commit to user BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum yuridis empiris.
Menurut Soemitro,”pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan permasalahan mengenai hal-hal yang bersifat yuridis dengan kenyataan yang ada”.268 Sementara itu menurut Soekanto dan Mamudji berpendapat bahwa, pendekatan yuridis empiris yaitu cara prosedur untuk memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di lapangan.269 Jadi penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer di lapangan kemudian dianalisis untuk menjawab rumusan masalah.
Sementara itu dalam ilmu hukum, penelitian ini mendasar pada lima konsep hukum yang dikemukakan oleh Soetandyo Wignyosoebroto seperti dikutip oleh Setiono sebagai berikut 270:
268 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, hal. 10.
269 Soerjono Soekanto dan Mamudji, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2010, hal. 52.
270 Setiono, Penelitian Hukum, Training Penelitian Bidang Ilmu Sosial, UNS Press,
commit to user
cxlvi
1. Hukum adalah asas kebenaran dan keadilan yang bersifat kodrati dan berlaku universal (menurut bahasa Setiono disebut sebagai hukum alam)
2. Hukum adalah norma-norma positif di dalam sistem perundang- undangan hukum nasional.
3. Hukum adalah apa yang diputuskan oleh hakim inconcerto, dan tersistematisasi sebagai judge made law.
4. Hukum adalah pola-pola perilaku sosial yang terlembagakan, eksis sebagai variabel sosial yang empirik.
5. Hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik perilaku sosial sebagai dampak dalam interaksi sosial antar mereka (yang menurut bahasa Setiono disebut sebagai hukum yang ada dalam benak manusia).
Dalam penelitian ini, konsep hukum yang digunakan peneliti adalah konsep hukum yang ke-5, yaitu hukum adalah manifestasi makna-makna simbolik perilaku sosial sebagai dampak dalam interaksi sosial antar mereka (yang menurut bahasa Setiono disebut sebagai hukum yang ada dalam benak manusia). Karena dalam penelitian ini dibahas masalah-masalah model kelembagaan percepatan penanggulangan kemiskinan guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada instansi terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan pada daerah kabupaten sebagai berikut :
1. Bappeda Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari : Kabupaten Klaten, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Sragen.
114
commit to user
2. Bappeda Kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari : Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Ngawi.
Pemilihan lokasi penelitian di atas, mendasar pada kondisi tingkat kemiskinan yang dicapai masing masing kabupaten tersebut yang masih mempunyai angka dan tingkat kemiskinan di atas capaian provinsi dan nasional. Sementara itu pemilihan Bappeda dilakukan karena Bappeda merupakan sekretariat tim koordinasi penanggulangan kemiskinan daerah guna mendapatkan informasi pelaksanaan program perencanaan penanggulangan kemiskinan sesuai dengan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD).
C. Sumber Data
Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat merupakan sesuatu yang diketahui atau dianggap atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan datalain-lain. Data perlu dikelompokkan terlebih dahulu sebelum dipakai dalm prosesanalisis.
Pengelompokan data disesuaikan dengan karakteristik yang menyertainya271. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
commit to user
cxlviii
“Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.
Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data”272. Data primer ini khusus dikumpulkan untuk kebutuhan riset yang sedang berjalan. Data primer dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan narasumber yang berhubungan dengan penelitian.
2. Data Sekunder
Pengertian data sekunder menurut Umi Narimawati adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan data”273. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data tentang profil kemiskinan daerah serta kebijakan publik yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
272 Umi Narimawati, Riset Manajemen Sumber Daya Manusia, Agung Media, Jakarta, 2007, hal 98
273 Ibid, hal. 94
commit to user a. Bahan Hukum Primer
1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN tahun 2005 – 2025;
2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya;
6) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
7) Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
8) Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan;
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2010 Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Dan Kabupaten/Kota; dan
10) Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro-Rakyat.
b. Bahan Hukum Sekunder
commit to user
cl
1) Bagan kepustakaan / literatur, buku-buku, artikel-artikel dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan penelitian.
2) Hasil penelitian yang berhubungan dengan strategi penanggulangan kemiskinan.
