• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA PADA TEMA SEHAT ITU PENTING MUATAN PELAJARAN PPKN DI KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MANAR PEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA PADA TEMA SEHAT ITU PENTING MUATAN PELAJARAN PPKN DI KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MANAR PEKANBARU"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA PADA TEMA SEHAT ITU PENTING MUATAN PELAJARAN PPKN

DI KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL-MANAR PEKANBARU

OLEH

DEA ANANDA NIM. 11910821325

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2023 M

(2)

PENERAPAN METODE STUDENT CREATED CASE STUDIES UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA SAMA SISWA

PADA TEMA SEHAT ITU PENTING MUATAN PELAJARAN PPKN KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM

TERPADU AL-MANAR PEKANBARU

Skripsi

diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

DEA ANANDA NIM. 11910821325

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2023 M

(3)
(4)
(5)
(6)

i

PENGHARGAAN

Assalamu’alaikumWr.Wb.

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi, dengan judul “ Penerapan Metode Student Created Case Studies untuk Meningkatkan Kerja Sama Siswa pada Tema

Sehat itu Penting Muatan Pelajaran Ppkn Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru”.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada Ayahanda INDRA SUANDI dan Ibunda ROIYANTI, serta keluarga tersayang yang secara moril maupun materil telah berjasa menghantarkan penulis merampungkan studi hingga meraih gelar Sarjana Strata Satu (S1). Atas segala usaha dan perjuangannya yang tak mengenal lelah, penulis berdo’a semoga mereka senantiasa mendapat rahmat, ridho dan inaya dari Allah SWT.

Penulis juga ingin menghaturkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Dra. Hj. Syafi’ah M.Ag. yang telah sudi meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya yang begitu berharga, sehingga penulis mampu merampungkan penyusunan skripsi ini. Begitu pula kepada Bapak Anton Saputra S.Pd.I. yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan ibuk Rahma

(7)

ii

Putri Handini S.Pd. selaku guru mata pelajaran Ppkn kelas serta sahabat aku zahratul Mufidah dan Putri Savera Selaku yang telah banyak membantu penulis dalam proses penelitian dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan.Semoga Allah SWT membalas jasa dan kebaikan mereka dengan pahala jariyah yang kelak dibalas dengan kebaikan pula, baik di dunia maupun di akhirat.

Ucapan terima kasih penulis haturkan pula kepada berbagai pihak yang telah berjasa kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir dan merampungkan di Almamater tercinta UIN Suska Riau, mereka itu adalah:

1. Rektor UIN Suska Riau bapak Prof. Dr. Hairunas Rajab, M.Ag, Wakil Rektor 1 Ibu Dr. Hj. Helmiati, M.Ag., Wakil Rektor II bapak Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd., Wakil Rektor III bapak Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph.D.

2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Uin Suska Riau bapak Dr. H. Kadar, M.Ag., Wakil Dekan I bapak Dr. H. Zarkasih, M.Ag., Wakil Dekan II ibu Dr.

Hj. Zubaidah Amir M.Z., M.Pd., Wakil Dekan III ibu Dr. Amirah Diniaty, M. Kons.

3. Bapak H. Subhan, S.Ag., M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syrif Kasim Riau.

4. Ibu Melly Andriani, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syrif Kasim Riau.

5. Ibu Herlina, S.Ag., M.Ag., selaku Penasehat Akademik yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran serta doa sehingga

(8)

iii

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Ibu Dra. Hj. Syafi’ah, M.Ag, selaku pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh studi di almamater tercinta UIN Suska Riau.

8. Tenaga Kependidikan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan khususnya pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah bapak Zuhri Azhari, S.Sos dan Ibu Heldanita, M.Pd., yang telah memberikan bantuan dibidang administrasi selama perkuliahan, dan seluruh staf Perpustakaan Universitas Islan Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang berikan pelayanan dan fasilitas serharga kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

9. Keluarga besar mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau angkatan 2019, terkhusus mahasiswa lokal PGMI A yang selalu memberikan dukungan, nasehat, dan kebersamaannya baik dalam suka maupun duka.

10. Untuk Adik Tersayang Fajri Winanda serta seluruh anggota keluarga besar yang telah banyak memberikan dukungan serta motivasi agar tetap terus semangat dalam menyelesaikan kuliah kepada saya.

11. Kepada sahabat-sahabat terbaik penulis Zahratul Mufidah, Putri Savera, Anggraini Rahmita, Fransisca Yulia, Ulfa Anggraini, Siti Rahma, Maiza Anggraini, Rati Rahmayanti, Hassira, Hasniati yang telah menemani disaat

(9)

iv

suka maupun duka selama perkuliahan dan memberikan support selama penyusunan skripsi ini, dan semua teman-teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Terakhir atas segala jasa dan budi baik dari semua pihak tersebut di atas peneliti mengucapkan terima kasih. Semoga segala bantuan yang diberikan menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi dunia pendidikan. Aamiin.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Pekanbaru, 2 Januari 2023

Penulis

DEA ANANDA NIM.11910821325

(10)

v

PERSEMBAHAN Alhamdulillahirabbil’alamin

Sujud syukur hamba hanya kepada-Mu Ya Allah yang melimpahkan karunia ini Yang telah memberikan nikmat iman, dan nikmat islam kepada hamba semoga ini akan menjadi karunia

terindah yang penuh Ridho-Mu . Dalam hidup hamba dan keluarga yang hamba cintai.

Hidup dan matikan hamba dijalan-Mu ya Rabb walau tak jarang kerikil perjalanan menyandung setiap langkah hidupku, mengantarkanku pada takdir-Mu dan membuatku

sadar bahwa sesuatu itu akan indah pada waktunya.

_Ayah & Amak Tercinta_

Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tak terhingga ku persembahkan karya kecil ini kepada ayah dan amak yang telah memberikan cinta kasih dan sayang, segala dukungan, yang tak terhingga yang tidak mungkin dapat ku balaskan hanya dengan selembar

kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini bisa membuat ayah dan amak bahagia dan bangga. Untuk ayah dan amak yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih dan sayang, selalu mendo’akanku, selalu menasehatiku untuk menjadi

lebih baik lagi..

Terima kasih yah... Terima kasih mak

I Love You and I Miss you So Much.. (Salam Cinta dari Anakmu)

Teruntuk adikku serta keluarga besarku tercinta. Harta yang yang paling berharga. Semoga Allah mengumpulkan kita kembali disurga-Nya.

Aamiin Ya Robb....

Serta terima kasih kepada sahabat dan teman-teman yang telah menyumbangkan bantuan dan do’a dari awal hingga akhir yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah

memberikan rahmat dan karunia-Nya. Aamiin....

