• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Menurut Tchobanoglous, sampah adalah produk limbah padat atau setengah padat yang timbul dari kegiatan manusia atau hewan karena tidak lagi dibutuhkan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 dan PP RI No. 81 Tahun 2012, sisa sampah merupakan hasil kegiatan dan proses manusia sehari-hari yang diperoleh dari alam dalam bentuk padat [2].

2.2 Sumber Sampah

Ada berbagai sumber limbah. Sumber sampah umumnya terkait dengan penggunaan lahan lokal seperti pemukiman, perkantoran dan pertokoan. Memungkinkan mengembangkan sejumlah sumber limbah berdasarkan kategori penggunaan lahan.

Menurut Munawar, sumber sampah dapat dikategorikan sebagai berikut:[3]:

1. Area Hunian (Furniture): Bersumber dari aktivitas furniture/dapur. Jenis sampah yang dihasilkan adalah sampah basah (dominan di Indonesia) sampah kering/debu.

2. Kawasan komersial, yaitu pasar, pertokoan, restoran, bisnis, dll. Di negara berkembang, sebagian besar klasifikasi limbah disediakan pasar, dan sebagian besar limbah mudah terurai secara hayati seperti bahan organik.

3. Wilayah Kelembagaan: Jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan kantor, sekolah, tempat ibadah, dan organisasi nirlaba lainnya. Sebagian besar jenis sampah yang dihasilkan adalah sampah kering.

Menurut SNI 19-3964-1994 sumber timbulan sampah dibagi menjadi dua kategori sebagai berikut:

1. Penghasil sampah dari perumahan terdiri jenis rumah permanen, jenis rumah semi permanen, dan jenis rumah non permanen.

2. Penghasil sampah dari non perumahan terdiri dari fasilitas kantor, toko atau ruko, pasar, sekolah, tempat ibadah, jalan, hotel, restoran, industri, rumah sakit, dan fasilitas umum lainya.

(2)

5

2.2.1 Nilai Timbulan Sampah Berdasarkan Sumber

Sumber sampah yang berbeda akan menghasilan timbulan sampah yang berbeda pula. Berikut Tabel nilai timbulan sampah berdasarkan sumber.

Tabel 2.1 Nilai timbulan sampah berdasarkan sumbernya [4]

No Sumber Sampah Satuan Volume (L) Berat Kg)

1 Rumah permanen /orang/hari 2,25 - 2,50 0,350 - 0,400

2 Rumah semi permanen /orang/hari 2,00 - 2,25 0,300 - 0,350 3 Rumah non permanen /orang/hari 1,75 - 2,00 0,250 - 0,300

4 Kantor /pegawai/hari 0,50 - 0,75 0,025 - 0,100

5 Toko/ruko /petugas/hari 2,50 - 3,00 0,150 - 0,350

6 Sekolah /murid/hari 0,10 - 0,15 0,010 - 0,020

7 Jalan arteri sekunder /m/hari 0,10 - 0,15 0,020 - 0,100

8 Jalan kolektor sekunder /m/hari 0,10 - 0,15 0,010 - 0,050

9 Jalan lokal /m/hari 0,05 - 0,10 0,005 - 0,025

10 Pasar /m2/hari 0,20 - 0,60 0,100 - 0,300

2.3 Jenis Sampah

Berdasarkan Peraturan Menteri Tahun 2013 Nomor 03 klasifikasi sampah dilakukan paling sedikit 5 jenis sampah:

1. limbah bungkus farmasi, bungkus minyak, bungkus obat serangga, obat-obatan yang lewat jatuh tempo, produk limbah seperti peralatan elektronik dan peralatan listrik;

2. limbah yang mudah terurai (tanaman, hewan, dan/atau organisme lain dan/atau organisme lain serta bagiannya yang bisa dipecah oleh makhluk hidup lainnya dan mikroorganisme, seperti sampah makanan dan serasah;

3. sampah yang dapat digunakan kembali tidak melalui proses pengolahan, seperti kardus, botol air minum, kaleng merupakan sampah yang dapat digunakan kembali;

4. sampah daur ulang adalah sampah yang dapat digunakan kembali setelah diolah, seperti sisa kain, plastik, kertas, dan kaca;

5. limbah lainnya, yaitu residu.

2.4 Komposisi Sampah

Komposisi sampah dapat diperoleh dengan mengelompokkannya menurut jenis yang dikandungnya. Komposisi sampah dapat dinyatakan sebagai sampah organik, sampah non organik dan sampah basah yang didaur ulang (berat basah) atau % volume (volume basah). Komponen atau jenis sampah yang berbeda mewakili jenis

(3)

6

aktivitas manusia yang berbeda. Jenis sampah perkotaan dapat dibagi menjadi dua bagian berikut [5]:

1. Sampah organik, sampah biodegradable mengacu pada sampah yang mudah terurai dalam waktu yang relatif singkat; sampah organik yaitu sisa makanan, sisa tanaman, sampah kebun (daun), kertas, kardus, tulang, kayu dan plastik.

