PERANAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT
YANG BERKUALITAS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
Reka Kharisma Pratama
1001507
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERANAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SUMEDANG
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT
YANG BERKUALITAS
Oleh
Reka Kharisma Pratama
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Reka Kharisma Pratama 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
April 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
REKA KHARISMA PRATAMA
PERANAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN
SUMEDANG DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI
POLITIK MASYARAKAT YANG BERKUALITAS
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.
19700814 199402 1 001
Pembimbing II
Dr. Hj. Komala Nurmalina, M.Pd.
13034502500
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed.
Skripsi ini telah diuji pada
Hari, Tanggal :Selasa, 8 April 2014
Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung
Panitia ujian terdiri dari : 1. Ketua
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekertaris
Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630802 198803 1 001
3. Penguji : Penguji I
Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 19540404 198101 1 002
Penguji II
Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.Ip., M.Si. NIP. 19630820 199402 1 001
Penguji III
Reka Kharisma Pratama, 2014
REKA KHARISMA PRATAMA (1001507). PERANAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM KABUPATEN SUMEDANG DALAM MENINGKATKAN
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT YANG BERKUALITAS
Salah satu indikator suksesnya suatu penyelenggaran pemilihan umum adalah partisipasi politik masyarakat yang diwujudkan dalam hal pemberian hak suara yang dimiliki oleh masyarakat yang telah memiliki hak pilih pada pemilihan umum tersebut. Maka, bisa dikatakan semakin tinggi tingkat partisipasi politik masyarakat dalam suatu pemilihan umum akan berbanding lurus dengan tingkat kesuksesan penyelenggaraan pemilihan umum tersebut. Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki angka tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum yang cukup tinggi, yaitu sebesar 82,97 persen pada Pemilukada 2008 dan sebesar 78 persen pada Pemilukada 2013. Hal inilah yang kemudian mendorong penulis merasa tertarik untuk meneliti hal tersebut. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji tentang peranan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. Selain tujuan umum, penelitian ini memiliki pula tujuan khusus yakni untuk mengetahui dan mengidentifikasi : a). Upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat. b). Faktor yang menghambat masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas. c). Pendekatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. d). Hambatan-hambatan yang dialami oleh Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. e). Solusi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. Penelitian dilaksanakan menggunakan pendekatan kualitatif dengan memakai teknik wawancara, observasi, studi dokumentasi, catatan lapangan, dan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data. Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa KPU Sumedang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas melalui berbagai pendekatan yang disesuaikan dengan masyarakat sasaran sosialisasi. Penulis berharap agar KPU Sumedang dapat terus mempertahankan dan meningkatkan partisipasi politik masyarakat Kabupaten Sumedang yang berkualitas dari tahun ke tahun, dengan cara terus melakukan inovasi dalam melaksanakan sosialisasi politik pada masyarakat.
Reka Kharisma Pratama, 2014
ABSTRACT
REKA KHARISMA PRATAMA (1001507). PERANAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM KABUPATEN SUMEDANG DALAM MENINGKATKAN
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT YANG BERKUALITAS
One indicator of the success of organizing elections is a public political participation are realized in terms of granting voting rights held by the people who already have the right to vote in the general election . So , you could say the higher the level of political participation of society in a general election will be directly KomisiPemilihanUmum( KPU ) in improving the quality of citizens' political participation . In addition to general purpose , this study has also a special purpose which is to know and identify : a) . Efforts are made to the KomisiPemilihanUmumKab.Sumedang improve people's political participation .b ) . Factors that hinder people to become intelligent voters .c ) . The approach taken by the KomisiPemilihanUmumKab.Sumedang to improve the quality of citizens' political participation .d ) . Barriers experienced by the KomisiPemilihanUmumKab.Sumedang in increasing political participation of qualified people .e ) . The solution is carried out in the KomisiPemilihanUmumKab.Sumedang overcome obstacles in improving the quality of citizens' political participation . The experiment was conducted using a qualitative approach using interview techniques , observation , documentation studies , field notes , and the study of literature as data collection techniques . From the research that has been carried out it was found that the KomisiPemilihanUmumSumedang make efforts to increase the political participation of qualified people through a variety of approaches that are tailored to the target community socialization . The author hopes that the KomisiPemilihanUmumSumedang can continue to maintain and improve the people's political participation Sumedang quality from year to year , by continuing to innovate in implementing political socialization in society .
Reka Kharisma Pratama, 2014
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI . ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 5
D. Tujuan Penelitian. ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 16
A. Partisipasi Politik ... 16
B. Sosialisasi Politik ... 25
C. Pemilih ... 36
D. Sosialisasi Politik yang Dilakukan Oleh KPU ... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 39
A. Metode Penelitian ... 39
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 40
C. Teknik Pengumpulan Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 51
1. Profil Kabupaten Sumedang ... 51
2. Letak Geografis dan Luas Wilayah ... 52
3. Topografi Wilayah Kabupaten Sumedang ... 53
4. Profil Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang .. 53
5. Visi dan Misi Komisi Pemilihan Umum ... 56
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 57
1. Deskripsi Observasi ... 57
2. Deskripsi Wawancara ... 58
3. Deskripsi Dokumentasi ... 61
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
1. Upaya KPU Kabupaten Sumedang untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat………..…61
2. Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik Masyarakat Kabupaten Sumedang ………74
3. Pendekatan yang Dilakukan Oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang Untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat yang Berkualitas ……….79
4. Hambatan yang Dialami oleh Komisi Pemilihan Umum Kab. Sumedang dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Masyarakat Yang Berkualitas ……….88
5. Solusi yang Dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab. Sumedang dalam Mengatasi Hambatan yang Ditemui ………92
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ………..95
A. Simpulan………...95
B. Rekomendasi……….96
Reka Kharisma Pratama, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbicara mengenai demokrasi di Indonesia, maka pasti akan berkaitan
dengan pemilihan umum. Salah satu indikator suksesnya suatu penyelenggaran
pemilihan umum adalah partisipasi politik masyarakat yang diwujudkan dalam hal
pemberian hak suara yang dimiliki oleh masyarakat yang telah memiliki hak pilih
pada pemilihan umum tersebut. Maka, bisa dikatakan semakin tinggi tingkat
partisipasi politik masyarakat dalam suatu pemilihan umum akan berbanding lurus
dengan tingkat kesuksesan penyelenggaraan pemilihan umum tersebut.