(11)

vi

ABSTRAK

Dea Ananda, (2022): Penerapan Metode Student Created Case Studies untuk Meningkatkan Kerja Sama Siswa pada Tema Sehat itu Penting Muatan Pelajaran PPKN Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kerja sama siswa pada tema sehat itu penting melalui penerapan metode student created case studies kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru, penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan kerja sama siswa dikarenakan masih banyak siswa yang kurang berkontribusi dalam pembelajaran kelompok.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang guru dan 22 orang siswa kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al- Manar Pekanbaru. Sedangkan objeknya adalah penerapan metode student created case studies dan kemampuan kerja sama siswa.penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis deskriptif dengan persentase.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data menunjukkan bahwa metode student created case studies dapat meningkatkan kerja sama siswa. Hal ini dapat diketahui dari sebelum tindakan hanya mencapai 53% yang berada pada kategori kurang tinggi. Setelah dilakukan tindakan kelas pada siklus I, kemampuan kerja sama siswa meningkat 67% yang berada pada kategori cukup baik. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 83,5% yang berada pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan metode student created case studies dapat meningkatkan kerja sama siswa pada tema sehat itu penting kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru.

Kata Kunci: Penerapan Metode Student Created Case Srudies, Kemampuan Kerja sama

(12)

vii DAFTAR ISI

PERSETUJUAN ... i

PENGESAHAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Definisi Istilah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI ... 10

A. Kerangka Teoritis ... 10

B. Penelitian yang Relevan ... 23

C. Kerangka pikir ... 24

D. Indikator Keberhasilan ... 26

E. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Subjek dan Objek Penelitian ... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

C. Rencana Tindakan ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 36

(13)

viii

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN ... 38

A. Deskripisi Setting Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 45

C. Pembahasan ... 87

D. Pengajuan Hipotesis ... 92

BAB V PENUTUP ... 93

A. Kesimpulan ... 93

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA ... 95

LAMPIRAN ... 100

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Interval Kategori Aktivitas Guru dan Siswa ... 37

Tabel III.2 Interval Kategori Kemampuan Kerja Sama Siswa ... 37

Tabel IV.1 Sarana dan Prasarana Sekolah ... 41

Tabel IV.2 Data Guru Sekolah SDIT Al-Manar ... 42

Tabel IV.3 Keadaaan Siswa SDIT Al-Manar ... 43

Tabel IV.4 Rincian Siswa Kelas V Khalid Bin Walid SDIT Al-Manar ... 44

Tabel IV.5 Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama Siswa Sebelum Tindakan ... 46

Tabel IV.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 1 ... 53

Tabel IV.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 2 ... 54

Tabel IV.8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ... 55

Tabel IV.9 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 1 ... 57

Tabel IV.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 2 ... 60

Tabel IV.11 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ... 63

Tabel IV.12 Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama Siswa dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 1 ... 64

Tabel IV.13 Hasil Observasi Observasi Kemampuan Kerja Sama Siswa dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 2 ... 65

Tabel IV.14 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ... 66

(15)

x

Tabel IV.15 Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan dengan Penerapan Metode

Student Created Case Studies Siklus II Pertemuan 3 ... 73 Tabel IV.16 Hasil Observasi Aktivitas Guru Guru dengan dengan Penerapan

Metode Student Created Case Studies Siklus II Pertemuan 4 ... 74 Tabel IV.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Guru dengan Penerapan Metode

Student Created Case Studies Siklus II Pertemuan 3 dan 4 ... 75 Tabel IV.18 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan dengan Penerapan Metode

Student Created Case Studies Siklus II Pertemuan 3 ... 76 Tabel IV.19 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan dengan Penerapan Metode

Student Created Case Studies Siklus II Pertemuan 4 ... 79 Tabel IV.20 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Penerapan

Metode Student Created Case Studies Siklus II Pertemuan 3 dan 4 ... 82 Tabel IV.21 Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama Siswa dengan Penerapan

Metode Student Created Case Studies Siklus II Pertemuan 3 ... 84 Tabel IV.22 Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama dengan Penerapan

Metode Student Created Case Studies Siklus II Pertemuan 4 ... 85 Tabel IV.23 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama dengan

Penerapan Metode Student Created Case Studies Siklus II

Pertemuan 3 dan 4 ... 86 Tabel IV.24 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru dengan Penerapan

Metode Student Created Case Studies pada Siklus I dan Siklus II ... 88 Tabel IV.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa dengan Penerapan

Metode Student Created Case Studies pada Siklus I dan Siklus II ... 89 Tabel IV.26 Rekapitulasi Hasil Observasi Kemampuan Kerja Sama Siswa

dengan Penerapan Metode Student Created Case Studies pada

Siklus I dan Siklus II ... 91

(16)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Berfikir ... 25 Gambar III.1 Daur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 30 Gambar IV.1 Grafik Rekapitulasi Perbandingan Aktivitas Guru pada Siklua I

(Pertemuan Pertama dan Kedua) dan Siklus II (Pertemuan ketiga

dan Keempat) ... 88 Gambar IV.2 Grafik Rekapitulasi Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklua I

(Pertemuan Pertama dan Kedua) dan Siklus II (Pertemuan ketiga

dan Keempat) ... 90 Gambar IV.3 Grafik Rekapitulasi Perbandingan Kemampuan Kerja Sama Siswa

pada Siklua I (Pertemuan Pertama dan Kedua) dan Siklus II

(Pertemuan ketiga dan Keempat) ... 91

(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pra Penelitian ... 100

Lampiran 2 Silabus Tema 4 Sehat itu Penting Kelas V ... 103

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 110

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 126

Lampiran 5 Silabus Tema 4 Sehat itu Penting Kelas V ... 145

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 158

Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 176

Lampiran 8 Pedoman Penilaian Observasi Guru melalui Penerapan Metode Student Created Case Studies ... 188

Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Guru melalui Penerapan Metode Student Created Case Studies Pertemuan 1 Siklus I ... 191

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru melalui Penerapan Metode Student Created Case Studies Pertemuan 2 Siklus I ... 192

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Guru melalui Penerapan Metode Student Created Case Studies Pertemuan 3 Siklus II... 193

Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Guru melalui Penerapan Metode Student Created Case Studies Pertemuan 4 Siklus II... 194

Lampiran 13 Pedoman Penilaian Observasi Siswa melalui Penerapan Penerapan Metode Student Created Case Studies ... 195

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Siswa melalui Penerapan Motode Student Created Case Studies Pertemuan 1 Siklus I... 198

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa melalui Penerapan Motode Student Created Case Studies Pertemuan 2 Siklus I... 199

(18)

xiii

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa melalui Penerapan Motode

Student Created Case Studies Pertemuan 3 Siklus II ... 200 Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa melalui Penerapan Motode

Student Created Case Studies Pertemuan 4 Siklus II ... 201 Lampiran 18 Pedoman Penskoran Indikator Keja Sama Siswa ... 202 Lampiran 19 Lembar Observasi Kemampuan Kerja Sama Sama siswa melalui

