• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2023

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2023"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculentus) YANG DIBERI BEBERAPA

JENIS PUPUK ORGANIK CAIR

Oleh:

RISKA AYU LESTARI 11880220081

PROGRAM STUDI

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2023

(2)

SKRIPSI

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN OKRA (Abelmoschus esculentus) YANG DIBERI BEBERAPA JENIS PUPUK

ORGANIK CAIR

Oleh:

RISKA AYU LESTARI 11880220081

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2023

(3)
(4)
(5)
(6)

6 UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Subbahanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam untuk junjungan kita Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam, karena beliau telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Skripsi yang berjudul “Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) yang Diberi Beberapa Jenis Pupuk Organik Cair”. Merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Sukarlan dan Ibunda Desi Fitriani, yang merupakan motivator terhebat serta pahlawan hidupku yang senantiasa memberikan motivasi, semangat dan doa disetiap sujudnya yang merupakan kekuatan terbesar sehingga penulis mampu memperoleh gelar sarjana pertanian. Terimakasih ibunda tercinta yang sudah memberikan semuanya untukku semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu melindungi dan membalasnya dan semoga apa yang telah diperoleh ini menjadi manfaat dan berguna untuk anakmu di dunia dan di akhirat

2. Adikku Jimmy Dewantara yang senantiasa mendoakan penulis. Terimakasih semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala membalasnya , Semoga dilancarkan pendidikanmu di Pondok Pesantren Teknologi Riau, aamiin

3. Keluarga besar Alm. Syafri Arifin dan keluarga besar Kadiran yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberikan doa, dukungan, semangat, dan motivasi dalam penyelesaian laporan hasil penelitian ini.

(7)

4. Bapak Dr. Arsyadi Ali, S.Pt., M.Agr., Sc., selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

5. Bapak Dr. Irwan Taslapratama, M.Sc., selaku Wakil Dekan 1, Ibu Dr.

Elfawati, M.Si. selaku Wakil Dekan II dan Bapak Dr. Syukria Ikhsan Zam.

selaku Wakil Dekan III Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Ibu Prof. Dr. Rosmaina, S.P., M.Si sebagai Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan sebagai Penasehat Akademik yang selalu merangkul penulis dan rekan-rekan penulis dalam melewati proses perkuliahan dari awal hingga akhir

7. Bapak Bakhendri Solfan, S.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing I dan motivator yang dengan penuh kesabaran memberikan semangat, dukungan, perhatian serta ilmunya kepada penulis hingga dapat terselesaikannya laporan hasil penelitian ini.

8. Bapak Ir. Mokhamad Irfan, M.Sc. sebagai pembimbing II yang senantiasa membimbing, memberi motivasi dan arahan yang sangat mendukung dalam menyelesaikan laporan hasil penelitian ini. Terimakasih juga atas semua kebaikan bapak, atas nasihat dan motivasi yang selalu diberikan sehingga mampu merangkul penulis dan rekan-rekan penulis dalam melewati proses perkuliahan dari awal hingga akhir.

9. Bapak Dr. Zulfahmi, S.Hut., M.Si sebagai dosen penguji I serta Ibu Penti Suryani, S.P., M.Sc sebagai dosen penguji II, terimakasih atas kritik dan saran yang sangat membantu dalam penyelesaian laporan hasil penelitian ini.

10. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agroteknologi dan seluruh staff Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah mengajarkan banyak ilmu dan pengalaman yang berguna serta segala kemudahan yang penulis rasakan selama studi.

11. Sahabat seperjuangan yang amat penulis sayangi Tasya Rindafi Andita, Shaqira Mozarida Ananda, Miranda Wahyuni, Jihan Fahira Audri Saskia,

(8)

8 Lenni Anggraini, Mutia Anjani,Ratna Indrianti, Anggoro Afif Pangestu dan Sunardi, yang selalu sabar mendengarkan segala keluh kesah perkuliahan, selalu memotivasi untuk menyelesaikan semuanya dan selalu membantu penulis dalam melaksanakan dan menyelesaikan penelitian.

12. Teman-teman yang telah banyak membantu penulis melaksanakan penelitian Kusuma, Anjes, Rifqi, Raga, Tegar, Damanik dan teman-teman sepenelitian Nutritan Widya, Sri, Nining, Intan, Kiki, Azlin, Pauti dan Meri

13. Keluarga Besar Lokal D Agroteknologi 18 yang tidak dapat penilis sebutkan satu persatu , terimakasih sudah membersamai penulis dari awal perkuliahan sampai sekarang, semoga kita semua sukses dan ilmu yang kita dapatkan selama perkuliahan berkah dan bermanfaat di dunia dan akhirat.

14. Teman-teman seperjuangan Agroteknologi angkatan 2018 yang telah menjadi keluarga kecil dari penulis dan telah menjadi bagian dari cerita hidup penulis selama berkuliah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

15. Terakhir terimakasih untuk diri saya sendiri karna sudah bertahan sejauh ini dan selalu kuat dengan semua drama perkuliahan dan kehidupan yang terjadi.

Penulis berharap dan mendoakan semoga semua yang telah kita lakukan dengan ikhlas dihitung amal ibadah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amin yarobbal’alamin.,

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pekanbaru, Januari 2023

Penulis

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau pada tanggal 07 Juli 2000. Lahir dari pasangan Bapak Sukarlan dan Ibu Desi Fitriani yang merupakan anak ke-1 dari 2 bersaudara.Memulai pendidikan pada tahun 2005 di TK Kartika 1-22 dan melanjutkan ke sekolah dasar pada tahun 2006 di SDN 180 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama di SMPN 09 Pekanbaru dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan atas di SMKN Pertanian Terpadu Prov. Riau dengan memilih jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan Perikanan, Pada bulan Februari sampai April 2017 penulis melaksanakan PKL di PT.Cisarua Montain Diary (Cimory) di Semarang , Jawa Tengah dan lulus pada tahun 2018.

Pada tahun 2018 melalui jalur undangan SNMPTN diterima menjadi mahasiswa pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Pada bulan Juni sampai dengan Juli 2020 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara daring. Pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2021 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dari Rumah (KKN-DR) di RT.01 / RW.010 Kelurahan Tangkerang Labuai, Kec. Bukit Raya Kota Pekanbaru, Provinsi Riau.

Penulis melaksanakan penelitian pada bulan mei hingga juli 2022 dengan judul “Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) yang Diberi Beberapa Jenis Pupuk Organik Cair”. dan melaksanakan penelitian pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2022 di bawah bimbingan Bapak Bakhendri Solfan, S.P., M.Sc dan Bapak Ir. Mokhamad Irfan, M.Sc.

Pada 19 januari 2023 penulis dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian melalui sidang tertutup Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(10)

x KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat skripsi menyelesaikan Sini dengan judul “Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) yang Diberi Beberapa Jenis Pupuk Organik Cair”.Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua dan keluarga tercinta yang tanpa henti mengalirkan doa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis, serta selalu memberikan dukungan moril maupun materi. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Bakhendri Solfan, S.P., M.Sc. sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Ir. Mokhamad Irfan, M.Sc. sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan motivasi sampai terselesainya skripsi ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian laporan hasil penelitian ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan semoga mendapatkan balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Januari 2023

Penulis

(11)

xi RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TANAMAN

OKRA (Abelmoschus esculentus) YANG DIBERI BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK CAIR

Riska Ayu Lestari (11880220081)

Di bawah bimbingan Bakhendri Solfan dan Mokhamad Irfan

INTISARI

Tanaman Okra merupakan salah satu tanaman yang bergizi tinggi dan diminati masyarakat. Okra mengandung karbohidrat, protein, mineral, lemak, dan vitamin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis pupuk cair yang mampu memberikan hasil yang optimal pada tanaman okra. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan april hingga juli 2022 di lahan Percoban Penelitian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 1 faktor dan 6 ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol, pupuk cair Nutritan 200 ml, pupuk cair Hantu 5 ml, DI Grow 3 ml, dan NASA 50 ml.

Parameter pengamatan terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah, bobot buah per tanaman, panjang buah per tanaman, berat basah brangkasan, dan berat kering brangkasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk cair Nutritan merupakan pupuk cair terbaik untuk mendukung pertumbuhan tanaman okra yang ditunjukkan dengan hasil tertinggi pada seluruh parameter kecuali tinggi tanaman. Disarankan untuk menggunakan Pupuk Cair Nutritan dengan dosis 200 ml/l air untuk budidaya okra.

