• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2016 CRITI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN 2016 CRITI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

2016

CRITICAL REVIEW

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap

Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat

Distribusi Pupuk Urea di PT.Pupuk Kujang

Cikampek

(2)

2

DAFTAR ISI

COVER i

DAFTAR ISI 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 3

1.2 Tujuan 3

BAB II CRITICAL REVIEW JURNAL

2.1 Konsep dasar Teori Lokasi 4

2.2 Alasan Pemilihan Lokasi 6

2.3. Faktor – Faktor Penentu Lokasi 6

2.4 Implikasi Teori Terhadap Lokasi Yang Dipilih 6

2.5 Metode Penelitian 6

BAB III ISI

3.1 Hasil Penelitian 8

3.2 Kelebihan 11

3.3 Kekurangan 11

BAB IV PENUTUPAN

4.1 Lesson Learned 13

(3)

3

Judul : Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT.Pupuk Kujang Cikampek

Nama Jurnal : 5th National Industrial Engineering Conference

Halaman : 440 – 448

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT Pupuk Kujang adalah salah satu BUMN indsutri pupuk yang menghasilkan pupuk urea yang merupakan komoditi strategis dan tata niaganya diatur oleh pemerintah. Pada awal tahun 2003, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru tentang pengadaan dan distribusi pupuk. Sebagai dampaknya, PT Pupuk Kujang memperoleh tanggung jawab penuh pengadaan dan distribusi pupuk urea di 16 kabupaten Jawa Barat dengan harga eceran tertinggi di tangan petani yang telah ditetapkan. PT Pupuk Kujang harus membangun sistem distribusi sendiri yang semula diserahkan kepada perusahaan induk PT Pusri.

Untuk menjamin ketersediaan pupuk di seluruh pelosok dan untuk mempermudah petani dalam memperoleh pupuk serta memperluas daerah pemasaran, maka PT Pupuk Kujang dipandang perlu mendirikan pusat distribusi alternatif. Agar sistem pemasarannya bisa merata dan kelangkaan pupuk bisa diatasi, PT. Pupuk Kujang ingin membuat pusat distribusi yang bisa mewakili daerah-daerah yang ada di wilayah Timur Jawa Barat. Daerah-daerah tersebut antara lain Bandung, Nagrek, Tasikmalaya, dan Ciamis. Menentukan kriteria lokasi dan pusat distribusi merupakan salah satu keputusan yang harus dipertimbangkan sebaik mungkin. Jika perusahaan salah dalam mengambil keputusan, maka perusahaan akan menanggung resiko berupa kerugian atau tidak tercapai sasaran dan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.

1.2 Tujuan

Tujuan dari critical review ini adalah untuk meringkas dan mengevaluasi tulisan pada

jurnal yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan

Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT Pupuk Kujang Cikampek”. Kemudian

(4)

4

BAB II

CRITICAL REVIEW JURNAL 2.1 KONSEP DASAR TEORI LOKASI

Weber memiliki teori yang berkaitan dengan least cost location. Teori tersebut menyebutkan bahwa lokasi industri sebaiknya diletakkan di tempat yang memiliki biaya sewa lahan paling minimal. Tempat yang memiliki total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimal dan cenderung identik dengan tingkat keuntungan yang maksimal. Dalam teori lokasi indsutri, Alfred Weber mengemukaan enam teori sebagai berikut:

a) Wilayah yang seragam dalam hal topografi, iklim, dan penduduknya b) Sumber daya dan bahan mentah

c) Upah tenaga kerja

d) Biaya transportasi, besarnya biaya tergantung pada massa bahan baku dari asal bahan baku ke lokasi pabrik

e) Terdapat kompetisi antarindustri

f) Manusia selalu berpikir rasional untuk pengembangan industri

Dalam jurnal ini membahas dua konsep dasar teori lokasi, yaitu analisis jalur (path analysis) dan metode Promethee.

a. Analisis Jalur (Path Analysis)

Seorang peneliti berusaha mengungkapkan hubungan antara gejala alami dalam penelitiannya. Apabila diterjemahkan dalam bahasa statistika, maka penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk mengungkapkan hubungan antara variabel. Yang menjadi masalah adalah pola hubungan seperti apa yang ingin diungkapkan, apakah pola hubungan yang digunakan untuk membuat peramalan, yang analisisnya disebut dengan Analisis Regresi. Pola hubungan yang memperlihatkan eratnnya hubungan antara variabel-variabel dan analisisnya disebut dengan Analisis Korelasi, atau pola hubungan yang mengungkapkan pengaruh sebuah variabel atau sepernagkat variabel terhadap sebuah variabel lainnya, baik pengaruh langsung maupun tidak langsung (Sitepu, 1994).