Penerapan Motode Student Created Case Studies Pertemuan 1

Siklus I ... 204 Lampiran 20 Lembar Observasi Kemampuan Kerja Sama Sama siswa melalui

Penerapan Motode Student Created Case Studies Pertemuan 2

Siklus I ... 205 Lampiran 21 Lembar Observasi Kemampuan Kerja Sama Sama siswa melalui

Penerapan Motode Student Created Case Studies Pertemuan 3

Siklus II ... 206 Lampiran 22 Lembar Observasi Kemampuan Kerja Sama Sama siswa melalui

Penerapan Motode Student Created Case Studies Pertemuan 4

Siklus II ... 207 Lampiran 23 Dokumentasi ... 208 Lampiran 24 Surat- surat ... 210

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad ke 21, mengajar bukanlah kegiatan yang berupa mengisi kepala siswa dengan banyak informasi tetapi lebih mengubah kelas menjadi komunitas belajar bersama. Guru berperan menjadi fasilitator yang mendorong dan menuntun siswa untuk menemukan pengetahuan. 1

Pembelajaran abad ke 21 membutuhkan lebih dari mengidentifikasi spesifik keterampilan, pengetahuan, keahlian dan kemahiran. Kurikulum dan instruksi abad 21 merupakan pengembangan kurikulum mandiri berbasis individu, hal ini tidaklah gampang diperlukan suatu desain dan konsep matang serta terbukti efektif dalam implementasinya. 2

Pembelajaran abad ke 21 didalammnya terdiri dari keterampilan berfikir kreatif (Creative thinking), berfikir kreatif dan pemecahan masalah (Criticial thinking and problem solving), berkomunikasi (Communication) dan bekerja sama (Collaboration). Pada pembelajaran aban 21 perlu adanya collaboration (Kerja Sama), kolaborasi atau kerja sama perlu dikembangkan melalui pengalaman siswa yang ada didalam sekolah. Siswa dapat berkolaborasi pada tugas yang berbasis kerja kelompok. 3

1 Danie Ginting dkk, Literasi Digital dalam Dunia Pendidikan Di Abad Ke 21 (Malang:

Media Nusa Creative, 2021) hlm 8

2 Daryanto dan Syaiful Karim, Pembelajaran Abad 21 ( Yogyakarta: Gava Media, 2017) hlm 25

3 Zakaria,”Kecakapan Abad 21 Dalam Pembelajaran Pendidikan Dasar Masa Pandemi Covid 19, Dirasah. ISSN 2598-7488 Vol. 4, No 2 Agustus 2021 hlm 81

(20)

2

Pendidikan Nasional di Indonesia menurut Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, bab 1 pasal 1 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jadi, diperlukan adanya pendidik dan metode pembelajaran yang efektif, sistematik, terencana, berproses, dan terevaluasi, sehingga tujuan pendidikan itu dapat tercapai sesuai yang diinginkan. 4

Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang sengaja terjadi dan diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan peserta didik. Guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Perpaduan dari dua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. 5Dalam proses belajar mengajar terdapat muatan pelajaran, salah satu pelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kerja sama adalah PPKn.

Secara spesifik PPKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara sebagai generasi penerus yang mampu memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamalkan pancasila. Salah satu bentuk pembelajaran PPKn yang dapat meningkatkan kerja sama siswa dengan melakukan observasi. Kerja sama

4 Daryanto dan Syaiful Karim, Op Cit hlm 27

5 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2014) hlm 37

(21)

3

dapat dilakukan dengan diskusi kelompok yang terdiri dari 3 siswa atau lebih.

Kerja sama adalah bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama, kerja sama merupakan suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat berbagai aktivitas yang ditujukan untuk untuk mencapai tujuan bersama dan saling membantu dan saling memahami tugas masing- masing dalam kelompok. Kerja sama adalah proses beregu (berkelompok) yang antar anggotanya saling kompak saling mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat. Kerja sama merupakan kepedulian satu orang atau satu pihak dengan orang atau pihak lain yang bergabung dalam suatu kegiatan yang menguntungkan semua pihak dengan prinsip saling percaya, menghargai dan adanya norma yang mengatur.6

Kerja sama adalah salah satu bentuk interaksi soaial, yaitu kerja sama terjadi ketika siswa dihadapkan pada persoalan-persoalan yang menjadi kepentingan bersama.7Kerja sama dalam satu kelompok sanggat diperlukan di dalam proses pembelajaran.

Kerja sama adalah siswa bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas kelompok, mereka saling memberikan dorongan, anjuran, dan informasi pada teman sekelompoknya yang membutuhkan bantuan. Hal ini berarti dalam kerja sama siswa yang lebih paham akan memiliki keadaan untuk menjelaskan kepada teman yang belum paham.

6 Muhammad Busro, Teori-Teori Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018) hlm 303

7 Aria Winata, Skripsi: “Penerapan Metode Pembelajaran Number Head Together Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja sama Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 028 Rimbo Panjang (Pekanbaru: Uin Suska, 2021), hlm. 3

(22)

4

Kerja sama adalah kekuatan dari beberapa orang dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Kerja sama adalah bentuk kerja dalam kelompok yang harus diorganisasi dan dikelola dengan baik dan terjadi saling ketergantungan yang kuat antar anggota kelompok untuk mencapai sebuah tujuan atau untuk menyelesaikan sebuah tugas. 8

Berdasarkan hasil observasi di Sekolah Dasar Islam Terpadu Al- Manar Pekanbaru yang dilakukan penulis pada tanggal 20 April 2022 diperoleh data bahwa kerja sama siswa pada pembelajaran PPKn masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari gejala sebagi berikut:9

1. Dari 22 jumlah siswa, hanya 11 siswa atau 50,0% yang ikut berkolaboratif;

2. Dari 22 jumlah siswa, hanya 9 siswa atau 40,9% yang berkontribusi;

3. Dari 22 jumlah siswa, hanya 11 siswa atau 50,0% orang siswa yang berkomunikasi;

4. Dari 22 jumlah siswa, hanya 8 siswa atau 36,4% yang ber responsive;

5. Dari 22 jumlah siswa, hanya 5 siswa atau 32,7% yang berpartisipasi.

Berdasarkan gejala-gejala di atas terlihat kerja sama siswa masih rendah. Untuk meningkatkan kerja sama siswa adalah dengan meminta

8 Livia Putri Kusuma dan J.E.Sutanto.”Penerapan Kerjasama Tim dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Kryawan Zolid Agung Perkasa.Jurnal Managemen dan Start-Up Bisnis.ISSN 417-424. Vol. 3. No.4. 2018, hlm. 419.

