• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prof. Dr. H. Jalaluddin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Prof. Dr. H. Jalaluddin"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Prof. Dr. H. Jalaluddin

Kertaskerja disampaikan pada International Seminar on Islamic Epistemology and Integration of Knowledge in the Islamic University, Raden Fatah State Institute of Islamic Studies, Palembang, Indonesia, Friday, January 30, 2009.

Kepala Laboratorium Agrometeorologi Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Handoko MSc.

mengatakan sulit menjelaskan secara ilmiah cara bekerja pawang hujan. Pasalnya, tiap millimeter curah hujan pada luasan satu hektar berbobot 10 ton.

“Berapa juta ton air yang ditahan dan berapa besar energi yang dibutuhkan untuk itu. Saya tidak bisa bayangkan , bagaimana satu orang bisa menahan bobot sebesar itu,” kata Handoko.

K. H. Adul Ghafur, pimpinan Pondok Pesantren Sunan Drajat mengatakan, ada do’a-do’a untuk mendatangkan dan menolak hujan. Semua berasal dari do’a ajaran Nabi Muhammad SAW.

Uap air dari laut yang kena panas matahari akan naik menjadi sinar laki-laki dan uang dari penguapan dedaunan menjadi sinar perempuan. Dengan berdo’a mengucapkan nama-nama suci Allah, Asmaul Husna akan terbentuk sinar laki-laki dan sinar perempuan .

“ Do’a itu mengeluarkan energi, aura, yang bisa difoto dengan kamera aura. Aura yang bersifat feminin akan menjadi hujan, sementara aura maskulin akan membubarkan hujan. Tergantung do’a apa yang diucapkan, energi menyertai do’a itu akan mendatangkan dan menahan hujan,”

lanjut KH Abdul Ghafur.

Do’a-do’a yang dia baca  itu lalu dia tulis di kertas yang kemudian dimasukkan di bagian daun pucuk muda pohon pisang atau ditanam di tanah. “ Bisa menahan hujan selama enam jam.

Kalau butuh hujan lebih lama, do’a yang sama dibaca lagi,” katanya ( Kompas, 25 Januari 2009).

Hujan sebagai gejala alam merupakan bagian dari ayat-ayat ( tanda-tanda) Kemahakuasaan Allah. Dengan tegas Allah menyatakan :” Maka terangkan kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan atau Kamikah yang menurunkannya ? “ (

(2)

Q.56: 68- 69).  Shalat istisqa’ merupakan  salah satu  wujud dari dari pengakuan tersebut.

Prosesi ibadah yang pernah  dilakukan oleh Rasul Allah SAW.

Anas ibn Malik mengatakan :” Pada suatu hari Jum’at ada seorang laki-laki masuk ke masjid dari pintu yang berhadapan dengan mimbar, ketika Rasul Allah sedang berkhutbah. Orang itu berdiri di hadapan Rasul Allah Saw. dan berkata : “ Wahai Rasul Allah, hewan-hewan ternak telah binasa dan jalan-jalan telah terputus. Karena itu mohonkanlah kepada Allah semoga Dia menurunkan hujan bagi kita.”

Rasul Allah Saw. mengangkat tangan, lalu berliau  berdo’a : “ Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami.” Demi Allah, kami tidak melihat sedikitpun awan di langit, tidak ada sebuah rumahpun antara kami dan bukit Sala’. Tetapi sebentar antaranya. , kami lihat awan naik di belakang bukit seperti perisai Awan itu terus menyebar kemudian hujanpun turun.”

Hari Jum’at berikutnya, seorang laki-laki dating kepada Rasul Allah dan berkata :” Wahai Rasul Allah, telah binasa harta benda dan telah putus jalan-jalan. Karena itu berdo’alah kepada Allah SWT.supaya dia menghentikan hujan.” Anas berkata :” Rasul Allah Saw. mengangkat kedua tangan beliau, kemudian berdo’a : Ya, Allah, turunkanlah kiranya sekitar kami dan janganlah di atas kami. Ya Allah, turunkanlah kiranya di bukit-bukit, di gunung-gunung, di belukar dan di tempat-tempat pengambilan air, lembah-lembah dan pokok-pokok kayu.” Anas berkata : “ Maka berhentilah hujan, dan kami dapat keluar serta berjalan di bawah sinar matahari. “ ( Bukahri jilid II ).   

