Kematian Akibat Luka Tembak
Kematian Akibat Luka Tembak
Albert *
Albert *
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta**
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jakarta**
Pendahuluan
Pendahuluan
Latar Belakang Latar Belakang
Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api sebagai Di dalam menghadapi kasus kriminal yang melibatkan pemakaian senjata api sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter sebagai orang alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban, perlu secara hati-hati, cermat dan yang melakukan pemeriksaan khususnya atas diri korban, perlu secara hati-hati, cermat dan teliti di
teliti di dalam menafsirdalam menafsirkan hasil yang kan hasil yang didapdidapatnyaatnya; ; oleh karena pemakaian senjata api oleh karena pemakaian senjata api untuk untuk maksud membunuh atau melukai membawa implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan maksud membunuh atau melukai membawa implikasi yang luas, tidak jarang menimbulkan keresahan dan kesulitan tersendiri bagi mereka yang terlibat.
keresahan dan kesulitan tersendiri bagi mereka yang terlibat. Untu
Untuk k dapat menjalandapat menjalankan tugas kan tugas dan fugsi sebagai pemeriksa maka dokter harus dan fugsi sebagai pemeriksa maka dokter harus dapatdapat menjelaskan berbagai hal; di antaranya: apakah luka tersebut memang luka tembak, yang menjelaskan berbagai hal; di antaranya: apakah luka tersebut memang luka tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis senjata yang dipakai, jarak tem
tembakbak, , arah arah temtembakbakan, an, perperkirkiraan aan posposisi isi korkorban ban sewsewaktaktu u ditditembembak, ak, berberapa apa kalkali i korkorbanban ditembak dan luka tembak
ditembak dan luka tembak mana yang menyebabkan kematian.mana yang menyebabkan kematian. Tujuan
Tujuan Tuj
Tujuan uan makmakalah alah ini ini adaadalah lah untuntuk uk memmemberberikaikan n penpengatgatahuahuan an leblebih ih lanlanjut jut menmengengenaiai pe
pemermeriksiksaan aan medmedis is untuntuk uk menmenilailai i berberbagbagai ai hal hal daldalam am lukluka a temtembak bak dan dan pempembuabuatan tan sertsertaa penyampaian laporan hasil pemeriksaan.
penyampaian laporan hasil pemeriksaan.
*Albert, NIM 102008070, Kelompok C-3 *Albert, NIM 102008070, Kelompok C-3
**Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana **Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Email: albertz_coolz@yahoo.com Email: albertz_coolz@yahoo.com
Isi
Isi
Skenario: Skenario:
Anda bekerja di sebuah rumah sakit pemerintah tipe C di daerah. Suatu hari polisi Anda bekerja di sebuah rumah sakit pemerintah tipe C di daerah. Suatu hari polisi mengirimkan seorang myat laki muda. Polisi mengatakan bahwa
laki-mengirimkan seorang myat laki-laki muda. Polisi mengatakan bahwa laki- laki tersebut adalahlaki tersebut adalah seorang penjahat kelas kakap yang tertwmbak petugas ketika akan ditangkap dan mencoba seorang penjahat kelas kakap yang tertwmbak petugas ketika akan ditangkap dan mencoba melawa
melawan petugas. Dikatn petugas. Dikatakannakannya bahwa laki-laki tersebya bahwa laki-laki tersebut akan menyerang polut akan menyerang polisi isi dengadengann celurit.
celurit.
Setelah polisi meninggalkan anda, datang serombongan orang. Diantaranya terdapat Setelah polisi meninggalkan anda, datang serombongan orang. Diantaranya terdapat seo
seoranrang g wanwanita ita yanyang g menmenangangis is terterisaisak-isk-isak. ak. Ia Ia menmengatgatakaakan n bahbahwa wa suasuaminminya ya (ma(mayatyat)) bukanlah penjahat, ia seorang karyawan yang cukup sukses. Ia juga mengatakan bahwa tadi bukanlah penjahat, ia seorang karyawan yang cukup sukses. Ia juga mengatakan bahwa tadi pagi suaminya masih pergi ke kantor dengan cara seperti biasa. Ia meminta kepada dokter pagi suaminya masih pergi ke kantor dengan cara seperti biasa. Ia meminta kepada dokter agar melakukan pemeriksaan dengan cermat dan tidak memihak kepada polisi, dan memohon agar melakukan pemeriksaan dengan cermat dan tidak memihak kepada polisi, dan memohon agar dokter dapat membuktikan bahwa
agar dokter dapat membuktikan bahwa suaminya bukan orang yang bersalah.suaminya bukan orang yang bersalah.
Aspek Hukum Prosedur Medikolegal
Aspek Hukum Prosedur Medikolegal
Dal
Dalam am aspaspek ek hukhukum, kasus um, kasus ini ini dapdapat at tertergolgolong ong padpada a ejaejahathatan an terterhadhadap ap tubtubuh uh dan dan jiwjiwaa manusia yankni sesuai dengan pasal
manusia yankni sesuai dengan pasal11::
•
• Pasal 338 KUHAPPasal 338 KUHAP
Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Prosedur medikolegal dalam suatu kasus ini antara lain Prosedur medikolegal dalam suatu kasus ini antara lain11::
1.
1. PePenynyelielididikakan dan pn dan penenyiyididik k
•
• Pasal 4 KUHAPPasal 4 KUHAP
Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia Penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik Indonesia
•
• Pasal 5 KUHAPPasal 5 KUHAP
(1)
(1) PenyiPenyidik sebagdik sebagaimana dimaaimana dimaksudksudkan pasal 4:kan pasal 4: a.
a. Karena kewajibKarena kewajibanya mempunyanya mempunyai wewenang:ai wewenang: 1.