9 Observasi dan Wawancara Guru Mata Pelajaran PPKn Ibuk Rahma Putri Handini, S.Pd Tanggal 20 April 2022

(23)

5

siswa menyelesaikan tugas bersama teman, meminta siswa berdiskusi dengan kelompok kecil ketika menyelesaikan tugas bersama. Perlu adanya tindak lanjut yang dilakukan oleh guru seperti pengembangan metode atau strategi pengembangan tertentu yang mampu meningkatkan kemampuan kerja sama siswa. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kerja sama antar siswa, metode pembelajaran harus cocok pada usia mereka.

Setelah membaca beberapa literatur dan hasil penelitian yang relevan, peneliti berasumsi bahwa metode pembelajaran student created case studies dapat dijadikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini menurut Paul Ginnis adalah sebuah aktivitas intensif bawaan untuk kerja tim dan kecepatan.10 Metode pembelajaran student created case studies adalah metode pembelajaran yang mana guru membagi kelas menjadi pasangan-pasangan atau kelompok. Guru membagi permasalahan, kelompok melakukan diskusi, masing-masing kelompok membuat permasalahan dan bertukar dengan kelompok lain, serta menyampaikan hasil diskusi kepada peserta yang lain. Guru membimbing dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan kesimpulan, refleksi, evaluasi. Penggunaan metode pembelajaran ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam bekerja sama. Artinya dalam metode ini terdapat sebuah prosedur untuk meningkatkan kemampuan kerja sama siswa.

10 Aria Winata, Op Cit, hlm. 5

(24)

6

Menurut Sudjana Student Created Case Studies merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan tipe diskusi kasus atau permasalahan mengenai pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan pembelajaran melalui studi kasus dapat meningkatkan aktivitas dan kerja sama siswa baik secara individu maupun kelompok11.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Student Created Case Studies untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama pada Tema Sehat Itu Penting Muatan Pelajaran PPKn Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al- Manar Pekanbaru”.

B. Defenisi Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul penelitian, maka perlu adanya batasan istilah:

1. Metode Student Created Case Studies

Metode pembelajaran Student Created Case Studies merupakan salah satu pembelajaran aktif yang menggunakan tipe diskusi kasus atau permasalahan pembelajaran yang akan dipelajari, fungsinya agar siswa dapat menganalisa dan memecahakan masalah siswa lain dari permasalahan yang telah diberikan oleh guru. 12

11 Siti Zahara Saragih. “Pengaruh Metode Student Created Case Studies Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem di Kelas X SMA Muhammadiyah 09 Kualu Hulu Kabupaten Lubuhanbatu Utara”. Rantau Perapat: Jurnal Nukleus.Vol. 02. No. 01.Februari 2016 E-ISSN 2442-9481.

12 Siti Nur’aini, Skripsi “ Pengaruh Metode Student Created Case Studies disertai dengan Media Gambar Terhadap Keterampilan Proses Sains dan Ilmiah Siswa Kelas X SMAN 15 Bandar

(25)

7

2. Kemampuan Kerja Sama Siswa

Kemampuan kerja sama merupakan aktivitas yang ditunjukkan dalam bentuk kerja kelompok antar teman yang mana di dalamnya terdapat perbedaan pendapat dan dapat menyatukan perbedaan tersebut menjadi satu. Kerja sama melibatkan pemberian tugas di mana setiap anggotanya mengajarkan setiap pekerjaan yang merupakan tanggung jawab bersama dengan hasil yang maksimal. 13

Kemampuan kerja sama merupakan salah satu kemampuan dalam pola perilaku sosial. Sikap mau kerja sama dalam kelompok artinya setiap anggota kelompok bersedia menyelesaikan suatu kegiatan secara bersama-sama, seperti kerja sama dalam kelompok pembelajaran, dimana siswa dapat saling memahami dan mempercayai setiap anggotanya dalam menjalankan tugas yang diberikan, dan siswa juga dapat menjalin keakraban dalam pembelajaran.14

Lampung Pada Materi Pencemaran Lingkungan, (Lampung: IAIN Raden Intan Lampung, 2016), hlm. 20

13 Cindi Septianti, Skripsi “ Penerapan Strategi Quick On The Draw untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa pada Tema Indahnya Keberagaman di Negeriku Kelas IV SD Negeri 0011 Air Tiris, ( Pekanbaru: Uin Suska, 2021). hlm. 6

14 Azizah dkk, Buku Panduan Model Pembelajaran Nobangan (Jakarta: 2022, Guepedia) Hlm 63

(26)

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala yang telah dijabarkan, maka penulis dapat merumuskan masalah yaitu: “Bagaimana Penerapan Metode Student Created Case Studies dapat Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama pada Tema Sehat itu Penting Muatan Pelajaran PPKn Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitan 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian: “untuk mengetahui peningkatan kerja sama siswa melalui Penerapan Metode Student Created Case Studies pada Muatan Pelajaran PPKn Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru”.

2. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan dapat memberi manfaat atau kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

1. Untuk meningkatkan kemampuan kerja sama siswa pada pembelajaran PPKn pada Kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru.

2. Untuk menambah pengalaman baru bagi siswa berkaitan dengan proses pembelajaran dikelas.

(27)

9

b. Bagi Guru

1. Meningkatkan kemampuan guru untuk menciptakan kelas yang efektif, inovatif, dan efisien.

2. Sebagai pertimbangan dalam memilih metode untuk meningkatkan kerja sama siswa.

3. Sebagai bekal guru untuk proses belajar mengajar.

c. Bagi Sekolah

1. Sebagai sarana sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

2. Meningkatkan kualitas pengajar untuk menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi.

d. Bagi Peneliti

1. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Untuk meningkatkan wawasan dan pengamalan dalam mengkaji kerja sama dalam penelitian tindakan kelas.

(28)

10 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah suatu prosedur atau langkah- langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai suatu proses yang teratur untuk melaksanakan pembelajran. 15

Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah dan cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode umum pembelajaran adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi atau mata pelajaran, sedangkan metode khusus pembelajaran adalah pembelajaran tiap-tiap bidang studi.16

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya yang merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.17 Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

15 Suryono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 19

16 Kusnadi, Metode Pembelajaran Kolaboratif.(Tasikmalaya: Edu Publisher, 2018), hlm. 13

17 Hamzah dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAIKEM (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013) hlm 7

(29)

11

rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Metode pembelajaran mengacu pada suatu cara yang akan digunakan oleh guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat mengelola kelas yang interaktif serta tidak membosankan. 18

2. Pengertian Metode Pembelajaran Student Created Case Studies Metode pembelajaran Student Created Case Studies (Studi Kasus Kreasi Siswa) adalah memanfaatkan situasi atau kasus yang dapat memberikan siswa pembelajaran bermakna dan bermanfaat.19 Metode Student Created Case Studies merupakan model pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif menurut Parker mendefenisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama, dalam

18 Nining Mariyaningsih dan Mistina Hidayati, Bukan Kelas Biasa (Surakarta, Kekata Group, 2018) hlm 10

19 Hamzah dan Nurdin Mohamad, Loc Cit hlm 97

(30)

12

suasana kooperatif, setiap anggota sama-sama berusaha mencapai hasil yang nantinya bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok.

