Laporan PKPM 2013 1 Mesin dan Peraltan Pertanian I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah suatu kegiatan yang dilakukan para mahasiswa setiap jurusan/program studi pada semester VI perkuliahan.Kegiatan PKPM ini dilaksanakan pada instansi-instansi atau perusahaan- perusahaan milik pemerintah maupun swasta minimal selama 2 bulan dan maksimal selama 3 bulan.Selama waktu tersebut mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman kerja dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan.
Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini akan menambah wawasan para mahasiswa mengenai pemahaman prinsip kerja, pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan dalam bidang pertanian pada umumnya dan hal-hal yang berkaitan dengan program studi pada khususnya. Dari hasil pengalaman yang didapat dalam kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM), tersebut diharapkan para mahasiswa mampu untuk terjun langsung di lapangan dengan ilmu yang telah didapat ditempat dilaksanakannya PKPM ini.
Selama meningkatkan kemampuan pisikomotorik, mahasiswa juga dituntut berfikir secara analisis terhadap setiap kegiatan yang dilakukan. Dengan cara ini diharapkan mahasiswa dapat memahami dan menghayati setiap kegiatan yang dilakukan pada suatu proses produksi. Berfikir secara analisis berarti mahasiswa harus belajar menganalisa suatu kegiatan yang penekannya bukan pada tujuan untuk mencari perbaikan terhadap suatu kegiatan, namun lebih pada bagaimana hal tersebut dilakukan dengan cara baik dan benar.
Laporan PKPM 2013 2 Mesin dan Peraltan Pertanian Salah satunya adalah Modifikasi Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah Tipe Silinder Berputardi Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (B2PTTG-LIPI) Subang, Jawa Barat.
Modifikasi alat pengupas kulit kulit ari kacang tanah ini bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pengupasan dari alat yang talah ada sebelumnya. Dimana pengupasan kulit ari kacang tanah tipe silinder berputar, alat ini sebelumnya masih kurang optimal yaitu sekitar 39 % terkupas utuh dan 60 % terkupas(baik utuh maupun pecah) dengan modifikasi alat ini diharapkan pengupasan lebih optimal, yaitu sekitar 80%
terkupas (utuh maupun pecah). Dari alat pengupasan kulit ari kacang tanah sebelumnya penyebab pengupasan tidak optimal karena jarak silinder pengupas dengan dinding gesek terlalu renggang selain itu lobang dudukan kacang tanah terlalu dalam sehingga hanya sebagian kacang yang bergesekan dengan dinding bidang gesek.
Oleh karena itu, dengan modifikasi alat pengupas kulit ari kacang tanah tipe silinder berputar ini diharapkan dapat meningkatkan efektifitas pengupasan dan dapat dimanfaatkan untuk UKM dalam mengolah kacang tanah untuk berbagai jenis olahan makanan dari kacang tanah.
Laporan PKPM 2013 3 Mesin dan Peraltan Pertanian 1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari PKPM ini adalah :
1. Memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pemahaman kegiatan di instansi/perusahaah/industri pertanian secara umum.
2. Mendapatkan pengalaman, kemampuan dan keterampilan di tempat dilaksanakannya PKPM sehingga mahasiswa tidak asing lagi bila kelak terjun kerja pada kondisi lapangan yang sebenarnya.
3. Mengenal alat-alat dan mesin pertanian yang ada serta mengetahui cara pembuatannya, prinsip kerja alat, mengevaluasi kinerja alat dan analisa ekonomi alat dan mesin pertanian tersebut.
4. Melakukan Modifikasi kontruksi alat pengupas kulit ari kacang tanah untuk meningkatkan efektifitas pengupasan.
5. Melakukan analisa ekonomi alat pengupas kulit ari kacang tanah.
1.2.2 Manfaat
Manfaat dari PKPM adalah :
1. Mendapatkan pengalaman dari lapangan yang dapat menghubungkan pengetahuan akedemik dengan keterampilan serta mampu mengidentifikasi pengalaman yang sesuai atau tidak dengan teori dan praktek yang pernah di dapatkan sewaktu di bangku perkuliahan.
2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana situasi pekerjaan disebuah industri atau perusahaan.
Laporan PKPM 2013 4 Mesin dan Peraltan Pertanian 3. Memberikan pengalaman baru atau pengetahuan baru kepada mahasiswa tentang prinsip, cara kerja mesin atau alat-alat pertanian yang sebelumnya belum pernah dipelajari atau di lihat sewaktu di bangku perkulihan. Selain itu untuk mengetahui sampai dimana kemampuan mahasiswa dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan ilmu dan keterampilan yang telah didapat di bangku perkuliahan.
4. Untuk meningkatkan kapasitas kerja dan waktu pengupasan alat pengupasan kulit ari kacang tanah dari alat sebelumnya sehingga dapat di manfaatkan untuk UKM.
5. Untuk mengetahui berapa besar biaya yang di butuhkan untuk membuat suatu alat dan menghitung biaya produksi dan titik balik modal dari alat tersebut.
Laporan PKPM 2013 5 Mesin dan Peraltan Pertanian II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kacang Tanah
Produksi kacang tanah di Indonesia terus melakukan peningkatan dari tahun ke tahun. Namun peningkatan tersebut belum diimbangi dengan pengolahan pasca panen yang baik dan benar. Proses pengupasan kulit ari kacang tanah memiliki kualitas hasil kupasan yang masih dibawah standar yang ditentukan Departemen Pertanian RI, disamping evesiensi pengupasan yang masih rendah. Di Indonesia, pengupasan kacang tanah yaitu memecah kacang polong dan memisahkan biji dari polongnya umumnya dikerjakan dengan dua cara, yaitu secara konvensional dan secara mekanis. Tetapi yang umum digunakan di Indonesia dilakukan dengan cara konvesional. Di dalam penangan pasca panen, proses pengupasan merupakan suatu masalah.
Dalam rangka memanfatkan potensi lahan kering, kacang tanah merupakan salah satu komoditas pertanian yang cocok untuk diusahakan. Kacang tanah merupakan komoditas penting yang banyak diusahakan oleh pertanian rakyat di lahan kering, karena mudah dibudidayakan dan hasilnya mudah diperdagangkan. Keuntungan usaha tani kacang tanah adalah tidak memerlukan banyak air, pupuk maupun obat-obatan, serangan hama dan penyakit relatif kecil serta fluktuasi harga tidak terlalu besar. Kacang tanah terutama digunakan untuk bahan pangan dan bahan baku industri pangan. Berbagai industri yang menggunakan kacang tanah sebagai bahan baku utama antara lain industri kacang (kacang kulit, kacang garing, kacang bawang, kacang atom, kacang telor), industri ice cream (ice cream kacang dan yoghurt), industri selai (peanut butter), industri bumbu-bumbuan (bumbu gado-gado, bumbu pecel, bumbu sate) serta industri catering (Darmawan, 2003).
Laporan PKPM 2013 6 Mesin dan Peraltan Pertanian Meskipun potensi untuk memproduksi kacang tanah di Indonesia cukup tinggi, namun kenyataannya produksi yang ada belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri, sehingga masih harus mendatangkan komoditas tersebut dari luar negeri. Data mencatat angka impor kacang tanah tahun 2002 sebesar 119.496 ton biji kering, sedang ekspor dalam bentuk olahan 1 baru mencatat 40.000 ton (Anonim , 2003).
Secara nasional, impor kacang tanah tumbuh rata-rata sebesar 100.575 ton atau 43,74% pertahun, dengan imbangan ekspor olahan yang tumbuh rata-rata sebesar 2.115 ton atau 193,84% pertahun. Propinsi lampung merupakan salah satu sentra produksi kacang tanah yang cukup penting di Indonesia.Potensi lahan kering di propinsi ini lebih besar dari lahan sawahnya, yaitu masing-masing 868.256 Ha untuk lahan kering dan 364.237 Ha untuk lahan sawah (Bappeda Propinsi Lampung, 2005).
Diantara 10 kabupaten dan kota di propinsi tersebut, Lampung Tengah merupakan penghasil kacang tanah terbesar. Data tahun 2004 mencatat Lampung Tengah memiliki potensi lahan kering seluas 144.607 Ha, namun budidaya kacang tanah baru diusahakan 2.716 Ha (luas panen) dengan hasil 2.922 ton kacang tanah (Bappeda Propinsi Lampung, 2005).
