Transformasi Ekonomi
Komunitas Blimbingsari
I W ayan Ruspendi Junaedi
ffi
ll\i\/li:t:i
1'A5 PERPUSTAKAAN UNIVERSITASlt!1l5ll;\
-\rr\ 1.1r .:1 1'1',\tf
it
lt i)il,'r:rir,rr rr all \: r:'rrt:l )i), i l
lrrr,r i, rq:l:. l;r,i,:r,":ir:
i r p ll.lr'li i') .j i I. i ir. ii'l':lI j l l.i.j 1
l,rr:rii, iiir,rr'..ii,rrir:r.ri;r ,'j,,: irli;r:.r./iii;i,,i,.'rj 'r' r,ii
PERNYATAAN
TIDAK
PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Fakultas
Judul Disertasi
Pembimbing
I WAYAN RUSPENDI JUNAEDI
902008006
Email : rusfil_2001@yahoo.com
PROCRAM PASCASARJANA Program Studi
:
DOKTOR STUDI PEMBANGUNANTRANSFORMASI EKONOMI KOMUNITAS BLIMBINCsARI
l.
Marthen L. Ndoen, 5E., MA., Ph.D.2. Prof
.lr.
Danny Manongga, M.Sc., Ph.D.3. Neil Semuel Rupidara, 5E., M.5c., Ph.D.
Dengan ini menyatakan bahwa:
i.
Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan Selardoktor baik di Universitas Krisien Satya Wacana maupun di institusi pendidikan lainnya.
2.
Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan, rumusan, dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri,tanpa
bantuanpihak
lain,
kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber penelitian.3.
Hasil karya sayaini
merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan, yang telah diketahui dan disetujui oleh pembimbing.4.
Dalam karya saya ini tidak terdapat karya aiau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikanorang
lain,
kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah dengan menyebutkan namapengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan
ini saya
buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari terbukti ada penyimpangandan ketidakbenaran
dalam pernyataanini
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupapencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya saya ini, serta sanksi lain yang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di Universitas Kristen 5atya Wacana.
Salatiga,
Itr
ffi
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NIM
Fakultas
I WAYAN RUSPENDI JUNAEDI
Judul Disertasi : TRANSFORMASI EKONOMI
Dengan ini saya menyerahkan hak non-ekslusif" kepada Perpustakaan Universitas
-
Universitas Krisien Satya Wacana untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada ketentuan akses tugas akhir elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak yang sesuai):ffi
a. Saya mengijinkankarya
tersebut diunggahke
dalam aplikasi
Repositori Perpustakaan| |
Universitas, dan/atau portal CARUDA.I
I
b
5aya tidak mengijinkan karya tersebut diunggahke
dalam aplikasi Repositori Perpustakaan Universitas, dan/atau portal CARUDA. ''"k;t, Hak yang tidak terbatas hanya bagi satu pihak saja. Pengajar, peneliti, dan mahasiswa yang menyerahkan hak non-eksklusifkepada Repositori
:
i Perpustakaan Universitas saat mengumpulkan hasil karya mereka masih memiliki hak copyright atat karya tenebut.
'.r,,,, Hanya akan menampilkan halaman judul dan abstrak. Pilihan ini harus dilampiri dengan penielasan/alasan teftulis dari pembimbing Dkertasi
: dan diketahui oleh pimplnan fakultas (dekan/kaprogdi).
902008oo6
PRO6RAM PASCASARJANA
PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS
Ii
\
I \'I RSi i"t!
ii lilSl'l:\
.-!,\ ]'1 .'\ \r'''\ (l 1 \.'\li. l);1,,,;:ti',rrr ;/ i{) :::r:rLii.r ri-)'; i l
l,;r.r r,'r'1 1 . irflinj|ir.l
'lclP. l;.1()i'l ill.li:, f:r>;. i;ll'p5.i.li 1.ji
irrrrrii:lilrur.,.i,;irir::.Lri,,t.i,ir:irtir,:,/,/lllrr;iir.ll:rr.i'rli;
PERNYATAAN
PERSETUJUAN AKSES
Email : rusfil_2001@yahoo.com
Program 5tudi
:
DOKTOR STUDI PEMBANCUNANKOMUN ITAS BLIMBINGSARI
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
rt - trjl-'!l i''
Salatiga, :i,:.1..i. :...
...:...
H-A'
I Wayan Ruspendi JunaediMahasiswa
Mengetahui,
Marthen L. Ndoen, 5E., MA., Ph.D.
