• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

65

PERBANDINGAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG ANTIBIOTIK DALAM PENGGUNAAN OBAT RASIONAL MELALUI MEDIA WHATSAPP DAN LEAFLET DI KECAMATAN SINGKIL TAHUN 2019

NETTY AFRIANI POHAN1, WISNU HIDAYAT2, JASMEN MANURUNG3

1MAHASISWA PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT, 2,3 STAF PENGAJAR DIREKTORAT PASCASARJANA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

ABSTRACT

The public needs to be educated about the use of antibiotics in rational drug use because it has a high level of risk. The study aimed to determine the differences before and after given knowledge about antibiotics in rational drug-use through WhatsApp and leaflet media. The design of the research is quasi-experimental with primary data obtained by distributing questionnaires and secondary data collected from the data of Singkil District and other literature. The number of samples was 44 respondents, each of which was 22 respondents for the WhatsApp groups and leaflet groups. Data analysis uses univariate data, which is useful for describing variables, and bivariate data explains the hypothesis of the relationship between independent and dependent variables. The results of the analysis showed a significant difference in the knowledge of antibiotics in rational drug-use before and after health education was given by the social media WhatsApp and leaflets with p-values of 0,000 each. The analysis also shows that there is a significant difference in the knowledge of antibiotics in rational drug use before and after health education is given between via social media WhatsApp and leaflets with a p-value of 0.039, where train through social media WhatsApp is more effective than through leaflets.

Suggestions to the Public healths are expected to be able to choose and determine which education media are more effective given to the community in the delivery of information about antibiotics in rational drug use, to the researchers further it is recommended to make comparisons related to other extension media, for example comparing pocketbook media with audiovisual media.

Keywords: Knowledge, Antibiotics, Rational Drugs, WhatsApp and Leaflets PENDAHULUAN

Antibiotika adalah obat untuk mencegah dan mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sebagai salah satu jenis obat umum, antibiotika banyak beredar di masyarakat. Hanya saja, masih ditemukan perilaku yang salah dalam penggunaan antibiotika yang menjadi risiko terjadinya resistensi antibiotik, diantaranya: peresepan antibiotik secara berlebihan oleh tenaga kesehatan, adanya anggapan yang salah di masyarakat bahwa antibiotik merupakan obat dari segala penyakit dan lalai dalam menghabiskan atau menyelesaikan treatment antibiotik (Kemenkes, 2016).

Penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan masalah dan merupakan ancaman bagi munculnya peningkatan dan penyebaran resistensi antibiotik. Resistensi terhadap antibiotik menjadi masalah yang terus meningkat di seluruh dunia, dan sangat berpotensi untuk mengalami post- antibiotik era. Resistensi terhadap antibiotik merupakan akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat , sehingga perlu dilakukan upaya optimasi penggunaan antibiotik (Dina, 2015). Di Indonesia 110 rumah sakit umum dengan kelas A dan B menghasilkan dana operasional 30 jta rupiah dari 200 juta rupiah untuk terapi antibiotik. Rumah sakit di Indonesia menghabiskan 3,3 triliyun hanya untuk antibiotik setiap tahunnya. Bila para dokter mengetahui peresepan antibiotik yang baik, pemerintah Indonesia dapat menghemat 1 triliyun resep setiap tahunnya. Data tersebut membuktikan bahwa penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau tidak rasional juga akan mempengaruhi treatmen cost dari rumah sakit. Dampak yang lebih berbahaya berkembangnya kuman yang kebal akan antibiotik atau resistensi antibiotik (Lestari, 2011). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik pada mayarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu seperti tingkat pendidikan, pengetahuan dari masyarakat dan penjelasan oleh dokter. Penelitian yang di lakukan oleh Heni dkk (2018), tentang tingkat pengetahuan terhadap DAGUSIBU obat antibiotik pada masyarakat Desa Sungai Awan Kiri Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang, menyatakan bahwa tingkat pengetahuan Masyarakat Desa Sungai Awan Kiri Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang sudah sangat baik dengan persentase 25%, pada kategori baik 60% dan pada kategori cukup baik 15%. Penggunaan internet dan smartphone telah lama diteliti dan terbukti efektif meningkatkan status kesehatan masyarakat. Akses internet memudahkan masyarakat untuk mencari informasi dan pembelajaran spesifik. Pencarian informasi didominasi oleh pemanfatan internet melalui media smartphone. Tren ini menjadi peluang