Kabupaten Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki angka
tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan umum yang cukup tinggi,
yaitu sebesar 82,97 persen pada Pemilukada 2008 dan sebesar 78 persen pada
Pemilukada 2013. Dengan perolehan tersebut menjadikan kabupaten Sumedang
menduduki urutan kedua di Jawa Barat sebagai wilayah yang tingkat partisipasi
politik masyarakatnya yang cukup tinggi dalam penyelenggaraan Pemilu.
Hal inilah yang kemudian mendorong penulis merasa tertarik untuk meneliti
hal tersebut. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti karena disaat wilayah lain
mendapat kesulitan untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat, kabupaten
Sumedang masih bisa mempertahankan tingkat partisipasi politik masyarakat ini.
Untuk meneliti hal tersebut maka penulis merasa perlu untuk mengadakan suatu
kajian mengenai upaya upaya yang dilakukan oleh KPU Sumedang dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
Dalam tataran konsep demokrasi merupakan suatu paham yang menghendaki
kekuasaan berada di tangan rakyat. Abraham Lincoln (dalam Cecep darmawan, 2008,
Reka Kharisma Pratama, 2014
rakyat, dan untuk rakyat‟. Berdasarkan pada pengertian tersebut maka masyarakat memegang kedaulatan penuh dalam suatu tata kelola pemerintahan, baik itu mengenai
pembagian kekuasaan serta kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Maka
dalam hal ini, keikutsertaan atau partisipasi masyarakat dalam suatu negara
demokrasi mutlak diperlukan.
Pemilihan umum adalah hal yang tak terpisahkan dari suatu negara demokrasi.
Dimana masyarakat secara bebas dapat memilih pemimpinnya melalui sumbangan
suara yang diberikan pada seorang calon. Di Indonesia pada khususnya hal ini sesuai
dengan bunyi pasal 1 (1) UU no.22 tahun 2007 tentang penyelenggaraan pemilihan
umum yang berbunyi: “1.Pemilihan umum, selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas,
rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.”
Pemilu juga seringkali dijadikan dasar indikator tingkat partisipasi politik
masyarakat pada suatu negara, mengingat menurut pandangan Gabriel A. Almond
(dalam Damsar, 2012, hlm. 186) menyatakan bahwa „memberikan suara merupakan
salah satu bentuk konvensional partisipasi politik dalam tataran demokrasi modern‟.
Cecep darmawan (2008, hlm. 151) menyebutkan bahwa “Partisipasi warga
masyarakat dalam proses kebijakan merupakan cara efektif untuk mencapai pola
hubungan setara anata pemerintah dan rakyat. Di negara-negara demokrasi,
partisipasi warga dalam proses kebijakan merupakan hal yang lazim”. Maka
berdasarkan pada pernyataan tersebut, dapat dikatakan partisipasi politik dalam
negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaan
negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang dimanifestasikan
keterlibatan mereka dalam pemilihan umum. Semakin tinggi tingkat partisipasi
politik menunjukan bahwa masyarakat mengikuti dan memahami serta melibatkan
Reka Kharisma Pratama, 2014
partisipasi politik masyarakat yang rendah pada umumnya hal ini menunjukan bahwa
rakyat kurang berminat terhadap masalah-masalah kenegaraan.
Indonesia sebagai negara yang menganut sistem demokrasi tentunya
mengadopsi hal tersebut. Sebagai negara demokrasi Indonesia terhitung telah
melakukan sepuluh kali pemilihan umum (pemilu) secara berkala atau regular, yaitu
pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1998, 2004, dan 2009 untuk
pemilihan calon legislatif dan pemilihan calon presiden serta wakil presiden (pilpres).
Pada pemilu tahun 1999, Indonesia mendapat pujian dari dunia internasional dan
dianggap telah berhasil melakukan lompatan demokrasi, hal ini dikarenakan tingkat
partisipasi politik masyarakat pada pemilihan umum tahun 1999 mencapai angka
standar demokrasi global yaitu dengan tingkat partisipasi politik sebesar 92,7 persen.
Di provinsi Jawa Barat, tingkat partisipasi masyarakat Jawa Barat dalam
Pemilu Kepala Daerah (Pemilukada) di sejumlah daerah di provinsi masih rendah
hanya 61,75 persen. Hal ini menunjukan bahwa tingkat partisi politik masyarakat
Jawa Barat dalam Pemilukada masih sangat minim dan dibutuhkan kerja keras
berbagai pihak yang bertanggung jawab dalam hal ini misalnya Komisi Pemilihan
Umum ataupun partai politik untuk memberikan pendidikan politik pada masyarakat
untuk meningkatkan partisipasi poilitik masyarakat Jawa Barat dalam Pemilu. Di
kabupaten sumedang sendiri menurut penuturan ibu Nina selaku ketua divisi
sosialisasi dan partisipasi masyarakat KPU Kabupaten Sumedang, menyebutkan
bahwa “tingkat partisipasi masyarakat sumedang dalam Pemilukada pada tahun 2008
berkisar pada angka 82,97 persen”. Hal ini tidak lepas dari peranan Komisi Pemilihan
Umum Kab.Sumedang dalam melakukan sosialisasi mengenai Pemilu yang bertujuan
untuk meningkatkan tingkat partisipasi politik masyarakat Kab.Sumedang.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan suatu lembaga independen yang
diberi wewenang untuk mengurusi pemilihan umum di Indonesia baik itu pemilihan
legislative, presiden, serta kepala daerah merupakan wewenang dari lembaga ini.
Reka Kharisma Pratama, 2014
oleh kinerja dari komisi pemilihan umum itu sendiri. Maka dari itu, komisi pemilihan
umum juga berkewajiban untuk melakukan sosialisasi pemilihan umum pada
masyarakat. Hal ini sejalan dengan amanat undang-undang no. 22 tahun 2007 pasal 8
(1) mengenai tugas, wewenang, dan kewajiban Komisi Pemilihan Umum.
Sosialisasi pemilihan umum yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum
pada masyarakat luas ini bisa dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk
meningkatkan pemahaman masyarakat. Sosialisasi ini juga bisa berdampak pada
tingkat partisipasi politik masyarakat. Oleh karena itu, keberhasilan dari sosialisasi ini
akan memiliki pengaruh terhadap tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu.