2. Sampah non-organik atau non-biodegradable, yaitu sampah yang sulit terurai dan membutuhkan waktu lama untuk terurai; Sampah non organik antara lain kain (tekstil), karet, kaca, kaleng, aluminium, logam lain, debu, kotoran, dll.

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulan dan Komposisi Sampah Menurut Tchobanoglous faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya timbulan dan komposisi sampah sebagai berikut:

1. Sumber sampah

Komposisi sampah tergantung pada aktivitasnya.

2. Sistem pengumpulan dan pengolahan yang tersedia

Pengumpulan dan pembuangan sampah berbeda karena menghasilkan komponen yang berbeda.

3. Geografis setiap daerah menghasilkan komposisi sampah yang berbeda, dan daerah pertanian dan industri menghasilkan jenis sampah yang berbeda.

4. Sosial ekonomi faktor ini sangat berpengaruh terhadap jumlah sampah yang dihasilkan di suatu wilayah, meliputi kebiasaan, taraf hidup, perilaku dan semangat masyarakat.

5. Musim atau iklim

Faktor ini mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan.Contohnya di Indonesia pada saat musim hujan sampah tampak bertambah dikarena ada sampah yang terbawa oleh air.

6. Teknologi

Peningkatan teknologi, kuantitas sampah yang dihasilkan juga semakin meningkat

7. Waktu

Jumlah sampah yang dihasilkan dan komposisinya sangat dipengaruhi oleh faktor waktu (harian, mingguan, bulanan, dan tahunan). Jumlah sampah yang

(4)

7

dihasilkan dalam sehari bervariasi dari waktu ke waktu. Hal ini erat kaitannya dengan aktivitas manusia sehari-hari.

2.6 Metode Pengukuran Timbulan Sampah

Sampah yang dihasilkan di perkotaan dapat diperoleh melalui survei dan analisis langsung di lokasi.[8]

1. Mengukur langsung satuan timbulan sampah (SNI 1939641994) dari sejumlah besar sampel (perabotan dan non domestik) yang ditentukan secara acak dan proporsional dari sumbernya selama 8 hari berturut-turut.

2. Menganalisis beban yang masuk ke TPS dengan menelusuri jumlah dan jenis pembangkit sampah yang disediakan oleh mobil, seperti mengumpulkan jumlah sampah (berat dan/atau volume) yang diangkut dalam mobil selama 8 hari berturut-turut. Anda bisa mendapatkan unit timbulan sampah berdasarkan populasi.

3. Dengan menggunakan alat pengukur berat badan untuk mengukur jumlah sampah yang dihasilkan, analisis skala besar dapat dengan mudah menentukan jumlah sampah yang sering mengalir ke fasilitas pengumpulan sampah. Anda kemudian dapat mencari demografi dan fasilitas umum yang disediakan dengan menggabungkan volume sampah harian dengan perkiraan area layanan.

Selanjutnya, mendapatkan genset untuk setiap sampah rumah tangga.

4. Keseimbangan massa adalah analisis yang lebih mendasar yang didasarkan pada analisis yang cermat terhadap aliran material yang hilang dalam sistem aliran umpan dan menentukan aliran material yang hilang dalam sistem atau aliran material yang keluar pada batas sistem.

2.7 Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk sangat berpengaruh terhadap perencanaan pengelolaan sampah.

Peningkatan kuantitas penduduk akan berpengaruh terhadap kebutuhan non perumahan, seperti sekolah, warung, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainya.

2.7.1 Proyeksi Jumlah Penduduk

Estimasi populasi adalah metode memperkirakan populasi masa depan berdasarkan pertumbuhan populasi tahunan. Ada beberapa cara untuk memperkirakan laju pertumbuhan penduduk, dan solusi dasarnya adalah dengan mempelajari data,

(5)

8

terutama data sebelumnya. Untuk mendapatkan nilai proyeksi yang akurat, terlebih dahulu harus dicari nilai koefisien korelasi (r) pada rumus proyeksi yang digunakan, seperti terlihat pada gambar di bawah ini [6].