(2)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

66

praktisi kesehatan untuk menyampaikan informasi kesehatan dengan media sosial (Nopryan, 2017). WhatsApp sebagai aplikasi populer dengan jumlah pengguna tertinggi di dunia. Pengguna whatsApp dapat memanfaatkan fasilitas mengirim pesan, gambar, video dan video call hingga membuat kelompok diskusi. WhatsApp merupakan aplikasi yang paling sering digunakan dan dengan durasi yang paling lama oleh pengguna smartphone. Sampai saat ini, belum ada penelitian terkait penggunaan aplikasi chatting sebagai sarana promosi kesehatan. Pemanfaatan aplikasi whatsApp sebagai media promosi kesehatan dengan topik antibiotik perlu dikaji secara ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas program edukasi tentang antibiotik dalam pengobatan rasional melalui perbandingan media whatsApp dan media leaflet. Hasil penelitian Nopryan (2017), menghasilkan program promosi dan edukasi kesehatan melalui pengiriman pesan bergambar pada whatsApp efektif meningkatkan pengetahuan dan kepuasan belajar tentang diabetes mellitus . Ada perbedaan terhadap peningkatan kebersihan gigi dan mulut antara kelompok yang diberikan intervensi demonstrasi disertai video WhatsApp menyikat gigi terbukti derajat kebersihan mulut (Jusuf, 2018). Leaflet merupakan salah satu media promosi kesehatan yang fungsinya untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Media leaflet memiliki keunggulan yang berisi kalimat singkat, padat dan mudah dimengerti beserta gambar-gambar yang dapat menarik minat untuk membacanya. (Notoadmodjo, 2012). Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi tentang pengobatan antibiotik dalam pengobatan obat rasional. Hal ini sejalan dengan penelitian Agus (2016) yang juga memperlihatkan bahwa media leaflet dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mencuci tangan dengan sabun. Dalam melakukan identifikasi masalah maupun melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan obat rasional, WHO menyusun indikator, yang dibagi menjadi indikator inti dan indikator tambahan. Untuk melakukan pengukuran terhadap capaian keberhasilan upaya dan intervensi dalam peningkatan penggunaan obat yang rasional dalam pelayanan kesehatan.

Salah satu indikator inti dari indikator peresepan yaitu persentase peresepan dengan antibiotik (Modul POR, 2012). Dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dengan 3 0rang tenaga kesehatan di Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil dari 5 orang pasien yang diberikan antibiotic, 4 orang kurang mengerti terhadap penggunaan antibiotic. Bahkan ada Pasien meminta antibiotik tanpa resep, mereka menganggap obat dari segala penyakit yaitu antibiotik. Selain dari itu ditemukan perilaku pasien yang salah dalam penggunaan antibiotik seperti tidak menghabiskan antibiotic yg diresepkan yang menjadi resiko terjadinya resistensi antibiotic. Terhadap 3 orang pasien rawat jalan ditemukan pengetahuan masyarakat terhadap antibiotik masih kurang misalnya sering terjadi pemakaian antibiotic tidak sesuai dengan aturan pakai antibiotik. Data yang diperoleh dari Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil Tahun 2018 menunjukkan bahwa yang termasuk dalam 10 besar penyakit paling banyak diderita oleh masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Singkil Kabupaten Aceh Singkil adalah penyakit dispepsia sebanyak 4.182 orang, ISPA 2.934 orang, dermatitis kontak alergi 1.348 orang, hipertensi Esensial 9.847 orang, dan batuk 723 orang. Penyakit ini tentunya diperlukan antibiotik sebagai pengobatan. Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit akibat terjadi infeksi pada saluran pencernaan dan penyakit lainya.(Profil Puskesmas Singkil, 2018). Data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kabupaten Aceh Singkil bahwa penggunaan antibiotik pada persentase peresepan penggunaan obat rasional yaitu 58,67%. Hasil ini diartikan bahwa persentase penggunaan antibiotik di puskesmas khususnya puskesmas singkil belum rasional (Dinkes Singkil, 2018). Pengamatan juga dilakukan peneliti terhadap Apotek yang ada di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil didapat dari 3 pasien yang membeli obat , 2 diantaranya pasien cenderung bebas membeli antibiotik jumlah yang tidak sesuai dengan dosis obat. Dampak dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah terjadinya resistensi antibiotik yang menimbulkan dampak buruk antara lain sakit yang berkepanjangan, biaya pengobatan yang lebih tinggi, penggunaan obat yang lebih toksik dan waktu sakit yang lebih lama. Kondisi tersebut harus ditangani dengan segera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional melalui media whatsApp dan leaflet pada masyarakat kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental (quasi experiment) dengan rancangan one group pre test- post test yaitu dengan pretest terlebih dahulu pada kelompok yang akan diberi perlakuan/intervensi dan setelah perlakuan/intervensi diberikan post test. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil.Terdapat 12 Desa yang ada tetapi hanya 4 desa yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian. Alasan penentuan tempat penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa desa- desa tersebut adalah wilayah yang sudah terpapar whatsapp yaitu desa Pulo Sarok, desa Pasar, Desa Ujung dan desa Kilangan.Jumlah populasi dalam penelitian ini 136, sehingga jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow. Berdasarkan perhitungan sampel