Pembelajaran kooperatif sering kali didefenisikan sebagai pembentukan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa yang dituntut untuk bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran siswa-siswa lain. Menurut Artz dan Newman mendefenisikan pembelajaran kooperatif sebagai kelompok kecil pembelajar/siswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mencapai suatu tujuan bersama-sama.

Dengan demikian, pembelajaran kooperatif bergantung pada efektivitas kelompok-kelompok siswa tersebut, pembelajaran kooperatif mengacu pada metode pembelajaran di mana siswa bekerja

sama dalam kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar.20 Jadi, pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas

pembelajaran kelompok yang berorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus di dasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

20 Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2011). hlm. 29-32

(31)

13

Metode pembelajaran Student Created Case Studies adalah satu tipe diskusi yang memfokuskan isu menyangkut suatu situasi nyata atau contoh yang menuntut suatu tindakan dan pelajaran yang dapat dipelajari, dan cara-cara mengendalikan atau menghindarkan suatu yang akan datang, teknik-teknik berikut ini memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus sendiri.21

Metode pembelajaran Student Created Case Studies merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan tipe diskusi studi kasus atau permasalahan mengenai pembelajaran yang akan dipelajari. Kegiatan belajar melalui studi kasus dapat meningkatkan aktivitas dan kemandirian belajar siswa baik secara individu maupun kelompok. Dengan demikian, metode student created case studies adalah metode pembelajaran aktif yang memfokuskan siswa mengenai situasi nyata yang berupa suatu kasus ataupun contoh yang mengharuskan siswa untuk mengambil tindakan dan menyimpulkan manfaat yang dapat dipelajari.22

Metode Student Created Case Studies adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif mengambil tindakan, mengambil pelajaran, hingga menyimpulkan manfaat dengan

21 Melvin, L. Siberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, ( Bandung: Nuansa, 2012), hlm. 175.

22 Moh. Najih Wafi. Wuryadi. Eny Hartadiyati Wasikin Haryanti, “Metode Pembelajaran Student Created Case Studies Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa”.

Pendidikan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta. Vol.9, No 2, 2020, hlm. 219.

(32)

14

berdasarkan permasalahan konkret atau kasus yang ditemui, dan tentunya relevan dengan pembelajaran yang sedang dilakukan.23

Tujuan metode Student Created Case Studies adalah membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran dan meningkatkan kemandirian siswa secara individu dan meningkatkan kerja sama siswa secara berkelompok serta menganalisa dan memecahkan masalah yang dihadapi untuk mencapai kompotensi yang telah ditentukan.24

3. Langkah-langkah Metode Student Created Case Studies

Berikut langkah-langkah dalam metode pembelajaran Student Created Case Studies:25

a. Guru membagi pasangan atau kelompok. Perintahkan mereka untuk membuat studi kasus yang bisa dianalisis dan didiskusikan oleh siswa lain.

b. Jelaskan bahwa tujan dari sebuah dari sebuah studi kasus adalah mempelajari sebuah topik dengan mengkaji situasi atau contoh konkret yang mencerminkan topik itu.

c. Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau kelompok untuk membuat situasi kasus singkat yang mengandung contoh atau isi untuk didiskusikan atau sebuah persoalan untuk dipecahkan yang relevan dengan materi pelajaran di kelas.

23 Amin dan Linda Yurike, 164 Model Pembelajaran Kontemporer ( Jakarta, LPPM, 2022) hlm 546

24 Amin dan Linda Yurike, Op Cit hlm 567.

25 Melvin, L. Siberman, Op Cit 187-189.

(33)

15

d. Bila studi kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk menyajikan kepada siswa lain. Bagi kesempatan anggota kelompok untuk memimpin diskusi kasus.

Variasi:

a. Tunjuk beberapa siswa untuk telaah terlebih dahulu menyiapkan studi kasus untuk sisa lain. (menyiapkan sebuah studi kasus merupakan tugas belajar yang baik).

b. Buat beberapa kelompok dengan jumlah genap. Pasangkan kelompok dan perintahkan mereka untuk bertukar studi kasus.

Penerapaan metode pembelajaran Studi Kasus Kreasi Siswa (Student Created Case Studies) dengan langkah-langkah atau prosedur yang dilakukan sebagai berikut:26

a. Guru membagikan bantuan pegangan (membahas suatu masalah) kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca beberapa menit.

b. Guru membagi peserta berkelompok-kelompok dengan cara menghitung 1 s/d 4 atau dengan cara lain.

c. Guru meminta peserta didik mencari pasangannya menurut angka (nomor urut) yang disebut sehingga terbentuk empat kelompok diskusi.

26 Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Depok: Raja Grafindo Perseda, 2013), hlm, 77

(34)

16

d. Guru meminta masing-masing kelompok membaca handsout atau bantuan pegangan tersebut kemudian merumuskan dan mendiskusikan :

1) Apa kasusnya?

2) Mengapa kasus itu terjadi?

3) Bagaimana akibat yang ditimbulkan?

4) Bagaimana pandangan terhadap hal tersebut?

e. Ketika masing-masing kelompok sedang berdiskusi guru selalu mengontrol jalannya diskusi tersebut.

f. Ketika diskusi (studi kasus) selesai, guru meminta masing- masing kelompok agar mempresentasikan didepan kelas. Guru meminta seorang anggota kelompok untuk memimpin diskusi dan kelompok lain mencatat hal-hal yang akan dipertanyakan.

g. Tanggapan masing-masing peserta dari tiap-tiap kelompok terhadap kelompok lain yang mempresentasikan hasil diskusi mereka.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, maka peneliti menggunakan langkah-langkah dari Metode Pembelajaran Student Created Case Studies yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Guru membagi peserta didik berkelompok-kelompok dengan cara menghitung 1 s/d 4.

(35)

17

b. Guru meminta peserta didik mencari pasangannya menurut angka (nomor urut) yang disebut sehingga terbentuk empat kelompok diskusi.

c. Guru membagikan bantuan pegangan (membahas suatu masalah) kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca beberapa menit.

d. Guru meminta masing-masing kelompok membaca handsout atau bantuan pegangan tersebut, kemudian merumuskan dan mendiskusikan:

1) Apa kasusnya?

2) Mengapa kasus itu terjadi?

3) Bagaimana akibat yang ditimbulkan?