(5)

5

Keterangan:

X1, X2, X3, X4 : variabel yang dapat diukur

Ԑ1, Ԑ2, Ԑ3 : variabel yang tidak dapat diukur

b. Metode Promethee

Brans mendefinisikan Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasanm dan kestabilan. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Semua parameter yang dinyatakan mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomis (Suryadi dan Ramdani, 2002:147).

Prinsip yang digunakan adalah penetapan prioritas alternatif yang telah diterapkan

berdasarkan pertimbangan (Ai | fi (.) → ℜ), [real world], dengan kaidah dasar:

Max { f1(x), f2(x), f3(x), ..., f1(x), ..., fk(x); x ∈ℜ}

Dimana K adalah sejumlah kumpulan alternatif, dan f1(I = 1,2,...,K)

Merupakan nilai atau ukuran relatif kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam aplikasinya sejumlah kriteria telah diterapkan untuk menjelaskan K yang merupakan penilaian

dari ℜ (real world). B. Roy mengembangkan Promethee termasuk dalam keluarha dari metode

outranking dan meliputi dua fase yaitu (Suryadi dan Ramdani,2002:147) 1) Membuang hubungan outranking K

2) Eksploitasi dari hubungan ini memberikan jawaban optimasi kriteria dalam paradigma permasalahan multikriteria.

Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dengan dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar evaluasi dengan metode Promethee disajikan sebagai berikut:

(6)

6

2.2 ALASAN PEMILIHAN LOKASI

PT Pupuk Kujang perlu mendirikan pusat distribusi alternatif untuk menjamin ketersediaan pupuk di seluruh pelosok dan mempermudah petani dalam memperoleh pupuk, serta perluasan daerah pemasaran. Agar sistem pemasaran bisa merata dan kelangkaan pupuk bisa diatasi, PT Kujang membuat pusat distribusi yang bisa mewakili daerah-daerah yang ada di wilayah Timur Jawa Barat.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Promethee sebelumnya, didapatkan lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat yang paling strategis yaitu di Kota Bandung. Hal ini dikarenakan dari keempat alternatif lokasi yang diusulkan (Bandung, Nagrek, Tasikmalaya, Ciamis), Kota Bandung mendominasi kota-kota alternative lainnya.

2.3. FAKTOR-FAKTOR PENENTU LOKASI

Faktor-faktor lokasi yang menjadi penentu terhadap lokasi pusat distribusi pupuk urea di PT Pupuk Kujang Cikampek antara lain sebagai berikut:

a. Fasilitas

b. Jumlah pesaing c. Jarak

d. Harga sewa

2.4 IMPLIKASI TEORI TERHADAP LOKASI YANG DIPILIH

Berdasarkan penjelasan dalam bab sebelumnya, telah dijelaskan mengenai konsep dasar teori lokasi industri serta faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi strategis. Teori yang sesuai untuk dijadikan landasan dalam penentuan lokasi pusat distribusi pupuk urea di wilayah Timur Jawa Barat ini adalah teori lokasi industri yang dikemukakan oleh Weber. Penelitian dalam jurnal ini menggunakan faktor-faktor penentuan lokasi seperti fasilitas, jumlah pesaing, jarak, dan harga sewa.

Jika melihat lagi pada teori lokasi industry Weber, keempat faktor (variabel) tersebut telah memenuhi kriteria dari teori yang dikemukakan oleh Alfred Weber tersebut. Sehingga dapat diaktakan bahwa dalam penelitian ini, peneliti telah menerapkan teori lokasi industri Weber kemudian menganalisisnya ke dalam metode Path Analysis dan Promethee. Akan tetapi, teori lokasi industri menurut Weber ini tidak dapat diterapkan di setiap lokasi dan studi kasus.

2.5 Metode Penelitian

(7)

7

Path Analysis (Analisis Jalur) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel-variabel independent (fasilitas, jarak, jumlah pesaing, dan harga sewa) terhadap lokasi pasar yang strategis.

(8)

8

BAB III ISI 3.1 Hasil Penelitian

Dilakukan perhitungan kecukupan data sampel untuk mengetahui apakah data yang diambil sudah mewakili atau belum. Jika kurang, maka data yang diambil belum mewakili populasi yang sesungguhnya. Kecukupan data sampel ditentukan dengan uji Churcil dimana uji ini menentukan jumlah sampel minimum, berikut persamaannya:

Dimana:

N = Jumlah populasi keseluruhan yaitu sebesar 247 orang pekerja aktif di PT. Pupuk Kujang Cikampek (bagian pemasaran dan distributor)

n = Jumlah sampel yang menjadi objek penelitian

σ = Variansi dari populasi

D = Hubungan Bound of Error terhadap tingkat kepercayaan penelitian

Dalam penelitian ini jumlah responden ditetapkan sebesar 100 orang. Kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur yang dapat digunakan unutk mengukur apa yang ingin diukur, sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut tetap konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui pola sebaran data pada variabel independent berdistribusi normal atau tidak.