Secara ilmiah hujan bisa dipercepat jatuhnya melalui hujan buatan atau dibatalkan dengan cara membubarkan awan. Prinsip hujan buatan adalah menaburkan garam yang bersifat menyerap air untuk menarik uap air ke suatu wilayah yang diinginkan dan bila kejenuhannya tercapai akan turun sebagai hujan. Garam yang ditaburkan ( di udara) ukurannya harus mikron. Sedangkan pembubaran awan hujan digunakan bubuk gamping. Gamping bila terkena uap air di udara akan menguapkan partikel air sehingga awanpun menghilang.

Dengan penalaran ilmiah, artinya seorang pawang hujan harus memiliki energi yang sangat besar, bisa berupa tiupan angin yang bisa membubarkan awan atau energi panas  yang sangat besar untuk menguapkan titik air di awan. Jadi pawang hujan itu harus punya energi sangat besar untuk didorong ke langit,” jelas Kukuh Rubiyanto selaku Kepala Sub-bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG (Kompas, 29 Januari 2009).

(3)

EPISTEMOLOGI :

1. Teori ilmu pengetahuan

2. Teori pengetahuan ( theory of knowledge), menyangkut fakultas-fakultas manusia (human faculties) sebagai alat untuk mencapai obyek, dan cara atau proses sampainya subyek ke obyek ( Mahdi Ghulsyani).

ILMU : bersumber dari Allah SWT.

  Produk potensi insani dari kegiatan iqra’ terhadap hukum-hukum Allah yang ada dalam setiap ciptaan-Nya maupun wahyu-Nya, sehubungan dengan tugas dan tanggungjawab manusia selaku khalifah Allah, guna   kemashlahatan kehidupan bersama sebagai wujud  pengabdian  kepada Allah.

OBJEK :

1. Ayat-ayat Allah di alam raya ( taqdir )

2. Ayat-ayat Allah dalam kehidupan manusia ( Sunah Allah ) 3. Ayat-ayat Allah dala Kitab Suci ( Wahyu )

Ilmu tak dapat dilepaskan dari agama.

METODE :

1. Burhani ( logika ) 2. Tajribi ( eksperimen) 3. Irfani ( intuisi )

KLASIFIKASI  ILMU :

A. Ketauhidan:

1) Ilmu Tauhid 2) Akhlaq

(4)

3) Astronomi 4) Oceanologi dan sebagainya.

B. Pemeliharaan : 1. Agama :

 1) ‘ulum al- Qur’an   2) ‘Ulum al- Hadits  3) Fiqh

 4) Bahasa Arab

 5) Perbandingan agama dan sebagainya.

2. Jiwa   :  1) Kedokteran  2) Kebidanan  3) Biologi  4) Psikologi  5) Krimonologi  6) Hukum

 dan sebagainya.

          3. Akal    :  1) Pendidikan  2) Biokimia  3)  Ilmu kealaman  4) Matematika  5)  Tehnik

 dan sebagainya.

4. Harta :  1) Ekonomi  2) Perdagangan  3) Pertanian  4) Perbankan  5) Politik

 6) Transportasi  7) Komunikasi  dan sebagainya.

       5. Keturunan :  1) Antropologi  2) Sejarah

(5)

 3) Genealogi  4) Kebidanan  5) Bahasa  6) Musik

 7) Kebudayaan  dan sebagainya.

 

Referensi

Dokumen terkait

Yusuf (2003:95) menyatakan, pendekatan multisensori mendasarkan pada asumsi bahwa anak akan dapat belajar dengan baik apabila materi pengajaran disajikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, serta karunia-Nya,karena atas Ridho-Nya penulis telah menyelesaikan

Adaptasi penglihatan pada hewan nokturnal khususnya terjadi di retina matanya, karena retina merupakan bagian dari mata yang berperan dalam melihat warna.. Dari

Wawancara dilakukan dalam bentuk tanya jawab dan diskusi yang mengarah pada pemanfaatan hasil program pemberdayaan melalui pendidikan kecakapan hidup (life skills)

Hal tersebut tidak lepas dari kepuasan yang dirasakan oleh konsumen sehingga berakhir kepada loyalitas konsumen, yang akhirnya membuat Helios Fitness Center yakin

Perbandingan antara kedua metode ini dapat disimpulkan bahwa model ANFIS dalam menghasilkan persamaan liku kalibrasi lebih baik dibandingkan model JST dan juga hasil ini

Menurut penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita di Puskesmas Nanggalo padang menunjukan bahwa pendapatan keluarga merupakan salah

Pada kombinasi tanah dengan pasir tidak berbeda jauh dengan control dimana pada media ini tinggi bibit mencapai 10.3 cm pertumbuhan bibit juga kurang seragam