4) Bagaimana pandapat terhadap hal tersebut?

e. Guru mengontrol jalannya diskusi

f. Ketika diskusi selesai, guru meminta masing-masing kelompok agar memperesntasikan didepan kelas.

g. Tanggapan masing-masing peserta dari tiap-tiap kelompok terhadap kelompok lain yang mempresentasikan hasil diskusi mereka.

(36)

18

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Student Created Case Studies

a. Kelebihan Metode Pembelajaran Student Created Case Studies

Adapun kelebihan yang dimiliki oleh metode pelajaran Student Created Case Studies yaitu:27

1) Peserta didik terlibat secara aktif

2) Peserta didik mengembangkan apa yang telah diketahuinya

3) Mengembangkan pengembangan kemampuan kerja sama siswa antar kelompok

4) Mengembangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.

5) Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap awal sampai akhir.

b. Kekurangan Metode Pembelajaran Student Created Case Studies

Adapun kekurangan yang dimiliki oleh metode pembelajaran Student Created Case Studies ini yaitu:28

1) Sulit mempelajari kasus yang cocok untuk dipelajari 2) Dapat menimbulkan frustasi pada peserta didik yang

kesulitan menyelesaikan kasus yang diberikan.

3) Membutuhakan banyak waktu.

27 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016). hlm. 176.

28 Ibid

(37)

19

5. Kerja sama

a. Pengertian Kerja sama

Belajar kerja sama merupakan pengalaman bekerja sama perlu dilatih dengan mempelajari bahan ajar dan memecahkan permasalahan realitas kompleks. Peserta didik yang bekerja secara individu mungkin tidak dapat membuat penyelesaikan permasalahan yang rumit, oleh sebab itu, maka perlu bekerja sama secara berkelompok untuk dapat mengatasi permasalahan yang kompleks dengan sedikit bantuan. 29

Menurut soekamto kerja sama merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersma-sama oleh lebih dari satu orang yang bentuknya macam-macam, namun semua kegiatan yang dilakukan diarahkan guna mencapai tujuan bersama.30

Dalam setiap kelas, apa pun mata pelajarannya, guru punya pilihan untuk menyusun pelajaran supaya para siswa bekerja sama di dalam kelas yaitu:31

1. Berada dalam perjuangan menang kalah untuk melihat siapa yang terbaik (persaingan)

2. Bekerja secara mandiri berdasarkan tujuan pembelajaran mereka masing-masing dengan tingkat kemampuan dan ruang gerak mereka masing-masing untuk mencapai kriteria keunggulan (individualism).

29 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016). hlm. 93

30 Muhammad Busro, Loc Cit hlm 305

31 David W. Johnson,d kk, Collaborative Learning, (Bandung: Nusa Media, 2010). hlm. 2

(38)

20

3. Bekerja secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil, untuk memastikan bahwa semua anggota menguasai materi yang diberikan.

b. Cara Meningkatkan Kerja sama Siswa

Meningkatkan kerja sama siswa perlu diajarkan keterampilan sosial. Dengan keterampilan sosial nilai-nilai dalam kerja sama akan berinternalisasi dalam diri siswa.

Menurut Johnson untuk mengordinasi setiap usaha demi mencapai tujuan kelompok, siswa harus:

1) Saling mengerti dan percaya satu sama lain.

2) Berkomunikasi dengan jelas dan tidak ambigu.

3) Saling menerima dan mendukung satu sama lain.

4) Mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya melahirkan konflik.

c. Tujuan Kerja sama

Menurut Rostiyah kemampuan kerja sama memiliki bebrapa tujuan yaitu:32

1) Melatih anak dengan berbagai keterampilan-keterampilan seperti berinteraksi sesame teman, bersosialisasi dan bekerja sama.

2) Aspek perkembangan soaial dan aspek perkembangan emosional.

32 Roestiyah N.K, Strategi Belajar mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hlm, 17

(39)

21

3) Membangun wawasan dan pengetahuan anak didik mengenai konep sosial dilingkungannya.

4) Meningkatkan prestasi belajar anak didik sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri.

d. Indikator kerja sama Siswa

Menurut Ahmad Riandy Indikator kerja sama siswa yaitu sebagai berikut: :33

1) Kolaboratif (melakukan kerja sama bersama teman di dalam kelompok)

2) Konstribusi (berkonstribusi dalam menyumbangkan gagasan, saran serta solusi)

3) Komunikasi (mampu menjalin komunikasi dan memberikan dan menerima informasi di dalam kelompok secara jelas) 4) Responsive (memberikan respon yang baik walaupun

terdapat perbedaan pendapat dan perilaku)

5) Partisipasi (ikut terlibat dalam setiap pengambilan keputusan dan proses pengumpulan serta analisis data di dalam kelompok)

33 Akhmad Riandy Agusta dkk, “Implementasi Strategi Outdoor Learning Variasi Outbound untuk Meningkatkan Kreatifitas dan Kerjasama Siswa Sekolah Dasar”, Jurnal Pendidikan, E- ISSN: 2502-471X, Vol 3, No 4, 2018, hlm 454.

(40)

22

Menurut West indikator kerja sama yaitu sebagai berikut:

1. Tanggung jawab bersama-sama menyelesaikan pekerjaan.

2. Saling berkontribusi, yang saling berkontribusi baik tenaga maupun pemikiran akan terciptanya kerja sama.

3. Pengarahan kemampuan secara maksimal, sehingga dengan demikian hasil dari kerja sama semakin berkualitas.34

Isjoni berpendapat bahwa dalam pembelajaran yang menekankan pada prinsip kerja sama siswa harus memiliki keterampilan-keterampilan khusus. Keterampilan kerja sama ini disebut dengan keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkab hubungan kerja dan tugas (kerja sama peserta didik dalam kelompok).

Keterampilan-keterampilan tersebut dikemukakan sebagai berikut.35

1. Menyamakan pendapat dalam suatu kelompok sehingga mencapai suatu kesempatan bersama yang berguna untuk meningkatkan kemampuan kerja sama;

2. Menghargai kontribusi setiap kelompok dalam suatu kelompok, sehingga tidak ada anggota yang merasa tidak sanggup;

3. Mengambil giliran dan berbagi tugas;

34 Aria Winata, Op Cit hlm 18

35 Isjoni, Pengembangan Kooperatif MeningkatkanKecerdasan Antara Peserta Didik, (Yogyakarta: Pusat Pelajar, 2010), hlm 65-66

(41)

23

4. Berada dalam kelompok selama kegiatan berlangsung;

5. Mengerjakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya agar tugas dapat diselesaikan tepat waktu;

6. Mendorong siswa lain untuk berpartisipasi terhadap tugas;

7. Menyelesaikan tugas tepat waktu;

8. Menghormati pendapat individu.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai indikator kerja sama siswa, maka indikator kerja sama pada penelitian ini adalah:

1) Kolaboratif (melakukan kerja sama bersama teman di dalam kelompok)

2) Konstribusi (berkonstribusi dalam menyumbangkan gagasan, saran serta solusi)

3) Komunikasi (mampu menjalin komunikasi dan memberikan dan menerima informasi di dalam kelompok secara jelas) 4) Responsive (memberikan respon yang baik walaupun

terdapat perbedaan pendapat dan perilaku)

5) Partisipasi (ikut terlibat dalam setiap pengambilan keputusan dan proses pengumpulan serta analisis data di dalam kelompok).