3) Dokumen dan aplikasi yang berkaitan dengan strategi penanggulangan kemiskinan.
c. Bahan Hukum Tersier 1) Majalah;
2) Kamus Bahasa Indonesia 3) Surat Kabar; dan
4) Internet
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam suatu penelitian perlu memilih teknik dan alat pengumpul data yang relevan untuk menjawab pokok permasalahan penelitian dan mencapai tujuan penelitian. Kegiatan pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, sebagaimana dikemukakan Sugiyono
“teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh dan alat-alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan datanya”274.
274 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Cetakan Keenam, CV.Alfabeta, Bandung, 2004, hal.7
commit to user
Untuk memperoleh data dari sumber data di atas, maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi dokumenter
Studi dokumenter merupakan merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen- dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Studi Dokumenter ini dilakukan untuk mendapatkan data Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) kelembagaan penanggulangan kemiskikan pada lokasi penelitian.
2. Wawancara
Wawancara telah diakui sebagai teknik pengumpulan data atau informasi yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara adalah suatu percakapan langsung dengan tujuan-tujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab yang terencana. Wawancara memungkinkan analis sistem mendengar tujuan- tujuan, perasaan, pendapat dan prosedur-prosedur informal dalam wawancara dengan para pembuat keputusan organisasional.
commit to user
clii
Wawancara yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dimana pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh peneliti. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, maka wawancara dilakukan kepada Kepala Bidang dan Sub Bidang yang menangani penanggulangan kemiskinan pada 12 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu :
a. Drs. Agus Salim selaku Kepala Sub Bidang Sosial Budaya Bappeda Kabupaten Klaten
b. Drs. Isnadi, MAP selaku Kepala bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya Bapelitbanda Kabupaten Kebumen
c. Ir. Kristanta, MSi selaku Kepala bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Bapelitbanda Kabupaten Banyumas
d. Moh Julianto, MSi selaku Kepala Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial Bapelitbangda Kabupaten Banjarnegara
e. Dewi Setiana, SE, selaku Kepala bidang Pemerintahan, Sosial dan Budaya Bapelitbangda Kabupaten Wonosobo
f. Ir. Dwi Cahyani, MT, selaku Kepala bidang Pemerintahan, Ekonomi dan Sosial Budaya Bapelitbangda Kabupaten Sragen
g. Anas Muslim, ST, MAP selaku Kepala Bidang Sosial dan Budaya Bapelitbangda Kabupaten Sampang
h. Wiyono, S.Sos selaku Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Sosial Budaya Bapelitbangda Kabupaten Sumenep
commit to user
i. Drs. Nurhadi Santoso, MSi selaku Kepala Bidang Sosial dan Budaya Bapelitbangda Kabupaten Pamekasan
j. Nashroedin, MSi selaku Kepala Bidang Sosial Budaya Bapelitbangda Kabupaten Bangkalan
k. Zunaidi, SH, selaku Kepala Sub bidang Kesejahteraan Rakyat Bapelitbangda Kabupaten Bojonegoro
l. Irine Sulistyowati, SStp, M.Si selaku Kepala Bidang Pemerintahan dan Kemasyarakatan Bapelitbangda Kabupaten Ngawi
Wawancara juga dilakukan kepada narasumber lain yang berupa pakar dan praktisi penanggulangan kemiskinan sebagai berikut :
a. Drs. Indartarto, MM, Bupati Pacitan sebagai pemangku jabatan yang berhasil menentukan kebijakan dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
b. Dr. H. Faozan Alfikri, SH, MKM., Yayasan Dana Sejahtera Mandiri Damandiri, selaku pakar penanggulangan kemiskinan.
c. Bambang Darsono, pakar kemiskinan pada Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
d. Drs. Ferry S. Wangsasaputro, M.Epid, pakar kemiskinan pada Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
e. Dr. H.M. Markum Singodimejo, Mantan Bupati Ponorogo periode 1994-2004, guna memperoleh data penanggulangan kemsikinan pada era orde baru.
