• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 166 dari 470

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LABORATORIUM IPA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA YAPIS MANOKWARI

Gilang Cempaka1, Mujasam2

, Sri Wahyu Widyaningsih3 , Irfan Yusuf4 Universitas Papua1,2,3,4

i.yusuf@unipa.ac.id4

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan efektivitas pemanfaatan fungsi dan alat laboratorium IPA dalam pembelajaran fisika di SMA YAPIS Manokwari. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Jenis penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, karena dapat mengukur dan mendeskripsikan efektivitas pemanfataan fungsi dan alat laboratorium IPA dalam pembelajaran fisika. Terdapat tiga tahap prosedur penelitian, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan akhir. Pengumpulan data melalui observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur analisis data menggunakan model Rasch serta model Miles dan Huberman. Hasil analisis instrumen, angket peserta didik dan guru reliabilitasnya baik, dimana nilai reliabilitas berada di rentang nilai 0,80-0,90. Setelah analisis validasi uji coba, angket guru dan peserta didik valid secara konstruk dan konten. Berdasarkan indikator dari aspek pemanfaatan fungsi dan alat laboratorium IPA, antara lain memperkuat pemahaman peserta didik, menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik, melatih keterampilan peserta didik, rasional pemanfaatan alat laboratorium IPA, dan prosedur pelaksanaan penggunaan alat laboratorium IPA, hasil penelitian efektivitas pemanfaatan fungsi dan alat laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari telah dimanfaatkan secara efektif.

Kata Kunci : Efektivitas, Laboratorium IPA, Pembelajaran Fisika

1. Pendahuluan

Pembukaan UUD 1945 alinea ke-IV menyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah berupaya agar tujuan tersebut dapat terealisasikan dengan baik dan upaya yang dapat dilakukan pemerintah yaitu melalui pendidikan. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan dilaksanakan secara terencana dimaksudkan untuk mewujudkan suasana dan kegiatan pembelajaran agar peserta didik aktif dalam mengembangkan potensi dari berbagai aspek kehidupan. Pendidikan bukanlah hal yang dapat berdiri sendiri, komponen-komponen pendukung adanya pendidikan antara lain peserta didik, guru, sarana dan prasarana, masyarakat dan lain-lain. Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan teori dan praktik yaitu mata pelajaran fisika. Fisika merupakan bagian dari sains yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis sehingga proses pembelajarannya bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip tetapi juga merupakan proses penemuan [1]. Sarana sekolah yang menunjang peserta didik melakukan praktikum yaitu ruang laboratorium. Laboratorium sekolah yang menunjang pembelajaran harus memenuhi kriteria standar sarana dan prasarana yang baik. Berdasarkan hasil

(2)

Page 167 of 470

wawancara dengan guru fisika yang terdapat pada SMA YAPIS Manokwari alat dan bahan praktikum pada sekolah tersebut sudah cukup lengkap dan memenuhi standar minimal sarana dan prasarana yang ada di Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No.24 Tahun 2007. Kendala atau kekurangan masih terdapat dalam pemanfaatan laboratorium tersebut yaitu ruangan yang pengap dan panas sehingga membuat peserta didik tidak betah di dalam laboratorium. Selain itu, SMA YAPIS Manokwari belum memiliki laboratorium IPA yang terpisah antara laboratorium kimia, biologi, dan fisika. SMA YAPIS Manokwari memiliki laboratorium IPA secara terpadu. Keadaan tersebut dapat menyebabkan terganggunya kegiatan praktikum di laboratorium apabila ada pelaksanaan praktikum dari kelas lain yang waktunya bersamaan. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian berkenaan dengan efektivitas pemanfaatan laboratorium IPA yang berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium IPA dalam Pembelajaran Fisika di SMA YAPIS Manokwari”. Adapun penelitian ini ditinjau dari efektivitas pemanfaatan alat dan fungsi laboratorium IPA dalam pembelajaran fisika di SMA YAPIS Manokwari.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode kuantitatif deskriptif. Adapun prosedur analisis data pada penelitian ini menggunakan dua model, yaitu; (1) Model Rasch dan (2) Model Miles and Huberman. Pemodelan rasch digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen, menganalisis hasil validasi intrumen dan menganalisis jawaban angket, sedangkan Model Miles and Huberman digunakan untuk menganalisis hasil wawancara. Tujuan utama dari pemodelan Rasch adalah membuat skala pengukuran dengan interval yang sama. Pemodelan Rasch secara bersama-sama menggunakan data skor berdasarkan per orang (person) maupun data skor per butir soal (item). Pemodelan Rasch merupakan alat analisis data yang mampu menguji validitas (kesahan) dan reliabilitas instrumen riset serta dapat menguji kesesuaian person dan item secara simultan. Data mentah hasil pengukuran dari formulir pengumpulan data yang berbentuk skala ordinal ditransformasi menjadi skala interval menggunakan perangkat lunak Winsteps versi 3.73. [2]. Adapun prosedur dari analisis tersebut, adalah sebagai berikut:

