• Tidak ada hasil yang ditemukan

Flash Service Training Model For Beginner Athletes 1 Dadang Budi Hermawan, 2 Wawan Eka Setiawan 1 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Flash Service Training Model For Beginner Athletes 1 Dadang Budi Hermawan, 2 Wawan Eka Setiawan 1 2"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 5, No. 1, February 2021

https://ejournal.stkip11april.ac.id/index.php/jesa

Flash Service Training Model For Beginner Athletes

1Dadang Budi Hermawan, 2Wawan Eka Setiawan

1[email protected] , 2[email protected]

ABSTRACT Keywords:

Flash Servis Sepak Takraw flash

Model Latihan Servis Takraw Beginner Athlet

Models of Exercise

The purpose of this study was to produce a Sepak Takraw Service training model for beginner athletes in Sumedang Regency. In addition, the research was conducted to obtain more in-depth and accurate information about the application of the training model, as well as the effectiveness and efficiency of the training model made.

This research and research method uses Research & Development (R

& D) development from Borg and Gall. The sample of this study is beginner athletes who are members of the sepak takraw club in Sumedang district. The results of this study are a variety of exercises and the creation of ball delivery aids to help trainers to train athletes, and accelerate the increase in the ability of athletes to achieve optimal sepak takraw service competencies. This includes six variations of corner soccer service practice (Coerner). In the test of the significance of differences with SPSS 21 For Windows IMB, the results of t-count = -111,387 df = 49 and p-value = 0.00 <0.05. This means, there is a significant difference between service ability before and after being given treatment, namely the application of sepak takraw service training model for beginner athletes in Sumedang Regency. Based on this information, it can be said that the training model for beginner athletes who are developed is effective and can improve sepak takraw's service ability optimally.

Corresponding Author:

Dadang Budi Hernawan, Universitas Sebelas April, STKIP Sebelas April, Affiliation Address.

Email: [email protected]

Copyright © 2021 STKIP Sebelas April.

All rights reserved.

1.

Introduction

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan model latihan Dinas Sepak Takraw bagi atlet pemula di Kabupaten Sumedang. Selain itu, penelitian dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dan akurat tentang penerapan model pelatihan, serta efektivitas dan efisiensi model pelatihan yang dibuat.

Berdasarkan hasil observasi ditemukan beberapa hal seperti ketika servis masih kurang memperhatikan sistematisasi gerakan, yang penting bagaimana caranya bola bisa melewati net dan jatuh dilapangan lawan.

Dampak awalnya tekong mampu dengan cepat melakukan gerakan servis, tetapi pelatih kurang memperhatikan perkenaan bola dengan kaki saat menendang bola, posisi badan, posisi kaki tumpu, ayunan kaki sampai akhir tendangan. Semua rangkaian gerakan tersebut sangat penting untuk dikuasai tekong pemula agar dapat mengembangkan rangkaian gerakan sesuai fungsi dari anatomi tubuh. Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diuraikan perbedaan model latihan lama dengan model latihan yang dikembangkan sebagai berikut.

Tabel 1. Perbedaan Model Latihan Lama dan Pengembangan Model

No Uraian Model Latihan Lama Pengembangan Model Latihan

1 Sistematika Gerkan Servis Kurang memperhatikan sistematika gerakan latihan servis

Memperhatikan sistematika gerakan yang benar serta memperhatikan perkenaan bola, posisi badan, kaki tumpu dan ayunan kaki ayun.

2 Variasi Latihan Servis Masih belum bervariasi sehingga (a) kurang mengembangkan teknik dasar servis, (b) kurang memahami gerakan dan tujuan latihan teknik dasar servis, (c) kurang melakukan servis dengan berbagai sasaran. (d) pencapian hasil latihan servis kurang optimal.

Latihan servis sepak takraw bagi atlet pemula lebih bervariasi, dapat membantu mengembangkan teknik servis

3 Media Latihan Servis Menggunakan bola gantung dan lapangan

Melibatkan modifikasi alat pelontar bola, tali dan cones

4 Indikator Kerberhasilan Servis

Cenderung asal bola hasil servis jatuh dan masuk di lapangan lawan

Mampu mengarahkan bola hasil servis ke berbagai sasaran, dan hasil servis menjadi lebih optimal

(2)

Perencanaan dan penyusunan program latihan dibuat agar dapat memberikan petunjuk dan tuntunan yang jelas dalam pelaksanaan penelitian. Sehubungan dengan itu maka pengembangan model latihan servis Sepak Takraw yang akan disusun dan dikembangkan berupa modifikasi dan kreatifitas dalam bentuk latihan servis Sepak Takraw untuk pemula berusia 12-13 tahun. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengembangan model latihan ini berupa modifikasi alat pengantar bola, cones, tali, dan sasaran.

Sebagai gambaran penggunaan intensitas latihan dalam penerapan model latihan servis Sepak Takraw pemula dengan mengukur denyut nadi maksimal menurut teori Katch dan Mcardel dengan rumus Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 – umur. Selain itu juga takaran intensitas untuk olahraga prestasi antara 80 – 90% dari DNM dengan lama latihan berkisar 45 – 120 menit. Untuk atlet pemula yang berusia sekitar 13 tahun yaitu 220 – 13 =207 DNM kemudian dikalikan dengan takaran intensitas yaitu 80% X 207 = 166 DN/menit. Untuk lebih jelasna digambarkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Overall intensity (OI) Cabang Olahraga : Sepak Takraw Intensitas Latihan : Sub Maksimal