Kata kunci: Dosis, Gizi, PGPR, Sayuran,

(12)

xiv RESPONSE OF GROWTH AND PRODUCTION OF OKRA

(Abelmoschus esculentus) PLANT WHICH FURNISHED BY SEVERAL TYPES OF LIQUID ORGANIC FERTILIZER

Riska Ayu Lestari (11880220081)

Under the guidance of Bakhendri Solfan and Mokhamad Irfan

ABSTRACT

Okra (Abelmoschus esculentus) is one of the highly nutritious plants and are in demand by the community. Okra contains carbohydrates, protein, minerals, fats, and vitamins. This study aims to get a type of liquid fertilizer that is able to provide optimal results to okra plants. This research was conducted in April to July 2022 in the Research Faculty of Agriculture and Animal Science, Sultan Syarif Kasim Riau State Islamic University and used a randomized complete block design (RCBD) Non - Factorial consisting of 1 factor and 6 replications. The treatment consists of control, 200 ml nutritic liquid fertilizer, 5 ml ghost liquid fertilizer, 3 ml Grow, and 50 ml of NASA. Observation parameters consist of plant height, number of leaves, stem diameter, number of fruits per plant, fruit weight per fruit, fruit weight per plant, fruit length per plant, wet wet weight, and dry weight safe. The results showed that nutritic liquid fertilizer is the best liquid fertilizer to support the growth of okra plants indicated by the highest yield in all parameters except plant height. It is recommended to use nutritic liquid fertilizer at a dose of 200 ml/l of water for okra cultivation.

Keywords: Dosage, Nutrition, PGPR, Vegetables

(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... x

INTISARI ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 2

1.3. Manfaat ... 3

1.4. Hipotesis ... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculantus L.) ... 4

2.2. Morfologi Tanaman Okra ... 5

2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Okra ... 6

2.4. Budidaya Tanaman Okra ... 6

2.5. Pupuk Cair ... 8

III. MATERI DAN METODE ... 15

3.1. Tempat dan Waktu ... 15

3.2. Alat dan Bahan ... 15

3.3. Metode Penelitian ... 15

3.4. Pelaksanaan Penelitian ... 16

3.5. Parameter Pengamatan ... 18

3.6. Analisis Data ... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1. Tinggi Tanaman ... 21

4.2. Jumlah Daun ... 22

4.3. Diameter Batang ... 23

4.4. Jumlah Buah per Tanaman ... 24

4.5. Bobot Buah per Buah ... 26

4.6. Bobot Buah per Tanaman ... 27

4.7. Panjang Buah per Tanaman ... 22

4.8. Berat Basah Berangkasan ... 30

4.9. Berat Kering Berangksan ... 31

(14)

xiv

V. PENUTUP ... 33

5.1. Kesimpulan ... 33

5.2. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN ... 43

(15)

xv DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Analisis Sidik Ragam RAK ... 17

4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Okra ... 21

4.2 Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Okra ... 22

4.3 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Okra ... 24

4.4 Rata-rata Jumlah Buah per Tanaman Okra ... 25

4.5 Rata-rata Bobot Buah per Buah Tanaman Okra ... 26

4.6 Rata-rata Bobot Buah per Tanaman Okra ... 27

4.7 Rata-rata Panjang Buah per Tanaman Okra ... 29

4.8 Rata-rata Berat Basah Berangkasan Tanaman Okra ... 30

4.9 Rata-rata Berat Kering Berangkasan Tanaman Okra ... 31

(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Batang Tanaman Okra ... 5

2.2 Daun Tanaman Okra ... 6

2.3 Batang Tanaman Okra ... 6

2.4 Buah Tanaman Okra ... 7

(17)

xvii DAFTAR SINGKATAN

BPF Bakteri Pelarut Posfat

C Celcius

CO2 Karbon Dioksida

HST Hari Setelah Tanam

IAA Indole acetat acid

MSG Mononatrium Glutamat

MST Minggu Setelah Tanam

Nutritan Nutrisi Tanaman

pH Potential Hydrogen

PMK Podzolik Merah Kuning

Ppm Part Per Million

RAK Rancangan Acak Kelompok

ZPT Zat Pengatur Tumbuh

(18)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Deskripsi Tanaman Okra Lucky Five F1 ... 43

2. Alur Pelaksanaan Penelitian ... 44

3. Layout Penelitian ... 45

4. Perhitungan Pupuk ... 46

5. Standar Pupuk Cair ... 48

6. Sidik Ragam Tinggi Tanaman ... 49

7. Sidik Ragam Jumlah Daun ... 50

8. Sidik Ragam Diameter Batang ... 51

9. Sidik Ragam Jumlah Buah per Buah ... 52

10. Sidik Ragam Bobot Buah per Buah ... 53

11. Sidik Ragam Bobok Buah Per Tanaman ... 54

12. Sidik Ragam Panjang Buah per Tanaman ... 55

13. Sidik Ragam Berat Basah Brangkasan ... 56

14. Sidik Ragam Berat Kering Brangkasan ... 57

15. Deskripsi Nutritan ... 58

16. Pupuk Cair Nutritan dan Deskripsi Pupuk Cair NASA ... 59

17. Deskripsi Pupuk Cair D.I Grow dan Pupuk Cair Hantu ... 60

18. Dokumentasi Penelitian ... 61

(19)

1 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman Okra (Abelmochus esculentum) merupakan salah satu komoditas sayur yang bergizi tinggi sehingga dibudidayakan oleh masyarakat. Tanaman ini telah tersebar dan dibudidayakan di daratan Afrika, Amerika, Eropa dan Asia (Calisir et al.,2005). Di Indonesia okra dibudidayakan sebagai sayuran di daerah Kalimantan Barat. Produksi, luas panen, dan produktifitas tanaman okra di Provinsi Riau belum terdata oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.

Ketersediaan okra umumnya di Indonesia dan khususnya Provinsi Riau masih terbatas dan perlu ditingkatkan produksinya (Werdhiwati, 2016).

Okra berperan penting dalam menyediakan karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Buah okra mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi pada setiap 100 g buah okra mengandung 1 g lendir, karbohidrat 7 g dan kalium 70-90 mg. Skala persen kandungan gizi buah okra yaitu protein 3,9%, lemak 2,05%, kalium 6,68%, fosfor 0,77% dan karbohidrat 1,4% (Idawati, 2012).Pentingnya gizi yang terkandung dalam buah okra menjadikan tanaman tersebut layak diproduksi secara komersial.

Untuk mendapatkan produksi okra yang berkualitas tinggi dibutuhkan ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman okra (Ichsan dkk., 2015). Proses pertumbuhan, perkembangan, sampai dengan produksi buah okra membutuhkan unsur hara antara lain 150 kg N/ha, 60 kg P/ha dan 75 kg K/ha (Khan, et al., 2013). Kondisi tanah di Provinsi Riau adalah tanah organosol jenis gambut 51 % dan Podzolik Merah Kuning (PMK) 31%. Tanah tersebut memiliki kelemahan yaitu kandungan zat asam yang cukup tinggi dan memiliki kandungan unsur hara yang rendah

Salah satu solusi untuk memperbaiki sifat dan kualitas tanah yang ada di Provinsi Riau tersebut yaitu dengan menggunakan pupuk yang mengandung bahan organik. Bahan organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, didaur ulang, dirombak oleh mikroorganisme tanah menjadi unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah. Bahan organik merupakan salah satu pembenah tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

(20)

2 Berdasarkan bentuknya pupuk terdiri atas dua jenis yaitu, pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk cair adalah larutan yang mudah larut berisi satu atau lebih pembawa unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Kelebihan dari pupuk cair adalah penyerapan unsur haranya berjalan lebih cepat karena sudah terlarut dan mudah diserap akar tanaman, memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Hadisuwito, 2007). Selain dengan cara disiramkan pupuk cair dapat digunakan secara langsung dengan cara disemprotkan pada daun atau batang tanaman (Pardosi dkk., 2014).

Pupuk cair yang begitu banyak dijual di pasaran membuat petani kesulitan dalam memilih merk dan menentukan konsentrasi pupuk organik cair, dikarenakan setiap daerah memiliki kondisi lingkungan yang berbeda-beda.