(3)

Halaman 168 dari 470

Reliabilitas

Nilai separation dikategorikan baik apabila terdapat minimal 3 kelompok pernyataan. Pengelompokkan didapatkan melalui perhitungan menggunakan persamaan berikut:

H= [(4 𝑥 separation)+1]

3

Tabel 1. Nilai Realibilitas

No Rentang Kategori 1 <0,67 Lemah 2 0,67-0,80 Cukup 3 0,80-0,90 Baik 4 0,90-0,94 Baik Sekali 5 >0,94 Istimewa

Pengukuran reliabilitas interaksi antara responden dengan item pernyataan secara keseluruhan digunakan nilai Crombach melalui kriteria tabel 2.

Tabel 2. Nilai Crombach

No Rentang Kategori 1 <0,5 Buruk 2 0,5-0,6 Kurang Baik 3 0,6-0,7 Cukup 4 0,7-0,8 Baik 5 >0,8 Baik Sekali Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen tertentu [3].

a. Validitas konstruk

Validitas konstruk dilakukan oleh ahli yaitu dosen yang telah dipilih dan bersedia untuk melakukan validasi terhadap angket dan pedoman wawancara yang digunakan dalam pengumpulan data. Penilaian yang telah diperoleh dari penilaian ahli, dianalisis menggunakan program Winsteps dengan output tables 23. Item:

Dimensionality. Validitas konstruk dapat ditentukan dengan melihat nilai Raw

Variance dan Unexplained Variance. Nilai yang diperbolehkan dalam Unexplained

Variance adalah <15.

Tabel 3. Kategori Nilai Raw Variance

b. Validitas Konten

No. Nilai Kategori

1 <20% Kurang Baik

2 20% - 40% Baik

3 40% - 60% Baik Sekali

(4)

Page 169 of 470

Validitas konten ditentukan melalui berbagai kriteria, antara lain: i. Tingkat Frekuensi Penilaian Pernyataan

Tingkat frekuensi penilaian pernyataan dengan output tables 13. Item: measure.

ii. Tingkat Ketelitian Pernyataan

Tingkat ketelitian pernyataan dapat dilihat melalui Model SE (Standar Error) dalam tabel tersebut.

Tabel 4. Kategori Nilai Model SE

No. Rentang Kategori

1 <0,5 Baik

2 0,5 – 1,0 Cukup

3 >1,0 Kurang Baik

iii. Tingkat Kesesuaian Item Pernyataan

Tingkat kesesuaian item pernyataan dengan output tables 10. Item Fit Order.

Tabel 5. Kategori Tingkat Kesesuaian Item Pernyataan

Kriteria Nilai Kategori

Outfit Mean Square

(MNSQ) 0,5<MNSQ<1,5 Baik

Outfit Z-Standar (ZSTD) -2<ZSTD<+2 Diterima

Point Meassure Correlation

(Pt Mean Corr)

0,4<Pt Mean

Corr<0,85 Diterima

iv. Bias Item Pernyataan

Responden dalam penelitian ini dikategorikan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki (L) dan perempuan (P). Kategori ini dapat digunakan dalam memeriksa bias item pernyataan. Item pernyataan dianggap bias apabila nilai probabilitas item pernyataannya <5% (<0,05).

