• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT YANG BERKUALITAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT YANG BERKUALITAS."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT

YANG BERKUALITAS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

Reka Kharisma Pratama

1001507

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERANAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG

DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT

YANG BERKUALITAS

Oleh

Reka Kharisma Pratama

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Reka Kharisma Pratama 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

REKA KHARISMA PRATAMA

PERANAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN

SUMEDANG DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI

POLITIK MASYARAKAT YANG BERKUALITAS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.

19700814 199402 1 001

Pembimbing II

Dr. Hj. Komala Nurmalina, M.Pd.

13034502500

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed.

(4)

Skripsi ini telah diuji pada

Hari, Tanggal :Selasa, 8 April 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari : 1. Ketua

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekertaris

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630802 198803 1 001

3. Penguji : Penguji I

Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002

Penguji II

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.Ip., M.Si. NIP. 19630820 199402 1 001

Penguji III

(5)

Reka Kharisma Pratama, 2014

REKA KHARISMA PRATAMA (1001507). PERANAN KOMISI PEMILIHAN

UMUM KABUPATEN SUMEDANG DALAM MENINGKATKAN

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT YANG BERKUALITAS

Salah satu indikator suksesnya suatu penyelenggaran pemilihan umum adalah partisipasi politik masyarakat yang diwujudkan dalam hal pemberian hak suara yang dimiliki oleh masyarakat yang telah memiliki hak pilih pada pemilihan umum tersebut. Maka, bisa dikatakan semakin tinggi tingkat partisipasi politik masyarakat dalam suatu pemilihan umum akan berbanding lurus dengan tingkat kesuksesan penyelenggaraan pemilihan umum tersebut. Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki angka tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum yang cukup tinggi, yaitu sebesar 82,97 persen pada Pemilukada 2008 dan sebesar 78 persen pada Pemilukada 2013. Hal inilah yang kemudian mendorong penulis merasa tertarik untuk meneliti hal tersebut. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang peranan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. Selain tujuan umum, penelitian ini memiliki pula tujuan khusus yakni untuk mengetahui dan mengidentifikasi : a). Upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat. b). Faktor yang menghambat masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas. c). Pendekatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. d). Hambatan-hambatan yang dialami oleh Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. e). Solusi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, catatan lapangan, dan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data. Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa KPU Sumedang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas melalui berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan masyarakat sasaran sosialisasi. Penulis berharap agar KPU Sumedang dapat terus mempertahankan dan meningkatkan partisipasi politik masyarakat Kabupaten Sumedang yang berkualitas dari tahun ke tahun, dengan cara terus melakukan inovasi dalam melaksanakan sosialisasi politik pada masyarakat.

(6)

Reka Kharisma Pratama, 2014

ABSTRACT

REKA KHARISMA PRATAMA (1001507). PERANAN KOMISI PEMILIHAN

UMUM KABUPATEN SUMEDANG DALAM MENINGKATKAN

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT YANG BERKUALITAS

One indicator of the success of organizing elections is a public political participation are realized in terms of granting voting rights held by the people who already have the right to vote in the general election . So , you could say the higher the level of political participation of society in a general election will be directly KomisiPemilihanUmum( KPU ) in improving the quality of citizens' political participation . In addition to general purpose , this study has also a special purpose which is to know and identify : a) . Efforts are made to the KomisiPemilihanUmumKab.Sumedang improve people's political participation .b ) . Factors that hinder people to become intelligent voters .c ) . The approach taken by the KomisiPemilihanUmumKab.Sumedang to improve the quality of citizens' political participation .d ) . Barriers experienced by the KomisiPemilihanUmumKab.Sumedang in increasing political participation of qualified people .e ) . The solution is carried out in the KomisiPemilihanUmumKab.Sumedang overcome obstacles in improving the quality of citizens' political participation . The experiment was conducted using a qualitative approach using interview techniques , observation , documentation studies , field notes , and the study of literature as data collection techniques . From the research that has been carried out it was found that the KomisiPemilihanUmumSumedang make efforts to increase the political participation of qualified people through a variety of approaches that are tailored to the target community socialization . The author hopes that the KomisiPemilihanUmumSumedang can continue to maintain and improve the people's political participation Sumedang quality from year to year , by continuing to innovate in implementing political socialization in society .

(7)

Reka Kharisma Pratama, 2014

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI . ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian. ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16

A. Partisipasi Politik ... 16

B. Sosialisasi Politik ... 25

C. Pemilih ... 36

D. Sosialisasi Politik yang Dilakukan Oleh KPU ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39

A. Metode Penelitian ... 39

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40

C. Teknik Pengumpulan Data ... 41

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51

1. Profil Kabupaten Sumedang ... 51

2. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 52

3. Topografi Wilayah Kabupaten Sumedang ... 53

4. Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang .. 53

5. Visi dan Misi Komisi Pemilihan Umum ... 56

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57

1. Deskripsi Observasi ... 57

2. Deskripsi Wawancara ... 58

3. Deskripsi Dokumentasi ... 61

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

1. Upaya KPU Kabupaten Sumedang untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat………..…61

2. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat Kabupaten Sumedang ………74

3. Pendekatan yang Dilakukan Oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang Untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat yang Berkualitas ……….79

4. Hambatan yang Dialami oleh Komisi Pemilihan Umum Kab. Sumedang dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Yang Berkualitas ……….88

5. Solusi yang Dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab. Sumedang dalam Mengatasi Hambatan yang Ditemui ………92

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………..95

A. Simpulan………...95

B. Rekomendasi……….96

(9)
(10)

Reka Kharisma Pratama, 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai demokrasi di Indonesia, maka pasti akan berkaitan

dengan pemilihan umum. Salah satu indikator suksesnya suatu penyelenggaran

pemilihan umum adalah partisipasi politik masyarakat yang diwujudkan dalam hal

pemberian hak suara yang dimiliki oleh masyarakat yang telah memiliki hak pilih

pada pemilihan umum tersebut. Maka, bisa dikatakan semakin tinggi tingkat

partisipasi politik masyarakat dalam suatu pemilihan umum akan berbanding lurus

dengan tingkat kesuksesan penyelenggaraan pemilihan umum tersebut.

Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki angka

tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum yang cukup tinggi,

yaitu sebesar 82,97 persen pada Pemilukada 2008 dan sebesar 78 persen pada

Pemilukada 2013. Dengan perolehan tersebut menjadikan kabupaten Sumedang

menduduki urutan kedua di Jawa Barat sebagai wilayah yang tingkat partisipasi

politik masyarakatnya yang cukup tinggi dalam penyelenggaraan Pemilu.

Hal inilah yang kemudian mendorong penulis merasa tertarik untuk meneliti

hal tersebut. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena disaat wilayah lain

mendapat kesulitan untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat, kabupaten

Sumedang masih bisa mempertahankan tingkat partisipasi politik masyarakat ini.

Untuk meneliti hal tersebut maka penulis merasa perlu untuk mengadakan suatu

kajian mengenai upaya upaya yang dilakukan oleh KPU Sumedang dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

Dalam tataran konsep demokrasi merupakan suatu paham yang menghendaki

kekuasaan berada di tangan rakyat. Abraham Lincoln (dalam Cecep darmawan, 2008,

(11)

Reka Kharisma Pratama, 2014

rakyat, dan untuk rakyat‟. Berdasarkan pada pengertian tersebut maka masyarakat memegang kedaulatan penuh dalam suatu tata kelola pemerintahan, baik itu mengenai

pembagian kekuasaan serta kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Maka

dalam hal ini, keikutsertaan atau partisipasi masyarakat dalam suatu negara

demokrasi mutlak diperlukan.

Pemilihan umum adalah hal yang tak terpisahkan dari suatu negara demokrasi.

Dimana masyarakat secara bebas dapat memilih pemimpinnya melalui sumbangan

suara yang diberikan pada seorang calon. Di Indonesia pada khususnya hal ini sesuai

dengan bunyi pasal 1 (1) UU no.22 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilihan

umum yang berbunyi: “1.Pemilihan umum, selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana

pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas,

rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”

Pemilu juga seringkali dijadikan dasar indikator tingkat partisipasi politik

masyarakat pada suatu negara, mengingat menurut pandangan Gabriel A. Almond

(dalam Damsar, 2012, hlm. 186) menyatakan bahwa „memberikan suara merupakan

salah satu bentuk konvensional partisipasi politik dalam tataran demokrasi modern‟.

Cecep darmawan (2008, hlm. 151) menyebutkan bahwa “Partisipasi warga

masyarakat dalam proses kebijakan merupakan cara efektif untuk mencapai pola

hubungan setara anata pemerintah dan rakyat. Di negara-negara demokrasi,

partisipasi warga dalam proses kebijakan merupakan hal yang lazim”. Maka

berdasarkan pada pernyataan tersebut, dapat dikatakan partisipasi politik dalam

negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaan

negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan

keterlibatan mereka dalam pemilihan umum. Semakin tinggi tingkat partisipasi

politik menunjukan bahwa masyarakat mengikuti dan memahami serta melibatkan

(12)

Reka Kharisma Pratama, 2014

partisipasi politik masyarakat yang rendah pada umumnya hal ini menunjukan bahwa

rakyat kurang berminat terhadap masalah-masalah kenegaraan.

Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi tentunya

mengadopsi hal tersebut. Sebagai negara demokrasi Indonesia terhitung telah

melakukan sepuluh kali pemilihan umum (pemilu) secara berkala atau regular, yaitu

pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1998, 2004, dan 2009 untuk

pemilihan calon legislatif dan pemilihan calon presiden serta wakil presiden (pilpres).

Pada pemilu tahun 1999, Indonesia mendapat pujian dari dunia internasional dan

dianggap telah berhasil melakukan lompatan demokrasi, hal ini dikarenakan tingkat

partisipasi politik masyarakat pada pemilihan umum tahun 1999 mencapai angka

standar demokrasi global yaitu dengan tingkat partisipasi politik sebesar 92,7 persen.

Di provinsi Jawa Barat, tingkat partisipasi masyarakat Jawa Barat dalam

Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) di sejumlah daerah di provinsi masih rendah

hanya 61,75 persen. Hal ini menunjukan bahwa tingkat partisi politik masyarakat

Jawa Barat dalam Pemilukada masih sangat minim dan dibutuhkan kerja keras

berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini misalnya Komisi Pemilihan

Umum ataupun partai politik untuk memberikan pendidikan politik pada masyarakat

untuk meningkatkan partisipasi poilitik masyarakat Jawa Barat dalam Pemilu. Di

kabupaten sumedang sendiri menurut penuturan ibu Nina selaku ketua divisi

sosialisasi dan partisipasi masyarakat KPU Kabupaten Sumedang, menyebutkan

bahwa “tingkat partisipasi masyarakat sumedang dalam Pemilukada pada tahun 2008

berkisar pada angka 82,97 persen”. Hal ini tidak lepas dari peranan Komisi Pemilihan

Umum Kab.Sumedang dalam melakukan sosialisasi mengenai Pemilu yang bertujuan

untuk meningkatkan tingkat partisipasi politik masyarakat Kab.Sumedang.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan suatu lembaga independen yang

diberi wewenang untuk mengurusi pemilihan umum di Indonesia baik itu pemilihan

legislative, presiden, serta kepala daerah merupakan wewenang dari lembaga ini.

(13)

Reka Kharisma Pratama, 2014

oleh kinerja dari komisi pemilihan umum itu sendiri. Maka dari itu, komisi pemilihan

umum juga berkewajiban untuk melakukan sosialisasi pemilihan umum pada

masyarakat. Hal ini sejalan dengan amanat undang-undang no. 22 tahun 2007 pasal 8

(1) mengenai tugas, wewenang, dan kewajiban Komisi Pemilihan Umum.

