• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMATANGAN BERAGAMA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAULANA RUMI, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMATANGAN BERAGAMA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAULANA RUMI, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

KEMATANGAN BERAGAMA SANTRI DI PONDOK PESANTREN MAULANA RUMI, SEWON, BANTUL,

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Naufal Al Mahrosi NIM: 14520037

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

YOGYAKARTA 2020

(2)

ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Naufal Al Mahrosi NIM : 14520037

Fakultas : Ushuluddin dan Pemikiran Islam Jurusan/Prodi : Studi Agama-agama

Alamat : Dsn. Beringin, Ds. Gingging, RT/RW 01/01, Kec. Bluto, Kab.

Sumenep, Jawa Timur No. Hp : 087-863-186-711

Judul Skripsi : Kematangan Beragama Santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi, Sewon, Bantul, Yogyakarta

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi yang saya ajukan adalah benar karya ilmiah yang saya tulis sendiri

2. Skripsi dengan judul ³.HPDWDQJDQ%HUDJDPD6DQWULGL3RQGRN3HVDQWUHQ0DXODQD

5XPL 6HZRQ %DQWXO <RJ\DNDUWD´ adalah hasil karya sendiri yang tidak mengandung plagiarism dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain, kecuali pada bagian-bagian tertentu yang penyusun ambil sebagai acuan dengan tata cara yang dibenarkan secara ilmiah

3. Apabila terbukti pernyataan ini tidak benar, maka penyusun siap mempertanggung ja- wabkannya sesuai ketentuan yang berlaku

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebanar-benarnya.

Yogyakarta, 24 Oktober 2020

Yang menyatakan,

Naufal Al Mahrosi

NIM. 14520037

(3)

iii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI / TUGAS AKHIR

Dr. Sekar Ayu Aryani,M.Ag.

Dosen Studi Agama-agama

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islan

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Nota Dinas

Hal : Skripsi Naufal Al Mahrosi Lamp : -

Kepada Yth. Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., M.A.

Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

$VVDODPXµDODLNXP:U:E

Setalah melakukan beberapa kali bimbingan dengan memberikan petunjuk dan men- goreksi dari segi isi, bahasa, maupun teknik dan setelah membaca skripsi saudara:

Nama : Naufal Al Mahrosi

NIM : 14520037

Prodi : Studi Agama-agama

Judul skripsi : Kematangan Beragama Santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi, Sewon, Bantul, Yogyakarta

Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islan Prodi Studi Agama-agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagaisalah satu syarat untuk mem- peroleh gelar sarjana satu Prodi Studi Agama-agama.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudara tersebut di atas dapat segera dimu- naqosyah. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

:DVVDODPX¶DODLNXP:U:E

Yogyakarta, 26 Oktober 2020

Pembimbing

Dr. Sekar Ayu Aryani,M.Ag.

NIP. 19591218 198703 2 001

(4)

iv

(5)

v MOTTO

³+DO\DQJVHULQJNLWDVDODKSDKDPLDGDODKEDKZDRUDQJODLQKDUXVVDPD

dengan kita, padahal perbedaan adalah inti dari seni kehidupan. Sementara keinginan untuk memiliki atau menguasi adalah bayang-bayang yang membuat lu-

SDEDKZDNLWDDGDODKVDXGDUDPLQLPDOVHVDPDPDQXVLD´

³7LGDNSHQWLQJDSDSXQDJDPDDWDXVXNXPXNDODXNDPXELVDPHODNXNDQ

sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak akan pernah tanya apa aga- PDPX´

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN Bismillahirrohmanirrohim

Skripsi ini saya persembahkan kepada perempuan yang senantiasa bernama cinta dan menjadi obat bagi segala duka lara. Perempuan sholehah yang doa-doanya menjadi mantra sekaligus penerang bagi jalan hidupku. Dialah seorang perempuan yang dari rahimnya aku dilahirkan, jiwa dan raganya selalu rela menjadi korban atas semua sesak dan beban yang kurasakan. Satu-satunya tempat berpulang dari sekian perjalanan panjang, dimana di pelukannya adalah sumber kedamaian.

Perempuan itu adalah Ummi tercinta Musrifah dan Ibunda terkasih Khati- jah. Merekalah yang menjadi alasan sekaligus kekuatan untukku terus berjalan dan berjuang ketika aku telah sampai pada sebuah titik dimana aku tak mampu ber- tahan. Terimakasihku untuk kalian.

Kepada laki-laki yang tak sempat aku mengenal banyak cerita-ceritanya dan telah pergi untuk selamanya, bahkan sebelum aku mampu mengingat semuanya dengan baik. Dialah laki-laki yang pertamakali mengajariku tentang kehilangan kemudian belajar mengikhlaskan, dia adalah ayahku tercinta Muhammad. Namamu selalu kutanggung dalam doa-doaku. Semoga kau telah berjumpa dengan Kekasih sejatimu, tempat satu-satunya tujuan, Tuhan.

Kepada laki-laki yang tak mengenal lelah dan masih bekerja keras untukku sampai hari ini, laki-laki yang kuhormati dan kutakdzimi²yang darimu aku belajar arti ketulusan dan keikhlasan, Bapak Alkab yang telah mencintaiku dan menyayan- giku sepenuhnya.

(7)

vii

Terkhusus kepada saudaraku Naufil Al Romsi dan mbakku Arniatun Nasila, skripsi ini aku persembahkan untuk kalian yang canda tawanya selalu kurindukan.

kebersamaannya selalu dinantikan. Tanpa semangat dan dukungan dari kalian sep- ertinya akan sulit bisa sampai di titik ini sekarang.

Terakhir saya persembahkan skripsi ini kepada Cak Nurul dan Mbak Nining yang telah sudi membrikan tumpangan tempat dan menganggap saya sebagai keluarga selama di Jogja. Saya ucapkan terimakasih banyak.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih pula Maha Penyayang. Tuhan semesta alam yang selalu mencurahkan berbagai kenikmatan bagi semua hamba- hamba-Nya yang beriman pun yang tidak beriman. Semoga kita termasuk orang- orang yang beriman dan selalu bisa bersyukur. Amin. Dengan ucupan syukur kepa- da Allah akhirnya penulis bisa menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

³.HPDWDQJDQ%HUDJDPDGL3RQGRN3HVDQWUHQ0DXODQD5XPL6HZRQ%DQWXO<Rg-

\DNDUWD´ VHEDJDL EDJLDQ GDUL WXJDV DNKLU GDODP PHUDLK JHODU VDUMDQD GL )DNXOWDV

Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah ke haribaan baginda Al- Mustofa, yakni Nabi Muhammad Saw. dan seluruh keluarganya, sahabat- sahabatnya. Semoga kita termasuk dalam golongan yang diakui sebagai ummatnya dan mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti.

