• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN EKONOMI USAHA DUAFA DI KANTOR CABANG SAHABAT MUSTAHIK BALI. Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN EKONOMI USAHA DUAFA DI KANTOR CABANG SAHABAT MUSTAHIK BALI. Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 IMPLEMENTASI ZAKAT PRODUKTIF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN EKONOMI USAHA DUAFA DI KANTOR CABANG SAHABAT MUSTAHIK BALI

Fajriah Mahmudah1, Kurniawati2, R. Agrosamdhyo3

1,2,3

Program Studi Ekonomi Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam Denpasar Bali, Denpasar, Indonesia

e-mail: ( fajriahmahmudah@gmail.com )

ABSTRAK

Dalam Islam, zakat merupakan upaya untuk mengentaskan atau meminimalisir masalah kemiskinan.

Salah satu cara dalam pengelolaan dana zakat dengan cara dikelola secara produktif dan berkelanjutan, yaitu pemberian modal usaha. Fokus penelitian ini: 1) Bagaimana implementasi zakat produktif sebagai upaya pemberdayaan ekonomi usaha duafa di Sahabat Mustahik Bali?; 2) Apa saja yang menjadi hambatan dan solusi dalam pemberdayaan ekonomi usaha duafa di Sahabat Mustahik Bali?. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: 1) Bagaimana implementasi zakat produktif sebagai upaya pemberdayaan ekonomi usaha duafa di Sahabat Mustahik Bali, 2) Apa hambatan dan solusi dalam pemberdayaan ekonomi usaha duafa Sahabat Mustahik Bali. Untuk mencapai tujuan, metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Sumber datanya adalah pengurus serta beberapa duafa penerima modal usaha di Sahabat Mustahik Bali. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji keabsahan data melalui uji kredibilitas dilakukan melalui triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Pengelolaan zakat produktif terdiri dari melakukan survey untuk melihat kebutuhan para mustahik kemudian dilanjutkan dengan pembuatan program kerja, lalu membuat struktur organisasi dan pembagian tugas. Pelaksanaannya dengan sistem hibah, yaitu pemberian modal usaha yang pengawasannya dilakukan 1 bulan sekali, 2) Pengawasan yang dilaksanakan oleh Sahabat Mustahik Bali belum dilaksanakan secara maksimal dikarenakan kurangnya tenaga kerja. Solusi yang didapatkan yaitu dengan menambah dan meningkatkan kualitas SDM yang ada sehingga bisa mendampingi mustahik dalam mengelola usahanya dengan maksimal.

Kata Kunci: Zakat Produktif, Pemberdayaan Ekonomi, dan Duafa

ABSTRACT

In Islam, zakat is an effort to alleviate or minimize the problem of poverty. One way to manage zakat funds is to manage it productively and sustainably, namely providing business capital. The focus of this research: 1) How is the implementation of productive zakat as an effort to empower the economy of the duafa business at the Sahabat Mustahik Bali?; 2) What are the obstacles and solutions to the economic empowerment of the duafa business at the Sahabat Mustahik Bali?. The purpose of this study is to find out: 1) How is the implementation of productive zakat as an effort to empower the duafa business at the Sahabat Mustahik Bali, 2) What are the obstacles and solutions to the economic empowerment of the duafa business at the Sahabat Mustahik Bali. To achieve the goal, the research method used is a qualitative method. The data sources are the management and several recipients of venture capital at Sahabat Mustahik Bali. Data collection techniques through observation, interviews, and documentation. Test the validity of the data through the credibility test is done through triangulation. The results of the study show: 1) Management of productive zakat consists of conducting a survey to see the needs of the mustahik, then proceeding with making a work program, then making an organizational structure and division of tasks. The implementation is with a grant system, namely the provision of business capital whose supervision is carried out once a month, 2) The supervision carried out by Sahabat Mustahik Bali has not been carried out optimally due to the lack of manpower. The solution obtained is to add and improve the quality of existing human resources so that they can assist mustahik in managing their business optimally.