Sosialisasi pemilihan umum yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum

pada masyarakat luas ini bisa dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk

meningkatkan pemahaman masyarakat. Sosialisasi ini juga bisa berdampak pada

tingkat partisipasi politik masyarakat. Oleh karena itu, keberhasilan dari sosialisasi ini

akan memiliki pengaruh terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu.

Namun, realita di masyarakat pada umumnya, banyak hal yang mempengaruhi

rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat. Menurut Ibu Nina selaku ketua

divisi sosialisasi dan partisipasi masyarakat memaparkan bahwa “keragaman tingkat

pendidikan serta latar belakang pekerjaan masyarakat turut mempengaruhi tingkat

partisipasi politik masyarakat dalam pemilu. Tingginya intensitas kesibukan

pekerjaan yang dialami oleh masyarakat, seringkali menurunkan minat untuk datang

ke tempat pemungutan suara dan memberikan hak suaranya”. Beliau menambahkan bahwa “skeptisme masyarakat terhadap pemilihan umum juga bisa dipengaruhi

karena minimnya akses informasi serta kurang optimalnya sosialisasi yang dilakukan

oleh komisi pemilihan umum”.

Selain daripada itu, dalam penyelenggaraan Pemilu di Indonesia diakui masih

sangat sulit untuk mencapai partisipasi politik yang berkualitas yang tercemin dari

pemilih yang cerdas. Masyarakat yang memiliki hak pilih masih sulit untuk memilih

yang dilandasi dengan nalar yang benar, hal ini juga dipengaruhi oleh masih

maraknya fenomena politik uang (money politics), intervensi kekuasaan, serta

premanisme dan terorisme.

Fenomena politik uang yang seringkali dilakukan oleh para oknum kandidat

peserta pemilu ini tentu saja mencederai jalannya demokrasi yang menjadi landasan

(14)

Reka Kharisma Pratama, 2014

digunakan untuk memaksakan masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada salah satu

kandidat tertentu. Jauh daripada itu kampanye-kampanye yang bersifat keras serta

agresif pun tak jarang terjadi di masyarakat, perilaku premanisme yang menyebarkan

terror serta membuat isu yang menjatuhkan kandidat lain juga bisa membutakan nalar

masyarakat dalam memberikan hak pilihnya.

Perilaku-perilaku kampanye hitam (black campaign) yang tidak sesuai dengan

aturan yang berlaku tentunya diperlukan peranan yang serius dari pihak yang

berwenang dalam hal ini. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai komisi yang

ditugasi untuk menyelenggarakan pemilu, tentunya dalam hal ini Komisi Pemilihan

Umum bertanggungjawab untuk melindungi hak pilih masyarakat dengan cara

melakukan langkah preventif melalui pendidikan politik yang dilakukan melalui

sosialisasi pemilu.

Sosialisasi pemilu dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk

mewujudakan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. Masyarakat yang

menggunakan hak pilihnya sesuai dengan nalar serta hati nuraninya tanpa mendapat

intervensi dari pihak manapun.

Usaha untuk mewujudkan partisipasi politik yang berkualitas ini sejalan

dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mampu mewujudkan warga

negara yang baik dan cerdas. Begitu pula dalam hal menggunakan hak pilih, seorang

warga negara yang baik sudah seharusnya bisa menggunakan hak pilihnya dengan

bijak dan berdasarkan nalar serta hati nuraninya.

Bedasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik

untuk mengkaji permasalahan ini melalui penelitian yang berjudul “Peranan Komisi

Pemilihan Umum Kab.Sumedang Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik

(15)

Reka Kharisma Pratama, 2014

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di muka, maka masalah

pokok yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu :

“Bagaimana peranan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas ?”

Mengingat begitu luas dan kompleksnya rumusan masalah tersebut, maka

secara khusus dirumuskan menjadi sub-sub masalah penelitian, sebagai berikut :

1. Upaya apa yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk

meningkatkan partisipasi politik masyarakat ?

2. Faktor apa yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat Kab.

Sumedang ?

3. Pendekatan seperti apa yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum

Kab.Sumedang untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang

berkualitas ?

4. Hambatan-hambatan apa yang dialami oleh Komisi Pemilihan Umum

Kab.Sumedang dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang

berkualitas ?

5. Solusi apa yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam

mengatasi hambatan tersebut ?

C. Tujuan Penelitian

(16)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji

tentang peranan Komisi Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik

masyarakat yang berkualitas.

2. Tujuan Khusus

Selain tujuan umum, penelitian ini memiliki pula tujuan khusus yakni untuk

mengetahui dan mengidentifikasi :

a. Upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk

meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

b. Faktor yang menghambat masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas.

c. Pendekatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk

meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

d. Hambatan-hambatan yang dialami oleh Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang

dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

e. Solusi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam mengatasi

hambatan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru

dalam tataran teoritis bagi pengembangan keilmuan. Selain itu setelah melakukan

penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), khususnya mengenai peranan Komisi Pemilihan

Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

2. Manfaat dari Segi Kebijakan

Melalui penelitian yang mengkaji mengenai peranan Komisi Pemilihan

Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas ini

(17)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Pemilihan Umum agar bisa memperoleh informasi menyeluruh mengenai pola

sosialisasi yang tepat bagi setiap kalangan pemilih dalam Pemilu.

3. Manfaat Praktis

Besar harapan penulis, agar penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan

suatu solusi bagi Komisi Pemilihan Umum daerah lain yang memiliki kesulitan

dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di daerahya, sehingga dapat

berimplikasi pula pada kenaikan tingkat partisipasi politik masyarakat Indonesia pada

umumnya.

4. Manfaat dari Segi Isu serta Aksi Sosial

Melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alat untuk mengatasi

masalah partisipasi politik masyarakat yang berkualitas dalam Pemilu khususnya di

Kabupaten Sumedang dan Indonesia pada umumnya.

