• Tidak ada hasil yang ditemukan

B1J010193 13.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "B1J010193 13."

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

7

III.

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ice box, oven, muffle furnance, hot plate, dan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS).

2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah sampel tumbuhan eceng gondok, sampel sedimen, sampel air, HNO3, H2O2, HCl dan aquades.

Spesifikasi alat dan bahan penelitian yang digunakan terlampir pada lampiran 2.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2014. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada aliran limbah cair tekstil PT “X” di Jalan Raya Wiradesa, Desa Bondansari Kabupaten Pekalongan sekitar 25 km sebelah selatan Kota Pekalongan (Denah lokasi pengambilan sampel lihat lampiran 3 dan 4). Pembuatan filtrat pada tumbuhan eceng gondok, sedimen, dan air dilakukan di Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Pengukuran kandungan Cr dalam sampel dilakukan di Laboratorium Wahana Semarang.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebasnya adalah rona lingkungan, terdiri dari Rona I yaitu rona kontrol (rona lingkungan sebelum terpapar limbah cair pabrik tekstil), Rona II yaitu rona lingkungan limbah (Rona lingkungan yang langsung terpapar emisi limbah cair pabrik tekstil), Rona III yaitu rona persawahan, dan Rona IV yaitu rona pemukiman warga (Lampiran 3 dan 4).

Variabel tergantung yang diamati yaitu kandungan logam Cr pada tumbuhan eceng gondok, air dan, sedimen. kali. Parameter yang diukur adalah kandungan logam Cr pada tumbuhan eceng gondok, air dan, sedimen. Analisis kandungan Cr dilakukan dengan cara destruksi logam kemudian hasilnya dibaca menggunakan AAS dengan panjang gelombang 357,9 nm dan kuat arus 3,5 mA.

(2)

8

Pengambilan sampel pada masing – masing rona lingkungan diulang sebanyak 6 kali.

1. Cara Kerja

1.1Pengambilan sampel tumbuhan, sedimen, dan air

a. Pengambilan Tumbuhan Eceng Gondok (Sembiring & Sulistyawati, 2006)

Sampel tumbuhan yang diambil adalah bagian akar, tangkai daun, dan daun. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan alat seperti galah dan bambu. Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut:

1) Sampel tumbuhan diambil dengan menggunakan galah dari atas permukaan.

2) Sampel dibersihkan dari lumpur dan kotoran

3) Sampel dicuci dengan akuades, dimasukkan dalam kantong plastik, diberi label dan dimasukkan ke ice box untuk dibawa ke Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

b. Pengambilan Sedimen (Siaka, et.al, 1998 dalam Sahara 2009)

Sampel sedimen diambil dari endapan yang dengan cara sebagai berikut:

1) Sampel sedimen diambil dengan menggunakan alat keruk. 2) Sampel sedimen dimasukkan dalam kantong plastik.

3) Sampel dimasukkan dalam kantong plastik, diberi label dan dimasukkan kedalam ice box kemudian dibawa ke Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

4) Sampel dijemur selama 7 hari.

c. Pengambilan Air (KNLH, 2010)

Sampel diambil dengan cara sebagai berikut:

1) Sampel air diambil dengan menggunakan ember kemudian dimasukkan ke dalam botol ukuran 250 ml, dan diberi label. 2) Sampel dimasukkan ke dalam ice box, kemudian dibawa ke

Laboratorium Lingkungan Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

(3)

9

2.1 Pengukuran Kandungan Cr pada Tumbuhan Eceng Gondok, Sedimen, dan Air.

a. Pembuatan filtrat dari tumbuhan Eceng Gondok (Herlich, 1991)

1) Tumbuhan eceng gondok dijemur selama 2x24 jam kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 60oC hingga berat konstan.

2) Sampel yang telah kering diambil sebanyak lima gram, kemudian sampel dipotong menjadi kecil – kecil, dimasukkan kedalam cawan porselen dan diabukan dalam muffle furnance pada suhu 600OC.

3) Abu yang terbentuk dimasukkan ke dalam gelas ukur, kemudian ditambahkan HNO3 pekat sebanyak 10 ml dan H2O2 sebanyak 5 ml.

