• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL ULUM DESA KEMUNINGSARI LOR KECAMATAN PANTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL ULUM DESA KEMUNINGSARI LOR KECAMATAN PANTI "

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERDAYAAN KEWIRAUSAHAAN SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL ULUM DESA KEMUNINGSARI LOR KECAMATAN PANTI

KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

AINUR RAHMAN NIM: 084 143 117

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

OKTOBER 2018

(2)
(3)
(4)

MOTTO

...





















...

Artinya:“...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”...(QS Ar Ra’d : 11)

(5)

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis mempersembahkan kepada mereka yang telah banyak berjasa dalam kesuksesan belajar yang telah penulis lalui selama ini,

Mereka adalah:

1. Bapak (Saniju) dan Ibuku (Juama), yang selalu mengalirkan doa kesuksesan, dan dukungan moril dan finansial, serta penopang semangat di saat gundah melanda untuk tetap yakin dan dapat meraih kesuksesan.

2. Kakak perempuan ku Ike Wulandari yang selalu memberikan semangat dan do’anya.

3. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan semangat dan motivasi agar selalu semangat dalam belajar.

4. Almamaterku IAIN Jember terima kasih atas wadah selama aku menimba ilmu dan belajar.

5. Semua guru dan dosen dari SD sampai Kuliah yang telah membimbing dan mengajari dengan penuh kesabaran hingga akhirnya menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

6. Semua teman-teman dari kelas C3 (MPI) yang saling memberikan semangat dan canda tawa semasa kuliah.

(6)

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا للها مسب

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT., karena berkat limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW, yang senantiasa telah membawa kita dari jaman jahiliyah menuju jaman yang penuh dengan segala macam ilmu pengetahuan tentunya karena adanya Islam dan iman.

Skripsi yang berjudul “Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Ulum Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember” ini kami susun untuk memenuhi persyaratan Sarjana Starata-1 (S-1) Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember (IAIN Jember).

Untuk memenuhi syarat gelar serjana Fakultas FTIK Jurusan Kependidikan Islam Prodi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Institut Agama Islam Negeri Jember penulis telah menyusun dan telah menyelesaikan skripsi ini, penulis hanya mampu mengucapkan terimakasih yang sebesar besar-Nya semoga Allah Swt memberi balasan yang setimpal. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. Selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menimba Ilmu dikampus ini.

(7)

vii Ilmu Keguruan IAIN Jember.

3. Khoirul Faizin, M.Ag. selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

4. Dr Hj. Siti Rodliyah, M.Pd. selaku Ketua Jurusan KI (Kependidikan Islam) IAIN Jember.

5. Nuruddin, M.Pd.I selaku Ketua Prodi MPI (Manejemen Pendidikan Islam) dan sekaligus dosen pembimbing yang selalu sabar dalam memberi bimbingan dan pengarahan hingga skripsi ini selesai.

6. Segenap dosen IAIN Jember yang memberi iIlmu pengetahuan dan para karyawan yang sudah melayani kami selama proses perkuliahan.

7. Segenap penguji yang telah berkenan menguji skripsi ini.

8. Segenap pengurus Pondok Pesantren Nurul Ulum Kemuningsasri Lor yang telah memberikan izin untuk penelitian di lembaga tersebut.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun penyajiaannya, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan tugas akhir ini. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri.

Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah bapak atau ibu berikan kepada penulis mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.

Jember, 06 Oktober 2018 Ainur Rahman NIM: 084143117

(8)

ABSTRAK

Ainur Rahman, 2018: Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Ulum Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

Pesantren merupakan wadah atau lembaga pendidikan Islam untuk menumbuh-kembangkan sikap keimanan seseorang yang ingin mencetak manusia menjadi manusia yang rahmatanlil alamin baik dalam bentuk ibadah, tata krama, dan kedisiplinan. Kehadiran pesantren di tengah-tengah masyarakat pada awalnya tidak hanya sebagai lembaga pendidikan saja, tetapi juga sebagai lembaga penyiar agama dakwah. Pesantren memiliki banyak kelebihan dan keunikan dibandingkan dengan lembaga pendidikan formal. Pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan di Indonesia, pemahaman manusia dalam urusan agama. Pesantren bukan hanya belajar tentang ilmu agama saja sekarang bisa belajar berwirausaha di pesantren dan langsung bisa praktek.

Fokus penelitian yang diteliti dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimana strategi pemberdayaan kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember ? (2) Apa saja jenis- jenis pemberdayaan kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember ?

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mendeskripsikan strategi Pondok Pesantren Nurul Ulum desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember Dalam Pemberdayaan Kewirausahaan Santri. (2) Untuk mendeskripsikan apa saja jenis – jenis pemberdayaan kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif. Jenis penelitian ini yaitu field research. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data menggunakan kualitatif deskriptif.

keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil dari penelitian ini yaitu: 1) Strategi Kewirausahaan di Pondok Pesantren di bangun di atas pondasi ilmu dan akhlak. Ilmu yang diajarkan oleh Pondok Pesantren meliputi materi Ma’rifatullah, Kewirausahaan, dan kepemimpinan yang di harapkan mampu membangun kebersamaan dan kepercayaan diri para santri dalam mengembangkan potensi yang telah di anugerahkan Allah kepadanya. Sedangkan akhlak diharapkan mampu merubah karakteristik negatif menjadi positif, sehingga dalam mengembangkan potensinya para santri memberikan kesejahteraan bagi dirinya dan ketentraman bagi lingkungan sekitarnya dengan adanya kewirausahaan ini diharapkan akan lahir insan mandiri dalam usaha pengembangan ekonomi masyarakat, pesantren juga memfasilitasi santri dalam wirausaha. 2) Jenis-jenis kegiatan pemberdayaan kewirausahaan yang dilakukan dan dikembangkan oleh pesantren disesuaikan dengan kondisi lingkungan, sarana prasarana, dan kemampuan yang dimiliki pesantren. Jenis-jenis usaha yang dihasilkan oleh temen-temen pondok, Pertama, yaitu Pengelohan sampah meliputi, lampu lampion, vigura dan lain-lain. Kedua Tatabusana (menjahit) meliputi; baju, kerudung, jas dan celana.

(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 8

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 13

A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 16

1. Peberdayaan Kewirausahaan ... 16

2. Strategi Kewirausahaan ... 20

3. Tiga Jenis Kewirausahaan... 25

(10)

4. Pondok Pesantren ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi Penelitian ... 35

C. Subjek Penelitian ... 35

D. Teknik Pengumpulan Data ... 36

E. Analisis Data ... 38

F. Keabsahan Data ... 41

G. Tahap-Tahap Penelitian... 42

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 44

A. Gambaran Objek Penelitian ... 44

B. Penyajian Data dan Analisis... 53

C. Pembahasan Temuan ... 60

BAB V PENUTUP ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 70 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

xi

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitin Terdahulu ... 15 Tabel 4.1 Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Nurul Ulum ... 51

(12)

DAFTAR BAGAN

Gambar. 3:1 Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif ... 40 Struktur Kepengurusan Pondok Pesantren Nurul Ulum Kemuningasari Lor

Kecamatan Panti` ... 49

(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu mendasar yang hingga kini menjadi tantangan terbesar bangsa Indonesia adalah masalah pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi akan memberikan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Namun demikian, Indonesia tengah menghadapi problem yang sangat kompleks dalam masalah pembangunan ekonomi, yang berimplikasi pada munculnya kesenjangan ekonomi di berbagai sektor. Hal ini di sebabkan karena pembangunan tidak mampu menyerap potensi ekonomi masyarakat, termasuk angkatan kerja sebagai kontributor bagi percepatan pertumbuhan dan kesejahteraan ekonomi tersebut.

