Rancang Bangun Sistem Pakar Deteksi Dini Depresi Pada Aplikasi Mental Health
Assistance Berbasis Android Dengan Metode Certainty Factor
Ufairoh Nabihah
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer Politeknik Negeri Jakarta
Depok, Indonesia
Dewi Yanti Liliana
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer Politeknik Negeri Jakarta
Depok, Indonesia [email protected] ABSTRAK
Depresi merupakan gangguan emosional yang dapat mempengaruhi motivasi untuk melakukan aktivitas atau berinteraksi dengan orang lain. Seseorang yang mengalami depresi pada umumnya menunjukkan berbagai gejala baik secara fisik, psikis, maupun gejala sosial. Depresi terkadang tidak disadari oleh penderita maupun orang disekitarnya dan ini dapat menyebabkan penderita depresi tidak mendapatkan penanganan yang semestinya. Berdasarkan jurnal yang dibuat oleh Sulistyorini dan Sabarisman pada tahun 2017, sekitar 80% penderita depresi tidak mendapatkan penanganan yang semestinya.
Keterbatasan baik dari jumlah psikolog yang tersedia pada setiap daerah maupun keterbatasan biaya dari pihak penderita menyebabkan diagnosa terkait gejala yang dirasakan oleh penderita menjadi terhambat.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya sistem yang dapat melakukan deteksi dini terkait depresi. Pada penelitian ini sistem deteksi dini depresi dibangun menggunakan sistem pakar certainty factor pada android. Proses perhitungan menggunakan basis pengetahuan yang bersumber dari pakar. Berdasarkan hasil pengujian, metode certainty factor dapat berjalan dengan baik dengan tingkat akurasi 75% dari 20 data uji.
Kata kunci : Depresi, Sistem Pakar, Certainty Factor, Android
BABIPENDAHULUAN
Semua orang pasti memiliki masalah dan rintangan dalam hidupnya masing-masing. Jika seseorang saat mengalami masalah tersebut mudah putus asa dan tidak kuat, orang tersebut bisa mengalami depresi bahkan stres [1]. Depresi terkadang tidak disadari oleh penderita maupun orang-orang disekitarnya. Bahkan beberapa orang menganggap gangguan depresi adalah masalah yang berkaitan dengan keimanan seseorang sehingga tidak diperlukan pertolongan
oleh ahli yang sesuai. Hal ini pun menyebabkan sekitar 80% dari penderita depresi tidak mendapatkan penanganan yang semestinya [2].
Depresi yang ditangani secara lambat dapat menyebabkan terganggunya fisik dan mental penderitanya, bahkan hal terburuknya yaitu depresi dapat mengakibatkan kematian.
Oleh sebab itu, dibutuhkan penanganan depresi sedini mungkin [3]. Untuk mengetahui apakah seseorang mengalami depresi, diperlukan diagnosa terkait gejala yang dimiliki oleh pakar dibidang psikologi [4]. Namun saat ini terdapat keterbatasan ahli psikologi di beberapa wilayah, dan keterbatasan terkait biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali konsultasi [3]. Untuk mengatasi hal tersebut, dibuatlah sebuah sistem yang dapat mendeteksi apakah penggunanya mengalami depresi atau tidak.
Sistem pakar adalah sistem yang mengadaptasi cara kerja dan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia sehingga komputer dapat menyelesaikan suatu masalah layaknya manusia.
Sistem pakar ini bertujuan untuk membantu manusia menyelesaikan masalah atau mendapatkan informasi berkualitas yang hanya dapat diperoleh dari seseorang yang ahli pada bidangnya [5].
Menurut Kondang Budiyani. M.A..Psi., dosen Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dalam mendiagnosis depresi terdapat ketidakpastian besarnya persentase gejala yang dialami oleh penderita depresi sehingga menyebabkan ketidakpastian persentase gangguan [6]. Oleh sebab itu, digunakan metode certainty factor pada sistem pakar. Certainty Factor adalah cara penggabungan nilai kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam suatu
bilangan tunggal. Nilai certainty factor diperoleh dari data-data kualitatif yang direpresentasikan sebagai derajat keyakinan [7].