E. Penjelasan Istilah

1. Peranan

Kata peranan dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki definisi

“tindakan seseorang di suatu peristiwa”. Menurut Gross, Masson, dan McEachren dalam Artikel Armin Unaaha

(http://id.shvoong.com/humanities/theory-critism/2165744-definisi-peran-atau-peranan) mendefinisikan peranan sebagai

“seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati

kedudukan sosial tertentu”.

2. Komisi Pemilihan Umum

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 pasal 1

meneyebutkan bahwa “Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga penyelenggaraan Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang

bertugas melaksanakan Pemilu.”

Untuk di wilayah kabupaten berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

(18)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Kabupaten/Kota, adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu

di kabupaten/kota.”

3. Meningkatkan

Kata meningkatkan dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti

“mempertinggi, menaikan (derajat), memperhebat”.

4. Partisipasi Politik

Secara etimologis, konsep partisipasi dapat ditelusuri dari akar katanya dari

bahasa inggris, yaitu kata part yang berarti bagian. Jika kata part itu dikembangkan

menjadi to participate maka bermakna turut ambil bagian.

Menurut Damsar (2012, hlm. 179) menyebutkan bahwa:

partisipasi politik dapat dijelaskan sebagai turut ambil bagian, ikut serta atau berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kekuasaan, kewenangan, kehidupan publik, pemerintahan, Negara, konflik, kebijakan, pengambilan keputusan, dan pembagian atau alokasi.

Pengertian mengenai penggabungan dua makna diatas telah memberi

gambaran serta pemahaman mengebai cakupan konsep partisipasi politik. Selanjutnya

Keith Fauls (dalam Damsar, 2012, hlm. 179) memberikan batasan partisipasi poltik

sebagai „keterlibatan secara aktif dari individu atau kelompok ke dalam proses pemerintahan.‟ Sedangkan Herbert McClosky (dalam Damsar, 2012, hlm. 180) memberikan batasan partisipasi politik sebagai „kegiatan-kegiatan sukarela dari

warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan

penguasa dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan

kebijakan umum.‟

Pembatasan dari McClosky ini menunjukan bahwa, Pemilu merupakan sarana

bagi warga Negara untuk melaksanakan partisapasi politik untuk ikut dalam proses

pemilihan penguasa dan proses pembentukan kebijakan umum.

Huntington dan Nelson (dalam Damsar, 2012, hlm. 180) membuat batasan

(19)

pribadi-Reka Kharisma Pratama, 2014

pribadi, yang dimaksud untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah.‟

sedangkan Rush dan Althoff (dalam Damsar, 2012, hlm. 180) memberi batasan

partisipasi politik sebagai „keterlibatan dalam aktivitas politik pada suatu sistem

politik.‟

Dari semua definisi yang telah dipaparkan diatas terlihat pengertian dari Rush

dan Althoff memiliki makna yang lebih luas serta terkesan mencakup berbagai

kegiatan politik. Menurut Surbakti (dalam Cecep Darmawan, 2008, hlm. 150)

menerangkan kegiatan politik yang disebut partisipasi politik adalah „perilaku politik

masyarakat (individu/kelompok) yang berhak mempengaruhi lembaga dan pejabat

pemerintah dalam membuat, melaksanakan, dan menegakan keputusan politik yang

menyangkut kehidupan masyarakat dalam perspektif politik.‟ Secara umum Budiarjo

(2009, hlm. 367) menjelaskan bahwa “partisipasi politik adalah kegiatan seseoran

atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, anatara

lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan secara langsung atau tidak langsung,

memengaruhi kebijakan pemerintah.”

Maka berdasarkan semua pernyataan dan pengertian diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa, memberi sumbangan suara dan berpartisipasi dalam pemilihan

umum merupakan salah satu cara melaksanakan partisipasi politik.

5. Masyarakat

Mengenai konsep masyarakat ini begitu banyak para pakar yang memberikan

definisinya mengenai hal ini. Menurut Krech, Crutchfield, dan Ballachey (dalam

Ridwan Effendi dan Elly Malihah, 2007, hlm. 44) memberikan definisi masyarakat

sebagai „kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi, memiliki kegiatan yang

terarah pada sejumlah tujuan yang sama serta memiliki kecenderungan untuk

memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama.‟ Selanjutnya, Fair et at

(dalam Ridwan Effendi dan Elly Malihah, 2007, hlm. 45) memberikan masyarakat

sebagai „sekelompok manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar,

(20)

Reka Kharisma Pratama, 2014

berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan.‟ sedangkan menurut Horton

dan Hunt (dalam Ridwan Effendi dan Elly Malihah, 2007, hlm. 45) memberikan

definisi masyarakat sebagai „sekelompok manusia yang sedikit banyak memiliki

kebebasan dan bersifat kekal yang menempati suatu kawasan serta memiliki

kebudayaan dan memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan‟.

Berdasarkan pandangan dan pernyataan yang telah dipaparkan para ahli di

atas maka dapat disimpulkan, masyarakat merupakan sekumpulan individu yang

menempati wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lama yang memiliki sistem dan

struktur sosial tersendiri.

6. Partisipasi Politik yang Berkualitas

Berdasarkan pandangan Gabriel A. Almond (dalam Damsar, 2012, hlm. 186)

menyatakan bahwa „memberikan suara merupakan salah satu bentuk konvensional

partisipasi politik dalam tataran demokrasi modern‟.

Begitu pula dengan pandangan Herbert McClosky (dalam Damsar, 2012, hlm.

180) yang memberikan batasan partisipasi politik sebagai „kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses

pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses

pembentukan kebijakan umum.‟

Pembatasan dari McClosky ini menunjukan bahwa, Pemilu merupakan sarana

bagi warga Negara untuk melaksanakan partisapasi politik untuk ikut dalam proses

pemilihan penguasa dan proses pembentukan kebijakan umum.

Maka dalam hal ini, partisipasi politik masyarakat yang berkualitas dalam

konteks pemilu bisa diwujudkan melalui menjadi pemilih yang cerdas.

