170
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE DEMONTRASI DAN EKSPERIMEN
(PTK Kelas III SDN Nyimplung Dengan Materi Bacaan dan Gerakan Shalat)
NUNUNG NURHAYATI, S.Pd. I NIP. 19611129 198308 2 001 SDN Nyimplung Kecamatan Subang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Pemahaman belajar siswa kelas Tiga SD Negeri Nyimplung dalam pelajaran PAI. Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PAI materi Bacaan dan Gerakan Shalat dengan metode Demontrasi dan Eksperimen. Penelitian dilakukan di SD Negeri Nyimplung Kecamatan Subang selama tiga bulan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas PTK. Subjek penelitian adalah siswa kelas III semester 2 SD Negeri Nyimplung Kecamatan Subang, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 30 orang siswa. Objek dalam penelitian ini adalah Pendidikan Agama Islam dengan materi Bacaan dan Gerakan Shalat, dengan metode Demontrasi dan Eksperimen.Penelitian ini menyimpulkan bahwa:
Penerapan metode Demontrasi dan Eksperimen dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi Bacaan dan Gerakan Shalat dan 2) Penerapan metode Demontrasi dan Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya pemahaman dan nilai hasil rata-rata belajar siswa pada setiap siklus.Pada tahapan pra siklus hanya dua orang yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan, setelah melakukan pembelajaran lagi dengan menggunakan metode Demontrasi dan Eksperimen pemahaman siswa menjadi meningkat, pada siklus ke satu ada 7 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari KKM, bila diporsentasekan 28 % yang telah mencapai KKM, dengan nilai rata-rata siswa 42,50 dan pada siklus ke dua 28 siswa yang mendapat nilai lebih dari KKM yang ditentukan, dengan porsentasi ketuntasan 88% mencapai KKM, dengan nilai rata- rata siswa 87,5.Dengan adanya perubahan hasil nilai dari siklus kesatu ke siklus kedua maka dapat disimpulkan dengan melalui penerapan model pembelajaran Demontrasi dan Eksperimen dapat meningkatkan pembelajaran siswa pada matapelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi Bacaan dan Gerakan Shalat.
Kata Kunci: Pemahaman Pembelajaran PAI, Hasil belajar, Metode Demontrasi dan Eksperimen
PENDAHULUAN
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peseta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa (kurikulum PAI, Majid, Abdul, 2005:130).
brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
provided by E-Journal Universitas Subang
171
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar (SD) secara keseluruhan berada pada lingkup al-qur’an dan al-hadis, keimanan, akhlak, fiqih, dan sejarah. Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya. Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Ajaran yang pertamakali harus diterapkan baik dilingkungan rumah maupun dilingkungan sekolah salah satunya yaitu tentang Bacaan dan Gerakan Shalat, pentingnya Materi ini sangat menentukan prilaku siswa dimasa yang akan datang, bila seorang guru tidak tegas dalam bab Bacaan dan Gerakan Shalat dan tidak membiasakan praktek maka jangan dikatakan pembelajaran PAI berhasil. Perintah Shalat bagi umat islam sangat jelas dan sangat penting, hal ini sesuai dengan anjuran Al-qur’an dan Hadis, bentuk embiasaan atau tahapan pembelajaran siswa cukup penting, walaupun shalat dianjurkan ketika balig.
Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Dalam perkembangan emosi, karakteristik anak usia 6-8 tahun telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah.
Dengan karakteristik siswa seperti di atas, guru dituntut untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara individual maupun dalam kelompok.
Di sekolah kelas III SD Negeri Nyimplung masih banyak siswa yang belum hapal dalam gerakan dan bacaan shalat, hal ini yang membuat prihatin penulis.
Perolehan nilai rata-rata harian dan praktek bacaan dan gerakan shalat nilai rata–
rata 42,5 dengan porsentase ketuntasan hanya 28%, maka dapat disimpulkan hanya 7 siswa yang memperoleh nilai lebih dari KKM yang ditentukan, dengan arti lain hanya 7 siswa dari 30 siswa yang bisa praktek shalat dengan benar. Untuk menjawab permasalahan diatas penulis merasa perlu melakukan kajian lebih dalam dengan karya ilmiah berbentuk PTK yang berjudul; “Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Metode Demontrasi dan Eksperimen (PTK Kelas III SDN Nyimplung Dengan Materi Bacaan dan Gerakan Shalat).