Rumus koefesien korelasi:

𝐫 = 𝐧 ∑ 𝐗𝐘− ∑ 𝐗 .∑ 𝐘

{[ 𝐧 ∑ 𝐘𝟐−(∑ 𝐘)𝟐] .[ 𝐧 ∑ 𝐗𝟐−(∑ 𝐗)𝟐]}𝟏/𝟐 (2.1) Nilai koefisien korelasi yang digunakan mendekati 1 yang menunjukkan bahwa rumus yang digunakan menunjukkan nilai pendekatan pertumbuhan penduduk yang optimal untuk pola pertumbuhan aktual yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Berikut ini cara menentukan pertumbuhan populasi yang Anda harapkan:

a. Metode Aritmatika

Rumus umum yang digunakan dalam metode aritmatika adalah : Ka=𝐏𝟐−𝐏𝟏

𝐓𝟐−𝐓𝟏 (2.2)

𝑃𝑛 = 𝑃0 − 𝐾𝑎(𝑇0 − 𝑇𝑛) (2.3)

b. Metode Berganda (Geometrik)

Prakiraan dengan metode ini memprediksi bahwa pertumbuhan penduduk secara otomatis akan berlipat ganda dengan pertumbuhan penduduk. Metode ini mengabaikan terjadinya penurunan dan pertumbuhan yang terus menerus seiring dengan kepadatan penduduk yang mendekati maksimum. Rumus yang digunakan dalam metode ini adalah:

Pn= P0 (1 + r)n (2.4)

c. Metode Least Square (kuadrat minimum)

Metode ini digunakan ketika regresi data pertumbuhan penduduk masa lalu menunjukkan tren linier, tetapi tidak ada pertumbuhan penduduk yang berlanjut.

Rumus yang digunakan dalam metode ini adalah:

a =𝐧 ∑ 𝐘 ∑ 𝐗𝟐− ∑ 𝐗 .∑ 𝐗𝐘

{[ 𝐧 ∑ 𝐗𝟐−(∑ 𝐗)𝟐] (2.5)

b = n.∑ XY− ∑ X .∑ Y

{[ n .∑ X2−(∑ X)2] (2.6)

(6)

9

2.7.2 Proyeksi Jumlah Fasilitas Non Perumahan

Pertumbuhan penduduk suatu wilayah mempengaruhi jumlah fasilitas non- perumahan yang dibutuhkan. Pertumbuhan penduduk yang besar akan meningkatkan jumlah fasilitas non-perumahan yang dibutuhkan. Untuk mendapatkan perkiraan jumlah perusahaan non-perumahan seiring pertumbuhan populasi, gunakan rumus berikut [6].

Nn

NO=PnPO (2.7)

2.8 Pengelolaan Sampah

Menurut SNI-19-2454-2002 tentang pengelolaan sampah, pengelolaan sampah meliputi pengumpulan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan dan klasifikasi sampah, dan pembuangan akhir.

Aspek teknis operasional pengelolaan sampah meliputi kegiatan penyimpanan dan pembuangan akhir. Sistem operasi pengelolaan sampah ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2.1 Skema teknis oprasional pengelolaan sampah 2.8.1 Pewadahan Sampah

a. Perencanaan sistem pewadahan (SNI 19-2454-2002). Penentuan ukuran volume wadah sampah sebagai berikut:

1. Hitung rata-rata banyaknya sampah yang diperoleh oleh setiap sumber sampah.

2. Tentukan berapa kali sampah dikumpulkan (hingga 2 hari untuk kontainer individu, setiap hari untuk kontainer bersama).

3. Angka keamanan (sf) ditentukan. Ini adalah 1-2.

Timbulan Sampah

Pemilahan, Pewadahan, dan Pengolahan di Sumber Pengumpulan

Pemindahan Pemilahan dan Pengolahan

Pengangkutan

Pembuangan Akhir

(7)

10

4. Cara pengangkutan sampah ditentukan secara bersama-sama atau sendiri- sendiri.

5. Sistem layanan ditentukan. yaitu individu atau kelompok b. Persyaratan Wadah Sampah

Perencanaan penampung sampah berpedoman pada SNI 19 24542002. Kondisi yang harus dipenuhi oleh wadah sesuai dengan pedoman ini sebagai berikut:

1. Bahan tidak mudah rusak, wadah tahan air, ekonomis dan mudah pembuatannya.

2. Mudah dikosongkan, mudah digunakan, memiliki penutup, dan memiliki nilai estetika.

c. Kriteria lokasi penempatan wadah sampah (SNI 19- 2454-2002)

Kriteria penempatan lokasi wadah sampah berdasarkan (SNI 19- 2454-2002) dapat dilihat sebagai berikut:

1. Tempat Sampah Individu.

a) Pada bagian halaman muka rumah. Sumber dari restoran dan hotel di taruh pada halaman belakang.