Jika data tidak berdistribusi normal, akan menyebabkan masalah pada ketepatan analisis selanjutnya yang akan dilakukan yaiut analisis jalur. Hasil yang diperoleh untuk variabel penelitian lokasi distribusi yang strategis yaitu fasilitas, jumlah pesaing, jarak, dan harga sewa yang seluruhnya berdistribusi normal sehingga analisis jalur dapat dilakukan.

(9)

9

Dimana :

Y = lokasi strategis ; X1 = fasilitas ; X2 = jumlah pesaing ; X3 = jarak ; X4 = harga sewa Persamaan di atas adalah sebagai berikut:

Y = 0,6352 X1 + 0,445 X2 + 0,0199 X3 + 0,0303 X4 + 0,457

Sehingga dapat diketahui bahwa variabel yang mempengaruhi lokasi strategis adalah fasilitas sebesar 63,52%. Kemudian, uji signifikansi dilakukan terhadap variabel penelitian didasarkan pada uji t yang merupakan suatu pengujian hipotesis apakah koefisien jalur yang terbentuk dalam penelitian tersebut signifikan atau tidak pada taraf nyata 5%. Berdasarkan hasil uji signifikasi, didapatkan satu variabel yang pengaruhnya tidak signifikan, yaitu faktor jarak.

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian pemilihan lokasi pusat distribusi PT. Pupuk Kujang dalam rangka perluasan pemasaran produk dan optimalisasi pelayanan terhadap konsumen, diperlukan data yang dapat mendukung pemecahan masalah tersebut. Pimpinan PT. Pupuk Kujang sebagai pengambil keputusan (decision maker) bermaksud mengetahui lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat dengan menetapkan empat alternatif lokasi yang diusulkan berdasarkan empat kriteria-kriteria yang dipertimbangkan, yaitu:

a. Alternatif :

f1(.) = Harga sewa (Rp) dalam satuan puluhan ribu f2(.) = Jarak dari pabrik ke calon lokasi (Km) f3(.) = Jumlah pesaing (buah)

f4(.) = Lokasi strategis (dalam skor)

Kemudian dilakukan penyusunan hubungan dominasi yang merupakan proses penentuan hubungan prioritas antara alternatif yang satu dengan yang lainnya. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

(10)

10

b. Negative Out Ranking Flow atau Entering Flow, semakin besar nilainya maka semakin kecil dominasi suatu alternatif terhadap alternatif lainnya.

c. Net Flow atau Balance Flow, merupakan selisih dari nilai Positive Out Ranking dan Negative Out Ranking dan hasilnya merupakan nilai dominasi untuk setiap alternatif.

Tabel 2 Perhitungan Leaving Flow dan Entering Flow

Tabel 3 Hasil Perhitungan Preferensi Flow

Setelah didapatkan hasil dari perhitungan di atas, selanjutnya menggunakan metode Promethee dalam menentukan keputusan yang tepat terkait lokasi yang strategis.

a. Promethee I (Partial Ranking)

Penyusunan Partial Ranking dibuat berdasarkan nilai positif dan negatif Out Ranking. Penggunaan Promethee I memberikan informasi yang lebih realistis dan lengkap. Hubungan antar alternatif dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3 Hubungan antar alternatif - Promethee I Partial Ranking

b. Promethee II (Complete Ranking)

Penyusunan Complete Ranking dibuat berdasarkan nilai Net Flow yang didapat dari perhitungan sebelumnya untuk setiap alternatif. Penggunaan Promethee II lebih praktis dalam proses pengambilan keputusan. Dari hasil perhitungan Net Flow (Balance Flow), dapat digambarkan hubungan antar alternatif sebagai berikut :

(11)

11

Berdasarkan gambar 1 dan 2, dapat dilihat alternatif calon lokasi yang dapat dijadikan pusat distribusi, dengan cara mengurutkan berdasarkan ranking dari masingmasing calon lokasi. Penyusunan hubungan dominasi (Fuzy Outranking) didasarkan pada positive outranking dan negative outranking masing-masing alternatif.

3.2 Kelebihan

Secara keseluruhan, pembahasan dalam jurnal berjudul “Analisis Pengaruh Faktor- Faktor Lokasi Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di

PT Pupuk Kujang Cikampek” sangat bermanfaat dan informatif dalam konteks penentuan lokasi strategis. Jurnal ini mengangkat tentang metode-metode yang digunakan dalam menganalisis lokasi yang strategis bagi penentuan lokasi pusat distribusi.

