• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA PRIORITAS PENGEMBANGAN SEKTOR JASA DAERAH, KHUSUSNYA SEKTOR PARIWISATA DAN PENUNJANG. Manggar, 30 Mei 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RENCANA PRIORITAS PENGEMBANGAN SEKTOR JASA DAERAH, KHUSUSNYA SEKTOR PARIWISATA DAN PENUNJANG. Manggar, 30 Mei 2016"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PRIORITAS PENGEMBANGAN SEKTOR JASA DAERAH, KHUSUSNYA SEKTOR PARIWISATA DAN PENUNJANG

Manggar, 30 Mei 2016

(2)

II. K E P A R I W I S A T A A N

KABUPATEN BELITUNG TIMUR

(3)

II.1 K E P A R I W I S A T A A N

KABUPATEN BELITUNG TIMUR

DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

NASIONAL, PROVINSI, DAN KABUPATEN

(4)

POSISI KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR

DALAM KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN NASIONAL

(5)

RIPPARNAS TAHUN 2010-2025

(6)

POSISI KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR

DALAM KEBIJAKAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

(7)

POSISI KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR

DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN

(8)

RTRW KABUPATEN BELITUNG TIMUR 2014-2034

KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN

(9)

KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN TERKAIT PARIWISATA

(10)

II.2 KONDISI KEPARIWISATAAN

KABUPATEN BELITUNG TIMUR

(11)

1,85 1,83 1,81 1,73 1,69

1,54 1,69 1,74

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00

Persentase (%)

PROSENTASE KONTRIBUSI SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PDRB KAB. BELTIM

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

(12)
(13)

Destinasi Pariwisata

(14)

SUMBER DAYA WILAYAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR SEBAGAI POTENSI PARIWISATA

 Sejarah penemuan dan penambangan timah di Pulau Belitung

 Sejarah kerajaan di Belitung Timur (Buding, Balok)

 Sejarah penyebaran Islam di Belitung Timur

 Sejarah perjalanan Cheng Ho

(15)

SUMBER DAYA WILAYAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR SEBAGAI POTENSI PARIWISATA

 Sektor ekonomi kreatif menjadi potensi bagi pengembangan pariwisata kreatif

(16)

SEBARAN DAYA TARIK WISATA DAN SUMBER DAYA PARIWISATA

DAYA TARIK WISATA SUMBER DAYA PARIWISATA

(17)

KETERSEDIAAN FASILITAS PARIWISATA

0 10 20 30 40 50 60

Kelapa Kampit

Damar Manggar Gantung Simpang Pesak

Simpang Renggiang

Dendang

HOTEL

FASILITAS MAKAN/MINUM BPW/APW

DIDOMINASI OLEH:

HOTEL NONBINTANG, WARUNG MAKAN, BIRO PERJALANAN WISATA

(18)

PERKEMBANGAN USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI DI BELITUNG TIMUR

0 5 10 15 20 25

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2014

(19)

 Fasilitas Makan dan Minum

Jumlah Fasilitas Makan dan Minum di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2014

NO. KECAMATAN

JENIS FASILITAS MAKAN & MINUM

JUMLAH Restoran Rumah Makan

Warung Makan

1. Dendang

- - 16 16

2. Simpang Pesak

- 4 3 7

3. Gantung

1 52 53

4. Simpang Renggiang

- - - -

5. Manggar

6 21 20 47

6. Damar - - 23 23

7. Kelapa Kampit

- 1 47 48

JUMLAH 6 27 161 194

(20)

Fasilitas Perjalanan Wisata

NO. KECAMATAN

JENIS FASILITAS PERJALANAN WISATA

JUMLAH Biro Perjalanan

Wisata

Agen Perjalanan Wisata

1. Dendang - - -

2. Simpang Pesak - - -

3. Gantung 2 2

4. Simpang Renggiang

- - -

5. Manggar 8 4 12

6. Damar 1 1

7. Kelapa Kampit - - -

JUMLAH 11 4 15

(21)

Industri Pariwisata

(22)