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan deteksi dini terkait depresi. Dan diharapkan penelitian ini dapat membantu pengguna memeriksa depresi agar dapat melakukan tindakan pencegahan supaya tidak berlanjut lebih parah.
BAB II METODE A. Metode Perancangan Sistem
Untuk menyelesaikan sistem ini, digunakan metode prototyping. Metode prototoyping adalah proses pembuatan aplikasi dimana pengguna memiliki gambaran dasar mengenai program serta dapat melakukan pengujian awal. Metode ini memberikan fasilitas agar pengembang dan pengguna dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sehingga dapat mempermudah pengembang dalam mengembangkan aplikasi yang dibuat [8].
Tahapan model prototyping sebagai berikut:
1. Pengumpulan kebutuhan
Pada tahap ini, pengembang mendatangi calon pengguna aplikasi untuk mendapatkan fungsi apa saja yang diinginkan oleh calon pengguna terhadap aplikasi yang akan dibangun.
Pengumpulan kebutuhan pada aplikasi deteksi dini depresi dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pakar, Mega Tala Harimukhti, S.Psi., M.Psi., dan dengan melakukan studi literatur berupa jurnal, artikel, skripsi, situs internet dan sumber lainnya yang dapat membantu dalam pelaksanaan skripsi.
2. Membangun prototype
Pada tahapan ini pengembang berfokus pada pembuatan prototype tampilan dari aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna
3. Evaluasi prototype
Pada tahapan ini pengguna melakukan evaluasi terkait prototype yang sudah dibuat oleh pengembang apakah sudah sesuai atau belum.
4. Mengkodekan sistem
Pada tahapan ini pengembang mengimplementasikan prototype menggunakan bahasa pemrograman kotlin dan postgresql sebagai database.
5. Menguji sistem
Pada tahapan ini dilakukan pengujian apakah aplikasinya dapat berjalan dengan baik atau tidak. Pengujian menggunakan alpha testing dan
beta testing.
6. Evaluasi sistem
Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah aplikasi sudah sesuai dengan spesifikasi awal.
7. Penggunaan sistem
Aplikasi siap untuk digunakan jika telah lolos uji dan diterima pengguna [9].
B. Metode Certainty Factor
Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli [10]. Sistem pakar mencoba mencari solusi dengan cara mendiagnosis sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pakar, seperti memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya [11].
Seorang pakar sering kali menganalisis informasi yang ada dengan ungkapan seperti
“mungkin”, “kemungkinan besar”, “hampir pasti”. Untuk mengakomodasi hal ini kita menggunakan Certaity Factor (CF) guna menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap masalah yang sedang terjadi [12].
Certainty factor menggunakan suatu nilai untuk mengasumsikan derajat keyakinan seorang pakar terhadap suatu data [13].
Berikut adalah kombinasi certainty factor yang digunakan untuk mengdiagnosa penyakit.
1. Certainty factor untuk kaidah dengan premis/gejala tunggal
𝐶𝐹𝑠𝑒𝑘𝑢𝑖𝑛𝑡𝑎𝑙 = 𝐶𝐹[𝐻, 𝐸] = 𝐶𝐹[𝑈𝑠𝑒𝑟] × 𝐶𝐹 [𝑃𝑎𝑘𝑎𝑟]………..(1) Keterangan:
CF[User] = nilai kepercayaan yang diberikan oleh user
CF[Pakar] = interpretasi pakar yang diubah menjadi nilai CF[Pakar] sesuai pada tabel 1.