Keywords: Productive Zakat, Economic Empowerment, and Duafa

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara besar dalam hal jumlah penduduknya, bahkan Indonesia menempati urutan ke empat setelah

Cina, India dan Amerika. Angka kemiskinan yang tinggi di Indonesia menjadi bahan evaluasi untuk mencari instrumen yang tepat dalam penurunan kemiskinan. Berbagai kebijakan baik

(2)

2 moneter, fiskal dan kebijakan lainnya ternyata

belum efektif dalam menurunkan angka kemiskinan tersebut.

Dalam Islam, salah satu upaya untuk mengentaskan atau meminimalisir masalah kemiskinan adalah dengan cara mengoptimalkan pelaksanaan zakat. Zakat merupakan langkah penanggulangan kemiskinan yang tepat dimana mereka yang memiliki dana lebih atau yang dikatakan mampu (muzaki) harus menyalurkan sejumlah harta kepada mereka yang kekurangan atau yang membutuhkan (mustahik).1 Mustahik zakat terbagi menjadi 8 golongan seperti yang disebutkan didalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 177:2

ِقِرْشَمْلا َلَبِق ْمُكَهْوُجُو اْوُّلَوُت ْنَاَّرِبْلا َسْيَل ِرِخٰ ْلْا ِمْوَيْلاَو ِ ٰٰللّاِب َنَمٰا ْنَم َّرِبْلا َّنِكٰلَو ِبِرْغَمْلاَو ىَتٰاَو ۚ َنّٰٖيِبَّنلاَو ِبٰتِكْلاَو ِةَكِ ى ٰٰۤلَمْلاَو ّٖهِّبُح ىٰلَع َلاَمْلا

ِِۙلْيِبَّسلا َنْباَو َنْيِك ٰسَمْلاَو ى ٰمٰتَيْلاَو ىٰب ْرُقْلا ىِوَذ ۚ َةو ٰكَّزلا ىَتٰاَو َةوٰلَّصلا َماَقَاَو ِۚباَقِّرلا ِىفَو َنْيِلِ ىٰۤاَّسلاَو ىِف َنْيِرِب ٰٰصلاَو ۚ اْوُدَهاَع اَذِا ْمِهِدْهَعِب َنْوُفْوُمْلاَو لاَو ِءٰۤاَسْأَبْلا َنْيِذَّلا َكِ ى ٰٰۤلوُا ِِۗسْأَبْلا َنْيِحَو ِءٰۤاَّرَّض

َن ْوُقَّتُمْلا ُمُه َكِ ى ٰٰۤلوُاَوِۗ اْوُقَدَص

Artinya:

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat dan kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang- orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta- minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat;

dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang- orang yang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

1Siti Halida Utami, “Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Mustahik di Kota Medan”, Skripsi, (Sumatera: Universitas Sumatera Utara, 2016), h. 18 (tidak diterbitkan)

2Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: J-ART, 2005), h. 46

Menurut Yusuf Qardawi, untuk menunjang ekonomi yang baik, salah satunya adalah zakat.3 Dengan pengelolaan yang baik , zakat adalah sumber dana potensial yang dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. Zakat merupakan ibadah maliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial ekonomi atau pemerataan karuni Allah dan juga merupakan solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat dan bangsa, sebagai pengikat batin antara golongan kaya dengan miskin dan sebagai penghilang jurang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dengan yang lemah.4

Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dengan dukungan orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaannya berupa dana zakat kepada mereka yang berhak menerimanya. Zakat dipergunakan untuk membebaskan tiap orang dari kesusahan dan menanggulangi kebutuhan mereka dalam bidang ekonomi dan lain-lain. Kemudian merupakan suatu cara untuk mengumpulkan kekayaan dan menjadikannya dapat berputar dan berkembang.5 Pendayagunaan zakat merupakan bentuk pemanfaatan dana zakat secara maksimal tanpa mengurangi nilai dan kegunaannya, sehingga berdayaguna untuk mencapai kemaslahatan umat. Pendayagunaan diarahkan pada tujuan pemberdayaan untuk menanggulangi kemiskinan malalui berbagai program yang berdampak positif bagi mustahik.