USAHA PARIWISATA YANG BERKEMBANG DI BELITUNG TIMUR SAMPAI TAHUN 2015

1. Usaha daya tarik wisata terdiri dari daya tarik wisata alam, budaya, dan hasil buatan manusia

2. Usaha jasa perjalanan wisata terdiri dari agen dan biro perjalanan wisata

3. Usaha jasa transportasi wisata berupa rental mobil

4. Usaha jasa makanan dan minuman terdiri dari rumah makan, restoran dan warung makan

5. Usaha penyediaan akomodasi , berupa hotel nonbintang

6. Usaha penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi terdiri dari karaoke, bilyard, gelanggang olahraga, penyelenggaraan pertunjukan seni

7. Usaha wisata tirta berupa waterpark

8. Usaha Spa, terdiri dari pusat kebugaran dan panti pijat

(23)

NO. KELOMPOK USAHA

JUMLAH UNIT USAHA

TENAGA KERJA (ORANG)

NILAI INVESTASI

(Rp.000)

NILAI PRODUKSI

(Rp.000)

1 Industri kue basah

329 451 476.579 30.744.494

2 Industri makanan dan masakan olahan

314 574 1.722.897 44.378.824

3 Industri kerupuk, keripik, peyek, dan

sejenisnya 199 367 389.586 20.935.197

4 Industri air minum dan air mineral

168 255 6.767.300 5.698.918

5 Industri produk roti dan kue

94 183 278.775 6.679.408

6 Industri anyaman dari tanaman bukan

rotan dan bambu 89 109 14.624 407.555

7 Industri anyaman dari rotan dan

bambu 83 101 11.269 1.595.020

8 Industri pengolahan dan pengawetan

lainnya untuk ikan 57 203 1.842.575 4.326.276

9 Industri minuman lainnya

52 117 222.070 2.917.875

10 Industri tempe kedelai

27 52 311.660 1.490.098

11 Industri makaroni, mie dan produk

sejenisnya 21 30 57.555 1.124.850

12 Industri kerajinan YTDL

16 19 22.270 445.040

13 Industri furniture dari kayu

15 47 1.196.750 1.696.800

14 Industri tahu kedelai

15 33 70.135 1.992.609

15 Industri minyak goreng kelapa

14 15 49.400 145.160

16 Industri pengolahan dan pengawetan

lainnya buah-buahan dan sayuran 12 23 57.235 293.460

17 Industri kapal dan perahu

11 18 169.570 496.500

18 Industri produk makanan lainnya

9 15 47.100 465.500

19 Industri makanan dari kedele dan kacang-kacangan lainnya bukan kecap,

tempe dan tahu 8 9 12.225 43.250

20 Industri gula merah

7 13 5.300 33.990

21 Produksi es

6 17 1.716.500 98.300

22 Industri barang jadi rajutan dan

sulaman 6 6 409 210.000

23 Industri kerajinan ukiran dari kayu

bukan mebeller 4 10 81.650 325.240

24 Industri pengolahan dan pengawetan

produk daging dan daging unggas 4 6 35.200 293.200

25 Industri minyak makan dan lemak

nabati dan hewani lainnya 2 350 204.200.000 54.967.500

26 Industri alat musik tradisional

1 1 500 26.400

27 Industri furniture dari rotan dan atau

bambu 1 2 1.400 268.800

28 Industri peralatan, perlengkapan dan

bagian kapal 1 1 8.900 4.000

29 Industri pengolahan teh dan kopi

1 5 20.000 108.720

30 Industri manisan buah-buahan dan

sayuran kering 1 1 875 112.320

31 Industri berbagai macam tepung dari padi-padian, biji-bijian, kacang- kacangan, umbi-umbian dan sejenisnya

1 1 2.000 14.400

32 Industri pengolahan produk dari susu

lainnya 1 1 2.000 33.600

33 Industri pengolahan es krim

1 2 1.000 26.000

JUMLAH INDUSTRI KECIL DAN

MENENGAH TERKAIT PARIWISATA 1.570 3.037 219.795.309 182.399.304 JUMLAH KESELURUHAN INDUSTRI

KECIL DAN MENENGAH 1.975 3.893 238.234.368 204.081.682

(24)

