• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

21 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pilot Test

Pilot test digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian sebelum kuesioner disebarkan pada responden, maka kuesioner diuji coba terlebih dahulu kepada 15 mahasiswa FEB UKSW. Data mengenai karakteristik responden pilot test adalah sebagai berikut:

Tabel 2.Karakteristik Responden Pilot Test

Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase

Jenis Kelamin Laki-laki 3 20%

Perempuan 12 80%

Total 15 100%

Usia 18 tahun 0 0%

19 -21 tahun 4 26,7%

22 - 24 tahun 11 73,3%

Total 15 100%

Program Studi Akuntansi 2 13,3%

Ilmu Ekonomi 0 0%

Manajemen 13 86,7%

Total 15 100%

Uang Saku Per Bulan Rp 1.000.000 7 46,7%

Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000

7 46,7%

Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000

1 6,7%

> Rp 2.500.000 0 0%

Total 15 100%

Sudah Pernah Bekerja atau Mengambil Pekerjaan Part-time Selama Kuliah

Ya 6 40%

Tidak 9 60%

Total 15 100%

Sumber: Data Primer, Diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 2. di atas dapat dilihat bahwa responden sebanyak 15 responden, kuesioner yang kembali sebanyak 15 atau sebesar 100 persen. Sebagian besar rata-rata usia responden yang mengisi kuesioner yaitu 22-24 tahun. Responden paling banyak berasal dari program studi Manajemen yaitu 13 responden atau sebesar 86,7 persen. Rata-rata uang saku per bulan yang dimiliki oleh responden yaitu Rp 1.000.000 sebanyak 7 responden, Rp 1.000.000 – 1.500.000 sebanyak 7 responden dan Rp

(2)

22

1.500.000 – Rp 2.500.000 sebanyak 1 orang, yang terakhir yaitu jumlah responden yang pernah bekerja atau mengambil part-time job selama masa kuliah adalah 6 responden sedangkan yang tidak pernah bekerja sebanyak 9 responden. Pilot test dilakukan sebanyak 4 kali, selama pengujian tersebut terdapat beberapa indikator yang tidak bisa dijadikan sebagai alat ukur karena selama proses pilot test hasil pengujian indikator tersebut menunjukkan hasil yang tidak valid dan reliabel walaupun sudah berulang kali diuji indikator-indikator tersebut tetap saja tidak valid dan reliabel sehingga indikator-indikator tersebut dihapus sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Indikator-indikator yang dihapus dalam penelitian ini adalah indikator retention time yang digunakan sebagai alat ukur variabel money attitude dan indikator tingkat konsumsi serta manajemen kredit yang digunakan sebagai alat ukur perilaku pengelolaan keuangan pribadi.

Dibawah ini adalah hasil pengujian validitas dan reliabilitas terakhir yang mana seluruh indikator-indikatornya telah menunjukkan hasil yang valid dan reliabel.

4.1.1 Uji Validitas

Pengujian validitas menunjukkan seberapa jauh mana suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata dan benar. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5 persen dan r-hitung lebih besar dari r-tabel dapat dinyatakan semua instrumen pertanyaan itu valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3. di bawah ini:

Tabel 3. Uji Validitas

R-

Hitung

R- Tabel

Keterangan

Financial Literacy X1.1 0,698 0,5140 Valid

X1.2 0,792 0,5140 Valid

X1.3 0,566 0,5140 Valid

X1.4 0,650 0,5140 Valid

Money Attitude X2.1 0,718 0,5140 Valid

X2.2 0,837 0,5140 Valid

X2.3 0,642 0,5140 Valid

X2.4 0,852 0,5140 Valid

(3)

23

R-

Hitung

R- Tabel

Keterangan

X2.5 0,698 0,5140 Valid

Perilaku Pengelolaan Keuangan Y1.1 0,911 0,5140 Valid

Y1.2 0,913 0,5140 Valid

Y1.3 0,632 0,5140 Valid

Financial Self-Efficacy Z1.1 0,778 0,5140 Valid

Z1.2 0,590 0,5140 Valid

Z1.3 0,809 0,5140 Valid

Z1.4 0,672 0,5140 Valid

Sumber: Data Primer, Diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 3. di atas, dapat dilihat bahwa semua instrumen penelitian mempunyai nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid.