1. Menerima laopran Menerima laopran atau pengaduan atau pengaduan dari seseorang dari seseorang tentang adanya tentang adanya tindak pidana;tindak pidana; 2.
2. MencarMencari keterai keterangan dngan dan baraan barang bung bukti;kti; 3.
3. MenMenyuryuruh uh berberhenhenti ti seoseoranrang g yanyang g dicdicuriurigai gai dan dan menmenanyanyakaakan n serserta ta memmemerikeriksasa tanda pengenal diri;
tanda pengenal diri; 4.
4. MengaMengadakan tinddakan tindakan lain menurakan lain menurut hukum yang bertut hukum yang bertangganggung jawabung jawab.. a.
2. Pemeriksaan dan penyitaan surat;
3. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang
4. Membawa dan menghadapkan seseorang pada penyidik.
(1) Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan sebagaimana tersebut pada ayat (1) huruf a dan huruf b kepada penyidik.
• Pasal 7 KUHAP
(1) Penyidik adalah:
a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia
b. Pejabat pegwai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang.
(1) Syarat kepangkatan pejabat sebagaimanan dimaksudkan dalam ayat (1) akan diatur lebih lanjur dalam peraturan pemerintah
• Pasal 10 KUHAP
(1) Penyidik pembantu adalah pejabat kepolisian Republik Indonesia yang diangkat oleh Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia berdasarkan syarat kepangkatan dalam ayat (2) pasal ini.
(2) Syarat kepangkatan sbagaimana tersebut pada ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah.
• Pasal 2 PP no 27/1983
(1) Penyidik adalah:
a. Pejabat polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat Pembantu letnan Dua Polisi
b. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat Pengatur Muda Tingkat 1 (golongan II/B) atau yang disamakan dengan itu.
(1) Dalam hal di suatu sektor kepolisian tidak ada pejabat penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, maka Komandasn Kepolisian yang berpangkat bintara di bawah Pembantu Letnan Dua Polisi, karena jabatanya adalah penyidik. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, ditunjuk oleh Kepala
Kepolisian Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Wewenang penunjukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dapat dilimpahkan kepada Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, diangkat oeleh menteri atas usul dari Departemen yang membawahkan pegawai negeri tersebut. Menteri
sebelum melaksanakan pengangkatan terlebih dahulu mendengan pertimbangan Jaksa Agung dan Kepala Kepolisian Republik Indonesia.
(5) Wewenang pengangkatan sebagimanan dimaksud dalam ayat (5) dapat dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri.
2. Kewajiban dokter membantu peradilan
• Pasal 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunanan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
dan kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang diletakan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat
Penjelasan Pasal 133 KUHAP
(2) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan ahli, sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan.
• Pasal 134 KUHAP
(1) Dalam hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedfah mayat tidak mungkin dihindari lagi, penyidik wajid memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.
(3) Apabila dalam waktu dua hari tidak ada tanggapan apaun dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahukan tidak diketemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat (3) undang-undang ini.
• Pasal 179 KUHAP
(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
(2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang meberikan keterangan ahli, dangan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau jani memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliaannya.
2. Bentuk bantuan dokter bagi peradilan dan manfaatnya
• Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.
• Pasal 184 KUHAP
(1) Alat bukti yang sah ialah a.keterangan saksi
b.keterangan ahli c.surat
d.petunjuk
e.keterangan terdakwa
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
• Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli aialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang peradilan Penjelasan Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahi ini dapay juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh [enyidik atau penuntut umum yang dituangkan dalam bentuk laopran dan dibuat dengan mengingat sumpah di waktu ia menerima jabatan atau pekerjaan.
• Pasal 187 KUHAP
Surat sebagimanan pada pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikutkan dengan sumpah, adalah:
a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat dihadapannyayang memuat keterangan tentang
kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau dilaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangan itu;
b. Surat yang dibaut menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibaut oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang
menjadi tanggung jawabnya dan yang diperutukan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan;
c. Surat ketengan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu keadaan yang diminta secara resmi dari padanya;
d. Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi alat pembuktian yang lain.
IDENTITAS KORBAN
Nama : Bagus
Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 30 tahun Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai Swasta Agama : Islam
Alamat : Tanjung Duren No. register forensik : 1068/SK.II/07/2006 No. register RSCM : 978/ML
RIWAYAT
Mayat diterima di Bagian Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tanggal 18 Juli 2006, pukul 24.00 WIB. dengan Surat Permintaan Visum No. 161/VER/VII/2006/Sek.Plg dari Kepolisian Sektor Pulogadung.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA Jl. Salemba Raya 6 telp. 3106976 Jakarta 10430
Nomor : 1068/ SK II /07/ 2012 Jakarta, 3 Januari 2012 Lampiran :
PROJUSTITIA
Visum Et Repertum
Yang bertanda tangan di bawah ini, Albert Santoso, dokter pada Bagian Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Sektor Tanjung Duren tertanggal 3 Januari 2012, Nomor : 161/VER/VII/2012/Sek.Tjgdrn, maka pada tanggal tiga Januari tahun dua ribu dua belas, pukul sepuluh malam Waktu Indonesia Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Bagian Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan pemeriksaan bedah jenazah atas jenazah yang menurut surat tersebut adalah:
Nama : Bagus.
---Jenis kelamin : laki-laki ---Umur : 30 tahun ---Bangsa : Indonesia.---Pekerjaan : Pegawai Swasta.---Alamat : Tanjung Duren---Hasil Pemeriksaan ---I. Pemeriksaan luar
---1. Label mayat : adanya label dari pihak kepolisian pada ibu jari kaki kanan mayat. Warna label coklat, bahan dari karton, isi label Tn. Bagus usia 30 tahun.---2. Tutup mayat: Kain, biru, polos, kotor di bagian dada karena
darah.---3. Pakaian mayat……
Lanjutan Visum Nomor : 1068/ SK II /07/ 2006 Halaman ke 2 dari 8 halaman.