Beberapa pupuk organik cair yang banyak dijual dipasaran yaitu Pupuk Cair Hantu, Pupuk Cair D.I Grow, Pupuk Cair NASA dan Pupuk Cair Lengkap Nutritan. Berdasarkan penelitian Pranoto dkk (2020) pemberian POC D.I Grow sebanyak 9 ml/liter air memberikan pengaruh terhadap tinggi tanaman, umur panen dan berat segar tanaman cabai. Hal ini sesuai dengan penelitian Yulianingsih dan Yaasin (2016) bahwa penggunaan DI Grow sebanyak 50 ml/liter air memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun yang ditandai dengan meningkatnya berat basah berangkasan dan berat buah.

Pemberian Pupuk Cair Hantu sebanyak 3 ml/liter air berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah bunga, jumlah buah dan berat buah (Ralahalu dkk, 2013). Pemberian Pupuk Cair NASA sebanyak 3 ml/1 liter air dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, umur muncul bunga, jumlah buah dan bobot buah pada tanaman tomat (Afrianto dkk., 2020).

Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus) yang Diberi Beberapa Jenis Pupuk Cair”

1.2 Tujuan

Untuk mendapatkan jenis pupuk cair yang terbaik yang dapat memberikan respon pertumbuhan dan produksi tanaman okra (Abelmoschus esculentus) yang paling optimal.

(21)

3 1.3 Manfaat

Didapatkan jenis pupuk cair yang terbaik yang dapat memberikan respon pertumbuhan dan produksi tanaman okra (Abelmoschus esculentus) yang paling optimal

1.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat jenis pupuk terbaik yang dapat respon yang berbeda pada pertumbuhan dan produksi tanaman okra (Abelmoschus esculentus) secara optimal.

(22)

4 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Okra (Abewlmoschus esculantus L)

Tanaman okra (Abelmoschus esculentus L. Moench) atau yang lebih dikenal dengan kacang arab, adalah sayuran yang berasal dari Benua Afrika. Okra termasuk family Malvaceae (kapas-kapasan) yang tersebar di daerah tropik dan subtropik seperti India, Afrika Barat dan Brazil.Tanaman ini sangat populer di negara-negara Eropa dan Australia. Masyarakat Thailand menyebut tanaman ini dengan sebutan lady’sfinger karena bentuknya yang silindris berujung runcing seperti jari wanita bangsawan (Idawati, 2012).

Menurut Idawati (2012), Klasifikasi tanaman okra ialah sebagai berikut:

Divisi: Magnoliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Malvales, Famili:

Malvaccae, Genus: Abelmoschus, Species: Abelmoschus esculentus (L.) Moench.

Saat ini okra telah banyak di sejumlah negara Asia, tak terkecuali Asia Tenggara.

Tanaman okra sebenarnya sudah lama dibudidayakan di Indonesia oleh petani Tionghoa (Saragih, 2017).

Buah okra mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi dimana pada setiap 100 g buah muda okra mengandung 1 g lendir, 7 g karbohidrat dan 70-90 mg Ca, dalam skala persen kandungan gizi buah okra adalah 3,9% protein, 2.05%

lemak, 6.68% kalium, 0,77% phospor, dan 1,4% karbohidrat (Idawati, 2012).

Khomsug et al., (2010); Hu at al., (2013); Mohammed et al., (2016) melaporkan okra mengandung senyawa fenolik dan flavonoid. Hamid dkk., (2010) berpendapat senyawa fenolik dan flavonoid merupakan antioksidan alami yang lebih aman dari antioksidan sintetik karena mampu meredam radikal bebas dalam tubuh manusia, sehingga mencegah penyakit degeneratif Selain itu, buah okra juga mengandung glutamin (semacam komponen antioksidan) (Santoso, 2016).

2.2 Morfologi Okra 2.2.1 Batang

Batang tanaman okra memiliki warna hijau kemerahan, tinggi batang tanaman subur dapat mencapai 1,5 - 2 meter dan dapat bercabang membentuk dahan baru terutama pada batang bagian bawah, namun kadang-kadang

(23)

5 penampilannya tidak bercabang (Idawati, 2012).Morfologi batang tanaman okra dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Batang Tanaman Okra 2.2.2 Daun

Daun okra berbentuk lima jari dan tulang daunnya berbentuk sirip, tangkai daun sepanjang 10–25 cm. Morfologi daun tanaman okra dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Daun Tanaman Okra 2.2.3 Bunga

Bunga okra berbentuk terompet berwarna kekuningan dan bawahnya berwarna merah tua. Okra termasuk tumbuhan berumah satu (hermaprodit)

(24)

6 dimana pada setiap bunga terdapat putik dan benang sari. Bunga okra terdiri dari 5 kelopak bunga berwarna kuning dan buahnya dapat dipanen mulai 45 hst. Bunga okra memiliki ukuran 5-12 cm, berbentuk segi 5-8 seperti buah belimbing (Bencashri, 2012) .Morfologi bunga tanaman okra dapat dilihat pada Gambar 2.3

Gambar 2.3 Bunga tanaman okra 2.2.4 Buah

Buah okra berbentuk silindris panjang seperti kapsul, berongga, berujung runcing, berparuh dan bergerigi (Rukmana dan Yudirachman, 2016). Buah okra memiliki warna beragam tergantung pada jenisnya, yaitu hijau tua atau hijau muda, ungu dan kemerah-merahan. Jenis okra yang berbatang besar, buahnya lebih panjang dan agak melengkung, warnanya sedikit pucat dan rasanya sedikit alot. Sedangkan jenis okra yang berbatang pendek, warna buahnya lebih hijau, pendek dan rasanya lebih renyah. Buah okra memiliki 5-7 ruang sebagai tempat biji dan tersusun membujur. Morfologi Buah tanaman okra dapat dilihat pada Gambar 2.4

(25)

7 Gambar 2.4 Buah Tanaman Okra

2.3 Syarat Tumbuh Okra

Lingkungan tumbuh okra dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai 800 M dpl bila ditanam pada ketinggian kurang dari 600 M umur okra lebih pendek yaitu 3 bulan, yang mana kalau di dataran tinggi umur okra mencapai 4 – 6 bulan. Suhu yang pas untuk budidaya okra adalah suhu di atas 20 ºC sedangkan Suhu paling baik untuk penanaman okra berkisar antara 28 ºC – 30 ºC. Tanaman okra tahan terhadap cekaman kekeringan dan naungan, tetapi tidak tahan dengan stress genangan air. Adapun curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman okra adalah 1700 mm - 3000 mm/tahun, dan okra suka dengan cahaya matahari penuh (Idawati, 2012).

Okra tidak memerlukan jenis tanah yang khusus untuk bisa tumbuh secara optimal, namun faktor dari tanah tetap mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan okra. Tanah sebagai media tumbuh tanaman berfungsi sebagai tempat persediaan unsur hara, air, udara dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan oleh tanaman. Maka jenis tanah mempengaruhi pertumbuhan dan produksi suatu tanaman. Jenis tanah yang paling cocok untuk okra adalah tanah yang bertekstur gembur dan dapat menyalurkan air. Pada jenis tanah pasir okra dapat tumbuh dengan baik, asal ditambah dengan bahan organik. Menanam okra pada tanah yang terlalu padat teksturnya memerlukan proses penggemburan.

(26)

8 Tanah dengan ph rendah dapat membuat okra tidak dapat tumbuh dengan baik, maka perlu diberi kapur agar pH menjadi 6,5-7 (Idawati, 2012).

Tanaman okra memerlukan suhu hangat untuk dapat tumbuh dengan baik dan sebaliknya tidak dapat tumbuh dengan baik pada suhu rendah dalam jangka waktu yang lama. Temperatur optimum yang diperlukan adalah 21°C – 30 °C, dengan minimum temperatur 18° C dan maksimum 35 °C. Okra berperan penting dalam menyediakan karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Pentingnya gizi yang terkandung dalam buah okra menjadikan tanaman tersebut banyak diproduksi secara komersial. Namun, di beberapa negara tropis belum dapat dicapai hasil produksi okra yang optimum (2-3 ton/ha) dan kualitas yang tinggi, karena terus terjadi penurunan kesuburan tanah (El-Kader, 2010).

2.4 Budidaya Tanaman Okra

Okra tumbuh di daerah tropis dan sub-tropis. Okra tumbuh baik pada tanah lempung berpasir dengan drainase yang baik. Tingkat kemasaman tanah (pH) optimum yang mendukung pertumbuhan okra berkisar antara 4,5 sampai 7.5.

Dosis pupuk kandang yang baik adalah 4-6 ton/ha dan diusahakan tanah mengandung K tinggi (Idawati, 2012). Menurut Pranata (2017) Proses pertumbuhan sampai dengan produksi buah okra membutuhkn unsur hara antara lain 150 kg N/ha, 60 kg P/ha, 75 kg K/ha.