4.1.2 Uji Reliabilitas

Pengujian ini dilakukan terhadap indikator pertanyaan yang termasuk dalam kategori valid. Apabila Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 maka data penelitian dianggap baik dan reliabel untuk digunakan sebagai input dalam proses penganalisisan data. Hasil dari uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha

Cronbach’s Alpha Minimum

Keterangan

Financial Literacy 0,600 0,60 Reliabel

Money Attitude 0,799 0,60 Reliabel

Financial Self-Efficacy 0,772 0,60 Reliabel

Perilaku pengelolaan Keuangan

0,663 0,60 Reliabel

Sumber: Data Primer, Diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 4. tersebut menunjukkan nilai dari cronbach’s alpha pada variabel financial literacy adalah 0,600, money attitude sebesar 0,799, kemudian financial self-efficacy sebesar 0,772 dan perilaku pengelolaan keuangan adalah 0,663. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara berturut-turut financial literacy, money attitude, financial self- efficacy dan perilaku pengelolaan keuangan adalah reliabel.

(4)

24

Setelah pilot test yang telah dilakukan lolos uji, tahap selanjutnya yaitu menyebarkan kuesioner secara luas. Pengisian kuesioner dilakukan melalui media online yaitu google form. Penyebaran kuesioner melalui media sosial seperti whatsaap dan email serta melalui orang ke orang yang dimulai pada tanggal 11 Oktober sampai dengan 28 Oktober 2021.

Kuesioner yang berhasil tersebar sebanyak 238 kuesioner, namun yang kembali hanya sebanyak 154 kuesioner dan jumlah keseluruhan kuesioner yang dapat diuji adalah sebanyak 150 kuesioner karena data 4 kuesioner lainnya tidak terisi lengkap, responden tidak mengisi kuesioner dengan lengkap.

4.2 Deskripsi Responden

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari responden berdasarkan jenis kelamin, usia, program studi, jumlah uang saku per bulan dan informasi mengenai apakah responden sudah pernah bekerja atau tidak semasa perkuliahan. Hal itu diharapkan dapat memberikan gambaran jelas mengenai kondisi dari responden yang berkaitan dengan masalah dan tujuan dari penelitian ini. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 150 responden. Karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5. Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase

Jenis Kelamin Laki-laki 43 28,7 %

Perempuan 107 71,3 %

Total 150 100 %

Usia 18 tahun 36 24 %

19 -21 tahun 81 54%

22 - 24 tahun 33 22 %

Total 150 100 %

Program Study Akuntansi 43 28,7%

Ilmu Ekonomi 15 10 %

Manajemen 92 61,3 %

Total 150 100 %

Uang Saku Per Bulan Rp 1.000.000 80 53,3 %

(5)

25

Karakteristik Kategori Frekuensi Presentase

Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000

52 34,7 %

Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000

16 10,7 %

> Rp 2.500.000 2 1,3 %

Total 150 100 %

Sudah Pernah Bekerja atau Mengambil Pekerjaan Part-time Selama Kuliah

Ya 49 32,7 %

Tidak 101 67,3 %

Total 150 100 %

Sumber : Data Primer, Diolah (2021)

Mayoritas responden terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 107 responden (28,7 persen), sisanya 43 responden (71,3 persen) berjenis kelamin laki-laki. Responden paling banyak berusia antara 19 tahun- 21 tahun yaitu sebanyak 36 responden ( 24 persen), kemudian disusul dengan responden dengan usia 18 tahun yaitu sebanyak 36 responden (24 persen) dan sisanya yaitu 33 responden (22 persen) yaitu berusia antara 22 tahun – 24 tahun. Mayoritas terbanyak responden berasal dari program studi Manajemen yaitu sebanyak 92 responden ( 61 persen), disusul dengan program studi Akuntansi sebanyak 43 responden (28,7 persen), dan sisanya yaitu 15 responden (10 persen) berasal dari program studi Ilmu Ekonomi.