Salah satu cara dalam pengelolaan dana zakat yaitu dengan cara dikelola secara produktif dan berkelanjutan. Dengan adanya bantuan dana zakat tersebut mustahik akan mendapat penghasilan tetap, peningkatan usaha, mengembangkan usaha dan dapat menyisihkan sebagiannya untuk hidup sehari-hari. Zakat dikelola oleh lembaga pengelola zakat.

3Yusuf Qardawi, Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h.

50

4Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 428

5Yusuf Qardawi, Hukum Zakat studi komparatif status dan filsafat zakat berdasarkan Qur’an dan Hadis, (Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, 2007), h.

1118

(3)

3 Organisasi pengelola zakat berperan untuk

pengoptimalan dana zakat. Lembaga bisa dikatakan sebagai mediator antara pemberi dan penerima zakat. Karena adakalanya muzaki tidak mau berhubungan dengan mustahik, sehingga diserahkan zakatnya ke lembaga pengelola zakat.

Dan sebaliknya mustahik tidak mau hanya meminta-minta, dengan berbagai macam alasan seperti menjaga harga diri. Dengan demikian lembaga pengelola zakat memberikan fasilitas kemudahan untuk muzaki dan mustahik.6

Sahabat Mustahik adalah salah satu lembaga pengelola zakat, yang mempunyai tugas dalam hal pengelolaan, pendistribusian dan pengoptimalan dana zakat. Sahabat Mustahik mempunyai misi mendayagunakan zakat, infaq, dan shodaqoh kepada pemberdayaan kaum duafa, fakir dan miskin serta mendidik dan memelihara anak yatim piatu melalui amal-amal sosial dan kemanusiaan sesuai dengan tuntutan syariat Islam. Tujuan utama Sahabat Mustahik sebagai instrumen pengentasan kemiskinan dan memberikan bantuan pada mustahik. Salah satunya memberikan modal usaha pada duafa melalui program pilar ekonomi dari salah satu lima pilar kemanfaatan. Sasaran pemberian modal ini diutamakan kepada para duafa dan berkompetensi mampu mengembangkan dana zakat untuk bisa dimanfaatkan dan berkembang secara berkelanjutan dan dirasakan manfaatnya.

Sehingga diharapkan status mustahik nantinya akan berubah menjadi muzaki pada akhirnya.

Karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana dana zakat ini dapat mensejahterakan kehidupan duafa terutama di Bali. Dalam penelitian yang berjudul "Implementasi Zakat Produktif Sebagai Upaya Pemberdayaan Ekonomi Usaha Duafa di Kantor Cabang Sahabat Mustahik Bali"

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Sahabat Mustahik Bali yang beralamatkan di jalan Patih Nambi Utara Utama No.54, Ubung, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juni 2021 sampai bulan September 2021.

6Muhammad Hasan, Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif, (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta, 2011), h. 40

Penelitian ini akan meneliti mengenai implementasi zakat produktif sebagai upaya pemenuhan modal usaha duafa melalui program ekonomi Sahabat Mustahik dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan penelitian studi kasus atau lapangan (field research). Dalam penelitian ini melakukan studi langsung ke Sahabat Mustahik yang melakukan pengelolaan dana zakat dengan memberikan modal usaha kepada duafa.

Informan dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap layak dan menguasai pengelolaan program zakat produktif. Penentuan informan dilakukan dengan menggunkan teknik purposive, teknik mengambil informan atau narasumber dengan tujuan tertentu sesuai dengan tema penelitian karena orang tersebut dianggap memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitian. Adapun informan kunci dalam hal ini kepala Sahabat Mustahik Bali dan informan biasa yakni staf bidang penghimpunan (fundraising) dan staf bidang distribusi. Sedangkan informan lainnya adalah mustahik yang diberi zakat produktif dalam hal ini berjumlah 9 orang.