Tabel 1. Nilai certainty factor
Certainty Term Nilai CF
Pasti Tidak -1.0
Hampir Pasti Tidak -0.8 Kemungkinan Besar Tidak -0.6
Mungkin Tidak -0.4
Tidak Tahu/Tidak Yakin -0.2 sampai 0.2
Mungkin 0.4
Kemungkinan Besar 0.6
Hampir Pasti 0.8
Pasti 1.0
2. Menghitung Nilai CFcombine
𝐶𝐹𝑐𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑒 = 𝐶𝐹[𝐻, 𝐸]1,2 = 𝐶𝐹[𝐻, 𝐸]1 + 𝐶𝐹 [𝐻, 𝐸]2 × [1 − 𝐶𝐹[𝐻, 𝐸]1]………..(2) 3. Menghitung Persentase
𝐶𝐹𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = 𝐶𝐹𝑐𝑜𝑚𝑏𝑖𝑛𝑒 × 100%……..(3) BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Flowchart Aplikasi
Gambar 1. Flowchart
Proses diawali dengan pengguna melakukan login lalu dilanjutkan dengan pengguna mengisi kuesioner. Setelah pengguna selesai mengisi kuesioner, sistem melakukan perhitungan menggunakan metode certainty factor. Setelah proses perhitungan selesai dilakukan oleh sistem, sistem akan menampilkan hasil dari deteksi dini depresi. Terakhir, pengguna dapat melihat rekomendasi untuk penanganan depresi yang dialami oleh pengguna.
B. Use Case Diagram
Gambar 2. Use Case Diagram
Pada use case diagram aplikasi “Are you okay?”, terdapat satu aktor pada sistem yaitu user. User dapat melakukan beberapa aktivitas di dalam aplikasi. User harus melakukan login untuk dapat menggunakan aplikasi “Are you okay?”. Selain itu, user dapat melakukan deteksi dini depresi dengan mengisi kuesioner tentang depresi dan dapat melihat history hasil deteksi
dini depresi. Selain itu, user juga dapat melihat artikel terkait depresi dan mengedit profil.
C. Activity Diagram
Gambar 3. Activity Diagram Login
Gambar 4. Activity Diagram Mengisi Kuesioner Depresi
Gambar 5. Activity Diagram Mengedit Profil
Gambar 6. Activity Diagram History Hasil Deteksi Dini Depresi
Gambar 7. Activity Diagram Melihat Artikel Depresi
D. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan merupakan inti program dari sistem pakar dimana basis pengetahuan adalah representasi pengetahuan pakar dan jurnal ilmuan penelitian terkait.
Tabel 2. Tingkatan depresi Kode Tingkat Depresi D001 Tidak Depresi D002 Depresi Ringan D003 Depresi Sedang D004 Depresi Berat Tabel 3. Gejala Depresi
Kode Tingkat Depresi G001 Saya merasa sedih G002
Saya merasa bahwa tidak ada harapan di masa depan, segala sesuatu tidak perlu diperbaiki
G003 Saya merasa bahwa saya adalah orang yang gagal total
G004 Saya tidak lagi memperoleh kepuasan atas segala sesuatu seperti biasanya
G005 Saya sering merasa sangat bersalah G006 Saya merasa saya akan disalahkan G007 Saya merasa kecewa terhadap diri saya
sendiri
G008 Saya menyalahkan diri saya sendiri atas semua hal buruk yang terjadi
G009 Saya tidak punya pikiran untuk bunuh diri G010 Saya lebih banyak menangis daripada
biasanya
G011 Saya selalu merasa gelisah sehingga saya harus menyibukkan diri
G012 Saya masih tetap senang bergaul dengan orang
G013 Saya mempunyai kesulitan dalam mengambil keputusan
G014 Saya yakin bahwa saya kelihatan jelek G015 Saya harus memaksa diri saya untuk
mengerjakan sesuatu
G016 Saya tidak dapat tidur nyenyak seperti biasanya
G017 Saya lebih mudah tersinggung/marah dari biasanya
G018 Sekarang nafsu makan saya jauh lebih berkurang
G019 Saya sulit berkonsentrasi
G020 Saya menjadi lebih mudah lelah dibanding biasanya
Tabel 4. Nilai CF Pakar
Kode D001 D002 D003 D004 G001 0.4
G002 0.8
G003 0.6
G004 0.4
G005 0.8
G006 0.4 G007 0.2
G008 0.8
G009 0.8
G010 0.4
G011 0.6
G012 0.8
G013 0.4
G014 0.2
G015 0.8
G016 0.6 G017 0.6
G018 0.6
G019 0.6 G020 0.6
Berdasarkan tingkatan depresi, gejala depresi, dan nilai CF yang bersumber dari pakar, didapatkan aturan seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. Aturan Certainty Factor
Rules Then
IF G001 = TRUE AND G004 = TRUE AND G007 = TRUE AND G009 = TRUE AND G012 = TRUE
D001
IF G006 = TRUE AND G016 = TRUE AND G017 = TRUE AND G019 = TRUE AND G020 = TRUE
D002
IF G005 = TRUE AND G010 = TRUE AND G013 = TRUE AND G015 = TRUE AND G018 = TRUE
D003
IF G002 = TRUE AND G003 = TRUE AND G008 = TRUE AND G011 = TRUE AND G014 = TRUE
D004
E. Perhitungan Certainty Factor
Selanjutnya adalah pengguna menentukan jawaban dari setiap pernyataan. Pengguna memilih satu jawaban dari lima jawaban yang paling menggambarkan perasaannya yaitu sangat sesuai (0,8), sesuai (0,6), netral (0,4), tidak sesuai (0,2), dan sangat tidak sesuai (0).