Promotor
Nama
NIM
Progdi
Disertasi
LEMBAR PENGESAHAN
I WAYAN RUSPENDI JUNAEDI
9020098005
Doktor
Studi PembangunanTRANSFORMASI EKONOMI KOMUNITAS BLIMBINCSARI
Menyetujui,
Marthen
L. Ndoen. SE. Ph.D.Promotor
MA
L. Ndoen. SE..
MA..
Ph.D.Program Pascasarjana UKSW
Katalog Dalam Terbitan
306.3095986
Jun Junaedi, I W ayan Ruspendi
t Transformasi Ekonomi Komunitas Blimbingsari / I W ayan Ruspendi Junaedi.-- Salatiga : Satya W acana University Press, 2014.
xxiii, 219p. ; 24 cm.
ISBN 978-602-1047-002
1. Economics--Social aspects--Indonesia--W est Bali 2. Rural development--W est Bali 3. Community churches--W est Bali 4. Community development--churches--W est Bali I. Title
ISBN 978-602-1047-002
© I W ayan Ruspendi Junaedi
All rights reserved. Save exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form or by any means elctronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.
Diterbitkan oleh:
Satya W acana University Press
Universitas Kristen Satya Wacana
Transformasi Ekonomi
Komunitas Blimbingsari
DISERTASI
Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor Di Universitas Kristen Satya W acana.
Disertasi ini telah dipertahankan dalam ujian terbuka Program Pascasarjana Doktor Studi Pembangunan
Universitas Kristen Satya W acana Salatiga, yang dipimpin oleh Rektor M agnificus:
Prof. Pdt. John A. Titaley, Th.D
pada hari Senin, 15 Desember 2014 pukul 10.00 W IB di Universitas Kristen Satya W acana
Jalan Diponegoro 52-60 Salatiga 50711
Oleh :
I W ayan Ruspendi Junaedi
Promotor:
M arthen L. Ndoen, SE., M A., Ph.D.
Ko Promotor:
Neil Semuel Rupidara, SE., MA., Ph.D Prof. Ir. Danny M anongga, M.Sc., Ph.D
Penguji:
v
Daftar I si
Daftar Isi... v
Daftar Gambar ... ix
Daftar Tabel... x
Glosari ... xi
Kata Pengantar ... xv
Abstrak ... xxiii
BAB SATU PENDAHULUAN ... 1
Pembangunan dan Transformasi Sosial Ekonomi ... 3
Struktur Penulisan ... 13
BAB DUA CATATAN DARI LAPANGAN ... 17
Pendahuluan ... 17
M engapa Komunitas Desa Blimbingsari ... 18
M enuju Lokasi Penelitian ... 19
Penelitian di Desa Blimbingsari... 20
M embuka Relasi ... 21
M endapat Fasilitasi Kepala Desa ... 22
M embangun Komunikasi dan Peralatan Penelitian... 23
Proses dan Dinamika serta Etika Pengumpulan Data Lapangan ... 24
Lokasi Penelitian ... 25
Teknik Pengumpulan Data ... 26
Analisis Data... 30
Penutup ... 31
BAB TIGA KEMAJUAN DESA BLIM BINGSARI ... 33
Pengantar ... 33
Kondisi Geografis ... 34
vi
Kependudukan ... 38
Pekerjaan dan Jenis-jenis W irausaha Blimbingsari ... 39
Peternak Ayam ... 40
Pertanian dan Perkebunan ... 41
Seni dan Budaya ... 41
Blimbingsari Sebagai Desa Kristen ... 43
Niti Graha ... 46
Enjungan (W ilayah) ... 46
Gereja Pniel Blimbingsari ... 48
Kuri Agung ... 49
Simbol Kuri Agung Blimbingsari ... 50
Giri Astina Raga ... 51
BAB EM PAT DARI MAYORITAS MENJADI M INORITAS ... 53
Pengantar ... 53
Sejarah Migrasi ... 53
Dari Hindu ke Kristen ... 55
Berawal dari Kuburan ... 59
M igrasi ke Blimbingsari ... 64
Proses M igrasi ... 72
Kesimpulan ... 76
BAB LIM A M ENGUBAH HUTAN MENJADI LAHAN PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN PETERNAKAN ... 79
Pengantar ... 79
Kinerja Kepemimpinan ... 79
Peran Pemimpin dalam Proses M embuka Hutan Blimbingsari ... 82
Proses M embuka Lahan Pertanian ... 88
Sawah dan Ladang: Lahan Produktif ... 91
Integrasi Sosial di Blimbingsari ... 92
Perluasan Pemukiman: Ambyarsari dan Parigi ... 95
Dari Pertanian ke Perkebunan dan Peternakan ... 99
Pengembangan Ekonomi dan Konflik W arga ... 103
vii BAB ENAM
M ENJADI DESA W ISATA ...105
Pengantar ...105
Angkatan M uda Semakin Banyak M eninggalkan Desa Blimbingsari ...105