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui menggunakan model Demontrasi dan Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
172
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
mata pelajaran PAI kelas III di SD Negeri Nyimplung, Kecamatan Subang, Kabupaten Subang.Adapun Tujuan Penelitian adalah
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan pembelajaran model Demontrasi dan Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas III di SD Negeri Nyimplung Kecamatan Subang, Kabupaten Subang.
b. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas III dengan materi Keragaman Gerakan dan Bacaan Shalat di SD Negeri Nyimplung Kecamatan Subang, Kabupaten Subang
b) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas III dengan materi Bacaan dan Gerakan Shalat, di SD Negeri Nyimplung Kecamatan Subang, Kabupaten Subang.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata
“Pendidikan” dan “agama”. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata didik, dengan diberi awalan “pe” dan akhiran “an”, yang berarti
“proses pengubahan sikap dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.” Sedangkan arti mendidik itu sendiri adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani Paedagogie yang berarti “pendidikan” dan Paedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”.
Sementara itu, orang yang tugas membimbing atau mendidik dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri sendiri disebut Paedagogos. Istilah paedagogos berasal dari kata paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin).
Berpijak dari istilah diatas, pendidikan bisa diartikan sebagai usaha yang dilakukan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing atau memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Atau dengan kata lain, pendidikan kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Dalam bahasa Inggris, kata yang menunjukkan pendidikan adalah Education yang berarti pengembangan atau bimbingan.
Sementara itu, pengertian agama dalam kamus bahasa Indonesia yaitu:
“Kepercayaan kepada Tuhan (dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.” Pengertian agama menurut Frezer dalam Aslam Hadi yaitu: ”menyembah atau menghormati kekuatan yang lebih agung dari manusia yang dianggap mengatur dan menguasai jalannya alam semesta dan jalannya peri kehidupan manusia.” Menurut M. A. Tihami pengertian agama yaitu:
a. Al-din (agama) menurut bahasa terdapat banyak makna, antara lain al Tha'at (Ketaatan), al-Ibadat (Ibadah), al-Jaza (Pembalasan), al-Hisab (perhitungan).
b. Dalam pengertian syara', al-din (agama) adalah keseluruhan jalan hidup yang ditetapkan Allah melalui lisan Nabi-Nya dalam bentuk ketentuan ketentuan
173
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
(hukum). Agama itu dinamakan al-din karena kita (manusia) menjalankan ajarannya berupa keyakinan (kepercayaan) dan perbuatan.
Agama dinamakan al-Millah, karena Allah menuntut ketaatan Rasul dan kemudian Rasul menuntut ketaatan kepada kita (manusia). Agama juga dinamakan syara' (syari'ah) karena Allah menetapkan atau menentukan cara hidup kepada kita (manusia) melalui lisan Nabi SAW. Dari keterangan diatas dan pendapat, dapat disimpulkan bahwa agama adalah peraturan yang bersumber dari Allah SWT, yang berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan Sang Pencipta maupun hubungan antar sesamanya yang dilandasi dengan mengharap ridha Allah SWT untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Kemudian pengertian Islam itu sendiri adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW berpedoman pada kitab suci Al-Qur'an, yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. Agama Islam merupakan sistem tata kehidupan yang pasti bisa menjadikan manusia damai, bahagia, dan sejahtera.Pengertian Pendidikan Agama Islam sebagaimana yang diungkapkan Zakiyah Daradjat, yaitu:
a) Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar setelah selesai dari pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (way of life). b) Pendidkan Agama Islam adalah pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam. c) Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam yang telah diyakini menyeluruh, serta menjadikan keselamatan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Sedangkan M. Arifin mendefinisikan pendidikan Agama Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik dan yang mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).Jadi Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan masyarakat.
Berdasarkan rumusan-rumusan diatas, dapat diambil suatu pengertian, bahwa pendidikan agama Islam merupakan sarana untuk membentuk kepribadian yang utama yang mampu mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan norma dan ukuran Islam.Pendidikan ini harus mampu membimbing, mendidik dan mengajarkan ajaran-ajaran Islam terhadap murid baik mengenai jasmani maupun rohaninya, agar jasmani dan rohani, berkembang dan tumbuh secara selaras.Untuk memenuhi harapan tersebut, pendidikan harus dimulai sedini mungkin, agar dapat meresap dihati sanubari murid atau anak, sehingga ia mampu menghayati, memahami dan mengamalkan ajaran islam dengan tertib dan benar dalam kehidupannya.