Tanaman okra dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan ketinggian 1- 800 mdpl pada daerah dengan suhu diatas 20 °C. Suhu paling baik untuk penanaman okra berkisar antara 30-35 °C. Tanaman okra tahan terhadap kekeringan dan juga tahan pada kondisi musim hujan. Namun, tanaman ini sangat tidak tahan terhadap genangan air, sehingga pembuatan drainase yang baik sangat diperlukan agar pertumbuhan okra bisa optimal. Adapun curah hujan yang ideal untuk pertumbuhan okra adalah 1.700–3.000 mm/tahun (Idawati, 2012).

Benih okra biasanya ditanam langsung, namun jika jumlah benih terbatas, lebih baik disemai terlebih dahulu. Metoda pindah tanam lebih menguntungkan mengingat benih okra memerlukan perlakuan khusus sebelum tanam, yaitu perendaman benih dengan menggunakan air hangat selama 4-6 jam (Saragih, 2017). Benih disebar merata dan ditutup tanah tipis-tipis. Setelah berumur 14 hari

(27)

9 siap dipindah ke lahan tanam dengan Jarak tanam yang dianjurkan 90-125 cm x 28-62 cm (Kirana dkk., 2015). Tanaman okra tumbuh dalam keasaman (pH) tanah 6-7, apabila tingkat keasaman rendah perlu dilakukan pengapuran.

Masa berbuah adalah 82 hari setelah tanam (HST). Panen buah okra dilakukan dua hari sekali. Okra (Abelmoschus esculentus L. Moench) dapat dipanen ketika berumur kurang lebih dua bulan setelah tanam atau 10 hari setelah bunganya muncul. Saat panen yang baik adalah pagi atau sore hari dengan interval 2 hari sekali. Panen dapat berlangsung sampai dua bulan, bahkan ada varietas yang masa panennya mencapai 3-4 bulan. Buah yang dipanen hanyalah buah berukuran sekitar 5-10 cm. Buah yang sudah terlalu tua atau terlalu besar tidak baik untuk dikonsumsi, tetapi baik untuk benih

2.5 Pupuk Organik Cair

Menurut Permentan/No.70/SR.140/10/2011 Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari tumbuhan mati,kotoran hewan dan/atau bagian dari hewan dan/atau limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat di perkaya dengan bahan mineral dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk menngkatkan unsur hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat fisik,kimia dan biologi tanah, sedangkan pupuk hayati adalah produk bologi aktif terdiri atas mikroba yang dapat meningkatkan efisiensi pemupukan ,kesuburan dan kesehatan tanah.

Pupuk Organik cair (POC) merupakan pupuk berbentuk cairan yang banyak mengandung unsur hara makro dan mikro serta diperkaya dengan mikroorganisme, Bakteri penambat Nitrogen dan Bakteri pelarut Phospat. Selain terdapat unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT), pupuk cair lengkap juga mengandung senyawa organik dan mikroba yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah (Dwijosaputro, 2002). Unsur hara yang terkandung dalam POC berbentuk larutan yang sangat halus sehingga sangat mudah diserap oleh tanaman sekalipun oleh bagian daun atau batangnya. Pupuk ini diaplikasikan dengan cara penyemprotan atau penyiraman (Sriyundiyati dkk., 2013). Kelebihan dari penggunaan POC adalah

(28)

10 dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat (Hadi, 2019).

Kelebihan dari penggunaan pupuk organik cair adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, maka pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman serta mengandung unsur hara mikro dan fitohormon (auksin dan giberilin) maupun bakteri fertilizer walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu pupuk ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman (Idaryani dan Warda, 2018).

2.5.1 Pupuk Cair Hantu

Pupuk hormon tanaman unggul merupakan pupuk yang diperuntukkan bagi semua jenis tanaman. Pupuk Hantu dibuat dari sari tumbuh-tumbuhan herbal.

Pupuk organik air Hantu mengandung zat pengatur tumbuh seperti GA3, GA5, GA7, auksin dan juga sitokinin serta POC ini juga mengandung unsur hara makro (N, P, K) dan unsur hara mikro (Na, Cu, Fe, Mg, Mn, Zn, Co, Cd, Pb) (Kartika dkk., 2013). Pupuk cair Hantu (Hormon Tanaman Unggul) merupakan pupuk organik cair ini yang terbuat dari bahan herbal yaitu sari dari tumbuhan dan pupuk ini dapat berfungsi untuk mempercepat perkembangan dan pertumbuhan tanaman, mempercepat keluarnya bunga, dan dapat mempercepat masa panen (Suhendra dkk., 2019).

2.5.2 Pupuk Cair D.I Grow

Pupuk cair Digrow memiliki kandungan C-Organik 9,37%, N Total 54%, P2O 53,36%, K2O 4,37% S 1,33%, Ca 0,01%, Cl 0,53%, Fe 340 ppm, Mn 318 ppm, Cu 279 ppm, Zn 273 ppm, B 182 ppm, Co 12 ppm, hormon Giberelin 80,23%, Sitokinin 40,07 ppm dan auksin 39,04 ppm. D.I. Grow adalah pupuk cair berkualitas tinggi yang terbuat dari rumput laut acadian seaweed dari jenis Ascophylum nodosum (sejenis alga coklat) yang diperoleh dari lautan Atlantik Utara, diproses dengan nano technology (USA Formula Technology) (Mule, 2015).

(29)

11 Pupuk organik cair D.I. Grow merupakan pupuk cair alami yang memiliki fungsi multi guna untuk semua jenis tanaman seperti tanaman hortikultura, tanaman tahunan dan tanaman pangan. Pranoto dkk (2020). Pupuk D.I Grow adalah pupuk organik yang sangat banyak peranannya, diantaranya meningkatkan pertumbuhan akar, batang daun dan tunas/anak tanaman, meningkatkan penyebaran nutrisi dari dalam tanah oleh akar, mencegah kerontokan bunga, buah dan daun. Selain itu pupuk D.I Grow dapat meningkatkan jumlah dan ukuran daun, bunga dan buah, meningkatkan kualitas warna bunga dan rasa buah, mempercepat masa panen, meningkatkan hasil panen, memperpanjang masa penyimpanan hasil panen (bunga atau buah tidak mudah layu/busuk), meningkatkan daya tahan tanaman terhadap hama/penyakit dan memperpanjang usia produksi tanaman (Fahmi dkk., 2014).

2.5.3 Pupuk Cair NASA

Pupuk cair NASA memiliki kandungan unsur N 0,12%, P2O5 0,03%, K 0,31%, Ca 60,40 ppm, S 0,12%, Mg 16,88 ppm, Cl 0,29%, Mn 2,46 ppm, Fe 12,89 ppm, Cu <0,03 ppm, Zn 4,71 ppm, Na 0,15%, B 60,84 ppm, Si 0,01%, Co

<0,05 ppm, Al 6,38 ppm, NaCl 0,98%, Se 0,11 ppm, As 0,11 ppm, Cr <0,06 ppm, Mo <0,2 ppm, SO4 0,35%, ph 7,5, Lemak 0,44%, Protein 0,72%. POC NASA berbentuk cair dan ini sudah berbentuk ion sehingga mudah diserap oleh tanaman, cairannya berwarna coklat kehitaman seperti air teh kental dan baunya tidak begitu menyengat dan cendrung seperti bau minuman segar. POC NASA bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, membantu mempercepat pertumbuhan, pembuahan dan yang pasti meningkatkan hasil panen secara kualitas dan kuantias. Selain untuk tanaman POC NASA ini sangat juga bermanfaat bagi hewan ternak untuk mempercepat pertumbuhan ternak dan mengurangi kematian (Handayani dkk., 2019).

2.5.4 Pupuk Cair Lengkap Nutritan

Berdasarkan hasil uji analisis di Laboratorium Central Plantation, di dalam pupuk cair lengkap nutritan terdapat unsur hara makro, mikro, mikroorganisme, PRPG, vitamin, dan asam amino. Pupuk cair lengkap nutritan memiliki kandungan N 5.435 ppm, P2O5 78,73 ppm, K20 37,97 ppm, Mg 1,59 ppm, Ca

(30)

12 82,65 ppm, Na 6,80 ppm, Cl, 6,00 ppm, S 4,88 ppm, B 165,5 ppm, Cu 0,26 ppm, Fe 5,83 ppm, Mn 0,73 ppm dan Zn 0,54 ppm.