(3)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

67

diatas diperoleh jumlah sampel sebanyak 43 responden dan dengan pertimbangan peneliti maka sampel sebanyak 44 dimana 22 responden untuk kelompok whatsapp dan 22 untuk kelompok leaflet. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purporsive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

No Nama Desa Proporsi

1 Pulo Sarok 25/100 x 44 = 11 orang 2 Pasar 25/100 x 44 = 11 orang 3 Ujung 25/100 x 44 = 11 orang 4 Kilangan 25/100 x 44 = 11 orang

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bersedia menjadi responden dan berusia 18- 50 tahun,Mempunyai media social whatsapp, Pernah menggunakan obat antibiotik dengan resep atau tanpa resep dalam satu sampai tiga bulan sebelum pretest,Dapat membaca dan menulis,Berdomisili di Kecamatan Singkil, Latar belakang pendidikan tidak dari pendidikan kesehatan. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Berhalangan hadir ketika penelitian dilaksanakan.Tidak mengikuti kegiatan pemberian promosi kesehatan secara penuh.

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisa univariat, bivariate. Analisis univariat menggunakan statistik deskriptif untuk menggambarkan skor pengetahuan tentang antibiotik baik dengan media whatsapp dan leaflet disajikan dalam bentuk tabel. Analisa univariat akan menyajikan tentang rata-rata skor pengetahuan pada responden baik yang menggunakan whatsapp demikian juga dengan menggunakan leaflet. Analisa Bivariat menggunakan uji-t. Apabila data tidak memenuhi syarat (normalitas data) untuk diuji dengan mengunakan uji-T maka akan dilakukan dengan uji Man Whiteney (Dahlan, 2014).

HASIL PENELITIAN Hasil Analisis Univariat

Tabel 1.

Distribusi Identitas Responden di Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil

No Data Demografi Media sosial WhatsApp Leaflet

N % n %

1 Umur

a. 18 – 27 tahun b. 28 – 37 tahun c. 38 – 47 tahun

12 4 6

18,2 54,5 27,3

15 4 3

18,2 68,2 13,6

Jumlah 22 100 22 100

2 Jenis Kelamin a. Laki-laki

b. Perempuan 4

18 18,2

81,8 7

15 31,8

68,2

Jumlah 22 100 22 100

3 Pendidikan a. SD b. SMP c. SMA

d. Perguruan Tinggi

0 3 16

3

0,0 13,6 72,7 13,6

0 1 18

3

0,0 4,5 81,8 13,6

Jumlah 22 100 22 100

4 Pekerjaan

a. Tidak/belum bekerja b. Karyawan

c. Guru d. Wiraswasta e. Pedagang

9 7 2 1 3

40,9 31,8 9,1 4,5 13,6

9 1 3 7 2

40,9 4,5 13,6 31,8 9,1

Jumlah 22 100 22 100

(4)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

68

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok media sosial whatsApp didapatkan responden dengan umur terbanyak berkisar antara 28-37 tahun, yaitu 12 orang (54,5%), berjenis kelamin perempuan 18 orang (81,8%), dengan tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA, yaitu 16 orang (72,7%), belum/tidak bekerja (sebagai Ibu Rumah Tangga) sebanyak 9 orang (40,9%). Sedangkan pada kelompok leaflet didapatkan responden dengan umur terbanyak berkisar antara 28-37 tahun, yaitu 15 orang (68,2%), berjenis kelamin perempuan 15 orang (68,2%), dengan tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA, yaitu 18 orang (81,8%), belum/tidak bekerja (sebagai Ibu Rumah Tangga) sebanyak 9 orang (40,9%).

Tabel 2.

Deskripsi Pengetahuan Responden Tentang Antibiotik dalam Penggunaan Obat Rasional Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial WhatsApp

Data Pengetahuan Media sosial whatsApp

Pre tes Post tes

Rata-rata 4,68 7,59

Standar Deviasi 1,041 0,959

Minimum 3 6

Maximum 6 9

Tabel 2 diatas menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional diperoleh nilai rata-rata 4,68 dengan standar deviasi 1,041, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan nilai rata-rata 7,56 dengan standar deviasi 0,959. Berdasarkan hasil pengkategorian, pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil pengetahuan tentang tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.