Dengan penuh kerendahan hati dan rasa hormat saya selaku penyusun men- gucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu secara moril atau materil, secara tenaga maupun fikiran sehingga skripsi bisa berjalan dengan lancar dan selesai. Oleh karena itu tak lupa penulis ucapkan banyak terima- kasih kepada;

1. Kepada Prof. Dr. Phil. Al Makin, M.A. selaku bapak rector Universitas Is- lam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga

(9)

ix

2. Kepada Dr. Inayah Rohmaniyah, S.Ag., M.Hum., MA. Selaku dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

3. Kepada Dr. Dian Nur Anna, S.Ag., M.A selaku ketua prodi Studi Agama- agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

4. Kepada Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing Skripsi (DPS) yang telah sudi dan rela meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan atas penyusunan skripsi ini.

5. Segenap karyawan dan karyawati prodi Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta

6. Kepada seluruh keluarga Pondok Pesantren Maulana Rumi, Sewon, Bantul .LDL.XVZDLGL6\DIL¶LHGDQ,VWUL\DQJWHODKEHUVHGLDGDQPHQHULPD3RQGRN

Pesantren Maulana Rumi dijadikan objek penelitian skripsi saya ucapkan terimakasih, semoga selalu dalam lindungan-Nya.

7. Keluarga Sepakat angkatan 2014 yang selalu memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Keluarga besar English Cafe saya ucapkan banyak terimakasih. Terutama kepada Kak Rias Solikha yang selalu ada seperti kakak sendiri. Tak lupa ju- ga untuk Mas Hamli yang telah menerima saya bergabung di keluarga Eng- lish Caafe, teman-teman lain, Hartono, Zen, Oong, Rofiqi, dst.

(10)

x

9. Kepada teman-teman KKN angkatan 96 Dusun Mertelu, Desa Mertelu, Kec.

Gedang Sari, Kelompok 137 yang saya cintai, dari kalian dan bersama kal- ian saya telah belajar banyak hal.

10. Kepada sahabat-sahabat Korps Bheta angkatan 2014 yang saya cintai. Ber- sama kita berproses mencari jati diri dalam suatu organisasi.

11. Kepada Keluarga Mahasiswa Sumenep Yogyakarta (KMSY)

12. Kelauarga besar LMP Humaniush Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Is- lam Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, pembina, pengurus, senior, sesepuh dan jajarannya.

13. Kepada semua teman-teman yang telah membantu, mendukung, dan mem- berikan arahan dalam menatap masa depan yang lebih baik yang tak bisa saya sebutkan satu-satu.

14. Kepada Zayyadi yang selalu ada dan bersedia membantu memberikan ara- han kepada saya.

(11)

xi ABSTRAK

Pondok Pesantren Maulana Rumi merupakan lembaga pendidikan yang ber- basis Islam tidak sebagaimana lembaga-lembaga pendidikan lainnya yang sudah mengalami perkembangan, karena kegiatan yang diadakan di Pondok Pesantren Maulana Rumi lebih mendominasi dan lebih fokus pada kajian-kajian tasawuf.

Oleh sebab itu yang menjadi keunikan tersendiri bagi peneliti untuk mengangkat kematangan beragama sebagai tema penelitian GHQJDQMXGXO³.HPDWDQJDQ%HUDJa- ma Santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi, Sewon, Bantul, YogyakaUWD´

Penelitan ini mengambil rumusan masalah, yaitu: 1) Bagaimana kematangan be- ragama santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi, 2) Apa yang melatarbelakangi kematangan beragama santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah di atas.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan bersifat kualitatif, sementara sumber data yang digunakanan dalam penelitian ini ada dua yaitu, data primer yang merupakan hasil dari temuan di lapangan dan data sekunder yang merupakan pen- dukung dari penelitian ini seperti literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknik pengumpulan data terbagi menjadi tiga hal yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya metode analisis data yang digunakan peneliti adalah metode analisis deskriptif dengan cara membaca, menelaah, dan mempelajari data yang sudah diperoleh di lapangan. Kemudian data-data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis melalui teori William James tentang pengalaman mistis dan kematangan beragama.

Temuan dari hasil penelitian ini peneliti menunjukkan: 1) Kematangan be- ragama santri pondok Pesantren Maulana Rumi ditujunkkan dengan adanya pen- galaman mistik berupa merasakan kehadiran Tuhan dan adanya pasrah diri terhadap segala kehendak-Nya yang kemudian dapat merasakan kedamaian dan ketenangan jiwa. Selain itu kematangan beragama santri Pondok Pesantren Maulana Rumi di- tunjukkan dengan adanya perilaku keberagamaan santri baik dalam kehidupan secara individu maupun dalam kehidupan sosial. (2) Faktor yang melatarbelakangi kematangan santri Pondok Pesantren Maulana Rumi didorong oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal tersebut berangkat dari kegelisahan santri untuk menemukan jati diri dalam kehidupannya dan eksistensi Tuhan, se- dangkan untuk faktor eksternal yaitu lingkungan yang mana lingkungan tersebut ikut andil dalam pembentukan karakter santri atau perilaku santri. Maka dari itu, untuk menanamkan nilai-nilai Islam dengan adanya faktor tersebut, para santri melakukan riyadhah dengan membaca sholawat burdah pada waktu tengah malam dan kegiatan mengaji kitab-kitab tasawuf yang dilaksanakan setiap tiga kali dalam seminggu.

Kata Kunci: Kematangan Beragama, Pondok Pesantren Maulana Rumi, Santri, Keberagamaan.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

SURAT PERSETUJUSN TUGAS AKHIR ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... xi

DAFTAR ISI ... xii

Bab I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Dan Kegunaan Penelitian ... 6

E. Tinjatuan Pustaka ... 7

F. Kerangka Teori ... 10

G. Metodologi Penelitian... 13

H. Sistematika Pembahasan... 17

BAB II : GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN MAULANA RUMI A. Letak Geografis ... 19

B. Biografi Singkat Pengasuh Pondok Pesantren Maulana Rumi ... 21

C. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Maulana Rumi ... 22

D. Visi Misi Pondok Pesantren Maulana Rumi... 24

(13)

xiii

E. Kegiatan Santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi ... 26

F. Sarana Dan Prasarana Pondok Pesantren Maulana Rumi ... 29

G. Latar Belakang Kehidupan Santri... 30

BAB III : OBJEK KAJIAN KEMATANGAN BERAGAMA A. Pengertian Kematangan Beragama ... 34

B. Pengertian Santri... 39

C. Pengalaman Keagamaan Santri ... 41

BAB IV: DESKRIPSI DAN ANALISIS TERHADAP FAKTOR YANG MELATAR BELAKANGI KEMATANGAN BERAGAMA SANTRI PON- DOK PESANTREN MAULANA RUMI A. Analisis Terhadap Kematangan Beragama Santri Pondok Pesantren Mau- lana Rumi ... 55

B. Analisi Terhadap Latar Belakang Kematangan Beragama Santri Pondok Pesantren Maulana Rumi ... 62

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN I ... 73

CURRICULUM VITAE ... 75

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang terus mengalami perkembangan dan peningkatan. Manusia akan mengalami dua peningkatan yang terus bergerak dan berkembang secara dinamis yaitu, peningkatan jasmani dan rohani. Peningkatan secara jasmani dapat diukur dari beberapa aspek misalnya, secara kronologis dari faktor umur yang kemudian puncaknya adalah kedewasaan.