DNM Atlet : 166 DN/Menit

No Jenis Kegiatan DN/Menit PI VE PI.VE

1 Warming-up: statis streatcing- dinamis stretcing 110 66 20 1320

2 Pleksibilitas tungkai 120 72 15 1080

3 Materi Model latihan 1 160 96 30 2880

4 Materi Model latihan 2 160 96 30 2880

5 Bermain 160 96 25 1440

6 Cool Down 60 60 5 300

7 Relaksasi 48 48 5 240

120 10140

Overall intensity (OI) = 10140

120 = 84.5 %

Jadi Overall intensity (OI) dalam satu kali latihan berkisar pada 84.5% yang berada diantara batasan intensitas latihan dengan takaran sub maksimal yaitu 80-90 %. Dengan penerapan seperti penjelasan diatas maka pelaksanaan penerapan model latihan akan terasa dampaknya terhadap peningkatan hasil servis Sepak Takraw untuk pemula di Club Sepak takraw Kabupaten Sumedang. Pada akhirnya Implikasi dari pengembangan Model latihan servis sepak takraw berbasis variasi sasaran untuk atlet pemula Kabupaten Sumedang ini dapat memberikan kontribusi yang positif dalam menunjang pencapaian tujuan latihan servis, selain itu dengan pengembangan model latihan ini, atlet pemula lebih termotvasi untuk melakukan latihan karena menyenangan.

Pada akhirnya Implikasi dari pengembangan Model latihan servis sepak takraw berbasis variasi sasaran untuk atlet pemula Kabupaten Sumedang ini dapat memberikan kontribusi yang positif dalam menunjang pencapaian tujuan latihan servis, selain itu dengan pengembangan model latihan ini, atlet pemula lebih termotivasi untuk melakukan latihan karena menyenangan.

2. Metode

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Club sepak takraw Kabupaten Sumedang dengan lokasi penelitian di GOR Desa Conggeang Kulon Kecamatan Conggeang Kabupaten Sumedang Waktu yang diperlukan dalam penelitian riset dan pengembangan dengan mengacu langkah-langkah penelitian riset dan pengembangan Borg and Gall memerlukan waktu 3 (tiga) bulan lebih dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut:

a) Analisis kebutuhan

b) Perencanaan pengembangan model c) Pengembangan desain model latihan d) Validasi pakar dan revisi model e) Ujicoba kelompok kecil dan revisi f) Ujicoba lapangan dan revisi g) Uji efektivitas model h) Produk buku pengembangan 2.2 Sampel

Berikut merupakan data subjek sebagaimana dimaksud.

Tabel 4. Profil Subjek.

Total Subjek Intansi Informan / Pelatih

15 orang uji kecil 50 orang uji besar 30 orang uji efektifitas

Club sepak takraw Sumedang Club sepak takraw Sumedang Club sepak takraw Sumedang

1. atlet pemula putra 2. Iin Firmansyah 3. Cece Sumiarsa

(3)

Club sepak takraw Sumedang Club sepak takraw Sumedang Club sepak takraw Sumedang

4. Yogi Subarjah 5. Indra Setiawan 6. Teguh Rambo

Semua subjek dengan jenis kelamin laki-laki merupakan pelajar yang tercatat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 dan 2 di Conggeang. Dengan informan sebagai penghubung antara peneliti dengan subjek tersebut adalah pelatih, pelatih asisten di Club sepak takraw Kabupaten Sumedang serta akademisi dari perguruan tinggi STKIP Sebelas April Sumedang. Club sepak takraw mewadahi pembinaan para atlet sepak takraw yang menyandang status sebagai satu-satunya Club olahraga Sepak Takraw di Kabupaten Sumedang yang dinaungi oleh PENGCAB PSTI Kabupaten Sumedang.

2.3 Karakteristik Model yang Dikembangkan

Dalam penelitian yang penulis lakukan, konsep model yang dikembangkan adalah bentuk model-model latihan servis sepak takaw untuk pemula dengan batasan umur 12-13 tahun yang aktif berlatih di Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Kabupaten Sumedang. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode drill yang disusun dalam bentuk daerah sasaan servis. Perencanaan dan penyusunan program latihan dibuat agar dapat memberikan petunjuk dan tuntunan yang jelas dalam pelaksanaan penelitian. Sehubungan dengan itu maka pengembangan model latihan servis sepak takraw yang akan disusun dan dikembangkan berupa modifikasi dan kreatifitas dalam bentuk latihan servis sepak takraw untuk pemula berusia 12-13 tahun. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pengembangan model latihan ini berupa modifikasi alat pengantar bola, cones, tali, dan sasaran.

2.4 Pendekatan dan Metode Penelitian

Menurut Sugiyono berpendapat bahwa “Terdapat produk-produk pendidikan seperti kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode latihan, media latihan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi penataan ruang kelas untuk latihan tertentu dan lain- lain.”(Sugiyono, 2008:408) Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang merupakan suatu pendekatan untuk mencari jawaban dari masalah melalui rumusan masalah yang telah dirumuskan dalam bab I yaitu pengembangan model latihan servis pada atlet pemula.Hasil akhir penelitian ini adalah model latihan servis sepak takraw berupa desain latihan yang lengkap dengan spesifikasi produknya sekaligus menguji keefektifan dari model latihan yang dibuat, sehingga dapat meningkatkan keterampilan servis sepak takraw untuk pemula dan dapat juga digunakan sebagai pegangan dalam melatih.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan Research & Development (R & D) dari Borg dan Gall dengan alasan sebagai berikut.

1. Setiap tahapan dilakukan secara sistematis untuk menghasilkan sebuah produk;

2. Adanya studi pendahuluan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi permasalan yang terjadi;

3. Produk melalui proses uji coba sehingga diketahui kelayakan dan keefektifannya;

4. Adanya revisi untuk menyempurnakan produk.

Berikut ini penulis uraikan langkah-langkah penelitian Research & Development (R & D) dari Borg dan Gal yang terdiri dari sepuluh langkah.