Setelah mendapatkan jawaban pengguna (CF user), jawaban pengguna akan dikalikan dengan CF pakar (rule) yang telah ditentukan sebelumnya menggunakan persamaan 1. Hasil perkalian tersebut akan menghasilkan CF sekuintal yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 6. CF Sekuintal Tingkat
Depresi
Kode CF Pakar
CF User CF Sekuintal
Tidak Depresi
G001 0.4 0 0 CF1
G004 0.4 0 0 CF2
G007 0.2 0.6 0.12 CF3
G009 0.8 0 0 CF4
G012 0.8 0.8 0.64 CF5
Depresi Ringan
G006 0.4 0.8 0.32 CF1
G016 0.6 0 0 CF2
G017 0.6 0 0 CF3
G019 0.6 0 0 CF4
G020 0.6 0.4 0.24 CF5
Depresi Sedang
G005 0.8 0.4 0.32 CF1 G010 0.4 0.4 0.16 CF2
G013 0.4 0 0 CF3
G015 0.8 0.6 0.48 CF4
G018 0.6 0 0 CF5
Depresi Berat
G002 0.8 0 0 CF1
G003 0.6 0.2 0.12 CF2 G008 0.8 0.8 0.64 CF3 G011 0.6 0.8 0.48 CF4
G014 0.2 0 0 CF5
Setelah melakukan perhitungan CF sekuintal, maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan CF combine dengan menghitung nilai CF sekuintal yang telah didapat untuk masing- masing rule dengan menggunakan persamaan 2.
a. CF combine untuk tidak depresi
CF(A) = CF combine (CF1,CF2) = CF1 + CF2 * [1 - CF1]
= 0 + 0 * [1 – 0]
= 0
CF(B) = CF combine (CF(A),CF3) = CF(A) + CF3 * [1 – CF(A)]
= 0 + 0.12 * [1 – 0]
= 0.12
CF(C) = CF combine (CF(B),CF4) = CF(B) +
CF4* [1-CF(B)]
= 0.12 + 0 * [1 – 0.12]
= 0.12
CF(D) = CF combine (CF(C),CF5) = CF(C) + CF5 * [1-CF(C)]
= 0.12 + 0.64 * [1 – 0.12]
= 0.6832
b. CF combine untuk depresi ringan
CF(A) = CF combine (CF1,CF2) = CF1 + CF2 * [1 - CF1]
= 0.32 + 0 * [1 – 0.32]
= 0.32
CF(B) = CF combine (CF(A),CF3) = CF(A) + CF3 * [1 – CF(A)]
= 0.32 + 0 * [1 – 0.32]
= 0.32
CF(C) = CF combine (CF(B),CF4) = CF(B) + CF4* [1-CF(B)]
= 0.32 + 0 * [1 – 0.32]
= 0.32
CF(D) = CF combine (CF(C),CF5) = CF(C) + CF5 * [1-CF(C)]
= 0.32 + 0.24 * [1 – 0.32]
= 0.4832
c. CF combine untuk depresi sedang
CF(A) = CF combine (CF1,CF2) = CF1 + CF2 * [1 - CF1]
= 0.32 + 0.16 * [1 – 0.32]
= 0.4288
CF(B) = CF combine (CF(A),CF3) = CF(A) + CF3 * [1 – CF(A)]
= 0.4288 + 0 * [1 – 0.4288]
= 0.4288
CF(C) = CF combine (CF(B),CF4) = CF(B) + CF4 * [1-CF(B)]
= 0.4288 + 0.48 * [1 – 0.4288]
= 0.702976
CF(D) = CF combine (CF(C),CF5) = CF(C) + CF5* [1-CF(C)]
= 0.702976 + 0 * [1 – 0.702976]
= 0.702976
d. CF combine untuk depresi berat
CF(A) = CF combine (CF1,CF2) = CF1 + CF2 * [1 - CF1]
= 0 + 0.12 * [1 – 0]
= 0.12
CF(B) = CF combine (CF(A),CF3) = CF(A) + CF3 * [1 – CF(A)]
= 0.12 + 0.64 * [1 – 0.12]
= 0.6832