Menurut M.Surya

(http://www.mediacenterkpujabar.com/2012/12/m-surya-masih-sulit-mencapai-pemilih.html) ada delapan indikator yang menunjukan cirri

(21)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Memilih dengan cerdas merupakan memilih dengan tindakan yang berlandaskan 8 ciri, yaitu tindakan memilih dilakukan dengan satu tujuan tertentu secara disadari, dilakukan berdasarkan sudut pandang tertentu, berbasis suatu asumsi tertentu secara disadari, mengarah pada satu langkah pelaksanaan dengan kesiapan, menghadapai konsekuensi tertentu, dilaksanakan dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman, dilakukan dengan menggunakan perkiraan dan pertimbanganyang berbasis nilai-nilai tertentu, menggunakan daya nalar yang baik, sehat dan obyektif, dan semua tindakan dilakukan dalam upaya memperoleh jawaban dari suatu pernyataan tertentu.

A. Metode Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif meneliti

kondisi objektif tertentu, penulis sebagai instrument penelitian.

Penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang

penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti focus

permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Sehubungan dengan

penelitian mengenai peranan Komisi Pemilihan Umum dalam upaya meningkatkan

partisipasi politik masyarakat yang berkualitas memang dibutuhkan untuk terjun

langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian.

b. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009, hlm. 15) mengatakan bahwa :

Penelititian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan Snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik,

(22)

Reka Kharisma Pratama, 2014

induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang

dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

Penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang

penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti focus

permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Hal ini didasarkan pada

alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu peranan komisi

pemilihan umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang

berkualitas, membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya actual dan

konseptual.

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan

data, diantaranya sebagai berikut :

a. Observasi

Danial dan Wasriah (2009, hlm. 77) menyatakan bahwa:

Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.

Observasi dalam penelitian ini bertujuan agar penulis memperoleh gambaran

yang mendalam mengenai peranan seperti apa yang dilakukan oleh Komisi

Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik

masyarakat yang berkualitas yang sulit diperoleh dengan teknik lain.

Melalui observasi ini diharapkan penulis akan mendapatkan fakta-fakta akurat

mengenai upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk

meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

b. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 72) menyebutkan bahwa „Wawancara

(23)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu‟.

Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini tertuju kepada ketua Komisi

Pemilihan Umum Kab.Sumedang dan Ketua bidang sosialisasi dan partisipaso

masyarakat Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang.

Wawancara ini berfungsi untuk mengetahui hal-hal yang mendalam mengenai

peranan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam meningkatkan partisipasi

politik masyarakat yang berkualitas.

c. Dokumentasi

Arikunto (1998, hlm. 236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi

merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa

catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda,

dan sebagainya”.

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan

wawancara. Data yang diperoleh dari dokumentasi seperti data jumlah pemilih, data

jumlah suara, serta foto-foto yang merupakan upaya yang dilakukan oleh Komisi

Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang tentunya

dapat menjadi bahan rujukan bagi penulis.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara mendalam dari hasil

wawancara dan observasi. Catatan lapangan untuk penelitian ini diperoleh ketika

penulis melakukan wawancara dan observasi pada narasumber.

e. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan

berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan

(24)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai literatur baik berupa buku

maupun artikel-artikel dari media massa yang berkaitan dengan upaya Komisi

Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analis data merupakan suatu langkah pentimg dalam

penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh

penulis. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari narasumber di lapangan untuk

selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan. Menurut Nasution (2003, hlm. 129)

berpandangan bahwa:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa dalam

pengolahan data dan menganalisi data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan

merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang

dianggap penting oleh penulis. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah

pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi

memberikan gambaran lebih rinci.

b. Display Data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara

terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul

secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk

mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk

(25)

Reka Kharisma Pratama, 2014

c. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk

memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data

dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam

bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi,

selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.

Melalui tahap-tahap tersebut di atas penulis memperoleh data secara lengkap

mengenai peranan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam meningkatkan

partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

D. Lokasi dan Subyek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini terletak di Kab.Sumedang, Jawa barat. Lokasi ini dipilih

atas dasar tingkat partisipasi politik masyarakat sumedang yang tinggi pada

Pemilukada 2008 yaitu mencapai 82,97 persen, hal ini yang mendorong penulis

merasa tertarik untuk meneliti bagaimana peranan Komisi Pemilihan Umum

Kab.Sumedang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang

berkualitas.

b. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian pada penelitian ini adalah ketua Komisi

Pemilihan Umum Kab.Sumedang, Ketua divisi sosialisasi dan partisipasi masyarakat

Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang.

F. Sistematika Penulisan

1. Judul

(26)

Reka Kharisma Pratama, 2014

3. Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah dan bebas plagiarisme

4. Kata Pengantar

5. Ucapan Terima Kasih

6. Abstrak

7. Daftar Isi

8. Daftar Tabel

9. Daftar Gambar

10. Daftar Lampiran

11. Bab I. Pendahuluan

12. Bab II. Kajian Pustaka

13. Bab III. Metode Penelitian

14. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

15. Bab V. Kesimpulan dan Rekomendasi

16. Daftar Pustaka

(27)

Reka Kharisma Pratama, 2014

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas, penulis

menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009 hlm. 15) mengatakan bahwa

:

Penelititian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan Snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik,

memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara

induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang

dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.

Penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang

penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti fokus

permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Hal ini didasarkan pada

alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu peranan komisi

pemilihan umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang

berkualitas, membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan

konseptual. Data-data yang dimaksudkan adalah tingkat partisipasi politik

masyarakat kabupaten Sumedang, upaya meningkatkan partisipasi politik

masyarakat melalui sosialisasi pemilu dan hambatan yang ditemui oleh Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam melaksanakan sosialisasi pemilu.

