DATA ANALYSIS METHOD
Prof.Dr. Ir. Kholil
Analytical Hierarchy Process
(AHP) and Exponential Rank
Method (ERM/MPE)
STUDY
METODOLOGIES
STATISTICAL
APPROACH APPROACH PLANNED APPROACH SYSTEM
QUANTITATIVE RESEARCH (HYPOTHESIS) ABOVA, MANOVA, REGRESI,KORELASI QUALTATIVE RESEARCH (CASE STUDY) EMPIRICAL/ INFERENCE OPERATION RESEARCH (NUMERIC) SCENARIO PALNING (SYMBOLIC) CRITICAL THINKING HARD SYSTEM THINKING TOOL (DATA BASE) SOFT SYSTEM THINKING TOOL (KNOWLEDGE BASED) SYSTEM THINKING
SYSTEM THINKING TOOLS
System Research and Behavioral Science
General System Theory
Hard System Thinking (HST)
Soft System Thinking (SST)
System Dynamic (FORRESTER) - Scenario simulation - Causal loop - Feedback HST
Heuristic and Monte Carlo Simulation (PRITSKER) Decision Support System Numerical Analysis And Finite Difference
(PENNINGTON)
- Optimization - Forecasting
KNOWLEDGE BASE SST Soft System Methodology (Checkland) RP RD PAM to structure debate Expert System (Naylon) - Protocol Method (if-then-else) - Genetic Algorithm ill-structured problem System of System Methodology (Jackson) AHP, ANP SAST, ISM ECM, DM specific result model Advance Simulation Model - Agent based - Chaos theory - Fuzzy-set theory Control System
System approach paradigm
AHP MPE, ANP MDS, SAST ISM Deductive CATWOE Rich Picture(RP) Root Defenition(RD) Inductive SOSM SSM Experts based Emphirical data Convergency (ELT)Keterangan
• AHP : Ana.ytical Hierarchy Porocess
• MPE : Motode Pangkat Exponential
• ANP : Analysis Network Process
• MDS : Multidimesional Scaling
• ISM : Interpretative Structural Modeling
• SAST : Strategic Assumption Surfacing and Testing
• PAM : Purposeful Activity Model
ANALYTICAL HIERARCHY
PROCESS (AHP)
• AHP merupakan metoda pengambilan
keputusan yang melibatkan sejumlah kriteria dan alternatif yang dipilih berdasarkan
pertimbangan semua kriteria terkait (Saaty, 2004).
• Kriteria memiliki derajat kepentingan yang
berbeda-beda; demikian pula halnya
alternatif memiliki preferensi yang berbeda menurut masing-masing kriteria yang ada.
Kerangka Hierarkhi AHP: Model absolut
Diunduh dari: http://www.helsinki.fi/vitri/research/Educational_Projects/forrsa/GIS_AL2_course%20proceedings/cd/Course/AHP-LandZoning.pdf……… 12/3/2013
Kerangka Hierarkhi AHP: Model rating.
Diunduh dari: http://www.helsinki.fi/vitri/research/Educational_Projects/forrsa/GIS_AL2_course%20proceedings/cd/Course/AHP-LandZoning.pdf……… 12/3/2013
METODE AHP
Skala kuantitatif dalam sistem pendukung keputusan AHP.
Intensitas
Kepentingan Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang
lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit
menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat
menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen yang lainnya
Satu elemen yang kuat di sokong dan dominan terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen yang lainnya
Bukti yang mendukung elemen yang satu
terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai antara 2 nilai pertimbangan yang berdekatan
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantara 2 pilihan
Kebalikan Jika aktifitas i mendapat satu angka dibanding aktifitas j, maka j mempunyai nilai kebalikkannya dibanding dengan i
Assessment results put on pairwise comparison matrix (PCM) Example PCM (1): criteria level
“Which criteria is more important and how much important?”.
Diunduh dari: ……… 12/3/2013
Example PCM (2): Alternative level
“From prestige aspect, which car more important and how much important?”
If n element, then the total number of comparison: n(n-1)/2
Diunduh dari: ……… 12/3/2013
Konsistensi Logis
• Secara umum, responden harus memiliki
konsistensi dalam melakukan perbandingan elemen. Contoh : jika A>B dan B>C, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa A>C, berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh Saaty.
• Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang mempunyai ratio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 10%. Jika lebih besar dari itu, berarti penilaian yang telah dilakukan ada yang random, dan dengan demikian perlu diperbaiki.
Contoh kasus :
Sebuah perusahaan ingin menetapkan preferensi konsumen untuk tiga jenis serbet dapur dari kertas tissue. Beberapa sifat yang dianggap paling relevan dari sudut pandang konsumen adalah (1) kelembutan, (2) daya serap, (3) harga, (4) ukuran, (5) desain, (6) integritas (tidak mudah sobek. Ketiga jenis serbet dapur dari kertas tissue itu, X, Y, Z memiliki semua sifat ini tetapi dengan tingkat intensitas yang berbeda-beda; Tinggi (T), Sedang (S) dan Rendah (R).