CF(C) = CF combine (CF(B),CF4) = CF(B) + CF4
* [1-CF(B)]
= 0.6832 + 0.48 * [1 – 0.6832]
= 0.835264
CF(D) = CF combine (CF(C),CF5) = CF(C) + CF5* [1-CF(C)]
= 0.835264 + 0 * [1 – 0.835264]
= 0.835264
Berdasarkan hasil perhitungan metode certainty factor pada masing-masing tingkatan depresi diperoleh nilai maksimum yang didapatkan yaitu pada depresi berat dengan 0,835264. Maka dapat disimpulkan pengguna mengalami depresi berat dengan persentase keyakinan 83.5264%.
F. Implementasi
Implementasi rancangan menggunakan bahasa pemrograman kotlin untuk tampilan dan metode certainty factor untuk melakukan deteksi dini depresi.
1. Halaman login
Gambar 8. Halaman Login
Pada halaman login terdapat penjelasan singkat mengenai aplikasi dan untuk melakukan login dan tombol “Login dengan Google” dimana pengguna dapat memilih alamat email yang akan digunakan untuk masuk ke dalam aplikasi.
2. Halaman form data diri
Halaman form data diri akan muncul apabila user belum terdaftar pada aplikasi. Halaman form data diri terdiri dari tiga halaman, yaitu halaman untuk mengisi nama, halaman jenis kelamin, halaman tanggal lahir, dan halaman status pekerjaan.
Gambar 9. Halaman Form Data Diri 3. Halaman beranda
Gambar 10. Halaman Beranda
Pada bagian atas terdapat nama pengguna dimana jika nama pengguna diklik, pengguna akan diarahkan menuju halaman profil. Selain itu, pada halaman beranda terdapat hasil deteksi dini yang terakhir kali dilakukan oleh pengguna beserta dengan tombol yang mengarahkan pengguna pada halaman penanganan depresi sesuai dengan tingkat depresinya. Selanjutnya terdapat tombol deteksi depresi dan artikel depresi.
4. Halaman deteksi dini depresi
Gambar 11. Halaman Deteksi Dini Depresi
Pada halaman deteksi dini depresi, tersedia pernyataan dan tombol jawaban yang harus dipilih oleh pengguna. Jika pengguna sudah memilih jawaban, pengguna dapat menekan tombol lanjut untuk menjawab pernyataan lainnya pada kuesioner. Setelah semua pernyataan selesai dijawab, aplikasi akan mengolah data yang sudah diisikan oleh pengguna menggunakan metode certainty factor. Selanjutnya, sistem menampilkan halaman hasil deteksi. Pada halaman hasil deteksi terdapat tingkatan depresi, tingkat keyakinan yang merupakan hasil perhitungan persentase serta terdapat tombol yang akan mengarahkan pengguna pada halaman penanganan depresi yang berisi artikel terkait hal-hal yang dapat dilakukan untuk menangani depresi.