Gambar 1. Instructional Design R and D

Sumber: Walter R. Borg and Meredith D. Gall, Educational Research: An Introduction, 4th Edition. (New York:

Longman Inc., 1983) 2.5 Langkah-Langkah Penyusunan Model

Langkah selanjutnya adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembangan model. Penelitian riset dan pengembangan model ini menggunakan langkah-langkah penyusunan model yang dikembangkan oleh Borg and Gall, langkah-langkah pengembangan modelnya tersebut meliputi:

Research and information

Planning Develop preminary

form of product

Preminary field testing

Operatinal field testing

Operational product revision

Main field testing

Main product revision

Final product revision

Dissemination and implementation

(4)

1) Pertama kali yang ditentukan adalah Masalah atau potensi yang menjadi dasar pengembangan model 2) Selanjutnya dilakukan pengumpulan informasi sebagai landasan pemikiran untuk membuat konsep 3) Pembuatan model latihan (rancangan produk), bentuk rancangan tersebut adalah model latihan

keterampilan servis sepak takraw.

4) Validasi desain, oleh para ahli,

5) Revisi, dari hasil uji ahli untuk validasi desain

6) Uji coba produkdengan mempraktekkan model latihan servis sepak takraw pada 15 subjek di uji kelompok kecil.

7) Ujicoba pemakaian atau uji kelompok yang lebih besar, dengan 50 subjek 8) Revisi hasil uji kelompok besar

9) Uji efektivitas pengembangan model 10) Model dapat diproduksi dalam bentuk buku

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan yang telah peneliti lakukan melalui observasi lapangan ketika proses latihan yang berlangsung di lapangan dan mengamatinya. Berdasarkan hasil observasi ditemukan seperti latihan servis masih kurang memperhatikan sistematisasi gerakan, yang penting bagaimana caranya bola bisa melewati net dan jatuh dilapangan lawan. Dampak awalnya atlet mampu dengan cepat melakukan gerakan servis, tetapi pelatih kurang memperhatikan hal berikut ini.

1. Perkenaan bola dengan kaki saat menendang bola, 2. Posisi badan,

3. Posisi kaki tumpu,

4. Ayunan kaki sampai akhir tendangan.

Semua rangkaian gerakan tersebut padahal sangat penting untuk dikuasai atlet pemula agar dapat mengembangkan rangkaian gerakan sesuai fungsi dari anatomi tubuh. Bentuk latihan yang diberikan belum banyak menggunakan berbagai variasi, dampak negatif dari proses latihan yang kurang bervariasi adalah sebagai berikut.

1. kurang dapat mengembangkan teknik dasar servis sepak takraw dengan baik.

2. kurang memahami gerakan dan tujuan latihan teknik dasar servis sepak takraw.

3. kurang melakukan servis sepak takraw dengan berbagai sasaran.

4. pencapian hasil latihan servis sepak takraw kurang optimal.

Gerakan dasar yang salah akan menyulitkan untuk mengembangkan gerakan lanjutannya. Sebagai contoh ketika awal perkembangan sepak takraw di Sumedang latihan servis sepak takraw dilakukan secara beruntut seperti penulis jelaskan sebagai berikut.

1. hitungan pertama satu kaki (kaki tumpu) melangkan memasuki lingkaran dan kaki ayun berada di luar lingkaran;

2. hitungan kedua salah satu tangan meminta arah lambungan bola kepada apit sesuai yang diinginkan;

3. hitungan ketiga (kaki sepak) mengarahkan dan menendang bola hasil lambunga dari apit;

4. Setelah menyepak bola gerak selanjutnya tubuh mengikuti gerak lanjutan.

Pada perkembangan sekarang pelatih mengajarkan servis sepak takraw pada pemula secara langsung bahkan dengan memaduak media latihan. Kelemahannya tekong pemula yang mulai belajar servis memiliki kesulitan dalam mempelajari dan mengarahkan bola hasil servis dengan menggunakan berbagai jenis servis. Berbeda dengan atlet yang pertama kali belajar servis sepak takraw secara beruntut, karena dengan penguasaan gerakan dasar tersebut, atlet lebih mudah untuk dikembangkan dalam mempelajari servis sepak takraw. Analisis kebutuhan yang telah dilakukan peneliti bermaksud untuk menerapkan model latihan servis sepak takraw untuk pemula di Club sepak takraw Sumedang.

3. Result and Discussion

The following is the respondent's data as intended

Tabel 5. Profile of Respondents

Total Sampel Intansi Informan / Pelatih

100 orang SMPN 1 & 2 Conggeang 1. Iin Firmansyah

2. Cece Sumiarsa 3. Yogi Subarjah 4. Indra Setiawan 5. Teguh Rambo

(5)

Sampel sebanyak 100 orang dengan laki-laki merupakan gabungan dari dua SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Conggeang. Mediator antara peneliti dan sampel dalam penelitian ini adalah pelatih dan asisten pelatih pada jenis permainan olahraga sepak takraw Kabupaten Sumedang. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di tempat pembinaan atlet dan calon atlet Sepak Takraw di Kabupaten Sumedang mulai dari O2SN hingga pembentukan atlet PORDA dan POPDA. Klub yang menaungi pelatihan tersebut bernama Klub Sepak Takraw Sumedang yang menyandang status sebagai satu-satunya klub olahraga Sepak Takraw di Kabupaten Sumedang dan dinaungi oleh PengCAB PSTI Kabupaten Sumedang.

Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Model latihan servis sepak takraw berbasis variasi sasaran dapat diterapan dan dikembangkan dalam latihan servis sepak takraw.

2. Model latihan servis sepak takraw berbasis variasi sasaran untuk atlet pemula yang telah dikembangkan, diperoleh data efektivitas da hasil pengembangan model latihan serta layak digunakan dalam latihan servis sepak takraw.