Namun, realita di masyarakat pada umumnya, banyak hal yang mempengaruhi
rendahnya tingkat partisipasi politik masyarakat. Menurut Ibu Nina selaku ketua
divisi sosialisasi dan partisipasi masyarakat memaparkan bahwa “keragaman tingkat
pendidikan serta latar belakang pekerjaan masyarakat turut mempengaruhi tingkat
partisipasi politik masyarakat dalam pemilu. Tingginya intensitas kesibukan
pekerjaan yang dialami oleh masyarakat, seringkali menurunkan minat untuk datang
ke tempat pemungutan suara dan memberikan hak suaranya”. Beliau menambahkan bahwa “skeptisme masyarakat terhadap pemilihan umum juga bisa dipengaruhi
karena minimnya akses informasi serta kurang optimalnya sosialisasi yang dilakukan
oleh komisi pemilihan umum”.
Selain daripada itu, dalam penyelenggaraan Pemilu di Indonesia diakui masih
sangat sulit untuk mencapai partisipasi politik yang berkualitas yang tercemin dari
pemilih yang cerdas. Masyarakat yang memiliki hak pilih masih sulit untuk memilih
yang dilandasi dengan nalar yang benar, hal ini juga dipengaruhi oleh masih
maraknya fenomena politik uang (money politics), intervensi kekuasaan, serta
premanisme dan terorisme.
Fenomena politik uang yang seringkali dilakukan oleh para oknum kandidat
peserta pemilu ini tentu saja mencederai jalannya demokrasi yang menjadi landasan
Reka Kharisma Pratama, 2014
digunakan untuk memaksakan masyarakat menyalurkan hak pilihnya pada salah satu
kandidat tertentu. Jauh daripada itu kampanye-kampanye yang bersifat keras serta
agresif pun tak jarang terjadi di masyarakat, perilaku premanisme yang menyebarkan
terror serta membuat isu yang menjatuhkan kandidat lain juga bisa membutakan nalar
masyarakat dalam memberikan hak pilihnya.
Perilaku-perilaku kampanye hitam (black campaign) yang tidak sesuai dengan
aturan yang berlaku tentunya diperlukan peranan yang serius dari pihak yang
berwenang dalam hal ini. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai komisi yang
ditugasi untuk menyelenggarakan pemilu, tentunya dalam hal ini Komisi Pemilihan
Umum bertanggungjawab untuk melindungi hak pilih masyarakat dengan cara
melakukan langkah preventif melalui pendidikan politik yang dilakukan melalui
sosialisasi pemilu.
Sosialisasi pemilu dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan politik untuk
mewujudakan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas. Masyarakat yang
menggunakan hak pilihnya sesuai dengan nalar serta hati nuraninya tanpa mendapat
intervensi dari pihak manapun.
Usaha untuk mewujudkan partisipasi politik yang berkualitas ini sejalan
dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mampu mewujudkan warga
negara yang baik dan cerdas. Begitu pula dalam hal menggunakan hak pilih, seorang
warga negara yang baik sudah seharusnya bisa menggunakan hak pilihnya dengan
bijak dan berdasarkan nalar serta hati nuraninya.
Bedasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis merasa tertarik
untuk mengkaji permasalahan ini melalui penelitian yang berjudul “Peranan Komisi
Pemilihan Umum Kab.Sumedang Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik
Reka Kharisma Pratama, 2014
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di muka, maka masalah
pokok yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu :
“Bagaimana peranan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas ?”
Mengingat begitu luas dan kompleksnya rumusan masalah tersebut, maka
secara khusus dirumuskan menjadi sub-sub masalah penelitian, sebagai berikut :
1. Upaya apa yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk
meningkatkan partisipasi politik masyarakat ?
2. Faktor apa yang mempengaruhi tingkat partisipasi politik masyarakat Kab.
Sumedang ?
3. Pendekatan seperti apa yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum
Kab.Sumedang untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang
berkualitas ?
4. Hambatan-hambatan apa yang dialami oleh Komisi Pemilihan Umum
Kab.Sumedang dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang
berkualitas ?
5. Solusi apa yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam
mengatasi hambatan tersebut ?
C. Tujuan Penelitian
Reka Kharisma Pratama, 2014
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji
tentang peranan Komisi Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik
masyarakat yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus
Selain tujuan umum, penelitian ini memiliki pula tujuan khusus yakni untuk
mengetahui dan mengidentifikasi :
a. Upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk
meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
b. Faktor yang menghambat masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas.
c. Pendekatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk
meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
d. Hambatan-hambatan yang dialami oleh Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang
dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
e. Solusi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam mengatasi
hambatan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru
dalam tataran teoritis bagi pengembangan keilmuan. Selain itu setelah melakukan
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), khususnya mengenai peranan Komisi Pemilihan
Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
2. Manfaat dari Segi Kebijakan
Melalui penelitian yang mengkaji mengenai peranan Komisi Pemilihan
Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas ini
Reka Kharisma Pratama, 2014
Pemilihan Umum agar bisa memperoleh informasi menyeluruh mengenai pola
sosialisasi yang tepat bagi setiap kalangan pemilih dalam Pemilu.
3. Manfaat Praktis
Besar harapan penulis, agar penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan
suatu solusi bagi Komisi Pemilihan Umum daerah lain yang memiliki kesulitan
dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat di daerahya, sehingga dapat
berimplikasi pula pada kenaikan tingkat partisipasi politik masyarakat Indonesia pada
umumnya.
4. Manfaat dari Segi Isu serta Aksi Sosial
Melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alat untuk mengatasi
masalah partisipasi politik masyarakat yang berkualitas dalam Pemilu khususnya di
Kabupaten Sumedang dan Indonesia pada umumnya.
E. Penjelasan Istilah
1. Peranan
Kata peranan dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki definisi
“tindakan seseorang di suatu peristiwa”. Menurut Gross, Masson, dan McEachren dalam Artikel Armin Unaaha
(http://id.shvoong.com/humanities/theory-critism/2165744-definisi-peran-atau-peranan) mendefinisikan peranan sebagai
“seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang menempati
kedudukan sosial tertentu”.
2. Komisi Pemilihan Umum
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 8 tahun 2012 pasal 1
meneyebutkan bahwa “Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga penyelenggaraan Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang
bertugas melaksanakan Pemilu.”