Tujuan Pendidikan Agama Islam
174
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
Tujuan merupakan standar usaha yang dapat ditentukan, serta mengarahkan usaha yang akan dilalui dan merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain. Tujuan pendidikan Islam harus berorientasi pada hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek, misalnya:
Pertama, tujuan dan tugas hidup manusia. Manuisa hidup bukan karena kebetulan dan sia-sia. Ia diciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.
Indikasi tugasnya barupa ibadah dan tugas sebagai wakil-Nya dimuka bumi. Kedua, memerhatikan sifat-sifat dasar manusia, yaitu konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang mempunyai beberapa potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan karakter, yang berkecenderungan pada al-hanief (rindu akan kebenaran dari Tuhan) berupa agama Islam sebatas kemampuan, kapasitas, dan ukuran yang ada.
Ketiga, tuntutan masyarakat. Tuntutan ini baik berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat, maupun pemenuhan terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi perkembangan dunia modern. Keempat, dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.
Dimensi kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di dunia untuk mengelola dan memanfaatkan dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat, serta mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan diakhirat yang lebih membahagiakan, sehingga manusia dituntut agar tidak terbelenggu oleh rantai kekayaan duniawi atau materi yang dimiliki.
Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Karena pendidikan merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap, tetapi merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam mempunyai tujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui latihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan indera.
Hasil Pendidikan Agama Islam
Hasil pendidikan Agama islam yang diharapkan sangatlah menyeluruh baik pada Materi maupun pada penerapan dikehidupan sehari-hari hal ini sesuai dengan kepribadian Muslim atau insan kamil. Hal ini telah ditegaskan dalam Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 151, yang artinya :“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu Rasul antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Hikmah serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah: 151).
Dengan ilmu pengetahuan dan hikmah yang telah diajarkan kepada manusia, maka timbullah dalam dirinya suatu kesadaran bahwa ia adalah makhluk Allah yang wajib menyembah kepada-Nya. Ibadat kepada-Nya merupakan salah satu bentuk
175
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
menifestasi dari sikap berilmu dan beriman sehingga manusia Muslim hasil pendidikan Islam tetap akan mematuhi perintah Allah.
Metode Pembelajaran Demontradi dan Experimen
Dalam proses pendidikan Islam metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam upaya mencapai tujuan. Karena metode menjadi salah satu sarana yang memberikan makna bagi materi pelajaran, sehingga materi tersebut dapat dipahami dan diserap oleh peserta didik menjadi pengertian pengertian fungsional yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku.
Tanpa metode suatu materi tidak akan dapat berproses secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan.
Secara etimologi, istilah berasal dari bahasa Yunani Metodos. Metha berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa Arab metode disebut tariqoh artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu, menurut istilah yaitu suatu sistem atau cara mengatur suatu cita-cita. Muhammad Athiyah al Abrasyi mendefinisikan bahwa metode adalah jalan yang harus diikuti untuk memberikan paham kepada murid- murid dalam segala macam pelajaran. Sedangkan menurut M. Arifin dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Islam” mengartikan metode sebagai jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Adapun Ahmad Tafsir secara umum membatasi bahwa metode adalah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik.
Meode Demontrasi dan Experimen
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja diminta atau murid sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses belajar. Misalnya, proses cara mengambil air wudhu, proses jalannya shalat dua rakaat dan sebagainya. Metode ini dapat menghilangkan varbalisme sehingga siswa akan semakin memahami materi pelajaran. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan agar metode ini dapat berjalan dengan efektif dan efesien.Sedangkan metode aksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui, misalnya murid mengadakan eksperimen menyelenggarakan shalat Jum'at, merawat jenazah dan sebagainya. Metode demonsterasi dan eksperimen dilakukan:
a. Apabila akan memberikan keterampilan tertentu.
b. Untuk memudahkan berbagai penjelasan, sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas.
c. Untuk membantu anak memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab membuat anak akan menarik.
a. Keuggulan Metode Demonstrasi dan Eksperiaen ini adalah:
1. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di Demonstrasikan atau di Eksperienkan
2. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan dalam berbuat.
3. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen.
176
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
4. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan atau eksperimen.
b. Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah:
1. Persiapa dan pelaksanaannya memakan waktu lama.
2. Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan.
3. Sukar di laksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya.
Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstransi tersebut, maka dalam bidang setudi agama, banyak hal-hal yang dapat di demonstrasikan terutama dalam bidang ibadat, seperti pelaksanaan shalat, zakat dan yang lainnya.
Apabila teori menjalankan ibadah yang betul dan baik telah di miliki oleh anak didik, maka guru harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murit. Dan apabila anak didik sedang mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari langkah dari setiap gera-gerik murid tersebut, sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangannya guru berkewajiban memperbaikinya.
Tindakan mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam pada diri anak didik, karna guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik yang menjalankan Demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya.
c. Prinsip-prinsip metode demonstrasi dan Eksperimen Pinsip metode demontrasi dan eksperimen bertujuan:
1. Menciptakan suasana/hubungan baik dengan siswa sehingga ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang didemonstrasikan;
2. Mengusahakan agar demonstrasi itu dapat jelas bagi siswa yang sebelumnya tidak memahami, mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa yang dimaksud dalam demonstrasi karena keterbatasan daya ingat;
3. Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok bahasan/topik tertentu tentang adanya kesulitan yang akan ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk mengatasinya.
d. Aspek penting dalam metode demonstrasi:
1. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang digunakan untuk mendemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa;
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga;
3. Tidak semua hal yang didemonstrasikan di dalam kelas, misal alat terlalu besar;
4. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis;
177
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
5. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan didemonstrasikan;
6. Persiapan dan perencanaan yang matang
7. Metode belajar sebagai tindakan dan langkah konkrit tidak dapat lepas dari filosofi yang mendasarinya. Dasar filosofi ini bersifat lebih abstrak yang melihat totalitas manusia sebagai pelaksana pendidikan baiksebagai pendidik maupun peserta didik.
Sebagai pendidik, manusia mempunyai tanggung jawab untuk mentransfer dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan pada peserta didik. Sebagai peserta didik, manusia dilihat sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sumber dayanya, baik aspek penalarannya, aspek sikap hatinya maupun aspek keterampilan perilakunya.
METODOLOGI PENELITIAN
Subyek pnelitian ini yaitu siswa di kelas III SD Negeri Nyimplung, jumlah siswa 30 orang. Alamat SD Negeri Nyimplung yaitu; Jl. R.A Kartini Kelurahan Wanareja, Kec. Subang, Kab. Subang, Prop. Jawa Barat. Setatus sekolah Negeri.
Alamat email [email protected] ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus, adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Menurut Sarwiji Suwandi (2009:35), bahwa setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Pnelitian dibagi menjadi dua siklus, siklus yang pertama dilaksanakan pada bulan Agustus di minggu ke satu semester 2 tanggal 2 Februari 2017 sampai dengan bulan Mei 2017, penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, selama tiga bulan.
Terdiri dari 4 tahap, yaitu: 1. Perencanaan (Planning), 2. Pelaksanaan tindakan (Action), 3. Observasi (Observation), 4. Refleksi (Refleksion)
Deskripsi Kondisi Awal berdasarkan data hasil pengamatan dalam praktek bacaan dan gerakan shalat sangat kurang, hanya 2 nilai dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas III sebelum dilaksanakan tindakan sangat memprihatinkan. Pada penelitian kesatu dapat diperoleh data 28 % siswa yang mampu dalam Materi bacaan dan gerakan shalat, dengan rata-rata nilai 42,50.