Berikut Model Yang dihasilkan :

Model Latihan Servis Sepak Takraw Untuk Pemula Model latihan servis depan net lawan (Flash)

1. Model latihan servis dengan media pengantar boladan rod Nama : Servis depan net lawan (flash)

Tujuan : Memahami dan mampu melakukan servis depan net lawan melalui latihan dengan media pengantar bola.

Sarana dan prasarana : Media pengantar bola (mesin DBH), lapangan sepak takraw, Bola sepak takraw, Rod dan net.

Pelaksanaan

Media pengantar bola (mesin DBH) berada di lapangan yang disimpan diantara lingkaran tekong dan apit, rod dipasang di net (tinggi bentangan tali rod dari net bagian atas adalah 40 cm).

a. Model latihan 1 a.

1. Media pengantar bola (mesin DBH) dihidupkan sehingga bola sudah berada di tiang penyangga.

2. Tekong siap dilingkaran servis:

3. Pandangan ke bola yang berada di tiang penyangga;

4. Putarkan kaki ayun kesamping depan dengan tungkai sedikit diluruskan;

5. Kenakan kaki ayun (kaki bagian dalam atau punggung kaki bagian atas) kepada bola yang berada di tiang penyangga (dapat diulang-ulang untuk melatih bagian kaki yang digunakan untuk menendang bola servis);

6. Pada saat kaki ayun menyentuh bola, pergelangan kaki dikencangkan;

7. Jatuhkan kaki ayun kedepan;

8. Posisi akhir badan menghadap ke net;

9. Bola hasil sepakan melintas diantara net bagian atas dan tali rod serta jatuh didaerah lapangan lawan;

b. Model latihan 1 b.

1. Media pengantar bola (mesin DBH) dihidupkan sehingga bola dapat dijatuhkan dari atas pengantar bola.

2. Tekong siap dilingkaran servis:

3. Pandangan kebola yang jatuh dari atas penyangga bola;

4. Putarkan kaki ayun kesamping depan dengan tungkai sedikit diluruskan;

5. Kenakan kaki ayun (kaki bagian dalam atau punggung kaki bagian atas) kepada bola yang yang jatuh dari atas pengantar bola (dapat diulang-ulang untuk melatih bagian kaki dan ketepatan perkenaan kaki ayun dengan bola untuk menendang bola servis);

6. Pada saat kaki ayun menyentuh bola, pergelangan kaki dikencangkan;

7. Jatuhkan kaki ayun kedepan;

8. Posisi akhir badan menghadap ke net;

9. Bola hasil sepakan melintas diantara net bagian atas dan tali rod serta jatuh didaerah lapangan lawan;

Keterangan : Latihan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kaki dominan maupun tidak dominan dan dilakukan secara berulang-ulang/Drills.

2. Model latihan berpasangan

Nama : Sepak mula depan net lawan (flash)

Tujuan : Memahami dan mampu melakukan sepak mula depan net lawan (flash)

(6)

melalui latihan secara berpasangan.

Sarana dan prasarana : Lapangan sepak takraw, Bola sepak takraw dan net.

pelaksanaan a. Model latihan 2a

1. berdiri berhadap-hadapan dengan jarak 1,5m.

2. kedua subjek (atlet) berperan : a. sebagai tekong

b. sebagai apit

3. tekong bersiap di tempat :

a. kaki tumpu berada didepan kaki ayun (40cm)

b. posisi tangan diangkat sedikit lebih tinggi diatas rata-rata dada c. ayunkan kaki ayun ke samping (arah datang bola)

d. kaki tumpu jinjit, dengan lutut sedikit ditekuk e. arahkan bola kedepan net lawan

Gambar 2. Lay ou tLapangan

4. setelah apit melambungkan bola, sepak bola dengan kaki ayun menggunakan kaki bagian dalam 5. Biarkan kaki ayun meneruskan gerakannya hingga mendarat kembali sebagai gerak lanjutan

/followtrough

6. Lakukan 6x tembakan, kemudian saling berganti peranantara A tekong dan B apit.

b. Model latihan 2 b.

Dibantu oleh teman yang berdiri disamping depan sambil memegang bola setinggi perut. Lengan yang memegang bola diluruskan. Jarak tekong dengan teman yang membantu memegang bola berkisar satu meter (1 meter). Kaki tumpu berada didepan dengan sedikit ditekuk, sedangkan kaki ayun berada menyilang dibelakang kaki tumpu (jarak kaki tumpu dengan kaki ayun sekitar 40 cm). Tangan (kiri) disimpan didepan badan, tangan kanan direntangkan untuk menjaga kesetimbangan. Urutan gerakan sebagai berikut.

1. Pandangan kebola yang dipegang teman;

2. Putarkan kaki ayun kesamping depan dengan tungkai sedikit diluruskan;

3. Kenakan kaki ayun kepada bola yang lemparkan ke atas oleh teman;

4. Pada saat kaki ayun menyentuh bola, pergelangan kaki dikencangkan;

Gambar 3. Lay out lapangan 5. Jatuhkan kaki ayun kedepan;

6. Posisi akhir badan menghadap ke net;

b

a b

a

(7)

7. Bola hasil sepakan melambung dan diarahkan ke depan net lawan dengan sasaran;

a. Tiga kali sepakan ke arah kiri apit lapangan lawan.

b. Tiga kali sepakan ke arah kanan apit lapangan lawan.

Keterangan : lakukan pengulangan dan putarkan peran hingga semua mencoba.