Problem yang dimiliki bangsa Indonesia itu antara lain adalah pertumbuhan ekonomi yang tidak dibarengin dengan kesempatan tenaga kerja yang merata, sementara angka produktif penduduk Indonesia tidak berbanding lurus dengan besarnya jumlah peluang usaha dan ivestasi di Indonesia.

Ditambah lagi banyaknya peluang dan kesempatan investasi tersebut tidak banyak didukung oleh kemampuan sumber daya manusia yang kualified.

Akibatnya timbul kesenjangan antara kebutuhan lapangan pekerjaan dengan kesempatan yang diberikan oleh pelaku usaha kepada angkatan kerja, yang pada akhirnya menyebabkan timbul dan banyaknya pegangguran.

(14)

2

Kini sudah saatnya bangsa Indonesia memikirkan dan mencari terobosan dengan menanamkan sedini mungin nilai-nilai kewirausahaan, terutama bagi kalangan terdidik. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan bagi banyak orang diharapkan bisa menimbulkan jiwa kreatifitas untuk berbisni atau berwirausaha sendiri dan tidak bergantung pada pencarian kerja yang semakin hari semakin sempit dan ketat persaingannya. Kreativitas ini sangat dibutuhkan bagi orang yang berjiwa kewirausahaan untuk menciptakan sebuah peluang kerja, tidak hanya dirinya sendiri tapi juga orang lain.

Kewirausahaan merujuk pada sifat, watak dan karakteristik yang melekat pada setiap individu yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan dan mengembangkan gagasan kreatif dan inovatif dalam setiap kegiatan yang produktif. Oleh karena itu, jiwa dan sikap kewirausahaan dapat dimiliki oleh setiap orang, asalkan selalu membiasakan berfikir kreatif dan bertindak inovatif. Dalam hal ini, kewirausahaan pada hakikatnya merupakan kemampuan kreatif dan inovatif sebagai dasar, kiat dan kekuatan untuk memanfaatkan setiap peluang untuk sukses.

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan.1 Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang

1 Hendro, Dasar-Dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2011), 29-30.

(15)

mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.

Dalam al-Qur’an, Allah telah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk giat berusaha dan memiliki semangat berwirausaha. Di antaranya ialah tertuang dalam firman Allah dalam surah Al-Jumu’ah ayat 10.

































Artinya: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah: 10)2

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah dikemukakan bahwa setiap kepala sekolah/ madrasah harus memiliki 5 (lima) kompetensi dasar; yaitu kompetensi kepribadian, manajerial, supervisi, sosial, dan kewirausahaan.

Dari kelima kompetensi dasar tersebut, kompetensi kewirausahaan merupakan hal baru bagi kepala sekolah. Di samping, masalah kewirausahaan merupakan isu nasional yang akhir-akhir ini banyak Diperbincangkan, khususnya dalam dunia pendidikan. Bagaimana pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang mandiri yang memiliki jiwa dan kompetensi kewirausahaan, sehingga setelah lulus tidak bergantung kepada orang lain, tidak menganggur, dan tidak menjadi beban masyarakat.

Dewasa ini penggunaan kata entrepreneur seringkali dihubungkan dengan istilah businessman atau businesswoman. Dalam terminologi

2Mahmud Junus, Tarjamah Al-Qur’an Al-Karim (Bandung: PT. Alma’arif, 1985), 53.

(16)

4

penciptaan bisnis pengertian kedua hal tersebut sedikit berbeda. Istilah entrepreneur pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Irlandia, Richard Cantillon sebagai orang yang melaksanakan dan mengoperasikan sebuah perusahaan atau proyek dan bertanggung jawab atas risiko yang terjadi. Dalam konteks penciptaan bisnis, seorang entrepreneur seringkali disamakan dengan founder (pendiri).

Definisi sederhana untuk menjelaskan businessman atau businesswoman adalah seseorang yang bekerja pada perusahaan yang berorientasi pada keuntungan (profit-oriented) atau secara khusus orang yang terlibat dalam manajemen pada segala tingkatan pada sebuah perusahaan.

Seorang entrepreneur kemungkinan besar juga sebagai businessman, karena meskipun dia yang menciptakan suatu peluang bisnis, tidak jarang dia juga yang melaksanakan bisnis tersebut. Sedangkan seorang businessman belum tentu menjadi seorang entrepreneur, karena seringkali dia menjadi executive atau pelaksana bisnis pada perusahaan yang tidak dibentuk atau dimilikinya sendiri.3

Penulis menilai program pemberdayaan pesantren ini cukup penting untuk diteliti, mengingat dampak positif yang bisa diambil bagi pemberdayaan ekonomi umat di masa mendatang. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan dasar pertimbangan bahwa belum ada peneliti yang mengkaji permasalahan tentang Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Ulum, di Pondok Pesantren Nurul Ulum

3Paulus Sukardi dan Evi Thelia Sari, Bisnis International; Sebuah Perspektif Kewirausahaan (Yogyakarta: GrahaIlmu, 2007), 10.

(17)

Kemuningsari Lor tidak hanya memberikan materi tentang keagamaan saja tetapi juga membekali para santri dengan beriusaha mandiri dengan bertujuan untuk mendorong pola pikir santri, yang diharapkan dapat membangkitkan kreatifitas mereka dalam usaha di bidang ekonomi, sehingga dapat membantu perekonomian Indonesia, khususnya untuk pengembangan perekonomian di Pondok Pesantren tersebut.

Pemberdayaan tersebut bermakna sebagai langkah sadar yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Nurul Ulum dalam mengenalkan, menumbuhkan, dan mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan yang dalam penelitian ini diistilahkan sebagai “Pemberdayaan Kewirausahaan” di Pondok Pesantren. Oleh karena itu, saya tertarik mengangkat tema ini untuk di tuangkan dalam sebuah tulisan dengan judul “Pemberdayaan Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember”

B. Fokus Penelitian

Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui proses penelitian.4

1. Bagaimana Strategi Pemberdayaan Kewirausahaan Santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember ?

4 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, (Jember: IAIN Jember Prees, 2017),44.

(18)

6

2. Apa Saja Jenis–Jenis Pemberdayaan Kewirausahaan di Pondok Pesantren Dalam Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Ulum Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember ? C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada masalah masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.5 Oleh karena itu peneliti mengklasifikan tujuan penelitian menjadi dua bagian yaitu:

1. Untuk Mendeskripsikan Strategi Pondok Pesantren Nurul Ulum Desa Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember Dalam Pemberdayaan Kewirausahaan Santri.

2. Untuk Mendeskripsikan Apa Saja Jenis–Jenis Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kelurahan Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember.

5Ibid., 45.