Responden yang memiliki uang saku per bulan sebanyak Rp 1.000.000 yaitu 80 responden (53,3 persen), kemudian sebanyak Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000 yaitu 52 responden (34,7 persen). 16 responden (10,7 persen) memiliki uang saku per bulan sebanyak Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000. dan yang terakhir yaitu 2 responden (1,3 persen) memiliki jumlah saku sebanyak lebih dari Rp 2.500.000. Responden belum pernah bekerja selama masa perkuliahan yaitu sebanyak 101 responden (67,3 persen), sisanya 49 (32,7 persen) sudah pernah bekerja.

4.3 Hasil Analisis

4.3.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif variabel penelitian digunakan untuk memberikan gambaran mengenai tanggapan responden mengenai variabel-variabel penelitian.

(6)

26

Menurut Rita et al. (2021) untuk mengukur persepsi variabel penelitian dapat menggunakan kriteria rentang [(5-1)/3]=1.3. Dengan demikian, interpretasi skor dalam penelitian ini dikategorikan sebagai berikut:

1,00 – 2,33 = Rendah 2,34 – 3,66 = Sedang 3,67 – 5,00 = Tinggi

Statistik deskriptif keseluruhan data yang diperoleh dapat digambarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Statistik Deskriptif

Variabel Indikator Rata-Rata Skor Kriteria

Financial Literacy

Pengetahuan dasar tentang keuangan pribadi

3,93 Tinggi

Tabungan dan Pinjaman 3,53 Sedang

Asuransi 3,49 Sedang

Investasi 4,07 Tinggi

Total rata-rata 3,75 Tinggi

Money Attitude

Power Prestige 1,80 Rendah

Distrust 4,30 Tinggi

Quality 1,83 Rendah

Anxiety 3,43 Sedang

Total rata-rata 2,63 Sedang

Perilaku Pengelolaan

Keuangan Pribadi

Pengelolaan arus kas 3,18 Sedang

Tabungan dan investasi 4,07 Tinggi

Total rata-rata 3,48 Sedang

Financial Self-efficacy

Magnitude 4,17 Tinggi

Strength 3,89 Tinggi

Generality 3,88 Tinggi

Total rata-rata 4,03 Tinggi Sumber : Data Primer, Diolah (2022)

Hasil dari uji statistik deskriptif pada Tabel 6. menunjukkan nilai total rata-rata dari variabel financial literacy sebesar 3,75. Nilai tersebut masuk dalam kategori tinggi. Hal itu berarti mahasiswa FEB UKSW memiliki financial literacy yang tinggi. Rata-rata skor tertinggi yaitu

(7)

27

sebesar 4,07 terdapat pada indikator investasi sehingga dapat diartikan mahasiswa FEB UKSW memiliki pengetahuan yang baik tentang investasi.

Selanjutnya yang memiliki skor tinggi lainnya yaitu sebesar 3,93 yang terdapat pada indikator pengetahuan dasar tentang keuangan pribadi, sehingga dapat diartikan mahasiswa FEB UKSW memiliki pengetahuan yang baik mengenai dasar keuangan pribadi. Indikator tabungan dan pinjaman serta asuransi masuk dalam kriteria sedang dengan nilai sebesar 3,53 serta 3,49.

Pada variabel money attitude rata-rata skor dari tanggapan mahasiswa FEB UKSW adalah 2,63 sehingga dapat diartikan mahasiswa FEB UKSW memiliki money attitude dalam kategori sedang. Skor tertinggi berada pada indikator distrust yaitu sebesar 4,30 yang berarti mahasiswa FEB UKSW kurang memiliki kepercayaan dalam penilaian terhadap keuangan mereka. Untuk indikator anxiety memiliki skor sebesar 3,43 dengan kriteria sedang yang berarti mahasiswa FEB UKSW tidak terlalu menganggap uang sebagai sumber kecemasan. Sedangkan untuk variabel power prestige dan quality masuk dalam kriteria rendah dengan skor sebesar 1,80 dan 1,83 yang berarti mahasiswa FEB UKSW tidak menganggap uang sebagai sumber kekuasaan dan juga tanda pencapaian untuk memperoleh pengakuan dari orang lain.

Pada variabel perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa FEB UKSW memiliki total skor rata-rata sebesar 3,48 yang masuk dalam kriteria sedang hal itu berarti mahasiswa FEB UKSW memiliki perilaku pengelolaan keuangan pribadi yang sedang. Skor tertinggi berada pada indikator tabungan dan investasi yang berarti mahasiswa FEB UKSW memiliki kemampuan untuk menyisikan sebagaian uangnya untuk menabung dan melakukan investasi. Indikator penglolaan arus kas memiliki skor sebesar 3,18 yang masuk dalam kategori sedang, hal itu berarti mahasiswa FEB UKSW cukup memiliki kemampuan untuk mengatur pendapatan dan pengeluarannya.

(8)

28

Sedangkan pada variabel financial self-efficacy memiliki total skor rata-rata sebesar 4,03 yang masuk dalam kriteria tinggi hal itu berarti mahasiswa FEB UKSW memiliki kepercayaan yang tinggi akan kemampuannya dalam hal keuangan. Skor tertinggi berada pada indikator magnitude yaitu sebesar 4,17 dan masuk dalam kriteria tinggi. Hal itu menunjukkan bahwa mahasiswa FEB UKSW memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam mengambil keputusan keuangan. Skor tertinggi selanjutnya berada pada indikator strength dengan skor sebesar 3,89 dengan kriteria tinggi, hal itu menunjukkan bahwa mahasiswa FEB UKSW memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dalam menyelesaikan masalah keuangan yang sedang dihadapi dan juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk membuat perencanaan keuangan. Selanjutnya yaitu indikator generality yang memiliki skor 3,88 dengan kriteria tinggi, hal itu berarti mahasiswa FEB UKSW memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menghadapi berbagai pilihan alternatif keuangan dengan positi dan selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi pada berbagai pilihan alternatif tersebut.

4.3.2 Skema model Partial Least Square (PLS)

Pada penelitian ini, pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis Partial Least Square (PLS) dengan software smart PLS 3.0. Berikut ini merupakan hasil skema pemodelan PLS yang diajukan:

Gambar 1.Hasil Skema Pemodelan PLS Sumber: Data Primer, Diolah (2022)

(9)

29 4.3.3 Inner Model (Model Struktural)

Pengujian inner model bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel. Hasil pengujian dengan melihat nilai signifikansi hubungan antara variabel laten eksogen dengan variabel laten endogen yang dapat dilihat melalui besarnya nilai p-value. Hubungan antar variabel dapat dikatakan signifikan dan berpengaruh jika nilai t-statistic > 1,96 dan p- value < 0,05

Tabel 7. Hasil Pengujian Inner Model

Original Sample (O)

Sample Mean

(M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values

Financial Literacy ->

Perilaku Pengelolaan Keuangan

0,345 0,356 0,090 3,824 0,000**

Money Attitude ->

Perilaku Pengelolaan Keuangan

-0,120 -0,050 0,163 0,735 0,463

Financial Self-Efficacy -> Perilaku Pengelolaan Keuangan

0,272 0,275 0,082 3,327 0,001**

Moderating Effect 1 (X1*Z) -> Y (Perilaku Pengelolaan

Keuangan)

0,119 0,102 0,074 1,614 0,107

Moderating Effect 2 (X2*Z) -> Y (Perilaku Pengelolaan

Keuangan)

0,004 0,033 0,087 0,049 0,961

Sumber : Data Primer, Diolah (2022)

Keterangan : XI = Financial literacy, X2 = Money attitude, Z = Financial self- efficacy, ** adalah signifikan pada alfa <0,05.