3. Pakaian mayat :---a. Kemeja lengan panjang garis-garis biru warna dasar putih, merek Crocodile
ukuran L dengan dua saku pada bagian dada kanan dan kiri, yang kosong. Kemeja berlumuran darah pada bagian dada sebelah kiri. Pada daerah dada
sebelah kiri, dua puluh lima sentimeter di bawah jahitan bahu dan sepuluh sentimeter dari garis pertengahan terdapat robekan berbentuk lingkaran dengan diameter satu sentimeter.--- b. Celana panjang bewarna hitam, merek Executive dengan dua buah saku pada bagian belakang dan depan pada sisi kanan dan kiri. Pada saku depan sisi kanan terdapat sapu tangan bewarna coklat polos.---c. Celana dalam dari kaus warna abu-abu dengan karet bewarna merah pada pinggang dengan tulisan Rider bewarna hitam.---d. Pada jari manis tangan kanan terdapat cincin pernikahan polos dari emas di
bagian dalam bertuliskan nama Indah.---4. Benda disamping mayat : tidak ada.---5. Kaku mayat terdapat pada seluruh tubuh, kaku mayat sukar dilawan, lebam mayat
di daerah punggung. Lebam mayat terdapat pada bagian punggung atas dan punggung kanan kiri sisi luar, warna merah kebiruan, pucat bila
ditekan.---6. Mayat adalah……..
Lanjutan Visum Nomor : 1068/ SK II /07/ 2006 Halaman ke 3 dari 8 halaman.
6. Mayat adalah seorang laki-laki bangsa Indonesia, umur tiga puluh tahun, kulit berwarna coklat, gizi baik, panjang badan seratus tujuh puluh lima sentimeter dan berat delapan puluh kilogram dan zakar disunat.---7. Identifikasi khusus :
---a. Terdapat tanda lahir ukuran 2cm x 3cm di dada daerah kanan 3cm di atas puting
susu.---8. Rambut botak plontos.--- Alis
mata berwarna hitam, tumbuhnya cukup tebal, panjang satu sentimeter.- Bulu mata berwarna hitam, tumbuhnya lentik, panjang lima milimeter.---9. Kelopak mata tertutup, selaput mata jernih, selaput bola mata dan selaput kelopak
mata kanan dan kiri berwarna putih, tidak terdapat perdarahan maupun pelebaran pembuluh darah---10. Hidung berbentuk
mancung.---Telinga berbentuk oval
biasa.--- Mulut tertutup, kedua bibir tebal
---11. Gigi-geligi:---gigi geligi lengkap.---12. Alat kelamin berbentuk biasa tidak menunjukkan
kelainan.---12. Dari lubang…….
Lanjutan Visum Nomor : 1068/ SK II /07/ 2006 Halaman ke 4 dari 8 halaman.
13. Dari lubang mulut tidak keluar ---Dari lubang hidung tidak keluar bekuan darah.---Dari lubang telinga tidak keluar
darah.---Dari lubang kemaluan tidak keluar cairan jernih.---Dari lubang pelepasan tidak keluar apa-apa.---14.
Luka-luka:---a. Luka bentuk bundar terdapat kelim lecet, luka terdapat pada daerah dada sebelah kiri, dua puluh lima sentimeter di bawah jahitan bahu dan sepuluh sentimeter dari garis pertengahan terdapat robekan berbentuk lingkaran dengan diameter satu sentimeter, kelim lecet yang terbentuk sama lebarnya pada setiap arah.---15. Patah tulang
:---a. Tidak terdapat adanya tulang yang
patah.---16. Lain-lain:---a. Serat pakaian pada daerah dada sebelah kiri, dua puluh lima sentimeter di
bawah jahitan bahu dan sepuluh sentimeter dari garis pertengahan terdorong ke dalam, sobek dengan diameter satu sentimeter dan disekitar lubang terdapat bekas
darah.--- b. Pada jari manis tangan kanan terdapat cincin pernikahan polos dari emas di bagian dalam bertuliskan nama
Indah.---c. Golongan darah =
O.---d. Uji urine terhadap MDMA, THC, MET, cocain, morfin menunjukkan hasil
negatif.---Lanjutan Visum Nomor : 1068/ SK II /07/ 2006 Halaman ke 5 dari 8 halaman.
II. Pemeriksaan Dalam ( Bedah Jenazah ).
---17. Jaringan lemak bawah kulit daerah dada dan perut berwarna kuning . Tebal di daerah dada sepuluh milimeter dan di daerah perut empat puluh milimeter. Otot-otot berwarna merah segar, cukup tebal. Sekat rongga badan sebelah kanan setinggi sela iga keempat dan yang kiri setinggi sela iga kelima.