4) Larutan yang terbentuk disaring menggunakan kertas Whatmann No.42 ke dalam labu destruksi.

5) Larutan yang sudah disaring, diencerkan dengan akuades sampai 50 ml kemudian dikocok sampai tercampur. Dimasukkan ke dalam botol film dan diberi label. Filtrat siap untuk di analisis dengan AAS.

b. Pembuatan Filtrat dari sedimen (Siaka et al, 1998 dalam Sahara 2009)

1) Sampel kering ditimbang satu gram lalu dimasukkan ke dalam beaker glass.

2) Sampel ditambahkan 10 ml HNO3 dan 10 ml H2O2 . 3) Sampel dipanaskan selama 3 jam pada suhu 120oC

4) Sampel kemudian disaring menggunakan kertas Whatmann No.42 ke dalam labu destruksi.

5) Larutan yang sudah disaring, diencerkan dengan akuades sampai 50 ml kemudian dikocok sampai tercampur. Dimasukkan ke dalam botol film dan diberi label.

6) Filtrat siap untuk di analisis dengan AAS.

c. Pembuatan Filtrat dari limbah cair dan Air (KNLH, 2010)

1) Sampel air diambil sebanyak 50 ml kemudian dimasukkan ke dalam beaker glass 100 ml.

(4)

10

2) Sampel dipanaskan menggunakan hotplate pada suhu 180oC sampai volume larutan berkurang 15 – 20 ml

3) Sampel ditambahkan HCl 20% sebanyak 2 ml dan HNO3 pekat sebanyak 5 ml.

4) Larutan yang terbentuk disaring menggunakan kertas Whatmann No.42 ke dalam labu destruksi

5) Larutan yang sudah disaring, diencerkan dengan akuades sampai 50 ml kemudian dikocok sampai tercampur. Dimasukkan ke dalam botol film dan diberi label. Filtrat siap untuk di analisis dengan AAS.

D. Metode Analisis

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kandungan logam Cr dalam tumbuhan eceng gondok, sedimen, dan air dideskripsikan dalam bentuk narasi dan tabulasi, kemudian dianalisis dengan menggunakan ANOVA pada taraf kepercayaan 95% dan 99% dilanjutkan uji BNT untuk mengetahui rona lingkungan manakah yang mengandung logam Cr paling tinggi baik pada tumbuhan eceng gondok, sedimen, maupun air.

E. Bagan Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian dipersiapkan

Sampel tumbuhan, air, dan sedimen diambil di

lokasi penelitian

Informasi Lingkungan (Cuaca, dan pH air )

dicatat

Kandungan logam Cr dalam sampel di destruksi

dan dianalisis di laboratorium

Hasil

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Metode pengeringan oven vakum adalah dengan cara sampel dikeringkan dengan berat konstan dan pada tekanan konstan atau berkurang pada suhu yang ditentukan untuk waktu

Metode pengeringan oven vakum adalah dengan cara sampel dikeringkan dengan berat konstan dan pada tekanan konstan atau berkurang pada suhu yang ditentukan untuk waktu

Bobot kering saring miselium yang telah ditumbuhkan pada medium PDYB dan bobot kering konstan miselium (miselium yang telah dikeringkan menggunakan oven) ditimbang dengan

• Bahan pangan basah; dikeringkan dengan menggunakan udara kering, panas, pada suhu dan RH yang konstan. • Udara kering,

• Bahan pangan basah; dikeringkan dengan menggunakan udara kering, panas, pada suhu dan RH yang konstan. • Udara kering,

Pembuatan preparat epidermis tumbuhan pakan hampir sama dengan pembuatan preparat kotoran Storr (1961), yaitu: 1) Daun dikeringkan dalam oven selama 1 X 24 jam dalam suhu 70 o C.

Sedangkan material yang tidak larut kemudian dikeringkan dioven pada suhu 50°C selama 24 jam dan kemudian dikeringkan lagi dengan menggunakan oven vakum

Cawan porselin dikeringkan di dalam oven selam satu jam pada suhu 105 o C, lalu didinginkan selam 30 menit di dalam desikator dan ditimbang hingga didapatkan