Hal ini mengindikasikan bahwa Lampung Tengah masih potensial untuk dikembangkan sebagai sentra penting penghasil kacang tanah, sehingga angka impor kacang tanah dapatsemakin dikurangi.Salah satu kelemahan kacang tanah adalah mudah terkontaminasi aflatoksin, karena tanaman ini rentan terhadap kapang Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus yang menghasilkan mikotoksin jenis aflatoksin.Mikotoksin ini banyak ditemukan mencemari komoditas kacang tanah dan jagung (Fardiaz, 1995).
Laporan PKPM 2013 7 Mesin dan Peraltan Pertanian Bagi manusia, konsumsi terus menerus meskipun dalam dosis kecil dapat menyebabkan kanker hati.Penanganan lepas panen kacang tanah di tingkat petani/
penebas/pengumpul, yang pada umumnya masih secara tradisional dan memerlukan waktu lama (manual atau semi manual), memberi waktu bagi kapang untuk membentuk aflatoksin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aflatoksin mulai terbentuk 24 jam setelah kacang dicabut dari dalam tanah (Syarief dkk, 2003).
Pembentukan aflatoksin dalam kacang tanah akan terus terjadi selama kapang masih dapat beraktifas dengan leluasa. Kapang A. flavus dan A. parasiticus hidup dengan baik pada kacang tanah yang mempunyai aw (water activity) 0,80 (kurang lebih kadar air 12-13%). Aflatoksin menjadi masalah bagi kesehatan manusia maupun hewan terutama di negara-negara sedang berkembang (Ullah, 1997 dalam Rahmianna dan Ginting, 2003).
Hasil penelitian mencatat kondisi terbentuknya aflatoksin adalah pada interval 0 suhu 10-40 C dengan RH > 80% (Syarief dan Halid, 1994).
Iklim Indonesia yang termasuk dalam iklim tropik, dimana suhu tinggi dan RH tinggi terjadi sepanjang tahun menyebabkan komoditas kacang tanah sangat mudah terkontaminasi aflatoksin. Untuk meminimalkan kontaminasi aflatoksin, perlu dilakukan proses pascapanen yang memungkinkan kadar air kacang tanah diturunkan hingga aw aman dalam waktu yang relatif singkat (Paramawati et al, 2004).
Laporan PKPM 2013 8 Mesin dan Peraltan Pertanian 2.2 Proses Pengupasan Kacang Tanah.
Penggunaan tangan dan alatpengupas mekanis merupakan dua metoda yang umum dilakukan pada proses pengupasan kacang tanah. Pengupasan secara tradisional menggunakan tangan menghasilkan persentase biji rusak kecil, tapi tidak evesien dalam hal waktu dan tenaga pengupasan. Alat pengupasan kacang tanah beragam mulai dari yang terbuat dari bahan kayu sampai dengan mesin pengupas yang dilengkapi dengan alat pemisah kulit dan pengayak. Pengupasan dengan alat mekanis menghasilkan persentase biji rusak relative besar tetapi evesien dalam hal waktu dan tenaga pengupasan (Budi Prakosa, 1965).
Dari hasil pemantauan dilapangan di jumpai beberapa model alat pengupas kacang tanah. Namun pada prinsipnya cara kerja alat ini sama, yakni polong kacang dimasukkan ke wadah, umumnya berbentuk slinder yang didalamnya terdapat bentuk penggilas.
Sewaktu penggilas ini digerakkan, polong kacang tanah akan tergencet dan terkelupas.
Dan akhirnya akan jatuh ke bawah menerobos celah-celah rumah pengilas yangb lebarnyasegaja di rancang sesuai dengan besarnya kacang tanah. Hasil kupasan belum terpisah antara kulit dan kacangnya pekerjaan pemisahan menjadi tugas para penampi untuk memisahkan biji kacang dan kulitnya (Haryoto, 1990)
Pengupasan dapat dilakukan secara manual dan mekanis bermotor.Pengupasan kulit ari kacang tanah dengan tangan menghasilkan biji terkelupas dengan persentase kerusakan biji yang lebih kecil, namun metode ini hanya dilakukan untuk industry rumah tangga, sebab tidak efisien dalam hal waktu dan tenaga pengupasan. Menurut Sri Lestari, 2004, kapasitas pengupasan manual (dengan tangan) rata-rata 0,44 kg/jam. Beberapa peneliti telah mengembangkan alat pengupas kulit ari semimekanis maupun mekanis, namun belum tercapai performasi yang memuaskan seperti ditunjukkan pada table 1.
Laporan PKPM 2013 9 Mesin dan Peraltan Pertanian Tabel 1.Perkembangan alat pengupas kulit ari kacang tanah semimekanis/mekanis.
No. Nama Peneliti Tahun Sistem Pengupasan Kapasitas input pengupsan(kg/jam)
Persentase biji terkupas utuh(%) 1 Sri Lestari 2004 Menggunakan dua
buah rol
1,56 15,6
2 Robby Cahya Hermawan
2004 Menggunakan tabung berisi rol belapis karet membentuk ulir
100 19,7
3 Supriayanto 2007 Menggunakan landasan dan sabuk penggesek dari karet semi fiber
40,15 42,9
4 Nok Afifah 2007 Menggunakan sebuah slinder dilapisi karet dan landasan karet dilengkapi sikat.
90 39
5 Halomoan P.
Siregar 2008 Menggunakan landasan sabuk penggesek dari karet semi fiber
121,9 17,67
Melalui kegiatan tematik, B2PTTG-LIPI telah menghasilkan alat pengupas kulit ari kacang tanah tipe slinder pada tahun 2007.Gambar alat pengupas kulit ari kacang tanah yang telah dihasilkan B2PTTG-LIPI ditunjukan pada Gambar 1.
Gambar 1. Alat pengupas kulit ari kacang tanah (sebelum di modifikasi)
Laporan PKPM 2013 10 Mesin dan Peraltan Pertanian Karena alat pengupas kulit ari kacang tanah dengan sistem berputar ini belum optimal hasil pengupasanya, Oleh karena itu, akan dilakukan kegitaan untuk meningkatkan permorfasi peralatan tersebut dengan melakukan modifikasi pada beberapa komponen.
Hasil yang diharapkan dari modifikasi ini dapat meningkatkan efeksifikasi pengupasan sampai80% terkupas. Peningkatan efektifitas pengupasan direncanakan dengan mengganti bahan dari bagian pengupasan. Adapun evaluasi secara keseluruhan dari alat pengupas kulit ari kacang tanah yang akan dilakukan dimodifikasi adalah sebagai berikut:
Hopper, berfungsi untuk menampung sementara kacang tanah yang akan di kupas, mengeluarkan sedikit demi sedikit kacang tanah untuk di kupas dan mengatur jumlah kacang tanah yang masuk ke pengupas. Konstruksi hopper terbuat dari plat eser. Bagian ini tidak perlu di modifikasi.
Bagian pengupas, berfungsi untuk mengupas kulit ari kacang tanah, terdiri dari silinder pengupas dan selubung silinder pengupas. Silinder pengupas terbuat dari besi palat yg dibuat seperti silinder yang dilapisi dengan karet busa. Bagian ini perlu dimodifikasi dengan mengganti karet busa menggunakan bahan yang memiliki koefisien gesek lebih besar. Selubung silinder pengupas menutup silinder pengupas dengan jarak tertentu sehingga kacang tanah dapat tergesek dengan maksimal di antara silinder dan selubung silinder pengupas. Sulubung silinder terbuat dari plat eser yang dimodifikasi dengan menganti karet busa dan di lengkapi dengan sikat. Bagian ini perlu dimodifikasi dengan mengganti karet busa dengan bahan lain yang memiliki koefisien gesek lebih besar serta menambah jumlah sikat.
Saluran pengeluaran, berfungsi untuk menyalurkan biji kacang tanah keluar dari silinder pengupas, terbuat dari plat eser. Bagian ini perlu dimodifikasi dengan menambah slot penutup yang dapat diatur bukanya. Pada awalnya saluran
Laporan PKPM 2013 11 Mesin dan Peraltan Pertanian pengeluran tepat berada di bagian bawah silinder pengupas dalam posisi selalu terbuka (tampa slot/pintu penutup). Penambahan slot dimaksudkan untuk menggatur pengeluaran biji kacang tanah.
Rangka, berfungsi untuk menopang unit keseluruhan dari alat penggupas kulit ari kacang tanah, terbuat dari besi siku. Bagian ini tidak perlu dimodifikasi.
Unit penggerak, berfungsi sebagai sumber tenaga dan mentranmisikan kebagian silinder pengupas. Motor penggerak berupa motor listrik, sedangkan bagian tranmisi berupa pulley dan belt. Bagian ini tidak perlu dimodifikasi.