Daya Tarik Kota (Urbanisasi) ...107
M enjadi Desa “M akmur” ...108
Pembangunan Pemipaan Air Tepat Guna, Blimbingsari ...109
Upaya-Upaya Terwujudnya Air Bersih di Blimbingsari ...111
Sempat Terhenti ...113
Dampak Pemipaan Air Bersih Tepat Guna ...114
Blimbingsari M enjadi Desa W isata ...118
Upaya-Upaya M ewujudkan Desa W isata...128
Komite Pariwisata ...129
Kerja Sama Desa dengan Sekolah Pariwisata Dhyana Pura ...130
M enggerakkan Partisipasi W arga M emperbaiki Kamar-Kamar Rumah W arga Blimbingsari ...132
Konflik W arga Pemilik Guest House ...133
M emperbaiki Struktur Sekaa Gamelan dan M enambah Alat Seni Budaya Desa Blimbingsari ...134
Upah Penabuh Gamelan ...136
Kamben Bali dan Udeng: Sebuah Kontekstualisasi ...136
Kesimpulan...138
BAB TUJUH TRANSFORMASI EKONOM I KOM UNITAS BLIM BINGSARI ...141
Pengantar ...141
Transformasi Desa Blimbingsari ...141
Dari Transformasi Sosial ke Transformasi Ekonomi ...142
Proses Transformasi Desa Blimbingsari ...144
Hasil Transformasi...146
Ekonomi Kreatif dan Desa W isata ...151
Peran Pemimpin dalam Transformasi Ekonomi ...153
M odel Transformasi Ekonomi ...159
Kesimpulan...164
viii
Pendahuluan ... 165
Peran Kepemimpinan dalam Transformasi Sosial Ekonomi ... 167
Sumbangan Penelitian ... 178
Penelitian yang Akan Datang... 179
Daftar Pustaka ... 181
ix
Daftar Gambar
Gambar 2.1. Peta Pulau Bali Diambil dari Google Earth ... 26
Gambar 3.1. Desa Blimbingsari Berbentuk Salib ... 34
Gambar 3.2. Pusat Desa Saat Pagi Hari yang Sejuk ... 35
Gambar 3.3. Peta Pulau Bali dan Kabupaten-Kabupaten yang Ada di Bali ... 36
Gambar 3.4. Peta Kabupaten Jembrana ... 38
Gambar 3.5. Jenis Usaha Blimbingsari ... 40
Gambar 3.6. Contoh Enjungan ... 47
Gambar 3.7. Gereja Blimbingsari Mirip Pura ... 49
Gambar 3.8. Kulkul Desa Blimbingsari ... 49
Gambar 3.9. Foto Kuri Agung Blimbingsari ... 50
Gambar 5.1. Gambar Pembagian Tanah Blimbingsari ... 86
Gambar 5.2. Pohon Kayu Blimbing ... 87
Gambar 5.3. Awal Pembukaan Lahan Produktif ... 89
Gambar 6.1. Sumber Air Grojogan Blimbingsari ...111
Gambar 6.2. Peta Sumber Air Dari Grojogan Sampai ke Ladang/Kebun...113
Gambar 6.3. Denah Desa W isata Blimbingsari, Kecamatan M elaya, Kabupaten Jembrana, Bali ...122
Gambar 6.4. Denah Sket Jalur Treking, Desa W isata Blimbingsari, Kecamatan M elaya, Kabupaten Jembrana, Bali ...123
Gambar 6.5. Denah Sket Jalur Treking, Blimbingsari-Ekasari-Palasari, Desa W isata Blimbingsari, Kecamatan M elaya, Kabupaten Jembrana, Bali ...124
Gambar 6.6. Denah Pariwisata, Desa W isata Blimbingsari, Kecamatan M elaya, Kabupaten Jembrana, Bali ...125
Gambar 6.7. Struktur Organisasi Komite Pariwisata Blimbingsari ...129
Gambar 6.8. Para Tamu M enari Bersama-sama Penari Blimbingsari ...135
Gambar 7.1. Kerangka Logis Temuan Penelitian ...161
x
Daftar Tabel
Tabel 3.1. Data Agregat Kependudukan Desa Blimbingsari ... 38
Tabel 4.1. Nama-Nama Perintis Pertama yang M asuk ke Blimbingsari ... 73
Tabel 5.1. Angkatan Kedua yang Berangkat pada Bulan Januari 1940 ... 83
Tabel 5.2. Nama-Nama Perintis yang M enerabas Hutan Ambyarsari ... 96
Tabel 6.1. Jenis-Jenis W irausaha di Blimbingsari ... 127
xi
Glosari
AW I G-AW I G: acuan hukum normatif yang mendasari tatanan dan
proses kehidupan sosial, budaya dan religi dari masyarakat (krama) desa adat di Bali, atau yang sekarang dikenal dengan nama desa Pekraman. Jadi awig-awig ini kurang lebih bisa disejajarkan dengan semacam konstitusi yang berlaku bagi desa adat, yang substansinya memuat berbagai ketentuan atau aturan tentang pelaksanaan kehidupan sosial kemasyarakatan dan keagamaan di perdesaan di Bali.