Dalam jurnal ini dijelaskan dengan jelas bagaimana peneliti menganalisis pengaruh faktor-faktor lokasi seperti fasilitas, jumlah pesaing, lokasi, dan harga sewa terhadap lokasi strategis. Serta bagaimana Kota Bandung bisa menjadi lokasi yang paling strategis untuk dijadikan lokasi pusat distribusi pupuk di wilayah Timur Jawa Barat. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini sangat relevan dengan tujuan awalnya, sama seperti faktor yang

digunakan dalam jurnal INFOMATEK Volume 6 Nomor 4 yang berjudul ”Analisis Pengaruh

Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Terhadap Lokasi Strategis Serta Penentuan Lokasi Pusat

Distribusi Dodol Marina di Kota Bandung (Studi Kasus di PT. Marina Garut)”.

Dalam jurnal INFOMATEK tersebut, peneliti juga menggunakan faktor-faktor penentuan lokasi seperti fasilitas, jumlah pesaing, jarak dari pabrik ke calon lokasi, dan harga sewa kavling. Selain itu, penerapan teori lokasi dalam jurnal ini yang menggunakan metode Path Analysis dan Promethee dapat diterapkan di daerah lain dalam kaitannya untuk menentukan lokasi strategis. Seperti pada jurnal INFOMATEK tersebut, peneliti juga menggunakan metode yang sama untuk menentukan lokasi pusat distribusi dodol marina di PT. Marina Garut Kota Bandung.

3.3 Kekurangan

(12)

12

(13)

13

BAB IV PENUTUPAN 4.1. LESSON LEARNED

Berdasarkan hasil pembahasan secara keseluruhan di atas, maka pelajaran yang didapat adalah:

 Dalam menggunakan faktor-faktor penentu lokasi harus dipastikan semua factor

(variabel) sesuai dan cocok dengan tujuan penelitian tersebut. Jika salah satu tidak sesuai atau tidak cocok akan berpengaruh terhadap hasil akhir penelitian.

 Dalam menentukan lokasi strategis ternyata dapat menggunakan dua metode yaitu

metode Path Analysis dan Promethee yang mana kedua metode ini menerapkan banyak mempertimbangkan dari segala aspek yang mempengaruhi lokasi tersebut.

 Penjelasan terkait jenis penelitian yang dilakukan seharusnya dipaparkan dalam jurnal.

Hal ini untuk mempermudah bagi pembaca mengetahui penelitian seperti apa yang dilakukan oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Iriani, Yani, dan Defi Septiyanto. (2009). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Lokasi

Terhadap Lokasi Strategis dan Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Pupuk Urea di PT

Pupuk Kujang Cikampek. 5th National Industrial Engineering Conference,

Universitas Widyatama.

Sitepu, N. SK. (1994). Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Unit Pelayanan Statistika, Jurusan Statistika, FMIPA, Universitas Padjajaran.

Suryadi, K, dan Ramdhani M. A. (2002). Sistem Pendukung Keputusan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syafe’i, H.M. Yani. (2004). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Penentuan Lokasi Terhadap Lokasi Strategis serta Penentuan Lokasi Pusat Distribusi Dodol Marina di Kota

Bandung (Studi Kasus di PT. Marina Garut). INFOMATEK, Volume 6, Nomor 4,

Gambar

Tabel 2 Perhitungan Leaving Flow dan Entering Flow

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis menunjukkan bahwa ukuran perusa- haan, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, dan komite audit dapat meningkatkan pengungkapan tata kelola

Data industri berupa bahan bakar atau konsumsi energi dan peralatan pengendali emisi berasal dari Badan Lingkungan Hidup Kota Surabaya... Perhitungan beban emisi menggunakan

Hal senada diungkapkan oleh Nasution (1996:3) yang mengemukakan bahwa: “Penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,

ternak-ternak jantan dan betina yang masih ada hubungan famili; (3) Outcrosing, adalah cara yang dilakukan dengan cara mengawinkan seekor pejantan dari suatu kelompok

Spidol Snowman Boardmarker Kegiatan MTQ Tingkat Propinsi Riau Kaligrafi Cabang Naskah Putra Putri Tinta Cina Maries 250. Tinta Atline 700 Spidol Atline 500 Tipex Pentel Penggaris

Berdasarkan hasil pengolahan dan interpretasi data, lapisan akuifer air tanah di Desa Penggalang juga didominasi batuan pasir lempungan dan lempung pasiran, dengan

4.3.1 Efektivitas Program Bimbingan Akademik tentang Keterampilan Belajar yang Dipadukan dengan Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Regulasi Diri dalam Belajar pada

Hal itu sering juga menimbulkan kegamangan identitas dalam diri pribumi tersebut antara hidup sebagai manusia barat, tetapi tidak bisa meninggalkan kehidupan Timur yang