Tabel I. Siklus kesatu
Uraian Nilai Praktek
Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata
KKM
65 40 42,50
65
Ketuntasan 7 siswa (28 %)
Dari hasil data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah sebanyak 7 siswa atau (28%), dengan nilai rata-rata sebesar 42,50.Siklus pertama dilaksanakan pada hari kamis, dengan merujuk pada jadwal pembelajaran di kelas III SD Negeri Nyimplung tahun ajaran 2016-2017,
178
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
tanggal 02 Februari 2017. Dengan metode pembelajaran Demontrasi dan Eksperimen Hasil KKM yang ditentukan yaitu 70
Pada pra siklus penulis menggunakan metode ceramah, dan pada siklus ke satu mencoba menggunakan metode Demontrasi dan Eksperimen, pada siklus ke satu ditemukan ada beberapa kemajuan terutama dalam pemahaman dan hasil rata- rata nilai siswa namun masih jauh dari kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan Depdiknas (2006) yakni proses pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal apabila 85% siswa di kelas memperoleh nilai ≥ 7 dan proses pembelajaran dikatakan tuntas secara individual apabila siswa memperoleh nilai ≥ 7. Maka dilanjutkan dengan siklus ke II.
Pada siklus kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 30 Maret 2017.
Dengan pendekatan metode demontrasi dan eksperimen. Hasil yang diperoleh cukup memuaskan, walaupun bisa dikatakan tidak sempurna, karena 2 siswa masih belum lancer dalam bacaan shalat, dengan hasil rata-rata nilai 87,50 dengan hasil porsentase ketuntasan KKM 88%.
Tabel 3. Hasil belajar siswa siklus II
Uraian Nilai Praktek
Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata
KKM
90 60 87,50
65
Ketuntasan 28 siswa (88 %)
Maka dengan hasil kajian diatas dapat disimpulkan dengan menggunakan Pembelajaran Demontrasi dan Eksperimen pada pembelajaran PAI kelas III SD Negeri Nyimplung dinyatakan berhasil. Terbukti dengan hasil data nilai siswa yang mengalami perubahan dari siklus satu 42,5 dan siklus ke dua 87,5. Hasil tarap serap yang diperolehpun berubah signivikan, siklus ke satu 28 % dan siklus ke dua 88%.
Adapun alur tahapan dari mulai penelitian sebagai berikut
Pra Siklus I
a) Tahap Perencanaan
1. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah untuk mengadakan Penelitan Tindakan Kelas (PTK) di Kelas III SDN Nyimplung
2. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal KBM di Kelas III SD Negeri yimplung.
3. Menelaah standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator,
4. Tujuan Pembelajaran, Materi Pokok dn Sumber Belajar yang tercantum dalam Silabus kemudian dituangan dalam bentuk Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
5. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
6. Membuat lembar pengamatan Rencana dan Peleksanaan Kegiatan Pembelajaran
7. Merancang pembelajaran dengan media alat peraga b) Pelaksanaan
Siklus I
179
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
1. Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, perhatian, aktivitas siswa, nilai siswa dari praktek dan ulangan harian dengan Materi bacaan dan gerakan shalat, maka penulis mengubah metode pembelajaran dari metode ceramah kepada metode demontrasi dan eksperimen dengan diikuti aktivitas siswa secara individu dan kelompok.
2. Sebelum masuk pada proses pembelajaran, guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi yang akan dipelajari.
3. Guru menjelaskan prosedur pembelajaran Demontrasi dan Eksperimen: siswa dibagi kedalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa.
4. Siswa melakukan pengamatan gerakan dan bacaan shalat yang dipraktekan melalui perbantuan aulio piswal OHP tentang gerakan dan bacaan shalat.
5. Guru tes hapalan bacaan shalat persiswa.
6. Guru mempraktekan gerakan shalat dengan bacaan nyaring.
7. Siswa di kelompokan menjadi 10 kelompok, dengan pembagian imam satu makmum 2.
8. Siswa mempraktekan bacaan dan gerakan shalat perkelompok didepan kelas.
9. Guru melakukan pengamatan dan pembenaran bacaan dan gerakan shalat.
10. Guru menyimpulkan hasil observasi dan pengamatan tentang gerakan dan bacaan shalat.
11. Melakukan evaluasi pemantuan dan tes, dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas keberhasilan dan hambatan penggunaan alat peraga.
12. Melakukan perbaikan prosedur atau strategi berdasrakan evaluasi hasil pengamatan.
Siklus II
1. Sebelum masuk pada proses pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan dipelajari.
2. Sebelum masuk pada proses pembelajaran, guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi yang akan dipelajari.