(19)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melaksanakan penelitian. Kegunaan dapat bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi, dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.6

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran dalam memperkaya wawasan keilmuan mengenai Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kemuningsari Lor Panti Jember

b. Dalam rangka mengembangkan dan menambah khasanah pengetahuan dan keilmuan terkait dengan pemberdayaan kewirausahaan dilembaga pendidikan tinggi khususnya IAIN Jember.

2. Manfaat Praktis a. Bagi IAIN Jember

Penelitian ini diharapkan menjadi literature dan refrensi bagi lembaga IAIN, sekaligus dapat digunakan penelitian selanjutnya untuk mengembangkan kajian tentang manajemen pesantren.

6Ibid., 45.

(20)

8

b. Bagi Peneliti

1) Menanamkan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas mengenai pemberdayaan kewirausahaan pesantren, serta menjadi bekal untuk menjadi seorang wirausaha/manajer dimasa yang akan datang.

2) Penelitian ini digunakan untuk melengkapi syarat memperoleh gelar sarjana setrata satu di IAIN Jember.

c. Bagi Lembaga Yang di Teliti

Penelitian ini di harapkan mampu memberikan kontribusi yang posistif, untuk terus mempertahankan eksistensinya dan sebagai bahan masukan yang konstruktif dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan dan kemajuan lembaga pendidikan pesantren.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.7 1. Pemberdayaan Kewirausahaan

a. Perberdayaan

Pemberdayaan artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai kekuatan. Pemberdayaan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari empowerment dalam bahasa Inggris.

Pemberdayaan ini menyangkut beberapa segi yaitu Pertama, penyadaran tentang peningkatan kemampuan untuk mengidentifikasi

7Ibid., 45.

(21)

persoalan dan permasalahan yang ditimbulkan serta kesulitan hidup atau penderitaan. Kedua, meningkatkan sumber daya yang telah ditemukan, pemberdayaan memerlukan upaya advokasi kebijakan ekonomi politik yang yang pada pokoknya bertujuan untuk membuka akses golongan bawah, lemah, dan tertindas tersebut terhadap sumber daya yang dikuasai oleh golongan kuat atau terkungkung oleh peraturan peraturan pemerintah dan penata sosial.

b. Kewirausahaan

Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa Prancis) yang di terjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti batween taker atau go-between, yaitu orang yang berani bertindak mengambil peluang. Wirausaha atau wirasuasta diartikan sebagai wira yang artinya pahlawan, berbudi luhur; swa artinya sendiri sta artinya berdiri. Oleh karena itu wirasuasta disimpulkan sebagai manusia teladan dalam berdiri sendiri (berdikari).

2. Pondok Pesantren

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia yang telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyiaran Islam.

Pada umumnya Pondok Pesantren didirikan oleh para ulama secara mandiri, sebagai tanggung jawab ketaatan terhadap Allah SWT. Untuk mengajarkan, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran agamanya.

Karena pesantren didirikan oleh para ulama atau tokoh agama dengan visinya masing-masing, maka kurikulumnya pun sangat beragam. Tetapi

(22)

10

terdapat kesamaan fungsi pendidikan pesanren, yaitu pesantren sebagai pusat pendidikan dan pendalaman ilmu-ilmu pengetahuan Islam (tafaqquh fiddin) dan pusat dakwah Islam.

Dalam PMA No. 13 tahun 2014 Bab II Pesantren, pesantren wajib menjungjung tinggi dan mengembangkan nilai-nilai Islam rahmatan lil’alamin dengan menjungjung tinggi nilai-nilai Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Inonesia, Bhineka Tunggal Ika, Keadilan, Toleransi, Kemanusiaa, Keikhlasan, Kebersamaan, dan nilai-nilai luhur lainnya.8

Seiringan dengan perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, Pondok Pesantren juga terus berbenah diri dan meningatkan kualitas pendidikannya, baik dalam materi/kurikulumnya, maupun metode pembelajarannya. Pendidikan keterampilan juga mendapat perhatian di berbagai pesantren, guna membekali para santri untuk kehidupan masa depan. Pendidikan keterampilan pada umumnya disesuaikan dengan keadaan dan potensi lingkungan pesantren, seperti keterampilan bidang peternakan, pertanian, perkebunan dan perdagangan.

Untuk melatih para santri dalam kewirausahaan, pada umumnya Pondok Pesantren telah memiliki koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) yang dikelola oleh para santri senior. Beberapa pondok pesantren telah mampu memiliki koperasi yang cukup maju bahkan mampu mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar.

8 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 13 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Keagamaan Islam, 5.

(23)

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang di mulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini yaitu:

BAB I Pendahuluan, pada bab ini terdapat sub-sub yang yakni, latar belakang yang menjelaskan fenomena yang terjadi. Pada bab ini akan dijelaskan secara rinci tentang beberapa faktor yang menjadi alasan mengapa penelitian ini dilakukan, sehingga peneliti dapat menentukan fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah sebagai penjelas dan batasan penelitian agar lebih fokus dan tidak menimbulkan bias.

BAB II Kajian Kepustakaan, pada bab ini terdapat sub-sub bab yakni, berisi tentang kajian kepustakaan yang terdiri dari penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan, dan kajian teori sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisa data yang diperoleh dari penelitian.

BAB III Metode Penelitian, pada bab ini peneliti membahas semua langkah-langkah penelitian yang dilakukan mulai dari pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan, pemilihan lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data yang di gunakan, dan tahap-tahap penelitian.

BAB IV Penyajian Dan Analisis Data, pada bab ini membahas tentang penyajian data dan analisis data secara empiris. Pada penelitian juga dipaparkan tentang gambaran objek penelitian, penyajian data serta membahas

(24)

12

tentang temuan selama proses penelitian. Fungsi bab ini diantaranya sebagai bahan kajian untuk memaparkan data yang diperoleh guna menemukan kesimpulan.

BAB V Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang terkait dengan rumusan penelitian dan tujuan penelitian.

Kesimpulan merangkum pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Sedangkan saran dituangkan agar bisa mengacu atau sumber dari temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan akhir hasil penelitian.9

9 Pedoman Karya Ilmiah Institut Agama Islam Negeri Jember (IAIN) Jember (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 77.

(25)

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian, tampilan pustaka terlebih dahulu bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai penelitian yang telah dikerjakan oleh peneliti terlebih dahulu. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nuri Hidayati 2016 berjudul “Strategi Kapontren Dalam Membangun Jiwa Wirausaha Mahasantri Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo”. Adapun hasil dari penelitian ini adalah srategi yang di gunakan dalam membentuk jiwa wirausaha mahasantri yaitu menggunakan pelatihan pendidikan atau pembinaan tentang berwirausaha yang dilaksanakan setiap satu minggu satu kali. Faktor penghambat yang di alami yaitu mahasantri kurang memiliki sifat kejujuran, tidak ada kekompakan dalam pembinaan berwirausaha, kurang memahami pengeluaran orang tua dan mahasantri tidak memiliki kepercayaan diri dalam berwirausaha. Solusi yang dilakukan yaitu pengurus “enje mart”

harus waspada dan lebih ketat dalam menjaga koperasi sehingga tidak ada pencurian, memberikan arahan agar bisa serius dalam melaksanakan pembinaan dan mengajarkan mahasantri untuk terjun ke lapangan.10 Persamaannya adalah fokus penelitian sama-sama mengenai

10 Nuri Hidayati, “Strategi Kapontren Dalam Membangun Jiwa Wirausaha Mahasantri Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggoi”, 97.