5. Halaman artikel depresi
Halaman artikel depresi berisi list artikel terkait depresi dan kesehatan mental yang dapat dibaca oleh penggunanya seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 12. Halaman Artikel Depresi 6. Halaman profil
Pada halaman profil terdapat data diri pengguna, list berisi history hasil deteksi dini depresi yang
telah dilakukan oleh pengguna, dan pada bagian kanan atas terdapat tombol logout.
Gambar 13. Halaman Profil
Selain itu, pada bagian atas halaman profil terdapat tombol bergambar pensil yang bertujuan untuk mengarahkan pengguna ke halaman edit profil dimana pada halaman edit profil, pengguna dapat mengubah data yang dianggap tidak sesuai.
Gambar 14. Halaman Edit Profil G. Testing
Pengujian bertujuan untuk memastikan apakah sistem yang dibuat sudah berjalan dengan baik atau tidak. Pengujian terbagi menjadi dua yaitu, pengujian terhadap metode certainty factor dan pengujian aplikasi menggunakan alpha testing dan beta testing.
1. Pengujian metode certainty factor
Pengujian metode certainty factor dilakukan dengan membandingkan hasil deteksi dini depresi pada aplikasi dengan deteksi yang dilakukan oleh pakar. Pengujian dilakukan dari data uji sebanyak 20 data deteksi dini depresi pada aplikasi are you okay.
Tabel 7. Hasil Pengujian Metode Certainty Factor
No. Sistem Pakar Kesimpulan
1 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 2 Depresi Ringan Depresi Ringan Sesuai 3 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 4 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 5 Depresi Berat Depresi Berat Sesuai 6 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 7 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 8 Depresi Berat Depresi Berat Sesuai 9 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 10 Depresi Sedang Depresi Ringan Tidak Sesuai 11 Depresi Sedang Depresi Ringan Tidak Sesuai 12 Depresi Sedang Depresi Ringan Tidak Sesuai
13 Depresi Sedang Depresi Sedang Sesuai 14 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 15 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 16 Depresi Sedang Depresi Sedang Sesuai 17 Depresi Sedang Depresi Ringan Tidak Sesuai 18 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 19 Tidak Depresi Tidak Depresi Sesuai 20 Depresi Sedang Depresi Ringan Tidak Sesuai Dari pengujian yang dilakukan oleh 20 pengguna, terdapat 15 hasil deteksi dini depresi pada sistem pakar sesuai dengan deteksi dari pakar. Sedangkan 5 hasil deteksi dini depresi pada sistem pakar tidak sesuai dengan deteksi dari pakar. Untuk mengetahui tingkat akurasi dari metode certainty factor dilakukan perhitungan sebagai berikut.
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 = 15
20× 100% = 75%
2. Pengujian Alpha Testing
Alpha testing adalah pengujian yang dilakukan oleh pengembang. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan menggunakan metode blackbox testing. Pada alpha testing, terdapat 17 skenario pengujian. Berikut perhitungan persentase keberhasilan pada alpha testing
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛
= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑢𝑗𝑖 𝑣𝑎𝑙𝑖𝑑 × 100 % 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑢𝑗𝑖 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 =17
17× 100% = 100%
3. Pengujian Beta Testing
Beta testing dilakukan dengan menggunakan system usability scale (SUS) kepada 20 pengguna. Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung skor system usability scale.
a. Skor setiap pertanyaan bernomor ganjil yang didapat dari skor pengguna akan dikurangi 1.
b. Skor akhir didapat dari nilai 5 dikurangi skor pertanyaan bernomor genap yang didapat dari pengguna.
c. Nilai Skor SUS didapat dari hasil penjumlahan skor setiap pertanyaan yang kemudian dikali 2,5.
Berdasarkan hasil perhitungan SUS score yang dilakukan pada 20 pengguna, skor yang didapatkan adalah 69,625. Hasil ini menunjukkan aplikasi termasuk dalam kategori good dengan grade D dan masuk kedalam kategori marginal high.
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN Rancang bangun aplikasi sistem pakar deteksi dini depresi berbasis android menggunakan
metode certainty factor berhasil dikembangkan berdasarkan pengetahuan yang bersumber dari pakar. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan seperti berikut:
1. Hasil pengujian metode certainty factor dengan membandingkan 20 hasil deteksi dini depresi pada aplikasi dengan deteksi dini depresi oleh pakar dan didapatkan persentase 75%. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pakar untuk deteksi dini depresi berfungsi dengan baik.