Pengetahuan Tentang Antibiotik Dalam Penggunaan Obat Rasional Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial WhatsApp

Pengetahuan

tentang antibiotik Sebelum Sesudah

n % n %

Baik

0 0,0 12 54, 5 Cukup

14 63,

6 10 45, 5 Kurang

8 36,

4 0 0,0

Jumlah 22 100 22 100

Tabel 3. menunjukkan bahwa pengetahuan responden tantang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui media whatsApp sebagian besar tergolong cukup (63,6%) dan kurang (36,4%), sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media whatsApp, pengetahuan responden meningkat menjadi baik (54,5%) dan cukup (45,5%).

(5)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

69 Tabel 4.

Deskripsi Pengetahuan Responden Tentang Antibiotik dalam Penggunaan Obat Rasional Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Leaflet

Data Pengetahuan Media Leaflet

Pre tes Post tes

Rata-rata 4,55 6,91

Standar Deviasi 1,224 1,151

Minimum 3 5

Maximum 6 9

Tabel 4 diatas menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional diperoleh nilai rata-rata 4,55 dengan standar deviasi 1,224, sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional menunjukkan peningkatan pengetahuan dengan nilai rata-rata 6,91 dengan standar deviasi 1,151. Berdasarkan hasil pengkategorian, pengetahuan dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil pengetahuan tentang tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.

Pengetahuan Tentang Antibiotik Dalam Penggunaan Rasional Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Leaflet

Pengetahuan

tentang antibiotik Sebelum Sesudah

n % n %

Baik

0 0,0 8 36, 4 Cukup

13 59,

1 14 63, 6 Kurang

9 40,

9 0 0,0

Jumlah 22 100 22 100

Tabel 5. menunjukkan bahwa pengetahuan responden tantang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet sebagian besar tergolong cukup (59,1%) dan kurang (40,9%), sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media whatsApp, pengetahuan responden meningkat menjadi baik (36,4%) dan cukup (63,6%).

Hasil Analisis Bivariat

Tabel 6

Perbedaan Pengetahuan Tentang Antibiotik dalam Penggunaan Obat Rasional Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial WhatsApp

Data Pengetahua n

Media sosial whatsApp Mean  Mean t p-

value Sebelum 4,68 -2,909 -

12,812 0,000 Sesudah 7,59

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan pada kelompok media sosial whatsApp sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) sebesar 4,68 sedangkan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp (post test) sebesar 7,59, berdasarkan hasil tersebut dapat terlihat bahwa nilai mean pengetahuan sesudah

(6)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

70

melalui media sosial whatsApp (post test) lebih besar dibandingkan pre test dengan selisih rata-rata sebesar -2,909, hasil uji statistik menunjukkan nilai t sebesar -12,812 dengan nilai p value 0,000 atau p value < 0,05. Dari hasil uji tersebut diperoleh adanya perbedaan yang bermakna secara signifikan pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial WhatsApp

Tabel 7

Perbedaan Pengetahuan Tentang Antibiotik dalam Penggunaan Rasional Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Leaflet

Data

Pengetahuan Media Leaflet

Mean  Mean t p- value Sebelum 4,55 -2,364 -

13,078 0,000

Sesudah 6,91

Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan pada kelompok leaflet sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) sebesar 4,55 sedangkan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet (post test) sebesar 6,91, berdasarkan hasil tersebut dapat terlihat bahwa nilai mean pengetahuan sesudah melalui leaflet (post test) lebih besar dibandingkan pre test dengan selisih rata-rata sebesar -2,364, hasil uji statistik menunjukkan nilai t sebesar -13,078 dengan nilai p value 0,000 atau p value < 0,05. Dari hasil uji tersebut diperoleh adanya perbedaan yang bermakna secara signifikan pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet.

Tabel 8

Perbedaan Pengetahuan tentang Antibiotik Dalam Pengobatan Obat Rasional antara Kelompok yang Diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial Whatsapp dan leaflet

Data

Pengetahuan Media sosial whatsApp

Mean  Mean t p-value Media Sosial

whatsApp 7,59 0,682 2,135 0,039

Leaflet 6,91

Berdasarkan hasil analisis uji independent T test diperoleh bahwa pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional pada kelompok media sosial whatsApp dan leaflet menunjukkan hasil nilai t = 2,135 dan p = 0,039 atau p value < 0,05, artinya Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp dengan pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet. Pengetahuan masyarakat tentang antibiotik dalam penggunaan rasional yang diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp lebih efektif dibandingkan dengan pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet. Walaupun dari hasil penelitian media social whatsapp lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tetapi penggunaan media ini hanya untuk masyarakat yang mempunyai alat komunikasi android.