3. Metode pembelajaran yang diterapkan pada siklus kedua sama seperti pada siklus ke satu.
c) Observasi, Menyusun/menetapkan teknik pemantauan pada setiap tahapan penggunaan alat peraga dengan menggunakan alat format observasi :
1. Identifikasi permasalahan dalam pelakasanaan pembelajaran PAI Kelas III.
2. Menyusun rencana penelitian. Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh berupa perencanaan pada siklus kesatu dan kedua.
d) Refleksi
180
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
Pada kegiatan ini menggunakan strategi pembelajaran demonstrasi. Untuk materi baru sebagai dasar perbaikan untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : pertama,data kualitatif yang berupa keaktifan peserta didik dan kegiatan pembelajaran; kedua, data kuantitatif yang berupa nilai ulangan (tes formatif) peserta didik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui :
1. Metode Observasi
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti (Rubino Rubiyanto, 2011:85) Observasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi kolaboratif yaitu observasi yang dibantu oleh teman sejawat. yang menjadi sumber observasi adalah siswa kelas III SD Negeri Nyimplung berjumlah 30 siswa. Observasi ini dilakukan saat pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pembelajaran siswa selama proses pembelajaran siswa.
2. Tes
Tes adalah percobaan (W.J.S. Poerwadarminta, 1982:256). Tes yang digunakan dalam peneleitian ini adalah tes formatif. Tes ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
e) Dokumentasi
Dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-keterangan (W.J.S. Poerwadarminta, 1982:256). Dokumentasi ini dilakkan untuk mengumpulkan data atau bukti secara kongkrit atau nyata, yaitu berupa gambar atau foto-foto kegiatan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
1. Tes Formatif
Berupa soal-soal yang dibuat oleh guru yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2. Lembar Pengamatan (Observasi)
Berisi data tentang situasi pembelajaran, tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas yang hasus diamati.
f) Validitas Data dan Instrumen 1. Validitas Data
Validitas data / keabsahan data merupakan kebenaran dari proses penelitian. Validitas data dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Strategi yang bisa digunakan untuk meningkatkan validitas meliputi empat langkah antara
lain: (1) face validity (validitas muka), (2) triangulation (trianggulasi), (3) critical reflection (refleksi kritis), (4) catalic validity.
2. Validitas Instrumen
Instrumen yang baik harus memenuhi sejumlah kriteria yang antara lain bahwa tes haruslah tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.
Instrumen tes yang baik harus memenuhi persyaratan: validitas, reliabilitas, appropriateness (kelayakan), interpretability
181
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
(ketertafsiran), dan usability (keterbergunaan). Penelitian ini menggunakan validitas isi yaitu dengan membandingkan antara butir- butir tes hasil belajar dengan indicator yang telah ditentukan dalam pembelajaran; apakah aspek-aspek yang tercantum dalam kompetensi dasar dan indikator sudah terwakili secara nyata dalam tes hasil belajar tersebut atau belum.
3. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif. Model interaktif mempunyai 3 komponen yaitu: (1) penyaji data. (2) reduksi data, (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Kegiatan atau aktivitasnya dilaksanakan dalam bentuk interaktif selama proses masih berlangsung. Rincian model interaktif dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Penyaji Data
Penyajian data yaitu sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data yang lebih baik merupakan suatu cara utama bagi analisis kualitatif yang valid. Penyajian data tersebut dengan menggabungkan informasi yang tersusun dalam kejadian yang sedang berlangsung.
2) Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga
dapat ditarik kesimpulan.
4. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Verifikasi yaitu peninjauan ulang atau penelusuran kembali terhadap benar dan tidaknya data pada penelitian. Indikator Pencapaian Indikator keberhasilan dari penelitian ini setelah diadakanya alat peraga pesawat sederhana pada pelajaran IPS ada dua hal, yaitu :
1) Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
2) Adanya peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Hasil penelitian dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Materi bacaan dan gerakan shalat, pada siswa kelas III SD Negeri Nyimplung tahun pelajaran 2016-2017, ditemukan kurang maksimalnya aktivitas guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar, hal ini sangat terlihat pada hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan salah satu ukuran berhasil tidaknya seseorang setelah menempu kegiatan belajar di sekolah dengan menggunakan penilaian berupa tes. Hasil belajar mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa
182
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
dalam upaya mencapai tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Hasil belajar dapat diamati setelah kegiatan pembelajaran selesai dilakukan.