Disamping itu, pendekatan kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi

sehingga memungkinkan penulis senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi

yang berubah-ubah yang dihadapi selama penelitian ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriftif

(28)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Nazir (1988:63), yaitu:

Metode deskriftif adalah satu metoda dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriftif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Metode ini dirasa penulis sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian

ini. Hal ini karena penelitian ini berusaha mencari gambaran satu kelompok

manusia untuk mencapai tujuan kelompok tersebut sehingga fenomena kelompok

tersebut dapat terungkap secara jelas dan akurat. Dalam hal ini kelompok yang

dimaksud ialah Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam upaya

untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

Pengertian metode deskriftif lebih ditegaskan lagi oleh Winarno Surakhmad

(1990:140) “Pertama, memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada saat

sekarang atau bersifat sakaral (up to date).Kedua, data yang dikumpulkan

mula-mula disusun, dijelaskan yang kemudian dianalisis (karena ini metode ini sering

pula disebut metode analitik).”

Penulis melakukan penelitian dengan studi deskriftif karena sesuai dengan

sifat masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji

hipotesis, tetapi berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang

bagaimana peranan komisi pemilihan umum kabupaten sumedang dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

Penelitian ini merupakan studi deskriftif analitis maka dalam memperoleh

data yang sebanyak-banyaknya dilakukan melalui berbagai teknik yang disusun

secara sistematis untuk mencari pengumpulan data hasil penelitian yang

sempurna.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini terletak di Kabupaten

Sumedang, Jawa barat. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah atas dasar tingkat

partisipasi politik masyarakat sumedang yang tinggi pada Pemilukada 2008 yaitu

(29)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Kabupaten Sumedang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat

yang berkualitas.

Selain, itu penulis juga merupakan warga asli kabupaten Sumedang. Hal ini

tentunya akan memudahkan penulis untuk berkomunikasi dan berhubungan

dengan berbagai narasumber yang juga tinggal di kabupaten Sumedang.

Yang menjadi subjek penelitian utama pada penelitian ini adalah Ketua

divisi sosialisasi dan SDM Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang, yang

dijabat oleh ibu Elsya. Yang kemudian ditunjang dengan Ketua Komisi Pemilihan

Umum kabupaten Sumedang yang dijabat oleh bapak Asep Kurnia, serta Kasubag

Hukum Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang yang dijabat oleh bapak

Wahyu Waryadi. Penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purpose

sampling) yaitu teknik pengambilan sampel sebagai sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut dianggap

paling mengetahui tentang apa yang kita harapkan sehingga besarnya sampel

ditentukan oleh adanya pertimbangan informasi.

Adapun subjek penelitian ini adalah petugas komisi pemilihan umum

kabupaten Sumedang sebanyak tiga orang yang diklasifikasikan menurut tugas

dan perannya. Mereka dipilih karena dinilai memenuhi criteria yaitu mereka

menguasai dan memahami serta menghayati kegiatan yang tengah diteliti, mereka

tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan yang tengah

diteliti yakni mengenai tingkat partisipasi politik masyarakat dan sosialisasi

pemilu yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum. Selain itu, mereka

mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan

data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai

keterangan diperoleh hasil yang sama, maka sudah dianggap cukup untuk proses

pengambilan data yang diperlukan sehingga tidak perlu lagi meminta keterangan

dari responden berikut. Penentuan sampel dianggap telah memadai apalabila telah

sampai pada titik jenuh.

(30)

Reka Kharisma Pratama, 2014

data, diantaranya sebagai berikut :

1. Observasi

Danial dan Wasriah (2009, hlm. 77) menyatakan bahwa:

“Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu”.

Observasi dalam penelitian ini bertujuan agar penulis memperoleh

gambaran yang mendalam mengenai peranan seperti apa yang dilakukan oleh

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam upaya meningkatkan

partisipasi politik masyarakat yang berkualitas, khususnya dalam hal

melaksanakan sosialisasi pemilu pada masyarakat. Format dan pedoman

observasi penulis lampirkan.

Melalui observasi ini diharapkan penulis akan mendapatkan fakta-fakta

akurat mengenai upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang

untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas, khususnya

dalam melaksanakan sosialisasi pemilu.

2. Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 72) menyebutkan bahwa „Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu

topik tertentu‟. Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini tertuju

kepada Ketua divisi sosialisasi dan SDM Komisi Pemilihan Umum kabupaten

Sumedang yang dijabat oleh Ibu Elsya sebagai subjek utama dalam penelitian ini.

Kemudian ditunjang dengan melakukan wawancara pada Ketua Komisi

Pemilihan Umum kabupaten Sumedang yang dijabat oleh Bapak Asep Kurnia,

serta Kasubag Hukum Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang yakni

Bapak Wahyu Waryadi.

Dalam wawancara ini, penulis menanyakan beberapa hal yaitu mengenai

tingkat partisipasi politik masyarakat kabupaten Sumedang dalam pemilu, upaya

(31)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Pemilihan Umum kabupaten Sumedang ketika melaksanakan sosialisasi pemilu

pada masyarakat. Format wawancara penulis lampirkan.

Wawancara ini berfungsi untuk mengetahui hal-hal yang mendalam

mengenai peranan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam

meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.

Jadi melalui wawancara yang dilakukan maka peneliti akan mengetahui

hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam meninterpretasikan situasi

dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

3. Dokumentasi

Arikunto (1998, hlm. 236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi

merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa

catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya”.

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan

wawancara. Data yang diperoleh dari dokumentasi seperti data jumlah pemilih,

data jumlah suara, serta foto-foto yang merupakan upaya yang dilakukan oleh

Komisi Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat

yang tentunya dapat menjadi bahan rujukan bagi penulis.

Dokumentasi yang menjadi rujukan penulis adalah foto-foto kegiatan

sosialisasi pemilu yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum kabupaten

Sumedang. Baik itu sosialisasi yang dilakukan secara roadshow maupun bentuk

sosialisasi lainnya.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara mendalam dari

hasil wawancara dan observasi. Catatan lapangan untuk penelitian ini diperoleh

ketika penulis melakukan wawancara dan observasi pada narasumber. Dalam

catatan lapangan ini, penulis mencatat hasil dari wawancara yang berisi tentang

tingkat partisipasi politik masyarakat Sumedang, upaya pendekatan dalam

memingkatkan partisipasi politik masyarakat yang dilakukan oleh Komisi

(32)

Reka Kharisma Pratama, 2014

pemilu pada masyarakat.

5. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan

berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan

pembahasan hasil penelitian.Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis

yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian.

Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai literatur baik berupa buku

maupun artikel-artikel dari media massa yang berkaitan dengan upaya Komisi

Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat.Hal ini

dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya dapat mendukung

kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan dapat menunjang hasil dari

penelitian tersebut.

Literatur yang secara khusus diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum

kabupaten Sumedang yang menjadi rujukan bagi penulis berjudul SUMEDANG

MEMILIH dan WARNA WARNI PEMILUKADA KABUPATEN

SUMEDANG. Dari kedua literatur inilah penulis memperoleh gambaran rinci dan

mendalam mengenai upaya dan pendekatan yang dilakukan oleh Komisi

Pemilihan Umum kabupaten Sumedang dalam memberikan sosialisasi pemilu

untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti merupakan instrumen utama (key

instrument) dalam mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan

dibimbing oleh pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dengan demikian

dalam penelitian ini, peneliti sendiri akan terjun langsung ke lapangan untuk

mengadakan observasi dan wawancara secara mendalam.

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah

(33)

Reka Kharisma Pratama, 2014

observasi atau sebaliknya.

Dalam observasi ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa sedang melakukan

penelitian.Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang

aktivitas peneliti.Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau

tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari

merupakan data yang masih dirahasiakan. Observasi ini dimaksudkan untuk

mengamati orang-orang dan juga kegiatan yang dilakukan dalam situasi social

yang sedang berlangsung yaitu diantaranya melakukan observasi mengenai tempat

dimana interaksi dalam situasi social sedang berlangsung yaitu di kantor komisi

pemilihan umum kabupaten Sumedang dan tempat dimana berlangsungnya

sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh pihak komisi pemilihan umum kabupaten

sumedang serta upaya-upaya lainnya yang dilakukan oleh komisi pemilihan

umum kabupaten dalam meningkatkan partisipasi politik yang berkualitas.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan instrumen penelitian

pedoman wawancara yaitu berupa pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan

pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan sumber data mengenai peranan

komisi pemilihan umum kabupaten sumedang dalam meningkatkan partisipasi

politik masyarakat yang berkualitas.

Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki

bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka

peneliti menggunakan bantuan alat-alat yang menunjang hal tersebut yaitu antara

lain buku catatan untuk mencatat percakapan dengan narasumber, tape recorder

untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Dengan adanya rekaman ini,

maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian, karena peneliti betul-betul

melakukan pengumpulan data.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analis data merupakan suatu langkah penting dalam

(34)

Reka Kharisma Pratama, 2014

wawancara, observasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya

dideskripsikan dalam bentuk laporan.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses

penelitian serta pada akhir penelitian. Senada dengan hal tersebut menurut

Nasution (2003, hlm. 129) berpandangan bahwa:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa dalam

pengolahan data dan menganalisi data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi

dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang

dianggap penting oleh penulis. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah

pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi

memberikan gambaran lebih rinci. Dalam hal ini penulis melakukan pemilihan

data data yang dianggap penting dan relevan dengan penelitian ini. Dari

wawancara yang telah dilakukan pada ketiga narasumber tidak semua data yang

ada sesuai dengan harapan penulis, maka penulis melakukan pemilihan terhadap

data yang ada, hanya data yang sesuai dengan harapan yang kemudian akan

dibahas oleh penulis pada bab selanjutnya.

b. Display Data

Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara

terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang

terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya

untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Data ini diperoleh dari hasil penulis

melaksanakan reduksi data, sehingga hanya data-data yang sesuai harapan penulis

saja yang kemudian disajikan. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk

(35)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk

memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data

dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi

dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Hal ini penulis baru bisa laksanakan

Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi

melalui beberapa teknik, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2000, hlm.

192-205), yaitu:

1) Wawancara yang dilakukan dengan responden dilakukan dalam kondisi tenang agar informasi yang diperoleh sedalam mungkin. 2) Wawancara yang diupayakan mengarah pada fokus masalah penelitian

sehingga tercapai kedalaman bahasan yang diajukan.

3) Data yang diperoleh melalui wawancara atau studi dokumentasi dicek keabsahannya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen.

4) Data yang telah terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik, ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.

5) Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif focus penelitian.

Demikian prosedur pengolahan data yang dilakukan oleh penulis dalam

melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang

dilakukan penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan

penelitian. Serta melalui tahap-tahap tersebut di atas diharapkan penulis

memperoleh data secara lengkap mengenai peranan Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Sumedang dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang

berkualitas.

Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak

memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh

tingkat keprcayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas

(validitas internal). Menurut Sugiyono (2009:368-375) cara yang dapat dilakukan

untuk mengusahakan agar kebenaran penelitian hasil penelitian dapat dipercaya

antara lain :

(36)

Reka Kharisma Pratama, 2014

penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh,

apakah data yang diperoleh itu setelah dicek ke lapangan benar atau tidak,

berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar

berarti kredibel, maka waktu perpanjangan dapat diakhiri.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih

cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan

urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistemis. Untuk memastikan

dan meyakinkan pengamatan penulis dalam observasi, penulis menghubungi

beberapa media yang bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten

Sumedang, untuk memastikan kebenaran mengenai kegiatan sosialisasi yang

dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang yang

dilaksanakan melalui berbagai pendekatan.