PEMBAHASAN

Perbedaan Pengetahuan Tentang Antibiotik dalam Penggunaan Obat Rasional Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial WhatsApp

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp menunjukan bahwa pengetahuan responden tantang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui media whatsApp sebagian besar tergolong cukup (63,6%) dan kurang (36,4%),

(7)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

71

sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media whatsApp, pengetahuan responden meningkat menjadi baik (54,5%) dan cukup (45,5%). Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan pada kelompok media sosial whatsApp sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) sebesar 4,68 sedangkan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp (post test) sebesar 7,59, berdasarkan hasil tersebut dapat terlihat bahwa nilai mean pengetahuan sesudah melalui media sosial whatsApp (post test) lebih besar dibandingkan pre test dengan selisih rata-rata sebesar -2,909, hasil uji statistik menunjukkan nilai t sebesar -12,812 dengan nilai p value 0,000 atau p value < 0,05. Dari hasil uji tersebut diperoleh adanya perbedaan yang bermakna secara signifikan pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp. Responden yang mendapatkan pendidikan kesehatan melalui media sosial lebih mengetahui tentang antibiotik dibandingkan yang mendapatkan pendidikan kesehatan melalui leaflet. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini, menuntut kita agar tanggap dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi canggih sebagai alat untuk berkomunikasi seperti android, salah satunya dalam pemanfaatan media sosial. Media sosial memiliki manfaat pedagogis, sosial, dan teknologi. Aplikasi ini mendukung pelaksanaan pembelajaran online. Media sosial memungkinkan pengguna untuk mengirim berbagai informasi tertentu, berbagi ide dan sumber pembelajaran, dan mendukung diskusi online. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap tingkat pengetahuan masyarakat tentang antibiotik sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan baik secara tatap muka maupun media sosial. Hal ini berarti tingkat pengetahuan masyarakat tentang antibiotik berpengaruh terhadap pendidikan kesehatan melalui media sosial WhatsApp. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Buzarudima (2013) bahwa terdapat perubahan nilai yang sangat signifikan antara sebelum dilakukan intervensi pendidikan kesehatan dan setelah dilakukan intervensi. Menurut Notoatmodjo (2012) bahwa salah satu strategi untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan memberikan informasi yang dapat dilakukan dalam bentuk promosi kesehatan melalui pendidikan kesehatan, salah satunya dengan metode face to face dan android. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Farah Aulia (2014) bahwa pemberian pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang personal hyigiene. Simpulan penelitian tersebut adalah segala bentuk penyuluhan kesehatan apabila diberikan dengan cara yang tepat dan informasi yang diberikan serta media yang digunakan sesuai dengan tahap tumbuh kembang seseorang akan memberikan efek yang menguntungkan bagi perubahan tingkat pengetahuan seseorang.

Perbedaan Pengetahuan Tentang Antibiotik dalam Penggunaan Rasional Sebelum dan Sesudah Diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Leaflet

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet menunjukan bahwa pengetahuan responden tantang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet sebagian besar tergolong cukup (59,1%) dan kurang (40,9%), sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui media whatsApp, pengetahuan responden meningkat menjadi baik (36,4%) dan cukup (63,6%). Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan pada kelompok leaflet sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) sebesar 4,55 sedangkan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet (post test) sebesar 6,91. Dari hasil perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa nilai mean pengetahuan sesudah melalui leaflet (post test) lebih besar dibandingkan pre test dengan selisih rata-rata sebesar - 2,364, hasil uji statistik menunjukkan nilai t sebesar -13,078 dengan nilai p value 0,000 atau p value < 0,05. Dari hasil uji tersebut diperoleh adanya perbedaan yang bermakna secara signifikan pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Anisha Tiara Putri, dkk (2017) menunjukkan bahwa pada kelompok leaflet, dimana hasil pre test dan post test menunjukan bahwa terdapat peningkatan tindakan responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan media leaflet tentang pencegahan penyakit gastritis dengan selisih lebih kecil, tetapi kedua media dapat meningkatkan perilaku responden setelah diberikan penyuluhan.

Hal ini menunjukkan pendidikan kesehatan melalui media leaflet efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan, efektifitas dilihat dari perubahan tingkat pengetahuan responden tentang obat. Pemberian media leaflet dalam bentuk kombinasi tulisan dan gambar mempermudah masyarakat dalam memahami pengetahuan tentang obat, yang semula belum tahu menjadi tahu, yang sebelumnya sudah tahu menjadi lebih tahu. Leaflet adalah bentuk penyampain informasi kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Adapun keuntungan menggunakan leaflet antara lain sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat. Sasaran dapat