Pupuk organik cair Nutritan terbuat dari bahan alami yang ada disekitar kita seperti bonggol pisang, tauge, air kelapa, dedak padi, susu skim, ampas tahu, abu sekam padi dan MSG. Menurut Suhastyo (2011) bahwa bonggol pisang mengandung karbohidrat (66%), protein, air, dan mineral-mineral penting.

Bonggol pisang mempunyai kandungan pati 45,4% dan kadar protein 4,35%.

Bonggol pisang mengandung mikroba pengurai bahan organik antara lain Bacillus sp, Aeromonas sp, dan Aspergillus nigger. Mikroba inilah yang biasa menguraikan bahan organik, atau akan bertindak sebagai dekomposer bahan organik (Budiyani dkk., 2016). Pupuk Organik Cair (POC) bonggol pisang memiliki peranan dalam masa pertumbuhan vegetatif tanaman dan tanaman toleran terhadap penyakit, kadar asam fenolat yang tinggi membantu pengikatan ion-ion Al, Fe dan Ca sehingga membantu ketersediaan fosfor di dalam tanah yang berguna pada proses pembungaan dan pembentukan buah (Chaniago dkk., 2017).

Bahan selanjutnya yang di gunakan yaitu tauge. Hasil fermentasi tauge mengandung hara makro yang dapat mendukung produksi tanaman seperti (N, P, K, Ca, Mg dan S). Unsur N dibutuhkan tanaman untuk penyusunan protein dan meningkatkan kadar selulosa, unsur P dibutuhkan tanaman untuk penyusunan jaringan tanaman, pembentukkan bunga dan organ reproduksi, sedangkan unsur K dibutuhkan tanaman untuk pengembangan sel dan mengatur tekanan osmosis (Rosmarkam, 2002). Unsur Ca dibutuhkan tanaman untuk merangsang pembentukkan bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman dan merangsang pembentukkan biji; Mg dibutuhkan tanaman untuk menciptakan daun yang hijau secara sempurna, pembentukan karbohidrat, lemak dan minyak; dan S dibutuhkan tanaman untuk pembentukkan bintil-bintil akar dan merupakan unsur penting dalam pembentukkan beberapa jenis protein seperti asam amino (Lingga dan Marsono, 2013).

Hasil fermentasi tauge akan menghasilkan hara mikro Cu, Zn, Mn dan Fe Keberadaan hara ini dapat mendukung produksi tanaman karena unsur Cu berfungsi dalam metabolisme protein dan karbohidrat, unsur Zn berfungsi untuk

(31)

13 asimilasi CO2 dan metabolisme N, unsur Mn berfungsi untuk sintesis protein dan karbohidrat, sedangkan unsur Fe berfungsi sebagai penyusun klorofil, protein maupun enzim dan berperanan dalam perkembangan kloroplas (Rosmarkam, 2002). Menurut Widiastoety dan Nurmalinda (2010) tauge kacang hijau mengandung zat pengatur tumbuh auksin yang berfungsi sebagai stimulan dalam memperlancar proses metabolism, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hal ini didukung pula oleh teori yang dikemukakan oleh Pranata (2008) bahwa auksin dapat mempercepat pembentukan dan perpanjangan batang serta daun. Auksin juga berperan dalam perpanjangan dan pertumbuhan awal akar. IAA (yaitu sebagai auksin utama pada tanaman) juga berguna dalam perpanjangan akar serabut, peningkatan jumlah akar pada setek tanaman dan untuk mempercepat perkembangan ukuran buah dan pertumbuhan kuncup baru.

Air kelapa banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil pada tanaman. Kandungan hara air kelapa kaya akan kalium, mineral diantaranya Kalsium (Ca), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Ferum (Fe), Cuprum (Cu), dan Sulfur (S), gula dan protein, dalam air kelapa juga terdapat 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin yang berperan sebagai pendukung pembelahan sel (Kristina dan Syahid, 2012).

Dedak padi mengandung energi metabolis sebesar 2980 kkal/kg, protein kasar 12,9%, lemak 13%, serat kasar 11,4%, Ca 0,07%, P tersedia 0,22%, Mg 0,95% serta kadar air 9%. Dedak padi mengandung karbohidrat yang berfungsi sebagai sumber energi pada mikroorganisme. Dedak juga sebagai sumber karbon yang baik untuk mengoptimalkan pertumbuhan mikrobia efektif, sehingga proses fermentasi dapat berjalan secara optimal (Zahroh, 2018).

Susu memiliki kandungan yang terdiri dari natrium, kalium, kalsium fosfor dan magnesium. Tanaman sangat membutuhkan senyawa-senyawa tersebut untuk pertumbuhannya dan peningkatan produksi tanaman. Selain itu, masih ada kandungan karbohidrat dan glukosa dalam limbah susu yang merupakan sumber makanan bagi bakteri pengurai yang dapat dimanfaatkan dalam proses fermentasi serta adanya kandungan protein, glukosa, lipida, garam mineral dan vitamin dengan pH sekitar 6,80 menyebabkan bakteri mudah berkembang biak (Andrianieny dkk., 2015).

(32)

14 Limbah ampas tahu mengandung protein 43,8%, lemak 0,9%, serat kasar 6%, kalsium 0,32%, fosfor 0,67%, magnesium 32,3 mg/kg dan bahan lainnya.

Limbah ampas tahu banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral, kalsium, fosfor serta zat besi. Bahan-bahan organik tersebut dapat didaur ulang oleh mikroba menjadi unsur hara potensial bagi pertumbuhan dan hasil tanaman budidaya. Limbah cair ampas tahu banyak mengandung bahan organik dibandingkan bahan anorganik. Kandungan protein limbah cair tahu mencapai 40- 60%, karbohidrat 25-50%, dan lemak 10% yang dapat terurai dalam lingkungan menjadi senyawa-senyawa turunan (Asmoro dkk. 2008).

Abu sekam padi dapat dijadikan sebagai bahan amelioran untuk meningkatkan pH tanah, karena memiliki kandungan CaO dan MgO. Abu sekam padi memiliki komposisi hara CaO 0,49 – 0,70%, MgO 0,12 – 0,30%, K2O 1,03 – 1,50%, P2O5 0,30 – 0,46%, Na2O 0,40 – 0,50% (Zuraida, 2013). Peran kalium dalam abu sekam padi adalah memperkuat akar tanaman agar daun dan bunga tidak gugur, pengaturan pernafasan, transpirasi, kerja enzim dan memelihara potensial osmosis serta pengambilan air, merangsang pembentukan bulu-bulu akar dan merangsang batang tanaman sekaligus merangsang pembentukan biji.

Sedangkan peran silikon sebagai pemacu pertumbuhan beberapa tanaman gramineae terutama pada konsentrasi atau dosis optimal (Martanto, 2001).

Monosodium glutamate (MSG) terdiri 78% glutamate, 12% natrium dan 10% air. Senyawa larut dalam air. Kandungan kimia berperan menyuburkan tanaman. Tanpa natrium, tanaman tidak dapat meningkatkan kandungan air pada jaringan daun. Selain kandungan natrium, MSG juga mengandung asam amino.

Peran asam amino untuk tanaman membantu pertumbuhan tanaman waktu muda (tunas) untuk merangsang agar daun lebih banyak, selain itu memberikan daya tahan terhadap hama dan penyakit. MSG juga mengandung unsur ion hydrogen apabila tercampur air menghasilkan gas yang dibutuhkan pertumbuhan akar dan batang (Pujiansyah dkk., 2018).

Selain mengandung unsur hara makro dan mikro pupuk organik cair Nutritan juga mengandung bakteri yang memanfaatkan inokulan bakteri PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) sehingga dapat juga dimanfaatkan sebagai pupuk hayati. PGPR adalah bakteri yang hidup di daerah perakaran

(33)

15 (rhizospher) yang memiliki kemampuan mengkolonisasi secara agresif dan berperan penting dalam pertumbuhan tanaman (Ashrafuzzaman dkk., 2009).

Aktivitas PGPR memberi keuntungan bagi pertumbuhan tanaman karena kemampuannya menyediakan dan memobilisasi atau memfasilitasi penyerapan berbagai unsur hara dalam tanah serta mensintesis dan mengubah konsentrasi berbagai fitohormon pemacu tumbuh serta dapat menekan aktivitas pathogen dengan cara menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit seperti antibiotic dan siderophore (Rosyidah. Et al., 2014).