Dengan demikian jumlah informan dalam penelitian ini adalah 12 orang.

Penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder.Sumber data primer diperoleh dari interview atau wawancara dengan pihak pengurus Sahabat Mustahik dengan duafa yang menerima bantuan modal dari Sahabat Mustahik Bali. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari bahan bacaan, surat-surat, dokumen-dokumen resmi, mengutip ayat-ayat Alquran atau hadits-hadits, Undang-Undang serta majalah Sahabat Mustahik.

Tahap analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga kegiatan utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verivikasi. Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal pokok, menfokuskan hal-hal penting, mencari tema serta polanya, dan membuang yang tidak perlu.

Selanjutnya yaitu menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat dan bagan. Penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Kemudian penarikan kesimpulan yang berbentuk deskriptif.

(4)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia nomor 38 tahun 1999 yang dirubah menjadi Undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, maka yang dimaksud pengelolaan zakat adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

Tahap awal yang dilakukan dalam pengelolaan zakat produktif yaitu membuat perencanaan program zakat yang akan dikerjakan. Sahabat Mustahik Bali memiliki 2 program zakat produktif, yaitu pendayagunaan penambahan modal usaha dan pelatihan usaha, serta bantuan pemberian gerobak mandiri sejahtera. Sahabat Mustahik Bali biasanya melaksanakan programnya berdasarkan dengan proposal yang diajukan oleh masing-masing mustahik. Sahabat Mustahik Bali dalam melaksanakan suatu program terlebih dahulu sudah merencanakan berapa dana yang nanti akan didistribusikan kepada mustahik, akan tetapi semua itu disesuaikan dengan kebutuhan yang sudah diajukan mustahik yang nantinya dari semua itu akan dievaluasi berupa laporan di pertengahan tahun dan akhir tahun. Rapat koordinasi dilaksanakan setiap Sahabat Mustahik Bali telah menerima proposal yang masuk, kemudian dilakukan survey dan terakhir yaitu penetapan mustahik. Dalam penetapan mustahik harus ada bukti berita acara yang sudah ditanda tangani oleh kepala desa dan ketua Sahabat Mustahik Bali, kemudian baru diberikan bantuan.

Rencana pemberian bantuan dilaksanakan di desa setempat mustahik penerima bantuan. Zakat diberikan langsung oleh Sahabat Mustahik Bali.

Penerimaan bantuan ini digunakan untuk penambahan modal bagi mustahik yang masih kekurangan modal, dengan syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh Sahabat Mustahik Bali.

Tahap yang dilakukan setelah perencanaan adalah pengorganisasian yaitu susunan struktur kepengurusan dan pembagian masing-masing job Sahabat Mustahik Bali. Sahabat Mustahik Bali memiliki struktur organisasi yang di dalamnya terdapat jabatan serta pembagian tugas fungsi sesuai dengan posisinya.

Tahap awal yang dilakukan dalam pelaksanaan zakat produktif yaitu menghimpun dan menyalurkan dana zakat. Dalam menghimpun dana zakat dari muzaki, Sahabat Mustahik Bali menggunakan 2 cara. Yang pertama, Sahabat Mustahik Bali membuka rekening bank untuk memudahkan muzaki membayarkan zakatnya. Pola yang dilakukan dengan cara auto debet langsung dengan memotong gaji/uang di rekening donator dan menerima transfer dana/uang dari donator.

Dalam hal ini Sahabat Mustahik Bali bekerja sama dengan bank-bank yang ada di Bali yaitu bank Mandiri, Muamalat dan BCA.Yang kedua Recruiting yang dimaksud adalah perekrutan muzaki. Perekrutan ini biasanya dilakukan penarik (amil) di bagian penghimpunan secara door to door ataupun meminta data dari donator sebelumnya.