2. Alpha testing menggunakan blackbox testing mendapatkan hasil persentase 100% dan beta testing menggunakan system usability scale dengan skor 69,625. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan fungsionalitas aplikasi berjalan dengan baik SARAN
Saran untuk pengembangan sistem selanjutnya adalah mencoba menggunakan metode sistem pakar yang berbeda atau melakukan kombinasi metode agar mendapatkan tingkat akurasi yang lebih tinggi. Selain itu, mengembangkan sistem pakar yang lebih dinamis dengan pernyataan yang dapat ditambahkan atau dihapus serta pengelompokan gejala dan tingkat depresi oleh pakar yang lebih dinamis serta menambahkan fitur komunikasi antara pengguna dan pakar agar depresi dapat ditangani dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Dirgayunita, "Depresi:Ciri, Penyebab dan Penanganannya," Journal An-nafs: Kajian dan Penelitian Psikologi, vol. 1, no. 1, pp. 1-14, 2016.
[2] W. Sulistyorini and M. Sabarisman, "Depresi:
Suatu Tinjauan Psikologis," Sosio Informa , vol. 3, no. 2, pp. 153-164, 2017.
[3] A. P. Nurabsharina and R. Kosasih, "Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Tingkat Depresi Pada Remaja Berbasis Android," Ilmiah Informatika Komputer, vol. 25, no. 1, pp. 76-85, 2020.
[4] N. K. Ariasih and I. G. A. A. D. Indradewi,
"Expert System to Diagnose Diseases of Mental Health with Forward Chaining and Certainty Factor," Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya, vol. 14, no. 1, pp. 28-41, 2020.
[5] N. Jarti and R. Trisno, "Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Alergi Pada Anak Berbasis Web Dengan Metode Forward Chaining Di
Kota Batam," Edik Informatika, vol. 3, no. 2, pp. 197-205, 2017.
[6] A. Astuti and Kusrini, "Sistem Pakar Untuk Mengetahui Gangguan Depresi Mayor Dengan Menggunakan Faktor Kepastian," Denpasar, 2015.
[7] U. D. Rosiani, T. H. Permatasari and Y.
Yunhasnawa, "Sistem Pakar Emosi Wanita Jawa Menggunakan Metode Certainty Factor,"
Jurnal Informatika Polinema, vol. 4, no. 3, pp.
206-211, 2018.
[8] W. W. Widiyanto, "Analisa Metodologi Pengembangan Sistem Dengan Perbandingan Model Perangkat Lunak Sistem Informasi Kepegawaian Menggunakan Waterfall Development Model, Model Prototype, Dan Model Rapid Application Development (RAD)," Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta, vol. 4, no. 1, pp. 34-40, 2018.
[9] R. D. Septiana and F. Septian, "Model Prototype Aplikasi Monitoring Tugas Akhir (MonTA) Mahasiswa pada STTI NIIT,"
Jurnal Informatika Universitas Pamulang, vol.
4, no. 2, pp. 49-56, 2019.
[10] I. S. Permana and Y. Sumaryana, "Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit Dengan Metode Forward Chaining,"
JUMANTAKA , vol. 1, no. 1, pp. 361-370, 2018.
[11] Taufiq and S. Natarsyah, "Implementasi Cartainty Factor Dalam Sistem Pakar Untuk Melakukan Diagnosa Dan Terapi Penyakit Gangguan Jiwa," JUTISI, vol. 5, no. 3, pp.
1205-1214, 2016.
[12] A. G. Siregar, "Sistem Pakar Menentukan Tingkat Depresi Pekerja Yang di PHK Menggunakan Metode Certainly Factor,"
Jurnal Riset Komputer (JURIKOM), vol. 6, no. 1, pp. 61-69, 2019.
[13] Y. W. N. Fitriya, N. Hidayat and Marji,
"Implementasi Metode Weighted Product – Certainty Factor untuk Diagnosa Penyakit Malaria," Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 2, no. 5, pp. 2158-2163, 2018.