Pemasaran Pariwisata

(25)

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISATAWAN

- 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000

2010 2011 2012 2013 2014

wisnus wisman

(26)

Kelembagaan

Kepariwisataan

(27)

• ASOSIASI (PHRI, Asita, HPI, ASPPI)

• PEMERINTAH (SKPD terkait pariwisata)

• ORGANISASI LAINNYA (KPLB, WALHI, dll)

• KELOMPOK SADAR WISATA DI DESA DENGAN POTENSI PARIWISATA (8 POKDARWIS)

• LEMBAGA PENDIDIKAN PARIWISATA

(28)

Tantangan dan

Isu Strategis

(29)

TANTANGAN DESTINASI PARIWISATA

1. Peningkatan pemahaman pemangku kepentingan tentang potensi pengembangan pariwisata, mengintegrasikan, dan melakukan pembangunan destinasi secara tuntas;

2. Penyediaan informasi yang akurat terkait potensi sumber daya alam dan budaya bagi pariwisata;

3. Penguatan regulasi untuk menjamin perlindungan terhadap sumber daya alam dan budaya untuk pembangunan kepariwisataan;

4. Penyiapan masyarakat untuk terlibat dan berperan aktif dalam pengelolaan pariwisata di lingkungannya;

5. Peningkatan kualitas ketersediaan dan pelayanan fasilitas pariwisata terutama di koridor DTW.

6. Sinergitas pembangunan sarana dan prasarana untuk mendukung pembangunan kepariwisataan ;

7. Ketersediaan SDM pariwisata yang berkualitas untuk mendukung pembangunan destinasi pariwisata;

8. Pengembangan investasi pariwisata berbasis masyarakat,budaya dan alam;

9. Pengendalian kegiatan pertambangan di kawasan pariwisata;

10. Pengembangan program pembangunan DTW dan infrastrukturnya berdasarkan potensi dan skala prioritas;

11. Peningkatan daya dukung fisik sumber daya wisata yang potensial.

(30)

INDUSTRI PARIWISATA

1. Memperkuat keterkaitan antar usaha pariwisata dan antara usaha pariwisata dengan usaha pendukungnya;

2. Meningkatkan daya saing industri pariwisata (standar pelayanan, kualitas produk)

3. Mengintegrasikan produsen lokal ke dalam rantai nilai industri pariwisata skala nasional dan internasional;

4. Meningkatkan kesiapan dan kualitas SDM pada usaha pariwisata;

5. Meningkatkan penyerapan SDM lokal pada usaha pariwisata;

6. Peningkatan upaya perlindungan terhadap sumberdaya wisata yang memiliki nilai sejarah, perlindungan alam, serta budaya lokal;

7. Peningkatan upaya mitigasi dan pengelolaan dampak pembangunan destinasi pariwisata.

(31)

PEMASARAN PARIWISATA

1. Membangun citra pariwisata yang khas dan terintegrasi dengan destinasi pariwisata Pulau Belitung

2. Menjaring dengan optimal pasar wisatawan pelajar/mahasiswa di Pulau Belitung, Bangka, dan Pulau Jawa

3. Mengembangkan pasar wisatawan yang lebih berkualitas (lama tinggal

panjang, pengeluaran besar, kesadaran thd lingkungan tinggi, kesadaran sosial dan budaya tinggi)

4. Mengembangkan sistem pemasaran terpadu di Kabupaten Belitung Timur, dengan Kab.

Belitung, dan dengan Prov. Kepulauan Bangka Belitung

(32)

KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN

1. Meningkatkan peran kelompok sadar wisata dalam pembangunan pariwisata di lingkungannya;

2. Meningkatkan peran kelompok-kelompok masyarakat dalam pengelolaan pariwisata di lingkungannya;

3. Pembagian peran yang jelas antar pemangku kepentingan dalam pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Belitung Timur;

4. Meningkatkan keterpaduan kebijakan dan program pembangunan kepariwisataan berdasarkan skala prioritas di Kabupaten Belitung Timur;