Siklus I, perolehan skor lembar observasi rata-rata nilai siswa 42,50 jumlah skor dengan presentase 28% dan pada siklus II skor yang diperoleh meningkat menjadi rata-rata nilai 87,50 jumlah skor dengan presentase 88%.Peningkatan pemahaman pembelajaran tersebut dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam peraktek bacaan dan gerakan shalat. Hal ini terjadi karena pada siklus I masih menggunakan metode ceramah, pada siklus kedua, aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PAI dengan Materi bacaan dan gerakan shalat lebih baik lagi karena menggunakan metode demontrasi dan eksperimen, metode ini epektif digunakan pada Materi bacaan shalat dan gerakan shalat. Hasil analisis evaluasi hasil belajar siklus I dan siklus II terlihat adanya peningkatan yang terjadi pada hasil belajar siswa. Siklus I memperoleh ketuntasan minimum KKM 40% dengan nilai rata-rata daya serap 57,08 dan terjadi peningkatan pada siklus II dengan ketuntasan minimum KKM 100% dengan nilai rata-rata daya serap 81,44. Meningkatnya jumlah ketuntasan klasikal dan nilai rata-rata daya serap siswa yang dicapai pada siklus II dapat diketahui bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.
Hasil penelitian ini dapat dikatakan telah meningkat kan hasil belajar PAI siswa kelas III SD. Negeri Nyimplung, karena ketuntasan klasikal mencapai 88%
dengan nilai rata-rata 87,50 %, yang melebihi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65.Berdasarkan penelitian yang diperoleh, dapat dikemukakan bahwa dengan menerapkan metode demontrasi dan eksperimen bisa membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, karena dapat melihat langsung dan mempraktekannya secara langsung, guru bisa langsung membenarkan pembelajaran dengan peraktek bersama. Kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan Depdiknas (2006) yakni proses pembelajaran dikatakan tuntas secara klasikal apabila 85% siswa di kelas memperoleh nilai ≥ 7 dan proses pembelajaran dikatakan tuntas secara individual apabila siswa memperoleh nilai ≥ 7.
Tahap-Tahap Penelitian terdiri dari dua Siklus, Siklus Pertama terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut.
Siklus kesatu a. Perencanaan
a) Menentukan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
b) Menyusun rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam pelaksanaan tindakan siklus I.
c) Mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.
d) Mempersiapkan lembar pengamatan observasi.
e) Menyusun lembar kerja siswa.
f) Menyusun soal-soal tes akhir siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan.
a) Kegiatan Awal.
183
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
Peneliti mengawali proses pembelajaran dengan menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki oleh siswa yang berhubungan dengan meteri yang akan dibahas. memberikan motivasi serta menyampaikan ruang lingkup pembelajaran.
b) Kegiatan Inti.
1. Pada kegiatan initi penulis melakukan metode pembelajaran demontrasi dan kesperimen yang dilakukan di depan kelas.
2. Dengan bantuan media audio piswal Inpokus yang telah disiapkan peneliti memberikan Materi bacaan shalat dan gerakan shalat.
3. Guru mendemonstrasikan praktek shalat dengan bacaan nyaring.
4. Untuk lebih memantapkan pemahaman siswa tentang materi bacaan shalat dan gerakan shalat, peneliti membagi siswa kedalam 10 kelopok kemudian setiap kelompok bertugas mempraktekan bacaan dan gerakan shalat dipimpin satu imam dan dua makmum.
5. Setelah selesai mempraktekan bacaan dan gerakan shalat, siswa diberikan gambar urutan shalat, mulai dari takbir dan diahiri dengan salam.
c. Kegiatan Akhir.
1. Peneliti membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
2. Siswa mengerjakan tes evaluasi.
d. Pengamatan (observation)
1. Situasi kegiatan belajar mengajar.
2. Keaktifan siswa.
3. Aktivitas siswa dalam belajar kelompok. Refleksi Siklus II.
Seperti halnya siklus pertama siklus keduapun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Perncanaan (planing) Membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
b. Pelaksanaan (Acting) Guru melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan media gambar berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
c. Pengamatan (observation) Tim peneliti guru dan teman sejawat melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran dengan media gambar.
d. Refleksi (Reflecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran dengan bantuan media gambar dalam peningkatan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
Jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif.
a) Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari aktivitas siswa dan aktivitas guru berupa hasil observasi dan hasil wawancara.
b) Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil tes yang diberikan kepada siswa.