Diketahui dari Tabel 7. dapat dilihat nilai koefisien jalur (original sample) financial literacy terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi bernilai positif sebesar 0,345, t-statistik > 1,96 yaitu 3,842 dan memiliki p- value kurang dari 0,05 yaitu 0,000. Hal ini berarti financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi. Nilai koefisien jalur money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi memiliki nilai koefisien jalur negatif sebesar 0,120, nilai t-statistik < 1,96 yaitu 0,163 dan p- value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,463.

Hal ini berarti money attitude tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi.

(10)

30

Nilai koefisien jalur dari financial literacy terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi yang di moderasi oleh financial self-efficacy sebesar positif 0,119 dengan nilai t-statistik < 1,96 yaitu 1,614 dan nilai p- value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,107. Hal ini berarti financial self-efficacy tidak terbukti memoderasi pengaruh antara financial literacy terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi.

Nilai koefisien jalur dari money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi dengan financial self-efficacy sebagai variabel moderasi sebesar positif 0,004, nilai t-statistik < 1,96 yaitu 0,049 dengan nilai p-value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,961. Hal ini berarti financial self-efficacy tidak terbukti memoderasi pengaruh antara money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi.

Pada pengujian juga diketahui nilai R-Square. Pengujian R-Square yang berguna untuk mengukur sejauh mana kemampuan model variabel bebas menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Nilai R2 (koefisien determinasi) pada penelitian ini adalah 0,299. Artinya bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya adalah sebesar 29,9 persen. Sehingga 70,1 persen varians variabel terikat (perilaku pengelolaan keuangan pribadi ) dijelaskan oleh faktor lain.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa

Berdasarkan hasil dari Tabel 7. bahwa hipotesis pertama mengenai pengaruh financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi karena nilai koefisien jalur (original sample) adalah positif sebesar 0,345, t-statistik > 1,96 yaitu 3,842 dan memiliki p-value kurang dari 0,05 yaitu 0,000 oleh karena itu hipotesis pertama diterima. Hal ini disebabkan karena responden pada penelitian ini memiliki latar belakang sebagai mahasiswa FEB sehingga mereka secara tidak langsung telah mempelajari mengenai

(11)

31

hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan terkait konteks keuangan yang dapat diperoleh dari ilmu-ilmu yang telah diajarkan dalam matakuliah seperti manajemen keuangan, analisis pengambilan keputusan, bank dan lembaga keuangan, manajemen risiko, sekolah pasar modal dan juga kegiatan diluar mata kuliah seperti CMC (Capital Market Class) sehingga mereka mampu mengaplikasikan pengetahuan dan ilmu tersebut dalam mengelola keuangannya. Hal itu juga dapat total rata-rata tanggapan responden mengenai financial literacy yang dapat dilihat dalam Tabel 6. yang menunjukkan bahwa variabel financial literacy memiliki skor yang masuk dalam kategori tinggi yang mengartikan bahwa mahasiswa FEB UKSW memiliki pengetahuan terkait hal keuangan yang baik. Ketika mahasiswa memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memahami konsep dan risiko terkait keuangan, keterampilan untuk membuat keputusan yang efektif dalam keuangan akan berdampak pada perilaku pengelolaan keuangan yang baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Laily (2016) menunjukkan bahwa financial literacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai konsep-konsep keuangan akan memiliki sikap yang bijaksana dalam masalah terkait keuangannya.

Penelitian oleh Putri dan Tasman (2019) menunjukkan bahwa financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi generasi millinneal. Bagi generasi milenial penting dalam meningkatkan financial literacy agar pendapatan yang diperoleh bisa terkelola dengan baik sehingga dapat membentuk perilaku keuangan yang baik pula Penelitian yang dilakukan oleh Ida et al (2020) menujukkan bahwa financial literacy berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi. Hal tersebut menunjukkan tingkat financial literacy yang semakin tinggi maka akan semakin baik dalam pengelolaan dan pengetahuan keuangan. Semakin banyak seseorang mengetahui komponen-komponen keuangan, maka orang

(12)

32

tersebut akan lebih bikasana dalam berperilaku yang berkaitan dengan keuangan.

4.2.2 Pengaruh Money Attitude terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa

Hipotesis kedua yaitu money attitude berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi dapat dikatakan ditolak. Hal itu didukung oleh hasil penelitian yang dapat dilihat dalam Tabel 7. di mana nilai koefisien jalur money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi memiliki nilai koefisien jalur negatif sebesar 0,120, nilai t-statistik < 1,96 yaitu 0,163 dan p- value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,463 yang berarti money attitude tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FEB UKSW memiliki sikap keuangan yang baik ataupun buruk tidak mempengaruhi mereka dalam mengelola keuangannya, mereka masih bisa mengelola keuangan pribadinya melalui pengalaman keuangan ataupun pengetahuan keuangan yang dimilikinya sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan keuangannya. Tidak berpengaruhnya money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa FEB UKSW bisa disebabkan karena setiap mahasiswa FEB UKSW memiliki sudut pandang yang berbeda-beda mengenai persepsi uang, termasuk dalam hal menyikapi keadaan keuangan yang ada sehingga hal itu pun mempengaruhi tentang bagaimana mereka dalam mengelola keuangan pribadinya. Mahasiswa FEB UKSW sebagian besar juga belum pernah bekerja ataupun melakukan part-time job hal itu juga menjadi alasan mengapa money attitude tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi. Mahasiswa yang sudah pernah merasakan bekerja akan lebih peka dalam mengatur keuangannya, mereka juga akan lebih menghargai uang sehingga akan menggunakan uang itu secara bijak (Suryanto, 2017). Selain itu jika dilihat dari rata-rata tanggapan responden pada variabel money attitude rata-rata skor dari tanggapan mahasiswa FEB UKSW adalah 2,63 sehingga dapat diartikan mahasiswa FEB UKSW

(13)

33

memiliki money attitude dalam kategori sedang hal itu juga menjadi alasan mengapa money attitude tidak berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Annisa et al. (2020);

Ameliawati & Setiyani (2018); Syafitri & Santi (2017); Qamar et al.

(2016) yang menunjukkan bahwa money attitude berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa.

Jika seseorang memiliki money attitude yang baik akan meningkatkan perilaku pengelolaan keuangan pribadi yang baik juga. Seseorang yang memiliki money attitude yang baik akan berdampak baik juga pada pengelolaan keuangannya terutama pada keuangan pribadinya.

menunjukkan bahwa sikap keuangan berpengaruh terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi.

4.2.3 Pengaruh Financial Literacy terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Pribadi Mahasiswa yang dimoderasi oleh Financial Self- Efficacy

Pengaruh variabel moderasi terhadap hubungan financial literacy terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi dalam Tabel 7.

menunjukkan nilai t-statistik < 1,96 yaitu 1,614 dan nilai p-value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,107 sehingga hipotesis ketiga dapat dinyatakan ditolak. Dalam penelitian ini variabel pemoderasi yaitu financial self- efficacy tidak berperan untuk memoderasi hubungan antara variabel financial literacy terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa, namun hanya berperan sebagai variabel moderasi prediktor yang berarti variabel moderasi yaitu financial self-efficacy hanya sebagai variabel independen dalam model hubungan yang dibentuk. Hal ini berarti mahasiswa FEB UKSW memiliki financial-self-efficacy atau tidak memiliki financial self-efficacy tidak akan mempengaruhi individu untuk memiliki financial literacy yang baik atapun buruk, mereka masih bisa melakukan pengelolaan keuangan pribadinya untuk masa depan melalui pengalaman keuangan ataupun pengetahuan keuangan yang dimiliki untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan

(14)

34

keputusan keuangannya. Sehingga dapat disimpulkan variabel pemoderasi yaitu financial self-efficacy tidak mempengaruhi hubungan financial literacy terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa.