5. Membangun mekanisme komunikasi dan koordinasi yang handal dalam perencanaan dan pengendalian pembangunan kepariwisataan;

6. Membangun basis data kepariwisataan yang lengkap, akurat, mutakhir, dan mudah diakses.

(33)

ISU STRATEGIS

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

 PENINGKATAN KAPASITAS SDM DALAM PERENCANAAN, PENGELOLAAN, DAN PENGENDALIAN KEPARIWISATAAN

 PEMBANGUNAN IDENTITAS KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG TIMUR SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA SEJARAH DAN BUDAYA TIMAH

 PENYIAPAN DAN PEMBINAAN MASYARAKAT SEBAGAI AKTOR UTAMA PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

 PEMBANGUNAN KETERPADUAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA PENDUKUNG PARIWISATA (TRANSPORTASI, AIR BERSIH, LISTRIK, KOMUNIKASI)

 PEMBANGUNAN STRUKTUR INDUSTRI PARIWISATA YANG KUAT, BERDAYA SAING, DAN TERINTEGRASI DENGAN POTENSI SUMBER DAYA YANG ADA DI MASYARAKAT

 PENGUATAN REGULASI DAN MEKANISME PEMBANGUNAN YANG HANDAL DALAM KONSERVASI ALAM DAN BUDAYA, MEMBANGUN KOORDINASI DAN KOMITMEN YANG KONSISTEN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN.

(34)

III. A R A H P E M B A N G U N A N K E P A R I W I S A T A A N

KABUPATEN BELITUNG TIMUR

(35)

ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

(36)

1. KETERPADUAN DALAM PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN 2. PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN BERBASIS MASYARAKAT: pembangunan kepariwisataan berbasis

masyarakat yang pro-poor, pro-job, pro-growth, pro environment.

PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN

BERKELANJUTAN

(37)

III.2 VISI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

“Kepariwisataan Belitung Timur Berbasis Sejarah Timah, Budaya, dan Bahari yang

Berkelanjutan dan Berdaya Saing Dunia sebagai

Penggerak Perekonomian Lokal”

(38)

III.3 M ISI PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN

(39)

Misi Pembangunan

1. Mewujudkan INTEGRASI SUMBER DAYA SEJARAH TIMAH dan BUDAYA dengan SUMBER DAYA BAHARI, yang DIDUKUNG

INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS BERKUALITAS INTERNASIONAL dan RAMAH LINGKUNGAN dalam pembangunan destinasi

pariwisata daerah;

2. Mewujudkan STRUKTUR INDUSTRI PARIWISATA yang KUAT,

BERDAYA SAING, DAN TERINTEGRASI dengan POTENSI SUMBER DAYA USAHA YANG ADA DI MASYARAKAT dalam pembangunan industri pariwisata berkredibilitas tinggi dan bertanggung

jawab;

(40)

Misi Pembangunan

3. Membangun dan memperkuat CITRA SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA SEJARAH TIMAH , BUDAYA DAN BAHARI YANG

BERDAYA SAING DUNIA melalui pemasaran pariwisata terpadu dan bertanggung jawab;

4. Membangun KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN YANG HANDAL dalam mewujudkan KINERJA PARIWISATA BERKUALITAS

INTERNASIONAL, KOORDINASI DAN KOMITMEN YANG KONSISTEN, serta PEMANTAUAN DAN EVALUASI

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN YANG

BERKESINAMBUNGAN.

(41)

III.4 TUJUAN PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN

(42)

Tujuan Pembangunan Kepariwisataan

1. Penguatan dan perkembangan daya tarik wisata sejarah dan budaya pertambangan timah berdaya saing global, yang

diintegrasikan dengan daya tarik wisata bahari, berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, serta norma sosial dan budaya masyarakat;

2. Keterpaduan pembangunan infrastruktur, fasilitas pariwisata, fasilitas umum serta pelayanan berkualitas internasional untuk mendukung pembangunan citra destinasi pariwisata sejarah dan budaya pertambangan timah yang berdaya saing internasional dan berwawasan lingkungan;

3. Mewujudkan kesadaran kolektif dan kesiapan masyarakat sebagai tuan rumah dan subjek utama dalam pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur;

(43)

Tujuan Pembangunan Kepariwisataan

4. Penguatan dan perkembangan industri pariwisata Kabupaten

Belitung Timur yang berdaya saing global dan berkredibilitas tinggi dengan pemenuhan standar pelayanan internasional dan

mendorong penerapan prinsip-prinsip ramah lingkungan.