(8)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

72

melihat isinya disaat santai dan sangat ekonomis. Berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota kelompok sasaran sehingga memudahkan untuk berdiskusi, memberikan, membuat, menggandakan, dan memodifikasi detail informasi yang tidak dapat diberikan secara lisan, serta mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran (Notoatmodjo, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan Jayanti (2010) menyatakan media penyampaian informasi dengan menggunakan leaflet sangatlah efektif digunakan untuk menyampaikan pesan. Penggunaan leaflet untuk mengingatkan kembali kepada audiens tentang materi yang disampaikan, biasanya leaflet diberikan setelah sasaran mendapatkan penyuluhan. Keuntungan leaflet, diantaranya dapat disimpan lama, isi dipercaya karena biasanya dikeluarkan oleh instansi resmi, jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain, dapat dicetak ulang ketika diperlukan, dan dapat dipakai untuk bahan diskusi pada kesempatan yang berbeda. Kerugian leaflet, bila dicetak dengan design kurang menarik dapat mengurangi daya tarik, sebagian orang sulit membaca leaflet jika tampilan huruf kecil dan kurang menarik, selain itu leaflet tidak bisa digunakan oleh sasaran yang buta huruf. Leaflet merupakan salah satu media promosi kesehatan yang fungsinya untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Media leaflet memiliki keunggulan yang berisi kalimat singkat, padat dan mudah dimengerti beserta gambar-gambar yang dapat menarik minat untuk membacanya. (Notoadmodjo, 2012). Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian Mubarak (2007) bahwa selain umur, pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan.

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi dan semakin banyak pengetahuan, hal tersebut juga sama dengan faktor penghasilan dan pekerjaan seseorang. Brosur atau leaflet merupakan salah satu bentuk media penyuluhan yang pada hakikatnya adalah alat bantu penyuluhan. Disebut media penyuluhan karena media folder merupakan saluran (channel) untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat bantu tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. Brosur yang merupakan media cetak disebut juga media bellow the line (media lini bawah) berbentuk lembaran yang dapat dilipat satu kali/lebih dalam bidang/halaman bagian luar di desain lebih memikat layaknya sampul (cover). Kelebihan leaflet adalah dapat disimpan untuk dibaca berulang-ulang dan isinya dapat agak terinci, desain cetak dan ilustrasi dapat dibuat semenarik mungkin dan mampu memilih khalayak secara perinci.

Sedangkan kekurangannya adalah kurang cocok untuk audiens dengan tingkat pendidikan rendah dan eye catcher (umpan untuk menangkap mata) sangat tergantung pada desain ilustrasi, jenis kertas dan kualitas cetak (Jayanti, 2010).

Perbedaan Pengetahuan tentang Antibiotik Dalam Pengobatan Obat Rasional antara Kelompok yang Diberikan Pendidikan Kesehatan Melalui Media Sosial Whatsapp dan Leaflet

Berdasarkan hasil analisis uji independent T test diperoleh bahwa pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional pada kelompok media sosial whatsApp dan leaflet menunjukkan hasil nilai t = 2,135 dan p = 0,039 atau p value < 0,05, artinya ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp dengan pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet dalam meningkatan pengetahuan tentang antibiotik dalam pengobatan obat rasional pada masyarakat kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Pengetahuan masyarakat tentang tentang antibiotik dalam penggunaan rasional yang diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp lebih efektif dibandingkan dengan pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet.

Pada penelitian ini pengetahuan masyarakat tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional yang diberikan pendidikan kesehatan menggunakan leaflet maupun media sosial whatsApp sama-sama dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang antibiotik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan antibiotik pada mayarakat. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu seperti tingkat pendidikan, pengetahuan dari masyarakat dan penjelasan oleh dokter. Penelitian yang di lakukan oleh Heni dkk (2018), tentang tingkat pengetahuan terhadap DAGUSIBU obat antibiotik pada masyarakat Desa Sungai Awan Kiri Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang, menyatakan bahwa tingkat pengetahuan Masyarakat Desa Sungai Awan Kiri Kecamatan Muara Pawan Kabupaten Ketapang sudah sangat baik dengan persentase 25%, pada kategori baik 60% dan pada kategori cukup baik 15%. Penggunaan internet dan smartphone telah lama diteliti dan terbukti efektif meningkatkan status kesehatan masyarakat. Akses internet memudahkan masyarakat untuk mencari informasi dan pembelajaran spesifik. Pencarian informasi didominasi oleh pemanfatan internet melalui media smartphone. Tren ini menjadi peluang praktisi kesehatan untuk menyampaikan informasi kesehatan dengan media sosial (Nopryan, 2017). Media sosial seperti whatsApp mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka,