2. Tempat Sampah bersama-sama.

a) Jarak ke tempat sampah sedekat mungkin dengan sumber sampah, jarak ke tempat sampah untuk pejalan kaki minimal 100 meter, dan jenis sarana penyimpanan pribadi dan komunal harus dipertimbangkan.

b) Tempat dengan sedikit orang, posisi yang mudah dioperasikan, ujung gang kecil, pusat yang ramai di sekitar taman (untuk tong sampah pejalan kaki) d. Persyaratan sarana pemilahan dan pewadahan

Persyaratan sarana pemilahan dan pewadahan berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 03 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan sebagai berikut:

1. Jumlah sampah, jenis sampah, penataan, jadwal pengumpulan, jenis fasilitas pengumpulan dan pengangkutan

e. Klasifikasi dan fasilitas penyimpanan

Sesuai dengan persyaratan klasifikasi dan fasilitas penyimpanan sesuai dengan Peraturan Mentri No. 03 Tahun 2013, wadah limbah harus memiliki sebagai berikut:

(8)

11

1. Gunakan wadah dengan label atau label sesuai dengan bahan, bentuk, dan warna wadah.

f. Tipe Tempat Sampah

Tipe tempat sampah yang biasa digunakan untuk sampah pemukiman dan non pemukiman. Gambar 2.2 menunjukkan contoh tempat sampah yang banyak digunakan di area domestik dan komersial.

1. Sebuah ember plastik (dengan penutup) dengan kapasitas 70 sampai 10 L dapat untuk pembuangan limbah atau sampah rumah tangga bagi keluarga dengan frekuensi pengambilan sampah harian yang tinggi.

2. Tempat sampah plastik berkapasitas 30-60L dengan pegangan (penutup) dapat mengambil sampah dua kali seminggu.

3. Dua kali seminggu di daerah berpenghasilan tinggi, dapat menggunakan tempat sampah logam atau kantong plastik dengan ukuran 50 hingga 70 L.

(a) (b) (c) (d)

Gambar 2.2 Contoh wadah berbahan: (a) plastik, (b) logam, (c) ban, (d) plastik [7]

Adapun wadah berdasarkan SNI 19-2454-2002 dapat dilihat pada Tabel 2.2 Tabel 2.2 Contoh wadah sampah dan penggunaanya

Jenis kontainer Kapasitas Pelayanan Umur

kontainer Keterangan

Kantong plastik (10 – 40) L 1 KK (2 – 3) hari Individu

Bin 40 L 1 KK (2 – 3) tahun -

Bin 120 L (2 – 3) KK (2 – 3) tahun -

Bin 240 L (4 – 6) KK (2 – 3) tahun -

Kontainer 1000 L 80 KK (2 – 3) tahun Komunal

Kontainer 500 L 40 KK (2 – 3) tahun Komunal

Bin (30 – 40) L Pejalan kaki, taman (2 – 3) tahun

(9)

12

Karakteristik wadah sampah pola wadah dengan sistem personal dan bersama-sama berdasarkan SNI 1924542002. Tabel 2.3 menunjukkan karakteristik wadah sampah menurut metode pengumpulannya.

Tabel 2.3 Karakteristik wadah sampah

No Karakteristik

Wadah Pola Pewadahan Individual Pola Pewadahan Komunal 1 Bentuk Kotak, silinder, kontainer, bin (tong) yang

bertutup, dan kantong plastik

Kotak, silinder, kontainer, dan bin (tong) yang bertutup

2 Sifat Ringan dan mudah dipindahkan dan dikosongkan

Ringan dan mudah dipindahkan dan dikosongkan

3 Bahan Logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu, dan rotan

Logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu, dan rotan

4

Volume

Permukiman dan toko kecil : (10-40) L Kantor, toko besar, hotel, dan rumah makan:

(100 -500) L

Pinggir jalan dan taman : (30-40) L Permukiman dan pasar : (100-1000) 5 Pengadaan Pribadi, instansi, dan pengelola Instansi dan pengelola

Pada Tabel 2.4 jenis/tipe pewadahan yang dapat digunakan.

Tabel 2.4 Jenis/tipe pewadahan

Jenis

Pewadahan Bahan Kelebihan Kelemahan Catata

Kontainer

Logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu, dan rotan

• Kapasitasnya beragam, 6 m3, 8 m3, dan 103

• Kontainer berbahan fiberglass, plastik, kayu, bambu, rotan lebih murah.

• Pada umumnya digunakan di Indonesia sebagai wadah komunal

• Kontainer berbahan fiberglass, plastik, kayu, dan rotan mudah dipindah-pindah

• Kontainer berbahan logam tahan lama

• Kontainer berbahan fiberglass, plastik, kayu, dan rotan tahan karat.

• Wadah sampah bentuk kontainer lebih estetik.

