.
Justifikasi : Putusan atau pertimbangan yang didasari oleh hati nurani.
K
Kapitalisme : Sistem dan paham dalam konteks perekonomian yang modalnya bersumber dari modal pribadi dengan ciri persaingan pasar bebas.
Kearifan Lokal : Nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di dan oleh masyarakat daerah yang dijadikan pedoman dalam kehidupan masyarakat daerah yang
bersangkutan.
Kebangsaan : Hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan, identitas dan integritas suatu bangsa.
Kecemburuan sosial : Perasaan tidak atau kurang senang melihat orang lain yang lebih beruntung dari padanya.
Kedaulatan : Kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, daerah atau wilayah.
Kepemimpinan : Hal-hal yang berhubungan dengan seseorang yang berstatus sebagai pemimpin.
Kerukunan umat beragama : Keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran
agamanya dan kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kesenjangan Sosial : Adanya jurang pemisah antara suatu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya yang dilatarbelakangi oleh masalah sosial
ekonomi.
Kewaspadaan \Dini Masyarakat : Kondisi kepekaan, kesiagaan dan antisipasi masyarakat dalam menghadapi potensi dan indikasi timbulnya bencana, baik bencana perang, bencana alam, ataupun bencana karena ulah manusia.
Ketahanan Bangsa/Nasional : Kondisi dinamik bangsa yang meliputi segenap aspek kehidupan bangsa yang terintegrasi yang berisi keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.
Kewaspadaan Nasional : Kepekaan mental yang berisi kemampuan untuk secara dini melihat dengan tajam kemungkinan adanya bahaya atau terjadinya AGHT dan memberikan tanggapan awal yang tepat terhadapnya.
Keynot Speaker : Pembicara kunci.
Kinerja : Prestasi yang diperlihatkan; kemampuan kerja;
sesuatu yang dicapai.
Kohesif : Melekat satu dengan yang lain; keterpaduan berlekatan.
Kolaborasi : Bekerjasama atau keterpaduan.
Kominda : Komunitas Intelijen Daerah yang merupakan forum komunikasi dan koordinasi unsur intelijen dan unsur pimpinan daerah di Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Komisi DPR : Salah satu alat kelengkapan DPR yang bersifat tetap.
: Komisi I, membidangi pertahanan luar negeri dan informasi.
: Komisi II, membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, Aparatur Negara dan Agraria.
: Komisi III, membidangi Hukum dan Perundang- undangan, HAM dan keamanan.
Komisi IV, membidangi Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Kelautan, Perikanan dan pangan.
Komisi V : membidangi Perhubungan,
Telekomunikasi, Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Pembangunan Pedesaan dan Kawasan Tertinggal.
Komisi VI : membidangi perdagangan,
perindustrian, Investasi, Koperasi dan BUMN.
Komisi VII : membidangi Energy, Sumber Daya Mineral, Riset dan Teknologi, Lingkungan Hidup.
Komisi VIII : membidangi Agama, Sosial dan Pemberdayaan Perempuan.
Komisi IX : membidangi Kependudukan, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Komisi X : membidangi Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga, Pariwisata, Kesenian dan Kebudayaan.
Komisi XI : membidangi Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, Perbankan dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Komparatif : Berbandingan, sifat perbandingan.
Komprehensif : Mengandung pengertian yang luas dan menyeluruh.
Komunisme : Paham atau ideology yang menganut ajaran Karl Marx dan Frederich Angels yang hendak
menghapuskan hak milik perseorangan dan
menggantikannya dengan hak milik bersama yang dikontrol oleh negara.
Kondusif : Memberi peluang untuk hasil yang diinginkan dan bersifat mendukung.
Konflik : Pertentangan antar orang atau
kelompok/kelompok yang satu dengan orang lain/kelompok lain yang berbakti dalam kehidupan ipoleksosbud.
Konflik Horizontal : Konflik antar masyarakat.
Konkordan : Keselarasan/kesepadanan.
Konspirasi : Persekongkolan rahasia.