Secara umum, fungsi PGPR dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman yaitu sebagai pemacu atau perangsang pertumbuhan (biostimulan) dengan mensintesis dan mengatur berbagai zat pengatur tumbuh (fitohormon) seperti asam indolat asetat (AIA), giberelin, dan sitokinin dalam lingkungan akar, sebagai penyedia hara dengan menambat nitogen dari udara secara simbiosis, dan melarutkan hara P yang terikat dalam tanah (Sudrajat dkk., 2013). Beberapa kelompok bakteri yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi tanaman adalah Rhizobium, Azotobacter, Azospirillum, Bacillus subtilis, Bacillus polymixa, Clostridium, Pseudomonas fluorescens dan Pseudomonas putia (Hajoeningtijas, 2012).

(34)

16 III. MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Percoban Penelitian Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang terletak di Jalan H.R Soebrantas No. 115 Km, 18 Kelurahan Simpang Baru Panam, Kecamatan Tampan Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan dimulai pada bulan April 2022 sampai dengan bulan Juli 2022.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih okra varietas Lucky Five F1,Mulsa, pupuk kandang , pupuk organik cair Nutritan, pupuk organik cair Hantu, pupuk organik cair D.I. Grow dan pupuk organik cair NASA Sementara, Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, parang, gunting, gembor, alat pelubang mulsa, timbangan, hand sprayer, meteran, gelas ukur, pisau, tali rafia, alat tulis, jangka sorong, kertas label dan kamera.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok, yaitu dengan penambahan pupuk cair Nutritan, Hantu,DI Grow dan Nasa, Adapun faktor perlakuannya sebagai berikut :

Jenis Pupuk Organik Cair (P)

P0 = Tanpa Pemberian Pupuk Cair (kontrol)

P1 = 20 % (200 ml Pupuk Cair Lengkap Nutritan + 800 ml air bersih) P2 = 0,5 % (5 ml Pupuk Cair Hantu + 998 ml air bersih)

P3 = 0,3 % (3 ml Pupuk Cair D.I. Grow + 997 ml air bersih) P4 = 5 % (50 ml Pupuk Cair NASA + 995 ml air bersih)

Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali, sehingga terdapat 30 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri dari 12 tanaman dengan 2 tanaman sampel di dalamnya, sehingga pada penelitian ini ditanam 360 tanaman dengan 60 sampel tanaman.

(35)

17 3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang digunakan pada penelitian ini adalah benih okra varietas Luky Five F1. Benih didapatkan dengan membeli benih yang dijual secara kemersil di toko-toko pertanian. Pemilihan benih dengan varietas Lucky Five F1 karena okra Lucky Five lebih cocok apabila ditanam di dataran rendah sampai menengah. Karakteristik varietas Lucky Five ialah tanaman agak pendek, pertumbuhan yang kuat. percabangan baik, berbuah banyak, polong berwarna hijau, bentuknya segi lima, buah halus, panjang dan tanpa bulu.

3.4.2 Pembersihan Lahan dan Pembuatan Bedengan

Lahan dibersihkan terlebih dahulu dari gulma dan lain sabagainya yang bersifat menganggu kelancaran penelitian dengan luas lahan 10 x 10 m. Setelah dilakukan pembersihan dilanjutkan dengan pengukuran pH tanah. Bedengan dibuat dengan ukuran 1,5 m x 2 m dengan jarak tanam 50 x 40 cm dan jarak antar bedengan 30 cm. Pembuatan bedengan ditambah dengan pupuk kandang ayam dengan dosis 3kg/bedengan. Setelah pemberian pupuk bedengan dilapisi dengan mulsa dan diberikan lubang tanam sesuai dengan jarak yang sudah ditentukan sebelumnya, kemudian didiamkan selama satu minggu.

3.4.3 Pemberian Label

Sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu diberikan label pada masing-masing bedengan sesuai dengan perlakuan dan ulangan yang sudah ditetapkan. Pemberian label bertujuan untuk memudahkan dalam pengamatan dan pencatatan hasil pengamatan yang akan dilakukan di lapangan.

3.4.4 Penanaman

Benih okra yang digunakan adalah benih okra varietas Lucky five yang didapatkan dari Pekanbaru Green Farm. Untuk mempercepat proses perkecambahan benih okra, sebelum ditanam benih okra direndam dalam air, lama perendaman sekitar 30 menit. Benih yang tenggelam merupakan benih yang bagus untuk ditanam. Kemudian benih dimasukkan kedalam lubang tanam dengan jarak 50 cm x 40 cm yang sudah disiapkan sebelumnya

(36)

18 3.4.5 Pemberian Perlakuan

Pemberian perlakuan dilakukan dengan memberikan pupuk cair dari jenis yang berbeda sesuai dengan perlakuan, diberikan sebanyak lima kali dengan interval waktu penyiraman satu minggu, dilakukan sejak satu minggu setelah pindah tanam. Pemberian pupuk dilakukan pada pagi hari, dengan cara menyiramkan ke tanah di sekitar perakaran tanaman okra. Dosis masing masing pupuk yang diberikan berbeda sesuai dengan dosis anjuran yang sudah ditentukan, diantaranya : pupuk cair Nutritan 200 ml/liter, Hantu 5 ml/liter, DI Grow 3ml/liter, Nasa 50 ml.liter

3.4.6 Pemeliharaan a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

Penyiraman tidak dilakukan bila turun hujan. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor, penyiraman dilakukan harus dengan hati-hati agar tanaman tidak roboh.

b. Penyiangan dan Penggemburan Tanah

Penyiangan dilakukan ketika terdapat gulma di sekitar areal pertanaman.

Penyiangan dilakukan secara manual dengan mencabut langsung menggunakan tanngan baik yang berada di dalam bedengan maupun luar bedengan

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan ketika ada tanaman yang terserang hama dan penyakit yaitu secara fisik atau secara kimia dengan menggunakan insektisida berbahan aktif deltametrin 25 g/l

3.4.9. Panen

Panen dilakukan dengan cara memotong tangkai buah okra dengan menggunakan pisau tajam atau gunting. Buah okra dipanen pada umur 49 – 74 hari setelah tanam (HST). Ciri-ciri buah okra yang sudah siap dipanen adalah yang masih muda dengan ukuran buah okra sepanjang + 10 cm, atau dengan kriteria bagian ujung buah okra jika ditekan masih lentur Masa panen buah okra yang sesuai untuk sayur berbeda pada setiap sampel, Oleh karena itu masa panen dilakukan selama 25 hari dari buah pertama dipanen.

(37)

19 3.5 Parameter Pengamatan

Pengamatan pertumbuhan dilakukan pada umur 7,4, 21, 28, 35, 42, dan 49 hari setelah tanam (HST). Pengamatan hasil tanaman okra dilakukan setelah panen. Adapun parameter pengamatan yang diambil sebagai data adalah sebagai berikut:

a. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi cabang tertinggi diukur mulai dari batang utama hingga ke ujung cabang tertinggi, yang diberi tanda batas 2 cm. dan setelah itu diberi label pada tanaman. Pengamatan dilakukan pada 7 HST sampai akhir penelitian dengan selang waktu 7 hari. Data yang diambil adalah data terakhir pengamatan

b. Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun yang muncul didasarkan pada pengamatan munculnya daun pada keseluruhan cabang yang telah ditentuan sejak pengaplikasian beberapa pupuk cair pada 7 HST sampai akhir penelitian dengan selang waktu 7 hari.

Data yang diambil adalah data terakhir pengamatan c. Diameter Batang(cm)

Pegukuran diameter batang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong atau meteran dengan cara mengukur lingkar batang. Diameter batang diukur pada 14 HST sampai akhir penelitian. Data yang diambil adalah data terakhir pengamatan

d. Jumlah Buah per Tanaman (Buah)

Perhitungan jumlah buah dilakukan dengan cara menghitung jumlah buah tiap tanaman. Perhitungan jumlah buah dilakukan dengan mrngakumulasikan seluruh buah yang telah dipanen dari panen pertama sampai dengan panen terakhir

e. Bobot Buah per Buah (g)

Penimbangan bobot buah per buah dilakukan setiap panen dengan cara menimbang buah. Penimbangan bobot buah menggunakan timbangan digital analitik. Penimbangan bobot buah per buah dilakukan pada saat panen.

f. Bobot Buah Pertanaman (g)

(38)

20 Penimbangan bobot buah per tanaman dilakukan dengan cara penimbangan buah pada setiap kali panen. Data bobot buah diambil dari gabungan jumlah setiap kali panen dari panen pertama sampai dengan panen terakhir

g. Panjang Buah per Tanaman (cm)

Pengukuran Panjang buah per tanaman dilakukan dengan cara mengukur panjang buah menggunakan penggaris setiap kali panen. Data Panjang buah dari gabungan jumlah setiap kali panen dari panen pertama sampai dengan panen terakhir.Data yang diambil adalah data terakhir pengamatan

h. Berat Basah Berangkasan (g)

Penimbangan berat basah berangkasan dilakukan dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman kecuali buah dengan menggunakan timbangan digital. Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian

i. Berat Kering Berangkasan (g)

Penimbangan berat kering berangkasan dilakukan dengan cara mengeringkan seluruh bagian berangkasan tanaman okra mengguanakan oven dengan suhu 105 °C selama 24 jam. Selanjutnya ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Pengamatan dilakukan pada akhir penelitian.