Model Miles and Huberman

Langkah-langkah analisis data Model Miles dan Huberman yaitu Data

Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), Conclusing

(5)

Halaman 170 dari 470

3. Hasil dan Pembahasan

Efektivitas Pemanfaatan Fungsi Laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari ditunjukkan pada gambar 1 menurut guru dan gambar 2 menurut peserta didik.

Person - MAP - Item <more>|<rare> 6 + |T | 01B | 5 + | P1 P2 Jarang S| | 4 + | | 3 +S M| | | 2 + 01A | | | 1 01C + S| | | Sering 0 +M | | -1 T+ | | P11 P13 P22 P3 P7 -2 + | | -3 +S | | -4 + | | -5 + Selalu | | P10 P12 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P4 P5 P6 P8 P9 |T -6 + <less>|<frequ>

Gambar 1. Gambaran UmumPernyataan Efektivitas Pemanfaatan Fungsi Laboratorium IPA Oleh Guru Fisika di SMA YAPIS Manokwari.

Person - MAP - Item <more>|<rare> 4 + | | | | | 12PC 13PC | | | | 3 T+ 08LC 10LC 11LC 16LB | | | 02PA 12PA | | | | | 01PA S| 2 + | | 14PC 15PC 16PC 17PC | | 06PC | 06LB | 13PA | 01PC 02PB 07LB 09LA 09PB M|T P2 03LB 07LC 07PA 09LC 11PA 18PC | P1 1 + Jarang 04PB 10LB | 04LC 15PA 15PB | 05LA 11PB | P17 02PC 04LA 05PB 08LA 12PB 13PB 14PB |S 03LA 05LC 06LA 10LA | P5 03PC 08PB 14PA S| P8 01LB | 16PA | P7

(6)

Page 171 of 470 0 +M P20 | P15 P3 19LC | P12 P19 | P6 | P6 T| P13 |S P10 | P1 P14 | P9 Selalu | -1 + <less>|<frequ>

Gambar 2. Gambaran UmumPernyataan Efektivitas Pemanfaatan Fungsi Laboratorium IPA Oleh Peserta Didik di SMA YAPIS Manokwari. Fungsi dari laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari telah dimanfaatkan secara efektif. Seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh [5], bahwa perlunya efektivitas pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran IPA dan efektif pemanfaatannya. Pengelola laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari, menyatakan bahwa laboratorium IPA selalu dimanfaatkan untuk praktikum IPA. Ruang laboratorium IPA dapat dimanfaatkan oleh semua guru dan peserta didik dalam pada pembelajaran fisika. Jadwal pelaksanaan praktikum IPA tidak dibuat, namun guru tersebut bisa secara langsung menggunakan laboratorium IPA, yang sebelumnya telah diketahui dan disetujui oleh pengelola laboratorium. Meskipun tidak terjadwal, pelaksanaan praktikum fisika tidak mengalami hambatan, misalnya kesamaan waktu kegiatan praktikum fisika dengan kegiatan praktikum pembelajaran IPA yang lain. Pada saat kegiatan praktikum berlangsung, pengawasan dilakukan langsung oleh guru mata pelajaran fisika, sehingga tanggung jawab penggunaan laboratorium IPA sepenuhnya berada pada guru tersebut. Pelaksanaan kegiatan praktikum berdasarkan materi yang memerlukan metode praktikum. Pemanfaatan laboratorium IPA dalam pembelajaran fisika sangat memberi manfaat, karena materi pelajaran fisika pemahaman materinya tidak hanya melalui teori saja, namun terdapat beberapa materi yang membutuhkan metode praktikum dalam memahami materi tersebut.

Efektivitas pemanfaatan fungsi laboratorium IPA terdiri dari tiga indikator. Indikator yang pertama yaitu peserta didik dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam melalui pengaplikasikan materi fisika ke dalam praktikum. Berdasarkan hasil analisis, pada semua materi secara terus menerus peserta didik dapat menyelesaikan pertanyaan yang ada pada petunjuk praktikum, dapat memahami makna dari perencanaan, pelaksanaan, dan hasil praktikum yang telah dilakukan, kuatnya pemahaman peserta didik tentang materi fisika setelah melakukan praktikum, peserta didik dapat membuat kesimpulan sesuai hasil praktikum, membentuk beberapa kelompok pada setiap kegiatan praktikum fisika, sehingga guru dapat mengawasi