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi

dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan subjek

penelitian. Hal ini penulis lakukan dengan cara mencocokan data yang diperoleh

dari Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang, khususnya mengenai

sosialisasi pemilu yang dilakukan, dengan bertanya pada beberapa kalangan

masyarakat yang menjadi kelompok sasaran sosialisasi diantaranya penulis

menanyai pelajar, kaum pinggiran, masyarakat penyandang disabilitas, serta

masyarakat pada umumnya. Selain itu, untuk memperoleh kepastian data yang

diterima dari Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang, penulis

mencocokan data yang ada dengan berita yang dimuat di berbagai media cetak

lokal yang berkaitan dengan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang,

khususnya mengenai kegiatan sosialisasi pemilu pada masyarakat.

4. Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang

(37)

Reka Kharisma Pratama, 2014

data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Hal ini penulis lakukan dengan tidak

hanya mewawancarai satu orang saja melainkan tiga orang, dan tidak ditemukan

adanya perbedaan yang mencolok dari jawaban ketiga narasumber yang penulis

wawancarai.

5. Menggunakan Bahan Referensi

Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung

untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, peneliti

menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek

penelitian, foto-foto, dokumen dan sebagainya. Dalam hal ini penulis

melampirkan data-data tersebut untuk membuktikan kebenaran data yang didapat.

a. Tahap-Tahap Penelitian

Penelitian ini melalui tahap-tahap penelitian sebagai berikut:

1) Tahap Pra Penelitian

Dalam tahap pra penelitian peneliti melakukan persiapan yang diperlukan

sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian.Penyusunan rancanagn penelitian,

pertimbangan masalah penelitian, lokasi penelitian dan pengurusan perijinan

merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.

Memilih masalah serta menentukan judul dan lokasi penelitian merupakan

kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul dinilai

telah mencukupi dan disetujui oleh pembimbing mak peneliti melakukan studi

lapangan untuk mendapat gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian,

langkah selanjutnya menyusun proposal penelitian dan pedoman wawancara

untuk pihak komisi pemilihan umum dan pedoman wawancara untuk masyarakat

yang telah memiliki hak pilih. Langkah selanjutnya, proposal penelitian, pedoman

wawancara, dan observasi tersebut dikonsultasikan dengan pembimbing,

kemudian setelah disetujui dijadikan sebagai pedoman penulis dalam mengadakan

penelitian di lapangan.

Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh

(38)

Reka Kharisma Pratama, 2014

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat

rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.

 Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat

rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.

 Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat izin permohonan ijin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang.

 Selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin dari UPI kepada pihak bagian admistrasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang sekaligus

memberitahukan bahwa peneliti akan melakukan penelitian.

2) Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai, maka penulis mulai terjun ke

lapanagan untuk melakukan penelitian.Pelaksanaan penelitian bertujuan untuk

mengumpulkan data dari responden.Selain observasi penulis juga memperoleh

data melalui wawancara dengan responden.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

 Menghubungi Kepala Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang untuk meminta izin dalam melaksanakan penelitian dan meminta informasi.

 Menentukan responden yang akan diwawancarai yaitu ketua Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dan Ketua bidang sosialisasi dan partisipasi

masyarakat Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang. Menghubungi responden yang akan diwawancara.

 Mengadakan wawancara dengan responden sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya.

(39)

Reka Kharisma Pratama, 2014

bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung

sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan

(40)

Reka Kharisma Pratama, 2014

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Budiarjo, Miriam (2009). DASAR-DASAR ILMU POLITIK. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Damsar (2012). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Darmawan, Cecep. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Effendi, Ridwan dan Elly Malihah (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan Teknologi. Bandung: CV.Maulana Media Grafika.

Efriza (2012). Political Explore. Bandung: CV. Alfabeta.

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang (2013). Sumedang Memilih. Sumedang: KPU Kabupaten Sumedang.

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang (2013). Warna Warni Pemilukada Sumedang. Sumedang: KPU Kabupaten Sumedang.

Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Subiakto, henry dan Rachmah Ida (2012). Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta. Sugiyono (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta. Undang-undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2011. Jakarta: Laksana.

2. Literatur Lainnya

NN. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di kamusbahasaindonesia.org. Diakses 22 Januari 2011.

Syarif (2011). Partisipasi Masyarakat Jabar Dalam Pilkada Rendah.[Online]. Tersedia di http://www.antarajawabarat.com/lihat/kategori/04/kesra. Diakses 22 Januari 2013.

Surya (2012). Masih sulit mencapai pemilih cerdas.[online]. Tersedia di

http://www.mediacenterkpujabar.com/2012/12/m-surya-masih-sulit-mencapai-pemilih.html. Diakses 22 januari 2013.

Unaaha, Armin. 2011. Definisi Peran atau Peranan. [Online]. Tersedia di http://id.shvoong.com/humanities/theory-critism/2165744-definisi-peran-atau-peranan. Diakses 22 Januari 2013.

(41)

Reka Kharisma Pratama, 2014

UU No. 22 Tahun 2007 tersedia di

Referensi

Dokumen terkait

Hasil temu bual dengan peserta kajian turut menunjukkan wujudnya keperluan untuk pembangunan satu program intervensi keluarga yang dapat membantu ibu bapa dan

Perlakuan tanpa olah tanah cenderung menunjukkan hasil terbaik juga diduga karena tanah pada lahan penelitian memiliki kondisi tanah yang gembur dengan tekstur

Hubungan Diameter dengan Potensi Karbon Pohon Pada Tanaman Shorea leprosula Miq ( Coherence Diameter with Potential Carbon Tree at Shorea leprosula Miq

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka penulis mengemukakan saran (i) bagi pendidik, diharapkan dapat meningkatkan perkembangan keaksaraan pada

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa lama fermentasi yang berbeda Tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kualitas fisik warna dan pertumbuhan jamur silase batang pisang.. Akan

Saat dalam tampilan navigasi, Anda dapat mengusap ke atas dari bawah layar atau menekan tombol bawah untuk membuka daftar pintasan.. Pintasan memberikan akses cepat untuk

Desain produk molding yang dirancang dengan program CATIA selanjutnya dapat disimulasikan dengan program komputer untuk menjalankan proses molding, salah satunya