Dalam pelaksanaan pendayagunaan zakat produktif melalui program ekonomi bantuan dana diberikan dalam bentuk uang tunai sebagai bantuan modal usaha mustahik yang sudah memiliki usaha kecil dan membutuhkan tambahan modal. Adapun dana zakat produktif yang disalurkan Sahabat Mustahik Bali melaui program ekonomi, untuk modal usaha rata-rata mustahik mendapat bantuan sebesar 1 juta perorang. Namun pemberian bantuan juga disesuaikan juga dengan kondisi dan keadaan mustahik tersebut. Mustahik yang berhak menerima bantuan yaitu mereka fakir atau miskin dan syaratnya mau keluar dari mustahik sehingga berubah menjadi muzaki.

Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan, tahap pengawasan yaitu proses terakhir dari proses manajemen yang sangat menentukan baik atau buruknya pelaksanaan suatu rencana.

Mustahik yang menerima bantuan dari Sahabat Mustahik Bali akan mendapat pengawasan dari penggunaan dana zakat produktif. Adapun pengawasan terhadap program zakat produktif di Sahabat Mustahik Bali yang diawasi oleh pusat dengan metode langsung dan tertulis yang dilaksanakan enam bulan sekali. Aktivitas pendampingan (pengawasan) tidak hanya dalam bentuk controlling tapi juga dalam hal pembinaan pengembangan, peningkatan mental spiritual mustahik dan penyelesaian masalah yang dihadapi tap mustahik. Adapun pengawasan

(5)

5 dalam bentuk tertulis pada program zakat

produktif di Sahabat Mustahik Bali melalui laporan keuangan. Laporan keuangan dibuat satu bulan sekali yang disebut dengan laporan keuangan bulanan. Pihak Sahabat Mustahik Bali membuat laporan keuangannya dan melaporkan kepada pihak pusat. Pihak pusat yang nantinya mengeluarkan laporan keuangan.

Pendistribusian zakat merupakan penyaluran atau pembagian dana zakat kepada mereka yang berhak. Distribusi zakat mempunyai sasaran dan tujuan. Sasaran disini adalah pihak-pihak yang diperbolehkan menerima zakat, sedangkan tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam bidang perekonomian sehingga dapat memperkecil kelompok masyarakat yang kurang mampu, yang pada akhirnya akan meningkatkan kelompok muzaki.

Dana zakat yang telah dihimpun oleh Sahabat Mustahik Bali harus segera disalurkan kepada para mustahik sesuai dengan program kerja Sahabat Mustahik Bali. Peranan zakat produktif pada Mustahik Bali dalam pengembangan usaha adalah sebagai berikut:

Faktor yang pertama adalah peningkatan pendapatan. Adanya bantuan zakat produktif yang diberikan Sahabat Mustahik Bali mampu membantu mustahik mengatasi masalah dalam hal kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya yang merupakan sumber pendapatan bagi mustahik dalam memenuhi kebutuhan sehari hari. Bantuan modal usaha yang diberikan oleh Sahabat Mustahik Bali dapat membantu dalam pengembangan usaha mustahik. Hal tersebut dibuktikan dengan data yang diperoleh peneliti, terdapat peningkatan pendapatan mustahik perbulannya. Dengan begitu, Sahabat Mustahik Bali mampu meningkatkan taraf hidup mustahik.

Faktor kedua adalah kemandirian, yaitu mustahik yang sudah mampu berdiri sendiri tanpa dampingan Sahabat Mustahik Bali. Selain itu juga memiliki usaha lain diluar usaha yang diberikan modal dari Sahabat Mustahik Bali.

Faktor ketiga adalah etos kerja, yaitu semangat dan kesungguhan mustahik di dalam bekerja.

Faktor keempat adalah spiritual, hubungan antara mustahik dengan sang pencipta. Dengan adanya pemberian modal ini, mustahik lebih rajin beribadah dkarenakan pendampingan yang

diberikan Sahabat Mustahik Bali tidak hanya sebatas pengelolaan saja, namun juga rohaniahnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menganalisa bahwa secara operasional Sahabat Mustahik Bali telah menjalankan tugas-tugasnya. Sebagai amil zakat, pengelolaan zakat oleh Sahabat Mustahik Bali sudah sesuai dengan prosedur dan tidak bertentangan dengan peraturan dan undang- undang yang berlaku.