---Tulang dada dan iga-iga utuh.---Pada sela iga kelima kiri, sepuluh sentimeter dari garis tengah terdapat kelim
lecet dan luka tembus peluru berbentuk bulat diameter satu sentimeter. Iga lain serta tulang dada tidak menunjukan
kelainan.---Kandung jantung sebelah kiri depan terdapat luka tembus lurus bundar dengan diameter sembilan milimeter, dalam kandung jantung terdapat darah sebanyak tiga ratus lima puluh mililiter dan paru kiri tampak agak menguncup.---Rongga dada sebelah kiri terdapat darah dan bekuan darah sebanyak empat ratus dua puluh lima mililiter, paru kanan cukup mengembang dan paru kiri tampak agak menguncup.---18. Pada dinding depan bilik jantung kiri, satu sentimeter sebelah kiri sekat jantung
terdapat luka menembus sepanjang dua sentimeter, dan peluru sepanjang satu sentimeter dengan diameter enam milimeter. Katup jantung tidak menunjukan kelainan. Lingkaran katup serambi bilik kanan sebelas sentimeter sedangkan yang kiri sepuluh sentimeter. Lingkaran katup nadi paru sepanjang enam setengah sentimeter fan katup batang nadi sepanjang enam sentimeter. Tebal otot bilik jantung kanan empat milimeter dan yang kiri dua belas milimeter. Otot puting
cukup tebal. Pembuluh nadi jantung tidak tersumbat dan dindingnya tidak menebal. Sekat jantung tidak menunjukan kelainan. Berat jantung tiga ratus gram. 19. Jantung tampak sebesar tinju kanan mayat. Selaput luar jantung tampak licin,
terdapat bintik perdarahan.---20. Paru kanan terdiri dari tiga baga, bewarna kelabu kemerahan dan perabaan seperti
karet busa. Penampangnya tampak agak pucat dan dari irisan keluar sedikit darah.
Lanjutan Visum Nomor : 1068/ SK II /07/ 2006 Halaman ke 6 dari 8 halaman.
21. Paru kiri terdiri dari dua baga, bewarna kelabu kemerahan dan perabaan agak kenyal, kurang mengandung udara. Paru kiri tampak agak menguncup. Berat paru kiri tiga ratus gram dan yang kanan empat ratus gram.---22. Jaringan ikat bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak menunjukkan kelainan. 23. Lidah bewarna kelabu, perabaan lemas, tidak terdapat bekas tergigit atau resapan
darah. Tonsil tidak membesar dan penampangannya tidak menunjukan kelainan. Kelenjar gondok bewarna coklat merah, tidak membesar dan penampangannya tidak menunjukan kelainan, berat dua puluh
gram.---24. Batang tenggorok dan cabnagnya berisi sedikit darah dan busa. Selaput lendirnya bewarna putih kemerahan, tidak menunjukan kelainan, Kerongkongan kosong, selaput lendir bewarna putih.---25. Dinding rongga perut tampak licin, bewarna kelabu mengkilat. Dalam rongga perut tidak terdapat darah maupun cairan. Tirai usus tampak menutupi sebagian besar usus.---26. Hati berwarna coklat, permukaan rata, tepinya tajam dan perabaan kenyal padat.
Penampang hati bewarna merah coklat dan gambaran hati tampak jelas. Berat hati seribu dua ratus gram.---27. Kandung empedu berisi cairan yang bewarna hijau seperti beludru. Saluran mepedu tidak menunjukan penyumbatan.---28. Limpa bewarna ungu kelabu, permukaannya keriput dan perabaan lembek.
Penampangannya bewarna merah hitam dengan gambaran limpa jelas. Berat limpa seratus sepuluh gram.---29. Kelenjar liur perut bewarna putih kekuningan, permukaan menunjukan belah- belah dan penanpangnya tidak menunjukan kelainan. Berat kelenjar liur perut delapan puluh lima gram.---30. Lambung berisi makanan yang setengah terema terdiri dari nasi dan sayur. Selaput lendirnya bewarna putih dan menunjukan lipatan yang biasa, tidak terdapat kelainan. Usus dua belas jari, usus halus, dan usus besar tidak menunjukan
kelainan.---Lanjutan Visum Nomor : 1068/ SK II /07/ 2006 Halaman ke 7 dari 8 halaman.
31. Anak ginjal kanan berbentuk trapesium dan yang kiri berbentuk bulan sabit. Gambaran kulit dan sumsum jelas, tidak menunjukan kelainan. Berat anak ginjal kanan delapan gram dan yang kiri sembilan
gram.---32. Ginjal kanan dan kiri bersimpai lemak tipis. Simpai ginjal kanan dan kiri tampak rata dan licin, bewarna coklat dan mudah dilepas. Berat ginjal kanan sembilan puluh gram dan yang kiri seratus gram. Penampang ginjal menunjukan gambaran yang jekasm ginajl dan saluran kemih tidak menunjuksn kelainan.---33. Kandung kecing berisi cairan bewarna kekuningan dan selaput lendirnya bewarna putih, tidak menunjukan
kelainan.---34. Kulit kepala bagian dalam bersih. Tulang tengkorak utuh. Selaput keras otak tidak menunjukkan kelainan. Tidak terdapat perdarahan di atas maupun di bawah selaput keras otak. Permukaan otak besar menunjukkan gambaran lekuk otak yang biasa, tidak terdapat perdarahan. Penampang otak besar tidak menunjukkan
kelainan. Otak kecil dan batang otak tidak menunjukkan perdarahan baik pada permukaan maupun penampangnya.---35. Selanjutnya dapat ditentukan saluran luka sebagai
berikut:---Saluran luka dimulai dari luka pada dada sebelah kiri, berturut-turut menembus kulit – lapisan bawah kulit – pleura paru kiri - paru kiri – tembus jantung
kiri.---Lanjutan Visum Nomor : 1068/ SK II /07/ 2006 Halaman ke 8 dari 8 halaman.
Kesimpulan :
Pada pemeriksaan mayat laki-laki berumur tiga puluh tahun, ditemukan luka terbuka pada dada kiri yang menurut pola dan sifat lukanya sesuai dengan luka tembak masuk jarak
dekat dengan arah tegak
lurus.---Sebab mati orang ini akibat luka tembak pada dada kiri yang menembus ke paru kiri dan tembus sampai jantung kiri, sehingga menyebabkan perdarahan yang hebat. Saat kematian diperkirakan sekitar 3-5 jam sebelum masuk rumah
sakit.---Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengetahuan saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah jabatan, sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHP).