Peningkatan secara rohani dapat dinilai berdasarkan tingkat kamampuan (abilitas) seseorang, sebuah pencapaian pada tingkat kemampuan tertentu bagi perkem- bangan rohani bisa disebut dengan kematangan (maturity).1

Kedewasaan seseorang secara jasmani belum tentu berjalan secara beriringan dengan kematangan dalam beragama secara rohani. Karena kematan- gan dalam beragama tidak sebagaimana perkembangan usia seseorang yang terus bertambah dengan sendirinya. Kematangan dalam beragama tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, sebab seseorang yang ingin mencapai kematangan dalam beragama atau puncak rohani ia harus melewati proses dengan bersungguh- sungguh. Sebagaimana mengutip Jalaluddin dalam buku ³Psikologi Agama´, menurut Singgih D. Gunarsa ketidak-seimbangan antara berjalannya kedewasaan dalam usia dengan kematangan dalam beragama disebabkan oleh dua faktor; Per- tama, faktor intern yang meliputi kondisi tubuh seseorang, struktur dan keadaan fisik, koordinasi motorik, kemampuan mental dan emosional. Kedua, dari

1 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 123

(15)

2

faktor ekstern yang di dalamya meliputi keikutsertaan keluarga, sekolah atau pen- didikan, dan kebudayaan tempat seseorang itu dibesarkan.2

Lingkungan tempat seseorang disebarkan memberikan pengaruh terhadap kematangan beragamanya karena kepercayaan atau iman seseorang juga bergerak sangat dinamis dan bisa berubah sewaktu-waktu. Bagi seseorang yang agamanya masih belum matang, iman (faith) seperti pohon kecil yang begitu mudah dibawa angin. Tetapi bagi seseorang yang telah mengalami kematangan dalam beragama, iman seperti akar pohon yang tertanam dalam di bawah tanah. Oleh karena itu memang tidaklah mudah untuk mencapai kematangan beragama.

Kematangan beragama dapat diukur dari perilaku atau tingkah laku seseorang dalam memberikan respon pada suatu objek. Hal itu bisa terbentuk me- lalui pengalaman-pengalaman sebelumnya, di mana dari pengalaman-pengalaman tersebut membentuk sebuah karakter yang kemudian menjadi prinsip-prinsip bagi kehidupan. Seperti halnya dalam pengamatan peneliti terhadap kematangan be- ragama santri yang bisa didapatkan dari faktor ekstern melalui pendidikan di Pon- dok Pesantren Maulana Rumi.

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan berbasis Islam dan ter- golong sebagai lembaga pendidikan baik formal maupun non formal yang tersebar luas di Indonesia. Pondok pesantren sebagai lembaga dan pusat pendidikan yang berbasis Islam, tujuan dari berdirinya tidak hanya semata-mata untuk memperluas pengetahuan para santri dengan penjelasan-penjelasan dan teks-teks, tetapi juga

2 Jalaluddin, Psikologi Agama, hlm. 124

(16)

3

untuk meningkatkan moral, melatih meningkatkan nilai-nilai spiritual serta nilai- nilai kemanusian; dengan sikap yang jujur, hidup sederhana dan hati yang bersih.3

Sejak awal kemunculannya pondok pesantren di tanah Jawa sudah mem- iliki keterkaitan erat dengan corak tasawuf4 dan disiapkan untuk mendidik dan menyebarkan agama islam5. Selain itu pondok pesantren juga mengandung keaslian (Indigenous) Indonesia6 oleh sebab itu masyarakat Islam Indonesia ham- pir tidak bisa dipisahkan dengan pondok pesantren.7

Dengan catatan penulis masih mepunyai keraguan dalam menegelompok- kan masyarakat Indonesia apakah benar masyakat Indonesia (secara keseluruhan) dalam konteks saat ini tidak bisa dipisahkan dengan pondok pesantren. Oleh kare- na itu kiranya perlu diadakan penelitian lebih lanjut terkait sejauh mana masyara- kat Indonesia saat ini mengenal pondok pesantren.

Pondok pesantren Maulana Rumi yang berada di Sewon, Bantul, dan di- DVXK ROHK .LDL .XVZDLGL 6\DIL¶H PHUXSDNDQ REMHN GDn fokus kajian peneliti ini.

Pondok Pesanren Maulana Rumi merupakan salah satu pondok pesantren yang berada di Yogyakarta dan tidak seperti pondok pesantren lain sebagaimana pada umumnya yang sudah mengikuti perkembagan zaman. Pondok Pesantren Maulana Rumi merupakan pondok pesantren tasawuf karena di Pondok Pesantren Maulana

3 Kompri, Manjemen & Kepemimpinan Pondok Pesatren, (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2018), hlm. 5

4 Mahmud Arif, Pendidikan Islam Tasawuf,, (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2008), hlm.181

5 Wahjoetome, Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1997), hlm. 90.

6 Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997), hlm. 3

7 Marwan Saridjo dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bahakti, 1982), hlm. 7

(17)

4

Rumi tidak ada mata pelajaran di siang hari sebagimana pondok pesantren pada umumnya yang sudah mengikuti perkembangan zaman, di pesantren lain yang sudah berkembang biasanya tidak hanya belajar tentang ilmu agama melainkan juga belajar ilmu pengetahuan umum seperti ilmu eksak: Matematika, Fisika, Bi- ologi, IPA, IPS, dan ilmu eksakta lainnya. Di pondok pesantren Maulana Rumi hanya diisi dengan kajian-kajian tasawwuf, hal ini biasa dilaksanakan pada malam hari misalnya, tafsir jalallyn, kitab mastnawi-nya Maulana Rumi, kitab Hikam-nya syekh Ibn Athoillah dsb.

Kegiatan di Pondok Pesantren Maulana Rumi meliputi kegiatan riyadhah seperti membaca shalawat burdah, kajian kitab Tasawuf, dan kegiatan salapanan.