commit to user
cliv
f. Nana Fajar P., SH., M.Si, selaku Kasubid Pemberdayaan masyarakat Bidang Sosial Budaya Bappeda Propinsi Jatim.
g. Drs. Ahmad Hariyadi, M.Si, selaku Koordinator Pro Poor Planning Budgeting dan Monitoring Bappenas.
h. Untara SH, MH, selaku Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Kota Surakarta.
i. Supriyanto, SE, selaku Kasubid Sosial dan Kesra Bappedalitbang Kabupaten Trenggalek, guna mendapatkan data kebijakan bupati yang diterapkan untuk penanggulangan kemiskinan.
3. Observasi
Observasi dibutuhkan untuk memperkuat data hasil wawancara dengan kelembagaan pelanggulangan kemiskinan yang diterapkan pada lokasi penelitian. Menurut Rachman menjelaskan bahwa “Observasi adalah pengamatan atau pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada peneliti”275. Observasi ini digunakan sebagai metode kriterium artinya observasi digunakan sebagai alat penguji kebenaran dan kemantapan terhadap suatu data yang telah diperoleh dengan wawancara.
“Observasi dilakukan dengan cara pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap objek penelitian dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi obsevasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,
275 Rachman, Maman, Strategi dan Langkah-langkah Penelitian Pendidikan, IKIP Semarang Press, Semarang, 1999, hal. 62
commit to user
peraba dan pengecap”276. Observasi digunakan untuk melihat secara langsung kondisi kemiskinan pada lokasi penelitian. Observasi ini dilakukan untuk mengecek data yang diperoleh dari hasil wawancara.
E. Teknik Validitas Data
Teknik validitas atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi data. Menurut Sugiyono, triangulasi diartikan sebagai ”teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”.277 Bila dilakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya dikumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi data ini dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Untuk memperkuat temuan data yang berasal dari metode dokumenter dilakukan wawancara terhadap beberapa narasumber. Dengan demikian teknik teknik keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono bahwa ”triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
276 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka.
Cipta, Jakarta, 1999, hal. 128
277 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Cet. 5, CV Alfabeta,
commit to user
clvi
teknik yang sama”.278 Triangulasi sumber pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan hasil wawancara dengan narasumber baik dari Bappeda pada 12 Kabupaten yang diteliti, maupun dari pakar, praktisi dan pengambil kebijakan tentang penanggulangan kemiskinan. Data yang diperoleh dari narasumber selanjutnya ditampilkan dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.
F. Teknik Analisis Data
Analisa dari data kualitatif secara khas adalah satu proses yang interaktif dan aktif. Peneliti-peneliti kualitatif sering membaca data naratif mereka berulang-ulang dalam mencari arti dan pemahaman-pemahaman lebih dalam. Morse dan Field mencatat bahwa “analisis kualitatif adalah proses tentang pencocokan data bersama-sama, bagaimana membuat yang samar menjadi nyata, menghubungkan akibat dengan sebab. Yang merupakan suatu proses verifikasi dan dugaan, koreksi dan modifikasi, usul dan pertahanan”279.
Pendekatan kualitatif dilandasi oleh filsafat fenomenologis yang implementasinya mengenal berbagai istilah seperti naturalistik, etnometodologi, dan interaksi simbolik. Dalam mendisain penelitian kualitatif yang perlu diingat bahwa selain jenis kasusnya harus jelas, studinya apakah kasus tunggal ataukah multi kasus atau multi situs, demikian pula landasan teori yang digunakan sebagai pendekatan apakah fenomenologis, interaksi