3.6 Analisis Data

Analaisis data dilakukan dengan anova (Analysis Of Variance) menggunakan software SAS 9.0. Data dianalisis menurt sidik ragam Rancangan Acak Kelompok (RAK) satu faktor. Jika terdapat perbedaan maka dilakukan uji lanjut dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf 5%.

Tabel 3.1. Analisis Sidik Ragam RAK Satu Faktor Sumber

Keragaman (SK)

Derajat Bebas (DB)

Jumlah Kuadrat (JK)

Kuadrat Tengah (KT)

F-Hitung

F-Tabel 0.05 0.01

Perlakuan t-1 JKP KTP KTP/KTG

Kelompok r-1 JKK KTK KTK/KTG

Galat (r-1)(t-1) JKG KTG

Total (t.r)-1 JKT

(39)

21 Keterangan :

Faktor Koreksi (FK) =

Jumlah Kuadrat Tengah (JKT) = ⅀ Yijk2 – FK Jumlah Kuadrat Perlakuan (JKP) = ⅀ - FK Jumlah Kuadrat Kelompok (JKK) = ⅀ - FK

Jumlah Kuadrat Galat (JKG) = JKT – JKP – JKK

Jika hasil Analisis Sidik Ragam RAK menunjukkan beda nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5% Model Uji DMRT yaitu sebagai berikut:

DMRT = rp(p;db galat) X Keterangan:

db = Derajat bebas galat r = Ulangan

t = Perlakuan

KTG = Kuadrat Tengah Galat

(40)

35 V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pupuk cair Nutritan merupakan pupuk cair terbaik dalam perkembangan okra yang terlihat dari menunjukkan hasil terbaik untuk hampir pada seluruh parameter yaitu jumlah daun, diameter batang, jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah, bobot buah per tanaman, panjang buah per tanaman, berat basah berangkasan dan berat kering berangkasan

5.2. Saran

Disarankan untuk menggunakan pupuk cair Nutritan dalam budidaya tanaman okra dengan dosis 200ml/liter

(41)

36 DAFTAR PUSTAKA

Abd El-Kader, A. A., S. M. Shaaban, and M. S. Abd El-Fattah. 2010. Effect of irigation levels and organic compost on okra plants (Abelmoschus esculentus L.) grown in sandy calcareous soil. Agriculture and Biology Journal of North America 1(3):255-231.

Afandi, A. L. 2016. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Urea pada Beberapa Galur terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kualitas Okra (Abelmoschus esculentus). Skripsi. Universitas Jember. Jember.

A. K., Djarwatiningsih, dan A. Sulistyono. 2020. Pengaruh Konsentrasi dan Interval waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum L). Plumula. 8(2):

67-80.

Agustina, E. N., Laili, S., dan L. D., Ratna. 2022. Kombinasi Media Tanam Pupuk Kompos dan Pupuk Kandang (Kambing) terhadap Pertumbuhan Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.) Dengan Metode Hidroponik. Biosaintropis (Bioscience-Tropic). 8(1): 122-128.

Akmal, A. Elman, Marwan, Mutmainna, dan S. Raharjo. 2015. Penggunaan Pupuk DI Grow terhadap Pertumbuhan dan Kualitas Karaginan Rumput Laut Kappaphycus sp. Jurnal Ilmu Perikanan. 4(1): 327-336

Amanda, D., L. 2020. Uji Pengaruh Pemberian Pupuk NPK dan Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Okra (Abelmoschus esculentus L.) Skripsi. Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan

Amilah dan Astuti, Yuni. 2006. Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Taoge Dan Kacang Hijau pada Media Vacin and Went (VW) terhadap Pertumbuhan Kecambah Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis L.). Buletin Penelitian.

2(9)

Ananty, A. D. 2008. Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati dalam Mensubtitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis). Skripsi.

Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Andrianieny, R.I.A., Yuniwati, D. and Rahayu, Y.S.R.I. 2015. Pemanfaatan Limbah Susu Cair Dan Daun Paitan (Tithonia Diversifolia) Menjadi Pupuk Organik Cair Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kailan. Primodia. 11(2) : 1–17.

Ardani dan A. P. Sujalu. 2019. Pengaruh Pupuk Organik Cair NASA dan Pupuk NPK Mutiara terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum mill.) Vrietas Servo F1. Jurnal Agrifor. 18(1):

89-96.

(42)

37 Asmoro Y, Suranto, dan Sutoyo. 2008. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu untuk Peningkatan Hasil Tanaman Petsai (Brassica chinensis). Jurnal Biologi. 5 (2): 51-55.

Asnawi, B., R. Nafery dan A. P. Sari. 2019. Respon Tanaman Terong Ungu (Solanum melongena L.) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Mol Daun Gamal (Gliricidia sepium. Jacq.) terhadap Pertumbuhan dan Hasil.

Jurnal Triagro. 3(1): 1-10

Astuti W, D. 2018. Meningkat Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) dengan Pemberian Hormon Tanaman Unggul Serta Pupuk NPK. Skripsi. Universitas Islam Riau. Pekanbaru Budiyani. N. K., Soniari. N. N., dan N. W. S. Sutari. 2016. Analisis Kualitas

Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang. Jurnal Agroteknologi Tropika. 5(1): 63-72.

Calisir, S., Ozcan, M., Haciseferuguiiari, H., and M.U Yidiz,.,2005. A Study on Some Physico-Chemichal Properties of Turky Okra (Hibiscus esculenta L.) Seeds. Journal of Food Enginering , 68(1) 73-78.

Chaniago. N., Purba. D. N. dan A. Utama. 2017. Respon Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Bonggol Pisang dan Sistem Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau ( Vigna radiata L. Willczek).

Jurnal Penelitian Pertanian Bernas. 13(1): 1-8.

Christy M. D. W., K. Yurlisa dan K. P. Wicaksono. 2020. Pengaruh Konsentrasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan Pupuk Kandang Ayam Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Okra Merah (Abelmoschus esculentus L. Moench) di Musim Hujan. Jurnal Produksi Tanaman. 8 (1): 49-57.

Damanhuri, D., Widodo, T. W., dan A., Fauzi. 2022. Pengaturan Keseimbangan Nitrogen dan Magnesium untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea Mays L.). Jurnal Ilmiah Inovasi. 22(1): 10-15.

Darmawati, J.S., Nursamsi dan A. R. Siregar. 2014 . Pengaruh Pemberian Limbah Padat Kelapa Sawit dan Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea Mays). Skripsi.Pertanian, Univeristas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan

Dingu, R.U. 2017. Pengaruh Pemberian Urea dan KCl pada Tanaman Krisan (Chrysanthemum morifolium). Skripsi. Pertanian, Agroteknologi, Universitas Warmadewa. Bali

Fannisa, F. dan D. Kastono. 2020. Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap Hasil Bawang Merah (Allium cepa L. ) di Lahan Pasir. Vegetalika. 9(1): 305- 315.

Fahmi. N., Syamsuddin dan A. Marliah. 2014. Pengaruh Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max L.).

Floratek. 9(1): 53-62.

(43)

38 Hadisuwito. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Hartatik, W dan L. L. R. Widowati. 2015. Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan Produktivitas Tanah dan Tanaman. Jurnal Sumberdaya Lahan. 9(2): 107-120

Hajoeningtijas, O.D. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Graha Ilmu. Yogyakarta. 197 hal.

Hamid, A.A., O.O. Aiyelaagbe, L.A.Usman, O.M.Ameen, and A. Lawal. 2010.

Antioxindants: its Medicinal and Pharmacologi Applications. African Journal of Pure and Applied. Chemistry. 4 : 142-151.