(42)

24

6. Hubungan Metode Pembelajaran Student Created Case Studies dengan Kerja sama Siswa

Untuk usaha meningkatkan kerja sama siswa dibutuhkan cara atau metode yang tepat dalam menyampaikan pembelajaran kepada siswa. Metode dalam penyampaian pembeljaran merupakan acuan atau pedoman bagi guru. Bagi siswa penggunaan metode dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu guru harus menerapkan metode pembelajaran yang bisa membuat siswa untuk bekerja sama, salah satu metode yang bisa adalah metode student Created Case Studies.

Student Created Case Studies adalah metode pembelajaran yang menerapkan studi kasus dalam proses pembelajaran, yang diterapkan dalam kelompok untu memecahkan sebuah masalah atau kasus, dan metode Student Created Case Studies menuntut siswa agar dapat bekerja sama dalam kelompok dan bisa memecahkan masalah atau kasus.

Pembelajaran Student Created Case Studies merupakan studi kasus buatan siswa, rangkuman pengalaman pembelajaran ditulis oleh seorang pendidik dari pratek pembelajarannya di kelas, pengalaman tersebut memberikan cotoh nyata tentang masalah-masalah yang dihadapi pendidik pada saat melaksanakan pembelajaran.

(43)

25

B. Penelitian Relevan

Setelah meneliti membaca dan mengamati beberapa karya ilmiah lainnya, penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh:

1. Penelitian oleh Eka Restina Putri dengan judul “penerapan metode Student Created Case Student untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMPN 2 Sumberejo, kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung”. Penelitian ini menunjukkan bahwa motode Student Created Case Student dapat meningkatkan kemandirian siswa pada pembelajaran diantaranya pada pra siklus yang mandiri 22%, namun pada siklus I meningkat 44%, dan pada siklus ke II kemandirian pembelajaran meningkat lagi 67%.

Adapun persamaan penelitian oleh Eka Restina Putri dengan yang dilakukan peneliti terletak pada variabel X yaitu sama-sama menggunakan metode pembelajaran Student Created Case Studies.

Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel Y yang di teliti Eka Restina Putri untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa sedangkan peneliti untuk meningkatkan kerjasma siswa.

2. Penelitian yang relevan yang sesuai dengan penulis teliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Aria Winata dengan judul “penerapan Metode Pelajaran Numberd Head Together Untuk Meningkatkan Kemampuan kerja sama Siswa Pada Muatan Pelajaran Matematika di

(44)

26

Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 028 Rimbo Panjang”. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kerja sama siswa sebelum tindakan yang hanya mencapai 42%. Setelah dilakukan tindakan kelas siklus I kemampuan kerja sama siswa meningkat menjadi 68,3%.

Sedangkangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 90,4%.

Adapun kesamaan penelitian oleh Aria Winata dengan yang dilakukan peneliti terletak pada variabel Y yaitu sama-sama meningkatkan kerja sama siswa. Sedangkan perbedaannya terletak pada variable X, bahwa pada penelitian Aria Winta menggunakan metode pembelajaran Numberd Head Together, sedangkan peneliti menggunakan metode pembelajaran Student Created Case Student.

Dari penelusuran yang penulis lakukan, judul yang diangkat penulis belum pernah diteliti. Oleh karena itu penelitian ini layak untuk di teliti.

3. Penelitian oleh Rima Lestari dengan judul “Penerapan Strategi Scramble untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa pada Tema Peduli Terhadap Makhluk Hidup di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikwan Pekanbaru”. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan kerja sama siswa sebelum tindakan yang hanya mencapai 44%. Setelah dilakukan tindakan kelas siklus I kemampuan kerja sama siswa meningkat menjadi 70%. Sedangkangkan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 84%.

(45)

27

Adapun kesamaan penelitian oleh Rima Lestari dengan yang dilakukan peneliti terletak pada variabel Y yaitu sama-sama meningkatkan kerja sama siswa. Sedangkan perbedaannya terletak pada variable X, bahwa pada penelitian Rima Lestari menggunakan metode pembelajaran Scramble sedangkan peneliti menggunakan metode pembelajaran Student Created Case Student.

C. Kerangka Berfikir

PPKn merupakan salah satu ilmu yang dipelajari di lembaga pendidikan. PPKn disekolah bukan hanya mengajarkan tetang teori, tapi juga mengajarkan pada siswa untuk dapat berinteraksi sosial dengan orang lain. Salah satu bentuk interaksi sosial dalam pembelajaran PPKn adalah kerja sama.

Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kerja sama salah satunya adalah metode Student Created Case Studies, metode ini bersifat menyenangkan, dan lebih penting metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam memahami materi pelajaran.

Diharapkan melalui menerapkan metode Student Created Case Studies dapat meningkatkan kerja sama siswa pada tema sehat itu penting kelas V Sokolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru untuk mengetahui untuk mengetahui apakah model kooperatif tipe Student Created Case Studies ini dapat menigkatkan kemampuan kerja sama siswa, maka perlu diperjelas variable penelitian sebagai bahan yang akan dijadikan untuk penelitian.

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar kerangka berfikir dibawah ini:

(46)

28

Gambar II.I Kerangka Berfikir

D. Indikator Keberhasilan 1. Indikator Kinerja

a. Indikator Aktivitas Guru

Adapun indikator guru dengan menggunakan metode pembelajaran Student Created Case Studies adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi peserta didik berkelompok-kelompok dengan cara menghitung 1 s/d 4.

2. Guru meminta peserta didik mencari pasangannya menurut angka (nomor urut) yang disebut sehingga terbentuk empat kelompok diskusi.

3. Guru membagikan bantuan pegangan (membahas suatu masalah) kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca beberapa menit.

Model Kooperatif Tipe Student Created Case Studies

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Meningkatkan Kemampuan Kerja sama Siswa

(47)

29

4. Guru meminta masing-masing kelompok membaca handsout atau bantuan pegangan tersebut, kemudian merumuskan dan mendiskusikan:

a. Apa kasusnya?

b. Mengapa kasus itu terjadi?

c. Bagaimana akibat yang ditimbulkan?

d. Bagaimana pandapat terhadap hal tersebut?