BANJAR: kesatuan masyarakat desa di Bali yang strukturnya berada di
bawah desa adat.
DESA ADAT/DESA PEKRAM AN: desa adat atau yang sekarang ini
lebih dikenal dengan desa Pekraman adalah desa asli di Bali yang keberadaannya bisa ditelusuri sejak jaman kuno, jauh sebelum Bali mendapatkan pengaruh dari luar (Kerajaan di Jawa) yaitu sekitar abad 9. Pada jaman itu masyarakat desanya disebut dengan nama “kraman”, sedangkan tempat atau wilayah di mana kraman tinggal disebut “desa”, sehingga tempat para kraman tinggal di suatu tempat itu disebut desa Pekraman.
KAH YANGAN DESA/KAH YANGAN TI GA: suatu bentuk bangunan
pura yang didirikan di wilayah suatu desa sebagai tempat bagi masyarakat desa melakukan upacara pemujaan kepada Tuhannya. Pura
kahyangan desa pada abad ke 11 berkembang menjadi kahyangan tiga,
yang terdiri dari tiga bangunan pura suci yang harus ada dalam desa adat/Pekraman di Bali, yaitu pura desa atau pura balai agung, pura puseh, dan pura dalem. Pura desa atau pura balai agung adalah pura tempat pemujaan kepada Dewa Brahma sebagai representasi dari sifat
Sang Hyang W idi W asa (Tuhan Yang M aha Esa) sebagai M aha
xii
Yang M aha Esa) sebagai M aha Pemelihara; dan pura dalem adalah pura tempat pemujaan terhadap Dewa Syiwa sebagai representasi dari sifat
Sang Hyang W idi W asa (Tuhan Yang M aha Esa) sebagai M aha Perusak
(mengembalikan yang ada menjadi tidak ada/pralina).
KRAM A DESA/KRAM AN: warga desa adat atau desa Pekraman, yang
keanggotaannya terkait dengan posisinya sebagai kepala keluarga (sudah menikah) dari suatu rumah tangga di desa.
PALEM AHAN: konsep yang berkaitan dengan masalah tanah atau
alam. Palemahan diambil dari suku kata lemah, yang artinya tanah atau alam. Bersama dengan konsep parhyangan dan pawongan, ketiganya menjadi unsur dari konsep Tri Hita Karana, yaitu gagasan yang memberikan arti penting bagi keberadaan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (parhyangan), manusia dengan alam
(palemahan) dan manusia dengan sesama manusia (pawongan), agar
manusia bisa mencapai kehidupan yang bahagia.
PARH YANGAN: konsep yang berkaitan dengan masalah Ketuhanan.
Parhyangan berasal dari suku kata Hyang, yang artinya Tuhan.
Bersama dengan konsep palemahan dan pawongan, ketiganya menjadi unsur dari konsep Tri Hita Karana, yaitu gagasan yang memberikan arti penting bagi keberadaan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (parhyangan), manusia dengan alam (palemahan) dan manusia dengan sesama manusia (pawongan), agar manusia bisa mencapai kehidupan yang bahagia.
PAW ONGAN: konsep yang berkaitan dengan masalah manusia.
Pawongan berasal dari suku kata W ong, yang artinya manusia.
Bersama dengan konsep palemahan dan parhyangan, ketiganya menjadi unsur dari konsep Tri Hita Karana, yaitu gagasan yang memberikan arti penting bagi keberadaan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (parhyangan), manusia dengan alam
(palemahan) dan manusia dengan sesama manusia (pawongan), agar
xiii
PERBEKEL: sebutan untuk kepala desa di Bali. Sekarang sebutan
perbekel digunakan untuk sebutan bagi kepala desa dinas; sedangkan kepala desa adat/pakraman disebut bendesa.
SEKE/SEKEHE:kesatuan organisasi masyarakat yang ada di desa adat
di Bali yang dibentuk untuk suatu tujuan khusus/tertentu (misalnya perkumpulan para penabuh gamelan/seke gong, perkumpulan menanam padi/seke memula, dan lain sebagainya sesuai perkembangan kebutuhan masyarakat desa).
SUBAK: suatu kelembagaan masyarakat pemakai air yang mengatur
sistem mekanisme pengelolaan air irigasi sawah di Bali. Subak dipimpin oleh ketua subak yang disebut Klian Subak atau Pekaseh. Saat ini organisasi subak ada dua macam, yaitu subak sawah (subak) dan subak kebun (subak abian).
TABUH RAH: tabuh rah adalah bahasa Bali, yang pengertiannya
kurang lebih adalah taburan darah binatang korban yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara agama (yadnya). Cara penaburan darah ini dilaksanakan dengan menyembelih atau perang satha (perang ayam/adu ayam); dan darah yang menetes ke tanah dianggap sebagai
yadnya, yang artinya pengorbanan atau persembahan.
TEM PEK/ENJUNGAN: kesatuan masyarakat desa di Bali yang
strukturnya berada di bawah banjar (sedangkan banjar di bawah desa adat).
TRI H I TA KARANA: pengertiannya diambil dari suku kata; Tri yang
xiv
yaitu hubungan antara: manusia dengan Hyang W idi W asa (Tuhan Yang M aha esa); manusia dengan wilayah tempat pemukiman dan alam sekitarnya (wilayah desa/banjar); dan akhirnya manusia dengan sesama manusia.
TRI W ANGSA: sistem hirarki yang masih terdapat dalam masyarakat
xv
Kata Pengantar
Dari berbagai kelompok pendatang di Bali Barat, Desa Blimbingsari memiliki ciri khas yang menonjol, yaitu Bali-Kristen dengan kemajuan di bidang ekonomi, kerapian, dan kebersihan desanya. “Transformasi Ekonomi Komunitas Blimbingsari” mencer-minkan perkembangan desa Blimbingsari mulai dari transmigrasi/ pembuangan Bali Kristen ke Blimbingsari yang tadinya beragama Hindu menjadi Kristen, ke pembukaan lahan baru untuk pertanian, perkebunan dan peternakan hingga akhirnya Blimbingsari menjadi sebuah desa wisata. Sebagai desa wisata Blimbingsari menggunakan adat istiadat dan budaya Bali dalam kegiatan sehari-hari, membentuk awig-awig adat Kristen terlebih dalam ibadah di Gereja. Pertanyaan pokok yang mendasari research ini adalah mengapa meneliti Blimbingsari?
Banyak sudah yang meneliti tentang Blimbingsari, namun belum tentang transformasi ekonomi komunitas dari desa ‘miskin yang tidak berpengharapan’ menjadi desa ‘maju dan makmur’. Kajian-kajian yang telah dilakukan lebih banyak mengarah pada sejarah terbentuknya desa Blimbingsari dan kontekstualisasi ibadah dengan menggunakan pakaian adat Bali. Dapat dimaklumi karena Desa Blimbingsari mayoritas beragama Kristen berada di tengah-tengah desa Hindu. Hal ini menarik bagi para peneliti, khususnya peneliti kualitatif, mengapa mereka (warga blimbingsari) bisa bertransformasi dan faktor-faktor apa yang mempengaruhinya.
xvi
kebanyakan pemimpin berhadapan dengan warga dan lembaga yang terbatas sumber daya-sumber dayanya. Namun, studi ini menunjukkan kemampuan pemimpin-pemimpin di desa, dan membangun desanya. M elakukan perubahan menuntut kemampuan para aktor pemimpin di Blimbingsari untuk memotivasi warganya agar bisa berpikir, bertindak dan berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan mereka. Para aktor yakni, rohaniawan, pemerintah dan warga Blimbingsari melakukan kolaborasi untuk mewujudkan desa yang sejahtera. Kolaborasi ketiga aktor memungkinkan Blimbingsari berubah dari desa ‘miskin yang tidak berpengharapan’ menjadi desa ‘maju dan makmur’.
Pada tahap awal studi ini, saya ingin mengkaji proses terbentuknya desa Blimbingsari. Namun, gagasan-gagasan berkembang seiring dengan proses pengumpulan data di lapangan, sampai terangkat konsep transformasi pada fase analisis akhir. Hal ini akhirnya membuat saya tertarik untuk menelitinya. Keingintahuan saya terhadap perubahan apa yang terjadi di Blimbingsari semakin mendapat tempat. Dalam perjalanannya, tema ini pun mendapat kritik, saran dan masukan. Namun bagaimanapun, kajian transformasi komunitas desa Blimbingsari merupakan sebuah kontribusi dalam kajian-kajian terkait.
Saya menyadari bahwa karya ini banyak dibantu oleh berbagai pihak. Atas keberhasilan ini, saya patut menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak. Karena begitu berharganya pengalaman pembelajaran tersebut, pada kesempatan ini penulis ingin mengung-kapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang membuat penulis semakin mengerti dan bisa menyelesaikan studi dengan baik di UKSW .
xvii
mencari buku di perpustakaan atau mencari informasi lainnya saat berpapasan dengan mereka pasti ditanya “bagaimana tulisannya?” pertanyaan ini terkesan sederhana tetapi justru bagi saya memiliki makna dorongan yang sangat kuat.
TEN demikian inisial nama dari M arthen L. Ndoen, SE, M A, Ph.D. Sebagai promotor disertasi saya, pengalaman bimbingan bersama beliau terasa berbeda. Saya membagi pengalaman ini menjadi 3 hal penting. Yang pertama, saat saya di Bali dan hendak melamar sebagai mahasiswa doktor PPs-DSP UKSW , beliaulah yang memberi dan membuka jalan bersama Prof. Danny M anongga Ph.D., untuk bisa bertemu dengan Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo M S (Alm), yang saat itu sebagai Direktur PPs-DSP UKSW . Kedua, saat kami kuliah tatap muka bersama-sama dengan mahasiswa lainnya di kelas, beliau selalu mengajar dengan konsisten dan disiplin datang ke kelas kami. Di samping mengajar, beliau juga memberikan banyak tugas-tugas makalah yang harus dikerjakan. Ketiga, berbeda karena beliau mau melayani dan mendampingi mahasiswa bimbingannya khususnya proses ujian kualifikasi, ujian seminar proposal dan disertasi dengan tidak mengenal waktu, bahkan sering saya di-sms dan ditelpon menanyakan perkembangan tulisan saya.
Begitu juga bimbingan dengan Prof. Danny M anongga Ph.D., yang sangat akrab. Beliau selalu memberi masukan, saran, serta kritik yang membangun untuk tulisan saya sehingga tulisan saya menjadi lebih baik dan layak. Kadang-kadang saya juga mampir ke rumah beliau untuk berdiskusi mengenai tulisan disertasi saya ini.
xviii
Tidak berbeda dengan Prof. Dr. Ir Kutut Suwondo (alm) yang berinisial KUT. M ahasiswa PPs DSP UKSW sangat akrab dengan panggilan tersebut. Beliau sangat perhatian dan memberikan banyak masukan dalam setiap kegiatan baik kuliah maupun ujian. Namun tidak lama beliau bisa membimbing saya. Karena sakitnya, beliau meninggal dunia. Kami, semua mahasiswa, merasa kehilangan. Kami sudah dan sempat merasakan bimbingannya dan itu sangat mengasyikan.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada kedua anggota komisi penguji saya, yaitu bapak Dr. Gatot Sasongko, S.E., M S., dan M arwata SE., M.Si., Akt., Ph.D. M ereka tidak pernah lalai dalam menguji, dari ujian kualifikasi, proposal seminar, ujian kelayakan, ujian tertutup sampai ujian terbuka. Dalam beberapa kesempatan saat saya bertemu dengan mereka, beberapa kalimat yang diucapkan, ‘Pak W ayan, bagaimana tulisannya?’ Kalimat ini membuat saya tertantang, untuk lebih cepat maju ujian. Kritik dan saran keduanya sangat bermanfaat dan saya harus melengkapi dan menyempurnakan disertasi saya.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Ibu Titi Susilowati Prabawa, S.Pd., MA., Ph.D., tidak hanya sebagai anggota komosi penguji independent, namun juga memberikan fasilitas untuk menginap di rumah beliau selama proses terakhir ujian terbuka. Di saat saya mengikuti ujian tertutup sampai ujian terbuka, ibu Titi (panggilannya di kampus) banyak memberi masukan dan saran serta kritik yang begitu bagus sehingga tulisan saya ini menjadi karya yang lebih baik.
Untuk proses pembelajaran selama di UKSW , penulis menghaturkan banyak terimakasih kepada Rektor UKSW , Prof. John Titaley, Th.D, Alm. Prof. Kutut, Prof. Daniel Kameo, Prof. Sony, Prof. Liek, Prof. Christantius Dwi Atmaja, Prof. Danny M anongga, Harry Sunarto SE.,M.Sc, Ph.D. (Dekan FEB), Dr. Soegeng, Dr. Agus., Dr Rully dan M arthen L. Ndoen, Ph.D serta tata usaha, Ibu Ayu, dan Ibu Raras.
xix
GKPB) dan M ajelis Sinode Lengkap GKPB, keluarga besar Yayasan Undhira dan terkhusus Pdt. Dr. W ayan Damayana S.Th., M.Si sebagai Ketua Yayasan Dhyana Pura, Bapak Santo SH., sebagai General Sekretaris Yayasan Dhyana Pura, Bapak Rulik SE. Akt. sebagai Bendahara Yayasan Dhyana Pura, serta administrasi dan tata usaha lainya, penulis mengucapkan banyak terima kasih karena sudah diberikan kesempatan untuk studi dan menerima beasiswa studi di UKSW .
Studi lanjut program Strata Tiga (S3) Doktor Studi Pembangunan mungkin tidak akan diikuti tanpa rekomendasi dari pimpinan di tempat saya mengabdi (itu menjadi kenangan dalam hidup saya), yaitu drs. Budi Santoso MM ., sebagai ketua STIM Dhyana Pura, Tegal Jaya, Dalung, serta jajarannya (tahun 2008).
Penulis berterimakasih pula untuk Dr. dr. M ade Nyandra, Spkj selaku Rektor Undhira, PR 1 Undhira, Bapak Rai Agus Utama, SE., MA dan PR2 Undhira, I M ade Darmayasa, MM , saat ini yang juga memberikan saya kesempatan untuk studi lanjut di Program Pasca Sarjana Doktor Studi Pembangunan UKSW , serta memberikan perhatian dan terus mencoba mengingatkan saya akan tugas saya sebagai mahasiswa agar bisa selesai tepat pada waktunya. Begitu juga dosen-dosen dan teman-teman di Kampus Undhira di Tegal Jaya Dalung, yang mensupport saya untuk studi S3.
xx
Pdt. Ketut Suyaga Ayub, STh., MBA sebagai Ketua M ajelis Jemaat Pniel Blimbingsari dan sekaligus sebagai informan kunci dalam pengumpulan data dan membuka jalan baru untuk bisa bertemu dengan para pengusaha dan informan lainnya saya haturkan banyak terimakasih atas waktu dan tenaganya. Seringkali saya menelpon dan menggunakan media email dan bbm untuk mengecek validitas data yang saya kumpulkan. Begitu juga dengan semua jemaat dan M ajelis Jemaat Pniel Blimbingsari, khususnya pak M uspa yang mengantar saya ke gunung Klatakan untuk melihat irigasi air tepat guna dan tempat pembuatan sumur bor Blimbingsari. yang pada akhirnya semua pihak membantu saya dalam menyelesaikan disertasi saya ini.
Ucapan terima kasih juga buat M ahasiswa PPs-DSP angkatan 2008 UKSW yang telah banyak meluangkan waktu untuk membaca dan memberi masukan sehingga disertasi menjadi sempurna. Kesemuanya saya lakukan bersama rekan-rekan seangkatan di kelas secara rutin selama tiga semester. Untuk itu terima kasih kepada Yulianto (Lampung), Sr. Helena (Bogor), Sr. Susan (Bogor), M bak W oro (Semarang), Pdt. W ayan Damayana (Bali), Om Pieter (Ambon), Om Tontji Soumokil, (Ambon), Om Berry (Papua), Om Alex (Papua), dan mas Didit (Jakarta). Termasuk Bang Johnson Dongoran (Dosen FEB) dan M bok Rai, Pak Dharma P., Ibu Sri S., Ibu M amik, Om Pieter Sugiyono, Om Anton Belle, Pak Vincent, Ibu Danie Siliwolu, Ari Herdiyanto, M as Aditya dan M bak Shanti, dan semua rekan-rekan (baik angkatan sebelum dan sesudah kami) di PPs DSP UKSW yang tidak sempat disebutkan namanya satu-persatu.
xxi
Kepada keluarga besar Alm. Nyoman Sukartika di Bali, mama Ibu Ayu Adi, kakak-kakak penulis M bok Sri W ahyuningsih, Bli Yus M aha Setia, Bli Suserah D., dan semua ipar-ipar saya (M as Sestu, M bok Arsani, M bok Arini, dan Tu Diah), penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang besar. Untuk Alm. Papa dan M ama saya dan keluarga besar istri saya (Sikak Daddy, Nini M ama, Om Gus Herman dan Aunty Alisia, Om Yansen dan Aunty Sisi) yang telah mendukung penulis selama berstudi di Universitas Kristen Satya W acana.
Untuk keluarga besar Blimbingsari, Kepala Desa M ade John Ronny, kelian banjar Desa Blimbingsari, Bendesa Adat Blimbingsari Gede Sukabagia, Ketua M ajelis Pniel GKPB Bapak Pdt. Ketut Suyaga Ayub, Pak M urji dan keluarga, Komite Pariwisata (Pak M urtiyasa, Pak Sudigda, dan Ibu Cahya Herani Ayub), M ajelis Jemaat Blimbingsari, Ibu Ni W ayan Kari (Alm), Bapak Nyoman Yusuf (Alm) dan semua keluarga besarnya, Gusti Rata (Alm), Ketut Hengky, serta sesepuh yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih karena telah memberikan penulis waktu, tenaga dan pikirannya dalam setiap wawancara dan mengumpulkan data-data lapangan. Secara khusus penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada keluarga Pak M uda. Terima kasih karena telah menerima penulis sebagai bagian dari keluarga besarnya di Blimbingsari. Kepada keluarga Bpk Kepala Desa M ade John Ronny yang berusaha keras memberi jalan untuk membuka akses bagi penulis ke warga-warga Desa Blimbingsari.
Kepada semua informan penulis, dari awal sampai akhir penelitian penulis di lapangan, Kepala Desa Ekasari, Kepala Desa Nusa Sari, Kepala Desa Palasari, dan Kepala Desa Pangkung Tanah serta Kepala Camat M elaya dan jajarannya yang membantu penulis dalam wawancara, dan semua informan yang tidak saya sebutkan satu persatu.
xxii
disertasi ini bisa selesai. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih. Tuhan Yesus memberkati usaha CV. Telaga Agung dan pelayanan bapak ibu.
Ps. Samuel Saputra dan Cik Ina sekeluarga sebagai gembala sidang IFGF GISI Salatiga, Koh Filemon sekeluarga dan Koh Siu-Siu LC IFGF GISI Salatiga dan teman atau rekan I -care I FGF GISI Salatiga khususnya Koh Filemon, Ibu Tripena dan Pak Stephen, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang terus mendoakan saya, memberi dorongan agar saya bisa cepat selesai kuliah S3.
Paling akhir dari semua ini dan dari lubuk hati yang terdalam ucapan terima kasih yang tulus saya ucapkan untuk istri yang tercinta dan terkasih, Putu Filia Cahyaning Ayub dan anak-anak saya Putu Aurelia Dominique AR., M ade Ivana M agdelene AR., dan si bungsu Nyoman Petra Adinata Ayub, yang terus memberikan semangat dan dukungan kepada penulis, meskipun terkadang penulis merasa stress dan lelah, namun saat melihat istri dan anak-anak saya, saya merasa dikuatkan.
Tidak mungkin semua nama-nama yang telah membantu dan berkontribusi (baik langsung maupun tidak langsung) untuk penulisan disertasi ini saya cantumkan di buku ini. Oleh karena itu ijinkan saya mengucapkan terima kasih kepada semua rekan atau teman yang namanya tidak tercantum. M ohon maaf atas hal tersebut. Pada intinya semua kalian ikut berkontribusi dalam penyelesaian disertasi saya ini. Tuhan memberkati bantuan kalian semua. Amin
“I man adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”
I brani 11: 1
Salatiga, 18 November 2014
xxiii
Abstract
According to the law of change, there is nothing eternal except change itself. It is obvious that social and economic transformation can not be denied.
From various studies or writings that have been previously discussed, other researchers examined more on Balinese hindu social change (Daddy Haryono, 2012). Although there are M uslim and Christian communities, these are rare in Balinese minority society studies. These studies focused on studies of institutional change, structural change, perception and attitude changes. Almost all of the studies above focused on the Bali-Hindu society and gave less attention to Balinese-Christian societies. In this study, the author will focus on the transformation or economic changes in the Christian community of Bali. The author considers that this study is different from other studies in which the research will emphasize the ‘ economic transformation in the Balinese Christian community'.
This study will help us to see, “the transformation of Blimbingsari societies from poor and hopeless rural communities, into advanced and prosperous communities". This study especially focuses on the transformation of rural economic development which is influenced by village leadership and Christian spiritual leadership.
In this study, economic change or economic transformation will focus on how the Blimbingsari church institution and government transformed the communities from poor villages to become prosperous villages in order to develop and build an entrepreneurial spirit by performing agriculture, plantations and farms, with the support of the developing village infrastructure that eventually became a tourist village through creative economic transformation.
xxiv
economic transformation in the village and how could economic transformation happen in the Blimbingsari village? The formulation of the problem which can be connected to economic transformation in the village and is based on Blimbingsari reality above leads to three research questions. First, how did the process of economic transformation occur in Blimbingsari? Secondly, why the economic transformation occur in the poor and hopeless rural village of Blimbingsari helping it to become a prosperous village? Third, what is the impact of the economic transformation processes that occur in Blimbingsari? In other words, what lessons may be extracted from the study of the transformation process, especially when linked with the concept and theory of perspective transformation or economic change.