278 Ibid
279 Morse, M. M and Field, P.A., Qualitative Research Methods for Health Professionals.
Thousand Oaks. CA, Sage, 1995, hal. 64
commit to user
simbolik, kebudayaan, dan etnometodologi sebagai arah bagi pengumpulan dan analisis datanya.280
Dalam penelitian kualitatif, peneliti sewajarnya harus masuk ke latar tertentu yang sedang diteliti karena perhatiannya dengan konteks. Bagi peneliti kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik apabila dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar dimana fenomena tersebut sedang berlangsung. Oleh karena itu teknik wawancara dan observsi dalam penelitian kualitatif merupakan teknik yang digunakan. Disamping itu peranan teknik dokumentasi sangat penting, karena bahan-bahan yang ditulis atau tentang subyek seringkali digunakan untuk melengkapi data yang diperlukan.281
Data yang sedang dan telah dikumpulkan melalui teknik-teknik diatas harus dilacak, diorganisasi, dipilah, disintesis, dicari polanya, diinterpretasi dan disajikan agar peneliti dapat menangkap makna fenomena serta dapat mengkomunikasikan kepada orang lain. Proses ini dalam penelitian kualitatif merupakan rangkaian analisis data. Menurut Burhan Ashofa, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data yang deskriptif, yang bersumber dari tulisan, lisan atau ungkapan tingkah laku”. 282
280 Muhadjir N., Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi III, Rakesarasin, Yogyakarta, 1996, hal. 71
281 Tjipto Subandi, Penelitian Kualitatif, Cetakan 1, Muhammadiyah University Press, Surakarta, 2006, hal. 54
282 Burhan Ashofa, Metode Penelitian Hukum, Cet. Ke 3, Rineka Cipta, Jakarta, 2001,
commit to user
clviii
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan logika berpikir induktif, yaitu memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta yang ditemukan serta melakukan interpretasi terhadap gejala-gejala yang diteliti. Sehubungan dengan ini Burhan Ashofa menjelaskan bahwa “pendekatan induktif adalah mencari, menjelaskan dan memahami prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam suatu kehidupan masyarakat dengan memulainya dari kenyataan menuju ke teori dan bukan sebaliknya”283. Adapun caranya dapat dilakukan dengan membandingkan persamaan dan perbedaan tentang gejala, mengukur dimensi suatu gejala, mengadakan klasifikasi tentang gejala, menilai gejala, menetapkan hubungan antar gejala. Atau bisa delakukan dengan teknik penafsiran atau interprestasi secara teoritis logis sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan untuk menjawab permasalahan.284
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data berupa model analisis interaktif (interactive model of analysis). Menurut Soetopo, model analisis interaktif yaitu data yang terkumpul akan dianalisa melalui tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Model analisis seperti ini dilakukan melalui suatu proses antar tahap-tahap, sehingga data yang terkumpul akan saling berhubungan satu dengan yang lain dan benar-benar merupakan data yang mendukung penulisan penelitian.285
283 Ibid, hal. 74
284 Ibid, hal. 77
285 HB. Soetopo, Pengantar Penelitian Kualitatif, UNS Press, Surakarta, 2002, hal. 37.
commit to user
Uraian tentang ketiga tahap penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Mereduksi data ditujukan untuk mempertegas, memperpendek, memfokuskan, membuang hal-hal yang tidak penting yang muncul dari catatan dan pengumpulan data, serta mengatur sedemikian rupa sehingga penarikan kesimpulan dapat dilakukan
2. Penyajian Data
Merupakan berbagai informasi yang memungkinkan penarikan kesimpulan penelitian dapat dilakukan, sajian data dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar atau skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan dan atau tabel.
3. Penarikan Kesimpulan
Upaya menarik kesimpulan dari semua hal yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data, dimana sebelumnya data diuji likuiditasnya agar kesimpulan menjadi lebih kuat.286
Dalam penelitian ini, digunakan proses analisis kualitatif dengan model interaktif, yaitu proses analisis dengan menggunakan 3 (tiga) komponen yang terdiri dari reduksi data, sajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan yang aktifitasnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus antara tahap-tahapan tersebut. Adapun teknis
commit to user
clx
analisis data dalam penelitian ini dapat dijelaskan seperti pada gambar berikut ini 287:
Gambar 3.1
Proses Analisis Data (Interactive Model of Analysis)
287 H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif (Dasar-dasar Teoritis dan Praktis), Pusat Penelitian, Surakarta, 2002. hal. 96.
Pengumpulan data
Reduksi Sajian data
Verifikasi