Konstelasi Politik : Keadaan percaturan kehidupan politik.
Konstitusi : Hukum dasar tertulis atau Undang-Undang Dasar.
Kontradiktif : Bertentangan atau berlawanan.
Kontra Produktif : Tidak menghasilkan atau tidak menguntungkan.
Kontroversial : Bersifat menimbulkan perdebatan.
Konvensi : Hukum dasar tidak tertulis, persetujuan;
permufakatan.
Kooperatif : Mau bekerjasama atau bersedia membantu.
Korelasi : Hubungan timbal balik atau sebab akibat.
KPU : Komisi Pemilihan \umum, merupakan lembaga penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap dan mandiri, Anggota KPU berjumlah 7 (tujuh) orang.
KPU Provinsi : Komisi Pemilihan Umum Provinsi, merupakan penyelenggara Pemilu di Provinsi.
KPU Kabupaten/Kota : Komisi Pemilihan U|mum Kabupaten/Kota, merupakan penyelenggara Pemilu di
Kabupoaten/Kota.
KPPS : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
KPPSLN : Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPLN untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara di Luar Negeri.
KPPL : Kelompok Penggerak Pembauran Lapangan, keberadaannya di tingkat Kecamatan.
Kronologi : Rangkaian atau urut-urutan waktu dari sejumlah kejadian atau peristiwa.
L
Landasan Ideal : Landasan negara berdasarkan ideology.
Landasan Konstitusional : Landasan Negara berdasarkan Undang-Undang Dasar.
Leadership : Kepemimpinan.
Legal Drafting : Perancangan Peraturan Perundang-undangan.
Legalitas : Berdasarkan hukum.
Legislasi : Perancangan atau pembuatan Peraturan Perundang-undangan.
Legitimasi : Pembenaran menurut hukum.
LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat, adalah
organisasi/lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat WNI secara sukarela atas kehendak sendiri dan berminat serta bergerak di bidang kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh
organisasi/lembaga sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat yang menitik
beratkan kepada pengabdian secara swadaya.
Leninisme : Ajaran politik komunisme yang dipahamkan oleh Lenin.
Liberalisme : Paham yang menekankan kebebasan individu.
Likuidasi : Pembubaran badan usaha.
LPPD : Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, adalah laporan atas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah selama 1 (satu) tahun anggaran
berdasarkan rencana kerja pembangunan daerah yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada Pemerintah.
Luber dan Jurdil : Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil (sebagai azas Pemilu).
M
Manajemen Konflik : Pengelolaan secara efektif terhadap suatu konflik sehingga dapat dikendalikan atau diselesaikan.
Manajemen Krisis : Usaha mengatasi kegawatan dengan cara rasional, bersistem dan berencana.
Manuskrip : Naskah asli tulisan tangan.
Marhaenis : Orang-orang dari kalangan rakyat kecil.
Marxisme : Ajaran politik komunisme yang diajarkan oleh Karl Marx.
Masyarakat Plurel : Masyarakat yang terdiri dari bermacam-macam etnis.
Master Plan : Induk Perencanaan.
MDGs : Milenium Development Goals adalah proyek kemanusiaan yang dicanangkan PBB selama 15 tahun (2000 – 2015) dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah penduduk miskin. MDGs disepakati oleh semua anggota PB termasuk Indonesia.
Mediasi : Penengahan antara pihak yang berselisih.
Menwa : Resimen Mahasiswa, adalah satuan organisasi atau wadah penyaluran keikutsertaan mahasiswa dalam upaya bela negara.
Metodologi : Ilmu untuk menganalisa sesuatu.
Milenium : Masa atau jangka waktu seribu tahun.
Misi : Peran strategik yang diinginkan dalam mencapai visi.
MRP : Majelis Rakyat Papua, adalah representasi kultural orang asli Papua, yang memiliki
wewenang tertentu dalam rangka perlindungan hak-hak orang asli Papua dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap adat dan budaya, pemberdayaan perempuan, dan pemantapan kerukunan hidup bersama sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.