• Kontainer berbahan fiberglass dan logam taha terhadap panas

• Kontainer berbahan logam lebih mahal

• Kontainer berbahan logam sulit dipindah pindah

• Kontainer berbahan fiberglass, plastik, kayu, dan rotan tidak tahan lama

• Kontainer berbahan logam tidak tahan karat perlu dilapisin cat anti karat

• Kontainer rotan dan kayu tidak ramah lingkungan.

Cocok digunakan di pemukiman padat penduduk, lokasi yang memiliki timbulan sampah tinggi, dan

pewadahan komunal Biasanya kontainer berbahan logam digunakan sebagai bak alat angkut, seperti arm roll dan dump truck

Cocok digunakan pada metode

(10)

13

Jenis

Pewadahan Bahan Kelebihan Kelemahan Catata

HCS

Kotak

Logam, plastik, fiberglass,kayu , bambu, dan rotan

• Berbahan fiberglass, plastik, kayu, bambu, rotan lebih murah.

• Berbahan fiberglass, plastik, kayu, rotan, dan logam mudah dipindah-pindah tergantung ukurannya

• Berbahan logam lebih tahan lama

• Berbahan fiberglass, plastik, kayu, dan rotan tahan karat.

• Berbahan logam lebih mahal

• Berbahan logam sulit dipindah pindah

• Berbahan fiberglass, plastik, kayu, dan rotan tidak tahan lama

• Berbahan logam tidak tahan karat perlu dilapisin cat anti karat

• Berbahan rotan dan kayu tidak ramah lingkungan.

• Tidak estetik

• Kapasitas terbatas dipasaran

-Tidak Cocok digunakan pada metode HCS Tidak cocok digunakan di pemukiman padat penduduk, lokasi yang memiliki timbulan sampah tinggi, dan dapat digunakan untuk pewadahan komunal dan individu

Bin(tong) dan silinder

Logam, plastik, fiberglass, kayu, bambu, dan rotan

• Berbahan fiberglass, plastik, kayu, bambu, rotan lebih murah.

• Berbahan fiberglass, plastik, kayu, rotan, dan logam mudah dipindah-pindah tergantung ukurannya

• Berbahan logam dan fiberglass lebih tahan lama

• Berbahan fiberglass, plastik, kayu, dan rotan tahan karat.

• Lebih estetik

• Berbahan logam lebih mahal

• Berbahan logam sulit dipindah pindah

• Berbahan fiberglass, plastik, kayu, dan rotan tidak tahan lama

• Berbahan logam tidak tahan karat perlu dilapisin cat anti karat

• Berbahan rotan dan kayu tidak ramah lingkungan.

• Kapasitas terbatas dipasaran

-Tidak Cocok digunakan pada metode HCS - Cocok pewadahan komunal dan individu

Kantong plastik

Lebih ekonomis Mudah dipindah-pindah Tahan karat

Mudah didapat

Tidak tahan lama

Tidak estetik

Kapasitas terbatas

Tidak cocok digunakan di lokasi yang memiliki timbulan sampah tinggi, dan dapat digunakan

(11)

14

Jenis

Pewadahan Bahan Kelebihan Kelemahan Catata

pewadahan individu

2.8.2 Pengumpulan Sampah

a. Rencana pengelolaan sampah menggunakan SNI 192454 2002 dan Peraturan Menteri 2013 No. 03. Keputusan atas rencana operasi pengumpulan adalah sebagai berikut.

1. Periodenya satu atau dua hari, hingga tiga hari sekali, tergantung pada keadaan komposisi sampah. Yaitu:

a) Semakin tinggi persentase sampah organik maka siklus pelayanan maksimal per hari..

b. Operasional pengumpulan dan pengangkutan

Pengumpulan sampah adalah proses pengumpulan sampah dari wadah individu dan/atau wadah umum (bersama-sama), serta pengangkutan sampah ke lokasi terminal tertentu melalui pengangkutan langsung atau tidak langsung.

Pengoperasian Sampah sebagai Tempat Penimbunan Akhir dari Sumber Sampah Pengumpulan dan pengangkutan dapat dilakukan dengan dua cara. Artinya, uraiannya (door to door) atau tidak langsung (menggunakan pergerakan gudang/kontainer) adalah sebagai berikut [5].

1. Secara langsung (door to door)

Proses pengumpulan dan pengangkutan sampah berjalan secara bersamaan.

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3 di bawah, sampah dari setiap sumber diambil, dikumpulkan, dan dikirim langsung ke pabrik pengolahan atau TPA. [5].

Gambar 2.3 Pengumpulan secara langsung [5].