Untuk di wilayah kabupaten berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Reka Kharisma Pratama, 2014
Kabupaten/Kota, adalah penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu
di kabupaten/kota.”
3. Meningkatkan
Kata meningkatkan dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti
“mempertinggi, menaikan (derajat), memperhebat”.
4. Partisipasi Politik
Secara etimologis, konsep partisipasi dapat ditelusuri dari akar katanya dari
bahasa inggris, yaitu kata part yang berarti bagian. Jika kata part itu dikembangkan
menjadi to participate maka bermakna turut ambil bagian.
Menurut Damsar (2012, hlm. 179) menyebutkan bahwa:
partisipasi politik dapat dijelaskan sebagai turut ambil bagian, ikut serta atau berperan serta dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kekuasaan, kewenangan, kehidupan publik, pemerintahan, Negara, konflik, kebijakan, pengambilan keputusan, dan pembagian atau alokasi.
Pengertian mengenai penggabungan dua makna diatas telah memberi
gambaran serta pemahaman mengebai cakupan konsep partisipasi politik. Selanjutnya
Keith Fauls (dalam Damsar, 2012, hlm. 179) memberikan batasan partisipasi poltik
sebagai „keterlibatan secara aktif dari individu atau kelompok ke dalam proses pemerintahan.‟ Sedangkan Herbert McClosky (dalam Damsar, 2012, hlm. 180) memberikan batasan partisipasi politik sebagai „kegiatan-kegiatan sukarela dari
warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan
penguasa dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan
kebijakan umum.‟
Pembatasan dari McClosky ini menunjukan bahwa, Pemilu merupakan sarana
bagi warga Negara untuk melaksanakan partisapasi politik untuk ikut dalam proses
pemilihan penguasa dan proses pembentukan kebijakan umum.
Huntington dan Nelson (dalam Damsar, 2012, hlm. 180) membuat batasan
pribadi-Reka Kharisma Pratama, 2014
pribadi, yang dimaksud untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah.‟
sedangkan Rush dan Althoff (dalam Damsar, 2012, hlm. 180) memberi batasan
partisipasi politik sebagai „keterlibatan dalam aktivitas politik pada suatu sistem
politik.‟
Dari semua definisi yang telah dipaparkan diatas terlihat pengertian dari Rush
dan Althoff memiliki makna yang lebih luas serta terkesan mencakup berbagai
kegiatan politik. Menurut Surbakti (dalam Cecep Darmawan, 2008, hlm. 150)
menerangkan kegiatan politik yang disebut partisipasi politik adalah „perilaku politik
masyarakat (individu/kelompok) yang berhak mempengaruhi lembaga dan pejabat
pemerintah dalam membuat, melaksanakan, dan menegakan keputusan politik yang
menyangkut kehidupan masyarakat dalam perspektif politik.‟ Secara umum Budiarjo
(2009, hlm. 367) menjelaskan bahwa “partisipasi politik adalah kegiatan seseoran
atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, anatara
lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan secara langsung atau tidak langsung,
memengaruhi kebijakan pemerintah.”
Maka berdasarkan semua pernyataan dan pengertian diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, memberi sumbangan suara dan berpartisipasi dalam pemilihan
umum merupakan salah satu cara melaksanakan partisipasi politik.
5. Masyarakat
Mengenai konsep masyarakat ini begitu banyak para pakar yang memberikan
definisinya mengenai hal ini. Menurut Krech, Crutchfield, dan Ballachey (dalam
Ridwan Effendi dan Elly Malihah, 2007, hlm. 44) memberikan definisi masyarakat
sebagai „kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi, memiliki kegiatan yang
terarah pada sejumlah tujuan yang sama serta memiliki kecenderungan untuk
memiliki keyakinan, sikap, dan bentuk tindakan yang sama.‟ Selanjutnya, Fair et at
(dalam Ridwan Effendi dan Elly Malihah, 2007, hlm. 45) memberikan masyarakat
sebagai „sekelompok manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar,
Reka Kharisma Pratama, 2014
berhubungan satu sama lain secara berkesinambungan.‟ sedangkan menurut Horton
dan Hunt (dalam Ridwan Effendi dan Elly Malihah, 2007, hlm. 45) memberikan
definisi masyarakat sebagai „sekelompok manusia yang sedikit banyak memiliki
kebebasan dan bersifat kekal yang menempati suatu kawasan serta memiliki
kebudayaan dan memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan‟.
Berdasarkan pandangan dan pernyataan yang telah dipaparkan para ahli di
atas maka dapat disimpulkan, masyarakat merupakan sekumpulan individu yang
menempati wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lama yang memiliki sistem dan
struktur sosial tersendiri.
6. Partisipasi Politik yang Berkualitas
Berdasarkan pandangan Gabriel A. Almond (dalam Damsar, 2012, hlm. 186)
menyatakan bahwa „memberikan suara merupakan salah satu bentuk konvensional
partisipasi politik dalam tataran demokrasi modern‟.
Begitu pula dengan pandangan Herbert McClosky (dalam Damsar, 2012, hlm.
180) yang memberikan batasan partisipasi politik sebagai „kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses
pemilihan penguasa dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses
pembentukan kebijakan umum.‟
Pembatasan dari McClosky ini menunjukan bahwa, Pemilu merupakan sarana
bagi warga Negara untuk melaksanakan partisapasi politik untuk ikut dalam proses
pemilihan penguasa dan proses pembentukan kebijakan umum.
Maka dalam hal ini, partisipasi politik masyarakat yang berkualitas dalam
konteks pemilu bisa diwujudkan melalui menjadi pemilih yang cerdas.
Menurut M.Surya
(http://www.mediacenterkpujabar.com/2012/12/m-surya-masih-sulit-mencapai-pemilih.html) ada delapan indikator yang menunjukan cirri
Reka Kharisma Pratama, 2014
Memilih dengan cerdas merupakan memilih dengan tindakan yang berlandaskan 8 ciri, yaitu tindakan memilih dilakukan dengan satu tujuan tertentu secara disadari, dilakukan berdasarkan sudut pandang tertentu, berbasis suatu asumsi tertentu secara disadari, mengarah pada satu langkah pelaksanaan dengan kesiapan, menghadapai konsekuensi tertentu, dilaksanakan dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman, dilakukan dengan menggunakan perkiraan dan pertimbanganyang berbasis nilai-nilai tertentu, menggunakan daya nalar yang baik, sehat dan obyektif, dan semua tindakan dilakukan dalam upaya memperoleh jawaban dari suatu pernyataan tertentu.