Multilateral : Perjanjian/kerjasama yang melibatkan banyak negara.
Musyawarah : Pembahasan bersama dengan maksud untuk mencapai kesepakatan atas penyelesaian masalah.
Mobilisasi : Pengerahan orang untuk dijadikan tentara.
Moderat : Orang yang berhaluan lunak atau bersikap mengambil jalan tengah.
Money Politic : Politik uang, suatu perbuatan memberikan atau mengiming-imingi memberikan uang kepada seseorang dengan maksud agar orang tersebut melakukan atau tidak melakukan pilihannya dalam pelaksanaan Pemilu.
Monev : Monitoring dan Evaluasi adalah pelaksanaan memantau, mengamati atau mengontrol
berjalannya suatu system atau pekerjaan, dan hasilnya kemudian diberikan penilaian.
Monoteisme : Keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Moratorium : Penangguhan; penundaan; jeda.
MOU : Memorandum Of Understanding (nota kesepahaman atau perjanjian untuk saling pengertian).
N
NAD : Nanggroe Aceh Darussalam.
Narkoba/Napza : Narkotika, Psikotropika dan bahan/zat adiktif lainnya.
Nasionalisme : Suatu keadaan pikiran atau keyakinan dimana loyalitas tertinggi dari individu atau kelompok diberikan kepada negara dan bangsa (Indonesia).
Nation and Character Building : Pembinaan bangsa dan watak bangsa.
Naturalisasi : Permohonan kewarganegaraan.
Nation State : Negara bangsa, merupakan Negara yang dalam hal kewenangan dan pengendalian persoalan- persoalan dilaksanakan bersama-sama masyarakat.
Negara Fesderal : Suatu Negara yang terdiri dari beberapa Negara bagian.
Neo Imperialisme : Penjajahan gaya baru.
Nilai-nilai Kebangsaan : Konsep mengenai penghargaan tinggi yang
diberikan oleh masyarakat terhadap bangsa sehinga menjadi pedoman bagi tingkah laku dalam
kehidupan masyarakat bangsa yang bersangkutan.
NGO : Non Government Organization adalah Lembaga Swadaya Masyarakat.
Normatif : Menurut norma atau kaidah yang berlaku.
Niomenklatur : Penamaan yang dipakai di bidang atau obyek tertentu; istilah kata-kata.
O
Observasi : Pengamatan, penyelidikan.
Oligarki : Pemerintahan yang dipegang oleh beberapa orang dari golongan elit.
Opini : Pendapat.
Oposisi : Golongan pelawan.
Otoritas : Kekuasaan, kewenangan.
Oportunisme : Paham politik yang menunggu kesempatan yang menguntungkan.
Opovov : One Person, One Vote, One Value (satu orang, satu suara, satu nilai), merupakan system penilaian dalam penetapan calon anggota DPR hasil pemilu.
Orde Baru : Satu tatanan masyarakat serta pemerintahan setelah meletusnya peristiwa G 30 S/PKI
(menuntut dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen).
Orde Lama : Suatu tatanan masyarakat serta pemerintahan sampai saat meletusnya peristiwa G 30 S/PKI.
Ormas : Organisasi kemasyarakatan, adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga Negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, agama, fungsi, dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasar Pancasila.
Ormas Keagamaan : Organisasi Kemasyarakatan Keagamaan, merupakan organisasi non pemerintah bervisi kebangsaan yang dibentuk berdasarkan kesamaan agama oleh WNI secara sukarela, berbadan hukum dan telah terdaftar di Pemerintah Daerah setempat serta bukan organisasi sayap partai politik.
Otentik : Dapat dipercaya, benar, asli.
Otoriter : Pemegang kekuasaan tunggal.
Otobiografi : Riwayat hidup yang ditulis sendiri.
Otonomi Daerah : Hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Otsus : Otonomi Khusus, adalah kewenangan khusus yang diakui dan diberikan kepada Provinsi Papua untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar masyarakat papua.