Para santri diwajibkan untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga hal ini pastinya dilatarbelakangi oleh keinginan dan kesungguhan santri untuk mem- perdalam ilmu agama. Selain itu, berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap keberagamaan santri menunjukkan adanya pengaruh dari pola pendidikan yang diterapkan di di Pondok Pesantren Maulana Rumi. Pengaruh tersebut berupa ke- matangan beragama santri yang ditunjukkan dengan pengalaman mistik santri yai- tu merasakan kehadiran Tuhan dalam diri mereka. Hal ini menjadi ketertarikan peneliti untuk meneliti lebih dalam terkait pengalaman mistik santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi.

Alasan dari ketertarikan peneliti untuk menulis skripsi dengan tema kema- tangan beragama santri di Pondok Pesantren Maulana Rumi yang fokus pembela- jarannya ke arah dimensi tasawuf, berdasarkan kesimpulan sementara peneliti bahwa pengalaman mistik seseorang juga dikatakan sebagai pengalaman keaga-

(18)

5

maan. Selain itu, pengalaman mistik juga dapat didefiniskan sebagai pengalaman yang didasarkan pada kesadaran terhadap Kenyataan Tunggal, Kearifan, Cahaya, Cinta, atauapun Nihil.8 Senada dengan pendapat William James tentang empat kriteria yang dapat digunakan untuk melihat kematangan beragama seseorang, yaitu tak terlukiskan, kualitas neotik, kefanaan, dan kepasifan yang memiliki ket- erkaitan dengan kematangan beragama yang meliputi sensibilitas akan eksistensi Tuhan, kesinambungan dan penyerahan diri, perubahan emosi, serta cinta dan harmoni. 2OHKNDUHQDLWXSHQHOLWLDQLQLEHUMXGXO³.HPDWDQJDQ%HUDJDPD6DQWULGL

3RQGRN3HVDQWUHQ0DXODQD5XPL´

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kematangan beragama santri pondok pesantren Maulana Rumi?

2. Apa yang melatarbelakangi kematangan beragama santri Maulana Ru- mi?

C. Tujuan Penelitian

Sebagaimana yang digambarkan melalui latar belakang serta rumusan masa- lah di atas penelitian ini memiliki tujuan sebagaimana berikut:

1. Untuk mengetahui motivasi santri memilih pondok pesanren Maulana Rumi sebagai tempat tinggal dan menimba ilmu

8 Marwan Saridjo dkk, Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, hlm. 7

(19)

6

2. Untuk mengetahui kematangan beragama para santri pondok pesantren Maulana Rumi

D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis

a. Penilitian ini diharapkan dapat memperluas dan memperkaya khazanah keilmuan studi agama-agama secara umum untuk se- luruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia dan secara khu- sus untuk UIN Sunan Kalijaga.

b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi peneliti selanjutnya. Selain itu penulis berharap hal ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis pun bagi pembaca.

2. Secara praktis

a. Penelitian ini bagi penulis adalah media pembelajaran untuk menerapkan teori-teori selama mengikuti perkuliahan ke dalam karya ilmiah.

b. Bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai petunjuk atau masukan bagi penelitian- penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitiannya.

(20)

7

c. Penulis berharap penelitian ini juga menjadi sumbangan ter- hadap perpustakaan UIN Sunan Kalijaga untuk menambah jumlah karya-karya ilmiah.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk mengetahui bahwa penelitian yang akan dilakukan tidak sama dengan penelitian yang sudah ada atau yang sudah pernah dilakukan sebelum nya, maka saya sebagai peneliti melakukan tinjauan pustaka terkait penelitian yang se- rupa, dan dari hasil yang sudah didapatkan ada beberapa skripsi yang hampir mirip dan serupa:

Pertama, Skripsi dari Mohamad Zainudin yang diterbitkan oleh Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga (2015) dengan judul,³3RQGRN 3HVDQWUHQ 7DVDZXI 6WXGL 7HUKDGDS 3RQGRN SHVDQWUHQ 0DXODQD

5XPLGL'HVD7LPEXOKDUMR6HZRQ%DQWXO´skripsi ini merupakan skripsi pertama yang membahas pondok pesantren Maulana Rumi. Skripsi ini membahas tentang sejarah berdirinya pondok pesantren Maulana Rumi. Selain itu skiripsi yang di- tulis oleh Mohamad Zainuddin ini berisi tentang pondok pesantren Maulana Rumi sebagai pondok pesantren tasawuf.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Nurida Budi Setiawati yang diterbitkan SDGDWDKXQGHQJDQMXGXOފKematangan Beragama Pada Peserta Didik Usia Remaja ͼPandangan Zakiyah DarAS Dan Relevansinya Terhadap Nilai Mata Pelajaran PAI SMA Pada Kurikulum 2013ͽҰ penelitian ini menjelaskan bahwa kematangan beragama remaja adalah hasil pembanding mereka atas kejadian yang mereka rasakan dalam kehiduan sehari-sehari. Setelah mencapai kematangan

(21)

8

dengan berbagai hasil pembanding tersebut maka remaja biasanya akan meningal- kan perbuatan yang negatif.

Ketiga, skripsi yang ditulis oleh Fahmi Al-)LTUL GHQJDQ MXGXO ފMotivasi Dan Kematangan Beragama Mahasiswa Santri Pondok Pesantren Fauzul Mus- limin Kotagede Yogyakarta, ފ VNULSVL LQL PHQMHODVNDQ EDKZD VHFDUD XPXP SDUD

Mahasiswa yang menjadi santri di pondok pesantren tersebut telah mencapai ke- matangan bereagama yang diwujudkan dalam pemahaman agama dan perasaan beragama yang baik.

Keempat, VNULSVLNDU\D0LPLN1XUKD\DWLGHQJDQMXGXOފPengaruh Kema- tagan Beragama Terhadap Sikap Sosial Mahasiswa Lembaga Dakwah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga 2012ފ, skripsi menuliskan hasil penelitiann- ya bahwa tingkat kematangan beragama pada Mahasiswa lembaga dakwah kam- pus STAIN Salatiga memiliki kemaangan beragama pada prostase 70 persen.

Kelima, VNULSVL\DQJGLWXOLVROHK$IULDQGL3XWUDGHQJDQMXGXOފKematanga Beragama Dalam Al-4XU¶DQފ, dalam penelitiannya ini dia menjelaskan bagaima- na konsep kemaangan beragama dalam Al-4XU¶DQGHQJDQPHQJDQDOLVLVD\DW-ayat Al-4XU¶DQ \DQJEHUNDLWDQGHQJDQWHUPHRORJLWDNZDGDQPHQMHODVNDQEDJDLPDQD

implikasinya terhadap sikap dan tingkah laku.

Keenam, skripsLGHQJDQMXGXOފPencak Silat Dan Kematangan Beragama ͼStudi Kematangan Beragama Pelatih Unit Kegiatan Mahasiswa Perguruan Pen- cak Silat CEPEDI UIN Sunan Kalijagaͽ yang ditulis oleh Nanang Fahmil Uluum.