(7)

Halaman 172 dari 470

berjalannya kegiatan praktikum di laboratorium IPA dan membimbing peserta didik dalam kegiatan praktikum di laboratorium IPA. Selain itu, pada beberapa materi peserta didik mampu melakukan berbagai percobaan dengan benar dan membuat laporan praktikum secara sistematis serta membuat kesimpulan hasil praktikum dengan benar. Namun, pada beberapa materi guru hanya sesekali mengadakan kegiatan praktikum fisika yang membutuhkan metode praktikum di Laboratorium IPA dan mengadakan kegiatan praktikum Fisika di Laboratorium IPA berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan. Berdasarkan penjelasan tersebut, fungsi laboratorium sebagai sarana memperkuat pemahaman peserta didik melalui aplikasi materi ke dalam praktikum IPA di SMA YAPIS Manokwari sudah efektif. Seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh [6] tentang indikator pemanfaatan fungsi laboratorium IPA di SMA Negeri se-Kabupaten Sleman, efektivitas pemanfaatan fungsi laboratorium IPA yang dinilai dari aspek indikator memperkuat pemahaman siswa melalui aplikasi teori ke dalam praktikum IPA masuk pada kategori efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat dari [7] bahwa laboratorium IPA harus berfungsi dalam memperkuat pemahaman tentang konsep IPA, baik bagi peserta didik ataupun bagi guru IPA.

Indikator yang kedua yaitu praktikum di laboratorium IPA dapat menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik. Berdasarkan hasil analisis, pada beberapa materi peserta didik secara terus menerus membuat laporan praktikum berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan (Obyektif), berhati-hati menggunakan peralatan selama melakukan praktikum materi fisika, mengulangi percobaan hingga berhasil, apabila gagal dalam melakukan praktikum, teliti dalam melakukan praktikum, bersikap aktif dan bersikap objektif berdasarkan laporan praktikum. Sedangkan, pada semua materi, peserta didik secara terus-menerus bertanya kepada guru apabila ada yang kurang dipahami. Berdasarkan penjelasan tersebut, menunjukkan bahwa fungsi laboratorium dalam menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik sudah efektif. Seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh [6], tentang pemanfaatan fungsi laboratorium IPA di SMA Negeri se-Kabupaten Sleman, efektivitas pemanfaatan fungsi laboratorium IPA yang dinilai dari aspek indikator memumbuhkan sikap ilmiah peserta didik masuk pada kategori efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat [7], bahwa laboratorium sebagai media untuk menumbuhkan nalar kritis dan mampu berpikir ilmiah. Indikator yang ketiga yaitu praktikum di laboratorium IPA dapat melatih keterampilan peserta didik. Berdasarkan hasil analisis, pada semua materi, secara

(8)

Page 173 of 470

terus-menerus peserta didik dapat merencanakan suatu pengamatan secara mandiri maupun kelompok, melakukan pengamatan suatu obyek dalam kegiatan praktikum, melakukan berbagai percobaan dalam kegiatan praktikum, dan mencatat setiap hasil pengamatan ketika melakukan pengamatan. Berdasarkan penjelasan tersebut, menunjukkan bahwa fungsi laboratorium dalam melatih keterampilan peserta didik sudah efektif. Seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh [6], tentang pemanfaatan fungsi laboratorium IPA di SMA Negeri se-Kabupaten Sleman, efektivitas pemanfaatan fungsi laboratorium IPA yang dinilai dari aspek indikator melatih keterampilan peserta didik masuk pada kategori efektif.

Efektivitas Pemanfaatan Alat Laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari ditunjukkan pada gambar 3 menurut guru dan gambar 4 menurut peserta didik.

Person - MAP - Item <more>|<rare> 1 01C + | | 0 01A 01B M+M P5 P6 P7 P8 P11 | | Sering -1 + P1 P10 P2 P3 P4 P9 <less>|<frequ>

Gambar 3. Gambaran UmumPernyataan Efektivitas Pemanfaatan Alat Laboratorium IPA Oleh Guru Fisika di SMA YAPIS Manokwari

Person - MAP - Item <more>|<rare> 3 02PA 08LC 10LC 11LC 12PC 13PC + 15PA 16LB | | T| | 04LA 07PA 08PB | | 2 + | 08LA 14PA 14PC 15PC 16PC S| 17PC | | 01PA 02PB 04PB 07LB 09LA 11PA | | 06LA 12PA | | 01LB 05LA 06PC 11PB M| 1 + 03LB 06LB 09PB | 04LC |T 09LC | 01PC | Jarang 03LA 15PB 16PA | P8 | P5 P6 10LA 12PB 13PB 18PC |S 03PC 14PB S| 07LC 13PA | 05LC 05PB 10LB | 02PC | P1 P10 P7 Sering 0 +M P4 P9 | 19LC | | T|S P2 | | P3 | P11 Selalu | |T | -1 + <less>|<frequ>

Gambar 4. Gambaran UmumPernyataan Efektivitas Pemanfaatan Alat Laboratorium IPA Oleh Peserta Didik di SMA YAPIS Manokwari

Pada penelitian ini, efektivitas pemanfaatan alat laboratorium IPA merupakan penilaian sejauh mana alat dari laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari

(9)

Halaman 174 dari 470

dimanfaatkan. Alat dari laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari dimanfaatkan secara efektif. Penelitian yang berkaitan pernah didapatkan oleh [8] hasil penelitiannya menyatakan bahwa analisis pemanfaatan laboratorium fisika sebagai sarana kegiatan praktikum di SMA Negeri se-Kabupaten Luwu Timur yaitu penggunaan laboratorium fisika di SMA Negeri se-Kabupaten Luwu Timur masih belum efektif. Selain itu pengelola laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari menyatakan bahwa guru fisika dan pengelola laboratorium IPA menyiapkan bersama alat dan bahan setiap kegiatan praktikum fisika akan dilaksanakan. Peralatan praktikum fisika di laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari, se-tingkat SMA sudah cukup lengkap dan ketersediaannya selalu ada. Sedangkan bahan praktikum fisika belum lengkap bahkan ketersediaanya kurang. hal ini dikarenakan, praktikum fisika lebih banyak menggunakan peralatan. Peralatan praktikum fisika kondisinya sangat baik dan memadai, hal ini dibuktikan oleh berfungsinya peralatan dengan baik ketika digunakan praktikum. Pengelola laboratorium memberikan modul praktikum IPA dan buku panduan menggunakan laboratorium IPA kepada guru fisika. Dalam penggunaan peralatan praktikum fisika, peserta didik dibimbing secara langsung oleh guru fisika. Sistem penggunaan peralatan praktikum fisika, dengan cara mencatat peralatan yang akan digunakan lalu diserahkan kepada pengelola laboratorium.

Efektivitas pemanfaatan alat laboratorium IPA terdiri dari dua indikator. Indikator yang pertama rasional pemanfaatan alat. Berdasarkan hasil analisis, pada semua materi, secara terus-menerus peserta didik mengamati guru memperkenalkan dan menjelaskan cara menggunakan peralatan praktikum, sehingga peserta didik memahami dengan baik cara menggunakan peralatan praktikum. Namun, pada beberapa materi peserta didik hanya sesekali mendapatkan kesempatan untuk menggunakan peralatan praktikum materi di laboratorium IPA. Meskipun begitu, alat dan bahan praktikum pada beberapa materi tersedia di laboratotium IPA. Berdasarkan penjelasan tersebut, menunjukkan bahwa rasional pemanfaatan alat laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari sudah efektif. Seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh [6], tentang pemanfaatan alat laboratorium IPA di SMA Negeri se-Kabupaten Sleman, efektivitas pemanfaatan alat laboratorium IPA yang dinilai dari aspek indikator rasional pemanfaatan alat laboratorium masuk pada kategori efektif. Indikator yang kedua yaitu pelaksanaan prosedur penggunaan alat dalam praktikum. Berdasarkan hasil analisis, pada semua materi peserta didik secara terus-menerus memiliki petunjuk praktikum sehingga peserta didik menggunakan alat praktikum

(10)

Page 175 of 470

sesuai dengan prosedur yang terdapat pada petunjuk praktikum dan mengembalikannya sesuai dengan petunjuk di laboratorium IPA. Selain itu peserta didik merapikan peralatan setelah melakukan praktikum. Namun, pada beberapa materi peserta didik hanya sesekali mengambil peralatan praktikum sesuai dengan petunjuk di laboratorium IPA dan membersihkan peralatan setelah melakukan praktikum. Berdasarkan penjelasan tersebut, menunjukkan bahwa pelaksanaan prosedur penggunaan alat dalam praktikum fisika di SMA YAPIS Manokwari sudah efektif. Seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh [6], efektivitas pemanfaatan alat laboratorium IPA yang dinilai dari aspek indikator pelaksanaan prosedur penggunaan alat laboratorium masuk pada kategori efektif.

4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari kedua aspek efektivitas pemanfaatan laboratorium IPA dalam pembelajaran fisika di SMA YAPIS Manokwari, dapat disimpulkan bahwa fungsi dari laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari telah dimanfaatkan secara efektif alat dari laboratorium IPA di SMA YAPIS Manokwari dimanfaatkan secara efektif.

Hasil penelitian ini diharapkan sekolah dapat meningkatkan kualitas dan pemanfaatan laboratorium IPA dalam pembelajaran fisika serta memberikan pengetahuan kepada peserta didik bahwa memanfaatkan laboratorium IPA sangat penting dalam pembelajaran dan dapat menjadi referensi dalam melakukan penelitian yang sama atau berkaitan di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka

[1] Departemen Pendidikan Nasional. Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi

Berorientasi Kecakapan Hidup. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah,

2003.

[2] Sumintono B, Widhiarso W. Aplikasi Pemodelan Rasch pada Assessment

Pendidikan. Edisi. Cimahi: Trim Komunikata Publishing House, 2015.

[3] Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

[4] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013.

[5] Rizka Maratush Sholihah. “Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium dalam Pembelajaran Kimia di SMA Negeri Se-Kota Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.” Skripsi, UIN Sunan Kalijaga, 2013.

[6] Chrisma Fauzul Mahfudiani. “Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium IPA di SMA Negeri Se-Kabupaten Sleman.” Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta,

(11)

Halaman 176 dari 470

[7] Decaprio, Richard. Tips Mengelola Laboratorium Sekolah. Yogyakarta: Diva Press, 2013.

[8] Wahyunidar. “Analisis Pemanfaatan Laboratorium Fisika Sebagai Sarana Kegiatan Praktikum di SMA Negeri Se-Kabupaten Luwu Timur.” Skripsi, UIN

Gambar

Tabel 2. Nilai    Crombach
Gambar 1. Gambaran Umum Pernyataan Efektivitas Pemanfaatan Fungsi  Laboratorium  IPA Oleh Guru Fisika di SMA YAPIS Manokwari.
Gambar 3. Gambaran Umum Pernyataan Efektivitas Pemanfaatan Alat Laboratorium   IPA Oleh Guru Fisika di SMA YAPIS Manokwari

Referensi

Dokumen terkait

Eter mahkota bukan sahaja boleh digunakan sebagai perumah sebaliknya ia juga boleh menjadi tetamu bagi sebatian makrosiklik yang lebih besar.. OH OH OH OH OH OH OH OH SO 3 Na SO 3

Salah satu teknik yang dapat mengatasi masalah kurangnya motivasi dengan memenuhi kebutuhan manusia yaitu dengan menerapkan elemen rancangan yang ada dalam game

Profesi seperti penyuluh pertanian yang tugas utamanya adalah di lapangan dalam memberdayakan petani, lingkungan tidak hanya sebagai tempat bekerja. Lingkungan

(2) Dukungan pelaksanaan operasional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi dukungan pengadaan petugas, penyediaan data, serta sarana dan prasarana penunjang untuk

Sintering adalah pemanasan yang lebih tinggi dari pada tahap kalsinasi yang bertujuan agar butiran- butiran (grains) dalam partikel – partikel yang berdekatan dapat

Sistem pembelajaran Full Day School digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Kebijakan Full Day School tercantum dalam Permendikbud No. 23 Tahun

Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun 2014, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Badung berupa

Pada motor bakar bensin yang memiliki jumlah silinder lebih dari 1 agar tidak terjadi saat pembuangan yang bersamaan maka dilakukan pengaturan sudut dari poros engkol, biasanya