5. Guru mengontrol jalannya diskusi

6. Ketika diskusi selesai, guru meminta masing-masing kelompok agar memperesntasikan didepan kelas.

7. Tanggapan masing-masing peserta dari tiap-tiap kelompok terhadap kelompok lain yang mempresentasikan hasil diskusi mereka.

b. Indikator Aktivitas Siswa

Adapun indikator siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Student Created Case Studies adalah sebagai berikut:

1. Siswa menghitung 1 s/d 4 sesuai dengan interaksi guru.

2. Siswa mencari pasangannya sesuai dengan angka (nomor urut) sehingga siswa terbagi menjadi empat kelompok.

3. Siswa duduk di tempat duduk masing-masing dan guru membagikan bantuan pegangan (membahas suatu masalah).

4. Siswa membaca handsout atau bantuan pegangan dan mendiskusikan tentang:

(48)

30

a. Apa kasusnya?

b. Mengapa kasus itu terjadi?

c. Bagaimana akibat yang ditimbulkan?

d. Bagaimana pandangan terhadap hal tersebut?

5. Siswa mendiskusikan studi kasus tersebut yang di kontrol oleh guru.

6. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

7. Siswa menjawab dari tanggapan masing-masing peserta dari tiap-tiap kelompok terhadap kelompok lain yang mempresentasikan hasil diskusi mereka.

c. Indikator Kerja sama

Adapun indikator kerja sama siswa dalam penerapan metode pembelajaran Student Created Case Studies sebagai berikut:

1) Kolaboratif (melakukan kerja sama bersama teman di dalam kelompok)

2) Konstribusi (berkonstribusi dalam menyumbangkan gagasan, saran serta solusi)

3) Komunikasi (mampu menjalin komunikasi dan memberikan dan menerima informasi di dalam kelompok secara jelas) 4) Responsif (memberikan respon yang baik walaupun terdapat

perbedaan pendapat dan perilaku)

(49)

31

5) Partisipasi (ikut terlibat dalam setiap pengambilan keputusan dan proses pengumpulan serta analisis data di dalam kelompok)

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kerangka teori, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan penelitian adalah dengan Penerapkan Metode Student Created Case Studies untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Sama Siswa pada Tema Sehat itu Penting Muatan Pelajaran PPKn kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru dapat ditingkatkan.

(50)

32 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dan objek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru sebanyak 22 orang. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah penerapan Metode Student Created Case Studies untuk meningkatkan kerja sama siswa pada tema sehat itu penting muatan pelajatan PPKn kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Manar Pekanbaru Muatan pelajaran PPKn. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2022.

C. Rancangan Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Penelitian tindakan kelas berupaya

(51)

33

meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme guru dalam menunaikan kewajibanya.36

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Agar penelitian tindakan kelas ini berhasil, peneliti menyusun tahapan-tahapan yang dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu: perencanaan persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Menurut Suharsimi Arikunto daur siklus penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :37

Gambar III.1 : Alur Penelitian Tindakan Kelas(PTK)

36 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), Hlm.199

37 Suharsimi Arikunto,dkk. Penelitian Tindakan Kelas ( Jakarta: Bumi Aksara, 2016) hlm 42

Refleksi Awal Perencanaan

Siklus I Pelaksanaan

?

Pengamatan Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Refleksi

(52)

34

1. Perencanaan (Plan)

Dalam pelaksanaan atau persiapan tindakan kelas, langkah- langkah yang dilakukan guru sebagai berikut:

a. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan sialabus yang memuat penyusunan kompetensi dasar (KD) dengan tindakan.

b. Pengamatan, peneliti meminta kesediaan teman sejawat untuk menjadi observasi dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas,

c. Mempersiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran melaui penerapan metode Student Created Case Studies

2. Pelaksanaan Tindakan

Langkah yang akan dilakukan dalam pembelajaran melalui penerapan metode Student Created Case Studies yaitu:

a. Kegiatan Awal

1) Guru membuka proses pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a bersama.

2) Guru menyapa, memeriksa kehadiran, kerapian pakaian dan posisi tempat duduk.

3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dengan memotivasi siswa untuk belajar.

(53)

35

4) Guru menjelaskan langkah-langkah metode Student Created Case Studies dan aturannya dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2) Guru membagikan bantuan pegangan (membahas suatu

masalah) kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca beberapa menit.

3) Guru membagi peserta berkelompok-kelompok dengan cara menghitung 1 s/d 4 atau dengan cara lain.

4) Guru meminta peserta didik mencari pasangannya menurut angka (nomor urut) yang disebut sehingga terbentuk empat kelompok diskusi.

5) Guru meminta masing-masing kelompok membaca handsout atau bantuan pegangan tersebut.kemudian merumuskan dan mendiskusikan :

a. Apa kasusnya?

b. Mengapa kasus itu terjadi?

c. Bagaimana akibat yang ditimbulkan?

d. Bagaimana pandangan terhadap hal tersebut?

6) Ketika masing-masing kelompok sedang berdiskusi guru selalu mengontrol jalannya diskusi tersebut.

(54)

36

7) Ketika diskusi (studi kasus) selesai, guru meminta masing-masing kelompok agar mempresentasikan didepan kelas. Guru meminta seorang anggota kelompok untuk memimpin diskusi dankelompok lain mencatat hal-hal yang akan dipertanyakan.

8) Tanggapan masing-masing peserta dari tiap-tiap kelompok terhadap kelompok lain yang mempresentasikan hasil diskusi mereka.

9) Guru dan siswa membahas semua soal atau pembahasan yang ada pada setiap kelompok pada pembahasan studi kasus tersebut dan siswa diminta membuat catatan serta bertanya jika ada hal yang belum dimengerti.

c. Kegiatan Akhir

1) Salah seorang siswa menyimpulkan pembelajaran yang dipimpin oleh guru tentang materi pembelajaran.

2) Guru melakukan refleksi bersama siswa.

3) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

3. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas seswa selama tindakan berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan sejalan dengan pelaksana tindakan. Proses observasi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dalam rangka ikut membangun serta mencerdaskan kehidupan bangsa dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia, maka dengan ini kami

Paguyuban PAUD Kelurahan Bausasran bekerjasama dengan pokja 2 TP PKK Kelurahan Bausasran akan mengadakan suatu kegiata untuk menggali potensi dan

Building the Project Design Goal Purpose Inputs Outputs Sponsor accountability to host: “ reasonable manrule ” for contractor. National Objective: host

Nilai key harus diurut, struktur indeks adalah tabel dengan indirect addressing dan mempunyai hubungan data record yang disusun menurut ID secara ascending.Informasi tentang

(1) Dalam hal Penyelenggaraan Reklame Permanen tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, maka Perangkat Daerah yang berwenang melaksanakan tugas di bidang

[r]

Pertemuan antara Abipraya dan Tirtoadhisoerjo, pada 1904, Tirtoadhisoerjo mengemukakan pandangan: (1) meminta anggota Abipraya memposisikan sebagai patron pengusaha