4.2.4 Pengaruh Money Attitude terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Pribadi yang dimoderasi oleh Financial Self-Efficacy

Hasil dari pengaruh variabel moderasi terhadap hubungan money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi dalam Tabel 9.

menunjukkan nilai t-statistik < 1,96 yaitu 0,049 dengan nilai p-value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,961 sehingga hipotesis keempat dapat dinyatakan ditolak. Dalam penelitian ini variabel pemoderasi yaitu financial self-efficacy tidak berperan untuk memoderasi hubungan antara variabel money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa, namun hanya berperan sebagai variabel moderasi prediktor yang berarti variabel moderasi yaitu financial self-efficacy hanya sebagai variabel independen dalam model hubungan yang dibentuk. Hal ini berarti memiliki financial-self-efficacy atau tidak adanya financial self- efficacy tidak akan mempengaruhi individu untuk memiliki money attitude yang positif ataupun negatif, mereka masih bisa melakukan pengelolaan keuangan pribadinya untuk masa depan melalui pengalaman keuangan ataupun pengetahuan keuangan yang dimiliki untuk menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan keuangannya.

Menurut Yulianti & Silvy ( 2013) setiap orang memiliki pengalaman dalam mengelola keuangannya secara berbeda-beda sehingga mereka dapat belajar dari pengalaman tersebut untuk mengelola keuangannya kearah yang lebih baik. Selain itu total rata-rata tanggapan responden terhadap money attitude memiliki nilai skor yang sedang hal itu juga mendorong mengapa fianancial self-efficacy tidak moderat. Sedangkan total rata-rata tanggapan responden terhadap variabel moderasi financial self-efficacy memiliki nilai yang tinggi, sehingga financial self-efficacy lebih cocok untuk dijadikan sebagai variabel independen daripada moderasi.

(15)

35

Sehingga dapat disimpulkan variabel pemoderasi yaitu financial self-efficacy tidak mempengaruhi hubungan money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa. Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Qamar et al. (2016) dan Annisa et al. (2020) yang menyatakan bahwa moderasi financial self-efficacy memiliki moderasi positif dan signifikan terhadap pengaruh hubungan money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan pribadi. Saat seseorang memiliki money attitude yang baik kemudian ditambah mereka juga memiliki fianancial self-efficacy yang tinggi maka seseorang itu akan mampu mengatur dan mengelola keuangannya dengan baik dan benar. Financial self-efficacy sangat penting untuk mengukur seberapa besar keyakinan seseorang dalam mengatur dan mengelola keuangannya dengan baik dan benar. Ketika seseorang memiliki keyakinan dan kepercayaan diri yang baik hal itu menandakan seseorang tersebut yakin akan kemampuannya dalam pengelolaan keuangannya. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa pengaruh money attitude terhadap perilaku pengelolaan keuangan akan semakin baik dengan adanya moderasi dari financial self-efficacy.

Referensi

Dokumen terkait

Frekuensi perilaku seksual tertinggi ditunjukkan oleh mencit yang diberi tepung teripang pada konsentrasi kandungan steroid 10 ìg /100 g bobot badan dengan frekuensi kissing

 Guru memotivasi atau merangsang peserta didik untuk mengajukan pertanyaan berkaitan dengan apa yang diamati dengan pengetahuan yang telah dimilki melalui

Melihat pentingnya manfaat krustasea dan asosiasinya dengan mangrove bagi lingkungan serta sumberdaya hayati perairan maka diperlukan adanya kajian tentang komponen-komponen

Yayasan Pondok Pesantren Wirausaha Sunan Kalijaga adalah suatu lembaga pendidikan keagamaan, sosial dan kewirausahaan yang bersifat independen, tidak berada di

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui program kemitraan bagi masyarakat warga Desa Karangrejo Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun ini dititik beratkan pada

beberapa alasan seperti absensi kehadiran guru yang masih sangat kurang, terjadinya kegaduhan di kelas, rendahnya hasil pembelajaran siswa, dan karena hasil supervisi

Hari ke-10 pasca aklimatisasi, aloksan dinduksi ke hewan coba, 48 jam setelah tikus diinjeksimaloksan, langkah selanjutnya adalah dilakukan pengambilan darah dari ekor

Pradana Rent Car mencoba tetap mempertahankan para pelanggan dengan memberikan pelayanan yang terbaik, namun adahal yang harus diperhatikan yaitu terjadinya penurunan jumlah