A. Metode Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan penelitian kualitatif meneliti
kondisi objektif tertentu, penulis sebagai instrument penelitian.
Penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang
penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti focus
permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Sehubungan dengan
penelitian mengenai peranan Komisi Pemilihan Umum dalam upaya meningkatkan
partisipasi politik masyarakat yang berkualitas memang dibutuhkan untuk terjun
langsung ke lapangan untuk melakukan penelitian.
b. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009, hlm. 15) mengatakan bahwa :
Penelititian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan Snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik,
Reka Kharisma Pratama, 2014
induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang
dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.
Penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang
penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti focus
permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Hal ini didasarkan pada
alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu peranan komisi
pemilihan umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang
berkualitas, membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya actual dan
konseptual.
B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan
data, diantaranya sebagai berikut :
a. Observasi
Danial dan Wasriah (2009, hlm. 77) menyatakan bahwa:
Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu.
Observasi dalam penelitian ini bertujuan agar penulis memperoleh gambaran
yang mendalam mengenai peranan seperti apa yang dilakukan oleh Komisi
Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik
masyarakat yang berkualitas yang sulit diperoleh dengan teknik lain.
Melalui observasi ini diharapkan penulis akan mendapatkan fakta-fakta akurat
mengenai upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang untuk
meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
b. Wawancara
Esterberg (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 72) menyebutkan bahwa „Wawancara
Reka Kharisma Pratama, 2014
Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu‟.
Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini tertuju kepada ketua Komisi
Pemilihan Umum Kab.Sumedang dan Ketua bidang sosialisasi dan partisipaso
masyarakat Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang.
Wawancara ini berfungsi untuk mengetahui hal-hal yang mendalam mengenai
peranan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat yang berkualitas.
c. Dokumentasi
Arikunto (1998, hlm. 236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi
merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa
catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda,
dan sebagainya”.
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan
wawancara. Data yang diperoleh dari dokumentasi seperti data jumlah pemilih, data
jumlah suara, serta foto-foto yang merupakan upaya yang dilakukan oleh Komisi
Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang tentunya
dapat menjadi bahan rujukan bagi penulis.
d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara mendalam dari hasil
wawancara dan observasi. Catatan lapangan untuk penelitian ini diperoleh ketika
penulis melakukan wawancara dan observasi pada narasumber.
e. Studi Literatur
Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan
Reka Kharisma Pratama, 2014
Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai literatur baik berupa buku
maupun artikel-artikel dari media massa yang berkaitan dengan upaya Komisi
Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
C. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analis data merupakan suatu langkah pentimg dalam
penelitian, karena dapat memberikan makna terhadap data yang dikumpulkan oleh
penulis. Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari narasumber di lapangan untuk
selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan. Menurut Nasution (2003, hlm. 129)
berpandangan bahwa:
Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa dalam
pengolahan data dan menganalisi data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi dan
merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh penulis. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah
pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi
memberikan gambaran lebih rinci.
b. Display Data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara
terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang terkumpul
secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya untuk
mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk
Reka Kharisma Pratama, 2014
c. Kesimpulan/Verifikasi
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk
memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data
dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam
bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi,
selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.
Melalui tahap-tahap tersebut di atas penulis memperoleh data secara lengkap
mengenai peranan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dalam meningkatkan
partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
D. Lokasi dan Subyek Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Kab.Sumedang, Jawa barat. Lokasi ini dipilih
atas dasar tingkat partisipasi politik masyarakat sumedang yang tinggi pada
Pemilukada 2008 yaitu mencapai 82,97 persen, hal ini yang mendorong penulis
merasa tertarik untuk meneliti bagaimana peranan Komisi Pemilihan Umum
Kab.Sumedang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang
berkualitas.
b. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian pada penelitian ini adalah ketua Komisi
Pemilihan Umum Kab.Sumedang, Ketua divisi sosialisasi dan partisipasi masyarakat
Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang.
F. Sistematika Penulisan
1. Judul
Reka Kharisma Pratama, 2014
3. Pernyataan tentang keaslian karya ilmiah dan bebas plagiarisme
4. Kata Pengantar
5. Ucapan Terima Kasih
6. Abstrak
7. Daftar Isi
8. Daftar Tabel
9. Daftar Gambar
10. Daftar Lampiran
11. Bab I. Pendahuluan
12. Bab II. Kajian Pustaka
13. Bab III. Metode Penelitian
14. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
15. Bab V. Kesimpulan dan Rekomendasi
16. Daftar Pustaka
Reka Kharisma Pratama, 2014
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2009 hlm. 15) mengatakan bahwa
:
Penelititian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sumber data dilakukan secara purposive dan Snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang alamiah secara holistik,
memposisikan manusia sebagai alat penelitian, melakukan analisis data secara
induktif, lebih mementingkan proses daripada hasil serta hasil penelitian yang
dilakukan disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian.
Penelitian kualitatif sangat tepat untuk digunakan dalam penelitian yang
penulis lakukan, karena penelitian ini sangat memungkinkan untuk meneliti fokus
permasalahan yang akan penulis teliti secara mendalam. Hal ini didasarkan pada
alasan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu peranan komisi
pemilihan umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang
berkualitas, membutuhkan sejumlah data lapangan yang sifatnya aktual dan
konseptual. Data-data yang dimaksudkan adalah tingkat partisipasi politik
masyarakat kabupaten Sumedang, upaya meningkatkan partisipasi politik
masyarakat melalui sosialisasi pemilu dan hambatan yang ditemui oleh Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam melaksanakan sosialisasi pemilu.
Disamping itu, pendekatan kualitatif mempunyai adaptabilitas yang tinggi
sehingga memungkinkan penulis senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi
yang berubah-ubah yang dihadapi selama penelitian ini.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriftif
Reka Kharisma Pratama, 2014
Nazir (1988:63), yaitu:
Metode deskriftif adalah satu metoda dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriftif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Metode ini dirasa penulis sangat cocok untuk digunakan dalam penelitian
ini. Hal ini karena penelitian ini berusaha mencari gambaran satu kelompok
manusia untuk mencapai tujuan kelompok tersebut sehingga fenomena kelompok
tersebut dapat terungkap secara jelas dan akurat. Dalam hal ini kelompok yang
dimaksud ialah Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam upaya
untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
Pengertian metode deskriftif lebih ditegaskan lagi oleh Winarno Surakhmad
(1990:140) “Pertama, memusatkan diri pada masalah-masalah yang ada pada saat
sekarang atau bersifat sakaral (up to date).Kedua, data yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan yang kemudian dianalisis (karena ini metode ini sering
pula disebut metode analitik).”