3. Model latihan beregu

Nama : Sepak mula depan net lawan (flash)

Tujuan : Memahami dan mampu melakukan sepak mula depan net lawan (flash) melalui latihan secara beregu

Sarana dan prasarana : Lapangan sepak takraw, Bola sepak takraw, dan net.

pelaksanaan : a. Model latihan 3 a.

1) berdiri saling berhadapan.

2) ketiga subjek (atlet) berperan sebagai : a. tekong : berdiri di lingkaran service b. lawan : berdiri di lingkaran service lawan c. apit : berdiri siap mengumpan bola pada tekong 3) tekong bersiap untuk melakukan service :

a. kaki tumpu berada didepan kaki ayun (40cm)

b. posisi tangan diangkat lebih tinggi diatas rata-rata dada, c. ayun kan kaki ayun kesamping (arah datang bola) d. kaki tumpujinjit, dengan lutut sedikit ditekuk e. arahkan bola kedepan net lawan

4) saat apit melambungkan bola, sepak bola dengan kaki ayun

5) perubahan kaki tumpu menjadi sedikit diangkat (jinjit), dan badan condong kearah depan

6) Biarkan kaki ayun meneruskan gerakannya dan kembali mendarat sebagai gerak lanjutan (followtrough) 7) arahkan bola kearah kanan, kiri atau center dekat net lawan

Gambar 4. Lay out lapangan

8) Tekong diberikan 3 kali sepakan, masing-masing satu kali untuk satu arah bola.

9) Untuk yang berperan sebagai lawan, berdiri di atas lingkaran lawan, dengan tujuan agar tekong mampu merefleksikan teknik flash service.

b. Model latihan 3 b.

Dibantu oleh seorang teman yang berdiri didekat lingkaran apit yang bertugas membantu melambungkan bola, dan satu orang berdiri di lingkaran servis lapangan lawan. Tekong berada di lingkaran servis dengan kaki tumpu sedikit ditekuk dan berada di dalam lingkaran servis, sedangkan kaki ayun disilangkan kebelakang kaki tumpu.

Tangan kiri digunakan untuk meminta arah bola yang dilempar oleh teman, tangan kanan direntangkan secukupnya disamping badan untuk menjaga kesetimbangan tubuh, pandangan ke arah datangnya bola yang dilempar oleh teman. Rangkaian gerakan sebagai berikut.

1. Tangan kiri meminta arah datangnya bola;

2. Lambungkan bola yang dipegang oleh teman sesuai permintaan tekong;

3. Putarkan kaki ayun ke samping depan atas sampai punggung bagian atasatau kaki bagian dalam menyepak bola yang dilambungkan oleh teman;

4. Ketika menyepak bola, pergelangan kaki dikencangkan, tungkai sedikit diluruskan;

5. Jatuhkan kaki ayun kedepan kaki tumpu setelah menyepak bola;

6. Pandangan ke arah laju bola;

a

b

c

(8)

7. Bola hasil sepakan jatuh di depan net lapangan lawan

Gambar 5. Lay OutLapangan 8. Setiap tekong diberi kesempatan sebanyak enam kali untuk:

a. Dua kali ke arah tengah net daerah lawan b. Dua kali ke arah kanan net daerah lawan, dan c. Dua kali ke arah kiri net daerah lawan

9. lakukan secara bergantian dan gulirkan ketiga posisi hingga semua subjek (atlet) melakukan.

Keterangan : lakukan pengulangan dan putarkan peranhingga semua mencoba.

4. Model latihan menggunakan cones

Nama : Sepak mula depan net lawan (flash)

Tujuan : Memahami dan mampu melakukan mula depan net lawan (flash)melalui latihan menggunakan sasaran cones

Sarana dan prasarana : Lapangan sepak takraw, Bola sepak takraw, net, dan cones.

pelaksanaan : a. Model latihan 4a.

1. tekong berdiri diatas lingkaran service dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu.

a. kaki tumpu berada di dalam lingkaran, b. kaki ayun berada di luar lingkaran.

2. subjek (atlet) berbaris di belakang apit

Gambar 6. Lay OutLapangan 3. tekong mengangkat tangannya tanda meminta arah diberikan bola.

4. saat apit melambungkan bola, tekong mengayunkan kaki ayun, 5. perkenaan kaki dan bola menggunakan kaki bagian dalam,

6. arahkan bola pada cones (target) yg telah ditetapkansebanyak tiga kali kesempatan. Satu bola diarahkan ke satu cone sasaran.

7. Posisi tiga cones berjajar di dekat net sebelah kanan dengan jarak masing-masing cones 40 cm b. Model latihan 4 b.

Dibantu oleh seorang teman berdiri didekat lingkaran apit yang bertugas membantu melambungkan bola sebanyak tiga (3) kali. Tekong berada di lingkaran servis dengan kaki tumpu sedikit ditekuk dan berada di dalam lingkaran servis, sedangkan kaki ayun disilangkan kebelakang kaki tumpu. Tangan kiri digunakan untuk meminta arah bola yang dilempar oleh teman, tangan kanan direntangkan secukupnya disamping badan untuk menjaga kesetimbangan tubuh, pandangan ke arah datangnya bola yang dilempar oleh teman. Rangkaian gerakan sebagai berikut.

1. Lambungkan bola yang dipegang oleh tangan keatas;

a

b,c,d…dst

(9)

2. Ayunkan kaki ayun ke depan atas sampai kaki bagian dalam menyepak bola yang dilambungkan oleh tangan;

3. Ketika menyepak bola, pergelangan kaki dikencangkan, dan lutut ditekuk;

4. Jatuhkan kaki ayun kedepan setelah menyepak bola;

5. Pandangan ke arah laju bola;

Gambar 7. Lay OutLapangan 6. Tekong melakukan sepakan tiga (3) kali berturut-turut dengan urutan:

a. satu kali sepakan ke cones nomor satu (1) b. satu kali sepakan ke cones nomor satu (2) c. satu kali sepakan ke cones nomor satu (3)

7. Bola hasil sepakan jatuh di depan net lawan tidak jauh/mendekati cones.

a. Cones pertama (1) disimpan di depan net lapangan lawan dengan jarak dari net ke cones 50 cm;

b. Cones kedua (2) disimpan di dalam lingkaran apit kanan lapangan lawan;

c. Cones ketiga (3) disimpan di dalam lingkaran apit kiri lapangan lawan.