Di dalam penelitiannya dia menjelaskan bahwa kematangan beragama pelatih UKM PPS CEPEDI UIN SUKA sangat variatif dilihat dari segi keluasan penge-

(22)

9

tahuan dan kerendahan hati, motivasi, konsistensi, komprehensif, integral dan heuristic. Keberagamaan ini muncul dikarenakan latar belakang perkembagan religi yang berbeda-beda dari masing-masing pelatih.

Ketujuh, VNULSVL GHQJDQ MXGXO ³Huungan Antara Kematangan Beragama GHQJDQ 3HULODNX 0HODQJJDU 6\DUL¶DW 3DGD 6LVZD 60$ GL .DEXSDWHQ %HQHU

0HULDK´ skripsi ini ditulis oleh Andi Pratama Putra, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora. Pada penelitian ini Andi menjelaskan tentang hubungan antara varia- ble tergantung, yaitu pada siswa dari 100 siswa SMA 1 Bandar Kabupaten Meriah, Aceh.

Kedelapan, skripsi yang ditulis oleh Heni Tri Wahyuni dengan judul

³Hubungan Antara Kematangan Beragama dengan Sikap Terhadap Pergaulan

%HEDV3DGD$QDN-DODQDQGL5XPDK6LQJJDK$KPDG'DKODQ <RJ\DNDUWD´ dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa tingkat kematangan beragama anak jalanan, baik itu dari segi sikap mau pun hubungan antara kematangan dalam pergaulan bebas.

Dari hasil tinjauan pustaka yang telah disampaikan di atas, maka pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan memberikan corak yang berbeda, ka- rena pada penelitian sebelumnya penulis belum menemukan buku atau karya ilmi- ah yang membahas tentang kematangan beragama santri pondok pesantren Mau- lana Rumi. Selain itu, Pondok Pesantren Maulana Rumi merupakan salah satu pondok pesantren yang lebih fokus pada kajian-kajian tasawuf yang berada di Yogyakarta, dalam hal ini tentu memberikan nuansa yang berbeda dengan pondok

(23)

10

pesantren lainnya. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dan mengangkat tema kematangan beragama sebagai tema skripsi

F. Kerangka Teori

Pada dasarnya tidak ada agama yang mengajarkan nilai-nilai keburukan, maka kematangan beragama merupakan kemampuan seseorang mengenali nilai- nilai luhur agama yang tersimpan secara tersurat mau pun yang tersirat. Kematan- gan beragama merupakan sebuah proses panjang dari perjalanan hidup seseorang yang hal itu bisa terbentuk dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, akumlasi dari berbagai pengalaman itulah yang kemudian membentuk pandangan hidup dan menjadi watak atau karakter seseorang.

Kematangan dalam beragama memberikan pandangan hidup yang bersifat terbuka dan dapat menerima semua fakta-fakta atau nilai-nilai serta menjadi arah bagi kerangka hidup seseorang, baik secara teoritis maupun secara praktis. Kema- tangan beragama tidak bisa dilepaskan dari kematangan kepribadian seseorang.

William James, dalam bukunya ³7KH 9DULHWLHV RI Religious ([SHULHQFH´ mem- berikan beberapa karakteristik pengalaman mistik dalam beragama sebagai beri- kut.9

Pertama, tidak bisa diungkapkan. Tanda negatif merupakan tanda paling mudah untuk mengklasifikasikan pola pikir tertentu. Orang yang mengalami pen- galaman mistis, kebanyakan tidak bisa mengungkapkan apa yang sudah dialami.

Tidak ada kata-kata yang dapat mewakili apa yang telah dirasakan.

9 Willam James, The Varieties of Religion, Perjumapaan Dengan Tuhan Ragam Pengalaman Religius Manusia ter.Gunawan Admiranto (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004) hlm. 506

(24)

11

Kedua, kualitas neotik. Pada situasi ini, seseorang yang mengalami pen- galaman mistik seolah mendapatkan pencerahan wawasan tentang kebenaran yang tidak bisa digali melalui intelek diskursif. Hal ini merupakan situasi perasaan, meskipun dapat dirasakan tetapi tidak bisa diungkapkan.

Ketiga, situasi transien. Pengalaman mistik yang dirasakan biasanya tidak bertahan cukup lama kecuali pada saat-saat tertentu, perasaan itu bisa bertahan sampai satu jam bahkan dua jam sebelum akhirnya orang itu kembali normal dan kembali mengenali keadaan sekitar. Akan tetapi ketika perasaan itu kembali da- tang, seseorang bisa dengan sangat mudah mengenalinya. Sehingga dengan peri- stiwa ini dapat dimengerti adanya perkembangan batin yang kontinu.

Keempat, kepasifan. Situasi pengalaman mistik bisa dikondisikan dengan beberapa tindakan pendahuluan yang dilakukan dengan cara sengaja, misalnya dengan memusatkan pikiran dan membaca puji-pujian kepada nabi atau melakukan gerakan tubuh tertentu.

Dalam melihat kematangan beragama tidak boleh melihat dalam satu per- spektif saja, akan tetapi bisa mengkomparasikan tentang pemahaman kematangan beragama secara lebih luas sehingga memberikan pengetahuan yang lebih univer- sal dan tidak subtil dan parsial. Oleh karena itu peneliti akan menggunakan teori William James sebagai teori pendukung dalam penelitian ini.

(25)

12

Dalam penelitian yang dilakukan juga menggunakan teori kematangan be- ragama William James untuk menganalisis kematangan beragam santri. James memberikan beberapa kereteria tentang kematangan beragama sebagai berikut.10

Pertama, Sensibilitas akan eksistensi Tuhan. Hal ini seringkali diidentifi- kasi sebagai manifestasi tentang Tuhan, namun demikian tidak jarang juga dikait- kan dengan hal-hal mistis yang susah dipahami manusia.

Kedua, kesinambungan dengan Tuhan dan pasrah diri. Kesinambungan dengan Tuhan telah dipahami menjadi keselarasan dengan Tuhan yang kemudian pada gilirannya akan dapat mengontrol ego manusia, sehingga dengan begitu dapat menciptakan keramahan yang berujung pada persahabatan antar sesama manusia, baik dengan yang satu agama atau pun dengan yang berbeda agama.

Ketiga, perubahan emosi yang terdalam dari ego menjadi cinta. Pada konteks ini, kematangan dalam konsep William James dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keseimbagan dan konsistensi emosi seseorang.

Dengan begitu perubahan emosi tersebut dapat terkontrol dengan sempurna tanpa harus mengedepankan ego yang berlebihan.