13

(26)

14

kewirausahaan di Pondok Pesantren. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu lebih menekankan pada strategi koperasi, sedangkan penelitian ini lebih terhadap pemberdayaan kewirausahaan santri.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Rifqi Azis berjudul “Potret Pendidikan Kewirausahaan Dalam Membangun Wirausaha Muslim Di Pondok Pesantren Sidogiri Ds. Sidogiri Kec. Kraton Kabupaten Pasuruan Tahun 2010”. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pendidikan kewirausahaan dalam membangun wirausaha muslim di Pondok Pesantren Sidogiri tahun 2010 antara lain : Pondok Pesantren Sidogiri mengembangkan kurikulum salaf menjadi kurikulum pendidikan kewirausahaan; menanamkan landasan wirausaha muslim dalam aktivitas santri; dan menumbuhkan integritas wirausaha muslim kepada santri dengan jalan santri diberikan kesempatan untuk praktikum di koppontren Sidogiri dan BMT MMU dan UGT dan kegiatan ma’hadiah.11 Persamaanya adalah metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan kewirausahaan santri. Sedangkan perbedaanya adalah penelitian terdahulu lebih menfokuskan kepada manajemen kewirausahaan dalam membangunkan jiwa bisnis siswa, sedangkan penelitian ini lebih terhadap pemberdayaan kewirausahaan santri.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Widyaning Astiti berjudul

“Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha Dan Keterampilan Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

11 Ahmad Rifqi Azis, “Potret Pendidikan Kewirausahaan Dalam Membangun Wirausaha Muslim Di Pondok Pesantren Sidogiri Ds. Sidogiri Kec. Kraton Kabupaten Pasuruan Tahun 2010”. 87.

(27)

Universitas Negeri Yogyakarta”. Adapun hasil penelitian ini adalah Pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi berwirausaha dan pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan berwirausaha.12 Persamaanya adalah fokus permasalahan yang dibahas sama-sama memaparkan kewirausahaan, terutama pada keterampilan berwirausaha. Perbedaan penelitian terdahulu adalah metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan lebih menekankan pada pendidikan berwirausaha, sedangkan penelitian ini lebih fokus terhadap pemberdayaan kewirausahaan santri.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitin Terdahulu

12 Yunita Widyaning Astiti, “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha Dan Keterampilan Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”, (Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2014), 81.

NO NAMA JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN

1 Nuri Hidayati

Strategi

Kapontren Dalam Membangun Jiwa Wirausaha

Mahasantri Ponpes Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Membahas tentang kewirausahaan di pondok pesantren

Berfokus pada peran koperasi

2 Ahmad Rifqi Azis

Potret Pendidikan Kewirausahaan Dalam

Membangun Wirausaha Muslim Di

Pondok Pesantren Sidogiri Ds.

Sidogiri Kec.

Kraton Kabupaten Pasuruan Tahun

Metode penelitian menggunakan pendekatan

kualitatif deskriptif, teknik

pengumpulan data yang digunakan data yang

digunakan adalah observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Fokus permasalahan yang dibahas yaitu pendidikan kewirausahaan dalam membangun wirausaha muslim, sedangkan penelitian ini lebih menfokuskan kepada manajemen kewirausahaan dalam mengembangkan jiwa bisnis siswa. Analisa data menggunakan kualitatif reflektif,

(28)

16

B. Kajian Teori

1. Peberdayaan Kewirausahaan

Secara etemologi pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pemberdayaan dapat dimaknai sebagai proses menuju berdaya, atau proses untuk memperoleh daya/kekuatan/kemampuan, dan atau proses pemberian daya/kekuatan/kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. 13

Pemberdayaan sebagai terjemahan empowerment menurut Merrian webster dalam Oxford Eglish Dictionary mengandung dua pengertian.14

13Ambar Teguh, Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan, (Yogyakarta : Gava Media, 2004), 77.

14Merrian Webster, Oxford Eglish Dictionary, (Amerika : Oxford),

2010 Keabsahan data

yang digunakan adalah trianggulasi sumber

sedangkan penelitian ini menggunakan analisa data miles and huberman (reduksi data, penyajian data, kesimpulan) 2 Yunita

Widyanin g Astiti

Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha Dan

Keterampilan Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Fokus

permasalahan yang dibahas sama – sama memaparkan kewirausahaan, terutama pada keterampilan berwirausaha

Metode penelitian

menggunakan pendekatan kuantitatif

(29)

1) To give ability or enable to do something, yang diterjemahkan sebagai memberi kecakapan/kemampuan atau memungkinkan untuk melakukan sesuatu.

2) To give somebody the power or outhority to act, yang berarti memberi kekuasaan untuk bertindak.

Pemberdayaan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat golongan masyarakat yang sedang kondisi miskin, sehingga mereka dapat melepaskan diri dari perangkap ketermisikinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan adalah upaya membangun kemampuan masyarakat, dengan mendorong, memotivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi tindakan nyata.15

Istilah wirausaha berasal dari kata Entrepreneur (bahasa Prancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan arti batween taker atau go-between, yaitu orang yang berani bertindak mengambil peluang.16 Wirausaha atau wirasuasta diartikan sebagai wira yang artinya pahlawan, berbudi luhur; swa artinya sendiri sta artinya berdiri. Oleh karena itu wirasuasta disimpulkan sebagai manusia teladan dalam berdiri sendiri (berdikari).17

Para pembuat teori ekonomi dan para penulis di masa lalu telah menyepakati perkataan entrepreneur dalam arti : mereka yang memulai

15Zubaidi, Pengembangan Masyarakat, Wacana Dan Praktek (Jakarta : Kencana 2014), 24.

16Sudrajat Rasyid, Muhammad Nasri, Sundarini, Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri ( Jakarta : PT. Citrayuda, 2005), 5.

17Sumarsono, Kontribusi Sikap Mental Berwirausaha Untuk Berprestasi, (Jakarta : CV Era Swasta, 1984), 1.

(30)

18

sebuah usaha baru yang berani mengambil segala macam resiko serta mereka yang mendapat keuntungannya.

Abdullah Gymnastiar yang terkenal dengan panggilan Aa Gym, seorang muballigh dan juga pengusaha sukses menjelaskan bahwa

“Entrepreneur adalah kemampuan kita untuk meng-create atau menciptakan manfaat dari apapun yang ada dalam diri kita dan lingkungan kita”.18

Pengertian wirausaha di sini menekankan pada setiap orang yang memulai sesuatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengajar dan memanfaatkan peluang dengan cara menciptakan suatu organisasi.

Dalam tradisi peristilahan di indonesia, istilah wirausaha menurut buchari alma, pada dasarnya sama dengan istilah wiraswasta. Walaupun rumusannya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama, yaitu memiliki sifat perwira atau mulia dan mampu berdiri di atas kekuatan sendiri. Jadi, ia memiliki kemampuan untuk berdikari, otonom berdaulat.

Atau menurut Ki Hajar Dewantoro, merdeka lahir batin.

Kewirausahan sebagai sesuatu proses, yakni proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada (inovasi).19

18Sudrajat Rasyid, Muhammad Nasri, Sundarini, Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri ( Jakarta : PT. Citrayuda, 2005), 5-6.