Pengelolaan zakat diatur dalam Undang- undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat ayat 1 disebutkan bahwa zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam rangka penanganan fakir miskin dan peningkatan kualitas umat dengan ketentuan apabila kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan) mustahik telah terpenuhi.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus Sahabat Mustahik Bali dan mustahik penerima bantuan modal usaha, ada beberapa hambatan yang ditemui dari pemberdayaan ini.

Pertama, kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Sahabat Mustahik Bali. Pengawasan yang dilakukan oleh Sahabat Mustahik Bali seharusnya dilakukan setiap 1 bulan sekali.

Tetapi dikarenakan kurangnya SDM yang dimiliki oleh Sahabat Mustahik Bali pengawasan menjadi tidak rutin, bisa 2 hingga 3 bulan sekali sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya peran zakat produktif yang dilakukan oleh Sahabat Mustahik Bali.

Kedua, terbatasnya modal yang diberikan oleh Sahabat Mustahik Bali. Modal yang diberikan masih terbatas. Di tahun 2019 mustahik rata-rata mendapat bantuan modal usaha 2 juta rupiah, di tahun 2020 menurun menjadi 1,5 juta rupiah, di tahun 2021 ini menurun menjadi 1 juta rupiah.

Disebabkan karena menurunnya pemasukan dana zakat, bak dari muzaki maupun para donatur.

Solusi yang didapatkan yaitu dengan membuat rancangan kegiatan sosialisasi terhadap masyarakat terkait pentingnya mengeluarkan zakat agar banyak yang tertarik untuk berzakat di Sahabat Mustahik Bali.

Ketiga, ketidakmampuan mustahik dalam mengelola modal. Sebagian dari para mustahik tidak mampu mengelola modal tersebut dengan baik dan sesuai dengan manajemen usaha

(6)

6 dikarenakan kurangnya pemahaman mustahik

tentang pengelolaan manajemen atas usaha yang dimilikinya yang mengakibatkan tidak berkembanganya usaha yang dikelola tersebut.

Dari beberapa hambatan yang ditemui, maka didapatkan juga solusinya sebagai berikut:

Pertama, menambah SDM di Sahabat Mustahik Bali. Dengan menambah SDM di Sahabat Mustahik Bali, maka pengawasan yang dilakukan bisa dilaksanakan secara rutin. Supaya dana zakat produktif yang telah diberikan tidak sia-sia.

Kedua, menambah anggaran untuk program zakat produktif. Dengan menambah anggaran, maka dana zakat yang didapatkan oleh masing- masing mustahik akan lebih banyak. Dengan modal yang didapat, bisa dipakai untuk melengkapi usaha mustahik agar semakin lancar.

Ketiga, meningkatkan kualitas SDM Sahabat Mustahik Bali. Pelatihan yang diberikan tidak hanya untuk mustahik saja, tetapi pegawai Sahabat Mustahik Bali juga. Dengan memberikan pelatihan rutin terhadap seluruh pegawai Sahabat Mustahik Bali, diharapkan mereka dapat mendampingi mustahik dalam mengelola usahanya. Teapi tidak hanya sebatas mengelola, tetapi paham juga dengan manajemen usahanya.