5. Mewujudkan kemitraan yang berkinerja tinggi antara industri mikro, kecil, dan menengah dengan usaha pariwisata untuk

memperkuat rantai nilai produksi dan distribusi berbasis lokal, serta memperkuat jejaring industri di tingkat nasional dan internasional;

6. Mewujudkan sistem pemasaran pariwisata terpadu dengan

Kabupaten Belitung, antarusaha pariwisata, dan dengan sistem pemasaran pariwisata nasional untuk dapat menjaring pasar wisatawan yang lebih luas dan berkualitas;

7. Penerapan prinsip pemasaran bertanggung jawab dalam

membangun dan menguatkan citra destinasi pariwisata sejarah dan budaya pertambangan timah dalam kepariwisataan dunia;

(44)

Tujuan Pembangunan Kepariwisataan

8. Penetapan regulasi dan mekanisme yang handal dalam mendorong pencapaian kinerja pariwisata berkualitas internasional, koordinasi dan komitmen yang konsisten, serta pemantauan dan evaluasi

yang berkesinambungan dalam pembangunan kepariwisataan;

9. Penguatan peran dan fungsi Pemerintah Kabupaten Belitung Timur sebagai perencana, regulator, dan fasilitator; serta asosiasi usaha pariwisata, asosiasi profesi pariwisata, dan masyarakat sebagai

aktor utama dalam mewujudkan tata kelola pariwisata terpadu dan berkelanjutan;

10. Pembentukan sumber daya manusia yang berkompetensi

internasional dalam mewujudkan pelayanan pariwisata berdaya saing dunia;

(45)

IV. K O N S E P P E M B A N G U N A N K E P A R I W I S A T A A N

KABUPATEN BELITUNG TIMUR

(46)

INCLUSIVE TOURISM

suatu pendekatan PEMBERDAYAAN EKONOMI LOKAL dengan

MENGINTEGRASIKAN SUMBER DAYA YANG DIMILIKI MASYARAKAT LOKAL DAN LINGKUNGANNYA dengan RANTAI NILAI INDUSTRI PARIWISATA dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat,

khususnya masyarakat miskin, meningkatkan apresiasi industri

pariwisata terhadap potensi lokal, dan memperkuat daya saing industri pariwisata, dengan mempertimbangkan norma agama dan nilai budaya,

keragaman karakteristik sosial masyarakat, serta pelestarian dan perlindungan terhadap sumber daya alam dan lingkungannya.

(47)

INCLUSIVE TOURISM

POTENSI SUMBER DAYA LOKAL:

- Potensi alam - Potensi sosial - Potensi budaya - Potensi ekonomi

RANTAI NILAI INDUSTRI PARIWISATA:

- Rantai produksi - Rantai distribusi dan

pemasaran

INTEGRASI

MENANGGULANGI KEMISKINAN

MENANGGULANGI

PENGANGGURAN KESETARAAN

MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LOKAL

MENINGKATKAN APRESIASI

INDUSTRI PARIWISATA THD

POTENSI LOKAL

MENINGKATKAN DAYA SAING

INDUSTRI PARIWISATA

PELESTARIAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGANNYA

NORMA AGAMA YANG DIANUT MASYARAKAT

KERAGAMAN KARAKTERISTIK SOSIAL MASYARAKAT

NILAI BUDAYA YANG DIANUT MASYARAKAT

(48)

V. K E B I J A K A N

P E M B A N G U N A N

K E P A R I W I S A T A A N

KABUPATEN BELITUNG TIMUR

(49)

Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

1. Integrasi dan peningkatan kualitas dan nilai tambah daya tarik

wisata dan sumber daya wisata sejarah dan budaya pertambangan timah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai daya tarik wisata utama;

2. Integrasi dan penguatan daya tarik wisata dan sumber daya wisata bahari sebagai upaya diversifikasi produk pariwisata dengan tetap memperhatikan norma sosial dan budaya masyarakat;

3. Pembangunan keterpaduan infrastruktur untuk mendukung kemudahan aksesibilitas yang menghubungkan Kabupaten

Belitung Timur dengan destinasi unggulan nasional dan sumber pasar wisatawan mancanegara, serta membangun destinasi

pariwisata dengan pelayanan infrastruktur berkualitas internasional dan berwawasan lingkungan;

(50)

Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

4. Pengembangan jejaring industri pariwisata berbasis SDM dan SDA dan budaya lokal antara industri pariwisata dengan industri mikro kecil dan menengah;

5. Pengembangan jejaring industri pariwisata nasional dan

internasional dalam rangka sinergisitas upaya pembangunan industri pariwisata yang bertanggungjawab;

6. Pengembangan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan industri pariwisata berdaya saing global dan berkredibilitas tinggi melalui mekanisme insentif dan disinsentif yang konsisten dan seimbang bagi penguatan struktur dan jejaring industri pariwisata di tingkat nasional dan internasional;

7. Peningkatan kualitas usaha dan produk industri mikro, kecil, dan menengah sebagai pendukung utama rantai nilai industri

pariwisata Kabupaten Belitung Timur yang berdaya saing nasional dan internasional ;

(51)

Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

8. pengembangan sistem pemasaran yang bertanggung jawab dan terpadu antara destinasi dan usaha pariwisata, dengan sektor kelautan, perdagangan, dan investasi, serta dengan pariwisata Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan nasional;

9. pengembangan pemasaran yang efektif melalui pembangunan mekanisme evaluasi pemasaran yang bertanggung jawab;

10. pengembangan kerangka regulasi yang berkekuatan hukum serta diterapkan dengan konsisten dan komitmen yang tinggi dalam

membangun koordinasi multisektor dan multiaktor yang konsisten, serta pemantauan dan evaluasi yang tegas dan berkesinambungan;

(52)

Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

11. pengembangan struktur pemerintahan, struktur organisasi industri pariwisata, serta sistem pengembangan masyarakat dan sumber daya manusia yang mendorong peningkatan kapasitas dan kualitas dalam mencapai kinerja pariwisata berkualitas internasional dan mewujudkan tata kelola

pariwisata terpadu dan berkelanjutan;

12. membangun sistem dan kelembagaan pengembangan

insentif dan disinsentif yang mendorong usaha pariwisata, sumber daya manusia, organisasi pariwisata untuk

mewujudkan Belitung Timur sebagai destinasi pariwisata

berdaya saing global.

(53)

VI. S T R A T E G I

P E M B A N G U N A N

K E P A R I W I S A T A A N

KABUPATEN BELITUNG TIMUR

(54)

1. menetapkan Kota Manggar dan sebagai pusat pelayanan primer, Kelapa Kampit dan Pantai Punai sebagai pusat pelayanan sekunder bagi

kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur;

2. membangun Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten (KPPK) untuk mengembangkan pariwisata sejarah dan budaya pertambangan timah serta pariwisata bahari;

3. membangun Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten (KSPK) untuk memulihkan dan memberikan nilai tambah terhadap kawasan bekas

pertambangan timah, memperkuat fungsi kawasan pengembangan pariwisata nasional, serta melindungi dan memperkuat kekhasan sumber daya bahari.