P
Paham Kebangsaan : Pikiran-pikiran nasional tentang hakekat dan cita- cita serta perjuangan yang menjadi cirri khas suatu bangsa (Indonesia).
Pahlawan Nasional : Gelar yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada seorang Warga Negara Republik Indonesia yang semasa hidupnya melakukaan tindak
kepahlawanan dan berjasa sangat luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara.
Pakem : Orisinil; Asli; Norma/Kaidah Batasan.
Pancasila : Lima Sila sebagai Dasar Negara, Ideologi
nasional sekaligus sebagai falsafah atau pandangan hidup (way of life) bagi bangsa Indonesia.
Panitia Ad Hoc : Panitia yang dibentuk untuk salah satu tujuan saja atau hal-hal tertentu.
Panja DPR : Panitia Kerja yang dibentuk oleh alat kelengkapan DPR dengan jumlah anggota sebanyak-banyaknya berjumlah separuh dari jumlah alat kelengkapan yang bersangkutan.
Pansus DPR : Panitia Khusus yang dibentuk oleh DPR melalui rapat paripurna dengan jumlah anggota sekurang- kurangnya 10 (sepuluh) orang dan sebanyak- banyaknya 50 (lima puluh) orang.
Panwaslu : Panitia Pengawas Pemilu, adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi
penyelenggaraan pemilu di wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota.
Panwaslu Kecamatan : Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan, adalah panitia yang dibentuk oleh Panwaslu
Kabupaten/Kota untuk mengawasi
penyelenggaraan pemilu di wilayah Kecamatan.
Parpol : Organisasi yang dibentuk oleh sekelompok warganegara Republik Indonesia atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan politik, anggota masyarakat, bangsa untuk memelihara keutuhan NKRI berdasarkan UUD danPancasila.
Parpol Lokal : Partai Politik yang didirikan dan dibentuk oleh sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) orang
warganegara Republik Indonesia yang berusia 21 (dua puluh satu) tahun dan telah berdomisili tetap di Aceh untuk memperjuangkan kepentingan politik, anggota, masyarakat, bangsa dan
memelihara keutuhan NKRI berdasarkan UUD dan Pancasila.
Patriotisme : Merupakan ekspresi dari loyalitas kepada negara dan pemerintah dimana orang-orang berdiam.
Paradigma : Telaahan atau kerangka berfikir atau pedoman yang dipakai untuk menunjukkan system
pemikiran.
Parameter : Ukuran populasi.
Parlemen : Wakil rakyat yang duduk di kursi pemerintahan negara.
Paripurna : Lengkap; sepenuhnya; tuntas.
Paradoks : Pertentangan.
Parsial : Sendiri-sendiri; terpisah-pisah.
PAW : Pergantian Antar Waktu, adalah penggantian seorang anggota DPR lainnya yang berasal dari satu partai dikarenakan meninggal dunia,
diberhentikan, atau di recall.
Pembauran Kebangsaan : Proses integrasi anggota masyarakat dari berbagai ras, suku, etnis, melalui interaksi sosial dalam bidang bahasa, adat istiadat, seni budaya, pendidikan dan perekonomian untuk mewujudkan kebangsaan Indonesia tanpa harus menghilangkan identitas ras, suku, etnis masing-masing dalam kerangka NKRI.
Pemberdayaan Masyarakat : Upaya melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan sampai pada pelaksanaan dan pemeliharaan hasil-hasil dari suatu
program/kegiatan pembangunan.
Pembelajaran : Proses perubahan dari penggunaan cara-cara berpikir lama kearah penggunaan cara-cara berpikir baru.
Pemerintah : Perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden beserta para Menteri.
Pemerintah Daerah : Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Pemerintahan Daerah : Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip NKRI sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara RI Tahun 1945.
Pemilu : Pemilihan Umum, sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pemilu Legislatip : Pemilihan Umum anggota DPR, DPD, dan DPRD di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pemuka Agama : Tokoh komunitas umat beragama baik yang memimpin ormas keagamaan maupun yang tidak memimpin ormas keagamaan yang diakui atau dihormati oleh masyarakat setempat sebagai panutan.