---Dokter pemeriksa,
(dr. Albert) NIM. 102008070
Pembahasan Pemeriksaan Medis
a. Pemeriksaan Luar
1. Label mayat
label mayat (dari pihak kepolisian) yang biasanya diikatkan pada jempol kaki mayat diperiksa, Catat warna, bahan, dan isi label selengkap mungkin.. Gunting label mayat ini pada tali pengikat, serta disimpan bersama berkas pemeriksaan. Sedangkan label rumah sakit, untuk identifikasi di kamar jenazah, harus tetap ada pada tubuh mayat. 2. Tutup mayat
Catatlah jenis/bahan, warna, corak, serta kondisi (ada tidaknya bercak/pengotoran) dari penutup mayat.
3. Bungkus mayat
Catatlah jenis/bahan, warna, corak, serta kondisi (ada tidaknya bercak/pengotoran) dari bungkus mayat, serta tali pengikatnya bila ada.
4. Pakaian
Pakaian mayat dicatat dengan teliti mulai dari yang dikenakan di atas sampai di bawah, dari yang terluar sampai terdalam. Pencatatan meliputi bahan, warna dasar,
warna dan corak tekstil, bentuk/model pakaian, ukuran, merk penjahit, cap binatu, monogram/inisial, dan tambalan/tisikan bila ada. Catat juga letak dan ukuran pakaian bila ada tidaknya bercak/pengotoran atau robekan. Saku diperiksa dan dicatat isinya. 5. Perhiasan mayat
Perhiasan yang dipakai oleh mayat harus dicatat pula dengan teliti. Pencatatan meliputi jenis, bahan, warna, merek, bentuk serta ukiran nama/inisial pada benda perhiasan tersebut.
6. Benda di samping mayat.
Bersamaan dengan pengiriman mayat, kadangkala disertakan pula pengiriman benda di samping mayat. Terhadap benda di samping mayat inipun dilakukan pencatatan yang teliti dan lengkap
7. Tanda kematian
Lebam mayat; letak/distribusi, warna, dan intensitas lebam.
Kaku mayat; distribusi, derajat kekakuan pada beberapa sendi, dan ada tidaknya spasme kadaverik.
Suhu tubuh mayat; memakai termometer rektal dam dicatat juga suhu ruangan pada saat tersebut.
Pembusukan.
Lain-lain; misalnya mumifikasi atau adiposera.
1. Mencatat identitas mayat, seperti jenis kelamin, bangsa/ras, perkiraan umur, warna kulit, status gizi, tinggi badan, berat badan, disirkumsisi/tidak, striae albicantes pada dinding perut.
2. Indentifikasi khusus
Mencatat segala sesuatu yang dapat dipakai untuk penentuan identitas khusus, meliputi rajah/tatoo, jaringan parut, kapalan, kelainan kulit, anomali dan cacat pada tubuh.
3. Pemeriksaan rambut
Memeriksa distribusi, warna, keadaan tumbuh, dan sifat dari rambut. Rambut kepala harus diperiksa, contoh rambut diperoleh dengan cara memotong dan mencabut sampai ke akarnya, paling sedikit dari 6 lokasi kulit kepala yang berbeda. Potongan rambut ini disimpan dalam kantungan yang telah ditandai sesuai tempat pengambilannya.
4. Pemeriksaan mata
Memeriksa mata, seperti apakah kelopak terbuka atau tertutup, tanda kekerasan, kelainan. Periksa selaput lendir kelopak mata dan bola mata, warna, cari pembuluh darah yang melebar, bintik perdarahan, atau bercak perdarahan. Kornea jernih/tidak, adanya kelainan fisiologik atau patologik. Catat keadaan dan warna iris serta kelainan lensa mata. Catat ukuran pupil, bandingkan kiri dan kanan.
5. Pemeriksaan daun telingan dan hidung
Mencatat bentuk dan kelainan/anomali pada daun telinga dan hidung. 6. Pemeriksaan terhadap mulut dan rongga mulut
Memeriksa bibir, lidah, rongga mulut, dan gigi geligi. Catat gigi geligi dengan lengkap, termasuk jumlah, hilang/patah/tambalan, gigi palsu, kelainan letak, pewarnaan, dan sebagainya.
7. Bagian leher diperiksa jika ada memar, bekas pencekikan atau pelebaran pembuluh darah. Kelenjar tiroid dan getah bening juga diperiksa secara menyeluruh.
8. Pemeriksaan alat kelamin dan lubang pelepasan.
Pada pria dicatat kelainan bawaan yang ditemukan, keluarnya cairan, kelainan lainnya. Pada wanita dicatat keadaan selaput darah dan komisura posterior, periksa sekret liang sanggama. Perhatikan bentuk lubang pelepasan, perhatikan adanya luka, benda asing, darah dan lain-lain.
9. Perlu diperhatikan kemungkinan terdapatnya tanda perbendungan, ikterus, sianosis, edema, bekas pengobatan, bercak lumpur atau pengotoran lain pada tubuh.
10. Bila terdapat tanda-tanda kekerasan/luka harus dicatat lengkap. Setiap luka pada tubuh harus diperinci dengan lengkap, yaitu perkiraan penyebab luka, lokasi, ukuran, dll. Dalam luka diukur dan panjang luka diukur setelah kedua tepi ditautkan. Lokalisasi luka dilukis dengan mengambil beberapa patokan, antara lain : garis tengah melalui tulang dada, garis tengah melalui tulang belakang, garis mendatar melalui kedua puting susu, dan garis mendatar melalui pusat.