Handayani. K. P., Safruddin., dan S. Hasibuan. 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) NASA dan Hormonik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.). Bernas. 15(1):

165-173.

Handayunik, W. 2008. Pengaruh Pemberian Kompos Limbah Padat Tempe Terhadap Sifat Fisik, Kimia Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays) Serta Efisiensi Terhadap Pupuk Urea pada Entisol Wajak- Malang. Skripsi. Universitas Brawijaya

Hanum. C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. 280 hal.

Hasyim, Z., Tambaru, E., dan I., A. Latunra. 2014. Uji Penambahan Berbagai Dosis Vermikompos terhadap Pertumbuhan Vegetatif Cabai Merah Besar (Capsicum annum L). Jurnal Alam dan Lingkungan. 5(10)

Hu, S., C. Yuan, C. Zhang, P. Wang, Q. Li, J. Wan, H. Chang, J. Ye. And X.

Guo. 2013. Comparative Study of Total Flavonoid Contents from the Different Tissues and Varieties of Abelmoschus esculentus. International.

Journal of Medical.and Sciences Biotechnology. 1 : 26-30.

Ichsan, C.M., P. Rikiyandika., dan I. Wijaya. 2015. Respon Produktifitas Okra (Abelmoschus eschulentus) terhadap Pemberian Dosis Pupuk Petroganik dan Pupuk N. Jurnal Ilmu Pertanian. 29 – 41.

Idaryani dan Warda. 2018. Kajian Pemanfaatan Pupuk Organik Cair untuk Meningkatkan Hasil Tanaman Cabai. Biocelebes. 12(3): 87-105.

Irsyad, Y. M. M. dan D. Kastono. 2019. Pengaruh Macam Pupuk Organik Cair dan Dosis Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea mays L.). Jurnal Vegetalika. 8(4): 263-275

Idawati. 2012. Peluang Besar Budidaya Okra. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

156 hal

Kamal, S. 2013.Pemberian Pupuk NPK dan Hormon Tanaman Unggul pada Tnaman Terung Telunjuk (Solanum melongena L).Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau. Pekanbary

Kartasapoetra A. G. dan Sutedjo. 2000. Kerusakan Tanah Pertanian Dan Usaha Untuk Merehabilitasinya, Jakarta : Bina Aksara

(44)

39 Kartika, E., Gani, Z., dan D., Kurniawan. 2013. Tanggapan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum M.) Terhadap Pemberian Kombinasi Pupuk Organik Dan Pupuk Anorganik, Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jambi,2 (3), ISSN :2302- 6472

Khan, M.A., M. Sajid, Z. Hussain, A. Rab, K.B. Marwat, Fazali Wahid and S.

Bibi. 2013. How Nitrogen and Phosphorus Influence the Phenology of Okra. Pakistan Journal of Botani 45 (2): 479-482

Khomsung, P., W. Thongjaroenbuangam, N. Pakdeenarong, M. Suttajit, P.and Chantiratikul. 2010. Antioxidative Activities and Phenolic Content of Extracts from Okra (Abelmoschus esculentus L.). Research Journal Biological Sciences. 5:310-313.

Kirana,R., Redi G., dan M.H Iteu., 2015, Budidaya dan Produksi Benih Okra tersedia dalam Hortikultura.litbang.pertanian.go.id/teknologi-detai- 21html Diakses pada tanggal 22 April 2021.

Kristina. N. N. dan S. T. Syahid. 2012. Pengaruh Air Kelapa Muda terhadap Multiplikasi Tunas In Vitro, Produksi Rimpang, dan Kandungan Xanthorrhizol Temulawak di Lapangan. Jurnal Littri. 18(3): 125– 134.

Kurniawati, H. Y., Karyanto, A., dan R., Rugayah. 2015. Pengaruh pemberian pupuk organik cair dan dosis pupuk NPK (15: 15: 15) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Jurnal Agrotek Tropika. 3(1).

Lakitan, B. 2004. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 203 hal.

Lingga. P. dan Marsono. 2013. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. 156 hal.

Makruf. E. dan H. Iswadi. 2015. Kumpulan Informasi Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran. Bengkulu; Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu. 90 hal.

Manuhuttu, A. P., Rehatta, H., dan J. J. G., Kailola, J. J. G. 2018. Pengaruh konsentrasi pupuk hayati bioboost terhadap peningkatan produksi tanaman selada (Lactuca sativa. L). Jurnal Agrologia. 3(1): 18-27

Mardaleni dan Sutriana, S. 2014. Pemberian Ekstrak Rebung dan Hormon Tanaman Unggul terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiate L.). Jurnal Dinamika Pertanian. 29(1): 45-56

Martanto EA. 2001. Pengaruh Abu Sekam terhadap Pertumbuhan Tanaman dan Intensitas Penyakit Layu Fusarium Pada Tomat. Jurnal Irian Jaya Agro. 3 (2). 37-40.

Mohammed, M.I., A.S. Bayero, U.I. and Shettima. 2016. Levels of Total Phenolic and Flavonoids in Abelmoschus esculentus L. from some Irrigation Areasof Kano State-Nigeria. Bayero. Journal of Pure Applied Sciences 9:121-124

(45)

40 Munees, A. and Mulugeta, K. 2014. Mechanism and Applications of Plant Growth Promoting Rhizobacteria. Journal of King Saud University Science. 26 (1): 1-20.

Munthe, R. A. 2019. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) terhadap Pemberian POC Daun Lamtoro dan Bokashi Kulit Jengkol. Skripsi. Agroteknologi. Fakultas Pertanian.

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Napitupulu, D., dan Winarto, L. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk N dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah. Jurnal Holtikultura.

20(1) 27-35

Noor, S. dan Nurhadi, N. N. 2022. Manfaat, Cara Perbanyakan dan Aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR). Jurnal Penelitian Terapan Bidang Pertanian. 21(1): 64-71.

Pardosi, A. H., Irianto dan Mukhsin. 2014. Respons Tanaman Sawi terhadap Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran pada Lahan Kering Ultisol. Jambi:

Universitas Jambi. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-27 September 2014

Pujiansyah.,W.D. Ully Parwati. E Rahayu. 2018. Pengaruh Monosodium Glutamat Sebagai Pupuk Alternatif serta Cara Pemberiannya terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Pre Nursery. Jurnal Agromast. (3)1: 1 – 10

Prana,W. 2009. PupukOrganikHantu. http://indonetwork.co.id/tokoherbalindo/131 6939/pupuk-organik-hantu.htm. Diakses 10 Oktober 2022 pukul 20.35 Pranata A. S, 2008. Pupuk Organik Cair, Aplikasi dan Manfaatnya. Jakarta:

Agromedia Pustaka. 118 hal.

Pranoto. Y. A., Ezward. C., dan Wahyudi. 2020. Uji Konsentrasi POC Diamond Interest Grow Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.). Green Swarnadwipa. 9(1): 118-126.

Prasetyo. A. D., E. E. Nurlaelih, dan S. Y. Tyasmoro. 2014. Pengaruh Kombinasi Kompos Kotoran Sapi dan Paitan (Tithonia diversifolia L.). Jurnal Produksi Tanaman. 2(6): 510-516

Pujisiswanto dan Pangaribun, 2008. Pengaruh Dosis Kompos Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi II 2008 Universitas Lampung 17-18 November 2008.

Ralahalu, MA., ML Hehanusa dan LL Oszaer. 2013. Respons Tanaman Cabai Besar (Capsicum annum L.) terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair.

Jurnal Agrologia 2(2) : 144-150

Referensi

Dokumen terkait

19 Bahwa dalam pasal 24B ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 hakim yang dimaksud adalah mencakup seluruh hakim yang sebetulnya sudah tidak perlu diperdebatkan mulai

Secara makro, potensi ekonomi daerah juga merupakan salah satu indikator daya saing suatu daerah.Potensi ekonomi yang dimiliki suatu daerah akan ikut membentuk

Fakultas Syariah dan Hukum merupakan satu dari delapan fakultas yang ada di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang pada awalnya yaitu IAIN Sultan Syarif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai respon mahasiswa jurusan ilmu komunikasi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau tentang

Selain itu, pengakuan terhadap arbitrase sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa dapat ditemukan dalam Bab XII Pasal 58 dan Pasal 59 ayat (1) dan

Kebijakan ini mendasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standarisasi Akuntansi Pemerintahan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Kas Menuju

Namun kenyataannya di lapangan Program BOS bukan hanya memberikan dampak positif tetapi juga memberikan dampak negatif dimana ditemukannya kasus-kasus yang terjadi