(9)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

73

memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses whatsApp, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara- negara maju, tetapi juga di Indonesia. Media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan sosial media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna sosial media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar,video, grafis. Pada promosi kesehatan antibiotic dalam pengobatan obat rasional dengan menggunakan media whatsapp diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengobatan menggunakan antibiotic.Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Andi Kamariah Hayat (2017) yang menyatakan bahwa pendidikan kesehatan metode media sosial lebih efektif daripada pendidikan kesehatan metode tatap muka menggunakan poster. Hal ini terjadi karena melalui media sosial keluarga dapat memperoleh informasi tentang skizofrenia dengan mudah. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan masyarakat untuk mengakses berbagai jenis informasi melalui Android dengan menggunakan media sosial yang ada. Melalui teknologi komunikasi yang ada saat ini, masyarakat juga menjadi sangat leluasa mendapatkan berbagai ragam informasi dan bereksplorasi untuk memenuhi segala hasrat rasa ingin tahunya tentang banyak hal, termasuk diantaranya hal-hal yang berkaitan dengan skizofrenia.

Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilda Farida (2015) bahwa ada pengaruh whatsapp terhadap perilaku tertutup mahasiwa, mereka bebas menggunakan aplikasi untuk kegiatan komunikasi, maka tidak heran jika banyak mahasiswa yang lebih sering mengakses aplikasi tersebut untuk mempermudah mereka dalam berkomunikasi.Metode media sosial lebih efektif dibandingkan dengan metode tatap muka karena pendidikan kesehatan tentang antibiotik dalam pengobatan obat rasional diberikan kepada masyarakat melalui media sosial dan kelebihannya yaitu masyarakat dengan cepat dan mudah memperoleh informasi tentang antibiotik dalam pengobatan obat rasional, masyarakat dengan mudah berkomunikasi, masyarakat bisa mendapatkan informasi kapan saja dan dimana saja dengan memanfaatkan media internet yang ada dan masyarakat bisa mencari referensi tentang antibiotik dengan memanfaatkan media internet. Sedangkan pemberian pendidikan kesehatan dengan menggunakan leaflet, informasi yang dimuat terbatas, tidak semua materi bisa divisualisasikan, dan leaflet dapat membuat seseorang mudah bosan. Berbagai pernyataan diatas menunjukan bahwa pendidikan kesehatan sangat berperan penting dalam peningkatan pengetahuan masyarakat tentang antibiotik dalam pengobatan obat rasional. Dalam penelitian ada dua metode yang digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang antibiotik dalam pengobatan obat rasional yaitu dengan menggunakan leaflet dan media sosial whatsApp. Dari hasil penelitian ini, bahwa metode pendidikan kesehatan dengan memanfaatkan media sosial whatsApp lebih efektif dibandingkan dengan pendidikan kesehatan menggunakan leaflet.

Hal ini terjadi karena masyarakat dengan leluasa dapat berkomunikasi dengan peneliti mengenai antibiotik dalam pengobatan obat rasional. Dengan adanya metode media sosial whatsApp ini masyarakat juga lebih mudah dan cepat dalam memperoleh informasi mengenai antibiotik dalam pengobatan obat rasional.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Ada perbedaan pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp pada masyarakat kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Ada perbedaan pengetahuan tentang antibiotik dalam penggunaan rasional sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet pada masyarakat kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp dengan pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet dalam meningkatan pengetahuan tentang antibiotik dalam pengobatan obat rasional pada masyarakat kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil. Pengetahuan masyarakat tentang tentang antibiotik dalam penggunaan rasional yang diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial whatsApp lebih efektif dibandingkan dengan pengetahuan masyarakat yang diberikan pendidikan kesehatan melalui leaflet.

(10)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

74 Saran

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan metode promosi Kesehatan khususnya tentang antibiotik dalam penggunaan obat rasional atau masalah lainnya misalnya pada ibu hamil yang resti.

Sehingga pihak puskesmas dapat menggunakan media whatsapp dalam menyampaikan informasi dan berkomunikasi dengan pasien. Dengan cara setiap pasien yang di beri antibiotik yang mempunyai hp android dimasukkan ke grup antibiotik oleh admin yang di tunjuk oleh puskesmas. Lalu pasien akan dikeluarkan dari grup oleh admin per 3 hari setelah diberikan antibiotik. Dana operasional kegiatan ini dimasukkan ke dana penanggung Jawab SIKDA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman di institusi pendidikan mengenai metode pendidikan kesehatan yang efektif terhadap tingkat pengetahuan masyarakat dalam memanfaatkan antibiotik dalam penggunaan rasional. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai dasar pemahaman pengetahuan dan informasi bagi masyarakat dalam hal ini masyarakat yang menggunakan antiobitik dalam penggunaan obat rasional agar lebih mudah didalam pemakaian obat antiobiotik.