19Yuyus Suyarna, Kartib Bayu, Kewirausahaan : Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Suksesi, (Jakarta : Kencana, 2010), 26,.

(31)

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Artinya bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru berbeda dengan yang lain atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.20

Jadi, seorang wirausaha adalah seorang usahawan yang di samping mampu berusaha dalam bidang ekonomi umumnya dan niaga khususnya secara tepat guna (tepat dan berguna, efektif, dan efisien), juga berwatak merdeka lahir batin serta berbudi luhur.21

Selanjutnya alm juga memberikan penekanan pengertian tersebut berdasarkan ciri-ciri wirausahawan versi Suparman Sumahamijaya, bahwa:

Seorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki pribadi hebat, produktif, kreatif, melaksanakan kegiatan perencanaan, bermula dari ide sendiri, kemudian mengembangkan kegiatannya dengan mengguanakan tenaga orang lain dan selalu berpegang kepada nilai-nilai disiplin dan kejujuran yang tinggi.22

Adapun menurut Winardi, karakteristik setiap wirausahawan paling tidak memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

a) Kebutuhan akan keberhasilan.

b) Berani mengamsbil resiko c) Keinginan kuat untuk berbisnis.

20Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta : Raja Grafindo Utama, 2006), 17,.

21Buchari Alam, Paduan Kuliah Kewirausahaan, (Bandung : CV Alfabeta, 2000), 70,.

22Buchari Alma, Ajaran Islam Dan Bisnis, (Bandung : CV Alfabeta, 1994), 22,.

(32)

20

d) Seorang oportunis yang melihat kesempatan.

2. Strategi Kewirausahaan

Beberapa perusahaan kecil yang berhasil secara berkesinambungan dan bersaing secara unggul pada umumnya dikarenakan memiliki keunggulan dalam bidang teknik, produk yang unik, dan memiliki cakupan distribusi geografis pasar yang terbatas. Ada beberapa keputusan strategis yang diperlukan dalam kondisi pertumbuhan, yaitu :23

a. Perubahan produk barang dan jasa. Hal ini menyangkut pertanyaan : produk dan jasa baru apa yang diinginkann oleh pelanggan?

bagaimana perubahan mereka apakah dapat ditentukan?

b. Strategi yang menyangkut penetrasi pasar, ekspansi pasar, diversifikasi produk dan jasa, integrasi regional, atau ekspansi usaha. Ini menyangkut pertanyaan : bagaimana pasar dapat dicapai? Bagaimana posisi strategis perubahan harus diperbaiki? Peluang mana yang di ambil?

c. Kemampuan untuk memperoleh modal investasi dalam rangka penelitian dan pengembangan, proses produksi dan penggantian peralatan, dan dalam rangka penambahan sumber daya manusia. Hal ini menyangkut pertanyaan: Berapa modal yang di perlukan untuk investasi tersebut dan dari mana sumbernya?

d. Analisis sumber daya manusia, sehingga memiliki keterampilan yang unik yang unik untuk mengimplementasikan strategi. Pertanyaannya

23 Suryana, Kewirausahaan, (Jakarta : Salemba Empat, 2001), 118.

(33)

adalah bagaimana sumber daya manusia itu akan dikembangkan supaya perusahaan sukses di pasar?

e. Analisis pesaing baik yang ada maupun yang potensial untuk memantapkan strategi bersaing. Keputusannya harus berdasarkan perilaku, sumber daya, dan komitmen yang di miliki pesaing dimasa lalu. Apakah pesaing akan merespon strategi yang kita terapkan?

Kemampuan dan perencanaan apa yang diperlukan untuk respons mereka?

f. Kemampuan untuk menopang keunggulan strategi perusahaan dan untuk memodifikasi strategi dalam menghadapi perubahan permintaan pelanggan dan perilaku strategi persaingan baru. Apakah perusahaan akan selalu mempertahankan keunggulan strategi tersebut selama- lamanya?

g. Penentuan harga barang atau jasa untuk jangka pendek dan jangka panjang. Apakah analisis elastisitas permintaan untuk setiap pasar sudah dipahami?

h. Interaksi perusahaan dengan masyarakat luas. Apakah ada aksi strategis untuk merespon kebutuhan masyarakat?

i. Pengaruh pertumbuhan perusahaan yang cepat terhadap aliran kas.

Apakah pertumbuhan perusahaan menimbulkan kekurangan likuiditas perusahaan?

(34)

22

1) Strategi Bagi Market Leader

Apabila perusahaan telah memiliki peluang pasar yang besar seperti pada masa pertumbuhan, maka strateginya :

a) Mempertahankan serangkaian strategi secara opensif dan agresif untuk mempertahankan perusahaan di pasar.24 Wirausaha harus siap memperbaiki strategi bersaingnya agar tetap mendapatkan reputasi terbaik dari pelanggan.

b) Mengambil ikatan yang kurang aggresif dibanding di atas tetapi justru melaksanakan strategi yang mendorong posisi bertahan dan membentang kekuatan. Dalam posisi ini setiap departemen secara efektif menemukan keunggulan bersaing dan secara gradual dapat membangun hambatan masuk kesegmen pasar yang dipilih untuk bersaing.

c) Tidak boleh ada anggapan bahwa perusahaan yang berhasil tidak memiliki tantangan. Perusahaan yang pasif mempertahankan pasarnya akan selalu mengundang pesaing untuk memasuki pasar. Kegagalan dalam mempertahankan strategis akan memperlemah perusahaan dalam merespons serangan dari pesaing. Bila demikian maka, pesaing akan menjadi pemimpin pasar (market leader).

24 Ibid., 118-119.

(35)

2) Strategi Bagi Pencipta Relung (Niche Creators)

Perusahaan yang memasuki tahap pertumbuhan yang memiliki posisi kuat (bukan market leader) di pasar, memiliki strategi tertentu. Akan tetapi strategi ini bukan untuk bersaing dengan market leader.25 Strategi ini dilakukan dengan cara :

a) Secara anggresif perusahaan mengukir peluang pasar yang tidak tertandingi kemampuannya melalui kompetensi yang terbaik. Wirausaha harus memposisikan perusahaanya dalam segmen pasar kecil sebagai pemain yang paling dominan.

Wirausaha membangun dan mempertahankan hubungan secara terbuka dengan para pelanggannya. Dalam konteks ini, wirausaha jarang mengabaikan peluang dan selalu memperkuat hubungannya melalui pelayanan yang istimewa dan selalu merespons kebutuhan pelanggan secara cepat.

b) Mengembangkan strategi sebagai Follower Leader. Dalam kondisi ekonomi yang baik, perusahaan yang mengikuti strategi seperti ini bisa berhasil. Ancaman untuk strategi ini adalah jika pelanggan tidak memandang lagi perusahaan pemasok sebagai pilihan pertama. Pada pasar yang memiliki produk dan jasa yang sama (undifferentiated), sebenarnya bagi perusahaan tidak menarik untuk menciptakan persaingan.

25 Ibid.,119

(36)

24

3) Pertimbangan Strategi yang Lain

Banyak strategi yang dilakukan wirausaha yang berada pada tahap pertumbuhan, di antaranya :

a) Pertahanan bersaing. Agar tetap dapat bersaing, maka pengembangan produk dan perluasan dalam keadaan kritis. Jika perusahaan tidak inovatif secara terus-menerus dan tidak memperbaiki keberhasilannya di masa lalu atau memperbaiki produk

b) Mencoba untuk menemukan “Pemukul Besar (Big Hitter)”, dan tidak berkonsentrasi pada perbaikan keberhasilan produk yang sudah ada. Keberhasilan perusahaan seperti 3 M (Man, Material, Market) tetap mendominasi posisi pasar melalui pengenalan perbaikan produk secara ber kesinambungan.

c) Mengambil langkah positif dan proaktif untuk menguasai manajer kunci dan ahli teknik profesional yang selalu di ikut sertakan dalam pembentukan keberhasilan perusahaan.

Sangatlah tidak mudah untuk menempatkan kembali kemampuan individual yang cakep. Oleh sebab itu, kehilangan seseorang yang cakap dan dianggap kunci dapat menghancurkan keuggulan perusahaan dalam persaingan.26

26 Ibid., 119-120.

(37)

3. Tiga Jenis Kewirausahaan

Pada dasarnya hakikat wirausaha adalah perwujudan sikap, perilaku, kemampuan serta semangat yang sangat mendasar untuk mendukung kehandalan, ketangguhan dan keunggulan kewirausahaan, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a. Wirausaha Handal

Ciri-ciri kemampuan wirausaha handal :

1) Memiliki rasa percaya diri dan bersikap mandiri yang tinggi dalam usaha mencari penghasilan dan keuntungan melalui pengembangan usaha dan perusahaan

2) Mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk memanfaatkan.

3) Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja yang lebih cepat dan efesien.

4) Mau dan mampu berkomunikasi dan melakukan tawar – menawar dan musyawarah dengan berbagai pihak yang berpengaruh terutama pada pembeli/pelanggan (memiliki salesmanship).

5) Menghadapi hidup dan menangani usaha secara terencana jujur, hemat dan disiplin.

6) Mencintai kegiatan usahanya dan perusahaannya serta lugas dan tangguh tapi cukup luwes dalam melindunginya.

(38)

26

7) Mau dan mampu meningkatkan kapasitas diri sendiri dari kapasitas perusahaan dengan memanfaatkan dan memotivasi orang lain (leadership/managerial skill ) serta melakukan perluasan dan pengembangan usaha dengan resiko yang moderat.

8) Berusaha mengenal dan mengendalikan lingkungan serta menggalang kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak (networking).

b. Wirausaha Tangguh

Ciri dan kemampuan wirausaha tangguh :

1) Mampu berpikir dan bertindak stratejik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari peluang, keuntungan termasuk yang mengandung resiko yang agak besar dalam mengatasi masalah

2) Berupaya untuk selalu memperoleh keuntungan dengan menggunakan berbagi keunggulan untuk memuaskan pelanggan (penerapan falsafah dan teknik TQC).

3) Berupaya mengenali dan mengendalikan kekuatan serta kelemahan perusahaan, dengan meningkatkan kemampuan sistem pengendalian internal.

4) Berupaya untuk selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaannya, terutama melalui pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan modal.

(39)

c. Wirausaha Unggul

Ciri dan kemampuan wirausaha unggul :

1) Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkannya dalam pengelolaan kegiatan usaha.

2) Beupaya untuk selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk pelanggan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan Negara.

3) Selalu berusaha antisipatif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan usaha.

4) Selalu bertindak kreatif, mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan produktivitas efesiensi usaha.

5) Selalu berusaha dalam meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi baru di berbagai bidang usaha.27

4. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pondok adalah tempat para santri belajar ilmu agama, atau lainnya dengan bertempat tinggal sekali disitu.28 Menurut Min Haedari, istilah pondok ini berasal dari kata bahasa arab yaitu “funduk” yang berarti “hotel” atau “rumah penginapan”.29

27 Panji Anoraga & H. Djoko Sudantoko, Koperasi, 149.

28Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 489.

29Amin Haedari, Panorama Pesantren Dalam Cakrawala Modern (Jakarta : Diva Pustaka, 2004), 7.

(40)

28

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan islam tertua di indonesia yang telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyeiaran islam. Pada umumnya Pondok Pesantren didirikan oleh para ulama secara mandiri, sebagai tanggung jawab ketaatan terhadap Allah SWT.

Untuk mengajarkan, mengamalkan dan mendakwahkan ajaran-ajaran agamanya. Karena pesantren didirikan oleh para ulama atau tokoh agama dengan visinya masing-masing, maka kurikulumnya pun sangat beragam. Tetapi terdapat kesamaan fungsi pendidikan pesanren, yaitu pesantren sebagai pusat pendidikan dan pendalaman ilmu-ilmu pengetahuan Islam (tafaqquh fiddin) dan pusat dakwah Islam.

Sedangkan menurut Tim Direktorat Jendral keagamaan agama Islam, Pondok adalah lembaga pendidikan yang menyediakan asrama atau Pondok (pemondokan) sebagai tempat tinggal bersama sekaligus tempat belajar para santri di bawa bimbingan kiyai.30 Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia Pesantren adalah tempat belajar mengaji secara bersama-sama dan juga sebagian besar tinggal disana.31

Ali Mukti mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pesantren adalah “lembaga pendidikan tempat memperdalam ilmu agama Islam, agar dapat melestarikan ilmu tersebut dengan tujuan menjadi kader ulama pemimpin umat dan pemimpin bangsa”.32

30Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Langkah – Langkah Pembelajaran Di Pesantren, 8.

31Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 487-489.

32Ali Mukti, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 2003), 97.

(41)

Seiringan dengan perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pondok pesantren juga terus berbenah diri dan meningkatkan kualitas pendidikannya, baik dalam materi/kurikulumnya, maupun metode pembelajarannya. Pendidikan keterampilan juga mendapat perhatian di berbagai pesantren, guna membekali para santri untuk kehidupan masa depan. Pendidikan keterampilan pada umumnya disesuaikan dengan keadaan dan potensi lingkungan pesantren, seperti keterampilan bidang peternakan, pertanian, perkebunan dan perdagangan. Untuk melatih para santri dalam kewirausahaan, pada umumnya pondok pesantren telah memiliki koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) yang dikelola oleh para santri senior. Beberapa Pondok Pesantren telah mampu memiliki koperasi yang cukup maju bahkan mampu mengembangkan ekonomi masyarakat sekitar.33

Dalam PMA No 13 tahun 2014 bab II Tantang Pesantren.

Bagian kedua, penyelenggara pendidikan di pesantren, pasal 12 yaitu dalam penyelenggaraan pendidikan, pesantren dapat berbentuk sebagai satuan pendidikan dan/atau sebagai penyelenggara pendidikan. Pasal 18, hasil pendidikan pesantren sebagai satuan pendidikan dapat dihargai sederajat dengan pendidikan formal setelah lulus ujian yang

33Sudrajat Rasyid, Muhammad Nasri, Sundarini, Kewirausahaan Santri Bimbingan Santri Mandiri ( Jakarta : PT. Citrayuda, 2005), 27-28.