Keterangan : Latihan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kaki dominan maupun tidak dominan dengan melibatkan teknik servis bawah secara berulang-ulang/Drills.

5. Model latihan dengan permainan

Nama : Sepak mula depan net lawan (flash)

Tujuan : Memahami dan mampu melakukan sepak mula depan net lawan (flash) melalui latihan dalam bentuk permainan

Sarana dan prasarana : Lapangan sepak takraw, Bola sepak takraw, net, dan cones.

Pelaksanaan : a. Model latihan 5 a.

1. Subjek (atlet) dibagi menjadi beregu dengan jumlah per regu adalah 5 orang.

2. Setiap regu mendaftarkan regunya masing-masing untuk mengikut iturnamen (permainan).

3. Peraturan pelaksanaan :

a. Durasi permainan 15 menit per satu kali pertandingan.

b. Kapten dar imasing-masing regu mengundi dengan cara lempar koin, untuk menentukan bola pertama permainan.

c. Bola hanya bisa di pantulkan (dimainkan) dengan teknik sepak mula depan net lawan (flash) dan teknik sepak sila sebagai awal dari penerimaan bola awal.

b. Model latihan 5 b.

Melakukan game dengan aturan sederhana tiga (3) lawan tiga (3) dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut.

1. Kelempok yang memenangkan toss/undian melakukan servis terlebih dahulu, dan dapat melakukan servis secara bergantian (tidak terpaku satu (1) tekong untuk melakukan servis);

2. Setiap tekong melakukan servis bawah sampai mendapatkan angka/point lima (lima), dari angka/point enam (6) sampai 10 menggunakan servis atas, dari point 11 sampai 15 tekong bebas memilih jenis servis atas atau bawah. Tekong melakukan servis harus dengan sistematika gerakan servis yang benar;

3. Bola hasil servis harus jatuh di depan net lapangan lawan;

4. Angka kemenangan tiap set adalah 15, kelompok yang lebih dulu mencapai angka 15 dinyatakan sebagai pemenang;

5. Jika terjadi terjadi angka/point empat belas (14) sama, maka kemenangan dibatasi sampai angka/point 17.

Keterangan :lakukan pertandingan hingga semua regui kut dalamp ermainan

6. Model latihan gerakan fisik

Nama : Sepak mula depan net lawan (flash)

Tujuan : Memahami dan mampu melakukan sepak mula depan net lawan (flash) dengan gerakan yang baik dan benar melalui latihan fisik

Sarana dan prasarana : Lapangan sepak takraw,

b,c,d…dst

a

(10)

Pelaksanaan : a. Model latihan 6a

Gerakan yang harus dilakukan adalah : a. Berpasangan, sentuhkan kaki kekepala.

1) Kedua subjek (atlet) saling berhadapan,

2) Salah satu dari setiap pasangan (subjek a) terlentang di lantai 3) Teman (subjek b) yang berdiri memegang sebelah kaki (subjek a)

4) Dengan menginjak pelan kaki yang tergeletak, pasangannya membantu mendorong kaki satunya lagi keatas, kearah kepala.

5) Setelah (subjek a) merasakan nyeri yang berlebihan, makaberikan aba-aba tanda bahwa kakinya sudah cukup untuk didorong.

6) Ketikamenahan kaki, (subjek b) menghitung sekitar 10 sampai 12 detik, laluturunkan kembali.

b. Mencium lutut

1) Posisi awal, duduk dengan kaki terbuk alebar.

2) Lutut di luruskandan di keraskan

3) Sentuh sedikit demi sedikit ujung kaki oleh tangan secara bersamaan (tangan kanan sentuh ujung kaki kanan dan begitu juga untuk sebelah kiri), dibantu oleh pasangannya.

4) Lakukan secara kontinyu gerakan tersebut dengan lama waktu hitungan detik 10 sampai 12,

5) Kemudian rapatkan kedua tangan untuk kemudian sentuh ujung jari kaki kanan. Serta mulai cium lutut kaki sebelah kanan tersebut tahan gerakan dengan lama hitungan 10 sampai 12 detik.

6) Begitu juga untuk bagian kiri, rapatkan kedua tangan untuk kemudian sentuh ujung jari kaki kiri. Serta mulai cium lutut kaki sebelah kiri tersebut. tahan gerakan dengan lama hitungan 10 sampai 12 detik.

7) Lakukan gerakan pada poin 5 dan 6 secara kontinyu dengan repetisi dan rentang waktu hitungan yang sama.

8) lakukan kedua gerakan tersebut berulang-ulang/drill dengan hitungan minimal 2x 8 hitungan.

b. Model latihan 6 b.