11. Pemeriksaan ada tidaknya patah tulang, serta jenis/sifatnya.
a. Pemeriksaan Dalam
Mayat yang akan dibedah, diletakan terlentang dengan bagian bahu ditinggikan (diganjal) dengan sebatang balok kecil. Dengan demikian, kepala akan berada dalam keadaan fleksi maksial dan daerah leher tampak jelas. Insisi kulit dilakukan mengikuti garis pertengahan badan mulai di bawah dagu, diteruskan ke arah umbilikus dan melingkari umbilikus di sisi kiri dan seterusnya kembali mengikuti garis pertengahan badan sampai di daerah simfisis pubis.
Insisi berbentuk huruf I merupakan insisi yang paling ideal untuk pemeriksaan bedah mayat forensik. Pada daerah leher, insisi hanya mencapai kedalaman setebal kulit saja. Pada daerah dada, insisi kulit sampai kedalaman permukaan depan tulang dada ( sternum) sedangkan mulai di daerah epigastrium, sampai menembus ke dalam rongga perut. Insisi pada dinsing perut biasanya dimulai pada daerah epigastrium dengan membuat irisan pendek yang menembus sampai peritoneum.
Pada pemeriksaan dalam, organ tubuh diambil satu persatu dengan hati-hati dan dicatat :
Ukuran : Pengukuran secara langsung adalah dengan menggunakan pita pengukur. Secara tidak langsung dilihat adanya penumpulan pada batas inferior organ. Organ hati yang mengeras juga menunjukkan adanya pembesaran.
Bentuk.
Permukaan : Pada umumnya organ tubuh mempunyai permukaan yang lembut, berkilat dengan kapsul pembungkus yang bening. Carilah jika terdapat penebalan, permukaan yang kasar , penumpulan atau kekeruhan.
Konsistensi: Diperkirakan dengan cara menekan jari ke organ tubuh tersebut.
Kohesi: Merupakan kekuatan daya regang anatar jaringan pada organ itu. Caranya dengan memperkirakan kekuatan daya regang organ tubuh pada saat ditarik. Jaringan
yang mudah teregang (robek) menunjukkan kohesi yang rendah sedangkan jaringan yang susah menunjukkan kohesi yang kuat.
Potongan penampang melintang: Disini dicatat warna dan struktur permukaan penampang organ yang dipotong. Pada umumnya warna organ tubuh adalah
keabu-abuan, tapi hal ini juga dipengaruhi oleh jumlah darah yang terdapat pada organ tersebut. Warna kekuningan, infiltrasi lemak, lipofisi, hemosiferin atau bahan pigmen bisa merubah warna organ. Warna yang pucat merupakan tanda anemia.
Struktur organ juga bisa berubah dengan adanya penyakit. Pemeriksaan khusus juga bisa dilakukan terhadap sistem organ tertentu, tergantung dari dugaan penyebab kematian.
Insisi pada masing-masing bagian-bagian tubuh yaitu : Dada :
○ Seksi Jantung :
Jantung dibuka menurut aliran darah : pisau dimasukkan ke vena kava inferior sampai keluar di vena superior dan bagian ini dipotong. Ujung pisau dimasukkan melalui katup trikuspidalis keluar di insisi bilik kanan dan bagian ini dipotong. Ujung pisau lalu dimasukkan arteri pulmonalis dan otot jantung mulai dari apeks dipotong
sejajar dengan septum interventrikulorum.
Ujung pisau dimasukkan ke vena pulmonalis kanan keluar ke vena pulmonalis kiri dan bagian ini dipotong. Ujung pisau dimasukkan melalui katup mitral keluar di insisi bilik kiri dan bagian ini dipotong. Ujung pisau kemudian dimasukkan melalui katup
aorta dan otot jantung dari apeks dipotong sejajar dengan septum inetrventrikulorum. Jantung sekarang sudah terbuka, diperiksa katup, otot kapiler, chorda tendinea, foramen ovale, septum interventrikulorum.
Arteri koronaria diiris dengan pisau yang tajam sepanjang 4-5 mm mulai dari lubang dikatup aorta. Otot jantung bilik kiri diiris di pertengahan sejajar dengan epikardium dan endokardium, demikian pula dengan septum interventrikulorum.
○ Paru-paru :
Paru-paru kanan dan kiri dilepaskan dengan memotong bronkhi dan pembuluh darah di hilus, setelah perkardium diambil. Vena pulmonalis dibuka dengan gunting, kemudian bronkhi dan terakhir arteri pulmonalis. Paru-paru diiris longitudinal dari apeks ke basis.
Tulang dada diangkat dengan memotong tulang rawan iga 1 cm dari sambungannya dengan cara pisau dipegang dengan tangan kanan dengan bagian tajam horizontal diarahkan pada tulang rawan iga dan dengan tangan yang lain menekan
diangkat dan dilepaskan dari diafragma kanan dan kiri kemudian dilepaskan mediastinum anterior. Rongga paru-paru diperiksa adanya perlengketan, darah, pus atau cairan lain kemudian diukur.
Kemudian pisau dengan tangan kanan dimasukkan dalam rongga paru-paru, bagian tajam tegak lurus diarahkan ke tulang rawan no.1 dan tulang rawan dipotong sedikit ke lateral, kemudian bagian tajam pisau diarahkan ke sendi sternoklavikularis dengan menggerak-gerakkan sternum, sendi dipisahkan. Prosedur diulang untuk sendi yang lainnya.