Dapat disimpulkan, persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, sama-sama mengambil tema zakat produktif. Yaitu zakat yang membuat para penerimanya menghasilkan sesuatu secara terus-menerus dengan harta zakat yang telah diterimanya. Sedangkan perbedaannya terletak di konsep zakatnya. Penelitian ini, konsep zakatnya adalah hibah atau pemberian modal usaha. Sedangkan penelitian terdahulu, konsep zakatnya adalah menggunakan sistem dana bergulir yakni menyalurkan pinjaman modal kepada mustahik secara qardhul hasan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis kemukakan dalam bab-bab sebelumnya, tentang “Implementasi Zakat Produktif Sebagai Upaya Pemberdayaan Ekonomi Usaha Duafa di Sahabat Mustahik Bali”, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, pihak Sahabat Mustahik Bali berupaya melaksanakan program zakat produktif dengan menerapkan fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, program ini dilakukan terlebih dahulu membuat assessment untuk melihat kebutuhan para mustahik kemudian dilanjutkan dengan pembuatan program kerja.

Pengorganisasian dilakukan dengan membuat struktur organisasi dan pembagian tugas.

Pelaksanaan program zakat produktif menggunakan sistem hibah, yakni pemberian modal usaha tanpa dikembalikan. Adapun pengawasan kepada mustahik dilakukan dengan cara pertemuan 1 bulan sekali terhadap mustahik.

Kedua, berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa hambatan dalam pemberdayaan ekonomi usaha duafa di Sahabat Mustahik Bali adalah dalam hal pengawasan.

Pengawasan yang dilaksanakan oleh Sahabat Mustahik Bali belum dilaksanakan secara maksimal. Yang kedua, terbatasnya modal yang diberikan. Selain itu, sebagian dari para mustahik tidak mampu mengelola modal tersebut dengan baik dan sesuai dengan manajemen usaha yang akhirnya mengakibatkan sebagian dari mustahik tidak mampu mengelola modal tersebut dengan baik dan sesuai dengan manajemen usaha yang akhirnya mengakibatkan perkembangan usaha yang dikelola tidak signifikan. Maka didapatkan solusi dari hal tersebut yaitu dengan menambah dan meningkatkan kualitas SDM yang ada sehingga bisa mendampingi mustahik dalam mengelola usahanya dengan maksimal.

DAFTAR RUJUKAN

Qardawi, Yusuf. 1995. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. Jakarta: Gema Insani Press.

Soemitra, Andri. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana

Qardawi, Yusuf. 2007. Hukum Zakat: studi komparatif status dan filsafat zakat berdasarkan Qur’an dan Hadis. Bogor:

Pustaka Litera AntarNusa

Hasan, Muhammad. 2011. Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif. Yogyakarta:

Idea Press Yogyakarta.

Asnaini. 2008. Zakat Produktif dalam Prespektif Hukum Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset

(7)

7 Azwar, Syaifuddin. 2001. Metode

Penelitian.Yogyakarta:.Pustaka Pelajar.

(8)

8

Referensi

Dokumen terkait

Proses analisis data yang dilakukan yaitu menghitung presentase dan mengklasifikasikan beberapa celah keamanan sesuai dengan tingkat kerentanan yang ditimbulkan

Hasil penelitian 83 sampel Ikan Kembung Lelaki ( Rastrelliger kanagurta ) dari perairan sekitar Rembang didapat nilai hubungan panjang berat ikan kembung jantan pada

Penerimaan masyarakat terhadap aplikasi TSM menunjukkan masyarakat yang sudah mendengar maupun yang belum mendengar setuju dengan metode baru tersebut dan bersedia

Berarti dalam hal ini tidak terdapat hubungan antara motivasi (X) dengan hasil belajar penjasorkes (Y), dengan demikian baik motivasi yang dimiliki siswa, belum

Penelitian terdahulu menggunakan Fuzzy-LVQ yang membuktikan bahwa logika fuzzy yang berkolaborasi dengan jaringan LVQ yang memiliki sifat adanya kompetisi dari setiap neuron

Segala puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan, kesempatan serta kelapangan berpikir sehingga penulis dapat menyelesaikan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan kemampuan auditor, skeptisme profesional auditor, dan whistleblower dengan

Dengan melihat adanya peningkatan bahan plastik yang meleleh dan bahan organik yang ikut terpisahkan seiring peningkatan suhu, maka dalam pengembangan menjadi alat