Tekong berdiri didekat lingkaran servis dengan posisi badan menghadap lapangan. Sebuah cones disimpan di lingkaran servis. Satu orang teman berdiri di lingkaran apit untuk membantu melambungkan bola kepada tekong sebanyak dua (2) kali kesempatan. Urutan gerakan sebagai berikut:

1. Tekong berdiri dengan satu kaki sebagai kaki tumpuan dan satu kaki ditekuk;

2. kedua lengan di tekuk disimpan disamping badan;

3. Tekong melompati cones dengan satu kaki ke arah samping kanan dan kiri cones;

4. Masing-masing kaki melakukan sebanyak 1x8 hitungan;

5. Setelah selesai tekong diberi waktu istirahat aktif selama 30 detik;

6. Setelah istirahat aktif selama 30 detik tekong kembali bersiap untuk melakukan servis depan net lawan (flash) sebanyak tiga kali;

7. Makna kesempatan adalah:

a. Kesempatan pertama tekong terlebih dahulu melakukan urutan gerakan dari nomor satu sampai enam dilanjutkan melakukan servis bawah

b. Kesempatan kedua tekong terlebih dahulu melakukan urutan gerakan dari nomor satu sampai enam dilanjutkan melakukan servis atas;

8. Ketika menyepak bola, pergelangan kaki dikencangkan;

9. Jatuhkan kaki ayun kedepan setelah menyepak bola;

10. Pandangan ke arah laju bola;

11. Bola hasil sepakan jatuh di depan net lapangan lawan.

Keterangan : Latihan ini dapat dilakukan dengan menggunakan kaki dominan maupun tidak dominan dengan melibatkan teknik servis bawah dan atas sepak takraw yang dilakukan secara berulang-ulang/Drills.

Pada artikel ilmiah ini, sedikit penulis paparkan terkait ketersediaan alat yang belum di produksi secara masal, yang digunakan dalam model latihan servis sepak takraw untuk pemula yang diterapkankan dan dibuat oleh peneliti merupakan produk yang bertujuan untuk membantu pelatih, dosen dan guru dalam melatih kemampuan servis sepak takraw, dan sebagai referensi model latihan. Model latihan servis sepak takraw untuk pemula ini dibuat berdasarkan tingkat kebutuhan dalam aktvitas latihan. Berdasarkan kajian diskusi di atas, maka dapat dijelaskan kembali terhadap model penelitian yang dilakukan serta melibatkan alat bantu, variasi latihan dan pengulangan gerakan (drills), diantaranya :

(11)

1) Alat Bantu

Peneliti menggagas pembuatan alat yang diberi nama DBH-2MCS. Sebuah alat hasil pikir peneliti yang setidaknya melibatkan konsep-konsep keilmuan khususnya teori mekanika yang kemudian dibentuk serta dipadukan sedemikian rupa guna membantu peningkatan kualitas hasil latihan servis sepak takraw pada atlet pemula Kabupaten Sumedang. Secara fungsional alat bantu ini sama dengan produk alat bantu lainnya yang bertujuan untuk memudahkan, membantu pelatih, menyempurnakan program latihan hingga tercapainya sebuah tujuan. Dalam hal ini adalah peningkatan kompetensi atlet atau peserta didik yang menerima treadment tertentu sesuai kebutuhan. Di penelitian ini, alat bantu tersebut sengaja di rancang guna peningkatan kemampuan servis sepak takraw secara spesifik untuk melatih kemampuan servis bagi atlet pemula di Kabupaten Sumedang.

Secara operasional, alat ini memiliki dua fungsi yang sama spesifik dalam meningkatkan kemampuan servis sepak takraw. Terdapat dua pengaturan yang menghasilkan mekanisme kerja pada DBH-2MCS ini, dari kedua pengaturan tersebut telah menunjukan dua sistem kerja yang menghasilkan dua fungsi dalam mendukung penerapan model latihan. Adapun kedua fungsi tersebut dijelaskan sebagai berikut : Secara ringkas bola secara manual dimasukan ke sebuah komponen yang diberi nama Input Bola (lihat pada gambar), dalam keaadaan mesin hidup, bola akan secara otomatis terangkat menelusuri jalur pengantar bola dengan bantuan rotasi rantai.

Untuk standby ball system (DBS) bola akan memasuki lubang dan jatuh ke saluran pengantar bola dinamis sampai, kemudian bergerak ke arah output bola dinamis dan tersimpan di penyangga bola dinamis. Sedangkan, untuk Falling Ball System (DBS) bola akan terus menelusuri jalur pengantar bola hingga bola terjatuh akibat dari gaya grafitasi sebagai mana dalam permainan sesungguhnya.

a) Standby/Statis Ball System (SBS)

Gambar 8. Stand Ball System

Dalam sistem ini beberapa komponen yang akan dihidupkan selain dari komponen inti, diantaranya sebagai berikut.

b) Falling Ball System (FBS)

Dalam sistem ini beberapa komponen yang akan dihidupkan selain dari komponen inti, diantaranya sebagai berikut.

Gambar 9. Falling Ball System

Di samping telah diciptakannya sebuah alat bantu dalam sebuah tes servis yang berfungsi : 1. Menyetabilkan interpal gerakan servis

2. Menjaga lemparan hingga perkenaan yang di inginkan dapat terjadi secara konsisten 3. Membantu pelatih dalam merealisasikan konsep ke-dua point di atas.

Alat bantu yang diberi nama DBH tersebut, telah memenuhi standar konsep secara teori maupun di lapangan. Maka peneliti menyimpulkan bahwa kredibelitas alat sesuai indikator telah terpenuhi serta dinyatakan valid dilihat dari signifikansi angka perolehan uji kelompok besar.