4. mengembangkan jalur wisata tematik yang didukung infrastruktur pembentuk tema yang berkualitas dan ramah lingkungan untuk meningkatkan keterkaitan antara Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten dan Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten;

(55)

5. mengembangkan program wisata edukatif dan rekreatif bagi daya tarik wisata sejarah dan budaya penambangan timah, program ekowisata edukatif bagi daya tarik wisata bahari, program wisata petualangan bagi daya tarik wisata hutan lindung, serta program wisata kreatif bagi daya tarik wisata budaya masyarakat dan industri kreatif;

6. mengembangkan perencanaan interpretasi yang mendukung perwujudan tema sejarah dan budaya pertambangan timah sesuai dengan karakteristik setiap daya tarik wisata dan target pasar wisatawan;

7. membangun fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan minum, fasilitas

perjalanan wisata, dan fasilitas informasi yang berstandar internasional dan ramah lingkungan di pusat pelayanan primer Kota Manggar;

8. membangun fasilitas akomodasi berbasis masyarakat (homestay, investasi lokal) di pusat pelayanan sekunder Kelapa Kampit dan Pantai Punai;

(56)

9. meningkatkan aksesibilitas darat dan laut menuju daya tarik wisata melalui peningkatan kualitas pelayanan jalan, penyediaan angkutan umum menuju daya tarik wisata yang berstandar pelayanan dan keamanan tinggi, penyediaan angkutan laut khusus wisata, serta penyediaan rambu-rambu keselamatan di darat dan laut;

10. mengembangkan sistem mitigasi dan adaptasi dampak kegiatan pariwisata;

11. melibatkan masyarakat pada setiap tahap pembangunan destinasi pariwisata dengan memperhatikan potensi dan kapasitas yang dimiliki masyarakat;

12. mengembangkan investasi yang berpihak pada masyarakat dengan mengutamakan

13. mengintegrasikan investasi pada sektor pariwisata dengan rencana penataan ruang dan arah pengembangan investasi Kabupaten

Belitung Timur.

(57)

1. membangun struktur dan industri pariwisata yang berdaya saing melalui pengembangan produk dan pengelolaan berwawasan lingkungan, berbasis masyarakat, beretika, dan bertanggung jawab;

2. mengembangkan kemitraan antara usaha pariwisata dengan usaha mikro, kecil, dan menengah lokal pendukung dalam produksi dan distribusi produk usaha pariwisata;

3. mengembangkan industri kreatif skala mikro, kecil, dan menengah agar produknya memiliki kualitas dan nilai tambah yang tinggi dalam kerangka peningkatan kesejahteraan masyarakat;

4. mengembangkan jejaring usaha dan kemitraan yang saling menguntungkan dengan usaha pariwisata skala nasional dan internasional dalam kerangka meningkatkan standar dan akreditasi usaha pariwisata; dan

5. mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi usaha pariwisata yang menerapkan standar usaha pariwisata dan standar-standar operasional berwawasan lingkungan, beretika sosial dan budaya, serta berbasis masyarakat sebagai salah satu upaya pengendalian perkembangan usaha pariwisata.

(58)

1. menetapkan pasar wisatawan nusantara dan mancanegara berpendidikan tinggi, keluarga, dan komunitas yang memiliki kepedulian tinggi terhadap sejarah dan budaya sebagai pasar wisatawan utama;

2. mengembangkan segmen pasar wisatawan pelajar/mahasiswa dan minat petualangan alam dan bahari, baik penduduk maupun wisatawan yang

berkunjung ke DKI Jakarta, Jawa Barat, Pulau Bangka, Kabupaten Belitung, dan Kepulauan Riau sebagai pasar potensial pariwisata Kabupaten Belitung;

3. menetapkan target jumlah wisatawan berdasarkan pertimbangan rata-rata jumlah kunjungan wisatawan Kabupaten Belitung Timur selama 10 (sepuluh) tahun, target kunjungan wisatawan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta target pertumbuhan kunjungan wisatawan nasional;

4. mengembangkan sistem pemasaran terpadu yang efektif berbasis teknologi informasi dengan Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan nasional;

5. membentuk dan mengembangkan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Belitung untuk mewujdukan keterpaduan pemasaran antara usaha pariwisata dengan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur; dan

6. mengembangkan mekanisme perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan dan evaluasi program pemasaran pariwisata Kabupaten Belitung Timur.