Keempat, perasaan yang bahagia, bebas, dan hilang ego. Rasa cinta kasih dan keharmonisan dalam hidup akan terus tumbuh dan berkembang jika seseorang telah matang dalam melaksanakan agamanya. Oleh sebab itu, tak heran jika seseorang yang dianggap sudah matang dalam beragama seringkali dipahami se-

10 Yusron Masduki dan Idi Warsah, Psikologi Agama (Palembang: Tunas Gemilang Press, 2000), hlm. 289

(26)

13

bagai bagian dari kedamaian hati yang kemudian memberikan kedamaian kepada sekitarnya sehingga dengan begitu keselarasan hidup dapat tercipta.

G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian lapangan yang bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif merupa- kan penelitian deskriptif analisis sebuah penelitian yang berusaha mengungkapkan keadaan yang bersifat alamiah secara holistik.11 Karena penelitian ini bertujuan untuk medapatkan data-data yang mendalam mengenai suatu objek yang diteliti.

Penelitian yang bersifat kualitatif, disebut juga sebagai penelitian natularistik karena sifat data yang dikumpulkan tidak bersifat kuantitatif yang menggunakan alat ukur. Penelitian naturalistik atau kualitatif berdasarkan pada situasi dan kondisi lapangan penelitian sebagaimana adanya, bersifat wajar dan tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen12 2. Sumber Data

Sumber data dari penlitian yang akan dilakukan nanti akan terbagi menjadi dua macam yaitu, sumber data primer dan data sekunder.

a. Sumber data primer merupakan sumber data utama dari penelitian yang bisa didapat dari sumber pertama di lapangan se-

11 Sayuthi Ali, Mertologi Penelitian Agama, pendekatan teori dan praktek, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 58

12 Pupu Saepul Rahmat, Penelitian Kualotatif, E QUILIBBRIUM, V, Juni 2009, hlm. 3

(27)

14

bagai informasi yang dicari.13 Sumber data primer dipoleh oleh peneliti dengan melalui observasi, interview dengan narasumber utama di lapangan.

b. Sumber data sekunder merupakan sumber data kedua atau bersi- fat pendukung guna sebagai penambah atau pelengkap informasi.

Sumber data sekunder ini biasanya didapat dari pihak lain misal- nya, literatur baik secara langsung atau tidak langsung yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan buku, jurnal, koran, majalah, dsb untuk mem- perkuat data primer.

3. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode yang bi- asa dilakukan di dalam penelitian kualitatif yaitu, observasi, interview, dan dokumentasi.

a. Observsi (pengamatan)

Poerwandari (1998) Observasi merupakan sebuah metode paling dasar dan tua dalam penelitian. Karena dengan itu peneliti bisa ikut terlibat dalam proses mengamati.14 Senada dengan itu, menurut Koentjoroningrat (1986), dalam pengetahuan ilmiah mengenai segala sesuatu yang diwujudkan alam semesta, penga-

13 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999). hlm. 91.

14 Imam Gunawan, Metode Penelitan Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2017), hlm. 143

(28)

15

matan adalah teknik yang pertama-tama dilakukan dalam penelitian ilmiah.15

Observasi ini dilakukan oleh peneliti dengan datang lang- sung ke pondok pesantren Maulana Rumi yang bertempat di dae- rah Sewon, Bantul. Selian itu peneliti juga akan menetap di sana selama beberapa hari untuk mengikuti segala kegiatan yang dil- akukan dan bisa mengamati dengan jarak dekat.

b. Interview (wawancara)

Wawancara merupakan percakapan dua arah yang mengarah pada masalah atau topik tertentu dengan proses Tanya jawab. Wawancara dilakukan oleh pewawancara (pengumpul da- ta) dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.

Dalam hal ini peneliti akan menanyakan langsung kepada pengasuh pondok pesantren Maulana Rumi yang mengetahui bagaimana perkembangan santri, warga sekitar pondok pesantren sebagai masyarakat yang bersinggungan langsung dengan santri, dan terakhir kepada santri yang merasakan langsung bagaimana pengalaman keagamaan mereka selama tinggal di pondok pe- santren.

15 Imam Gunawan, Metode Penelitan Kualitatif Teori dan Praktek, hlm.148

(29)

16

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi merupakan pengumpulan data yang melengkapi dari dua metode sebe- lumnya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif ada- lah memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial, dan institusional.16

4. Analisis Data

Langkah awal untuk menganalis data peneliti akan membaca, mem- perlajari dan menelaah data yang telah peneliti peroleh di lapangan dengan observasi, interview yang terkumpul serta data-data lainnya. Kemudian peneliti memodifikasi data secara keseluruhan, yang telah dibaca, dipela- jari, dan ditelaah agar dapat dikatagorikan dengan masing-masing data.

Selanjutnya, peneliti akan mengalisis data dengan teori yang digunakan untuk penelitian. Setelah proses tersebut, data disajikan dalam bentuk tulisan sesuai dengan apa adanya dengan yang diperoleh selama penelitian di lapangan. Dalam mendeskripsikan hasil analisis peneliti menggunakan nama responden dengan nama samaran agar sesuai dengan kode etik penelitian.

5. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan psikologi se- bagai pintu masuk untuk menganalisis data-data yang ditemukan di lapan- gan.

16 Imam Gunawan, Metode Penelitan Kualitatif Teori dan Praktek, (Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2017), hlm. 179

(30)

17

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan penjabaran dari keseluhan penelitian ini dalam rangka memudahkan pembaca dalam mencermati hasil penelitian. Pen-

\DMLDQGDULSHQHOLWLDQGHQJDQMXGXO³.HPDWDQJDQ%HUDJDPD6DQWUL'L3RQGRN3e- VDQWUHQ0DXODQD5XPL6HZRQ%DQWXO<RJ\DNDUWD´DNDQGLEDJi dalam lima bab.

Bab pertama merupakan pendahuluan yang akan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Pada bab pertama diharapkan mampu memberikan gambaran secara keseluruhan dari penelitian yang dilakukan, sehingga dapat memberikan arahan terkait penelitian ini.

Bab dua akan diisi biografi atau profil Pondok Pesantren Maulana Rumi yang di dalamnya meliputi sejarah singkat berdirinya Pondok Pesantren Maulana Rumi, Visi dan Misi Pondok Pesantren Maulana Rumi, metode pembelajaran serta kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sebagai objek material penelitian. Hal ini menjadi pijakan awal untuk menuju ke bab selanjutnya.

Bab tiga sebagai koherensi bab selanjutnya, yaitu akan membahas kema- tangan beragama santri pondok pesantren Maulana Rumi dengan menggunakan teori yang digunakan di atas.

Bab empat akan membahas analisis terhadap kematangan beragama santri serta yang melatarbelakangi kematangan beragama para santri dan keberagamaan santri.

(31)

18

Bab lima merupakan bab terakhir dari penelitian ini, di mana pada bab ini akan diisi dengan penjelasan-penjelasan yang menjadi kesimpulan untuk menja- wab pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada.