(42)

30

diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi dan ditunjuk oleh direktur.34

b. Fungsi dan Peran Pesantren

Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan yang berperan besar dalam pengembangan masyarakat, terutama pada masyarakat desa. Sehingga pada daerah-daerah yang terdapat pondok pesantren, maka biasanya pembentukan masyarakat diwarnai oleh keberadaan pondok pesantren tersebut.35

1) Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan36

Pengembangan apapun yang dilakukan dan dijalani oleh pesantren tidak mengubah ciri pokoknya sebagai lembaga pendidikan dalam arti luas. Ciri inilah yang menjadikannya tetap dibutuhkan oleh masyarakat.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan telah menyelenggarakan pendidikan formal (madrasah, sekolah umum dan perguruan tinggi) dan pendidikan non formal (kepesantrenan).

Sebagai lembaga pendidikan islam, pesantren sebagai berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencerdaskan generasi muda bangsa sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya.

34 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No 13 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Keagamaan Islam, 5-6.

35Depag, Langkah –Langkah Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok Pesantren (Depag : 2003), 20.

36Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta : CV. Prasasti, 2003), 36.

(43)

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren percaya bahwa manusia akan meningkat martabatnya seiring dengan penguatan nilai-niali dalam pribadi dan masyarakat membutuhkan waktu penyemaian yang tidak bisa disebut sebentar.

2) Pesantren Sebaga Lembaga Dakwah37

Pengertian sebagai lembaga dakwah benar benar melihat kiprah pesantren dalam melakukan dakwah dikalangan masyarakat, dalam arti melakukan suatu aktifitas menumbuhkan kesadaran beragam atau melaksanakan ajaran-ajaran agama secara konsekuen sebagai pemeluk agama Islam.

Sebenarnya secara mendasar gerakan pesantren baik didalam maupun diluar pondok adalah bentuk-bentuk kegiatan dakwa, sebab pada haqiqatnya podnok pesantren tak lepas dari tujuan agama secara total. Keberadaan pesantren di tengah masyarakat merupakan suatu lembaga yang bertujuan untuk menegakkan kalimat Allah dalam pengertian penyebaran agama Islam agar pemeluknya memahami Islam dengan sebenarnya. Oleh karena itu kehadiran pesantren sebenarnya dalam rangka dakwah Islamiah.

3) Pesantren Sebagai Lembaga Sosial

Fungsi pondok pesantren sebagai lembaga sosial menunjukan keterlibatan pesantren dalam menangani masalah-

37Ali Mukti, Kapita Salekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2003), 38

(44)

32

masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Atau dapat juga dikatakan bahwa pesantren bukan saja sebagai lembaga pendidikan dan dakwah tetapi lebih jauh dari pada itu kiprah yang besar dari pesantren yang telah disajikan oleh pesantren untuk masyarakat.

Sejalan dengan kemajuan manusia secara rasional, tokoh- tokoh pesantren cendrung menyesuaikan pengembangan pesantren searah dengan kebutuhan masyarakat. Menurut Kuntowidjoyo bahwa “disamping pengembangan pendidikan maka kegiatan- kegiatan sosial pesantren meliputi bidang ekonomi, teknologi, dan ekologi”.

Wujud nyata sebagai upaya penggarapan bidang sosial ekonomi, adalah mengarah pada suatu upaya peningkatan dan pengembangan potensi ekonomi masyarakat dari tingkat sangat lemah menjadi ekonomi sedang, bahkan berkembang menjadi tingkat ekonomi yang mapan. Termasuk didalamnya pengembagan ekonomi pesantren.

Pesantren juga terkenal mampu juga memainkan peranan dalam pembagunan. Menurut Afan Gaffar sebagaimana dikutip Syuthon Mahmud Dan Khusnurridho, terdapat tiga jenis peranan yang dapat dimainkan oleh pesantren, yaitu :

(45)

I. Mendukung dan memberdayakan masyarakat pada tingkat

“grassroots” yang sangat esensial dalam rangka menciptakan pembangunan yang berkelanjutan.

II. Meningkatkan politik secara meluas, melaui jaringan, kerjasama, baik dalam suatu negara maupun dengan lembaga-lembaga internasional lainnya.

III. Ikut mengambil bagian dalam menentukan arah dan agenda pembangunan.38

38 Sulthon Masyhud, Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta : Diva Pustaka, 2005), 13.

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan keharusan dalam suatu penelitian, karena hal ini akan berpengaruh pada penentuan pengumpulan data ataupun metode analisis dari hasil penelitian. Penelitian yan akan dilakukan ini mengunakan pendekatan kualitatif deskreptif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomina yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan dan sebagainya secara holistik, dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk tata dan bahasa, pada konteks khusus dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiyah.39

Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat factual secara sistematis dan akurat. Penelitian deskriptif dapat pula di artikan sebagai penelitian yang di maksudkan untuk memotret fenomina individual, situasi, atau kelompok tertentu yang terjadi secara kekinian. Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang di maksudkan untuk menjelaskan fenomina atau karakteristik individual, situasi, atau kelompok tertentu secara akurat. Dengan kata lain, tujuan penelitian deskriptif adalah mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat ini.40

39Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. RosdaKarya, 200), 6.

40Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, 41.

(47)

Penggunaan pendekatan kualitatif deskriptif adalah karena penelitian yang akan dilakukan ini untuk mendeskripsikan tentang pemberdayaan kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kelurahan Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember. Data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau dari lisan orang-orang yang diamati secara intensif, terici, dan mendetail.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Yayasan Pondok Pesantren Nurul Ulum yang beralamatkan di Jl. Rajawali No. 110 Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember 68152. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan dasar pertimbangan bahwa belum ada peneliti yang mengkaji permasalahan tentang Pemberdayaan Kewirausahaan Santri Di Pondok Pesantren Nurul Ulum, di Pondok Pesantren Nurul Ulum Kemuningsari Lor tidak hanya memberikan materi tentang keagamaan saja tetapi juga membekali para santri dengan beriusaha mandiri dengan bertujuan untuk mendorong pola pikir santri, yang diharapkan dapat membangkitkan kreatifitas mereka dalam usaha di bidang ekonomi, sehingga dapat membantu perekonomian Indonesia, khususnya untuk pengembangan perekonomian di Pondok Pesantren tersebut.

C. Subyek Penelitian

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah subyek berperan sebagai nara sumber atau informan, bagaimana data akan dicari dan dijaring sehingga validitasnya dapat terjamin.

(48)

36

Adapun yang hendak dijadikan informan dalam penelitian ini adalah 1. Pengasuh Pondok Pesantren

2. Ketua Pondok 3. Ustadz

4. Santri

D. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan hal yang sangat substansi dalam penelitian, sedangkan maksud dari metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan dalam penelitian untuk meraih data, dengan demikian data yang diharapkan tingkat kevalidannya dapat dipertanggung jawabkan.

Adapun metode atau cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

1. Observasi

Menurut Hadi bahwa observasi adalah “Pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap fenomena yang diselidiki baik langsung maupun tidak langsung untuk mampermudah memperoleh data yang diperlukan”.41

Observasi yang dipakai adalah observasi sistimatik karena menggunakan pengamatan, Dengan pengamatan data lebih mudah diperoleh dengan pedoman yang telah dibuat. Menurut Arikunto

“sistimatik yang digunakan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan”.

41SutrisnoHadi. Metodologi Research II, (Yogyakarta :Andi Offset. 2000), 136.