(59)

a) meningkatkan kinerja birokrasi yang terkait dengan kepariwisataan di lingkungan pemerintahan Kabupaten Belitung Timur agar dapat melakukan perencanaan,

pengelolaan, dan pengawasan yang efektif dan optimal;

b) meningkatkan fungsi dan peran berbagai lembaga masyarakat di bidang kepariwisataan dalam kinerja pariwisata berkualitas internasional dan mewujudkan tata kelola pariwisata terpadu dan berkelanjutan;

c) meningkatkan fungsi dan peran asosiasi industri pariwisata dan

asosiasi profesi pariwisata dalam kinerja pariwisata berkualitas

internasional dan mewujudkan tata kelola pariwisata terpadu

dan berkelanjutan;

(60)

d) pengembangan peraturan, pedoman, dan mekanisme yang berkekuatan hukum serta diterapkan dengan konsisten dan komitmen yang tinggi dalam membangun koordinasi

multisektor dan multiaktor yang konsisten, serta pemantauan dan evaluasi yang tegas dan berkesinambungan;

e) mengembangkan mekanisme insentif dan disinsentif bagi usaha pariwisata, sumber daya manusia, organisasi pariwisata yang berkontribusi terhadap peningkatan kinerja dan daya saing pariwisata global

f) mengembangkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata melalui pendidikan, pelatihan, dan

sertifikasi, berkesinambungan dalam rangka mewujudkan SDM

berkompetensi internasional

(61)

VII. R E N C A N A

P E R W I L A Y A H A N P A R I W I S A T A

KABUPATEN BELITUNG TIMUR

(62)

DEFINISI

suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area

tertentu sebagai suatu

kawasan dengan komponen kepariwisataannya, serta memiliki karakter atau tema produk pariwisata yang

mendukung pembentukan Belitung Timur sebagai destinasi pariwisata sejarah dan budaya pertambangan timal.

KRITERIA

a) memiliki potensi sejarah pertambangan timah dan pendukungnya;

b) Memiliki potensi budaya pertambangan timah dan pendukungnya.

(63)

DEFINISI

kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau

memiliki potensi untuk

pengembangan pariwisata provinsi yang mempunyai pengaruh penting untuk menjawab isu strategis pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur.

KRITERIA

a) memulihkan dan

memberikan nilai tambah terhadap kawasan bekas pertambangan timah,

b) memperkuat fungsi kawasan pengembangan pariwisata nasional, serta

c) melindungi dan memperkuat kekhasan sumber daya

bahari.

(64)

PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN PARIWISATA

1. KSPK Kepulauan Memperak 2. KSPK

Gantong dks

3. KSPK Punai dsk

1. KPPK Burung Mandi dsk 2. KPPK

Kelapa kampit

3. KPPK Genting Apit

4. KPPK Pulau Ayam dsk

(65)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu judul yang akan diajukan oleh peneliti adalah “Perbedaan Hasil Belajar Mata Diklat Elektronika Analog Dan Digital Antara Siswa Yang Diajar Dengan Model

• Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang mempunyai ratio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 10%. Jika lebih besar dari itu, berarti penilaian

Sesuai dengan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan diperoleh besarnya pengaruh struktur organisasi dan analisis pekerjaan bersama-sama terhadap

kat masyarakat kecil sampai pejabat tinggi sangat penting. Sebagai warga negara yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa, maka untuk mengatasi berbagai masalah bangsa kita

Dari penelitian ini disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut terhadap struktur komunitas Echinodermata di zona intertidal Pantai Krakal dan Drini dengan

Lalu apa hubungannya antara Rinfocal dengan GO+ sebagai reminder pembayaran perkuliahan? Pertama, pihak kampus selalu menggunakan spanduk untuk memberitahukan

Tingkat kebisingan knalpot racing HRP dan Abenk sebagai pengaruh terhadap pengisian peredam glasswool menunjukkan tren yang sama dengan knalpot Tegal dan

Saat ini, para murid yang mengambil program Peer Mediator banyak melakukan case study dan role play agar tetap mendapatkan kesempatan untuk menerapkan konsep yang mereka telah