Struktur Hirarki yang terbangun
Daya Saing ProdukT S R T S R T S R T S R T S R T S R
X Y Z
Selecting the most approipriate strategy to restore reservoir functions
Sustainability Social benefits Economic benefits Manpower
Tujuan/Fokus Kriteria Alternatif Law enforcement Public strategic partner Zoning system activities Goal Criteria Alternative Relocation of people around
Perhitungan matematis dalam AHP
a. menghitung nilai tingkat kepentingan (prioritas vektor) A1 A2 … An A1 a11 a12 … a1n A2 A2 1 a2 2 … a1n …. …. …. …. …. An An 1 an 2 … an n Matriks A (n x n) Matriks resiprokal
Sehingga matriks perbandingan sebagai berikut : A1 A2 … An A1 w1/ w1 w1/ w2 … w1/ wn A2 w2/ w1 ww22 / … ww2n / … … … … … n wn/ w1 wwn2 / … wwnn / PCJM Pairwice Comparison Judgement Matrices (PCJM) 12 2 1 a W W
Bagaimana melakukan Perhitungan
Matematis AHP ?
1. Menghitung nilai tingkat
kepentingan (prioritas vektor) 2. Cara menghitung konsistensi
1. Setelah matriks perbandingan antar elemen-elemen didapat maka dilakukan sintesa dengan menjumlahkan setiap kolom
Contoh : Tabel 1. Perbandingan kepentingan
Toyota Nissan Suzuki Toyota 1 1/2 1/4
Nissan 2 1 1/4 Suzuki 4 4 1 Jumlah 7 5.5 1.5
2. Setelah itu angka dalam setiap sel dibagi dengan jumlah pada kolom yang bersangkutan. Ini akan menghasilkan matriks yang telah dinormalkan (Tabel 2).
Kriteria1 Toyota Nissan Suzuki Jumlah baris Rata-rata Toyota 1/7 1/11 1/6 0.4 =0,13 0.4/3
Nissan 2/7 2/11 1/6 0.63 0.63/3= 0,21 Suzuki 4/7 8/11 4/6 1.97 1.97/3= 0,66
Kesimpulan : Untuk kriteria 1, persentase prioritas atau preferensi
untuk toyota 13 %, nissan 21 %, suzuki 66 %. Untuk kriteria 1 suzuki lebih disukai dibandingkan dengan nissan dan toyota
Menghitung Rasio Konsistensi
1. Melakukan perkalian matriks antara matriks
perbandingan (pada Tabel 1) dan vektor prioritas (pada Tabel 2) Toyota (0,13) Nissan (0,21) Suzuki (0,66) Toyota 1 0,5 0,25 Nissan 2 1 0,25 Suzuki 4 4 1
Toyota Nissan Suzuki Jumlah Toyota 0,13 0,11 0,17 0,41
Nissan 0,26 0,21 0,17 0,64 Suzuki 0,52 0,84 0,66 2,02
2. Nilai penjumlahan sel dibagi dengan nilai masing-masing sel pada vektor prioritas.
3. Mencari nilai eigen λmax dengan perhitungan berikut
: 06 , 3 05 , 3 15 , 3 66 , 0 21 , 0 13 , 0 : 2,02 0,64 0,41
09
,
3
3
3,06
3,05
3,15
λmaks
4. Hitung nilai Consistency Index (CI)
5. Hitung nilai Consistency Ratio (CR) berdasarkan
nilai Random Index (RI)
Nilai 0,08 ini menyatakan bahwa rasio konsistensi dari hasil penilaian pembandingan di atas mempunyai rasio 8%. Sehingga penilaian di atas dapat diterima karena lebih kecil dari 10% (Saaty).
045 , 0 2 09 , 0 1 3 3 09 , 3 1 n n maks CI 08 , 0 0,58 0,045 RI CI CR
MPE (METODE PANGKAT EKSPONENSIAL)
• MPE merupakan metode untuk menentukan urutan
prioritas berdasarkan pangkat; disebut juga decession matrix.
• Tahapan MPE
Menyusun Alternatif
Menentukan Kriteria
Menentukan Tingkat Kepentingan Kriteria
Menghitung skor atau nilai alternatif
Rumus :
TNi =
𝑚𝑅𝐾𝑖𝑗𝑇𝐾
𝐾𝐽𝑗=1
TNi : Total nilai alternatif ke I
RKij : Derajat Kepentingan Alternatif kriteria ke j pada pilihan keputusan ke I
TKKj : Derajat kepentingan kriteria keputusan ke j, TKK > 0
n : Jumlah pilihan keputusan m : Jumlah kriteria keputusan