Pendidikan Politik : Proses pembelajaran bagi masyarakat agar memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara (termasuk hak politik).
Pengadilan Ad Hoc : Pengadilan yang dibentuk untuk mengadili perkara tertentu saja.
Penyelenggara Pemilu : Lembaga yang menyelenggarakan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden, serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat (KPU- KPUD).
Perda : Peraturan Daerah Provinsi dan/atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Perdasus : Peraturan Daerah Khusus, adalah peraturan daerah Provinsi khusus (Papua) dalam rangka pelaksanaan pasal-pasal tertentu dalam Undang- Undang Nomor 21 Tahun2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua.
Perdais : Peraturan Daerah Istimewa.
Permendagri : Peraturan Menteri Dalam Negeri.
Perpres : Peraturan Presiden.
Perpu : Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang, adalah perangkat perundang-undangan yang tingkatannya sama dengan Undang-Undang dibuat oleh pemerintah dikarenakan kondisi mendesak, kemudian dapat menjadi Undang- Undang melalui DPR.
Persuasif : Memberikan alasan dan prospek baik yang meyakinkan (bujukan secara halus).
Pilkada : Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pilpres : Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dalam NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Plat Form : Prinsip-prinsip atau kebijakan dari sekelompok orang atau partai.
Pluralisme : Kondisi masyarakat yang majemuk (berkaitan dengan system sosial, budaya dan politik).
Pokja : Kelomppok Kerja, adalah kelompok yang dibentuk terdiri atas beberapa orang untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
Polemik : Perdebatan mengenai satu masalah yang dikemukakan secara terbuka di media massa.
Poldagri : Politik Dalam Negeri, adalah berkenaan dengan azas, haluan, usaha tindakan serta kebijakan negara (pemerintah) dalam penggunaan secara
menyeluruh potensi nasional dalam proses berdemokrasi untuk mencapai tujuan nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Politik Hukum : Arah kebijakan hukum (legal policy) yang dibuat secara resmi oleh negara tentang hukum yang akan diberlakukan untuk mencapai tujuan negara.
Politik Lokal : Hal-hal yang berhubungan dengan pemerintahan, lembaga dan proses berdemokrasi yang
berlangsung di daerah berdasarkan undang-undang yang berlaku.
Polmas : Perpolisian Masyarakat, merupakan model perpolisian yang menekankan kemitraan sejajar antara polisi dengan masyarakat dalam
menyelesaikan dan mengatasi setiap permasalahan sosial yang mengancam keamanan dan ketertiban masyarakat serta ketenteraman kehidupan
masyarakat setempat.
Pranata Sosial : Kumpulan nilai dan norma yang mengatur suatu bidang kehidupan manusia.
Prediksi : Ramalan.
Presidentil : Sistem pemerintahan dimana presiden dan menteri-menterinya tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diberhentikan oleh DPR.
Preseden : Hal yang pernah terjadi kemudian dipakai lagi sebagai contoh.
Prerogratif : Hak istimewa yang dipunyai oleh \Kepala
\Negara mengenai hukum dan undang-undang di luar kekuasaan badan-badan perwakilan.
Prevalensi : Hal-hal yang bersifat umum, kelaziman.
Preventif : Pencegahan (supaya tidak terjadi).
Primordialisme : Perasaan kesukuan atau kedaerahan yangberlebihan.
Proporsional : Sesuai, sebanding, seimbang dengan kapasitas.
Propaganda : Upaya perluasan pengaruh dengan tujuan
meyakinkan orang agar menganut satu aliran, sikap atau arah tindakan tertentu.
Protokol Dialog : Laporan/keterangan yang disampaikan dalam acara rapat politik/muktamar; lampiran dalam perjanjian negara.
Provokasi : Perbuatan menghasut untuk membangkitkan kemarahan.
PPK : Panitia Pemilihan Kecamatan, yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu ditingkat Kecamatan atau nama lain.