2.3 Elemen Mesin 2.3.1 Poros
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran.Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.Poros dapat dibedakan dua macam, yaitu :
a. Poros dukung : poros yang khusus diperuntukkan mendukung elemen mesin yang berputar.
b. Poros transmisi/poros perpindahan : poros yang terutama dipergunakan untuk memindahkan momen puntir.
Untuk merencanakan sebuah poros, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan, misalnya kekuatan poros.Suatu poros dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir dan lentur.Poros juga ada yang mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin, dll.Kecepatan putaran poros akan berpengaruh terhadap hasil. Semakin cepat atau tinggi putaran poros, maka presentase bahan yang akan terpotong juga akan semakin besar.
Laporan PKPM 2013 12 Mesin dan Peraltan Pertanian 2.3.2 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros yang berbeban dan berputar.Dengan adanya bantalan, maka putaran dan gerakan bolak-balik suatu poros berlangsung secara halus, aman dan tahan lama.Bantalan harus mempunyai ketahanan terhadap getaran maupun hentakan.Jika suatu sistem menggunakan konstruksi bantalan, sedangkan bantalannya tidak berfungsi dengan baik maka seluruh sistem akan menurun prestasinya dan tidak dapat bekerja secara semestinya.
Bantalan yang tepat untuk digunakan ditentukan oleh besarnya keausan, kecepatan putar poros, beban yang harus didukung, dan besarnya daya dorong akhir.Bantalan berguna untuk menumpu poros dan memberi kemungkinan poros dapat berputar dengan leluasa (dengan gesekan yang sekecil mungkin).
2.3.3 V-belt
Sabuk/belt berfungsi untuk memindahkan putaran dari poros satu lainnya, baik putaran tersebut pada kecepatan putar yang sama maupun putarannya dinaikkan maupun diperlambat, searah dan kebalikannya. Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.Sabuk V dibelitkan di sekeliling alur pulley yang berbentuk V pula.Transmisi sabuk yang bekerja atas dasar gesekan belitan mempunyai beberapa keuntungan karena murah harganya, sederhana konstruksinya dan mudah untuk mendapatkan perbandingan putaran yang diinginkan. Transmisi tersebut telah digunakan dalam semua bidang industri, misalnya mesin-mesin pabrik, otomobil, mesin pertanian alat kedokteran, mesin kantor dan alat-alat listrik. Kekurangan yang ada pada sabuk ini adalah terjadinya slip antara sabuk dan pulley sehingga tidak dapat dipakai untuk putaran tetap atau perbandingan transmisi yang tetap. Sabuk bentuk trapesium atau bentuk V dinamakan
Laporan PKPM 2013 13 Mesin dan Peraltan Pertanian demikian karena sisi sabuk dibuat serong, supaya cocok dengan alur roda transmisi yang berbentuk V. kontak gesekan yang terjadi antara sisi sabuk V dengan dinding alur menyebabkan berkurangnya kemungkinan selipnya sabuk penggerak dengan tegangan yang lebih kecil dari pada sabuk yang pipih. Dalam kerjanya, sabuk V mengalami pembengkokan ketika melingkar melalui roda transmisi. Bagian sebelah luar akan mengalami tegangan, sedangkan bagian dalam akan mengalami tekanan. Susunan khas sabuk V terdiri atas:
a. Bagian elastis yang tahan tegangan dan bagian yang tahan kompresi.
b. Bagian yang membawa beban yang dibuat dari bahan tenunan dengan daya rentangan yang rendah dan tahan minyak sebagai pembalut.
Pada perpindahan sabuk, gerak putarnya dipindahkan dari pulley sabuk yang satu ke pulley sabuk yang lain. Supaya terdapat suatu gesekan yang cukup kuat antara sabuk dan pulleynya, sabuk dipasang sekencang-kencangnya pada pulley-pulleynya, atau diberi pulley pengencang, tetapi pada sabuk bentuk V tidak perlu dipasang sekencang sabuk rata.
Sabuk V dibelitkan disekeliling alur pulley yang berbentuk V. Bagian sabuk yang sedang membelit pada pulley ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk V dibandingkan dengan sabuk rata. Syarat yang harus dipenuhi untuk bahan sabuk adalah kekuatan dan kelembutan, yang berguna untuk bertahan terhadap kelengkungan yang berulang kali disekeliling pulley. Selanjutnya yang penting ialah koefisien gesek antara sabuk dan pulley, massa setiap satuan panjang dan ketahanan terhadap pengaruh luar seperti uap lembab, kalor, debu, dan sebagainya.
Laporan PKPM 2013 14 Mesin dan Peraltan Pertanian Adapun faktor yang menentukan kemampuan sabuk untuk menyalurkan tenaga tergantung dari :
a. Regangan sabuk pada pulley.
b. Gesekan antara sabuk dan pulley.
c. Lengkung persinggungan antara sabuk dan pulley.
d. Kecepatan sabuk (makin cepat sabuk berputar makin kurang terjadi regangan dan singgungan).
Laporan PKPM 2013 15 Mesin dan Peraltan Pertanian III. METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKPM
Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilaksanakan di B2PTTG-LIPI yang berlokasi di Subang, Provinsi Jawa Barat, selama Tiga bulan tepatnya dimulai pada tanggal 01 April 2013 dan berakhir pada tanggal 30 Juni 2013.
3.2 Prosedur Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM)
Prosedur Pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di B2PTTG- LIPI dilaksanakan atas beberapa kegiatan adalah :
3.2.1. Metodologi
Kegiatan praktek merupakan kegiatan persentase paling banyak yang dilaksanakan dalam pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) terutama dalam pengerjaan logam pada perbengkelan.Dalam kegiatan praktek yang dilaksanakan lebih banyak diarahkan dalam pembuatan atau menghasilkan peralatan tepat guna salah satunya yang dilakukan adalah modifikasi alat pengupas kulit ari kacang tanah. Bentuk kegiatan praktek dalam modifikasi alat pengupas kulit ari kacang tanah terbagi atas beberapa bahagian komponen seperti : penambahan karet slinder serta penambahan lobang dudukan kacang, pengelasan ulang pada kontruksi kerangka.
Selama proses kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) berlangsung, bentuk kegiatan yang dilakukan mencakup semua teknik pengerjaan logam misalnya, pengukuran, pemotongan, penggerindaan, pengelasan baik dengan las listrik maupun penggunaan las argon, pengikiran, pembubutan, pengecatan. Prosedur ini dilaksanakan setiap hari kerja mulai dari awal PKPM dilaksanakan sampai dengan berakhirnya masa pelaksanaan PKPM dilaksanakan.
Laporan PKPM 2013 16 Mesin dan Peraltan Pertanian 3.2.2 Diskusi dan Pemahaman
Prosedur Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang dilakukan selain secara praktek, juga dapat dilakukan dengan cara berdiskusi agar mahasiswa lebih memahami intruksi-intruksi yang diberikan oleh pembimbing lapang supaya tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan pembuatan alat. Seperti pada modifikasi alat pengupas kulit ari kacang tanah, semua bentuk dan ukurannya dituangkan dalam sebuah gambar kontruksi.Hal ini membutuhkan pemahaman agar gambar konstruksi dapat dicerna dengan baik dan kemudian setelah gambar konstruksi dapat dipahami barulah dilanjutkan dengan modifikasi alat dengan didampingi oleh tenaga ahli.
Diskusi dilakukan apabila terjadi perubahan modifikasi komponen alat yang dibuat.Setelah didiskusikan dan dirasa cocok lalu dilanjutkan dengan modifikasi alat.Selain itu diskusi sangat dibutuhkan agar jangan terjadi kesalahan dalam pengukuran, pemotongan, pengelasan dan perakitan, karena jika tidak didiskusikan terlebih dahulu mungkin ada perombakan atau pengurangan ukuran dalam pemotongan.
Prosedur Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) diskusi dan pemahaman, waktu dan tempat diskusi tidak terjadwal dengan arti kata, jika terjadi keraguan dalam pengerjaan dapat langsung ditanyakan pada pembimbing lapang atau langsung pada pemimpin, kemudian hal yang didiskusikan tidak harus bicara tentang proses modifikasi alat dapat juga ditanyakan pertanyaan lain asalkan hal yang ditanyakan masih seputar masalah yang berkaitan dengan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) misalnya, tentang struktur organisasi, sejarah perusahaan B2PTTG LIPI atau hal-hal lain yang dapat mendukung dalam pembuatan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM).
Laporan PKPM 2013 17 Mesin dan Peraltan Pertanian 3.2.3. Wawancara
Prosedur Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM)dilakukan dengan kegiatan wawancara dilaksanakan waktu-waktu senggang atau waktu istirahat yang membicarakan seputar hal dalam pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM), sampai pada hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah pelaksanaan praktek lapangan.