Penulis melakukan penelitian dengan studi deskriftif karena sesuai dengan
sifat masalah serta tujuan penelitian yang ingin diperoleh dan bukan menguji
hipotesis, tetapi berusaha untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang
bagaimana peranan komisi pemilihan umum kabupaten sumedang dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
Penelitian ini merupakan studi deskriftif analitis maka dalam memperoleh
data yang sebanyak-banyaknya dilakukan melalui berbagai teknik yang disusun
secara sistematis untuk mencari pengumpulan data hasil penelitian yang
sempurna.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi dalam penelitian ini terletak di Kabupaten
Sumedang, Jawa barat. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah atas dasar tingkat
partisipasi politik masyarakat sumedang yang tinggi pada Pemilukada 2008 yaitu
Reka Kharisma Pratama, 2014
Kabupaten Sumedang dalam upaya meningkatkan partisipasi politik masyarakat
yang berkualitas.
Selain, itu penulis juga merupakan warga asli kabupaten Sumedang. Hal ini
tentunya akan memudahkan penulis untuk berkomunikasi dan berhubungan
dengan berbagai narasumber yang juga tinggal di kabupaten Sumedang.
Yang menjadi subjek penelitian utama pada penelitian ini adalah Ketua
divisi sosialisasi dan SDM Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang, yang
dijabat oleh ibu Elsya. Yang kemudian ditunjang dengan Ketua Komisi Pemilihan
Umum kabupaten Sumedang yang dijabat oleh bapak Asep Kurnia, serta Kasubag
Hukum Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang yang dijabat oleh bapak
Wahyu Waryadi. Penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (purpose
sampling) yaitu teknik pengambilan sampel sebagai sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini karena orang tersebut dianggap
paling mengetahui tentang apa yang kita harapkan sehingga besarnya sampel
ditentukan oleh adanya pertimbangan informasi.
Adapun subjek penelitian ini adalah petugas komisi pemilihan umum
kabupaten Sumedang sebanyak tiga orang yang diklasifikasikan menurut tugas
dan perannya. Mereka dipilih karena dinilai memenuhi criteria yaitu mereka
menguasai dan memahami serta menghayati kegiatan yang tengah diteliti, mereka
tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan yang tengah
diteliti yakni mengenai tingkat partisipasi politik masyarakat dan sosialisasi
pemilu yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum. Selain itu, mereka
mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.
Jadi dalam pengumpulan data dari responden didasarkan pada ketentuan
data dan informasi yang diberikan. Jika beberapa responden yang dimintai
keterangan diperoleh hasil yang sama, maka sudah dianggap cukup untuk proses
pengambilan data yang diperlukan sehingga tidak perlu lagi meminta keterangan
dari responden berikut. Penentuan sampel dianggap telah memadai apalabila telah
sampai pada titik jenuh.
Reka Kharisma Pratama, 2014
data, diantaranya sebagai berikut :
1. Observasi
Danial dan Wasriah (2009, hlm. 77) menyatakan bahwa:
“Observasi merupakan alat yang digunakan untuk mengamati, dengan melihat, mendengarkan, merasakan, mencium, mengikuti, segala hal yang terjadi dengan cara mencatat/merekam segala sesuatunya tentang orang atau kondisi suatu fenomena tertentu”.
Observasi dalam penelitian ini bertujuan agar penulis memperoleh
gambaran yang mendalam mengenai peranan seperti apa yang dilakukan oleh
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam upaya meningkatkan
partisipasi politik masyarakat yang berkualitas, khususnya dalam hal
melaksanakan sosialisasi pemilu pada masyarakat. Format dan pedoman
observasi penulis lampirkan.
Melalui observasi ini diharapkan penulis akan mendapatkan fakta-fakta
akurat mengenai upaya yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang
untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas, khususnya
dalam melaksanakan sosialisasi pemilu.
2. Wawancara
Esterberg (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 72) menyebutkan bahwa „Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
topik tertentu‟. Wawancara yang akan dilakukan dalam penelitian ini tertuju
kepada Ketua divisi sosialisasi dan SDM Komisi Pemilihan Umum kabupaten
Sumedang yang dijabat oleh Ibu Elsya sebagai subjek utama dalam penelitian ini.
Kemudian ditunjang dengan melakukan wawancara pada Ketua Komisi
Pemilihan Umum kabupaten Sumedang yang dijabat oleh Bapak Asep Kurnia,
serta Kasubag Hukum Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang yakni
Bapak Wahyu Waryadi.
Dalam wawancara ini, penulis menanyakan beberapa hal yaitu mengenai
tingkat partisipasi politik masyarakat kabupaten Sumedang dalam pemilu, upaya
Reka Kharisma Pratama, 2014
Pemilihan Umum kabupaten Sumedang ketika melaksanakan sosialisasi pemilu
pada masyarakat. Format wawancara penulis lampirkan.
Wawancara ini berfungsi untuk mengetahui hal-hal yang mendalam
mengenai peranan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang dalam
meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang berkualitas.
Jadi melalui wawancara yang dilakukan maka peneliti akan mengetahui
hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam meninterpretasikan situasi
dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
3. Dokumentasi
Arikunto (1998, hlm. 236) mengatakan bahwa “metode dokumentasi
merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa
catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya”.
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan
wawancara. Data yang diperoleh dari dokumentasi seperti data jumlah pemilih,
data jumlah suara, serta foto-foto yang merupakan upaya yang dilakukan oleh
Komisi Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat
yang tentunya dapat menjadi bahan rujukan bagi penulis.