Mediastinum anterior diperiksa adanya timus persistens. Perikardium dibuka dengan Y terbalik, diperiksa cairan perikardium, normal sebanyak kurang lebih 50 cc dengan warna agak kuning. Apeks jantung diangkat, dibuat insisi di bilik dan serambi kanan diperiksa adanya embolus yang menutup arteri pulmonalis. Kemudian dibuat insisi di bilik dan serambi kiri. Jantung dilepaskan dengan memotong pembuluh besar dekat perikardium.
Perut :
○ Esofagus-Lambung-Doudenum-Hati :
Semua organ tersebut di atas dikeluarkan sebagai satu unit. Esofagus diikat ganda dan dipotong. Diafragma dilepaskan dari hati dan esofagus dan unit tadi dapat diangkat. Sebelum diangkat, anak ginjal kanan yang biasanya melekat pada hati dilepaskan terlebih dahulu.
Esofagus dibuka terus ke kurvatura mayor, terus ke duodenum. Perhatikan isi lambung, dapat membantu penentuan saat kematian. Kandung empedu ditekan, bulu empedu akan menonjol kemudian dibuka dengan gunting ke arah papila Vater, kemudian dibuka ke arah hati, lalu kandung empedu dibuka. Perhatikan mukosa dan adanya batu.
Buluh kelenjar ludah diperut dibuka dari papila Vater ke pankreas. Pankreas dilepaskan dari duodenum dan dipotong-potong transversal.
○ Hati : perhatikan tepi hati, permukaan hati, perlekatan, kemudian dipotong
longitudinal.
○ Usus halus dan usus besar dibuka dengan gunting ujung tumpul, perhatikan mukosa
dan isinya, cacing.
○ Ginjal, Ureter, Rektum, dan Kandung Urine:
Organ tersebut di atas dikeluarkan sebagai satu unit. Ginjal dengan suatu insisi lateral dapat diangkat dan dilepaskan dengan memotong pembuluh darah di hilus, kemudian ureter dilepaskan sampai panggul kecil. Kandung urine dan rektum dilepaskan dengan
cara memasukkan jari telunjuk lateral dari kandung urine dan dengan cara tumpul membuat jalan sampai ke belakang rektum. Kemudian dilakukan sama pada bagian sebelahnya. Tempat bertemunya kedua jari telunjuk dibesarkan sehingga 4 jari kanan dan kiri dapat bertemu, kemudian jari kelingking dinaikkan ke atas dengan demikian rektum lepas dari sakrum. Rektum dan kandung urine dipotong sejauh dekat diafragma pelvis.
○ Anak ginjal dipotong transversal. Ginjal dibuka dengan irisan longitudinal dari lateral
ke hilus. Ureter dibuka dengan gunting sampai kandung urine, kapsul ginjal dilepas dan perhatikan permukaannya. Pada laki-laki rektum dibuka dari belakang dan kandung urine melalui uretra dari muka. Rektum dilepaskan dari prostat dan dengan demikian terlihat vesika seminalis. Prostat dipotong transversal, perhatikan besarnya penampang.
○ Testis dikeluarkan melalui kanalis spermatikus dan diiris longitudinal, perhatikan
besarnya, konsistensi, infeksi, normal, tubuli semineferi dapat ditarik seperti benang.
○ Urogenital Perempuan :
Kandung urine dibuka dan dilepaskan dari vagina. Vagina dan uterus dibuka dengan insisi longitudinal dan dari pertengahan uterus insisi ke kanan dan ke kiri. Ke kornu. Tuba diperiksa dengan mengiris tegak lurus pada jarak 1-1,5 cm. Ovarium diinsisi longitudinal.
○ Usus halus dipisahkan dari mesenterium, usus besar dilepaskan, duodenum dan
rektum diikat ganda kemudian dipotong.
○ Limpa : dipotong di hilus, diiris longitudinal, perhatikan parenkim, folikel, dan septa.
Leher :
○ Lidah, laring, trakea, esofagus, palatum molle, faring dan tonsil dikeluarkan sebagai
satu unit. Perhatikan obstruksi di saluran nafas, kelenjar gondok dan tonsil. Pada kasus pencekikan tulang lidah harus dibersihkan dan diperiksa adanya patah tulang. Kepala :
○ Kulit kepala diiris dari prosesus mastoideus kanan sampai yang kiri dengan mata
pisau menghadap keluar supaya tidak memotong rambut terlalu banyak. Kulit kepala kemudian dikelupas ke muka dan ke belakang dan tempurung tengkorak dilepaskan dengan menggergajinya. Pahat dimasukkan dalam bekas mata gergaji dan dengan beberapa ketukan tempurung lepas dan dapat dipisahkan. Durameter diinsisi paralel dengan bekas mata gergaji. Falx serebri digunting dibagian muka. Otak dipisah dengan memotong pembuluh darah dan saraf dari muka ke belakang dan kemudian
medula oblongata. Tentorium serebri diinsisi di belakang tulang karang dan sekarang otak dapat diangkat. Selaput tebal otak ditarik lepas dengan cunam. Otak kecil dipisah dan diiris horisontal, terlihat nukleus dentatus. Medula oblongata diiris transversal, demikiaan pula otak besar setebal 2,5 cm. Pada trauma kepala perhatikan adanya edema, kontusio, laserasi serebri.
a. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan kimiawi
Pada pemeriksaan kimiawi dapat ditemukan:1
Pada senjata api yang modern, unsur kimia yang dapat ditemukan ialah timah, barium, antimon, dan merkuri.
Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri dapat ditemukan timah, antimin, nikel, tembaga, bsimuth, perak, dan thalium.