(32)

67 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan observasi lapangan yang telah GLODNXNDQGDQWHODKGLXUDLNDQGDODPKDVLOSHQHOLWLDQVNULSVLGHQJDQMXGXO³.HPa- tangan Beragama Santri Pondok Pesantren MaulDQD5XPL´PDNDGDSDWGLVLPSXl- kan sebagai berikut;

Pertama, kematangan beragama santri pondok Pesantren Maulana Rumi ditujukkan adanya pengalaman mistik berupa merasakan kehadiran Tuhan dan adanya pasrah diri terhadap segala kehendak-Nya yang kemudian dapat merasa- kan kedamaian dan kebahagiaan. Selain itu kematangan beragama santri Pondok Pesantren Maulana Rumi ditunjukkan dengan adanya perilaku keberagamaan santri baik dalam kehidupan secara individu maupun dalam kehidupan sosial.

Kedua, faktor yang melatarbelakangi kematangan santri Pondok Pesantren Maulana Rumi didorong oleh dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Ada- pun faktor internal di sini para santri mengalami kegelisahan dalam menemukan jati diri dalam kehidupan dan kebenaran secara hakiki tentang eksistensi Tuhan.

Sedangkan untuk faktor eksternal yaitu lingkungan yang berupa lingkungan pon- dok pesantren dengan nuansa tawasuf dan faktor kegiatan yang berupa kegiatan riyadhah dengan membaca sholawat burdah pada waktu tengah malam dan kegiatan mengaji kitab-kitab tasawuf yang dilaksanakan setiap tiga kali dalam seminggu.

(33)

68

B. Saran

Dalam penyusunan penelitian ini tentu peneliti masih memiliki kurangan beberapa hal. Dari uraian hasil penelitian yang telah disampaikan bahwa Pondok Pesantren Jalaluddin Rumi yang fokus kajiannya lebih kepada tasawuf tentu selain tema kematangan beragama masih banyak sisi lain yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Bagi peneliti-peneliti salanjutnya dengan tema yang sama tentang Pondok Pesantren Maulana Rumi dapat meneliti sisi lain tentang kebudayaan santri Pon- dok Pesantren Maulana Rumi dengan kebudayaan pesantren modern.

(34)

69

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abimanyu, Petir. Mistik Kejawan: Menguak Rahasia Hidup Orang Jawa. Jakarta:

Palapa, 2014.

Ali, Sayuthi. Mertologi Penelitian Agama, pendekatan teori dan praktek. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2002.

Arif, Mahmud. Pendidikan Islam Tasawuf. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2008.

Arifin, Bambang Syamsul. Psikologi Agama. Bandung: Pustaka Setia, 2008 Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999

Gunawan, Imam. Metode Penelitan Kualitatif Teori dan Praktek. Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2017.

Jaiz, M.H Amien. Masalah Mistik Tasawuf dan Kebatinan. %DQGXQJ$OPD¶DULI, 1980.

Jalaluddin, dan Ramayulis. Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 1993.

Jalaluddin. Psikologi Agam., Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

««««. Psikologi Agama: Memahami Perilaku dengan Psinsip-Prinsip Psikologi. Edisi Revisi 2016. Jakarta: Raja Grafindo, 2016.

James, Willam. The Varieties of Religion: Perjumapaan Dengan Tuhan Ragam Pengalaman Religius Manusia. ter.Gunawan Admiranto. Bandung: PT Mi- zan Pustaka, 2004.

(35)

70

«««« The Variaties of Religion Experience: Pengalaman-pengalaman Religius. ter.Luthfi Anshari. Yogyakarta: IRCiSoD, 2015.

Kompri. Manjemen & Kepemimpinan Pondok Pesatren. Jakarta: Prenadamedia Grup, 2018.

Madjid, Nurcholis. Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta: Par- amadina, 1997.

Masduki, Yusron dan Idi Warsah. Psikologi Agama. Palembang: Tunas Gemilang Press, 2000.

R.H., Thoules. Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Rahmat, Jaluluddin. Psikologi Agama: Sebuah Pengantar. Bandung: Mizan, 2004.

Saifuddin, Ahmad. Psikologi Agama Implementasi Psikologi Untuk Memahami Perilaku Beragama. Jakarta: Kencana, 2019.

Saridjo, Marwan dkk. Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia. Jakarta: Dharma Bahakti, 1982.

Sukamto. Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren. Jakarta: Pustaka LP3ES, 1999.

Syukur, Amin. Tasawuf Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Wahjoetome. Perguruan Tinggi Pesantren: Pendidikan Alternatif Masa Depan.

Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Yahya, Harun. Semangat Dan Ghiroh Orang-orang Beriman. Surabaya: Risalah Gusti, 2003.

(36)

71

Yasmadi. Modernisasi Pesantren: Kritik Nurcholish Madjid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional. Jakarta: Ciputat Press, 2005.

JURNAL

Adnan. ³5L\DGKDK0XMDKDGDK3HUVHSHNWLI.DXP6XIL´ Jurnal Syifa al-Qulub, II Vol 1. No 2. Januari 2017.

Bisri, Kasan. ³0RGHO.HEHUDJDPDDQ6DQWUL8UEDQ6HPDUDQJ´³-XUQDO,OPX-ilmu Ushuluddin,Vol.7 No. 1 Juli 2019.

Hidayat, Mansur. ³0RGHO.RPLQDNDVL.\DL'HQJDQ6DQWULGL3HVDQWUHQ´ Jurnal Kominaski Aspikom, Vol. 2 No. 6 Januari 2016.

Indrawati, Emma. ³+XEXQJDQ $QWDUD.HPDWDQJDQ%HUDJDPD'HQJDQ.HFHQGHr- XQJDQ 6WUDWHJL &RSLQJ´ Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, Vol. 3.

No. 2, Desember 2006.

Komarudin. Pengalaman Bersua Tuhan: Prespektif William James dan Al- Ghazali, Jurnal Walisongo, Vol. 10. No. 1 November 2012.

Mannan, Audah. ³(VHQVL 7DVDZXI $NKODNL GL (UD 0RGHUQLVDVL´ Jurnal Aqidah- Ta, Vol. 10. No. 1 2018.

Manshur, Marsikhan. ³$JDPD 'DQ 3HQJDODPDQ .HEHUDJDPDDQ ³Jurnal Studi ,VODP´Vol. 4. No 2. Desember 2017.

0X]DLUL ³'LPHQVL 3HQJODPDQ Mistik (mystical experience) Dan Ciri-FLULQ\D´

Jurnal Religi, Vol. 10. No 1. Januari 2014.

(37)

72

Nashori, H. Fuad dan R. Rachmy Diana. ³3HQJDODPDQ .HDJDPDDQ 3DUD *XUX

3HQGLGLNDQ$JDPD,VODP´ Jurnal Psikologi Islam. Vol 4. No 2. Desember 2018.

Rahmat, Pupu Saepul. ³Penelitian Kualitatif´. E QUILIBBRIUM, V, Juni 2009.

Riyadi, Agus dan Hasyim Hasanah. ³3HQJDUXK.HVDGDDUDQ'LULGDQ.HPDWDQJDQ

Beragama Terhadap Komitmen Organisasi Karyawan RSUD Tugurejo Se- PDUDQJ´Psympathic Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 2. No 1. Juni 2015.

Wahyuni, Ida Windi. ³+XEXQJDQ .HPDWDQJDQ %HUDJDPD GHQJDQ .RQVHS 'LUL´

Jurnal Al-hikmah, Vol. 8. No. 1 April 2011.

Yulika, Apni dan Kiki Cahaya Setiawan. ³.HPDWDQJDQ %HUDJDPD 'HQJDQ 3Hr- ilaku Pacaran Pada Santri MA di Pondok Pesantren Modern Al-Furqon 3UDEXPXOLK´Jurnal Psikologi Islam, Vol. 3. No. 1 Juni 2017.

INTERNET

https://www.kompasiana.com/www.mohammadtakdirilahi.blogspot.com/54fffd31a33311 c66f50f83e/membedah-kematangan-beragama

https://kec-sewon.bantulkab.go.id/desa/timbulharjo

https://ppmaulanarumi.com/profil-kiai-kuswaidi-syafiie/

https://www.nu.or.id/post/read/97701/revitalisasi-karakter-santri-di-era-milenial

https://www.nu.or.id/post/read/97721/definisi-santri-menurut-gus-mus

Pengertian mistik dalam KBBI silakan baca: https://kbbi.web.id/mistik

(38)

73

List Pertanyaan

Kepada Pengasuh Pondok Pesantren

1. Bagaimana sejarah berdirinya pondok pesantren?

2. kapan pondok ini didirikan?

3. Mengapa pondok ini didirikan?

4. Apa visi misi pondok pesantren?

5. Apa saja kegiatan yang di pondok pesanten?

6. Apakah santri harus mengamalkan ajaran sufistik?

7. Seperti apa ajaran sufistik?

8. Seperti apa orang mengamalkan ajaran sufistik?

9. Mengapa pondok pesantren ini diberi ini Maulana Rumi?

10. Apakah Maulana Rumi sebagai kiblat dari ajaran sufistik di pondok ini?

11. Apakah ada ajaran dari tokoh lain yang diajarkan di pondok ini?

12. Apakah di pondok ini ada latihan khusus untuk menjadi sufi?

13. Bagaimana menurut Pak Kiai tentang sufi modern?

14. Apakah menjadi sufi selalu terlihat sederhana?

15. Apa saja perkembagan yang ada di pondok ini selama didirikan?

Kepada Santri

1. Mengapa memilih mondok di pesantren ini?

2. Sudah berapa lama mondok di sini?

3. Apa saja perubahan yang dirasakan selama mondok di sini?

4. Seperti apa menurut Anda tentang kematangan beragama?

5. Apakah Anda pernah merasakan kehadiran Tuhan?

6. Bagaimana menurut Anda tentang eksistensi Tuhan?

7. Apakah ada perubahan dalam diri Anda setelah merasakan kehadiran Tu- han?

8. Apakah ada kebiasaan tertentu yang dilakukan untuk merasakan kehadiran Tuhan?

9. Biasanya berapa lama Anda merasakan kehadiran Tuhan?

10. Bagaiaman menurut Anda untuk menghilangkan rasa ego untuk menjadi cinta?

11. Bagaimana menurut Anda untuk memuncul rasa pasrah terhadap Tuhan?

12. Apakah ada ritual atau kebiasaan tertentu yang harus dilakukan?

(39)

74

13. Apakah hati Anda selalu terhubung dengan tuhan dan selalu berfikir posi- tif kepada segala sesuatu?

14. Apakah hati Anda sudah berserah diri kepada segala kehendak Tuhan, se- hingga Anda menerima segala yang sudah ditakdirkan olehNya?

15. Bagaimana perasaan Anda setelah berserah diri terhadap segala ke- hendakNya?

16. Apakah Anda dapat merasakan ketenangan dan kebahagiaan?

17. Apa tujuan dari hidup Anda?

18. Apakah segala yang Anda lakukan di dunia ini berdasarkan cinta kepa- daNya?

19. Bagaimana tangapan Anda tentang orang yang berbeda agama dengan Anda?

(40)

75

DATA DIRI

RIWAYAT PENDIDIKAN

PENGALAMAN ORGANISASI CURRICULUM VITAE

Nama : Naufal Al Mahrosi Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal lahir : Sumenep, 01 Juni 1995

Agama : Islam

Alamat Sekarang : Jl. Kabupaten KM 1, Sleman

Alamat Asli : Ds. Beringin, Desa Gingging, Kec, Bluto, Kab, Sumenep

No. Hp : 087863186711

Alamat Email : Nauvaldo212@ gmail.com

TK Nurul Huda : 2001 - 2003 MI Nurul Huda : 2003 - 2009 MTs Nurul Huda : 2009 ± 2011 SMK Nurul Huda : 2011 - 2014

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) (2014 ± Sekarang) Humaniush (Lembaga Jurnalistik Fakultas Ushuluddin) (2016 ± 2018) Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Studi Agama-agama

(41)

76

KETERAMPILAN Komunitas Menulis Pinggir Rel (MPR)

Public Speaking

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjudul “ Corak Faham Teologi Islam Santri di Pondok Pesantren Mahasiswa al-Jihad Surabaya .” Dalam skripsi ini, rumusan masalah yang dikaji adalah

1) diawal tahun memasuki pondok santri mengalami masalah adaptasi yaitu di pondok pesantren terlalu banyak aturan sedangkan di rumah santri lebih bebas, masalah

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan skabies dengan prestasi belajar pada santri pondok pesantren di Bandar Lampung..

Tujuan dari Penanaman nilai-nilai toleransi terhadap santri di pondok pesantren Darussalam Banyuwangi adalah sebagai upaya pendiri pada saat pertama kali mendirikan pondok

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian pada tesis ini, peneliti dapat mengambil kesimpulan yakni Analisis Proxemics di Kalangan Santri Pondok Pesantren Modern

“Buku Petunjuk Teknis Adaptasi Kebiasaan Baru Santri di Pondok Pesantren” disusun dengan tujuan terinformasikan- nya protokol kesehatan terkait kembalinya santri ke pondok pesantren

(2) Untuk mendeskripsikan apa saja jenis – jenis pemberdayaan kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan dalam rancangan buku saku tentang personal hygiene sebagai media promosi kesehatan bagi santri di Pondok Pesantren Ar