Dokumentasi yang menjadi rujukan penulis adalah foto-foto kegiatan
sosialisasi pemilu yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum kabupaten
Sumedang. Baik itu sosialisasi yang dilakukan secara roadshow maupun bentuk
sosialisasi lainnya.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan yang ditulis secara mendalam dari
hasil wawancara dan observasi. Catatan lapangan untuk penelitian ini diperoleh
ketika penulis melakukan wawancara dan observasi pada narasumber. Dalam
catatan lapangan ini, penulis mencatat hasil dari wawancara yang berisi tentang
tingkat partisipasi politik masyarakat Sumedang, upaya pendekatan dalam
memingkatkan partisipasi politik masyarakat yang dilakukan oleh Komisi
Reka Kharisma Pratama, 2014
pemilu pada masyarakat.
5. Studi Literatur
Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan
berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan
pembahasan hasil penelitian.Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis
yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian.
Dalam hal ini penulis menggunakan berbagai literatur baik berupa buku
maupun artikel-artikel dari media massa yang berkaitan dengan upaya Komisi
Pemilihan Umum dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat.Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya dapat mendukung
kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan dapat menunjang hasil dari
penelitian tersebut.
Literatur yang secara khusus diperoleh dari Komisi Pemilihan Umum
kabupaten Sumedang yang menjadi rujukan bagi penulis berjudul SUMEDANG
MEMILIH dan WARNA WARNI PEMILUKADA KABUPATEN
SUMEDANG. Dari kedua literatur inilah penulis memperoleh gambaran rinci dan
mendalam mengenai upaya dan pendekatan yang dilakukan oleh Komisi
Pemilihan Umum kabupaten Sumedang dalam memberikan sosialisasi pemilu
untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti merupakan instrumen utama (key
instrument) dalam mengumpulkan data dan menginterpretasikan data dengan
dibimbing oleh pedoman wawancara dan pedoman observasi. Dengan demikian
dalam penelitian ini, peneliti sendiri akan terjun langsung ke lapangan untuk
mengadakan observasi dan wawancara secara mendalam.
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah
Reka Kharisma Pratama, 2014
observasi atau sebaliknya.
Dalam observasi ini, peneliti melakukan pengumpulan data dengan
menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa sedang melakukan
penelitian.Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang
aktivitas peneliti.Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau
tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari
merupakan data yang masih dirahasiakan. Observasi ini dimaksudkan untuk
mengamati orang-orang dan juga kegiatan yang dilakukan dalam situasi social
yang sedang berlangsung yaitu diantaranya melakukan observasi mengenai tempat
dimana interaksi dalam situasi social sedang berlangsung yaitu di kantor komisi
pemilihan umum kabupaten Sumedang dan tempat dimana berlangsungnya
sosialisasi pemilu yang dilakukan oleh pihak komisi pemilihan umum kabupaten
sumedang serta upaya-upaya lainnya yang dilakukan oleh komisi pemilihan
umum kabupaten dalam meningkatkan partisipasi politik yang berkualitas.
Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan instrumen penelitian
pedoman wawancara yaitu berupa pertanyaan tertulis yang berkaitan dengan
pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan sumber data mengenai peranan
komisi pemilihan umum kabupaten sumedang dalam meningkatkan partisipasi
politik masyarakat yang berkualitas.
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki
bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka
peneliti menggunakan bantuan alat-alat yang menunjang hal tersebut yaitu antara
lain buku catatan untuk mencatat percakapan dengan narasumber, tape recorder
untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Dengan adanya rekaman ini,
maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian, karena peneliti betul-betul
melakukan pengumpulan data.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analis data merupakan suatu langkah penting dalam
Reka Kharisma Pratama, 2014
wawancara, observasi dan studi dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya
dideskripsikan dalam bentuk laporan.
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses
penelitian serta pada akhir penelitian. Senada dengan hal tersebut menurut
Nasution (2003, hlm. 129) berpandangan bahwa:
Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa dalam
pengolahan data dan menganalisi data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis data yang dilakukan untuk mereduksi
dan merangkum hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang
dianggap penting oleh penulis. Reduksi data bertujuan untuk mempermudah
pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga data yang direduksi
memberikan gambaran lebih rinci. Dalam hal ini penulis melakukan pemilihan
data data yang dianggap penting dan relevan dengan penelitian ini. Dari
wawancara yang telah dilakukan pada ketiga narasumber tidak semua data yang
ada sesuai dengan harapan penulis, maka penulis melakukan pemilihan terhadap
data yang ada, hanya data yang sesuai dengan harapan yang kemudian akan
dibahas oleh penulis pada bab selanjutnya.
b. Display Data
Display data adalah data-data hasil penelitian yang sudah tersusun secara
terperinci untuk memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang
terkumpul secara terperinci dan menyeluruh selanjutnya dicari pola hubungannya
untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Data ini diperoleh dari hasil penulis
melaksanakan reduksi data, sehingga hanya data-data yang sesuai harapan penulis
saja yang kemudian disajikan. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk
Reka Kharisma Pratama, 2014
Kesimpulan merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk
memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data
dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi
dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Hal ini penulis baru bisa laksanakan
Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi
melalui beberapa teknik, seperti yang dikemukakan oleh Moleong (2000, hlm.
192-205), yaitu:
1) Wawancara yang dilakukan dengan responden dilakukan dalam kondisi tenang agar informasi yang diperoleh sedalam mungkin. 2) Wawancara yang diupayakan mengarah pada fokus masalah penelitian
sehingga tercapai kedalaman bahasan yang diajukan.
3) Data yang diperoleh melalui wawancara atau studi dokumentasi dicek keabsahannya dengan memanfaatkan pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen.
4) Data yang telah terkumpul setelah dideskripsikan kemudian didiskusikan, dikritik, ataupun dibandingkan dengan pendapat orang lain.
5) Data yang diperoleh kemudian difokuskan pada subtantif focus penelitian.
Demikian prosedur pengolahan data yang dilakukan oleh penulis dalam
melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang
dilakukan penulis dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan
penelitian. Serta melalui tahap-tahap tersebut di atas diharapkan penulis
memperoleh data secara lengkap mengenai peranan Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten Sumedang dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang
berkualitas.
Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak
memenuhi syarat validitas dan reabilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh
tingkat keprcayaan yang dapat digunakan untuk memenuhi kriteria kredibilitas
(validitas internal). Menurut Sugiyono (2009:368-375) cara yang dapat dilakukan
untuk mengusahakan agar kebenaran penelitian hasil penelitian dapat dipercaya
antara lain :
Reka Kharisma Pratama, 2014
penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh,
apakah data yang diperoleh itu setelah dicek ke lapangan benar atau tidak,
berubah atau tidak. Bila setelah dicek kembali ke lapangan data sudah benar
berarti kredibel, maka waktu perpanjangan dapat diakhiri.
2. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistemis. Untuk memastikan
dan meyakinkan pengamatan penulis dalam observasi, penulis menghubungi
beberapa media yang bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten
Sumedang, untuk memastikan kebenaran mengenai kegiatan sosialisasi yang
dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang yang
dilaksanakan melalui berbagai pendekatan.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi
dalam penelitian ini dilakukan terhadap informasi yang diberikan subjek
penelitian. Hal ini penulis lakukan dengan cara mencocokan data yang diperoleh
dari Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang, khususnya mengenai
sosialisasi pemilu yang dilakukan, dengan bertanya pada beberapa kalangan
masyarakat yang menjadi kelompok sasaran sosialisasi diantaranya penulis
menanyai pelajar, kaum pinggiran, masyarakat penyandang disabilitas, serta
masyarakat pada umumnya. Selain itu, untuk memperoleh kepastian data yang
diterima dari Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang, penulis
mencocokan data yang ada dengan berita yang dimuat di berbagai media cetak
lokal yang berkaitan dengan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang,
khususnya mengenai kegiatan sosialisasi pemilu pada masyarakat.
4. Analisis Kasus Negatif
Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang
Reka Kharisma Pratama, 2014
data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. Hal ini penulis lakukan dengan tidak
hanya mewawancarai satu orang saja melainkan tiga orang, dan tidak ditemukan
adanya perbedaan yang mencolok dari jawaban ketiga narasumber yang penulis
wawancarai.
5. Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, peneliti
menggunakan bahan dokumentasi berupa catatan hasil wawancara dengan subjek
penelitian, foto-foto, dokumen dan sebagainya. Dalam hal ini penulis
melampirkan data-data tersebut untuk membuktikan kebenaran data yang didapat.
a. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian ini melalui tahap-tahap penelitian sebagai berikut:
1) Tahap Pra Penelitian
Dalam tahap pra penelitian peneliti melakukan persiapan yang diperlukan
sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian.Penyusunan rancanagn penelitian,
pertimbangan masalah penelitian, lokasi penelitian dan pengurusan perijinan
merupakan kegiatan tahap pra penelitian ini.
Memilih masalah serta menentukan judul dan lokasi penelitian merupakan
kegiatan pertama dalam tahap pra penelitian. Setelah masalah dan judul dinilai
telah mencukupi dan disetujui oleh pembimbing mak peneliti melakukan studi
lapangan untuk mendapat gambaran awal mengenai kondisi subjek penelitian,
langkah selanjutnya menyusun proposal penelitian dan pedoman wawancara
untuk pihak komisi pemilihan umum dan pedoman wawancara untuk masyarakat
yang telah memiliki hak pilih. Langkah selanjutnya, proposal penelitian, pedoman
wawancara, dan observasi tersebut dikonsultasikan dengan pembimbing,
kemudian setelah disetujui dijadikan sebagai pedoman penulis dalam mengadakan
penelitian di lapangan.
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu penulis menempuh
Reka Kharisma Pratama, 2014
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat
rekomendasinya untuk disampaikan kepada Dekan FPIPS UPI.
Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada Pembantu Dekan I atas nama Dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat
rekomendasinya untuk disampaikan kepada Rektor UPI.
Pembantu Rektor I atas nama Rektor UPI mengeluarkan surat izin permohonan ijin penelitian untuk disampaikan kepada Kepala Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang.
Selanjutnya peneliti menyerahkan surat izin dari UPI kepada pihak bagian admistrasi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang sekaligus
memberitahukan bahwa peneliti akan melakukan penelitian.
2) Tahap Pelaksanaan Lapangan
Setelah tahap pra penelitian selesai, maka penulis mulai terjun ke
lapanagan untuk melakukan penelitian.Pelaksanaan penelitian bertujuan untuk
mengumpulkan data dari responden.Selain observasi penulis juga memperoleh
data melalui wawancara dengan responden.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
Menghubungi Kepala Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang untuk meminta izin dalam melaksanakan penelitian dan meminta informasi.
Menentukan responden yang akan diwawancarai yaitu ketua Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang dan Ketua bidang sosialisasi dan partisipasi
masyarakat Komisi Pemilihan Umum Kab.Sumedang. Menghubungi responden yang akan diwawancara.
Mengadakan wawancara dengan responden sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya.
Reka Kharisma Pratama, 2014
bentuk catatan lengkap setelah didukung dokumen-dokumen yang mendukung
sampai pada titik jenuh yang berarti perolehan data tidak lagi mendapatkan
Reka Kharisma Pratama, 2014
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Arikunto, Suharsimi (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Budiarjo, Miriam (2009). DASAR-DASAR ILMU POLITIK. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Damsar (2012). Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Darmawan, Cecep. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn UPI.
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial, Budaya, dan Teknologi. Bandung: CV.Maulana Media Grafika.
Efriza (2012). Political Explore. Bandung: CV. Alfabeta.
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang (2013). Sumedang Memilih. Sumedang: KPU Kabupaten Sumedang.
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang (2013). Warna Warni Pemilukada Sumedang. Sumedang: KPU Kabupaten Sumedang.
Moleong, J.X. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Subiakto, henry dan Rachmah Ida (2012). Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta. Sugiyono (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta. Undang-undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2011. Jakarta: Laksana.
2. Literatur Lainnya
NN. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di kamusbahasaindonesia.org. Diakses 22 Januari 2011.
Syarif (2011). Partisipasi Masyarakat Jabar Dalam Pilkada Rendah.[Online]. Tersedia di http://www.antarajawabarat.com/lihat/kategori/04/kesra. Diakses 22 Januari 2013.
Surya (2012). Masih sulit mencapai pemilih cerdas.[online]. Tersedia di
http://www.mediacenterkpujabar.com/2012/12/m-surya-masih-sulit-mencapai-pemilih.html. Diakses 22 januari 2013.
Unaaha, Armin. 2011. Definisi Peran atau Peranan. [Online]. Tersedia di http://id.shvoong.com/humanities/theory-critism/2165744-definisi-peran-atau-peranan. Diakses 22 Januari 2013.
Reka Kharisma Pratama, 2014
UU No. 22 Tahun 2007 tersedia di