(12)

15 2. Secara tidak langsung (communal)

Sistem pertama-tama mengumpulkan sampah dari setiap sumber menggunakan metode pengumpulan gerobak, mengangkutnya ke TPS dan mengangkutnya ke pabrik pengolahan atau tempat penyimpanan akhir. Proses pengumpulan sampah secara tidak langsung menggunakan TPS ini dapat digambarkan sebagai berikut, seperti terlihat pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pengumpulan secara tidak langsung [5].

c. Metode Pengumpulan

Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan oleh pengelola kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya, serta pengelola kelurahan, kota, kabupaten, dan organisasi otonom kelurahan. Limbah yang dipisahkan selama pemulihan tidak dapat dicampur kembali. Pengumpulan sampah menurut jenisnya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Menyesuaikan jadwal pengumpulan menurut jenis dan sumber sampah yang dipisahkan serta menyediakan fasilitas pemilahan

2. Pengambilan sampah dari sumbernya menggunakan gerobak dorong terbuka, sepeda motor atau mobil bak terbuka dilakukan sebagai berikut.

a) Pengumpulan sampah dari sumbernya minimal dua hari sekali.

b) Setiap jenis sampah harus ditempatkan di setiap tempat sampah alat angkut atau jadwal pengumpulannya harus disesuaikan dengan jenis sampah yang dipisahkan.

c) Sampah dipindahkan ke TPS atau TPS 3R tergantung jenisny.

3. Pengumpulan sampah dengan gerobak atau motor dengan bak terbuka atau

(13)

16

mobil bak terbuka tanpa sekat dikerjakan sebagai berikut :

a) Kumpulkan sampah yang mudah terurai dari sumbernya minimal dua hari sekali dan angkut ke

TPS atau TPS 3R.

b) Limbah, penggunaan kembali, limbah, daur ulang, limbah, dll, termasuk zat B3 dan limbah B3, akan dikumpulkan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dan personel RT atau RW atau pihak swasta akan memakan waktu 3 hari. dari sekali

d. Bentuk Pengumpulan

Terdapat lima bentuk pengumpulan sampah, yaitu :

d. Bentuk individu tidak langsung dari rumah ke rumah.

e. Bentuk individu langsung di jalan dan truk di fasilitas umum.

f. Bentuk sambungan langsung ke pasar dan kawasan komersial.

g. Bentuk masyarakat tidak langsung untuk permukiman padat penduduk.

h. Bentuk pembersihan jalan

Adapun diagram bentuk pengumpulan sampah dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut ini.

Gambar 2.5 Bentuk oprasional pengumpulan sampah

(14)

17

2.8.3 Persyaratan Teknis Pemindahan dan Pengangkutan

Persyaratan teknis pengangkutan dan pengangkutan sampah sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Sarana dan Prasarana Persampahan. Pergerakan dan pengangkutan sampah ditargetkan untuk menyelesaikan kegiatan di TPA atau TPST mulai dari titik pengumpulan terakhir dari siklus pengumpulan.

a. Metode Pemindahan dan Pengangkutan

Pencampuran kembali selama pengangkutan dan pengangkutan sampah yang telah dipisahkan tidak diperbolehkan. Tergantung pada jenis sampah yang dipisahkan, pengangkutan dan pengangkutan dapat dilakukan dengan cara berikut.

1. Penyesuaian jadwal pengangkutan dan pengangkutan menurut jenis dan sumber sampah yang dipisahkan, serta penyediaan sarana pengangkutan sampah yang dipisahkan.

b. Kegiatan pengangkutan sampah

Kegiatan pengangkutan sampah harus mempertimbangkan hal-hal berikut:

1. Pola angkutan, jenis alat atau sarana pengangkut, jalur angkutan, operasional angkutan dan aspek pembiayaan.

c. Pola Pengangkutan

Pola pengangkutan sampah dapat dilaksanakan tergantung pada sistem pengumpulan sampah. Sistem peti kemas angkat (Hauled Container System = HCS) atau sistem kontainer tetap (SCS) dapat digunakan selama pengangkutan jika sistem pengangkutan (TPS/TPS 3R) atau sistem tidak langsung digunakan untuk pengumpulan dan pengangkutan sampah. Sistem kontainer dapat dijalankan secara mekanis atau manual. Sistem mekanis menggunakan truk pemadat dan kontainer yang sesuai dengan jenis truk.

1. Sistem Kontainer Angkat (Hauled Container System = HCS)

Dalam hal pengumpulan sampah menggunakan sistem kontainer, pola pengangkutan yang digunakan dengan sistem pengosongan kontainer dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.