184
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
Teknik Pengumpulan Data. Pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
a) Tes Tes menggunakan butir soal/instrumen soal untuk mengukur hasil belajar siswa.
b) Observasi. Observasi dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi menggunakan lembar observasi untuk mengukur aktifitas guru dan aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar IPS.
c) Wawancara menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran kelompok.
e. Analisis Data
Analisis data yang di kumpulkan pada penelitian ini yaitu menggunakan data Kualitatif dan Kuantitatif. Adapun tahap-tahap analisis data kualitatif adalah 1) mereduksi data, 2) menyajikan data, 3) verifikasi data (penyimpulan).
Mereduksi Data Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan penyeleksian data yang telah diperoleh mulai dari awal sampai akhir pengumpulan data.
1. Penyajian Data. Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana kedalam tabel, sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
2. Verifikasi Data (Penyimpulan)
Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh yang disajikan pada tahap penyajian data. Analisis Data Kuantitatif. Teknik analisa data yang digunakan dalam menganalisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa dan menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus ebagi berikut: Menentukan daya serap individu dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: DSI (daya serap individu) = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 dibagi 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑠𝑜𝑎𝑙 × 100%.
3. Refleksi
Dalam tahapan refleksi peneliti melakukan analisis data dengan melakukan kategorisasi dan penyimpulan data yang telah terkumpul dalam tahap pengamatan. Dalam tahapan refeksi peneliti juga melakukan evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan dari implementasi tindakan sebagai bahan dan pertimbangan untuk perbaikan pada siklus berikutnya
Pada siklus pertama diperoleh nilai 42,50 dengan sebagai berikut : Tabel I Siklus ke I
Uraian Nilai Praktek
Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata
KKM
65 40 42,50
65
185
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
Ketuntasan 7 siswa (28 %)
Pada siklus kedua diperoleh nilai 87,50 dengan sebagai berikut:
Uraian Nilai Praktek
Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata
KKM
90 60 87,50
65
Ketuntasan 28 siswa (88 %)
Perbandingan dari sebelum dan sesudah menggunakan metode demontrasi sangat terlihat pada siklus pertama diperoleh rata-rata nilai 42,50 dan pada siklus ke dua 87,50. Pada siklus pertama siswa yang mencapai KKM 28 % dan pada siklus kedua ada perubahan yang signifikan yaitu 88 % siswa telah melampaui KKM.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian ini dapat diperoleh data dengan metode demontrasi dan eksperimen ternyata siswa lebih aktif dalam pembelajaran praktek bacaan dan gerakan shalat, guru dapat membimbinglangsung dan mengetahui kesalahan siswa, siswa dapat mempraktekan dengan teman secara bergantian, menemukan sendiri permasalahan dalam materi dan gerakan shalat. Hasil kajian PTK yang dilaksanakan ternyata metode demontrasi dan eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep bacaan dan gerakan sholat pada matapelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas III di SD Negeri Nyimplung Tahun Pelajaran 2016-2017.
Hindarilah bentuk pembelajaran yang satu arah (verbalisme), carilah metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa.
Bimbinglah siswa dengan sabar, karna dalam Pendidikan Agama Islam alua dasarnya salah maka kedepannya akan salah, sama juga seperti Materi bacaan dan gerakan shalat, bila salah pertama kali mengajarkan, maka akan melekat sampai akhir hayat. Berilah keleluasaan pada siswa untuk mendemontrasikan Materi- materi paktual,supaya siswa terbiasa dengan hal-hal yang nyata dan bukan hanya teori saja.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 46
Eka Izzaty, Rita dkk, Perkembangan Peserta Didik, Yogyakarta: UNY Press, 2008.
Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
186
Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Volume 02 No. 01, Maret 2019 2018 ISSN (p) 2598-5930 (e) 2615-4803
Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik, dan Metodologi Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2009), h.12
Nurhayati, Eti, Psikologi pendidikan Inovatif, Yogyakarta: Pustaka belajar, 2011 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Rohendi, Dedi, Efektivitas Metode Pembelajaran Demonstrasi Vol. 3 No.1 / Juni 2010 16 ISSN 1979-9462.
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h.35
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008.