Pemeriksaan dengan sinar X
Pemeriksaan radiologik dengan sinar x ini pada umumnya untuk memudahkan dalam mengetahui letak peluru dalam tubuh korban dab partikel-partikel yang tertinggal.1
Senjata Api
Senjata Api Senjata api adalah senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu untuk melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya. Senjata api memiliki beberapa komponen penyusun, yaitu pegas pelatuk, selongsong, laras dan proyektil. Alat penarik pelatuk memiliki berbagai ukuran trigger pull, yaitu jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk memberikan tarikan pada trigger agar senjata meletus dan menghasilkan tenaga yang mendorong proyektil keluar. Selongsong peluru merupakan tempat mesiu dan proyektil. Pada bagian pangkalnya terletak trigger dimana pembakaran dimulai. Laras merupakan tabung silinder tempat berjalannya proyektil yang ditembakkan. Bagian dalam laras senjata api peluru tunggal dibuat beralur dan berputar agar proyektil yang melewati laras akan terpengaruh sehingga bergerak memutar seperti bor. Kaliber laras sama dengan kaliber proyektil yang dinyatakan dalam ukuran inci atau millimeter.1,3
Anak peluru untuk sejata api berlaras pendek jenis revolver umumnya terbuat dari timah hitam yang kadang-kadang berselaput plastik. Sedangkan anak peluru untuk senjata berlaras pendek jenis pistol dan sejata api berlaras panjang umumnya terbuat dari timah hitam sebgai
Alur pada laras mengimpartasikan putaran rotasi proyektil ketika meluncur dalam laras. Kegunaan putaran ini adalah untuk menstabilkan peluncuran proyektil ketika ditembakkan ke udara dan menjaga kejatuhannya. Senjata genggam yang banyak dipergunakan untuk maksud kriminal dapat dibagi dalam 2 kelompok, dimana dasar pembagian berikut adalah arah perputaran`alur yang terdapat dalam laras senjata:5
1. Senjata api dengan alur ke kiri - Dikenal dengan senjata`api tipe COLT - Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0,36, kaliber 0,38, dan kaliber 0,45
2. Senjata api dengan alur ke kanan - Dikenal sebagai senjata api tipe Smith & Wesson (tipe SW) - Kaliber senjata yang banyak dipakai: kaliber 0,22; 0,36; 0,38; 0,45; 0,46 - Dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban, yaitu adanya goresan dan alur yang memutar kearah kanan bila dilihat dari bagian basis proyektil.
Gambar 1. Sejata Api dengan Alur ke Kiri dan Kanan.5
Akibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran tergantung pada faktor 3:
Besar dan bentuk anak peluru
Balistik (kecepatan, energi kinetik, stabilitas anak peluru) Kerapuhan anak peluru
Kepadatan jaringan sasaran
Vulnerabilitas jaringan sasaran
Interprestasi Temuan
Pada hasil pemeriksaan medis, kematian korban dikarenakan luka tembak masuk jarak jauh pada dada kiri mengenai jantung. Hal ini dikarenakan ditemukan adanya kelim lecet pada berbagi arah, pada bagian dada kiri dari arah depan yang menembus sampai ke jantung dengan arah tegak lurus, arah tembakan berasal dari depan. Dari hasil temuan ini, penembakan dilakukan jarak jauh dari depan ke arah dada korban.
Gambaran luka ditimbulkan oleh kekerasan anak peluru sehingga tampak gambaran kelim lecet. 1,3
Sebab kematian korban ini dikarenakan luka tembak masuk jarak jauh dari arah depan pada daerah dada sebelah kiri yang mengenai jantung serta menyebabkan terjadinya perdarahan dalam rongga dada dan kandung jantung.
Pada pemeriksaan tanda-tanda kematian ditemukan lebam mayat yang belum menetap dan kaku pada mayat. Akan tetapi tidak ditemukan adanya Cadaveric spasm (instantaneuous rigor) pada kedua tangannya. Hal ini menyatakan bahwa sebelum korban meninggal ternyata ia tidak membawa apapun di tangannya termasuk celurit yang digunakan untuk melawan petugas. Berdasarkan hasil temuan tanda-tanda kematian pada mayat seperti lebam mayat
yang belum menetap, kaku pada mayat, maka diperkirkan pria ini meninggal 3-5 jam sebelum dibawa ke rumah sakit.1,3,4
Kesimpulan
Pada mayat laki-laki dewasa yang berumur sekitar 30 tahun ini didapatkan satu luka tembak masuk jarak jauh dari arah depan pada bagian dada kiri yang mengenai jantung sehingga terjadi perdarahan pada jantung kiri. Juga ditemukan anak peluru yang masih utuh pada tiap bagian luka tembak, yakni di jantung.
Sebab matinya laki-laki ini karena tembakan sejata api yang masuk ke jantung dengan arah tegak lurus sehingga terjadi perdarahan yang hebat karena kebocoran jantung.
Berdasarkan sifat luka tembakan tersebut merupakan luka tembak jarak jauh (90-270 sentimeter), dengan garis tengah anak peluru sembilan milimeter sesuai dengan sejata kaliber 0,38 dengan alur ke kiri.1
Berdasarkan tanda-tanda kematiannya, kemungkinan laki-laki ini sudah meninggal 3-5 jam sebelum dibawa ke rumah sakit.
Daftar Pustaka
1. Idries AM. Pedoman ilmu kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.h. 15-6, 131-53.
2. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Cetakan ke 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 1994.h.3-5, 11-7,37.
3. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ilmu
kedokteran forensik. Edisi ke 1. Jakarta: : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1997.h.25-36, 44-8.
4. Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Teknik autopsi
forensik. Edisi ke 1. Jakarta: : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.h.12-38, 59-60.
Yayan AJ. Luka tembak. Edisi 20 May 2009. Dinduh dari http://belibis-a17.com/category/referat/kedokteran-forensik-referat/. 4 Janua