Wawancara juga dilaksanakan setelah berakhirnya masa pelaksanaan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM), sama halnya seperti pada diskusi yang juga membicarakan hal-hal yang dapat menunjang dan mendukung data dalam pembuatan laporan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) yang penulis kerjakan.
3.3. Alat dan Bahan 3.3.1 Alat
Alat – alat yang di gunakan pada pelaksanaan pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) modifikasi alat pengupas kulit ari kacang tanah seperti pada tabel 2.
Tabel 2.Alat yang Diperlukan Untuk Modifikasi Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah Tipe Silinder Berputar.
NO Nama Alat Kebutuhan Satuan
1. Las Listrik 1 Unit
2. Penggulung Plat 1 Unit
3. Las Argon 1 Unit
4. Gerinda Tangan 3 Buah
5. Gerinda Potong 1 Buah
6. Gergaji Mesin 1 Unit
7. Mesin Bubut 1 Unit
8. Bor Tangan 1 Buah
9. Bor Mesin 1 Unit
10. Mata Bor 6, 8,10,14,17,22 1 Buah
11. Oksi Asitilen 1 Unit
12. Tool Set 1 Set
13 Kunci Ring Pass 1 Set
14. Ragum 1 Buah
15. Palu 3 Buah
Laporan PKPM 2013 18 Mesin dan Peraltan Pertanian
16. Meteran 1 Buah
17. Spidol 2 Buah
18. Siku 1 Buah
19. Jangka 1 Buah
20. Penitik 1 Buah
21. Tang Stel 2 Buah
22. Klem 2 Buah
23. Kunci L 1 Set
3.3.2. Bahan
Bahan–bahan yang digunakan atau yang di perlukan dalam modifikasi alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dapat di lihat pada table 3.
Tabel 3.Bahan yang Diperlukan Untuk Modifikasi Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah.
NO BAHAN SPESIFIKASI KEBUTUHAN
1 Motor Listrik ½ hp 1 Unit
2 Besi Siku 4 x 4 cm 2 Batang
3 Besi Plat Tebal 3 mm ½ Lembar
4 Besi as Ф 15mm x 1500 mm 2 Kg
5 Besi Plat Tebal 1 mm 1 Lembar
6 Baut mur kupu2, ring pegas
M8 x 40 15 Buah
7 Baut mur kupu2, ring pegas
M8 x 30 100 Buah
8 Baut M8 x 30 16 Buah
9 Baut mur, ring pegas M8 x 20 35 Buah
10 Bearing Upc 204 2 Buah
11 Engsel 4x3 3 Pasang
12 Puley Ǿ 5 cm 1 Buah
13 Pulley Ǿ 6 cm 2 Buah
14 Karet Gabus berprofil tebal 1 cm, lebar 1 m 4 Meter
15 Reduser, 1:20 type 50 1 Buah
16 Lem Besi 4 Buah
17 Sikat 6 Buah
18 Tinner 1 Botol
19 Cat Besi Nipoon 3 Kg
20 Mata gerinda Halus 1 Kotak
21 Kuas 1 Buah
Laporan PKPM 2013 19 Mesin dan Peraltan Pertanian
22 Kacang Tanah 40 Kg
23 Kabel 3x2,5 16 Meter
24 Kabel 2x1,5 3 Meter
3.4. Rancangan Fungsional
Unit rangka, adalah tempat kedudukan komponen komponen lain.
Unit pengumpan, berfungsi sebagai pemasukan dari kacang tanah nantinya.
Unit pengeluaran, befungsi sebagai saluran dari hasil pengupasan kulit ari kacang tanah.
Slinder pengupas, berfungsi untuk mengupas kulit ari kacang tanah dengan bidang gesek antara sikat dengan putaran slinder.
Unit transmisi digunakan untuk menyalurkan tenaga dari motor ke poros pengerak.
Motor pengerak ,berfungsi sebagai penyalur tenaga utama untuk menggerakkan poros slinder pengupas.
3.5. Rancangan structural
Komponen-komponen alat pengupas kulit ari kacang tanah antara lain adalah :
Unit rangka, terbuat dari besi siku ukuran 4x4 cm.
Unit pengumpan, terbuat dari besi plat dengan ketebalan 3 mm.
Unit pengeluaran. Terdiri dari besi plat dengan ketebalan 3 mm.
Slinder pengupas, terdiri dari seng plat dengan ketebalan 3 mm.
Unit transmisi terdiri dari Pulley dan V-Belt.
Unit motor pengerak terdiri dari 1 unit motor ½ hp.
Laporan PKPM 2013 20 Mesin dan Peraltan Pertanian 3.6. Proses Modifikasi dan Perakitan Mesin
Dalammodifikasi alat pengupas kulit ari kacang tanah ini ada beberapa bagian yang tidak perlu di modifikasi antara lain rangka, hopper, unit penggerak. Dalam modifikasi alat pengupas kulit ari kacang tanah ini diperlukan perakitan yang jelas dengan fungsinya masing – masing supaya didapatkan hasil yang di inginkan.
Laporan PKPM 2013 21 Mesin dan Peraltan Pertanian 3.6.1. Komponen - Komponen Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah.
a. Chasis (rangka utama)
Bagian rangka alat pengupas kulit ari kacang tanah ini tidak perlu di modifikasi karena rangka dari alat pengupas kulit ari kacang tanah ini sudah efektif dan masih bagus.Gambar 2.
Gambar 2. Desain Rangka Spesifikasi Rangka
Tinggi : 76cm
Panjang : 60 cm
Lebar : 56 cm
Laporan PKPM 2013 22 Mesin dan Peraltan Pertanian b. Unit pengumpan/hopper
Unit pengumpan /hopper ,komponen ini terbuat dari besi plat stainless steel dengan ketebalan 3 mm.untuk keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Desain Hopper Spesifikasi hopper.
Dimensi hopper atas : 12 x 14cm Dimensi bawah : 25 x 60 cm
Tinggi : 13cm
Tinggi dari tanah : 114cm
Bahan plat stainless steel : Tebal plat 3 mm Kemiringan : 35 derajat
Laporan PKPM 2013 23 Mesin dan Peraltan Pertanian c. Unit Silinder Pengupas
Unit slinder pengupas kulit ari kacang tanah ini perlu di modifikasi dengan menanambah karet busa agar jarak slinder pengupas dan dinding gesek lebih rapat dan bidang gesek kacang tanah lebih besar. Bagian silinder dan karet pelapis,dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Silinder Pengupas dan Corong Pengeluaran Spesifikasi Slinder Pengupas:
Ǿ silinder pengupas : 50cm
Panjang silinder penekan : 41cm
Tebal bahan tabung silinder : 3 mm
Laporan PKPM 2013 24 Mesin dan Peraltan Pertanian d. Unit Pengeluaran
Bagian ini perlu di modifikasi dengan menambah slot penutup yang dapat di atur bukaanya tujuanya agar dapat mengatur pengeluaran biji kacang tanah dapat di lihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Unit pengeluaran
Laporan PKPM 2013 25 Mesin dan Peraltan Pertanian e. Unit Penggerak dan Transmisi
Bagian unit penggerak dan transmisi ini tidak perlu di modifikasi, bagian penggerak dan transmisi terdiri dari motor listrik, pulley, ucp, v-belt, gearbox reduction.Unit penggerak dan transmisi dapat lihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Unit transmisi
Laporan PKPM 2013 26 Mesin dan Peraltan Pertanian Perakitan Alat
Perakitan alat adalah mengabungkan semua komponen dari alat-alat yang mendukung terbentuknya alat pengupas kulit ari kacang tanah tipe silinder berputar.
Gambar 7. Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah
3.7 Analisa Kinerja Alat Uji Kinerja Alat
Kapasitas alat(kg/jam) = Berat kacang terkupas (kg) waktu (jam)
Rendemen = Berat kacang terkupas (kg)
x100%
Berat kacang awal (kg)
Laporan PKPM 2013 27 Mesin dan Peraltan Pertanian 3.8 Analisis Ekonomi
Biaya Tetap
Biaya Penyusutan ( D ) D = P-S
N
Bunga Modal ( I ) I = i ( P ) (N + 1)
2.n
Biaya Gudang ( G ) 0.5*P
Total biaya tetap = Biaya penyusutan+ Bunga modal + Biaya gudang
Biaya Tidak Tetap
Upah operator/jam = Upah (Rp)/hari * Jumlah tenaga kerja Jam kerja/hari
Biaya pemeliharaan = 1.2%(P-S) 100 jam
Konsumsi Bahan Bakar = Jumlah pemakain/jam * Harga/liter
Total Biaya Tidak Tetap = Upah operator + Biaya pemeliharaan + Biaya bahan bakar
BP =
C X BTT BT
BEP = BT(rp/th) BP(rp/th) Keterangan :
- BP : Biaya Pokok - BTT : Biaya Tidak Tetap - P : Harga Jual Alat - G : Gudang
- N : Umur Ekonomis - BT : Biaya Tetap - S : Harga Akhir - C : Kapasitas - I : Bunga Modal
- BEP : Break Even Point - D : Biaya Penyusutan
Laporan PKPM 2013 28 Mesin dan Peraltan Pertanian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Praktek 4.1.1 Sejarah dan Tata Letak 1. Sejarah
Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (B2PTTG) LIPI Subang pada awalnya bernama Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG) LIPI Subang yang diresmikan pada tahun 1986 sebagai sebuah unit eselon 3 (tiga) do Puslitbang Fisika Terapan – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang berkedudukan di Subang Jawa Barat. Pendirian BPTTG ini merupakan perwujudan dari kepedulian LIPI terhadap masyarakat akan teknologi tepat guna yang didukung oleh Pemerintah Kabupaten Subang dan United Nation Development Programme (UNDP).
Sejalan dengan perkembangan waktu, kegiatan BPTTG semakin luas sehingga mencakup pengembangan usaha kecil menengah disamping fakus utama pada pengembangan masyarakat.Untuk mengikuti perkembangan tersebut, tahun 1998 BPTTG berubah status menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPTTG yang bertanggung jawab langsung pada Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI.
Siring dengan pemberlakuan otonomi daerah, UPT BPTTG semakin dituntut untuk melayani permintaan pemerintah yang membutuhkan banyak pemikiran tentang pemanfaatan sumber daya lokal untuk mewujudkan kemandirian wilayah. Dengan sendirinya, cakupan wilayah kerja dan rentang ragam teknologi yang dilayani semakin luas.mensikapi situasi tersebut status organisasi berubah menjadi Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (B2PTTG) pada tanggal 28 Oktober 2004. sebagai Balai Besar ruang gerak menjadi semakin leluasa jaringan kerjasama meluas dan permintaan yang beragam dapat terselenggara secara lebih efektif.
Laporan PKPM 2013 29 Mesin dan Peraltan Pertanian Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, B2PTTG mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut :
a) Visi B2PTTG – LIPI Subang adalah “ Menjadi pusat acuan pengembangan dan pemasyarakatan teknologi tepat guna untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan”.
b) Misi B2PTTG – LIPI Subang adalah “ Menyediakan kebutuhan teknologi tepatguna bagi pemerintah, masyarakat dan usaha kecil menengah”.
Sebagai lembaga yang melayani kebutuhan masyarakat di bidang teknologi B2PTTG memiliki peran dan tugas yang tidak ringan. Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna berperan sebagai lembaga pendukung motivasi teknologi bagi masyarakat dan usaha kecil menengah di berbagai bidang, antara lain bidang teknologi pangan dan pertanian dan serta energi dan lingkungan. Tugas dari B2PTTG – LIPI Subang adalah pengembangan dan penerapan teknologi tepat huna bagi pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil menengah.
2. Tata Letak
Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (B2PTTG) terletak Kota Subang dengan bangunan dan prasarana fisik yang berdiri pada lahan seluas ± 2 ha.
Kabupaten ini terpilih menjadi lokasi Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna, karena ciri khas yang dimiliki sangat strategis yaitu variasi dari topografi yang lengkap dari daerah pegunungan Tangkuban perahu (± 1000 m dpl) hingga pendataran luas jawa keadaan ini sanggat mendukung fungsi B2PTTG sebagai lembaga penelituan yang membutuhkan beraga kondisi topografi guna pengujian teknologi yang diteliti, peta wilayah dan denah kantor B2PTTG selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
Laporan PKPM 2013 30 Mesin dan Peraltan Pertanian 4.1.2 Organisasi dan Manajemen Usaha
1. Organisasi
Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna (B2PTTG) dipimpin oleh seorang kepala yang memimpin secara semua perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan penelitian yang sesuai dengan bidang keahilian serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh LIPI Pusat, kepala Kantor membawahi 4 bidang yaitu
Bagian Tata Usaha
Merupakan induk dari kegiatan tata usaha B2PTTG yang menangani urusan pengadministrasian, kepegawaian, keuangan, gudang dan inventaris. Bagian Tata Usaha terbagi lagi menjadi 2 sub bagian yaitu Sub Bagian Umum dan Sub Bagian Keuangan.
Bidang Pengembangan Teknologi
Bidang ini melakukan pengembanagn teknologi tepat guna yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan serta permintaan konsumen. Kegiatan pengembangan di lakukan dengan memanfaatkan tenaga dan fasilitas yang tersedia maupun melalui jarinagn kerja sama dengan badan atau instansi tertentu. Bidang pengembangan Teknologi terbagi menjadi 2 Sub Bidang yaitu Sub Bidang Pengembangan Proses dan Sub Bidang Pengembangan Peralatan. Kedua Sub Bidang ini melakukan pengembangan teknologi tepat guna yang meliputi Teknologi Pengolahan Pangan, Teknologi Pertanian, Teknologi Energi dan Lingkungan, Manajemen Air, Kajian Tekno Pertanian dan Studi Kelayakan serta Metode dan Strategi Pengembangan Masyarakat.
Laporan PKPM 2013 31 Mesin dan Peraltan Pertanian
Kelompok Peneliti
Kelompok Peneliti terbagi juga menjadi 2 bagian yaitu Peneliti Pengembangan Teknologi dan Peneliti Pengembangan Masyarakat
Bidang Jasa dan Kerjasama
Bidang ini membawahi Sub Bidang Kerjasama dan Sub Bidang Alih Teknologi yang melakukan tugas menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga di bidang teknologi tepat guna
2. Manajemen Usaha
Pengembanagn Teknologi Tepat Guna
Sebagai lembaga penyedia teknologi untuk masyarakat dan usaha kecil menengah, B2PTTG menyelenggarakan kegiatan pengembangan perekayasaan peralatan dan teknologi proses teknologi di bidang pangan, pertanian, energi dan lingkungan.
Pengembangan Masyarakat
Prinsip yang diacu dalam upaya pengembangan masyarakat adalah penguasaan teknologi yang mendukung tercapainya pemberdayaan masyarakat dan potensi lokal, Teknologi dimanfaatkan sebagai sarana menuju terwujudnya masyarakat mandiri. Kegiatan yang mencakup dalam bidang pengembangan masyarakat adalah kajian teknologi wilayah, konsultasi pendamping dalam proses, alih teknologi dan implementasi strategi pengembangan masyarakat.
Laporan PKPM 2013 32 Mesin dan Peraltan Pertanian
Pelatihan
Pelatihan diselenggarakan sebagai salah satu strategi pemasyarakatan ide teknologi tepat guna.Berbagai materi yang diberikan dalam kemasan pelatihan mencakupi teknologi pangan dan papan (penanganan, pengolahan, kendali mutu) teknologi pertanian (pasca panen) teknologi energi terbarukan dan kewirausahaan.
Pemeberdayaan Usaha Kecil dan Menengah
Pendampingan teknis bagi usaha kecil menengah dalam bentuk bantuan teknis dan bantuan dana bagi pengembangan dan peningkatan kemampuan usaha kecil menengah melalui strategi alih teknologi
4.1.3 Sumber Daya Manusia dan Waktu Kerja 1. Sumber Daya Manusia
Dalam menjalankan fungsinya B2PTTG didukung oleh sumber daya manusia dibidang : Keteknikan Pertanian, Teknik Mesin, Teknologi Pertanian, Teknologi Industri, Teknik Kimia, Manajemen Tanah dan Air, Ekonomi Pembangunan dan Pengembangan Masyarakat, serta Ekonomi dan Akutansi
Jumlah pegawai yang ada di B2PTTG – LIPI Subang yang sesuai dengan jabatannya terdiri dari orang pegawai negeri sipil, menurut jabatan struktural, fungsional dan tenaga administrasi pegawai teridiri dari orang, Eselon II orang, Eselon III orang, Eselon IV orang, ahli Peneliti muda orang, Peneliti madya orang, peneliti muda orang, ajun peneliti madya orang, ajun peneliti muda orang, asisten Peneliti madya orang, asisten peneliti muda orang, kandidat peneliti orang, teknisi litkayasa pelaksana lanjutan orang, teknisi litkayasa pelaksana orang, kandidat teknisi litkayasa orang, data ketenagakerjaan berdasarkan tingkat pendidikan dan dilihat pada Tabel 4 .
Laporan PKPM 2013 33 Mesin dan Peraltan Pertanian No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)
1 S3 4
2 S2 (Master) 10
3 S1 (Sarjana) 60
4 S0 (Diploma) 7
5 SLTA 50
6 SLTP 5
7 SD 3
Jumlah 139
Tabel 4. Kondisi SDM B2PTTG sesuai dengan tingkat pendidikan 2. Waktu Kerja
Hari kerja di B2PTTG adalah hari senin sampai dengan hari jumat sementara hari sabtu libur, jam kerja dimulai dari jam 07.30 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB dengan waktu istirahat pada jam 12.00 WIB hingga jam 13.00 WIB kecuali hari jumat istirahat dimulai dari jam 11.30 WIB hingga jam 13.00 WIB. Setiap pegawai diwajibkan mengisi absen pada jam masuk dan selesai kerja
4.1.4 Teknologi Peralatan dan Uji Kelayakan 1. Teknologi Perakitan
Perakitan alat-alat yang dilakukan B2PTTG memanfaatkan fasilitas bengkel mekanik logam dan kayu yang telah dilengkapi dengan peralatan yang cukup memadai.
Perakitan alat pada umumnya dilakukan dengan bantuan alat-alat/mesin standar bengkel perakitan seperti mesin las, mesin bor, mesin gerinda, mesin bubut, mesin/alat potong
Laporan PKPM 2013 34 Mesin dan Peraltan Pertanian logam, mesin pelipat plat, dan sebagainya. Selain itu bengkel juga memiliki seperangkat komputer yang dilengkapi dengan jaringan lokal (LAN) dan jaringan internet yang dapat digunakan dalam menggambar rancangan alat maupun untuk mendapatkan informasi mengenai teknologi.
Selain itu B2PTTG juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti laboratorium pangan dan analis kimia, bengkel logam dan kayu, pilot plan buah dan sayuran, ruang kelas, ruang pertemuan dan seminar, asrama, perpustakaan, warnet, pusat inkubator Agro industri (statsiun lapangan Dawuan – Subang, Jawa Barat) Statsiun lapangan Alih Teknologi Praya Lombok Tengah NTB.
2. Uji Kelayakan dan Pemasaran
Setiap alat yang telah dirancang harus menjalani proses uji coba/uji kelayakan sebelum di pasarkan. Pengujian alay dibengkel B2PTTG mengacu pada sandi uji dan prosedur pengujian yang telah di tetapkan. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam sandi uji dan prosedur pengujian tersebut adalah :
Cakupan penguji
Definisi istilah
Spesifikasi mesin
Verifikasi spesifikasi
Uji kondisi
Uji kinerja
Uji kepraktisan
Kriteria evaluasi pengujian
Format laporan uji
Laporan PKPM 2013 35 Mesin dan Peraltan Pertanian Alat/mesin yang telah lulus uji kemudian diperbanyak sesuai pesanan atau dipasarkan/dipromosikan kepada konsumen. Pemasaran biasanya dilakukan melalui koprasi kantor
3. Kerjasama
Kerjasama dilakukan dengan berbagai institusi dengan tujuan memperluas dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.Kerjasama telah dilakukan dengan berbagai institusi di dalam maupun luar negeri. Kerjasama dalam negeri diantaranya adalah dengan :
Lembaga pemerintah : Dep. Dalam Negeri. Dep. Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dep Pertanian dan Peternakan, Dep. Perindustrian dan Perdagangan, Dep.
Kelautan dan Perikanan, Kantoran Menteri Koprasi dan UKM, dll.
Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta berbagai perguruan tinggi.
Lembaga swadaya masyarakat : ASEM HAKI, CESS, Bara Swadaya LPMS-Poso
Perusahaan Swasta.
Kerjasama Luar Negeri telah dilakukan dengan :
International Centre for Applixcation of Solar Energy – Australia, Commonwalth Scientific and Industrial Organization – Australia, Japan International Coperation Agency – Japan, United Nation Development Programme (UNDP), UNESCO United States Agency For International Development (USAID).
Laporan PKPM 2013 36 Mesin dan Peraltan Pertanian 4.2 Hasil dan Pembahasan
4.2.1 Cara Perakitan Alat
Cara perakitan alat penggupas kulit ari kacang tanah ini di lakukan setelah beberapa bagian komponen di modifikasi, namun belum keseluruhan bagian komponen yang dimodifikasi karena keterbatasan waktu magang.Jika nantinya alat pengupasan kulit ari kacang tanah ini masih belum efektif kinerjanya maka modifikasi akan di lanjutkan oleh tim peneliti alat penggupas kulit ari kacang tanah B2PTTG-LIPI. Bagian yang di modifikasi tahap awal ini bagian slinder penggupas dengan penambahan sikat untuk memperbesar bidang gesek.Setelah penambahan sikat pada bagian slinder, semua komponen di rangakai kembali seperti semula. Inilah desain alat setealah dilakukan modifikasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 8. Hasil Modifikasi Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah Tipe Silinder Berputar.
Laporan PKPM 2013 37 Mesin dan Peraltan Pertanian Cara kerja alat penggupas kulit ari kacang tanah ini menggunakan mekanisme gesekan yaitu berupa slinder karet yang diberi sikat sekelilingnya. Motor listrik yang digunakan ½ Hp dan di transmisikan daya menggunakan v-belt.Pengumpanan biji kacang tanah melalui hopper masuk ke dalam tabung yang dipasang slinder karet berlubang sehingga biji kacang tanah akan bergesekan dengan sikat yang dipasang pada sekeliling permukaan tabung dengan jarak tertentu. Selanjutnya kacang tanah akan jatuh ke saluran pengeluaran yang dilengkapi kipas untuk memisahkan kulit.
4.2.2 Spesifikasi Alat
Dari pengalaman kerja praktek mahasiswa(PKPM) ini yang telah di laksanakan di Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (B2PTTG-LIPI) di peroleh suatu alat penggupas kulit ari kacang tanahyang mempunyai spesifikasisebagai berikut:
Tinggi Alat : 121 cm Lebar Alat : 56 cm Panjang Alat : 60 cm
Rpm Motor (tertera) : 1420 rpm (1/2 HP) Rpm Alat (terukur) : 166 rpm
Laporan PKPM 2013 38 Mesin dan Peraltan Pertanian 4.2.3 Perakitan Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah Tipe Silinder Berputar a) Kerangka
Chasis atau rangka terbuat dari besi siku ukuran 40x40x5 mm, dengan panjang 60 cm, lebar 56 cm dan tinggi 121 cm.
Gambar 9.Kerangka Spesifikasi Rangka
Tinggi : 76 cm
Panjang : 60 cm
Lebar : 56 cm
Laporan PKPM 2013 39 Mesin dan Peraltan Pertanian b) Unit Pengumpan/Hopper
Unit pengumpan/hopper ,komponen ini terbuat dari besi plat stainless steel dengan ketebalan 3 mm.
Gambar 10. Unit pengumpan/hopper Spesifikasi hopper.
Dimensi hopper atas : 12 x 14 cm Dimensi bawah : 25 x 60 cm
Tinggi : 13 cm
Tinggi dari tanah : 114 cm Bahan palt stainless steel : 3 mm
Laporan PKPM 2013 40 Mesin dan Peraltan Pertanian c) Unit Silinder Pengupas
Unit slinder pengupas kulit ari kacang tanah dengan dengan mengunakan besi dan gabus, dimana silinder ini perlu dimodifikasi pada bagian karet silindernya dan pada lobang pada karetnya.
Gambar 11. Unit Silinder Pengupas Spesifikasi Slinder Pengupas:
Ǿ silinder pengupas : 50 cm
Panjang silinder penekan : 41 cm
Tebal bahan tabung silinder : 3 mm
Laporan PKPM 2013 41 Mesin dan Peraltan Pertanian d) Unit Pengeluaran
Unit pengeluaran berfungsi sebagai dinding gesek dan juga sebagai tempat untuk pengeluaran, jadi perlu dilakukan modifikasi di bagian dindingnya supaya ditambahkan karet.
Gambar 12. Unit Pengeluaran e) Unit Penggerak dan Transmisi
Unit penggerak atau transmisi berfungsi untuk mentransfer tenaga dari motot ke transmisi lainnya.
Gambar 13. Unit pengerak dan transmisi
Laporan PKPM 2013 42 Mesin dan Peraltan Pertanian 4.2.4 Peralatan dan Bahan Pengujian
Table 5.Peralatan dan Bahan Pengujian.
No Nama Alat Uji Ketelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Non Contact Tachometer Stopwatch
Jangka Sorong Timbangan
Cawan alumanium Kompor Gas Panci Pemanas Blender
Metteler teledo
1 rpm 0,01 detik 0,05 mm
Tabel 5. Peralatan dan bahan pengujian 4.2.5 Bahan Uji
Bahan uji yang di gunakan pada pengujian alat pengupas kulit ari kacang tanah ini adalah kacang tanah seberat 3 kg.Kacang terlebih dahulu dipisahakan karena ada kacang yang kualitasnya jelek seperti busuk dan ukuranya terlalu kecil.
Sebelum dilakukan pengujian terlebih dahulu kacang tanah diambil sampelnya yaitu panjang kacang dan diameter kacang. Dari sampel 100 biji kacang tanah yang diambil secara acak persentase rata-rata panjang kacang tanah 14,25 mm dan diameternya 6,9 mm.
Sebelum dilakukan pengujian kacang tanah terlebih dahulu disangrai dengan tujuan mengurangi kadar air. Penyanggraian kacang tanah mengunakan panci yang nantinya dipanaskan dengan kompor gas selama 5 menit dengan cara diaduk rata didalam panci.
Laporan PKPM 2013 43 Mesin dan Peraltan Pertanian Kadar air kacang tanah sebelum di sangria 6,17 % setelah di sanggrai selama 5 menit kadar air kacang tanah turun menjadi 4,41 %.
4.3 Waktu dan Lokasi Pengujian
Pengujian alat pengupas kulit ari kacang tanah telah di laksanakan pada tanggal 25Juni2013 yang bertempat di worshop Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( B2PTTG-LIPI ), Jln K.S Tubun No. 5, Subang, Jawa Barat.
4.4 Uji Unjuk Kerja (Performance Test) 4.4.1 Analisa Kualitas Bahan Akhir
Panjang rata- rata kacang : 14,25 mm
Diameter rata- rata kacang : 6,9 mm
Kadar air kacang : 4,41 % 4.4.2 Hasil Uji Unjuk Kerja
Uji unjuk kerja alat pengupas kulit ari kacang tanah di laksanakan pada putaran slinder pengupas rata-rata 166,33 rpm. Pada kondisi putaran tersebut di peroleh rata-rata hasil pengujian seperti terlihat pada table 6.
Tabel 6. Hasil Pengujian Ulangan
pemasukan (kali)
Pulley (inch)
Putaran slinder
(rpm)
Total umpan
(kg)
Waktu input (detik)
Output umpan (kg)
Terkupas (%) Tidak terkupas Total Utuh Pecah (%)
1 2”, 3” 165.17 1 200 0.925 37 13 24 55.5
2 2”, 3” 166.49 1 265 0.995 35 12 23 64.5
3 2”, 3” 167.35 1 183 0.950 34 10.5 23.5 65
Table 6. Hasil pengujian
Laporan PKPM 2013 44 Mesin dan Peraltan Pertanian Dari data hasil pengujian alat dilakukan pengolhan hasil sehingga di peroleh hasil.
Sebagai berikut :
=2,87
3 𝑋 100%
= 95,66%
kapasitas kerja alat kg
jam =𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑢𝑝𝑎𝑠 𝑘𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑗𝑎𝑚
= 2,87
0.18
= 15.94 kg/jam
Persentase yang tidak terkupas =𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑢𝑝𝑎𝑠
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑐𝑎𝑛𝑔 𝑋 100%
=0.13
3 𝑋 100%
= 4.33%
Rendemen = Berat kacang terkupas (kg)
x 100%
Berat kacang awal (kg)
Laporan PKPM 2013 45 Mesin dan Peraltan Pertanian 4.5 Asumsi Biaya
No Nama Bahan Jumlah
Satuan
Jumlah yang Dibutuhkan
Harga
@ (Rp) Total (Rp)
1 Motor ½ hp Unit 1 Unit Rp1.200.000 Rp1.200.000
2 Besi siku 4x4 cm Batang 2 Meter Rp 120.000 Rp 240.000 3 besi poros ф 18 mm Meter 1 Meter Rp 350.000 Rp 350.000 4 besi plat 3mm Lembar ½ Lembar Rp 700.000 Rp 350.000
5 Besi plat 1mm Lembar 1 Lembar Rp Rp 300.000
6 Baut mur kupu2, ring pegas Buah 15 Buah Rp 1500 Rp 22.500 7 Baut mur kupu2, ring pegas Buah 100 Buah Rp 100 Rp 10.000
8 Baut Buah 16 Buah Rp 1000 Rp 16.000
9 Baut mur, ring pegas Buah 35 Buah Rp 1000 Rp 35.000
10 Bearing Buah 2 Buah Rp 35.000 Rp 70.000
11 Engsel Pasang 3 Pasang Rp 8.000 Rp32.000
12 Puley Buah 3 Buah Rp 25.000 Rp 75.000
13 Karet Gabus berprofil Meter 4 Meter Rp 100.000 Rp 400.000 14 Reduser, 1:20 type 50 Buah 1 Buah Rp 465.000 Rp465.000
15 Lem Besi Pc 4 Buah Rp 8.000 Rp32.000
16 Sikat Buah 6 Buah Rp10.000 Rp 60.000
17 Tinner Botol 1 Botol Rp 15.000 Rp 15.000
18 Cat Besi Kg 3 Kg Rp 35.000 Rp 105.000
19 Mata gerinda Buah 2 Kotak Rp 35.000 Rp 70.000
20 Kuas Buah 1 Buah Rp 15.000 Rp 15.000
21 Kacang Tanah Kg 40 Kg Rp 25.000 Rp 1.000.000
22 Kabel Meter 16 Meter Rp 7.000 Rp 112.000
23 Kabel Meter 3 Meter Rp 2.500 Rp 7.500
TOTAL BIAYA Rp4.982.000
Tabel 7. Asumsi biaya
c. Biaya penyewaan alat
Penyewaan seperangkat alat bengkel = 6.500/jam
Lama pekerjaan = 5 hari
Jumlah jam kerja = 8 jam/hari
Total biaya penyewaan alat =5 hari x 8 jam/hari x 6.500/jam
Laporan PKPM 2013 46 Mesin dan Peraltan Pertanian Rp 260.000
d. Biaya tenaga kerja
Upah tenaga kerja = 35.000 /hari Jumlah tenaga kerja = 4 orang
Total biaya tenaga kerja = jlh tenaga kerja x jlh hari kerja x upah
= 4 orang x 5 hari x 35.000
= Rp 700.000
Total biaya = biaya bahan + biaya sewa alat + tenaga kerja =4.982.000+ Rp 260.000 + Rp 700.000
Total = Rp 5.942.000
Maka harga pokok produksi adalah :Rp 5.942.000
Harga jual
Laba yang dinginkan = 20% dari harga pokok produksi
= 20% x Rp 5.942.000
= Rp 1.188.400 Harga jual = harga pokok produksi + laba diharapkan
= Rp 5.942.000+ Rp1.188.400 Total = Rp 7.130.400
Maka harga jual adalah : Rp 7.130.400
Laporan PKPM 2013 47 Mesin dan Peraltan Pertanian 4.6. Analisa Ekonomi
4.6.1. Biaya Pokok (Fixed Cost)
Analisa Biaya Pengoperasian Alat
Keterangan Harga
Harga beli alat (p) Rp 7.130.400
Umur ekonomis (N) 5 tahun
Harga akhir (S) 10% * P
Bunga modal (I) 12% /tahun
Jam kerja/tahun (x) 2.400 jam /tahun
Jam kerja/hari 8 jam/hari
Biaya gudang 0,5%* p
Upah operator (RP)/ hari Rp 35.000/hari
Jumlah operator 2 orang
Kapasitas (Kg/jam) 15.94 kg/jam
a. Biaya Tetap
Biaya Penyusutan Rp 1.283.472/tahun
Bunga Modal Rp513.388,8/ tahun
Biaya Gudang Rp 35.652//tahun
b Biaya Tidak Tetap
Upah Operator Rp 8.750/jam
Biaya Perawatan Rp 770,08/jam
Biaya Listrik Rp 296,53 /jam
HPP Rp 2.372,24/hari
Laporan PKPM 2013 48 Mesin dan Peraltan Pertanian
c BP Rp 195.23 /kg
d BEP Rp9.379,79 tahun
a. Biaya Tetep(Fixed Cost) 1. Biaya penyusutan
D = 𝐏−𝐒
𝐍
S = 10% *P
S = 10%* Rp 7.130.400 S = Rp 7.130.400−Rp 713.040
5
D = Rp 1.283.472
Biaya penyusutan per tahun adalah Rp 1.282.176 Bunga modal (1)
I = 𝐢 𝐏 (𝐍+𝟏)
𝟐𝐧
I = 12%∗ 7.130.400 ∗(6) 10
I = Rp 513.388,8/ tahun
Bunga modal per tahun adalah Rp 513.388,8/tahun 2. Biaya gudang (G)
G =0,5 % *P/tahun
G =0,5% * Rp 7.130.400/tahun G = Rp 35.652/tahun
Biaya gudang per tahun adalah Rp 35.652/tahun
Laporan PKPM 2013 49 Mesin dan Peraltan Pertanian Total biaya tetap :
= biaya penyusutan + bunga modal (I) + biaya gudang (G)
= Rp 1.283.472+ Rp 513.388,8+ Rp 35.652 =Rp 1.831.216,8/tahun
b. Biaya tidak tetap ( Variable Cost ) 1. Upah Operator
Upah operator = upah (Rp )hari x jumlah operator jam kerja /hari
= Rp 35000 x 2 8
= Rp 8.750/jam 2. Biaya Perawatan
Biaya perawatan =1,2% ∗ (P−S) 100 jam
= 1,2 %∗(7.130.400−713.040) 100 jam
= Rp 770,08jam
Biaya Listrik
Biaya Listrik = 𝑀𝑜𝑡𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 ∗ 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘/𝑘𝑤ℎ Motor 1 hp = 0,746 Kw
Motor ygang dipakai ½ hp = 0,373 Kw Beban 1 listril/kwh = Rp 795/kwh
Biaya Listrik = 0,373 Kw * Rp795 kwh Biaya Listrik = Rp 296,53 /jam
Laporan PKPM 2013 50 Mesin dan Peraltan Pertanian HPP = Biaya listrik/jam x Waktu operasi alat
= Rp 296,53 x 8 jam
= Rp 2.372,24/hari Total biaya tidak tetap :
= Upah Operator + Biaya Perawatan + Biaya listrik
= Rp 8.750 + Rp 770,08jam + Rp296,53 /jam
= Rp 9.816,61
Biaya Pokok ( BP )
BP =
𝐵𝑇
X + BTT 𝐶 1.831.216,8
2.400 + 9.816,61 15.94 BP = Rp. 663.71 /kg
4.6.2 Break Even Point (BEP)
BEP = BT(rp/th) BP(rp/th)
= 1.831.216,8(rp/th) 663.71(rp/th) BEP = 2.759,06kg/th
Titik impas yang didapatkan yaitu 2.759,06 kg/th baru modal yang kita tanamkan pada Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah dapat kembali.
Laporan PKPM 2013 51 Mesin dan Peraltan Pertanian V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kapasitas efektif dari alat ini adalah 15.94 kg/jam itu merupakan hasil kacang yang dihasilkan.
Rendemen dari alat ini adalah 95,66%.
Bahan yang tidak tercetak sebesar 4.33% dari 3 kg bakan baku.
Titik impas yang didapatkan adalah 2.759,06kg/th. Jadi belum bisa dpakai d ukm karna masih perlu dimodifikasi lagi.
5.2 Saran
Alat ini masih perlu dimodifikasi karna pengujian yang kami lakukan belum bias mencapai tahap kesempurnaan khususnya pada bagian didnding, silinder pengupas,sikat dan kerenggangan dari sikat dan silinder pegupas.
Reduser yang digunakan seharusnya 1:20 karna putaran dar silinder pengerak masih terlalu cepat.
Perlu ditambahkan sikat pada bagian dinding dari alat tersebut.
Pada hopper perlu di perbaiki karna pemasukannya tidak merata.
Lobang yang terdapat pada karet silinder pengesek harus dlipekecil karna lobangnya terlau besar dan dalam.
Laporan PKPM 2013 52 Mesin dan Peraltan Pertanian
DAFTAR PUSTAKA
Anonim . 2003. Produksi Kacang Tanah Lebih Rendah. Suara Merdeka, Senin 10 November 2003.
Anonim2. 2003. Selama Lima Tahun ImporKacang Tanah Capai 43%. Pikiran Rakyat, Selasa 16 Desember 2003.
BAPPEDA Propinsi Lampung. 2005. Lampung Dalam Angka. Pemerintah Propinsi
Darmawan, T. 2003. Kepentingan Indonesia Menghadapi Implementasi Bio-Terrorism Act Khususnya untuk Produk-Produk Berbasis Kacang Tanah.Makalah pada Seminar
“Peranan Keteknikan Pertanian Dalam Meningkatkan Keamanan Pangan untuk Komoditas Kacang Tanah”. Serpong, 17 Desember 2003.
Fardiaz, S. 1995. Mycotoxin Contamination of Grains – A Review of Research In Indonesia. In Mycotoxin Contamination in Grains. ACAR Technical Reports 37.
Haryoto. 1990. “Pengupas Kacang Tanah”. Yogyakarta, 27 maret 1993.
Lampung. Halaman 523.Sukirno . 2006. Rancangan Alat Pengupas Kacang Tanah Tipe Roda Ban Secara Mekanis. September 2006.
Paramawati, R. 2003. Percepatan Proses Penanganan Proses Lepas Panen dengan Alsintan dalam rangka Menurunkan Kontaminasi Aflatoksin pada Komoditas Kacang Tanah.Makalah pada Seminar “Peranan Keteknikan Pertanian Dalam Meningkatkan Keamanan Pangan untuk Komoditas Kacang Tanah. Serpong, 17 Desember 2003.
Paramawati, R., M. Hidayat, and R. Tjahjohutomo. 2004. Study on Prevention of Aflatoxin Contamination in Groundnut By Accelerated Post-Harvest Processes. Proceeding on CIGR Conference, Beijing - China, October 11-14, 2004.
Syarief, R., dan H. Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan, Jakarta.
Syarief, R., L. Ega dan C. C. Nurwitri. 2003. Mikotoksin Bahan Pangan. IPB Press, Bogor.
Ullah, Md. A. 1997. Status of the Groundnut Aflatoxin Problem and Its Management in Bangladesh.Dalam Rahmianna, A.A dan E. Ginting.Makalah pada Seminar “Peranan Keteknikan Pertanian Dalam Meningkatkan Keamanan Pangan untuk Komoditas Kacang Tanah”. Serpong, 17 Desember 2003.
Laporan PKPM 2013 53 Mesin dan Peraltan Pertanian Lampiran 1.Diagram Alir Perancangan Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah
diagram alir Pembuatan Alat Pengupa Kulit Ari Kacang Tanah Mulai
Identifikasi Masalah
Penyempurnaan ide rancangan dan pembuatan gambar kerja
Pembuatan konstruksi
Uji fungsional
Berhasil
Uji kinerja
Siap pakai
Selesai Modifikasi
Modifikasi tidak
ya
tidak
ya
Laporan PKPM 2013 54 Mesin dan Peraltan Pertanian Lampiran 2. Proses Pembuatan Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah
Laporan PKPM 2013 55 Mesin dan Peraltan Pertanian Lampiran 3.Gambar proses pengujian Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah
Laporan PKPM 2013 56 Mesin dan Peraltan Pertanian Hasil pengujian 1.
Gambar Kacanang terkupas pecah
Gambar kacang terkupas utuh
Gambar kacang tidak terkupas
Laporan PKPM 2013 57 Mesin dan Peraltan Pertanian Hasil pengujian 2.
Gambar kacang terkupas utuh
Gamar kacang terkupas pecah
Gambar kacang tidak terkupas
Laporan PKPM 2013 58 Mesin dan Peraltan Pertanian Hasil pengujian 3.
Gambar kacang terkupas utuh
Gambar kacang terkupas pecah
Gambar kacang tidak terkupas
Laporan PKPM 2013 59 Mesin dan Peraltan Pertanian Sempel kacang setelah disangrai selama 5 menit.
Hasil pengujian 3kg.
Laporan PKPM 2013 60 Mesin dan Peraltan Pertanian Lampiran 4.Rangkayan Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah
Tampak belakang
Tampak depan
Laporan PKPM 2013 61 Mesin dan Peraltan Pertanian Lampiran 5.Spesifikasi Alat Pengupas Kulit Ari Kacang Tanah Tipe Silinder Berputar
Tinggi Alat : 121 cm Lebar Alat : 56 cm Panjang Alat : 60 cm
Rpm Motor (tertera) : 1420 rpm (1/2 HP) Rpm Alat (terukur) : 166 rpm