(15)

18

Gambar 2.6 Pola konteiner angkat 2. Sistem Pengakutan dengan Kontainer Tetap

Sistem ini biasa digunakan untuk kontainer kecil dan alat angkut berupa truk compactor bermesin atau manual, seperti terlihat pada Gambar 2.7 berikut:

Gambar 2.7 Sistem pengangkutan dengan konteiner tetap mekanis

Gambar 2.8 Sistem pengangkutan dengan kontainer tetap manual d. Penentuan Alat Pengangkutan

Pengangkutan sampah adalah tindakan membawa sampah dari lokasi pengangkutan ke tempat penampungan sementara atau mengangkut sampah langsung dari sumber

(16)

19

sampah ke tempat penimbunan akhir. Tabel 2.5 menunjukkan proses pemilihan alat pengangkut sampah berdasarkan pola pengumpulan sampah.

Tabel 2.5 Proses pemilihan alat angkut

No Pola pengumpulan sampah Kondisi Jalan Alat angkut

1 Individual langsung Jalan lebar dan memadai • Compactor truk

• Armroll truk

• Dump truk

• Pick up 2 Individual tidak langsung Jalan lebar dan memadai

3 Komunal langsung Jalan sempit atau gang • Compactor truk

• Armroll truk

• Dump truk

• Pick up 4 Komunal tidak langsung Jalan sempit atau gang

5 Penyapuan jalan Jalan lebar dan memadai Truk penyapu jalan

1. Jenis Alat Angkut

Jenis alat pengangkut sampah yang dipakai pada umumnya di Indonesia sebagai berikut:

a) Pick Up Sampah

Pick-up digunakan sebagai alat pengumpul/pengangkut sampah. Spesifikasi menggunakan 4 roda berkapasitas 4 m3 dan 1 m3 .Satu eksekutif adalah pengemudi dan yang lainnya adalah pemulung. Kelebihan pickup adalah truk pengangkut sampah fleksibel yang melewati jalan sempit. Kekurangannya termasuk kapasitas muatan yang terbatas dibandingkan dengan moda transportasi lain seperti arm roll dan dump truck.

Gambar 2.9 Pick Up b) Compactor Truk Sampah

Truk sampah yang berfungsi sebagai alat angkut sampah terkompresi dari sumber sampah ke TPS atau TPA. Kendaraan pengangkut yang dilengkapi dengan sistem hidrolik untuk mengompres dan mengeluarkan muatan. Tugas pengisian masih

(17)

20

menggunakan cara manual. Kapasitas truk ini adalah 6 m3, 8 m3, dan 10m3. Efisiensi menggunakan truk kompresor saat mengangkut sampah dapat dicapai jika beberapa kriteria terpenuhi ritasi minimal 3 trip dan tenaga kerja maksimal 2 orang.

Gambar 2.10 Compactor Truk c) Dump Truck Sampah

Kendaraan yang memiliki sistem hidrolik untuk mengompresi dan menurunkan muatan. Pemuatan sampah dilakukan secara manual. Kapasitas 6 m3, 8 m3, dan 10 m3. Pengangkutan sampah dapat tercapai jika pemanfaatan truk compactor memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut jumlah ritual minimal per hari 3 kali, dan perugas maksimal 2 orang.

Gambar 2.11 Dump Truck d) Arm Roll Truck Sampah

Kendaraan pengangkut yang mempunyai sistem hidrolik untuk mengangkat dan menurunkan muatan. Pemuatan dilakukan secara manual. Kapasitas adalah 6 m3, 8 m3 dan 10 m3. Pengangkutan sampah dapat tercapai apabila pemanfaatan arm roll truck memenuhi beberapa kriteria, yaitu jumlah trip hari minimal 5 kali dan jumlah petugas maksimal 1 orang. Kontainer yang tidak memiliki tutup lebih baik jika dilengkapi dengan tutup terpal selama pengangkutan.

(18)

21

Gambar 2.12 Arm Roll Truck

Beberapa jenis/tipe truk yang dioperasikan pada subsistem pengangkutan, yaitu seperti ditampilkan pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Peralatan subsistem pengangkutan

Jenis Peralatan Konstruksi/Bahan Kelebihan Kelemahan Catata

Truck Biasa Terbuka

Bakkonstruki kayu.

- Bak konstruksi plat

- Harga relatif murah.

- Perawatan relatif lebih

mudah/murah.

- Kurang sehat.

- Memerlukanwakt u pengoperasian lebih lama.

- Banyak dipakai di Indonesia.

- Diperlukan tenaga lebih banyak.

DumpTruck/Tipper Truck

- Bak plat baja.

- Dump truck denganpeninggian bak

pengangkutnya.

- Tidak diperlukan banyak tenaga kerja pada saat pembongkaran.

- Pengoperasian

- Perawatan lebih sulit.

- Kurang sehat.

- Kurang estetis.

- Relatif lebih mudah berkarat.

- Perlu modifikasi bak.