(49)

Adapun data yang ingin diperoleh dengan menggunakan observasi adalah:

a. Letak geografis Pondok Pesantren Nurul Ulum Kemuningsari Lor b. Situasi dan kondisi di lokasi Pondok Pesantren Nurul Ulum

Kemuningsari Lor

c. Sarana dan prasaran Pondok Pesantren Nurul Ulum Kemuningsari Lor d. Strategi kewirausahaan santri yang di terapkan di Pondok Pesantren

Nurul Ulum Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember e. Jenis-jenis kewirausahaan yang di hasilkan oleh Pondok Pesantren

Nurul Ulum Kemuningsari Lor Kecamatan Panti Kabupaten Jember 2. Wawancara

Menurut Arikunto wawancara adalah “sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari wawancara”.42

Dalam penelitian ini tehnik wawancara yang digunakan berstruktur dan terbuka. Dimana sebelum diadakan wawancara terlebih dahulu menetapkan masalah dan pertanyaan yang akan diajukan kemudian peneliti menggunakan pertanyaan sedemikian rupa bentuknya sehingga informan akan menjawab dengan keterangan yang panjang. Oleh karena itu, kreativitas pewawancara sangat diperlukan untuk mengetahui”.

Adapun data yang ingin diperoleh dengan menggunakan wawancara adalah:

42Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitiansuatu Pendekatan Praktek...., 216.

(50)

38

a. Bagaimana strategi pemberdayaan kewirausahaan yang di terapkan Pondok Pesantren Nurul Ulum?

b. Apa saja jenis-jenis pemberdayaan kewirausahaan santri di Pondok Pesantren Nurul Ulum?

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observai dan wawancara dalam penelitian.43 Adapun data yang ingin diperoleh dari dokumentasi adalah semua data – data yang berhubungan dengan pemberdayaan kewirausahaan santri.

E. Analisis Data

Menurut Patton yang dikutip oleh Moleong menyatakan bahwa yang dimaksud analisis data adalah “Proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan suatu uraian dasar”.44

Dalam peneliti ini menggunakan analisis data kualitatif deskriptif yaitu

“data yang diperoleh (berupa kata-kata gambar, prilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau dalam bentuk statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi”,45

Untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data maka setelah memperoleh data secara keseluruhan, peneliti segera mereduksi data,

43Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif/Kualitatif, dan R&D, 240.

44Lexy. J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2008),103.

45Margono. Metodelogi Penelitian, (Jakarta :Rineka Cipta. 2004), 16.

(51)

menyajikan data, kemudian menarik kesimpulan, sesuai dengan pernyataan Miles dan Huberman bahwa “teknik analisis data kualitatif terdiri dari 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi”.46

Adapun langkah-langkah peneliti didalam menganalisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Menurut Miles dan Huberman “Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan”,47 Setelah memperoleh data secara keseluruhan maka peneliti segera melakukan pemilihan data dari catatan tertulis yang diperoleh dari lapangan, dan pemilihan data tersebut harus berlangsung secara terus menerus selama penelitian kualitatif berlangsung.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi maka peneliti segera melakukan penyajian data. Penyajian data tersebut merupakan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengumpulan tindakan. 48

46Ibid.,16.

47 Miles Huberman. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber TentangMetode-Metode Baru(Jakarta : UI Press, 1992), 16.

48Ibid., 17.

(52)

40

3. Penarikan kesimpulan/verifikasi

Setelah peneliti melakukan penyajian data maka langkah selanjutnya adalah penarikan kesimpulan dari data data yang sudah disajikan, sesuai dengan pernyataan Miles dan Huberman bahwa “peneliti yang berkompeten akan menangani kesimpulan dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis, mula-mula belum jelas, namun dengan meminjam istilah klasik dari Glaser dan Strauus kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.49

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlangsung dan terus menerus. Reduksi data, penyajian data dan verifikasi data merupakan gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian yang susul menyusul. Tahapan analisis di atas dan kegiatan pengumpulan data merupakan merupakan proses siklus dan interaktf.

Gambar. 3:1 Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

49Ibid., 19.

(53)

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlangsung dan terus menerus. Reduksi data, penyajian data dan verifikasi data merupakan gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian yang susul menyusul.

F. Keabsahan Data

Dalam rangka mempermudah dalam memahami data yang di peroleh agar data terstruktur dengan baik, rapi dan sistematis, maka pengolahan data dalam tahapan menjadi sangat urgen dan signifikan.

Metode pengujian data untuk mengukur kredibilitas data dalam penelitian ini menggunakan metode triangulasi data. Metode triangulasi data adalah pemeriksaan data kembali untuk mendapatkan keabsahan data yang diperoleh atau sebagai pembanding. Teknik triangulasi yang biasa di gunakan adalah membandingkan dengan sumber atau data lain.50

Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah di peroleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber yaitu menguji kredibiltas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mebandingkan kebenaran data tertentu yang diperoleh dari Kh Hanif Abd Rozaq, kemudian dikonfirmasikan kepada informan lain seperti Pengurus Pondok Pesantren Nurul Ulum

.

Data yang telah dianalisis pleh

50 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), 331.

(54)

42

peneliti sehingga menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check) dengan sumber data tersebut.51

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Data yang diperoleh dengan wawancara, kemudian di cek ulang dengan observasi dan dokumentasi. Adapun dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data yang bersumber dari informan yang berbeda dengan yang sama.

G. Tahap-Tahap Penelitian

Untuk mempelajari penelitian kualitatif tidak terlepas dari usaha mengenal tahap-tahap penelitian. Tahap-tahap penelitian kualitatif dengan salah satu pokoknya peneliti menjadi sebagai alat penelitian. Khususnya analisis data ciri khasnya sudah dimulai sejak awal pengumpulan data.

Tahap-tahap penelitian perlu diuraikan yang mana nantinya bisa memberikan deskripsi tentang keseluruhan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis data, sampai penulisan laporan.

Tahap-tahap penelitian menurut Moleong ialah menyajikan tiga tahapan, yaitu: (1) pra-lapangan (2) kegiatan lapangan (3) analisis intensif.

Dengan demikian tahap-tahap penelitian yang telah peneliti lakukan diantaranya sebagai berikut:

51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung : Alfabeta, 2016), 274.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2012 ini ialah kasus Bovine Viral Diarrhea (BVD) pada sapi potong impor, dengan judul Kajian Serologis Bovine

[r]

1. Motivasi berprestasi memiliki pengaruh yang positif dalam menunjang kesiapan belajar siswa, dengan demikian motif berprestasi akan memberikan dampak positif terhadap

In more substantive terms, the Big Data movement has been associated with the analysis of large social networks (includ- ing online networks such as Twitter), automated data

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Sederhana Nomor : 520/113/PPBJ.B- APBD/DISTANAK/2012 Tanggal 22 Oktober 2012, dengan ini kami umumkan Pemenang Pelelangan

Tiga Serangkai Surakarta can be optimized through the determination of inventory policy, applying a model minimum and maximum inventory that considers the safety stock in

[r]

a. Data Hasil Pretes Self Regulated Learning Peserta DJJ MatematikaMTs. Skala Sikap peserta DJJ Matematika untuk SRL pada permulaan proses pembelajaran dari 80 item