DAFTAR PUSTAKA

Anisha Tiara Putri dkk (2017), “Efektifitas media audio visual dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pencegahan penyakit gastritis pada santriwati di pondok pesantren Hidayatullah Putri dan Ummusshabri kota Kendari”, Kesehatan Masyarakat Unsyiyah

Andi Kamariah Hayat (2017), “Perbedaan efektifitas pendidikan kesehatan tatap muka dengan media sosial terhadap peningkatan pengetahuan keluarga dengan Skizofrenia”, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Dahlan M.S, (2014), “Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Deskriptif, bivarial dan multivariat dilengkapi aplikasi menggunakan SPSS”, 6th ed.1. Jakarta

Dina Fauzia, (2015). “Strategi Optimasi penggunaan Antibiotik”. Farmakologi kedokteran University Riau.

Dinkes Aceh Singkil, (2018). “Data Pengobatan Obat Rasional”

Farah Aulia dkk, (2014), “Pengaruh pendidikan kesehatan tentang personal hygiene terhadap pengetahuan dan sikap siswa di SDN Rembes I Dusun Watigimbal Kecamatan Beringin Kabupaten Semarang”, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Heni Puspitasari, (2018), “Tingkat pengetahuan tentang dagusibu obat antibiotic pada masyarakat desa sungai awan kiri Kecamatan Muara Pawan Kab. Ketapang Thn 2017”, Medical saint vol 3

Hilda Farida (2015), “Pengaruh whatsapp terhadap perilaku tertutup mahasiswa survey pada Mahasiswa ilmu komunikasi Fishum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 2014”, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

Jayanti (2010), “Efektifitas penyuluhan dengan media leaflet terhadap pengetahuan dan sikap Ibu balita gizi buruk di Kecamatan Medan Denai, Universitas Sumatera Utara

Jusuf Kristanto, (2018), “Efektifitas penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dengan media video melalui whatsapp dalam meningkatkan derajat ksesehatan gigi dan mulut di Panti asuhan Yos Sudarso Jakarta”. Quality Jurnal Kesehatan Vol. 1 No.1

Kementerian Kesehatan RI, (2011), ”Cerdas Memakai Obat”, Jakarta : Kemenkes RI

Lestari, W.d, (2011), “Studi penggunaan antibiotic berdasarkan system ATC/ DPD dan kriteria Gyysens di bangsal penyakit dalam RSUP DR. M. Djamil Padang”. Padang :Fakultas farmasi Pasca sarjana Universitas Andalas

(11)

JURNAL ILMIAH MAKSITEK ISSN. 2655-4399

Vol. 7 No. 1 Maret 2022

75

Mubarak dkk (2007), “Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam pendidikan”, Yogyakarta:

Graha Ilmu

Nopryan Ekadinata, (2017), “Promosi kesehatan menggunakan gambar dan teks dalam aplikasi whatsapp pada kader posyandu”, Berita kedokteran masyarakat. Vol 33.Nomor 11

Notoadmojo, S. (2012), “Promosi Kesehatan dan Prilaku Kesehatan”, Jakarta: Rineka Cipta Puskesmas Singkil (2018). “Profil Puskesmas Singkil tahun 2018”.

Referensi

Dokumen terkait

Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu masih melakukan pelayanan terhadap pasien dengan cara manual seperti pencarian data pasien, pengelolahan data pasien,

„Túljelentkezés szerint holtversenyben az elsı helyen a Budapesti Corvinus Egyetem és az Eszterházy Károly Fıiskola képzései végeznének..,” (Heti Válasz

perempatan Jl Seroja kanan kiri Jl Nangka Selatan dari Jl Nuri s.d patung taensiat sebelah barat jl nangka selatan dari patung taensiat s.d warung lawar kuwir Jl Gatsu Tengah:

Maka dari itu, tujuan dari penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui desain busana adaptif seperti apa yang cocok untuk penyandang disabilitas fisik dan pengaplikasian

Sebab kematian korban ini dikarenakan luka tembak masuk jarak jauh dari arah depan pada daerah dada sebelah kiri yang mengenai jantung serta menyebabkan terjadinya perdarahan

Pengajaran matematika adalah pendekatan sistem perubahan cara yang menyebabkan orang lain (siswa) dapat bereaksi terhadap matematika. Berdasarkan pendekatan sistem,

Pertama, dilihat dari sisi adanya pemasangan reklame ini bertujuan untuk menarik perhatian dari masyarakat agar mengetahui produk atau reklame yang dipasang

Dari hasil tes fisik yang terdiri dari kekuatan otot lengan, kekuatan otot perut, kecepatan, kelentukan, koordinasi, kekuatan otot tungkai, kelincahan, dan daya