PPL : Pengawas Pemilu Lapangan, adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu kecamatan untuk
mengawasi peenyelenggaraan Pemilu di desa atau nama lain/kelurahan.
PPLN : Pengawas Pemilu Luar Negeri, adalah petugas yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu di luar negeri.
PPS : Panitia Pemungutan Suara, yang dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilu di tingkat desa atau nama lain/kelurahan.
P4GN : Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.
Pulau-pulau Terluar : Pulau-pulau kecil di wilayah lautan Indonesia yang letak posisinya terdepan berhadapan dengan territorial luar negeri.
Q
Qanun : Peraturan perundang-undangan sejenis Peraturan Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) yang mengatur penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan masyarakat Aceh.
Quorum : Jumlah anggota dewan yang harus hadir dalam sebuah rapat/sidang.
R
Radikalisme : Paham politik kenegaraan yang menghendaki adanya perubahan besar sebagai jalan menuju kepada taraf kemajuan.
Radiogram : Berita singkat atau kilat lewat radio.
Rakornis : Rapat koordinasi teknis.
Rasa Kebangsaan : Yang memotivasi munculnya kesadaran dari masyarakat (Indonersia) yang plural dan majemuk namun terdapat kebersamaan sosial dan
kebudayaan.
Rasialisme : Paham yang menekankan adanya perbedaan ras/warna kulit (suku bangsa).
Ratifikasi : Pengesahan suatu dokumen negara oleh
parlemen, khususnya perjanjian antar negara dan persetujuan hukum internasional.
Reaktualisasi : Pengaktualisasikan kembali bentuk nilai kehidupan masyarakat.
Reformasi : Perubahan untuk perbaikan dibidang sosial, politik, ekonomi, agama di suatu masyarakat atau negara.
Regulasi Referendum : Penyerahan suatu persoalan supaya diputuskan melalui pemungutan suara oleh masyarakat (jajak pendapat):
Rekonsiliasi Sosial : Pemulihan hubungan persahabatan seperti keadaan semula.
Renstra : Rencana Strategis, merupakan dokumen
perencanaan jangka menengah yang merupakan suatu komitmen perencanaan untuk periode lima tahun.
Representatif : Berkenaan dengan kecakapan seseorang yang tepat untuk mewakili (sesuai dengan fungsinya sebagai wakil).
Republik : Bentuk negara yang merdeka dan berkedaulatan yang dikepalai oleh seorang presiden.
Reshuffle Kabinet : Penataan kembali anggota kabinet.
Resolusi : Peraturan atau pernyataan tertulis yang ditetapkan dalam suatu rapat/sidang (biasanya berisikan tuntutan sesuatu hal).
Revisi : Peninjauan (pemeriksaan) kembali untuk perbaikan atau pembenahan.
Revitalisasi : Proses untuk menghidupkan atau mengingat kembali.
Revolusi : Perubahan mendasar dan menyeluruh di suatu negara yang berlangsung secara cepat.
Rezim : Pemerintahan yang berkuasa; masa pemerintahan.
RPJMN : Rencana Pembanagunan Jangka Menengah Nasional.
S
Sabotase : Tindak pengrusakan dengan maksud menggagalkan.
SARA : Suku, Agama, Ras dan Antar golongan.
Sarasehan : Pertemuan yang diselenggarakan untuk
mendengarkan pendapat mengenai suatu masalah dibidang tertentu (dalam sarasehan tidak
mengambil suatu keputusan).
Satlinmas : Satuan Perlindungan M|asyarakat, merupakan bentuk pengorganisasian masyarakat yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta
ketrampilan di bidang perlindungan masyarakat yang difasilitasi oleh pemerintah atau pemerintah daerah.
SBKRI : Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Sejarah : Peristiwa atau kejadian-kejadian yang benar- benar terjadi pada masa lampau.
Segregasi : Pemilahan, pemisahan suatu golongan dari golongan yang lain; pengucilan; pengasingan.
Sekulerisme : Paham atau pandangan yang berpendirian bahwa moralitas tidak perlu didasarkan pada ajaran agama (negara tidak mencampuri urusan agama).
Seminar : Pertemuan untuk membahas suatu masalah dengan menghadirkan para pakar.
Semangat Kebangsaan : Merupakan perwujudan dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan, bisa juga disebut dengan
patriotisme.
Sentralisasi : Suatu kondisi dimana segala hal ditempatkan secara terpusat, kekuasaan yang terpusat.
Separatissme : Gerakan atau paham untuk memisahkan diri (mendirikan negara sendiri).
Signifikan : Memiliki arti penting; kepentingan; berarti.
Simulasi : Penggambaran suatu system atau proses dengan peragaan dengan berupa model pemeranan atau statistik.
Sismenas : Sistem manajemen nasional, suatu system yang meliputi faktor karsa (embanan nasional), sarana (organisasi) dan upaya (manajemen) dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan nasional.
Sistem Distrik : Sistem pemilu, yaitu satu daerah pemilihan memilih satu wakil yang memperoleh suara terbanyak, sedangkan suara-suara yang ditujukan pada calon lain dianggap hilang (single member constituency).
Sistem Proporsional : Sistem pemilu, yaitu satu daerah pemilihan memilih beberapa wakil (biasanya disebut system perwakilan berimbang).
Sistem Proporsional Daftar Terbuka : Sistem pemilu, dimana kursi yang diperoleh partai politik diberikan kepada calon yang memperoleh suara terbanyak.
Somasi : Teguran atau peringatan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan/pernyataan.
S.O.T.K. : Struktur Organisasi dan Tata Kerja.
Sosial Changes : Perubahan social.
Sosial Control : Pengendalian/pengawasan oleh masyarakat.
Sosiometri : Teknik penelitian yang umumnya bertujuan untuk meneliti hubungan social dan psikologis antara individu di dalam suatu kelompok.
SKT Ormas : Surat Keterangan Terdaftar yang diberikan kepada Ormas dan LSM yang melaporkan keberadaannya ke Departemen Dalam Negeri.
Stabilitas Nasional : Kemantapan situasi dan kondisi bangsa Indonesia sehingga memungkinkan lancarnya pelaksanaan pembangunan nasional.
Stagnasi : Keadaan terhenti atau ketidak aktifan.
Stake Holders : Pemangku kepentingan.
Stimulan : Menjadi pemicu atau pendorong bagi peningkatan prestasi, semangat bekerja, dsb.
Struktur Politik : Organisasi atau lembaga yang menjadi prasarana dalam proses kehidupan politik, seperti infra dan suprastruktur politik.
Substansi : Pokok atau inti materi.
Subversi : Hal menggulingkan pemerintah.
Suku Bangsa : Kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan social lain berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan adat-istiadat, kebudayaan dan bahasa.
Supervisi : Pengawasan atau pengontrolan secara langsung pada proses berlangsungnya suatu
pekerjaan/kegiatan.
Suprastruktur Politik : Organisasi atau lembaga pemerintah/Negara yang menjadi prasarana dalam proses kehidupan politik seperti DPR, DPD, DPRD, pemerintah, dsb.
Susduk : Susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD.
T
Tarkebang : Penataran Ketahanan Bangsa, sebagai
pengganti/kelanjutan dari Penataran Kewaspadaan Nasional (TARPADNAS).
Tata Negara : Seperangkat system dalam pelaksanaan pemerintahan negara.
Timmus DPR : Tim Perumus yang dibentuk oleh alat
kelengkapan DPR untuk merumuskan misalnya Rancangan Undang-Undang.
Timsin DPR : Tim Sinkronisasi yang dibentuk oleh alat kelengkapan DPR untuk membahas misalnya Rancangan Undang-Undang.
Tentatif : Bersifat sementara atau percobaan.
Teritorial : Bagian wilayah (daerah hokum dari suatu Negara).
Terorisme : Penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan demi upaya mencapai tujuan tertentu (untuk tujuan politik).
Tokoh Agama : Seseorang yang memiliki integritas dan diakui masyarakat dalam bidang keagamaan.
Toleransi : Bersikap menghargai atau membolehkan keyakinan (agama) yang berbeda dengan keyakinan atau agama sendiri.
Tokoh Adat : Seseorang yang dihormati/dituakan dalam suatu komunitas masyarakat atau suku/adat.
Tokoh Masyarakat : Seseorang yang memiliki integritas dan dituakan dalam masyarakat.
TOR : Term Of Reference, adalah rencana yang
dituangkan dalam bentuk rancangan kerja berikut biaya.
TOT : Training Of Trainner, kegiatan pelatihan untuk menjadi pelatih.
TPPD : Tenaga Pelatih Pembauran Daerah, merupakan kader-kader pembauran di daerah.
TPP RT/RW : Tenaga Penggerak Pembauran tingkat RT/RW.
TPS Pemilihan Umum : Tempat Pemungtan Suara dalam pemilihan umum.
TPSLN : Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri, yaitu tempat pemungutan suara di luar negeri.
Transisi : Peralihan dari suatu keadaan menuju keadaan yang diharapkan.
U
Uji Sahih : Pengujian untuk mengetahui kualitas,
kesempurnaan, validitas atas sesuatu hal (seperti rancangan peraturan perundang-undangan).
Undang-Undang : Peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
persetujuan bersama Presiden.
Unitariannisme : Bentuk Negara kesatuan dengan bersentral pada pemerintah pusat.
Urgen : Penting dan mendesak : memerlukan keputusan dan tindakan yang segera.
V
Verifikasi : Pemeriksaan terhadap kebenaran data, laporan, pernyataan, hasil perhitungan dsb.
Veto : Hak untuk menolak.
Votting : Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak.
Vote Getter : Pengumpul suara (biasanya seseorang
tokoh/pejabat terkenal yang dicantumkan pada urutan teratas daftar calon pada pemilu legislative).
Visi : Gambaran peran dan kondisi yang ingin diwujudkan di masa depan.
W
Wacana : Uraian singkat; bacaan.
Wawasan Kebangsaan : Cara pandang mendasar dan komprehensif bagi bangsa Indonesia sebagai cara pandang bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah, meningkatkan kesejahteraan dan melindungi segenap warga bangsa dan berperan aktif dalam jajaran dunia.
Wawasan Nusantara : Cara pandang bangsa Indonesia yang berlingkup dan demi kepentingan nasional Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan UUD 1945,tentang diri dan lingkungannya serta tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupannya yang beragam dan dinamis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa yang tetap menghargai kebhinnekaan dalam satu kesatuan IPOLEKSOSBUDHANKAM.
Wilayah Perbatasan : Wilayah di sepanjang perbatasan dengan luar negeri mencakup lebar area 20 s.d 50 Km.
Workshop : Sanggar kerja, lokakarya.
Walk Out : Meninggalkan tempat perundingan ataupertandingan sebagai tanda protes.
X
Xenelasic Larangan bagi orang asing untuk menetap dalam suatu kota.
Xeno Krasi : Pemerintahan oleh orang-orang asing.
Y
Yayasan : Suatu lembaga yang tujuan utamanya lebih bersifat social.
Yudicial Review : Peninjauan kembali dalam bentuk uji materiil suatu peraturan perundang-undangan terhadap Undang-Undang Dasar 1945, lembaga yang berwenang dalam hal ini adalah Mahkamah Konstitusi.
Yurisdiksi : Lingkup kewenangan atau kekuasaan peradilan;
wilayah hokum.
Yurisprudensi : Himpunan putusan hakim yang menjadi sumber hokum atqau dasar hokum untuk mengambil keputusan dalam proses peradilan.
Z
Zionisme : Politik bangsa Yahudi yang hendak mendirikan negara sendiri (Israel) yang berdaulat di wilayah Palestina.
Zona Ekonomi |Eksklusif : Wilayah laut sejauh 200 mil dari pantai suatu negara yang kekayaan ekonominya (sumber alam)
menjadi hak milik negara itu.
Zoon Politicoon : Manusia sebagai makhluk social.