STANDBY BALL SYSTEM (DBS)

FALLING BALL SYSTEM (FBS)

(12)

b. Variasi Latihan

Sedangkan variasi latihan yang dikembangkan dalam penelitian ini, seperti yang telah di jelaskan dalam rencana pengembangan, yaitu :

Memiliki 6 variasi latihan dengan masing-masing variasi tersebut memiliki 6 bentuk latihan. sehingga total secara keseluruhan dari rencana sampai pada kesimpulan serta perbaikan produk variasi, peneliti menetapkan variasi yang tervalidasi baik dari pengamatan para ahli, maupun hasil penghitungan statistika uji kelompok kecil dan uji kelompok besar, sejumlah 82 bentuk variasi yang dikembangkan. Sejumlah variasi tersebut berindukan pada 6 Variasi sebagai berikut:

a) Variasi Latihan Servis dengan pengantar bola (mesin DBH) dan rod b) Variasi latihan servis berpasangan

c) Variasi latihan servis beregu.

d) Variasi latihan servis dengan menggunkan cones.

e) Variasi latihan servis dengan permainan f) Variasi latihan gerakan fisik

c. Drills

Terkait metode latihan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan drill method sebagai patokan keilmuan serta praktik di lapangan dengan melakukan pengulangan disetiap perlakuan yang di berikan ke seluruh sampel.

Dengan interval latihan sesuai yang telah dijadwalkan, para atlet (sampel) yang mendapatkan perlakuan (dalam hal ini kelompok eksperiment) mengulang gerakan setiap variasi yang di berikan di setiap pertemuan. Jadi, istilah metode drill dalam penelitian ini merupakan acuan praktik pemberian treadment pada seluruh sampel eksperiment saat mendapatkan 82 jenis variasi latihan servis sepak takraw. Setelah dilakukan pengkajian secara keseluruhan, terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan yang perlu diperbaiki lagi, beberapa keunggulan produk ini antara lain:

a) Sebagai referensi model latihan servis sepak takraw untuk pemula b) Perpaduan dari berbagai macam gerakan

c) Gerakan dari tingkat mudah ke sulit

d) Dalam berbagai gerakan memadukan antara latihan keterampilan dan latihan fisik, diantaranya koordinasi mata tangan, keseimbangan, kekuatan, kecepatan, kelincahan dan daya tahan

e) Atlet merasa antusias melakukan latihan

f) Semakin antusias mendengarkan instruksi dari pelatih

g) Model latihan servis sepak takraw yang dikembangkan efektif dan efisien dari segi waktu serta biaya h) Membantu pelatih dalam meningkatkan penguasaan gerakan servis sepak takraw

i) Sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya kepelatihan sepak takraw.

Beberapa kelemahan dari Produk yang telah dikembangkan antara lain sebagai berikut:

a) Ujicoba lapangan penelitian ini akan lebih baik lagi apabila dilakukan pada lingkup yang lebih luas b) Produk yang digunakan masih jauh dari sempurna.

c) Sarana dan prasarana yang digunakan masih terbatas.

d) Penjelasan serta peraturan dalam model latihan servis sepak takraw untuk pemula yang masih jauh dari kata sempurna.

4. Conclusion

Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil uji coba lapangan dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Model latihan servis sepak takraw berbasis drill bagi atlet pemula di Kabupaten Sumedang dapat dikembangkan dan diterapkan untuk meningkatkan kemampuan servis sepak takraw. Latihan servis sudut/sudut berbasis drill dengan 6 variasi untuk atlet pemula Kabupaten Sumedang dapat dikembangkan dan dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan servis sepak bola. Model latihan servis sepak takraw berbasis drill untuk atlet pemula yang telah dikembangkan, telah teruji dan memiliki nilai efektif serta hasil pengembangan model latihan servis sepak takraw berbasis drill untuk atlet pemula dapat dan layak digunakan dalam latihan servis sepak takraw.

Reference

[1] Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) [2] UU Sistem Keolahragaan Nasional No. 3 Tahun 2005 Pasal 17 [3] Dewi Laelatul Badriah, Fisiologi Olahraga (Bandung: Multazam, 2011)

[4] Achmad Sofyan Hanif, Kepelatihan Dasar Sepak Takraw (Jakarta: RajaGrafindo Persada,2015)

[5] Rick Engel, Dasar-Dasar Sepak Takraw instruksi lengkap/Panduan Melatih Sepak Takraw (Jakarta:Pakaraya,2008) [6] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008)

[7] Walter R. Borg and Meredith D. Gall, Educational Research: An Introduction, 4th Edition. (New York: Longman Inc., 1983)

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Model Latihan Lama dan Pengembangan Model
Tabel 2. Overall intensity (OI)  Cabang Olahraga  :  Sepak Takraw  Intensitas Latihan  :  Sub Maksimal
Gambar 1. Instructional Design R and D
Tabel 5. Profile of Respondents
+6

Referensi

Dokumen terkait

“Terdapat pengaruh yang signifikan pada atlet yang melakukan latihan berbasis media audio visual terhadap peningkatan hasil servis dalam permainan sepak takraw PPLPD Kab..

Tesis yang berjudul “PENGEMBANGAN MODEL LATIHAN TEKNIK DASAR BULUTANGKIS BERBASIS MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK ATLET PEMULA DI KABUPATEN CIREBON (Studi Pengembangan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah menyatakan bahwa pengembangan Alat Drill Latihan Servis Atas pada olahraga sepak takraw sudah layak dan tervalidasi oleh ahli

menyatakan tidak bersedia mengikuti Seleksi serta Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Hakim Lingkungan Hidup bagi Hakim Lingkungan Peradilan Umum Seluruh Indonesia

Pada penelitian ini dilakukan kajian data anomali medan gravitasi Bouguer dengan analisis power spectrum yang bertujuan untuk memperkirakan ketebalan sedimen Tersier

Hasil akhir penelitian ini adalah model latihan servis sepak takraw berupa desain latihan yang lengkap dengan spesifikasi produknya sekaligus menguji keefektifan

Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil yang telah dievaluasi oleh para ahli, kemudian peneliti melakukan revisi produk awal dan memperoleh 33 model latihan

40 Tahun 2011 tentang Pembinaan, Pendampingan dan Pemulihan Terhadap Anak yang Menjadi Korban atau Pelaku Pornografi menyebutkan bahwa lembaga sosial adalah