Arm Roll Truck

- Truk untuk

mengangkut/memba wa kontainer- kontainer hidrolis

- Praktis dan cepat dalam pengoperasian - Tidak diperlukan tenaga kerja yang banyak

- Lebih bersih dan sehat

- Estetika baik - Penempatan lebih fleksibel.

- Hidrolis sering rusak.

- Harga relatif mahal.

- Biaya perawatan lebih mahal.

- Diperlukanlokasi (areal) untuk penempatan dan pengangkatan.

- Cocok pada lokasi- lokasi dengan produksi sampah yang relatif banyak.

Compactor Truck

- Truk dilengkapi dengan alat pemadat sampah

- Volume sampah terangkut lebih banyak.

- Lebih bersih dan hygienis.

- Estetika baik.

- Praktis dalam pengoperasian .

- Harga relatif mahal.

- Biaya investasi dan

pemeliharaan lebih mahal.

- Waktu pengumpulan lama bila untuk sistem door to door.

- Cocok untuk pengumpulan dan angkutan secara komunal.

(19)

22

Jenis Peralatan Konstruksi/Bahan Kelebihan Kelemahan Catata

Multi Loader

- Truk untuk

mengangkat/memba wa kontainer- kontainer secara hidrolis.

- Praktis dan cepat dalam

pengoperasian.

- Tidak diperlukan banyak tenaga kerja.

- Hidrolis sering rusak.

- Diperlukanlokasi (areal) untuk penempatan dan pengangkatan.

- Cocok pada lokasi- lokasi dengan produksi sampah yang relatif banyak.

- Pernah digunakan di Makasar.

Truck With Crane - Truk

dilengkapi dengan alat pengangkat sampah.

- Tidak memerlukan banyak tenaga untuk menaikkan sampah ke truk.

- Cocok untuk mengangkut

- Hidrolis sering rusak.

- Sulit digunakan di daerah yang jalannya sempit dan tidak teratur.

- Telah digunakan di DKI Jakarta.

Mobil Penyapu Jalan (Street Sweeper)

- Truck yang dilengkapi dengan alat penghisap sampah.

- Pengoperasin lebih cepat.

- Sesuai untuk jalan- jalan protokol yang memerlukan pekerjaan cepat.

- Estetis dan hygienis.

- Harga lebih mahal.

- Perawatan lebih mahal.

- Belum memungkinkan untuk kondisi jalan di Indonesia umumnya.

- Baik untuk jalan- jalan protokol : yang rata, tidak berbatu, dan dengan batas jalan yang baik.

Pilihan penggunaan transportasi tidak dapat dipisahkan, karena mempertimbangkan aspek kemudahan, keuangan, kesehatan, estetika dan kondisi setempat.

1. Dalam hal kemudahan, peralatan harus dapat dioperasikan dengan cepat dan mudah, maka biaya operasional yang murah.

2. Dari hal keuangan harus kokoh dan tahan lama dalam jumlah yang optimal untuk memastikan biaya investasi modal yang rendah.

3. Dari segi kesehatan dan estetika, peralatan tersebut harus dapat mencegah munculnya lalat, tikus dan binatang lainnya serta penyebaran bau tidak sedap serta terlihat cantik dan bersih

Gambar

Tabel 2.1 Nilai timbulan sampah berdasarkan sumbernya [4]
Gambar 2.1 Skema teknis oprasional pengelolaan sampah  2.8.1 Pewadahan Sampah
Tabel 2.4 Jenis/tipe pewadahan
Gambar 2.3 Pengumpulan secara langsung [5].
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Untuk mencapai satu maksimum yang dibatasi, seorang individu harus membelanjakan semua pendapatan yang tersedia dan memilih kelompok komoditas sedemikianrupa

Berikut tabel data banyak pasien yang berobat di sebuah Puskesmas dalam empat hari. Hari Banyak

Berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Weil & Rosen (1997) diketahui bahwa terdapat tujuh tipe dari technostress yang dapat menjadi sumber berkembanganya stress pada

1) Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif. 2) Sistem, mekanisme, dan prosedur

21 Jalaluddin Rahmat, “Prinsip-prinsip Komunikasi menurut Al-Qur’an”, 81.. Menilik arti qawl maysu>ra> di atas, baik dari segi asba>b al-nuzu>l, kaitan teks

Makalah ini akan fokus pada desain jaringan rantai pasok bahan baku rotan, yaitu meliputi penentuan lokasi terminal dan alokasi bahan baku rotan dari terminal untuk setiap

Latar belakang : Pada kematian yang sudah lama, perkiraan lokasi kematian menjadi sulit. Salah satu alternatif yaitu dengan pemeriksaan organisme yang berkembang biak pada mayat

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang dimiliki akan setelah mengikuti proses belajar didalam kelas dan telah mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam