• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Layanan Informasi Pesantren Memanfaatkan Google Maps API Berbasis Android

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Aplikasi Layanan Informasi Pesantren Memanfaatkan Google Maps API Berbasis Android"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.4, No.2, Desember 2021, pp. 101-108

ISSN 2621-1416 101

Aplikasi Layanan Informasi Pesantren Memanfaatkan Google Maps API Berbasis Android

Sri Nur Endang 1, Cecep Muhamad S R 2, Andi Nur Rachman 3

1,2,3 Program Studi Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi, Indonesia

1 [email protected], 2 [email protected], 3 andy.rachman @unsil.ac.id

Korespondensi:

Sri Nur Endang,

Informatika, Fakultas Teknik Universitas Siliwangi.

[email protected]

Abstrak

Banyak pesantren yang ada di Tasikmalaya dijadikan tujuan untuk meneruskan pendidikan, baik itu pendidikan tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan. Para pelajar yang memilih melanjutkan pendidikan ke pesantren tentunya akan mencari tahu informasi dan lokasi pesantren yang diinginkan khusunya yang ada di Tasikmalaya. Untuk mempermudah pencarian informasi tentang lokasi pesantren tersebut maka dilakukan penelitian tentang bagaimana cara mengimplementasikan teknologi Google Maps API kedalam sebuah aplikasi berbasis Android untuk menampilkan informasi dan lokasi pesantren yang ada di Tasikmalaya. Metodologi penelitian menggunakan metode Extreme programming (XP) yaitu dengan menggunakan pemodelan data dan pemodelan fungsional. Hasil dari penelitian akan menyajikan ulasan tentang pengembangan sistem informasi pesantren serta bagaimana pemanfaatan Google Maps untuk pemetaan dan pencarian lokasi pesantren.

Kata kunci: Android. Extreme Programming, Google Maps, Pesantren.

1. PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia tidak hanya dilandasi dengan pendidikan umum saja, tetapi pendidikan agama juga sangat berperan penting dalam perkembangan manusia untuk menjadikan kepribadian yang baik.

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bisa menjadikan generasi muda menjadi lebih tangguh dalam bersaing pada zaman global yang tentunya berlandaskan islam. Selain mutu dari pesantren yang harus ditingkatkan, kemudahan dalam menjangkau pesantren tersebut juga harus lebih di kembangkan. Para pelajar yang akan melanjutkan studi ke pesantren merasa kesulitan dalam mencari informasi dan lokasi pesantren yang ada. Maka sangat diperlukan sebuah aplikasi yang dapat memberikan informasi tentang sebuah pesantren lengkap dengan peta lokasinya.

Saat ini ketergantungan manusia pada teknlogi sangatlah tinggi, terutama dalam pemanfaatan internet dan teknologi mobile. Bahkan saat ini hampir semua informasi akademik maupun non akademik telah banyak di terapkan dalam sebuah aplikasi mobile. Hampir setiap orang mencari sebuah informasi melalui internet dan aplikasi mobile.

Pemetaan Google atau yang lebih dikenal dengan Google Maps dapat dimanfaatkan untuk membantu menampilkan lokasi suatu area atau wilayah tertentu. Dengan adanya aplikasi sistem informasi mengenai pesantren yang ada di Tasikmalaya yang dilengkapi dengan peta lokasinya akan sangat membantu pengguna yang memerlukannya. Namun sampai saat ini belum ada sebuah aplikasi yang khusus menyediakan informasi tentang pesantren yang ada di Tasikmalaya lengkap dengan peta lokasinya yang berbasis Android.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Pesantren

Pondok pesantren merupakan institusi sosial keagamaan yang menjadi wahana pendidikan bagi umat Islam yang ingin mendalami ilmu-ilmu keagamaan [1]. Pondok pesantren dalam terminologi keagamaan merupakan institusi pendidikan Islam, namun demikian pesantren mempunyai icon sosial yang memiliki pranata sosial di masyarakat. Hal ini karena pondok pesantren memiliki modalitas sosial yang khas, yaitu: 1) ketokohan kyai, 2) santri, 3) independent dan mandiri, dan 4) jaringan sosial yang kuat antar alumni pondok pesantren.

Kegiatan utama yang dilakukan dalam pesantren adalah pengajaran dan pendidikan Islam. Hal ini menuntut kualitas seorang kyai tidak sekedar sebagai seorang ahli tentang pengetahuan keislaman yang mumpuni, tetapi juga sebagai seorang tokoh panutan untuk diteladani dan diikuti. Melalui kegiatan ajar-belajar,

(2)

seorang kyai mengajarkan pengetahuan keislaman tradisional kepada para santrinya yang akan meneruskan proses penyebaran Islam tradidional.

2.2 Extreme programming (XP)

Extreme programming (XP) merupakan salah satu cabang dari metode Agile sebagai pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk menyesuaikan kebutuhan pengembangan. XP digunakan dalam merancang bangun aplikasi untuk memprediksi kelulusan [2], dengan hasil bahwa metode XP dapat diterapkan dengan waktu pembangunan aplikasi yang tidak lama dan sesuai dengan penggunaan pengembangan perangkat lunak. XP juga digunakan sebagai pengembangan E-Keuangan dan hasil dari penelitian, yaitu aplikasi yang dibangun sederhana tanpa mengurangi kualitas dari aplikasi tersebut dengan menerapkan metode XP [3].

XP juga dapat dikolaborasikan dengan metode lainnya seperti Scrum untuk menemukan perbandingan, perbedaan, dan dapat menjelajahi fitur-fitur yang saling melengkapi dari kedua metode tersebut.

Tidak hanya kolaborasi, pengembangan pun dilakukan sesuai kebutuhan seperti pengembangan aplikasi berbasis Android dengan menggunakan pemrograman tunggal, sehingga dinamakan personal Extreme programming [4] atau global Extreme programming pada sistem berbasis desktop untuk kegiatan seminar, pelatihan, dan workshop pada lembaga edukasi [5].

2.3 Sistem Informasi

Menurut [1], sistem informasi terdiri dari dua kata yaitu system dan informasi. Sistem sendiri berarti gabungan dari beberapa sub system yang bertujuan untuk mencapai suatu tujuan. Informasi berarti sesuatu yang mudah dipahami oleh si penerima. Sistem Informasi memiliki makna sistem yang bertujuan menampilkan informasi. Pada jaman dahulu sebelum sistem komputer ada, maka sistem informasi ini telah lebih dahulu ada dan berjalan dengan baik.

2.4 Google Maps

Menurut [8], Google Maps adalah layanan mapping online yang disediakan oleh google. Layanan ini dapat diakses melalui situs http://maps.google.com. Pada situs tersebut kita dapat melihat informasi geografis pada hampir semua wilayah di bumi. Layanan ini interaktif, karena didalamnya peta dapat digeser sesuai keingnan pengguna, mengubah tingkat zoom, serta mengubah tampilan peta. Fasilitas yang terdapat pada Google Maps antara lain adalah menjelajah peta, mencari lokasi tertentu, seperti hotel, tempat hiburan, lokasi bisnis, dan menghitung rute.

2.5 Google Maps API

Menurut [8], bahasa pemrograman dari Google Maps yang hanya terdiri dari HTML dan Javascript, memungkinkan untuk menampilkan Google Maps di website lain. Kostumsasi dari aplikasi ini dimungkinkan dengan disediakannya client-side script dan server-side hooks.

Google Maps Application Programming Interface (API) merupakan suatu fitur aplikasi yang dikeluarkan oleh google untuk memfasilitasi pengguna yang ingin mengintegrasikan Google Maps kedalam website masing-masing dengan menampilkan data point milik sendiri. Dengan menggunakan Google Maps API, Google Maps dapat di-embed pada website eksternal. Agar aplikasi Google Maps dapat muncul di website tertentu, diperlukan adanya API key. API key merupakan kode unik yang digenerasikan oleh google untuk suatu website tertentu, agar server Google Maps dapat mengenali.

3. METODELOGI PENELITIAN

Metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan yaitu metode Extreme Programming.

Extreme programming (XP) merupakan suatu pendekatan yang paling banyak digunakan untuk pengembangan perangkat lunak dengan cepat. Adapun tahapan pada Extreme programming dapat di jelaskan pada gambar 3.1 sebagai berikut:

(3)

Gambar 1. Metode Extreme Programming Extreme programming (XP) memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut [9]:

1. Perencanaan (Planning). Perencanaan merupakan tahapan awal untuk memulai penelitian dengan mendefinisikan kebutuhan yang diperlukan, output yang akan dihasilkan, layanan yang akan dikembangkan pada aplikasi, dan fitur serta fungsional dari aplikasi yang akan dikembangkan.

2. Perancangan (Design). Tahapan ini merupakan bagian dari perancangan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan dari penggunaannya.

3. Pengkodean (Coding). Tahapan pengkodean merupakan tahapan dalam menyiapkan kode pada software yang dapat digunakan dalam pengembangan aplikasi sehingga dapat menjadi pemecahan masalah.

4. Pengujian (Testing). Tahapan pengujian merupakan tahapan terakhir untuk menguji layanan atau fitur dan fungsionalitas yang terdapat pada aplikasi yang dibangun. Sehingga dapat diambil kesimpulan dari pengujian yang dilakukan.

Pengujian dilakukan sebagai bagian dari fundamental untuk menyelesaikan permasalahan yang ditangani, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan sistem serta dapat memproyeksi kerangka kerja XP yang baru [4].

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan (Planning)

Tahapan perencanaan (Planning) terdiri dari beberapa tahapan, yaitu mulai dari identifikasi aktor, flowchart, Activity Diagram dan arsitektur aplikasi. Berikut ini penjelasan dari setiap tahap yang dilakukan yaitu:

1. Identifikasi Aktor

Sebelum mengidentifikasi skenario use case, terlebih dahulu dilakukan identifikasi yang berinteraksi dengan aplikasi atau yang disebut aktor. Tabel 1 adalah uraian mengenai daftar pengguna aplikasi atau aktor yang terdapat pada aplikasi.

Tabel 1. Daftar Aktor

Aktor Deskripsi

Pengguna Individu yang berperan sebagai pengguna aplikasi. Dalam hal ini individu mendapatktan infomasi data pesantren yang ditampilkan oleh aplikasi.

2. Flowchart

Flowchart menjelaskan alur sistem dalam menampilkan data pesantren ketika mlakukan pencarian data pesantren. Flowchart pada sistem ini terdapat pada gambar 2.

Gambar 2. Flowchart

3. Activity Diagram

Activity Diagram digunakan untuk memodelkan event-event yang terjadi dalam suatu use case. Berikut ini adalah perancangan Activity Diagram dalam penerapan aplikasi sistem informasi lokasi pesantren di Kota Tasikmalaya yang terdapat pada gambar 3.

(4)

Gambar 3. Activity Diagram

4. Arsitektur Aplikasi

Arsitektur aplikasi merupakan cara komunikasi komponen-komponen melalui network atau jaringan yang saling terhubung. Gambar 4 merupakan gambaran arsitektur aplikasi dari penelitian yang telah dilakukan.

Gambar 4. Arsitektur Aplikasi 4.2 Perancangan (Design)

Berdasarkan analisis sistem yang telah dilakukan, maka pada tahapan ini terdapat beberapa proses perancangan, yaitu :

1. Identifikasi Use case

Use case adalah informasi fungsi sebuah sistem dilihat dari sudut pandang pengguna. Use case menjelaskan proses yang ada pada sistem. Daftar Use case dari penelitian ini terdapat pada tabel 2 dan pada gambar 5:

(5)

Tabel 2. Daftar Use case

Aktor Deskripsi

Pengguna Pilih Kategori Pilih Pesantren Informasi Pesantren Informasi Lokasi Informasi Tentang

Gambar 5. Use case Diagram 2. Sequence Diagram

Berikut ini sequence diagram dari setiap use case yang sudah dibuat pada gambar 6:

Gambar 6. Sequence Diagram 3. Class Diagram

Gambar 7 merupakan Class Diagram dari aplikasi Layanan Informasi Pesantren.

(6)

4. CRC Card

CRC Card dari aplikasi yang dibut terdapat pada tabel 3.

Tabel 3. CRC Card

Menu Utama

Responsibilities Collabolator

Memilih menu daftar pesantren Menampilkan menu kategori pesantren Memilih menu peta lokasi Menampilkan titik lokasi pesantren Memilih menu tentang Menampilkan informasi tentang aplikasi

5. Kolaborasi Diagram

Gambar 8 adalah kolaborasi diagram dari aplikasi layanan informasi pesantren.

Gambar 8. Kolaborasi Diagram 6. Prototype Aplikasi

Prototype aplikasi layanan informasi pesantren terdapat pada gambar 9.

Gambar 9. Prototype Aplikasi 4.3 Pengkodean (Coding)

Coding merupakan penerjamahan Design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer.

Pengkodean (Coding) dengan menggunakan bahasa pemrograman Java.

1. Interaksi Antar Pengguna Dengan Aplikasi

Gambar Keterangan Gambar Keterangan

Tombol ini berada pada scene awal dan berfungsi untuk menuju ke fungsi memilih kategori pesantren Tasikmalaya.

Tombol ini berada pada scene awal dan berfungsi untuk menuju ke fungsi lokasi tempat pesantren Tasikmalaya atau titik koordinat tempat pesantren.

(7)

Tombol ini berada pada scene awal dan berfungsi untuk menuju ke scene tentang yang berisi informasi tentang aplikasi.

Tombol ini berada pada scene awal dan berfungsi untuk keluar dari aplikasi.

Tombol ini berfungsi untuk melihat daftar nama pesantren yang termasuk kategori pesantren Kota Tasikmalaya.

Tombol ini berfungsi untuk melihat daftar nama pesantren yang termasuk kategori pesantren Kabupaten Tasikmalaya.

Tombol ini berfungsi untuk menuju ke scene berikutnya yaitu tentang informasi pesantren yang telah dipilih.

Tombol ini berada pada scene informasi lokasi pesantren dan berfungsi untuk menuju lokasi tempat yang dipilih atau rute dari titik koordinat menuju titik koordinat tempat pesantren yang telah dipilih.

Tombol ini berada pada frame notifikasi keluar aplikasi. Jika pengguna ingin keluar dari aplikasi maka tekan tombol “YA” dan jika pengguna membatalkan untuk keluar dari aplikasi tekan tombol “TIDAK”

dan akan kembali ke scene awal.

2. Implementasi Aplikasi

Gambar 10. Tampilan Splash Screen, Menu Utama, Kategori, Daftar Pesantren, dan Informasi Pesantren

Gambar 11. Tampilan Menu Rute Lokasi, Peta Lokasi, Tentang Aplikasi, dan tampilan Keluar 4.4 Pengujian (Testing)

Metode yang digunakan pada tahap pengujian dalam penelitian ini yaitu metode pengujian black-box, dimana metode ini berfungsi pada seluruh aspek dari perangkat lunak yang berkaitan langsung dengan pengguna yaitu mulai dari antarmuka, masukan dan keluaran. Berikut ini hasil setelah dilakukan pengujian

(8)

Tabel 5. Pengujian Aplikasi

Pengujian Resume Aplikasi

Tampilan Splash Screen Diterima

Tampilan Menu Utama Diterima

Mengklik Tombol “Daftar Pesantren” Diterima

Mengklik Tombol “Kategor” Diterima

Mengklik Tombol “Nama Pesantren” Diterima Mengklik Tombol “Lihat Lokasi” Diterima Mengklik Tombol “Peta Lokasi” Diterima Mengklik Tombol “Tentang Aplikasi” Diterima

Mengklik Tombol “Keluar” Diterima

4.5 Kelebihan dan Kekurangan

Berikut ini adalah kelebihan dari aplikasi layanan informasi pesantren Tasikmalaya. Pengguna dapat mengetahui nama-nama pesantren yang ada di Tasikmalaya berdasarkan jenis pesantrennya. Informasi yang ditampilkan dalam aplikasi lebih lengkap. Adapun kekurangan dari aplikasi layanan informasi pesantren Tasikmalaya yang telah dibangun yaitu. Belum terdapat fitur tambahan untuk memfilter data, sehingga data selain dari pesantren yang dikategorikan dalam sistem tidak dapat diinputkan. Data yang diinputkan kedalam aplikasi belum semuanya ada, data masih sample.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan pencapaian dari tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut. Aplikasi yang telah dibangun dapat menyampaikan informasi dan lokasi pesantren yang ada di Tasikmalaya. Pengguna yang akan meneruskan sekolah ke jenjang pesantren dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan melalui aplikasi ini.

REFERENSI

[1] Maksum, Ali., (2015). Model Pendidikan Toleransi Di Pesantren Modern Dan Salaf. Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 03, No. 01, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan UIN Sunan Ampel Surabaya, Mei.

[2] Rusdiana, L., (2018). Extreme Programming untuk rancang bangun aplikasi pengelolaan surat keterangan kependudukan. Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi Vol 4, No. 01, 09 Agustus. 2502-3357.

[3] Oktaviani, N., Hutrianto, H., (2016). Extreme programming sebagai Metode Pengembangan Ekeuangan pada Pondok Pesantren Qodratullah. Jurnal Ilmiah MATRIK, 18(2), 163-178.

[4] Hameed, A., (2016). Software Development Lifecycle for Extreme Programming. International Journal of Information Technology and Electrical Engineering, 7-13.

[5] Lubis, B. O., (2016). Penerapan Global Extreme programming Pada Sistem Informasi Workshop. INFORMATIKA, 234-245.

[6] Antasena, Azhar., (2017). Pengantar Sistem Informasi. Makalah Pembelajaran. Program Studi Informatika Fakultas Teknik Universitas Pamulang Tangerang Selatan.

[7] Fatoni, Ahmad., Dwi, Dhany., (2016). Rancang Bangun Extreme programming Sebagai Metodologi Pengembangan Sistem. Jurnal PROSISKO Vol. 03, No.1, Maret.

[8] Ichtiara, Cita., Pemetaan., SIG., Google Maps., (2008). Skripsi BAB 2 Program Studi Informatika Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

[9] Schach, S. R., (2011). Object-Oriented and Classical Software Engineering. New York: McGraw-Hill.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas antimikroba setelah dilakukan isolasi pigmen yang

iuui ui^u dengan nama agama lainnya' kata Islam tidak memiliki hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia alau dari su-atu n.g.ti... Hal ini dapat kita

Ada meditasi dengan objek untuk mengembangkan daya kontak batin (telepati) agar mampu membaca pikiran atau keadaan mental orang lain, untuk mengembangkan daya terawang jauh

Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan yaitu: Aplikasi Whatsapp dapat digunakan sebagai media pembelajaran di luar kelas antar dosen dengan mahasiswa dan

Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara komprehensif yang terkait antara pernyataan satu dengan

Makna yang diperoleh dari judul tersebut adalah pemanfaatan potensi bantaran sungai dan TSTJ sebagai sebuah ruang yang memiliki fungsi sebagai Rekreasi Taman Air, yaitu

Hal ini dapat dilihat dengan tidak adanya zona hambat yang terbentuk pada media bakteri sehingga aqua sebagai larutan kontrol tidak ada pengaruhnya terhadap larutan

Begitu juga menurut Pipit Novita Lestari Metode Demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih di SMAYayasan pondok pesantren Nurul Huda sangatlah bagus sebab dengan